Anda di halaman 1dari 8

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

BINA USADA BALI


Ijin S1 Keperawatan No. 3703/D/T/K-VIII/2009
Ijin DIII Kebidanan No. 3704/D/T/K-VIII/2009
Jalan Kubu Gunung Tegal Jaya Dalung - Badung Telp/Fax. (0361) 433132

FORMAT PENILAIAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

Nama :
NIM :
Hari/ Tanggal :
Penguji :

No Keterampilan Skor
1 2 3
1. Menyambut ibu dan keluarga
2. Memperkenalkan diri
MENINJAU KARTU ANTENATAL (JIKA ADA)
1. Mengkaji ulang / menanyakan mengenai usia kehamilan
2. Mengkaji ulang/ menanyakan mengenai riwayat kehamilan
terdahulu:
 Paritas.
 Riwayat operasi cesar.
 Riwayat bayi besar.
 Masalah-masalah selama kehamilan, dan persalinan
sebelumnya.
3. Mengkaji ulang/ menanyakan mengenai masalah-masalah dengan
kehamilan yang sekarang.
RIWAYAT KEHAMILAN
1. Menanyakan apa yang dirasakan ibu
2. Menanyakan mengenai kontraksi :
 Kapan mulai terasa.
 Frekuensi.
 Durasi.
 Kekuatannya.
3. Menanyakan mengenai adanya cairan vagina :
 Perdarahan vagina
 Lendir darah
 Aliran atau semburan cairan:
- Kapan
- Wama
- Bau
4. Menanyakan mengenai gerakan janin.
5. Menannyakan mengenai istirahat terahir dan kapan makan terahir.

