1
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang disertai dengan
kemudahan akses terhadapnya merupakan sebuah peluang besar untuk pengembangan
potensi masyarakat Kota Bandung dan para pelajarnya. Namun hal ini perlu disertai
dengan kemampuan menyaring dan menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan informasi tersebut secara tepat dan bijaksana agar memberikan dampak
positif terhadap perkembangan masyarakat dan pelajar Kota Bandung.
Penyelenggaraan pendidikan Kota Bandung harus memenuhi karakteristik Kota
Bandung dan merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar hasil
pendidikan dapat mengarahkan seseorang untuk memiliki kualitas dan karakter yang
baik dan memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang
diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan.
Pendidikan yang diselenggarakan di Kota Bandung diharapkan mampu
membangun karakter pelajar kota Bandung untuk menjadi generasi yang jujur, tangguh,
peka, peduli, berani, tekun, kritis, inisiatif, kreatif, ramah, bertanggung jawab yang
tercermin dari sikap religius, kearif terhadap budaya sendiri, kencintan lingkungan,
kecintaan terhadap bangsa dan negaranya berlandaskan filosofi silih asih, silih asah,
silih asuh dan silih wawangi.
Untuk mencapai hal di atas maka Kota Bandung merancang Program Bandung
Masagi yang terdiri dari empat komponen yang menjadi wahana pengembangan
karakter pelajar Kota Bandung yaitu religi, budaya sunda, cinta lingkungan, dan bela
negara. Konsep program Bandung Masagi adalah pendidikan karakter anak-anak
pelajar, yang mencakup agama, bela negara, cinta lingkungan, dan budaya sunda
(Ridwan Kamil, PRFM, 09/02/2016). Program Bandung Masagi merupakan metode
pendidikan karakter cara Kota Bandung (Twitter,Oded, 2/5/2016).
Berdasarkan uraian di atas sebagai bukti dukungan dan turut menyukseskan
program tersebut maka SD Negeri 134 Panorama berupaya menyusun Program Gerakan
Bandung Masagi khusus di lingkungan SD Negeri 134 Panorama.
B. Tujuan
Tujuan Program Bandung Masagi adalah mewujudkan karakter pelajar Kota
Bandung Masagi yaitu generasi yang memiliki nilai-nilai:
2
1. Kejujuran,
2. Ketangguhan,
3. Kepekaan,
4. Kepedulian,
5. Keberanian,
6. Ketekunan,
7. Kritis,
8. Inisiatif,
9. Kreatif,
10. Ramah,
11. Bertanggung jawab yang tercermin dari sikap religius, kearifan terhadap budaya
sendiri, kencintan lingkungan, kecintaan terhadap bangsa dan negaranya
berlandaskan filosofi silih asih, silih asah, silih asuh dan silih wawangi.
C. Ruang Lingkup
Program Bandung Masagi merupakan panduan sistematis yang terdiri dari empat
komponen program yaitu: komponen religi, budaya sunda, lingkungan, dan bela negara
sebagai wahana pembentukan karakter pelajar Kota Bandung Masagi berlandaskan
filosofi sunda silih asih, silih asah,silih asuh dan silih wawangi.
Setiap kompenen pada Program Bandung Masagi dikembangkan sebagai
wahana untuk pembentukan karakter pelajar Kota Bandung Masagi yang
direfresentasikan melalui:
1. kesadaran akan nilai-nilai religi sehingga terwujud siswa yang berakhlakul
karimah,
2. kecintaan dan keterampilan terhadap budaya sunda.
3. kepedulian terhadap pelestarian dan menjaga lingkungan bagi kelangsungan
hidup.
4. kecintaan dan kepedulian terhadap tanah air.
3
D. Komponen Gerakan Bandung Masagi
No Komponen Kegiatan
.
1 Bernuansa 1. Berbagi pada sesama (pembiasaan 5 S dan pembiasaan
Religi kebersihan)
2. Ibadah Bersama (berdoa sebelum belajar, sholat
berjama’ah, dan peringatan hari besar keagamaan (PHBA)
3. Kajian Kitab Suci/Renungan Pagi
4. Toleransi antar umat se-Agama dan Beragama
5. Beretika nilai agama
6. Tercantum dalam dokumen Kurikulum Sekolah
4
Komponen Kegiatan Realisasi Kegiatan Strategi
Bernuansa 1. Berbagi pada sesama 1. Bantuan bagi orang Pembiasaan
Religi (pembiasaan 5 S dan sakit/terkena
pembiasaan kebersihan) musibah, Kegiatn
sambut pagi dengan
5-S, dan Gerakan
Pungut Sampah
5
5. Tercantum dalam 5. Dimasukkan dalam
dokumen Kurikulum 1 KTSP
Jaga Budaya 1. Seni dan ragam budaya 1. Tari, angklung, Ekstrakurikuler
sunda permainan budaya
sunda
F. Implementasi Program
Implementasi Program Bandung Masagi dilakukan melalui bimbingan kelompok,
guru berkolaborasi dengan guru lainnya dalam melaksanakan program. Strategi
pelaksanan program dilakukan melalui:
a. Program Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler adalah program tambahan kegiatan non-pelajaran
formal yang dilakukan peserta didik sekolah dilakukan luar jam belajar.
b. Pembiasaan
Pembiasaan adalah kegiatan dalam proses pendidikan yang berlangsung
dengan jalan membiasakan anak didik untuk bertingkah laku, berbicara,
berpikir dan melakukan aktivitas tertentu menurut kebiasaan yang baik.
c. Masa Orientasi Siswa (MOS)
MOS merupakan kegiatan yang dilaksanakan di sekolah guna menyambut
kedatangan para peserta didik baru agar mereka mampu beradaptasi
terhadap lingkungan sekolah barunya dengan baik.
