Anda di halaman 1dari 34

ETIKA KEPRIBADIAN II

Teori Dasar Pembuatan Keputusan dan


Kerangka Pembuatan Keputusan
Pendahuluan

• Etika sebagai ilmu yang normatif, berisi


norma-norma dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
• Etika merupakan hal penting bagi profesi
keperawatan --- memahami masalah yang
ada di pelayanan kesehatan
• Perawat perlu memiliki cara berpikir kritis
sehingga dapat memberikan alternatif
penyelesaian etik dan antisipasinya
• Perawat harus mampu berpikir rasional
bukan emosional dalam membuat
keputusan etik
• Prinsip-prinsip etika merupakan penuntun
untuk membuat keputusan praktik
profesional
• Teori etik digunakan dalam pembuatan
keputusan bila terjadi konflik antara
prinsip-prinsip dan aturan-aturan
PENGERTIAN

Keputusan adalah suatu reaksi


terhadap beberapa solusi alternatif
yang dilakukan secara sadar dengan
cara menganalisa kemungkinan–
kemungkinan dari alternatif tersebut
beserta konsekuensinya
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
1. Dilakukan dg bertanggung jawab dan berpikir
rasional.
2. Menggunakan Proses sistematis dan
didasarkan pada prinsip etik serta hukum.
3. Tidak didasarkan pada emosi, intuisi tetapi
dengan dasar kebijakan
4. Mempertimbangkan dasar membuat
keputusan : misalnya agama/kepercayaan ,
falsafah moral tertentu yg menyatakan
hubungan kebenaran/ kebaikan dengan
keburukan.
Teori Dasar Pembuatan Keputusan

1. TEORI TELEOLOGI
O Bahasa yunani :TELOS (akhir)
O “The end justifies the means” atau makna
dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil
akhir yang terjadi
Teori teologi (UTILITARISME) dibagi 2 :
1. Rule utilitarisme berprinsip bahwa manfaat
atau nilai suatu tindakan bergantung pada
sejauh mana tindakan tersebut memberikan
kebaikan atau kebahagiaan kepada manusia.
2. Act utilititarisme bersifat lebih terbatas, tidak
melibatkan aturan umum, tetapi berupaya
menjelaskan pada situasi tertentu dengan
pertimbangan tindakan apa yang dapat
memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya
atau sebaliknya
• Teori teleologi ( Act utilititarisme )
menekankan pada pencapaian
hasil dengan kebaikan maksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin
bagi manusia
• Contoh :
Bayi baru lahir cacat lebih baik
diijinkan meninggal daripada
nantinya menjadi beban masyarakat
2. Teori Deontologi
• Berasal dari bahasa yunani “deon (tugas)”
• Prinsip teori ini pada aksi atau tindakan
• Contoh :
1. Perawat yang yakin pasien harus
diberitahu tentang apa yang sedang
terjadi walaupun kenyataan ini sangat
menyakitkan
2. Perawat menolak membantu proses
aborsi karena keyakinan agamanya
melarang tindakan membunuh dengan
alasan apapun
Pengembangan teori Deontologi
lima prnsip penting :
1. Kemurahan hati (benefience)
2. Keadilaan (justice)
3. Otonomi (otonomy)
4. Kejujuran (veracity)
5. Ketaatan (Ketaatan)
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN ETIS
1. Faktor agama dan adat istiadat
2. Faktor sosial
3. Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi
4. Faktor legislasi dan yuridis
5. Faktor dana/keuangan
6. Faktor pekerjaan
Kerangka pembuatan keputusan.

