Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Rekayasa dan Kendali Lalu Lintas
yang Diajar oleh
Dr. Ir. Tri Tjahjono M.Sc. dan Dr. Ir. Nahry M.T.
Mustakim
2006493581
No Ukuran Simpang Lebar Jalan Rata-rata Nilai Normal Waktu Antar Hijau
1 Kecil 6–9m 4 det per fase
2 Sedang 10 – 14 m 5 det per fase
3 Besar ≥ 15 m ≥ 6 det per fase
Sumber : MKJI, 1997
4. Gambar konsep diagram phase dan stage dengan 2 (dua) alternatif dengan mempertimbangkan Gerakan arus
belok kanan pada Arm A dan C. Jelaskan prinsip
untuk Gerakan belok kanan pada Arm A dan Arm C.
a. Alternatif 1
Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4
ALT. 2
2 4 6 8101214161820222426283032 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 ### ### ### 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138
LT
70' 30 '' 5' 32
ST
70' 30 '' 5' 32
RT
Selatan (Arm D)
100'
LT 4'
100'
ST 28 '' 4'
100'
RT 28 '' 4'
Dimana green time (G) dan intergreen (IG) tiap fase adalah sebagai berikut:
A. Diagram Fase 1 : g = 32 detik ; IG = 5 detik
B. Diagram Fase 2 : g = 30 detik ; IG = 5 detik
C. Diagram Fase 3 : g = 30 detik ; IG = 5 detik
D. Diagram Fase 4 : g = 28 detik ; IG = 4 detik
Pada alternative 2,
a. Khusus untuk pendekat barat, belok kiri di atur rambu lalu lintas, pada arah lurus ke
pendekat timur dan belok kanan ke pendekat selatan dipengaruhi oleh lampu hijau
selama 32 detik dengan intergreen 5 detik, selanjutnya lampu merah sampai
selesai lampu hijau dari pendekat selatan.
b. Setelah pendekat barat waktu selesai integreen maka di pendekat timur waktu hijau
dengan arah pergerakan belok kiri di atur rambu lalu lintas, arah lurus menuju
pendekat barat dan belok kanan ke pendekat utara dipengaruhi lampu hijau,
selanjutnya lampu merah sampai selesai lampu hijau dari pendekat barat.
c. Dalam perhitungan kapasitas simpang, arah pendekat timur perlu dihitung
dipengaruhi oleh lampu lalu lintas. Pendekat yang dihitung adalah yang memiliki
waktu hijaunya masing-masing. Khusus untuk pendekat Barat, Selatan dan Timur,
kapasitas mereka dapat dihitung sesuai fase mereka ketika dalam kondisi waktu
hijau.
b. Alternatif 2 Diagram Fase
c. Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4
Dimana green time (G) dan intergreen (IG) tiap fase adalah sebagai berikut:
E. Diagram Fase 1 : g = 32 detik ; IG = 5 detik
F. Diagram Fase 2 : g = 30 detik ; IG = 5 detik
G. Diagram Fase 3 : g = 30 detik ; IG = 5 detik
H. Diagram Fase 4 : g = 28 detik ; IG = 4 detik
Pada alternative 2,
a. Khusus untuk pendekat barat yang dapat belok kiri langsung tidak di atur rambu lalu
lintas, pada arah lurus ke pendekat timur dan belok kanan ke pendekat selatan
dipengaruhi oleh lampu hijau selama 32 detik dengan intergreen 5 detik, selanjutnya
lampu merah sampai selesai lampu hijau dari pendekat selatan.
b. Setelah pendekat barat waktu selesai integreen maka di pendekat timur waktu hijau
selama 30 detik dan integreen 5 detik dengar arah pergerakan belok kiri langsung,
arah lurus menuju pendekat barat dan belok kanan ke pendekat utara dipengaruhi
lampu hijau, selanjutnya lampu merah sampai selesai lampu hijau dari pendekat
barat.
c. Dalam perhitungan kapasitas simpang, arah pendekat timur tidak perlu dihitung
karena tidak dipengaruhi oleh lampu lintas, dimana kendaraan yang lewat dapat
langsung belok kiri. Oleh karena itu, pendekat yang dihitung adalah yang memiliki
waktu hijaunya masing-masing. Khusus untuk pendekat Selatan, kapasitas mereka
dapat dihitung sesuai fase mereka ketika dalam kondisi waktu hijau.
