Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PADA PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN


DI RUMAH BERDAYA DENPASAR

OLEH:
KELOMPOK 6 PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PADA PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUMAH BERDAYA DENPASAR

Diajukan Oleh:
Kelompok 6

Telah Disahkan Sebagai Laporan Kelompok Praktik


Stase Keperawatan Jiwa

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )
NIP. NIK.

Mengetahui
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua

(Ns. Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep.)


NIK. 11.01.0045
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang
Hyang Widhi Wasa), karena berkat rahmat yang dilimpahkan-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal tepat pada waktunya.

Proposal ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh stase keperawatan jiwa.Dalam menyelesaikan tugas ini penulis
mengalami hambatan dan kesulitan yang semata-mata kurangnya pengetahuan.
Namun demikian berkat kerja keras yang dilakukan dan adanya bantuan dari
berbagai pihak hambatan tersebut dapat diatasi. Melalui pengantar ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

Preseptor akademik dan klinik yang telah membimbing, memberikan arahan, serta
gagasan/ide dalam penyelesaian proposal ini.Rekan-rekan kelompok 6 yang
telahmemberikan saran dan masukan dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dilihat
dari segi isinya maupun tata tulisnya.Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya kritik
dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan karya-karya penulis
berikutnya.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini ada manfaatnya.

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh
sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang
dipimpin, diarahkan oleh terapis atau petugas kesehatan yang telah dilatih.
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi
dengan sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas
kelompok yaitu agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara
bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya
memperkenalkan diri, menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikanrespon terhadap pertanyaan yang lain sehingga paien dapat
berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan
orang lain.
Pada pasien dengan perilaku kekerasan cenderung untuk melakukan
kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingungan sekitar. Perilaku
kekerasan tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel
yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai
ancaman. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan
mempersulit diri sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.
Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan tidak konstruktif pada waktu
terjadi akan melegakan individu dan membantu mengetahui tentang respon
kemarahan seseorang dan fungsi positif marah.
Terapi aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi perubahan
terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan
riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan
ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar
60,4%. Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami.Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi,
dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK)
pasien dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini
adalah pasien yang mampu mengontrol dirinya dengan perilaku kekerasan
sehingga TAK pasien dapat bekerjasama dan tidak menggangguanggota
kelompok lain.
Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil kelompok menunjukkan
loyalitas dan tanggung jawab bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua
anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan terjadinya komunikasi
antar anggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.

B. Rumusan Masalah
1. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan
2. Pasien dapat menjelaskan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
3. Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda gejala dan akibat dari perilaku
kekerasan
4. Pasien dapat menjelaskan cara mengontol perilaku kekerasan dengan fisik
5. Pasien dapat menjelaskan cara mengontol perilaku kekerasan dengan obat
6. Pasien dapat menjelaskan cara mengontol perilaku kekerasan dengan
verbal
7. Pasien dapat menjelaskan cara mengontol perilaku kekerasan dengan
spiritual

Anda mungkin juga menyukai