1. Pengenalan dilema etika keperawatan


2. Mengumpulkan data aktual yang relevan
3. Menganalisis dan mencari kejelasan individu yang
terlihat
4. Mengonsep dan mengevaluasi argumentasi untuk
setiap isu dan membuat alternarif
5. Mengambil tindakan
6. Mengadakan evaluasi
MODEL
Kerangka Pembuatan Keputusan Etik
A. Model pemecahan masalah (Megan 1989)
5 langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik
yaitu :
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etika moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil
B. Kerangka pemecahan dilema etik
(kozier & Erb, 1989)
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi
tersebut
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan
yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau
konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut
dan siapa pengambil keputusan yang tepat
5. Mengidentifikasi kewajiban perawat
6. Membuat keputusan
4. Model Murphy dan Murphy
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah etik
3. Siapa yang terlibat dalam
pengambilan keputusan
4. Mengidentifikasi peran perawat
5. Mempertimbangkan berbagai
alternatif yang mungkin dilaksanakan
6. Mempertimbangkan besar kecilnya
konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
7. Memberi keputusan
8. Mempertimbangkan bagaimana keputusan
tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk keperawatan klien
9. Analisa situasi hingga hasil aktual dari
keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu
membuat keputusan berikutnya.
D. Model Curtin
1. Mengumpulkan berbagai latar belakang
informasi yang menyebabkan masalah
2. Mengidentifikasi bagian-bagian etik dari
masalah pengambilan keputusan
3. Mengidentifikasi orang-orang yang
terlibat dalam pengambilan keputusan
4. Mengidentifikasi semua
kemungkinan pilihan dan hasil dari
pilihan itu
5. Mengaplikasikan teori,prinsip,dan
peran etik yang relevan
6. Memecahkan dilema
7. Melaksanakan keputusan
E. Model Levine – Ariff dan Gron
1. Mendefinisikan dilema
2. Mengidentifikasi fakto-faktor pemberi
pelayanan
3. Mengidentifikasi faktor-faktor bukan
pemberi pelayanan
4. Memikirkan faktor – faktor tersebut satu
persatu
5. Mengidentifikasi item-item kebutuhan sesuai
klasifikasi
6. Mengidentifikasi pengambil keputusan
7. Mengkaji ulang pokok-pokok dari prinsip-
prinsip etik
8. Menentukan alternatif-alternatif
9. Menindaklanjuti
F. Langkah-langkah menurut
Purtilo dan Cassel (1981) 4
langkah dalam membuat
keputusan etik :
1. Mengumpulkan data yang relevan
2. Mengidentifikasi dilemma
3. Memutuskan apa yang harus
dilakukan
4. Melengkapi tindakan
G. Langkah-langkah menurut
Thompson & Thompson (1981).
Metode Jameton yang ditulis oleh Fry
(1991) :
1. Model 1 : 6 tahap
2. Model 2: 7 tahap
3. Model 3: keputusan bioetis
Pertanyaan dasar etika menurut Fry

• Hal apakah yang membuat tindakan benar ?


• Jenis tindakan apa yang benar?
• Bagaimana aturan-aturan dapat ditetapkan pada
situasi tertentu?
• Apakah yang harus dilakukan pada situasi
tertentu?
Model I

Tahap Keterangan

1
Identifikasi masalah, ini berarti klasifikasi masalah dilihat dari nilai dan konflik hati nurani.
Perawat juga harus mengkaji keterlibatannya pada masalah etika yang timbul dan mengkaji
parameter waktu untuk proses pembuatan keputusan. Tahap ini akan memberikan jawaban pada
perawat terhadap pernyataan, “Hal apakah yang membuat tindakan benar adalah benar?” Nilai-
nilai diklasifikasikan dan peran perawat dalam situasi yang terjadi diidentifikasi.

2
Perawat harus mengumpukan data tambahan. Informasi yang dikumpukan dalam tahap ini
meliputi orang yang dekat dengan klien, yang terlibat dalam membuat keputusan bagi klien,
harapan / keinginan klien dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat
kemudian membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi.

