Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN INTERPRETASI DATA KLINIK

Pemeriksaan Kreatinin Darah, Hemoglobin dan Asam Urat

Oleh
NOLA AYUNDA PUTRI
1701029
Kelas : S1-VIIA
Grup : I (Satu)

DOSEN PENGAMPU :
Dra. apt. Syilfia Hasti, M.Farm

Asisten Dosen :
1. Yulinda Anggraini
2. Yeni Suryaningsih Utami

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2020
PERCOBAAN V
Pemeriksaan Kreatinin Darah, Hemoglobin dan Asam Urat

I. Tujuan Percobaan
- Untuk menetukan adanya kreatinin dalam darah
- Mengetahui kadar Hb dengan metode Sahli
- Mengetahui kadar asam urat darag

II. Prinsip Percobaan


- Pemeriksaan Kreatinin
Kreatinin + natrium pikrat kreatinin alkali medium pikrat kompleks (kuning-oren)
Kreatinin bereaksi dengan asam pikrat dalam kondisi basa ke dari kompleks warna
yang menyerap pada 510 nm. Laju pembentukan warna sebanding dengan kreatinin
dalam sampel
- Pemeriksaan Hb
Hb diubah menjadi hematin asam kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara
visual dengan standar pada hemometer
- Test strip asam urat
Menggunakan katalis yang digabungkan dengan teknologi biosensor yang spesifik
terhadap pengukuran asam urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu
sehingga pada saat darah diteteskan pada zona reaksi dari strip katalisator asam urat
memicu oxidase asam urat dalam darah tersebut

III. Tinjauan Pustaka


a) Kreatinin
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar
dijumpai di otot rangka tempat zat ini terlibat dalam penyimpanan energi sebagai
kreatin fosfat (CP). Jumlah kreatinin yang dihasilkan tergantung dengan masa otot.
Kreatin fosfat diubah menjadi kreatinin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (CK)
dalam sintesis Adenosin Triphospat (ATP) dari Adenosin Diphosphat (ADP).
Sejumlah kecil kreatin diubah secara irreversibel menjadi kreatinin, yang akan
dikeluarkan oleh ginjal.

Rumus Struktur Kreatinin


Kreatinin serum merupakan indeks GFR yang lebih cermat dari pada BUN
karena kecepatan produksinya terutama merupakan fungsi dari massa otot yang
sedikit mengalami perubahan. Sedangkan BUN dipengaruhi oleh jumlah protein
dalam diet dan katabolisme protein tubuh.
Terjadinya penurunan fungsi ginjal disertai dengan penurunan massa otot,
konsentrasi kreatinin akan cenderung stabil, tetapi angka bersihan kreatin 24 jam
akan mengalami penurunan. Kejadian ini sering terjadi pada pasien yang mengalami
penuaan..

Jenis pemeriksaan pada Kreatinin sebagai berikut :


1) Klirens kreatinin
Klirens suatu zat adalah membersihkan plasma atau serum dari zat tersebut
dalam waktu tertentu. Klirens kreatinin adalah pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus
(GFR) yang tidak absolut karena sebagian kecil kreatinin direabsorpsi oleh tubulus
ginjal dan kurang lebih 10% kreatinin urin disekresikan oleh tubulus. Satuan klirens
kreatinin adalah mL/menit. Untuk melakkan pemeriksaan ini, cukup mengumpulkan
spesimen urin 24 jam dan spesimen darah yang diambil 24 jam yang sama.
2) Estimated glomerular Filtration Rate (eGFR)
The National Kidney Foundation merekomendasikan bahwa eGFR dapat
diperhitungkan sesuai dengan kreatinin serum. Klirens kreatinin merupakan
pemeriksaan yang mengukur kadar kreatinin yang difiltrasi di ginjal, sedangkan
GFR dipergunakan untuk mengukur fungsi ginjal.

