1. TEORI TELEOLOGI
O Bahasa yunani :TELOS (akhir)
O “The end justifies the means” atau makna
dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil
akhir yang terjadi
Teori teologi (UTILITARISME) dibagi 2 :
1. Rule utilitarisme berprinsip bahwa manfaat
atau nilai suatu tindakan bergantung pada
sejauh mana tindakan tersebut memberikan
kebaikan atau kebahagiaan kepada manusia.
2. Act utilititarisme bersifat lebih terbatas, tidak
melibatkan aturan umum, tetapi berupaya
menjelaskan pada situasi tertentu dengan
pertimbangan tindakan apa yang dapat
memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya
atau sebaliknya
• Teori teleologi ( Act utilititarisme )
menekankan pada pencapaian
hasil dengan kebaikan maksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin
bagi manusia
• Contoh :
Bayi baru lahir cacat lebih baik
diijinkan meninggal daripada
nantinya menjadi beban masyarakat
2. Teori Deontologi
• Berasal dari bahasa yunani “deon (tugas)”
• Prinsip teori ini pada aksi atau tindakan
• Contoh :
1. Perawat yang yakin pasien harus
diberitahu tentang apa yang sedang
terjadi walaupun kenyataan ini sangat
menyakitkan
2. Perawat menolak membantu proses
aborsi karena keyakinan agamanya
melarang tindakan membunuh dengan
alasan apapun
Pengembangan teori Deontologi
lima prnsip penting :
1. Kemurahan hati (benefience)
2. Keadilaan (justice)
3. Otonomi (otonomy)
4. Kejujuran (veracity)
5. Ketaatan (Ketaatan)
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN ETIS
1. Faktor agama dan adat istiadat
2. Faktor sosial
3. Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi
4. Faktor legislasi dan yuridis
5. Faktor dana/keuangan
6. Faktor pekerjaan
Kerangka pembuatan keputusan.
Tahap Keterangan
1
Identifikasi masalah, ini berarti klasifikasi masalah dilihat dari nilai dan konflik hati nurani.
Perawat juga harus mengkaji keterlibatannya pada masalah etika yang timbul dan mengkaji
parameter waktu untuk proses pembuatan keputusan. Tahap ini akan memberikan jawaban pada
perawat terhadap pernyataan, “Hal apakah yang membuat tindakan benar adalah benar?” Nilai-
nilai diklasifikasikan dan peran perawat dalam situasi yang terjadi diidentifikasi.
2
Perawat harus mengumpukan data tambahan. Informasi yang dikumpukan dalam tahap ini
meliputi orang yang dekat dengan klien, yang terlibat dalam membuat keputusan bagi klien,
harapan / keinginan klien dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat
kemudian membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi.
3
Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau alternative secara terbuka kepada pembuat
keputusan. Semua tindakan yang memungkinkan harus terjadi, termasuk hasil yang mungkin
diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “Jenis tindakan
apa yang benar?”
4
Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambunagn.
Ini berarti perawat mempertimbangkan nilai dasar manusia yang
penting bagi individu, nilai dasar manusia yang menjadi pusat
masalah, dan prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah.
Tahap in menjawab pertanyaan, “bagaimana aturan tertentu
diterapkan pada situasi tertentu?
5
Pembuat keputusan harus membuat keputusan. Ini berarti bahwa
pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan
mereka paling tepat. Tahap ini menjawab pertanyaan etika,”Apa
yang harus dilakukan pada situasi tertentu?”
6
Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan
dan hasil.
Model II
Tahap Keterangan
1 Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi, apa intinya, apa
sumbernya, mengenali hakikat masalah.
2 Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan fakta, meliputi
semua data yang termasuk variable masalah yang telah dianalisis
secara teliti.
3 Menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan
orang yang terlibat, bagaimana kedalaman dan intensitas
keterlibatannya, relevansi keterlibatannya dengan masalah etika.
4 Berdasarkan analisis yang telah dibuat, mencari kejelasan konsep
etika yang relevan untuk penyelesaian masalah dengan
mengemukakan konsep filsafat yang mendasari etika maupun
konsep sosial budaya yang menetukan ukuran yang diterima.
5 Mengonsep argumentasi semua jenis isu yang didapati merasionalisasi
kejadian, kemudian membuat alternative tentang tindakan yang akan
diambilnya
6 Langkah selanjutnya mengambil tindakan, setelah semua alternative
diuji terhadap nilai yang ada didalam masyarakat dan ternyata dapat
diterima maka pilihan tersebut dikatakan (valid) secara etis. Tindakan
yang dilakukan menggunakan proses yang sistematis.
• Advokasi
• Responsibility dan
akuntabilitas
• Loyalitas
PERAN PERAWAT SEBAGAI
“ADVOCACY”