5. Hitung Saturation Flow setelah mendapatkan berbagai koreksi yang harus dibuat
a. Kondisi lapangan
KONDISI LAPANGAN
Kelandaian Belok-kiri Jarak ke Lebar pendekat (m)
Tipe Hambatan Median
Kode pendekat lingkungan samping Belok kiri Keluar
Ya/Tidak langsung kendaraan parkir Pendek Masuk W W
jalan Tinggi/Rendah +/- % langsung
Ya/Tidak (m) at WA MASUK W LTOR KELUA
R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Barat (Arm A) COM R Y - T 0 10.5 10.5
7
Selatan (Arm D) COM R T -3.5 T 0 6.5 6.5
3.25
Timur (Arm C) COM R Y - T 0 10.25 10.25
3.5
Utara (Arm B) COM R T 3 Y 0 6.5 6.5 3.25
3.25
Arus Jenuh dasar lalu lintas pada kaki simpang ber-APILL (smp/jam) dinyatakan dengan
rumus :
(m)
We So
Barat (Arm A) 10.50 6,300
Selatan (Arm B) 6.50 3,900
Timur (Arm C) 10.25 6,150
Utara (Arm D) 6.50 3,900
Untuk Arus jenuh smp/jam hijau pada kaki simpang ber-APILL dinyatakan dengan rumus :
Dimana :
Fcs = Faktor penyesuaian ukuran kota (jutaan penduduk) Jumlah penduduk diambil 1 -3
Juta jiwa (Fcs=1.00)
S Arm A (barat) = 4.979 smp/jam hijau ……………… selanjutnya Arm B,C dan D di tabelkan
Barat (Arm A) 10.50 6,300 0.94 0.93 1.00 1.00 1.00 0.90 4,979
Selatan (Arm B) 6.50 3,900 0.94 0.93 1.00 1.00 1.02 0.97 3,365
Timur (Arm C) 10.25 6,150 0.94 0.93 1.00 1.00 1.06 0.97 5,536
Utara (Arm D) 6.50 3,900 0.94 0.93 1.00 1.00 1.05 0.99 3,538
6. Hitung volume arus rancangan termasuk faktor koreksi akibat berbelok baik ke kanan maupun ke kiri
Berikut merupakan hasil perhitungan setiap rasio, dengan persamaan sebagai berikut :
LTOR (smp/jam) 1.093 LTOR (smp/jam) 30
P = = = 0.63 P = = = 0.017
LT RT
Selanjutnya di tabelkan
Tabel . Hasil Perhitungan Volume Arus Rancangan berdasarkan Rasio belok
ARUS LALU LINTAS BERMOTOR (MV)
Kendaraan ringan (LV) Kendaraan berat ( HV) Sepeda Motor (MC) Kendaraan total MV
Arm A (Barat) ST 505 505 505 57 74 74 230 46 92 792 625 671 0.625
RT 18 18 18 4 5 5 36 7 14 58 30 38
T otal 546 546 546 877 1,140 1,140 311 62 124 1,734 1,748 1,811 0.017
LT/LT OR 46 46 46 14 18 18 66 13 26 126 77 91
Arm B (Utara)
ST 230 230 230 40 52 52 176 35 70 446 317 352 0.183
RT 11 11 11 6 8 8 42 8 17 59 27 36
T otal 287 287 287 60 78 78 284 57 114 631 422 479 0.064
LT 33 33 33 22 29 29 54 11 22 109 72 83
Arm C (Timur)
ST 167 167 167 52 68 68 212 42 85 431 277 319 0.162
RT 52 52 52 17 22 22 120 24 48 189 98 122
T otal 252 252 252 91 118 118 386 77 154 729 448 525 0.219
LT 14 14 14 18 23 23 54 11 22 86 48 59
Arm D
ST 369 369 369 27 35 35 266 53 106 662 457 511 0.077
(Selatan)
RT 45 45 45 35 46 46 158 32 63 238 122 154
T otal 428 428 428 80 104 104 478 96 191 986 628 723 0.195
7. Hitung Nilai y (rasio arus/saturation flow) representative untuk setiap stage yang ada
serta nilai Y representative total
Nilai Kapasitas
disesuaikan Arus lalu lintas Rasio arus FR Rasio fase Waktu Derajat
smp/jam smp/jam PR = Frcrit hijau det smp/jam kejenuhan
Kode Pendekat S x g/c=
hijau
S Q FR = Q/S IFR =FR / ∑ g=(c ua - c) C = S x g/c DS=Q/C
FR x IFR
Kolom 18 19 20 21 22 23 24
Barat (Arm A) 4,979 1,748 0.35 0.48 51 2,021.52 0.86
Selatan (Arm D) 3,365 422 0.13 0.17 18 487.72 0.86
SIMPANG BERSINYAL
FASE SINYAL YANG ADA
ALTERNATIF 1
g = 32 g = 30 g = 30 g = 28 Waktu siklus: C =
139
IG = 5 IG = 5 IG = 5 IG = 4 LTI = IG = 19
ALTERNATIF 2
g = 32 g = 30 g = 30 g = 28 Waktu siklus: C =
139
IG = 5 IG = 5 IG = 5 IG = 4 LTI = IG = 19
51 3 72
Arm A (Barat)
105 18 3
Arm B (Utara)
54 12 3 69
Arm C (Timur)
76 26 3 28
Arm D (Selatan)
