Anda di halaman 1dari 11

A.

DISTRIBUSI CAKUPAN ASI EKSKLUSIF BAYI 0-6 BULAN


ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.
Tabel 1. Jumlah Bayi (0-6 Bulan) dengan ASI Eksklusif 6 Bulan (Sempurna) di
Wilayah Puskesmas Janti Tahun 2019.
Nama Jumlah Bayi Bayi dengan ASI
No
Kelurahan Diperiksa Eksklusif 6 Bulan (Lulus)
1 Bandungrejo 45 8
2 Tanjungrejo 46 21
3 Sukun 23 10
Puskesmas Janti 114 39

Tabel diatas menunjukkan jumlah bayi (0-6 bulan) dengan ASI eksklusif 6 bulan
(sempurna) di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari tabel diatas dapat diketahui
dari 114 bayi yang diperiksa, 39 diantaranya sudah mendapatkan ASI eksklusif selama 6
bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya. Dapat dikatakan capaian Asi
eksklusif di Puskesmas Janti ini rendah.

Cakupan ASI Eksklusif 6 Bulan (Sempurna) menurut Kelurahan di


Puskesmas Janti Tahun 2019
50.00 45.65
45.00 43.48
40.00
34.21
35.00
30.00 2019
25.00
20.00 17.78
15.00
10.00
5.00
0.00
Bandungrejo Tanjungrejo Sukun Kec. Sukun

Gambar 1. Cakupan ASI Eksklusif 6 Bulan (Sempurna) menurut Kelurahan di


Puskesmas Janti Tahun 2019

Grafik diatas menunjukkan persentase cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6
bulan menurut kelurahan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari grafik diatas,
dapat diketahui bahwa persentase cakupan ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas
Janti(Kec. Sukun) 34,21%. Persentase cakupan ASI eksklusif tertinggi berada di
kelurahan Tanjungrejo yaitu sebesar 45,65%, kemudian Kelurahan Sukun sebesar
43,48%, dan cakupan terendah berada di Kelurahan Bandungrejo yaitu sebesar 17,78%.
Pada periode tahun 2019 target capaian yang ditetapkan Puskesmas Mulyorejo
untuk cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan sebesar 47%. Dari grafik diatas,
dapat diketahui capaian ASI eksklusif di Puskesmas janti tidak ada yang mencapai
target. Dari kelurahan Bandungrejo, Tanjungrejo, dan Sukun memiliki capaian <47%.

70.0

60.0 57.0
51.3 49.657.9
50.0 45.1 43.147.6
41.4
40.0 36.2 36.7
32.7 38.5
31.3 33.7 33.9
28.5 bandungrejo
30.0 25.8 24.7 29.0 30.5
21.9 21.6 26.7 Tanjungrejo
19.021.8 23.4 25.0 23.1
20.0 16.7 20.3 Sukun
12.5 14.0 17.8
10.6 15.9 15.5 puskesmas janti
8.9 11.9 13.3
10.0 4.2 5.7
3.0 7.4 9.3
4.8
3.0 3.6
0.0 2.0
i i t l i i li s r r r r
uar uar are pri Me Jun Ju stu be obe be be
n r M A u em kt em em
Ja Feb g
A ept O op es
S N D

Gambar 2. Grafik Tren Cakupan Asi Eksklusif di Wilayah Puskesmas Janti tahun 2019