Metode pemeriksaan pada Kreatinin


1) Metode Jaffe
Metode ini dilakukan dengan cara mereaksikan kreatinin dalam serum
dengan asam pikrat dalam suasana basa sehingga menghasilkan kompleks pikrat-
kreatinin yang berwarna orange. Kompleks pikrat-kreatinin ini kemudian dianalisis
dengan cara spektrofotometri pada panjang gelombang 485 nm. Bahan pemeriksaan
berupa serum yang mengalami lipemik, ikterik dan hemolisis tidak boleh digunakan
untuk pemeriksaan kreatinin metode Jaffe dikarenakan dapat mengganggu
perubahan warna yang terjadi saat reaksi berlangsung. Kandungan bilirubin yang
tinggi dalam serum ikterik dapat menurunkan kadar kreatinin pada metode Jaffe
maupun metode enzimatik.
Kreatinin + Asam pikrat Kreatinin pikrat
2) Metode Enzimatik
Menurut Drion, dkk., (2012) melaporkan bahwa teknik enzimatik
memberikan hasil yang lebih akurat daripada metode Jaffe sehingga teknik
enzimatik lebih spesifik dan lebih dipilih untuk praktek klinis. Metode enzimatik
memiliki kelemahan yaitu biaya pemeriksaan metode enzimatik mahal dan masa
pakai dari sensor enzimatik terbatas, bergantung pada aktivitas enzim tersebut.

b) Hemoglobin
Sel darah merah tersusun atas hemoglobin, yang merupakan pekerja utama
dalam mendukung fungsi darah sebagai pelaku transportasi oksigen dan
karbondioksida ke atau dari jaringan.
Hemoglobin merupakan molekul protein di dalam darah yang dapat mengikat
oksigen. Hemoglobin memiliki 2 struktur utama, yaitu heme dan globin.
Hemoglobin berfungsi dalam proses pengiriman oksigen.
Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengikat molekul lain yaitu
senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin memiliki dua fungsi
pengangkutan yakni pengangkutan oksigen ke jaringan seluruh tubuh dan
pengangkutan karbondioksida dan proton dari jaringan organ porifer ke organ
respirasi (Kenelley, 2009 dalam Gunadi, dkk., 2016). Menurut World Health
Organization (WHO), batas normal kadar Hemoglobin (Hb) yaitu untuk umur 5-11
tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun ≤ 12,0 d/dL, sedangkan diatas 15 tahun untuk
perempuan > 12,0 g/dL dan diatas 15 tahun laki-laki > 13,0 g/dL.
Hemoglobin adalah protein berupa pigmen merah pembawa oksigen yang
kaya zat besi dan memiliki daya gabung terhadap oksigen untuk membentuk
hemoglobin dalam sel darah merah. Dengan dimulainya fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan. Sintesis hemoglobin dimulai dalam
eritroblas sampai berlangsung pada tingkat normoblas dan retikulosit bagian hem
(gabungan darah dari hemoglobin) terutama disintesis dari asam asetat dan gliserin.
Sebagian besar sintesis ini terjadi dalam mitokondria.
Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis
rantai polipeptida yang dinamakan rantai α dan rantai β. Pada rantai α, masing-
masing mengandung141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai β masing-
masing mengandung 146 rantai asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai
α2β2. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal merupakan
hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat rantai
β diganti oleh rantai δ (α2δ2). Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan
eritrosit berwarna merah, karena hemoglobin merupakan penyususun 30% dari total
isi eritrosit (Mutshler, 1991).Hemoglobin mempunyai berat molekul penyususn
64.450 dan merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida,
dimana pada tiap polipeptida melekat pada gugus heme.Heme adalah suatu turunan
porfirin yang mengandung besi (Fe).Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai
bagian dari globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin ini
sebagai alat transportasi )2 serta membawa hasil akhir proses respirasi CO2.
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin.Diantara metode
pemeriksaan hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang
paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
cyanmethemoglobin (Bachyar, 2002).
Prinsip metode sahli adalah hemoglobin dalam darah oleh HCl menjadi
hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
standar dalam alat tersebut. Metode sahli kurang naik karena tidak semua jenis HB
dapat diubah menjadi asam hematin seperti karboksi methemoglobin,
sulfathemoglobin. Nilai Normal Hb pada perempuan adalah 12-16 g/dl dan pada
laki-laki adalah 14-18 g/dl

3. Asam Urat
Asam urat (C5H4N4O3) merupakanproduk akhir metabolisme purin(bentuk
turunan nukleoprotein : adenine dan guanine). Secara alamiah, purin terdapat dalam
tubuh dan dijumpai pada semua makanan yang berasal dari hewan(jeroan, daging,
remis, sarden), ataupundari tumbuhan (sayuran seperti kembang kol, bayam, buncis;
buah-buahan seperti durian, nanas; kacang-kacangan).