6
d. Kemping (Camp)
Program Camp adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Dilakukan,
untuk menikmati keindahan alam dan belajar mencintai dan memilihara
lingkungan ciptaan Tuhan. Dilakukan dengan menginap di lokasi
perkemahan.
e. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses pembinaan yang dilakukan
oleh pelatih/ pembimbing/guru dalam setting kelompok agar siswa
memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang berikan
dalam diklat.
G. Penutup
Demikian program kegiatan Gerakan Bandung Masagi di SD Negeri 134
Panorama. Semoga program ini dapat terlaksana sesuai harapan.
7
A. MATERI MOS
Nilai Yang
No. Pilar BM Kegiatan Ket
Dikembangkan
1 Religi Kegiatan di mesjid terdekat (mesjid Sifat religius
sekolah) bagi muslim, nonmuslim
menyesuaikan
Doa-doa harian sesuai kegiatan saat
MOS
2 Budaya Penggunaan bahasa Sunda pada hari Mencintai
tertentu budaya bangsa
Mengenakan busana Sunda pada hari
tertentu
Memainkan beberapa “kaulinan urang
Sunda”
Menyanyikan “kawih budak”
Berprilaku /Tatakrama Nyunda selama
pelaksanaan MOS
Pertunjukkan apresiasi
musik/tarian/atraksi Sunda
Pameran makanan khas urang Sunda
Pergelaran penca
Ngadongeng
3 Integritas Setting kelas lesehan (tidak Cinta tanah air
konvensional)
Guru dan peserta didik menggunakan
nametag.
Mengenakan seragam asal TK/Paud
Perkenalan dengan teman dan guru
4 Lingkunga Orientasi lingkungan/jalan-jalan seputar Cinta lingkungan
n sekolah mengenali sarana, ruangan, dan
fasilitas sekolah
Setiap hari membawa bekal makanan
pada tempat makan (misting) dan air
minum pada botol minum (tumbler) dari
rumah
Bernyanyi tema lingkungan
Belajar GPS dan pilah sampah
Belajar cara cuci tangan yang benar
Belajar cara ke toilet yang benar
Membawa tanaman
Belajar merawat tanaman
B. JADWAL MOS
8
No Waktu
Kegiatan Ket.
. Pelaksanaan
1 Hari Pertama 1) Upacara pembukaan MOS
(Senin, ........) 2) Mengenakan seragam TK/Paud asal
3) Guru dan peserta didik mengenakan name tag
4) Membawa tempat makan dan minum
5) Setting kelas lesehan (tidak konvensional)
6) Perkenalan dengan teman dan guru
7) Doa-doa harian sesuai kegiatan saat MOS
8) Orientasi lingkungan/jalan-jalan seputar sekolah
mengenali sarana, ruangan, dan fasilitas sekolah
9) Belajar cara cuci tangan yang benar
10) Bernyanyi lagu tema lingkungan/kesehatan
2 Hari Kedua 1) Mengenakan seragam TK/Paud asal
(Selasa, ........) 2) Guru dan peserta didik mengenakan name tag
3) Membawa tempat makan dan minum
4) Doa-doa harian sesuai kegiatan MOS
5) Kegiatan di mesjid terdekat (mesjid sekolah) bagi
muslim, nonmuslim menyesuaikan
6) Belajar cara ke toilet yang benar
7) Melakukan GPS
8) Membawa tanaman
9) Belajar merawat tanaman (cara menyiram
tanaman)
3 Hari ketiga 1) Mengenakan busana Sunda Khusus
(Rabu, ........) 2) Guru dan peserta didik mengenakan name tag nyunda
3) Membawa tempat makan dan minum
4) Doa-doa harian sesuai kegiatan MOS
5) Menggunakan tatakrama dan bahasa Sunda sebagai
pengantar
6) Membawa berbagai makanan khas urang Sunda
untuk dipamerkan , dikenali, dan dinikmati peserta
didik
7) Memainkan kaulinan urang Sunda sambil
ngawihkeun kakawihan budak
8) Pengenalan pergelaran penca dan tarian/musik
Sunda
9) Menyimak dongeng
10) Upacara penutupan MOS
4 Hari keempat Pembelajaran di kelas berupa adaptasi lingkungan KBM
tidak langsung menggunakan kertas dan pensil pertama