Disini dapat dilihat dari awal bulan telah mendapat prevalensi Asi eksklusif yang
sangat rendah. Dimulai dari prevalensi Puskesmas Janti di januari sebesar 3%
kemudian naik di bulan februari di 3,6%, dan terus mengalami kenaikan tiap bulannya.
Namun pada akhir bulan yaitu bulan Desember tidak semua kelurahan mendapat
capaian target yang diharuskan. Dimana target capaian untuk Asi eksklusif sebesar
47%, sehingga yang tidak mencapai target di akhir bulan yaitu desember Kelurahan
Bandungrejo. Karena dapat dilihat dari perbandingan prevalensi tempat di Gambar 2.
Kelurahan Tanjungrejo mendapat prevalensi 1 tahun hanya sebesar 17,78%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prevalensi capaian Asi Eksklusif telah mengalami
kenaikan tiap bulannya. Namun prevalensi dalam 1 tahun dari ketiga kelurahan belum
ada yang mencapai target yang ditentukan, seperti dijelaskan di Gambar 1.
Menurut Faktor penyebab tidak tercapainya target yang seharusnya diliputi
banyak hal seperti karena pengetahuan ibu yang kurang dimana belum adanya informan
tenaga kesehatan yang memberikan wawasan mengenai ASI eksklusif. Adan diperparah
dengan gencarnya promosi susu formula dan kurangnya dukungan masyarakat,
termasuk institusi yang mempekerjakan perempuan untuk menyediakan tempat
menyusui (Depkes RI, 2011)
Jadi saran dari kami yaitu tenaga kesehatan seharusnya dapat mengawal
pelaksanaan ASI eksklusif melalui pemberian nasihat, pemantauan, dan tindakan yang
mendukung pelaksanaan ASI eksklusif (Karbito,2017).

B. MONITORING GARAM BERYODIUM


Pemantauan konsumsi garam beryodium di tingkat rumah tangga merupakan
salah satu program nasional Kementerian Kesehatan RI yang dilaksanakan oleh
pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah kerja masing-masing. Program ini bertujuan untk
pemantauan secara rutin konsumsi garam beryodium guna menanggulangi masalah
GAKI. Hasil pemantauan dapat digunakan untuk melihat bagaimana praktik penggunaan
garam beryodium di tingkat rumah tangga.

Tabel 2. Data Monitoring Garam Beryodium di Puskesmas Janti Tahun 2018 dan 2019.
Tahun 2018 Tahun 2019
Nama
No Jumlah Tidak Jumlah Tidak
Kelurahan Cukup Kurang Cukup Kurang
sampel ada sampel ada
1 Bandungrejo 3685 3538 120 27 3932 3754 138 50
2 Tanjungrejo 10202 10133 57 12 6407 6362 9 36
3 Sukun 5015 4779 138 98 4474 4289 120 65
18.45 14.40
Puskesmas Janti 18.902 315 137 14.813 267 151
0 5

Tabel diatas menunjukkan data monitoring garam beryodium di wilayah


Puskesmas Janti tahun 2018 dan 2019. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap
tahunnya, terdapat 15.000 hingga 19.000 sampel garam dari rumah tangga yang
diperiksa. Sebagian besar sampel memiliki kandungan yodium cukup, namun juga
terdapat garam beryodium yang kurang dan tidak ada dimana jumlahnya hingga ratusan
yaitu kisaran 130 hingga 300 sampel.
120.0
96.0 99.3 95.3 96.9
100.0

80.0

60.0

40.0 CUKUP
KURANG
20.0
TIDAK ADA
3.3 0.7 0.6 0.1 2.8 2.0 2.2 0.9
0.0
I N I
AR JO NT
S RE KU A
EJ
O NG SU
A SJ
R JU
G N SM
DUN TA SK
E
N PU
BA

Gambar 3. Prevalensi Garam Beryodium menurut Kelurahan di Puskesmas


Janti Tahun 2018
Grafik diatas menunjukkan persentase hasil monitoring garam menurut
kelurahan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2018. Dari grafik diatas dapat diketahui
bahwa persentase Puskesmas Janti rumah tangga yang mengkonsumsi garam
dengan kandungan yodium cukup sebesar 96,9%, kandungan yodium kurang
sebesar 2,2%, dan tidak ada kandungan yodium sebesar 0,9%. Persentase
konsumsi garam beryodium, tertinggi berada di kelurahan Tanjungrejo dimana
hampir seluruh sampel megonsumsi garam beryodium, yang mengkonsumsi garam
dengan kandungan yodium cukup sebesar 99,3%, kandungan yodium kurang
sebesar 0,6%, dan tidak ada kandungan yodium sebesar 0,1%. Selanjutnya
Kelurahan Bandungrejo dimana 96% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan
kandungan yodium cukup dan 3,3% mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium kurang, dan konsumsi yodium tidak ada sebesar 0,7%. Serta Kelurahan
Sukun dengan 95,3% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium cukup dan 2,8% mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium kurang,
lalu konsumsi garam yodium tidak ada sebesar 2%.
120.00