Metode PemeriksaanAsam Urat


a) Metode Tes Strip
Strip tes UASure menggunakan katalis bersama dengan teknologi biosensor
yang dirancang khusus untuk pemeriksaan asam urat. Tes strip dirancang
sedemikian rupa sehingga ketika darah dimasukkanke dalam zona reaksi strip,
katalis asam urat memicu oksidasi asam urat dalam darah. Intensitas elektron yang
terbentuk diukur dengan sensor UASure dan setara dengan kadar asam urat dalam
sampel. Metode tes strip memiliki kelebihan waktu pemeriksaan lebih cepat, kurang
dari ima menit, tidak memerlukan sampel dalam jumlah besar, dan
pengopedarionalan alat mudah. Tetapi harga alat dan strip sedikit lebih mahal dan
hasil pemeriksaan dipengaruhi kualitas sampel. Selain itu, limitasi alat hanya
mampu membaca kadar asam urat 3,0 –20,0 mg/dL, sehingga pada kadar dibawah
3,0 mg/dL tidak akan mampu terbaca
b) Metode Enzimatik
FotometriPemeriksaan asam urat menggunakan metode pemeriksaan
enzimatis dengan prinsip asam urat dioksidasi oleh urikase menjadi allantoin dan
hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dengan adanya enzim peroksidase, akan
bereaksi dengan 4-aminoantipirin danN-ethyl-N-(hydroxy-3-sulfopropyl)-m-
toluidin (TOOS)menghasilkan senyawa berwarnabiru keunguan.
Metode enzimatik fotometri mempunyai kelebihan berupaharga reagen yang lebih
murahtetapi,kekurangannya metode enzimatik fotometrimemerlukansampel dalam
jumlah besar karena menggunakanserumatau plasma.

IV.Alat dan Bahan


Pemeriksaan kreatinin :
- Tabung reaksi
- Pipet mikro
- Reagen Kreatinin (R1 : 1000 µl, R2 : 1000 µl)
- Sampel darah : 200 µl
- Standar dengan konsentrasi 2 mg/dl
Pemeriksaan Hb :
- Standar hemoglobin dengan warna pembanding
- Tabung HB berskala
- Aspirator
- Batang pengaduk
- Spatula pipet Pasteur
- Pipet sahli volume 20 mm 3 (20 mikro liter = 0,02 ml)
- Metode sahli : HCl 0,1 N, aquades

V. Prosedur Kerja
- Pemeriksaan Kreatinin
a) R1 1000 µl dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 1000 µL R2
dan 200 µl standar kreatinin lalu homogenkan
b) Inkubasi selama 1 menit pada suhu 37ºc
c) Ukur absorban pada panjang gelombang 510 nm (didapat absorban 1)
d) Setelah didapat absorban 1 diinkubasi kembali selama 1 menit. Lalu diukur lagi
absorbannya pada panjang gelombang 500 nm (didapat absorban 2)
- Pemeriksaan Hb
a) Masukkan 5 tetes HCL 0.1 M
b) Masukkan 20 μl darah menggunakan pipet dan selang sahli
c) Homogenkan dengan batang pengaduk
d) Setelah homogen masukkan ke Haematometer
e) Tambahkan aquades tetes demi tetes, hingga berwarna sesuai standar kadar HB
dengan melihat volume dalam tabung reaksi sahli.
- Pemeriksaan Asam Urat
a) Bersihkan ujung jari dengan alcohol swab
b) Tusukkan ujung jari dengan blood lanset
c) Darah pertama dibuang, darah sealnajutnya dimasukkan padda stirp sapai kertas
strip penuh dan baca hasil