6. Menanyakan kapan terahir buang air kecil / besar.


7. Catat temuan pada partograf
PEMERIKSAAN FISIK
1. Mengambil tanda-tanda vital :
 Tekanandarah
 Suhu tubuh
 Nadi
2. Memeriksa adanya edema pada muka dan tangan
3. Memeriksa adanya warna-warna kuning pada sclera
4. Memeriksa pucat pada:
 Mata
 Mulut
5. Periksa reflek patella
6. Melakukan pemeriksaan abdomen :
 Leopold untuk posisi janin.
 Penurunan kepala janin
 Tinggi fundus Uteri
 Frekuensi durasi kekuatan kontraksi.
 Luka bekas operasi
OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN
7. Mendengarkan detak jantung janin.
 Cari punctum maksimum, taruh doppler dalam posisi tegak
lurus. Arahkan wajah perawat ke bagian ekstremitas bawah ibu,
tangan tidak memegang doppler. Tangan kiri perawat
memegang arteri radialis ibu, tangan kanan untuk penunjuk jam
tangan. Dengarkan selama 1 menit penuh, bandingkan bunyi
yang terdengar dengan pulsasi radialis yang diraba. Jika tidak
sama iramanya, berarti yang terdengar adalah DJJ. Hitunglah
frekuensi, kekuatan, dan keteraturannya.
8. Pemantauan kontraksi uterus
 Letakkan tangan disekitar pusat. Identifikasi adanya his, perut
akan teraba keras. Hitung mulai saat his datang, hingga
kekuatannya menurun. Hitung dalam 10 menit: frekuensi,
durasi/lama setiap kontraksi, kekuatan dan ada atau tidaknya
relaksasi yang baik.
PEMERIKSAAN GENITALIA
9. Mencuci tangan dengan sabun dan air serta mengeringkannya
dengan handuk bersih
10. Gunakan sarung tangan DTT atau steril
11. Menjelaskan tindakan prosedur tindakan kepada ibu dan
memberitahukan kemungkinan ketidak nyamanan.
12. Melakukan vulva hygiene
13. Pemeriksaan genital luar :
 Perdarahan
 Cairan Amnion
 Lendir darah
 Perlukaan
14. Melakukan pemeriksaan dalam :
 Porsio (tipis/tebal, lunak/kenyal)
 Pembukaa
 Ketuban (utuh/tidak utuh)
 Presentasi dan posisinya
 Penurunan presentasi
 Jalan lahir tidak ada hambatan
 Pengeluaran lendir, darah, mekonium
Catatan :
Selaput ketuban jangan melakukan pemeriksaan dalam jika ibu
melaporkan adanya perdarahan vagina atau jika adanya perdarahan
jelas pada pemeriksaan inspeksi genitalia luar.
15. Diskusikan temuan-temuan dengan ibu dan keluarganya.
 Anjurkan ibu : boleh jalan-jalan, kecuali jika ketuban pecah,
teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri persalinan, libatkan
suami untuk mengurangi nyeri, posisi klien untuk lebih sering
miring ke kiri, pemenuhan nutrisi dan cairan
PEMANTAUAN TERUS MENERUS SEPANJANG KALA 1 PERSALINAN
1. Memonitor tekanan darah setiap 4 jam.
2. Memonitor suhu badan setiap 4 jam.
3. Memonitor denyut nadi setiap 30 detik
4. Mendengarkan detak jantung janin
 Setiap 1 jam pada faselaten.
 Setiap 30 menit pada faseaktif.
5. Memeriksa kontraksi uterus
 Setiap 1 jam pada fase laten.
 Setiap 30 menit pada fase aktif
6. Memeriksa perubahan serviks
 Setiap 4 jam pada fase laten
 Setiap 2-4 jam pada fase aktif
7. Memeriksa penurunan penurunan kepala janin
 Setiap 4 jam pada fase laten.
 Setiap 2-4 jam pada fase aktif
8. Monitoring setiap 2 jam.
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
 Ibu mempunyai keinginan untuk mengejan
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan /vaginanya.
 Perineum terlihat menonjol
 Vulva vagina dan stingier anal membuka.
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan, bahan dan
obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul
oksitosin 10 unit, buka partus set dan masukkan 1 set alat suntik
sekali pakai 2 ½ ml kedalam wadah partus set. Tutup wadah
kembali.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku.
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/ pribadi
yang bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk
tangan yang akan melakukan pemeriksaan dalam.
6. Buka wadah partus dengan tangan yang tidak bersarung tangan.
Ambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin (gunakan teknik satu tangan). Letakkan kembali
ke dalam wadah partus set.
Catatan :
Bila ketuban belum pecah: pinggirkan ½ kocher terjepit diantara tutup dan wadah partus set
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7.  Membersihkan vulva dan perineum menyekanya dengan hati
hati dari depan ke belakang dengan mengunakan kapas atau
yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi (bila daerah
perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu keluar,
bersihkan daerah tersebut dari kotoran).
 Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di
dalam larutan dekontaminasi, langkah 9).
8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah
 Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil pemeriksaan pada
partograf dan nilai kemajuan persalinan.
 Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, lakukan pemecahan selaput ketuban :
a. Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin
atau tali pusat
b. Tarik dengan hati-hati ½ kocher dari wadah dengan tangan
tanpa sarung tangan, kemudian masukkan dengan
bimbingan telunjuk dan jari tengah tangan bersarung tangan
hingga menyentuh selaput ketuban
c. Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tangan
bersarung tangan membimbing ujung setengah menggores
selaput ketuban hingga ketuban pecah
d. Keluarkan ½ kocher dari vaginan ibu dengan tangan tanpa
sarung tangan, masukkan kedalam ember berisi larutan
klorin 0,5%
e. Pertahankan jari-jari tangan bersarung tangan tetap dalam
vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba
tali pusat setelah selaput ketuban dipecahkan
f. Keluarkan jari-jari tangan bersarung tangan dari vagina
perlahan-lahan
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan
klorin 0,5 % dan kemudian melepaskannya dalam keadaan
terbalik serta merendamnya didalam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit.
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil-hasil pembelaian (VT) serta asuhan lainnya
pada partograf.
V. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN
MENERAN
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya. Meminta ibu meneran saat ada his bila ia sudah
merasa ingin meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, Bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
VI. PIMPINAN MENERAN
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran
 Membimbing ibu untuk meneran pada saat timbul his,
menyesuaikan pimpinan meneran dengan kecepatan lahirnya
kepala.
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran.
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu untuk ibu berbaring terlentang ).
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat di saat tidak ada his
(diantara his/kontraksi)
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu
 Menganjurkan asupan cairan per oral
 Menilai DJJ setiap lima menit dan setiap kontraksi uterus
selesai.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam
waktu 120 menit (2 jam) meneran ibu primipara atau 60 menit (1 jam)
untuk ibu multipara, merujuk segera.
 Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran:
 Menganjurkan ibu untuk berjalan berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum meneran dalam 60 menit,menganjur ibu
untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan
beristirahat diantara kontraksi.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belumakan terjadi segera
setelah 60 menit meneran,merujuk dengan segera
VII. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengandiameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih dan kering di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong
ibu.
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
VIII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
dilindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan lakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan lahan atau bernafas cepat saat
kepala lahir.
 Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut
dan hidung bayi setelah kepala lahir mengunakan penghisap
lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet
penghisap yang baru dan bersih.
19. Mengusap kassa/ kain bersih untuk membersihkan muka janin
dari lendir dan darah.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika itu terjadi,dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi:
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,
mengklemnya di dua tempat dan memotongnya
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi, menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya
lembut kearah bawah dan kearah luar hingga bahu interior muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan menarik kearah atas
dan kearah luar untuk melahirkan bahu interior.
Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran
paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu untuk berhenti mengejan, dengan
perlindungan tangan kiri, pasang klem didua tempat pada tali pusat dan potong
tali pusat 2 klem tersebut.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, meluruskan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah kearah pirenium tangan,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan, mengunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi pada saat
keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, meluruskan tangan yang berada di
atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua
matakaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
IX. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi di atas perut
ibu dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya (jika tali
pusat tertalu pendek meletakkan bayi ditempat memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian tali pusat.
27. Menjepit tali pusat mengunakan klem kira-kira 3cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah Ibu)
28. Memasang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting.dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain
atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
kepalamembiarkan tali pusat terbuka.
30. Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai memberikan ASI jika ibu
menghendakinya.

X. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III


Menyuntikkan Oksitosin
31. Meletakan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan ada bayi kedua.
32. Memberitahu pada ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 Menit setelah kelahiran bayi, memberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 kanan atas ibu bagian luar,
setelah mengaspirasi teriebih dahulu.
Pemegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm, dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri diatas simfisis menahan bagian bawah
uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5-10 cm dari
vulva
36. Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah dorso-kranial
Bila uterus tidak segera kontraksi, minta ibu/keluarga melakukan stimulasi
puting susu
37 Jika dengan peregangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta
ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali
pusat kearah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurve jalan
lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
 Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan
kembali klem hingga berjarak kurang lebih 5-10 cm dari vulva.
 Bila plasenta belum lepas, setelah mencoba langkah no. 36 dalam waktu 15
menit:
 Suntik ulang oksitosin 10 unit IM
 Periksa kandung kemih, lakukan kateterisasi bila penuh
 Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk
 Ulangi lagi langkah no.36 selama 15 menit
 Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah mencoba langkah no.36
dalam waktu 15 menit kedua.
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Bila selaput ketuban robek, dapat digunakan klen untuk menarik robekan
selaput ketuban tersebut keluar atau masukkan jari telun juk dan jari
tengah tangan kanan kedalam vagina untuk melepaskan selaput ketuban
dari mulut rahim.
Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
massage uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan massage dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
XI. MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan kedalam kantong
plastik yang tersedia atau tempat khusus.
 Bila plasenta tidak lahir lengkap atau ada perdarahan, lihat Bab. V
 Bila kontraksi uterus tidak baik setelah 15 detik melakukan massage, mulai
kompresi bimanual internal , lihat Bab. V
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
XII. PASCA TINDAKAN
42. Periksa kembali uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam,
pastikan kontraksi uterus baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
Mengikat Tali Pusat
44. Mengikat tali pusat kira-kira 1cm dari umbilikus dengan simpul
mati.
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya di dalam
wadah berisi larutan klorin 0,5 %.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya
memastikan handuk atau kainya bersih dan kering.
48. Berikan bayi kepada ibu untuk disusui
Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam, dan tanda vital ibu :
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Apabila kontraksi uterus tidak baik, lakukan massage uterus dan
beri metil ergometrin 0,2 mg im.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga untuk memeriksa/merasakan
uterus yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk
melakukan massage uterus apabila kontraksi uterus tidak baik.
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih
detiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
 Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam
selama dua jam pertama pasca persalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
Bila terdapat robekan jalan lahir yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan bekas pakai didalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 Menit). Mencuci dan membilas
peralatan selelah di dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalarn tempat
sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan mengunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, tendir dan darah,
membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman.. Membantu ibu memberikan
ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman
makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5 % dan membilasnya dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tanggan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,
membalikan bagian dalam
keluar dan rnerendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
Menit
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. Keringkan
dengan handuk bersih.
60. Memeriksa tekanan darah dan melengkapi partograf (halaman
depan dan belakang)

Catatan :
1 : jika tidak dilakukan
2 : jika dilakukan tetapi tidak sempurna
3 : jika dilakukan dengan sempurna

Nilai akhir : jumlah total nilai : jumlah item x 100

…………………………………………………………………………………

Penilai,

...........................................

KETERANGAN :
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Jumlah nilai yang didapat


NILAI = x 100
Jumlah aspek yang dinilai

Anda mungkin juga menyukai