99.30 96.88
100.00 95.47 95.86

80.00

CUKUP
60.00
KURANG
TDK ADA
40.00

20.00
3.511.27 2.681.45 2.111.10
0.140.56
0.00
Bandungrejo Tanjungrejo Sukun Puskesmas Janti

Gambar 4. Prevalensi Garam Beryodium menurut Kelurahan di Puskesmas


Janti Tahun 2019

Grafik diatas menunjukkan persentase hasil monitoring garam menurut kelurahan


di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa
persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium cukup
sebesar 96,88%, kandungan yodium kurang sebesar 2,11%, dan tidak ada kandungan
yodium sebesar 1,1%. Persentase konsumsi garam beryodium tertinggi berada di
kelurahan Tanjungrejo dimana 99,30% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan
kandungan yodium cukup dan 0,14% mengkonsumsi garam dengan yodium kurang.
Selanjutnya Kelurahan Sukun dimana 95,86% rumah tangga mengkonsumsi garam
dengan kandungan yodium cukup dan 2,68% mengkonsumsi garam dengan kandungan
yodium kurang, dan 1,45% sisanya mengkonsumsi garam yang tidak ada kandungan
yodiumnya. Serta Kelurahan Bandungrejo dengan 95,47% rumah tangga mengkonsumsi
garam dengan kandungan yodium cukup dan 3,51% mengkonsumsi garam dengan
kandungan yodium kurang, 1,27% untuk konsumsi garam beryodium yang tidak ada.
Pada periode tahun 2019 target capaian yang ditetapkan Puskesmas Mulyorejo
untuk cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium adalah 90%. Dari
grafik diatas, dapat diketahui persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium di Puskesmas Janti pada tahun 2018 dan 2019 sudah mencapai target yang
ditetapkan. Begitu pula dengan persentase capaian di masing-masing kelurahan yang
sudah mencapai 95%. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan seluruh rumah tangga di
wilayah Puskesmas Janti sudah mengkonsumsi garam beryodium.
C. DISTRIBUSI VITAMIN A
Suplementasi vitamin A merupakan program intervensi pemberian kapsul
vitamin A bagi balita usia 6-59 bulan dan ibu nifas yang bertujuan untuk mencegah
kebutaan dan untuk menanggulangi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Kapsul
vitamin A yang dibagikan pada balita dibedakan menjadi dua macam, yaitu kapsul
biru (100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (200.000 IU) untuk
balita usia 12-59 bulan.

1. Distribusi Kapsul Vitamin A pada Balita


Tabel 3. Jumlah Bayi dan Balita yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A di Wilayah
Puskesmas Janti Tahun 2019.
Bayi Balita
Nama
No Februari Agustus Februari Agustus
Kelurahan Sasaran Sasaran
Dapat Vit. A Dapat Vit. A Dapat Vit. A Dapat Vit. A
1 Bandungrejo 236 204 207 1787 1.554 1.559
2 Tanjungrejo 192 203 209 1449 1.657 1.608
3 Sukun 126 125 113 950 1.006 955
Puskesmas Janti 554 532 529 4186 4217 4122
Tabel diatas menunjukkan jumlah bayi (6-11 bulan) dan balita (12-59 bulan)
yang mendapatkan suplementasi vitamin A di wilayah Puskesmas Janti tahun
2019. Dari tabel diatas dapat diketahui dari 554 bayi, 532 diantaranya sudah
mendapatkan suplementasi vitamin A pada bulan Februari dan 529 bayi pad
bulan Agustus, dimana mengalami penurunan. Pada balita, dari 4186 anak, 4217
diantaranya sudah mendapatkan suplementasi vitamin A di bulan Februari dan
mengalami penurunan pada Bulan Agustus sebanyak 4122 saja.
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Menurut Kelurahan di
Puskesmas Janti Tahun 2019

114.35
105.73 105.89
99.21 101.00
96.00
86.44 86.96
bayi
balita

Bandungrejo Tanjungrejo Sukun Kec. Sukun

Gambar 5. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Menurut Kelurahan di


Puskesmas Janti Tahun 2019

Grafik diatas menunjukkan persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A


pada bayi dan balita menurut kelurahan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari
grafik diatas dapat diketahui bahwa persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A
di Puskesmas Janti (Kec. Sukun) pada bayi sebesar 96% dan pada balita sebesar
101%. Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan,
tertinggi berada di kelurahan Tanjungrejo yaitu sebesar 105,73%, kemudian
Kelurahan Sukun sebesar 99,21%, dan cakupan terendah berada di Kelurahan
Bandungrejo yaitu sebesar 86,44%. Pada Balita umur 12-59 bulan, persentase
cakupan pemberian kapsul vitamin A tertinggi berada di kelurahan Tanjungrejo yaitu
sebesar 114,35%, kemudian Kelurahan Sukun sebesar 105,89%, dan cakupan
terendah berada di Kelurahan Bandungrejo yaitu sebesar 86,96%.
Pada periode tahun 2019 target capaian yang ditetapkan Puskesmas
Mulyorejo untuk pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6-11 bulan
dan balita umur 12-59 bulan, masing-masing sebesar 85%. Dari grafik diatas, dapat
diketahui persentase capaian pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita di
Puskesmas Janti telah mencapai target. Juga di 3 kelurahan yaitu Kelurahan
Bandungrejo, Tanjungrejo, dan Sukun untuk bayi dan balita sudah memenuhi target
yang telah ditetapkan, karena persentase capaian pemberian kapsul vitamin A
mencapai >85%.
Pada sasaran balita, persentase capaian pemberian kapsul vitamin A
sebanyak dua kali setahun di Kecamatan Mulyorejo juga belum mencapai target
yang ditetapkan. Begitu pula dengan persentase capaian di masing-masing
kelurahan. Persentase cakupan ASI eksklusif di kelurahan Karang Besuki, Pisang
Candi, dan Bandulan belum mencapai target yang ditetapkan puskesmas. Hanya
Kelurahan Mulyorejo yang sudah memenuhi target yang telah ditetapkan, karena
persentase capaian pemberian kapsul vitamin A pada bayi mencapai 101% dimana
seluruh balita di Kecamatan Mulyorejo sudah mendapatkan suplementasi vitamin A
sebanyak 2 kali dalam setahun. Perlu dilakukan upaya promosi atau penyuluhan
kepada ibu bayi dan balita tentang pentingnya suplementasi kapsul vitamin A
sehingga dapat berpartisipasi dalam kegiatan suplementasi kapsul vitamin A di
posyandu.

120.0
105.7108.9
99.2 97.1 95.4
100.0
89.7
86.4 87.7
80.0

60.0 Februari
Agustus
40.0

20.0

0.0
Bandungrejo Tanjungrejo Sukun Puskesmas Janti

Gambar 6. Grafik Distribusi Kapsul Vitamin A pada Bayi 6-11 bulan menurut
Kelurahan di Puskesmas Mulyorejo Tahun 2019.

Grafik diatas menunjukkan distribusi kapsul vitamin A pada bayi umur 6-11
bulan menurut kelurahan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari grafik diatas
dapat diketahui, jumlah distribusi kapsul vitamin A di Kelurahan Tanjungrejo dan
Bandungrejo meningkat di bulan Agustus, sedangkan di Kelurahan Sukun jumlah
distribusinya sedikit menurun. Selain itu dapat diketahui pula jumlah distribusi kapsul
vitamin A pada bayi terbanyak berada di Kelurahan Bandungrejo yakni sebanyak 204
kapsul, Kelurahan Tanjungrejo sebanyak 203 kapsul, dan Kelurahan Sukun
sebanyak 125 kapsul. Juga dapat dilihat bahwa secara keseluruhan distribusi
Vitamin A di Puskesmas Janti telah mencapai target dimana >85%.
140.0

120.0 114.4111.0
105.9 102.499.6
100.5
100.0
87.0 87.2
80.0
Februari
60.0 Agustus

40.0

20.0

0.0
Bandungrejo Tanjungrejo Sukun Puskesmas Janti

Gambar 7. Grafik Distribusi Kapsul Vitamin A pada Balita 12-59 bulan menurut
Kelurahan di Puskesmas Mulyorejo Tahun 2019.

Grafik diatas menunjukkan distribusi kapsul vitamin A pada balita umur 12-59
bulan menurut kelurahan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari grafik diatas
dapat diketahui, jumlah distribusi kapsul vitamin A di Kelurahan Bandungrejo
meningkat hanya sedikit di bulan Agustus, sedangkan di Kelurahan Tanjungrejo dan
Sukun jumlah distribusinya menurun. Selain itu dapat diketahui pula jumlah distribusi
kapsul vitamin A pada balita terbanyak berada di Kelurahan Tanjungrejo yakni
sebanyak 1657 kapsul, Kelurahan Banjungrejo sebanyak 1554 kapsul, dan
Kelurahan Sukun sebanyak 1006 kapsul. Juga dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan distribusi Vitamin A di Puskesmas Janti telah mencapai target dimana
>85%.

2. Distribusi Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas


Tabel 4. Jumlah Ibu Nifas yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A di Wilayah
Puskesmas Janti Tahun 2019.
No Nama Kelurahan Sasaran Bufas dapat Vit A
1 Bandungrejo 477 463
2 Tanjungrejo 387 379
3 Sukun 254 253
Puskesmas Janti 1118 1095
Tabel diatas menunjukkan jumlah ibu nifas yang mendapatkan suplementasi
vitamin A di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari tabel diatas dapat
diketahui dari 1118 ibu nifas, 1095 diantaranya sudah mendapatkan
suplementasi vitamin A.
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas menurut
Kelurahan di Puskesmas JantiTahun 2019.
100.00
99.61
99.50
99.00
98.50 98.20
97.93 2019
98.00
97.50
97.06
97.00
96.50
96.00
95.50
Bandungrejo Tanjungrejo Sukun Puskesmas Janti
Gambar 8. Grafik Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
menurut Kelurahan di Puskesmas JantiTahun 2019.

Grafik diatas menunjukkan persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A


pada ibu nifas menurut kelurahan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari
grafik diatas dapat diketahui bahwa persentase cakupan pemberian kapsul
vitamin A di Puskesmas Janti pada ibu nifas sebesar 98,20%. Persentase
tertinggi berada di kelurahan Sukun yaitu sebesar 99,61%, kemudian Kelurahan
Tanjungrejo sebesar 97,93%, dan Kelurahan Bandungrejo sebesar 97,06%. Dari
grafik tersebut dapat disimpulkan distribusi kapsul vitamin A sudah mencakup
seluruh ibu nifas di wilayah Puskesmas Janti, dan sesuai target yang ditetapkan
oleh Puskesmas Janti yaitu sebesar 90%.

Distribusi Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas per Bulan di Puskesmas


Janti Tahun 2019
160 147
140 129
122
120 114
104 99
100
81 79 77
80 2019
60 53 48 42
40
20
0
ri ri et pril ei ni li s er er er er
nua rua ar A M Ju Ju
ustu mb tob mb mb
Ja Feb M
Ag epte Ok ope ese
S N D

Gambar 9. Grafik Distribusi Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas per Bulan di Puskesmas
Janti Tahun 2019
Grafik diatas menunjukkan distribusi kapsul vitamin A pada Ibu nifas per
bulan di wilayah Puskesmas Janti tahun 2019. Dari grafik diatas dapat diketahui,
rata-rata jumlah kapsul vitamin A yang didistribusikan pada ibu nifas setiap bulannya
berkisar 50-150 kapsul. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas terbanyak terdapat
di bulan Agustus, yaitu sebanyak 147 kapsul, kemudian bulan Oktober sebanyak 129
kapsul, dan terendah pada bulan April yaitu 42 kapsul.

Anda mungkin juga menyukai