VI. Hasil
Kel. Absorbansi Kreatinin Kadar Kadar Kadar asam
Kreatinin Hemoglobin Urat Strip
(mg/dL) (mg/dL)
Ab1=0,097
1 Ab2= 0,162 Standar 7 5,2
ΔAb= 0,065
Ab1=0,143
2 Ab2= 0,170 0,83 mg/dl 11 6,7
ΔAb= 0,027
Ab1=0,096
0,62 mg/dl
3 Ab2= 0,116 9,8 3,1
ΔAb= 0,02
Ab1=0,103 0,77 mg/dl
4 Ab2= 0,128 11,2 5,2
ΔAb= 0,025
Ab1= 0,092 0,62 mg/dl
5 Ab2= 0,112 9,8 4,1
ΔAb= 0,02
Ab1= 0,111 1,35 mg/dl
6 Ab2= 0,155 9 4,9
ΔAb= 0,044

1. Absorbansi Kreatinin
ΔAb= Ab2-Ab1
- ΔAb Kelompok 1 : 0,162-0,097 = 0,065
- ΔAb Kelompok 2 : 0,170 - 0,143 = 0,027
- ΔAb Kelompok 3 : 0,116 - 0,096 = 0,02
- ΔAb Kelompok 4 : 0,128 - 0,103 = 0,025
- ΔAb Kelompok 5 : 0,112 - 0,092 = 0,02
- ΔAb Kelompok 6 : 0, 155 - 0,111 = 0,044
2. Kadar Kreatinin (mg/dl)
C sampel = Absorban sampel / Absorban Standar x C standar
- C Kelompok 2 : 0,027 / 0,065 x 2mg/dl = 0,83 mg/dl
- C Kelompok 3: 0,02 / 0,065 x 2mg/dl = 0,62 mg/dl
- C Kelompok 4 : 0,025 / 0,065 x 2mg/dl = 0,77 mg/dl
- C Kelompok 5 : 0,02 / 0,065 x 2mg/dl = 0,62 mg/dl
- C Kelompok 6: 0,044 / 0,065 x 2mg/dl = 1,35 mg/dl

VII. Pembahasan
1. Kreatinin
Pada praktikum kreatinin darah bertujuan untuk menentukan adanya
kreatinin dalam darah. Pada percobaan ini menggunakan reagen 1 yang berisi
natrium hidroksida dan reagen II yang berisi asam pikrat. Dan dilakukan proses
inkubasi yang bertujuan untuk memberikan waktu agar terjadinya reaksi antara
kedua larutan dalam campuran tersebut. inkubasi juga dilakukan di dalam oven, lalu
di ukur absorbannya.
Kreatinin bereaksi dengan asam pikrat dalam kondisi basa dari kompleks
warna yang menyerap pada panjang gelombang 510 nm. Laju pembentukan warna
sebanding dengan kreatinin dalam sampel.
Pada proses pengambilan larutan yakni reagen, sampel dan larutan standart
dilakukan dengna menggunkan mikropipet. Hal ini disebablkan jumlah larutan yang
diambil sangat sedikit.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil kadar kreatinin

darah pada kelompok 2 yaitu 0,83 mg/dL, pada kelompok 3 yaitu 0,62 mg/dL,

pada kelompok 4 yaitu 0,77 mg/dL, pada kelompok 5 yaitu 0,62 mg/dL dan

terakhir pada kelompok 6 yaitu 1,35 mg/dL.


Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kreatinin dari kelompok 2

sampai kelompok 5 memiliki kadar kreatinin normal. Hal ini diketahui dengan

melihat nilai kadar kreatinin normal pada teori yaitu kadar kreatinin normal

untuk laki – laki yaitu 0,6 – 1,2 mg/dL, sedangkan kadar normal pada

perempuan yaitu 0,5 – 1,1 mg/dL. Namun pada kelompok 6 kadar kreatinin

sedikit berlebih dari kadar normal, dan hal ini mungkin terjadi karena relawan

pada kelompok 6 memiliki banyak jaringan otot pada tubuh.