Stage 1 Stage 2 Stage 3 Stage 4
Antar Antar
Hijau Hijau
11. Hitung tundaan (delay) rata-rata untuk keseluruhan lengan simpang yang ada.
Dengan persamaan sebagai berikut :
Tundaan
Tundaan lalu Tundaan Tundaan Tundaan
Kode Pendekat geo- metrik
lintas rata- rata-rata rata - rata total
rata det/smp det/smp D = smp.det
det/smp
Kolom DT DG DT+DG DxQ
Barat (Arm A) 40 4 44 77,065
Selatan (Arm B) 72 4 75 31,769
Timur (Arm C) 72 4 76 34,115
Utara (Arm D) 62 3 65 40,952
Total 183,901
Tundaan simpang rata-rata ( det/smp ) 57
12. Hitung kapasitas simpang dan Panjang antrian yang ada
Rasio Jumlah
Arus lalu Kapasitas Derajat Rasio Jumlah kendaraan antri ( smp ) Panjang kendaraan kendaraan
lintas smp/jam smp/jam kejenuhan hijau antrian ( m ) terhenti terhenti
Kode pendekat
smp/jam smp/jam
Q C DS = Q/C GR = g/c NQ1 NQ2 Total NQ1 + NQ2 NQMAX QL NS N SV
terhenti smp/jam
Kendaraan terhenti rata- 0.71
rata stop/smp :
13. .Kesimpulan.
a. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan, hasil yang didapatkan sesuai MKJI
1997 sebagai berikut:
Dari Hasil Analisa Alternatif 1 didapatkan sebagai berikut
1. Nilai dasar smp/jam hijau terbesar adalah pada Arm A sebesar 6.300 smp/jam dengan
arus jenuh pendekat Arm C sebesar 4.979 smp/jam hijau dan Arm C sebesar 6.150
smp/jam dengan arus jenuh pendekat Arm C sebesar 5.535 smp/jam hijau
2. Dengan jumlah penduduk 1 < 3 juta didapat Derajat kejenuhan 0,86 disemua
pendekat sehingga telah melewati nilai yang telah di syaratkah yaitu DS ≤ 0.75, Ini
berarti bahwa simpang tersebut mendekati lewat-jenuh yang akan menyebabkan
antrian panjang pada kondisi lalu lintas Puncak, maka kondisi persimpangan ini
diperlukan adanya perbaikan kinerja simpang pada kondisi 5 tahun mendatang.
3. Waktu siklus simpang didapat 126 detik
4. tingkat pelayanan (Level of Service) berdasarkan tundaan rata – rata simpang 57
smp/jam didapat LOS E (Arus tidak stabil, volume mendekati kapasitas, kecepatan
rendah) mengakibatkan Arus tidak stabil, volume mendekati kapasitas, kecepatan
rendah, banyak berhenti dari nilai tersebut dapat dikategorikan bahwa tingkat
pelayanan dari masing-masing pendekat atau simpang secara keseluruhan
dinyatakan cukup tinggi dan perlu dilakukan pra desain ulang pengaturan lalu lintas
dan alat alat pengaturan lalu lintas
5. Telah dilakukan desain waktu hijau, didapatkan
Nilai Kapasitas
disesuaikan Arus lalu lintas Rasio fase Waktu Derajat
Rasio arus FR smp/jam
Kode Pendekat smp/jam smp/jam PR = Frcrit hijau det S x g/c= kejenuhan
hijau
S Q FR = Q/S IFR =FR / ∑ g=(c ua - c) C = S x g/c DS=Q/C
FR x IFR
Kolom 18 19 20 21 22 23 24
Barat (Arm A) 4,979 1,748 0.35 0.48 36 1,378.82 1.27
Selatan (Arm D) 3,365 422 0.13 0.17 25 647.07 0.65
b. Solusi
1. Alternatif 1 dan alternative 2, kami lebih memilih alternative 1 dengan syarat dan
melakukan perbaikan antara lain :
a. Dalam perbaikan kinerja simpang ini terdapat dua Alternatif untuk melakukan
Optimalisasi Kinerja Simpang. Alternatif Pertama dengan cara melebarkan
lebar pendekat Arm D dan Arm B semula 3,25 menjadi 3,50 meter. Pelebaran ini
secara analitis dapat mempengaruhi kinerja simpang khususnya mengurangi
nilai tundaan, meningkatkan kapasitas serta mengurangi derajat kejenuhan.
Dampak positif lainnya adalah meminimalisasi konflik pada gerakan kendaraan
serta meningkatkan keamanan
b. Melakukan perubahan jalur Arm B untuk memberikan semula 1 lajur menjadi 2
lajur untuk belok kiri dari Arm A ke Arm B. dampak positifnya adalah
meminimalisasi konflik pada gerakan kendaraan serta meningkatkan keamanan