3
Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau alternative secara terbuka kepada pembuat
keputusan. Semua tindakan yang memungkinkan harus terjadi, termasuk hasil yang mungkin
diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “Jenis tindakan
apa yang benar?”
4
Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambunagn.
Ini berarti perawat mempertimbangkan nilai dasar manusia yang
penting bagi individu, nilai dasar manusia yang menjadi pusat
masalah, dan prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah.
Tahap in menjawab pertanyaan, “bagaimana aturan tertentu
diterapkan pada situasi tertentu?
5
Pembuat keputusan harus membuat keputusan. Ini berarti bahwa
pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan
mereka paling tepat. Tahap ini menjawab pertanyaan etika,”Apa
yang harus dilakukan pada situasi tertentu?”
6
Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan
dan hasil.
Model II

Tahap Keterangan
1 Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi, apa intinya, apa
sumbernya, mengenali hakikat masalah.
2 Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan fakta, meliputi
semua data yang termasuk variable masalah yang telah dianalisis
secara teliti.
3 Menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan
orang yang terlibat, bagaimana kedalaman dan intensitas
keterlibatannya, relevansi keterlibatannya dengan masalah etika.
4 Berdasarkan analisis yang telah dibuat, mencari kejelasan konsep
etika yang relevan untuk penyelesaian masalah dengan
mengemukakan konsep filsafat yang mendasari etika maupun
konsep sosial budaya yang menetukan ukuran yang diterima.
5 Mengonsep argumentasi semua jenis isu yang didapati merasionalisasi
kejadian, kemudian membuat alternative tentang tindakan yang akan
diambilnya
6 Langkah selanjutnya mengambil tindakan, setelah semua alternative
diuji terhadap nilai yang ada didalam masyarakat dan ternyata dapat
diterima maka pilihan tersebut dikatakan (valid) secara etis. Tindakan
yang dilakukan menggunakan proses yang sistematis.

7 Langkah terakhir adalah mengevaluasi, apakah tindakan yang


dilakukan mencapai hasil yang diinginkan mencapai tujuan
penyelesaian masalah, bila belum berhasil, harus mengkaji lagi hal –
hal apa yang menyebabkan kegagalan, dan menjadi umpan balik untuk
melaksanakan pemecahan/penyelesaian masalah secara berulang.
Model III (Model Keputusan Bioetis)
Tahap Keterangan
1 Tinjau ulang situasi yang dihadapi untuk menentukan masalah
kesehatan, keputusan yang dibutuhkan, komponen etis individu
keunikan.
2 Kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasi.
3 Identifikasi aspek etis dari masalah yang dihadapi.
4 Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral professional
5 Identifikasi posisi moral dan keunikan individu yang berlainan
6 Identifikasi konflik-konflik nilai bila ada.
7 Gali siapa yang harus membuat keputusan
8 Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang diharapkan
9 Tentukan tindakan dan laksanakan
10 Evaluasi hasil dari keputusan / tindakan
• Penyelesaian masalah etika keperawatan menjadi
tanggung jawab perawat.
• Berarti perawat melaksanakan norma yang diwajibkan
dalam perilaku keperawatan, sedangkan tanggung gugat
adalah mempertanggungjawabkan kepada diri sendiri,
kepada klien/masyarakat, kepada profesi atas segala
tindakan yang diambil dalam melaksanakan proses
keperawatan.
• Dalam pertanggunggugatan tindakannya, perawat akan
menampilkan pemikiran etiknya dan perkembangan
personal dalam profesi keperawatan.
Konsep Moral Dalam Praktik
Keperawatan

• Advokasi
• Responsibility dan
akuntabilitas
• Loyalitas
PERAN PERAWAT SEBAGAI
“ADVOCACY”

• Advocacy adalah melindungi klien


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dan keselamatan praktik tidak syah yang
tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapapun.
• Sikap Melindungi : Membela Kepentingan
Pasien
• Peran perawat: penghubung dengan tim
kesehatan lain
• Tujuan : melindungi pasien
Menentukan skala prioritas
Mengambil keputusan etis membutuhkan kebijakan
hidup. Hidup bijak sama dengan mengetahui dengan baik
dan benar apa yang paling penting dalam hidup ini. Hal ini
sangat mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang kini
dan nanti. Skala prioritas kita bagi dalam beberapa hal :
1. Paling penting
2. Penting
3. Kurang penting
4. Tidak penting
5. Sia – sia
6. Merugikan
7. Berbahaya
TERIMAKSIH
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai