OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK :
OM Swastiastu
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , atas Asung Kertha
Wara Nugraha-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
bertema “Konsep Dasar Perilaku Keorganisasian”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah Perilaku Keorganisasian di Universitas Hindu Indonesia.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami
Ibu Ni Wayan Wina Premayani, SE,MM yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan unsur-unsur organisasi ?
2. Apa pengertian prilaku keorganisasian ?
3. Sebutkan tingkat analisis dalam prilaku keorganisasian !
4. Sebutkan karakteristik perilaku keorganisasian !
5. Apa tujuan mempelajari perilaku keorganisasian ?
6. Sebutkan beberapa sumbangan bidang ilmu terhadap prilaku keorganisasian !
7. Bagaimana sejarah perkembangan perilaku keorganisasian ?
8. Sebutkan konsep dasar dalam perilaku keorganisasian !
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kerjasama (Teamwork)
Organisasi hanya dapat mencapai tujuan bersama jika anggota melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mereka bersama.
3. Tujuan Bersama
Ini adalah target yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, baik dari segi prosedur,
program, pola, hingga hasil akhir dari pekerjaan organisasi.
3
4. Peralatan (Equipment)
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sarana dan prasarana dalam bentuk
kelengkapan organisasi, seperti; kantor / bangunan, material, uang, sumber daya
manusia, dan lainnya.
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam suatu organisasi. Misalnya budaya
sosial, kebijakan, anggaran, regulasi, dan kondisi ekonomi.
4
dipandang sebagai konflik antar individu, atau merupakan konflik antargugus tugas pada tingkat
kelompok atau konflik antar dua kepala bagian pada tingkat organisasi
1. Tingkat Individu
Dalam analisis pada tingkat individu, kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi
dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian
dalam suatu situasi.
2. Tingkat Kelompok
3. Tingkat Organisasi
Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh
karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi.
2. Struktur
Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam organisasi dirancang dan bagaimana pekerjaan diatur.
3. Proses
Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi yang
meliputi: komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan dan kekuasaan..
5
2.5 Tujuan Mempelajari Perilaku Keorganisasian
a) Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.Hal ini berarti Perilaku Organisasi
diharapkan dapat mengerti segala perilaku-perilaku baik anggota maupun dari
organisasi itu sendiri
b) Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi Dalam hal ini Perilaku Organisasi
berperan penting dalam memprediksi setiap peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam
organisasi, apakah kejadian tersebut nantinya akan membuat organisasi tersebut
menjadi lebih baik atau tidak.
c) Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.Hal ini berarti
Perilaku Organisasi diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan yang
akan terjadi dari individu-individu dalam suatu organisasi.
(2) Sosiologi
Menurut J.Fitcher (1957) sosiologi adalah sebagai studi keilmuan mengenai interaksi
manusia. Maka dengan demikian, sosiologi lebih mentitik beratkan kepada kelompok.
Sumbangan terpenting ilomu sosiologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian tentang
dinamika kelompok, tim kerja, komunikasi, kekuasaan, konflik dan perilaku antar kelompok.
6
kajian perilaku organisasi dalam pendidikan, pengambilan keputusan kelompok merupakan
salah satu yang terpenting. Hal ini disebabkan karena organisasi pendidikan dicirikan oleh
kesejawatan yang tinggi yang karenanya relevan menggunakan proses pengambilan
keputusan kelompok salah satu bentuk pengambilan keputusan kelompk adalah dengan
melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan. Partisipasi bertujuan untuk melibatkan
mental dan emosional individu dalm situasi kelompok yang mendorong individu
berkontribusi kepada tujuan-tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab dengan anggota
lainnya.
(4) Andropologi
Antropologi adalah studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusia dan kegiatan
mereka. Karya antropolog tentang budaya dan lingkungan telah membantu memahami
perbedaan nilai-nilai fundamental, sikap dan perilaku diantara orang-orang pada organisasi
dan negara yang berbeda. Sumbangan terpenting antropologi terhadap perilaku organisasi
adalah kajian tentang nilai komparatif, sikap komparatif, analisis lintas budaya, budaya
organisasi, dan lingkungan organisasi.
Perilaku organisasi juga dikembangkan dari disiplin ilmu politik, ilmu politik
mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik. Kajian terpenting
yang berkaitan dengan perilaku organisasi adalah konflik, politik, interaksi organisasi dan
kekuasaan, termasuk bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan individu.
McShane and Glinow (2008), menyatakan ilmu perilaku organisasi pada suatu saat di
masalampau terperangkap pada suatu pendapat tentang prinsip yang bersifat universal yang
dapat diterapkanpada semua organisasi. Bagi ilmuwan, prinsip yang bersifat universal dapat
menyediakan suatu modelyang dapat diterapkan pada semua situasi. Bagi seorang manajer
adanya prinsip yang bersifat universaldapat disiapkan suatu pedoman yang dapat diterapkan
pada semua situasi. Penulis awal tentang perilaku,keorganisasian yang mengembangkan
prinsip yang bersifat universal adalah Weber (1969).
7
Weber dikenal sebagai tokoh aliran organisasi klasik, yang menekankan pada penerapan
struktur birokrasi yang tinggi pada semua organisasi. Kemudian pada tahun 1950-an timbul
pendapat baru dari Likert(1967) yang menemukan empat sistem organisasi.Namun sebagian
besar manajer menemukan dan menyadari bahwa praktek dalam organisasi tidak sederhana,
dan menolak suatu prinsip dan teori yang bersifat universal berlaku untuk semuasituasi.
Sumbangan yang penting telah dilakukan oleh para manajer dan ilmuan dalam bidang
perilaku keorganisasian adalah munculnya suatu konsep yang dikenal dengan nama
“pendekatan kontingensiatau pendekatan situasional”. Pendekatan ini diarahkan kepada
pengembangan pada tindakanmanajer yang paling sesuai dengan situasi tertentu dan
karakteristik dari orang-orang yang terlibatdidalamnya. Dengan memperhatikan dan
menimbang variabel-variabel yang relevan pada suatu situasitertentu, manajer dapat
mengembangkan suatu arah tindakan yang paling tepat yang diperlukan untukmenyelesaikan
atau mencapai suatu tujuan. Manajer harus mampu mengenali, mendiagnose, situasitertentu
menggunakan pendekatan kontingensi dengan berhasil.Pendekatan kontingensi secara
konseptual sangat menarik, tetapi juga sangat sulit untukmengikutinya. Menentukan dengan
tepat hubungan antarvariabel penting adalah cukup sulit.Mengembangkan suatu perencanaan
yang tepat untuk menyelesaikan suatu motivasi tertentu, desainorganisasi, masalah pelatihan,
dan penilaian prestasi memerlukan analisis yang cermat terhadap variabel-variabel penting
dan hubungan dari variabel tersebut secara bersama-sama. Setelah melakukan analisissecara
seksama atas situasi tertentu dan melakukan pengamatan variabel-variabel, mengkaji
secarateori maupun hasil riset pustaka, seorang manajer dapat menentukan tindakan yang
tepat untuk situasitertentu.
8
teori organisasi yang tidak bisa diabaikan. Ketiga dimensi pokok itu adalah dimensi
teknis, dimensi konsep dan dimensi manusia.
1. Dimensi teknis
Yaitu dimensi yang menekankan pada kecakapan atau kemampuan seseorang yang
dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi, otomatis yang diperlukan disini adalah sumber
daya yang memiliki keterampilan-kepterampilan dalam mengelola sebuah organisasi.
Dimensi ini berisi keahlian-keahlian birokrat atau manajer dibidang teknis atau orang yang
ahli dan mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan organisasi, misalnya
keahlian dalam mengoperasikan komputer, memahami konsep pemasaran serta mampu
dalam penyalurannya, dan lain-lain.
2. Dimensi konsep
Yaitu sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan
sebuah oragnisasi, artinya setiap gerak atau kegiatan yang akan dilaksanakan tetap mengacu
pada pedoman yang telah dibuat oleh seluruh atau sebagian anggota organisasi yang
mempunyai wewenang. Selain itu juga, dimensi konsep ini merupakan motor penggerak dari
dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi manusia.
Karena adanya rencana dan rencangan pekerjaan, sehingga membuat tujuan organisasi
menjadi terarah dan anggota organisasi pun akan lebih mudah dalam menjalankan tugas-
tugasnya.
3. Dimensi manusia
Adalah dimensi yang paling utama dalam sebuah organisasi karena tanpa adanya dimensi
manusia otomatis suatu organisasi tidak akan pernah ada karena tidak ada yang membuat
organisasi dalam arti membentuk sebuah organisasi dan tidak ada penggerak yang melakukan
suatu kegiatan oragnisasi tersebut. Sehingga dapat dikatakan kalau dimensi manusia
merupakan dimensi yang komplek dalam sebuah organisasi. Namun, tetap saja dimensi
manusia tidak akan berpungsi secara utuh jika dimensi teknis dan konsep tidak ada.
9
B. Kerangka dasar konsep perilaku organisasi
Pada hakekatnya perilaku organisasi mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Kerangka dasar dalam perilaku organisasi didukung oleh dua komponen, yaitu individu-
individu yang berperilaku dan organisasi sebagai wadah dari perilaku itu.Perilaku adalah
suatu fungsi dan interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya. Sementara
organisasi itu sendiri adalah sekelompok orang yang beraktivitas dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti yang telah diketahui, bahwa individu atau
anggota organisasi adalah manusia. Oleh karena itu manusia merupakan makhluk sosial,
dirinya selalu ingin berpartisipasi dengan manusia lain untuk melakukan kegiatan organisasi
sesuai dengan tujuannya. Dalam individu terdapat sifat-sifat yang melekat pada dirinya.
Dimana antara individu yang satu dengan yang lainnya mempunyai perbedaan. Sehingga
perlu adanya penyesuaian terhadap sifat-sfat individu tersebut dalam satu organisasi. Adapun
sifat-sifat individu akan terlihat melalui perilakunya yang ditunjukan dalam organisasi. Oleh
karena itu, ilmu yang memperlajari individu dan organisasi disebut dengan perilaku
organisasi. Dalam ilmu tersebut diterangkan mengenai pola tingkah laku manusia sebagai
individu yang tergabung dalam organisasi.Stephen P. Robbins menyatakan bahwa : “Perilaku
Organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan
struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang
hal-hal tersebut demi perbaikan efektivitas organisasi.” Sementara Miftah Thoha (1983:5)
menyatakan bahwa “Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.”Dari pengertian
diatas, dapat dirumuskan bahwa perilaku organisasi itu ialah ilmu tingkah laku yang berusaha
menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi yaitu bagaimana perilaku
manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
10
Perbedaan antara PO dengan Psikologi Industri atau organisasi
yaitu PO mempelajari perilaku manusia dengan tidak diawali pada psikologi manusia
yaitu dengan menggunakan multidisiplin, sedangkan psikologi industri mempelajari
perilaku manusia dengan diawali dari psikologi manusia itu sendiri. Namun, keduanya
sama-sama mempelajari perilaku manusia.
11
produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan
organisasi (organizational development)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan
secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan
(Indriyo Gitosudarmo, 1997). Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visidan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini tentang “Konsep dasar perilaku keorganisasian” kami
harap dapat bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini dari jauh dari kesempurnaan maka dari
itu kami sebagai penyusun makalah berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-organisasi/
http://adulwarawiri.blogspot.com/2011/02/pengertian-perilaku-keorganisasian.html
https://yozilatulaini46.wordpress.com/2015/01/07/perilaku-keorganisasian/
http://dunsarwere.blogspot.com/2015/08/tujuan-dan-karakteristik-perilaku.html
http://ryanivan.blogspot.com/2014/09/mengapa-perilaku-organisasi-perlu.html
https://perilakuorganisasibab4.wordpress.com/2015/05/18/disiplin-ilmu-penyumbang-terhadap-
ilmu-perilaku-organisasi/
https://derafitria.wordpress.com/2012/09/28/sejarah-perkembangan-perilaku-organisasi/
14
LAMPIRAN
15