Dan dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa ginjal pada

relawan yang melakukan pemeriksaan masih dalam keadaan normal.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu :

- Cara pemipetan yang tidak akurat


- Waktu inkubasi yang tidak pas
- Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolysis)
- Suhu ruangan

2. Hemoglobin
Pada pemeriksaan Hb bertujuan untuk mengetahuin kadar Hb dengan
metode Sahli. Prinsip dari metode ini adalh Hb diubah menjadi hematin asam
kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart pada
parameter.
Metode yang digunakan pada Hb adalh metode Sahli dan yang lebih canggih
adalah metode cyanmethemoglobin. Metode Sahli kurang bauk karena tidak semua
jenis Hb dapat diubah menjadi asam hematin seperti karboksi methemoglobin,
sulfamethemoglobin.
Pada pemeriksaan hemoglobin digunakan metoda sahli. Pada metode Sahli,
hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh
oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi
dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin
yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna
standar (hanya dengan mata telanjang).
Dari hasil yang didapatkan dapat diketahui bahwa kadar hemoglobin pada
relawan yaitu rendah, dimana telah diketahui bahwa normal kadar kreatinin untuk
laki – laki adalah 14-18 g/dL sedangkan pada perempuan adalah 12-16 g/dL.
Namun tidak menutup kemungkinan pada saat melakukan percobaan terdapat
kesalahan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai.
Berikut merupakan kesalahan – kesalahan yang terjadi dilakukan pada
metoda sahli:
Kesalahan-kesalahan pada penetapan kadar hemoglobin cara Sahli :
- Tidak tepat pengambilan 20µl darah,
- Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena tidak
dibilas,
- Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu mengencerkan,
- Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan
perbandingan perbandingan warna,
- Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya tabung
dibolak-balikan dengan menutupnya memakai ujung jari,
- Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca,
- Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang, menggunakan
tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai.
3. Asam urat
Pada pemeriksaan asam urat dengan menggunakan test strip bertujuan untuk
mengetahui kadar asam urat secara automoatis. Prinsip strip ini menggunakan
katalis yang digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap
pengukuran asam urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga
pada saat darah diteteskan pada zona reaksi dari strip, katalisasi asam urat memicu
oksidasi asam urat dalam darah tersebut.
Dari hasil pemeriksaan didapat kadar asam urat setiap kelompok yakni dari
kelompok 1-kel 6 secara berturut-turut : 5,2 ; 6,7 ;3,1 ; 5,2 ; 4,1 ; 4,9. Dari hasil
tersebut dkadar asam urat pada tiap kel dapat dikatakan normal karena masoh
dalam range batas normal. Untuk pria normal > 15 th rangenya 3,6-8,5 mg/dl.
Untuk wanita > sama dengan 2,3-6,6 mg/dl.

VIII. Kesimpulan
- kadar kreatinin darah pada kelompok 2 yaitu 0,83 mg/dL, pada kelompok 3 yaitu
0,62 mg/dL, pada kelompok 4 yaitu 0,77 mg/dL, pada kelompok 5 yaitu 0,62 mg/dL
dan terakhir pada kelompok 6 yaitu 1,35 mg/dL.
- Untuk pemeriksaan Hb hasil dari kelompok 1 mendapatkan hasil 7 g/dL, kelompok

2 mendapatkan hasil 11 g/dL, kelompok 3 mendapatkan hasil 9,8 g/dL, kelompok 4

mendapatkan hasil 11,2 g/dL, kelompok 5 mendapatkan hasil 9,8 g/dL, dan terakhir

kelompok 6 mendapatkan hasil 9 g/dL

- Dan hasil pemeriksaan Asam Urat yakni dari kelompok 1-kel 6 secara berturut-
turut : 5,2 ; 6,7 ;3,1 ; 5,2 ; 4,1 ; 4,9.
- Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar kreatinin, dan asam urat pada
tiap kelompok adalah normal. Karena masih berada di dalam range normal baik
kreatinin, dan asam urat.
- Dari hasil tersebut diketahui bahwa para relawan memiliki nilai hemoglobin yang
cukup rendah.

IX. Daftar Pustaka


- Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books
of Pathophysiologi ). Jakarta : EGC
- DEPKES RI.1990. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas. Jakarta :
DEPKES.
- Gandasoebrata R. 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat
- Sodeman, W.A. 1995. Sodeman Patofisiologi, Edisi 7, Jilid II. Penerjemah : Andry
Hartanto. Jakarta : Hipokreta
- Underwood. 1997. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC

X. Lmapiran

Pengambilan darah pada pemeriksaan secara visual


Pemeriksaan hemoglobin pada pemeriksaan hemoglobin

Reagen pemeriksaan kreatinin darah nilai absorban sampel

Anda mungkin juga menyukai