Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

(Eksistensial dan Supportif Terapy)

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns.Susmawati,S.kep.,M.kes

Kelompok 1:

1. Nur Faizah (18021)

2. Santikawati (180)

3. Linda Kurniawati (180)

4. Femas Aditya (180)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB

SAMPANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karna berkat

rahmat, ridho dan hidayah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

model konseptual keperawatan jiwa dengan baik tanpa halangan apapun. Terima

kasih juga kami ucapkan kepada dosen Susmawati S.Kep., Ns., M.Kes karena

telah mengarahkan kami pada hal-hal yang positif dan juga kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini memuat tentang “Model Konseptual Dalam Keperawatan jiwa

“. Kami berharap agar makalah yang Kami buat ini dapat dipahami dan

selanjutnya dapat membawa banyak manfaat dalam menambah pengetahuan

pembaca mengenai Model Konseptual Kami sadar bahwa makalah ini belum

sempurna sepenuhnya, karena itu kami memohon maaf kepada pembaca dan juga

mengharapkan kritik maupun saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Sampang 25 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan umum..............................................................................................2

1.3.2 Tujuan khusus.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1.Pengertian.....................................................................................................3

2.2 Macam –macam model konseptual keperawatan jiwa........................................4

2.2.1 Model Eksistensal........................................................................................4

2.2.2 Model Supportif Terapy.............................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................19

3.1 Kesimpulan.................................................................................................19

3.2 Saran..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iii
LEMBAR PENILAIAN

MAKALAH DAN PRESENTASI KELOMPOK

FORMAT PENILAIAN MAKALAH (20 %)

No Aspek yang Kriteria Penilaian Nilai

dinilai max
1 Pendahuluan a. Menjelaskan topik, 0-5

tujuan dan deskripsi

singkat makalah

b. Spesifik
2 Isi dan Laporan lengkap 0-20

kesimpulan
3 Daftar pustaka a. Menggunakan 0-5

aturan penulisan

daftar pustaka yang

baik dan benar

b. Jumlah minimal

referensi: buku (3),

internet (5) dan

jurnal (1)
4 Penulisan a. Jumlah halaman 0-10

makalah min. 10 (bab 1-

penutup)

b. Penulisan bahasa

Indonesia yang baik

dan benar termasuk

iv
tanda baca

c. Logo (5x5 cm)

d. Penggunaan bahasa

times new roman

(TNR) font 12, spasi

1,5

e. Kertas A4 minimal

70 gram

f. Teknik mengutip

dari referensi

g. Kelengkapan form

penilaian (wajib

ada) tiap makalah


5 Proses a. Keaktifan konsultasi 0-10

Konsultasi b. Kemampuan diskusi

(responsive dan

analisis)
NILAI TOTAL (max 50)

KOMENTARFASILITATOR................................................................................

....................................................................................................................................

.............................................................................................................................

PRESENTASI KELOMPOK MAXIMAL 50

v
No Aspek yang Kriteria Penilaian Nilai

dinilai max
1 Isi makalah Kemampuan 0-10

mengemukakan intisari

makalah
2 Media yang Kemampuan 0-10

digunakan menggunakan media

/tekhnik dan IT

pembuatan PPT
3 Public speaking Kemampuan berdiskusi 0-30

(responsif, analisis)
NILAI TOTAL (max 50)
Nb: Untuk nilai presentasi kelompok, jika tidak hadir maka otomatis 0. Jika

ingin menambah nilai, ada penugasan dari pengempu dengan nilai maksimal C

(menghadap wajib h+1)

Soft Skill yang dinilai selama diskusi : teamwork, komunikasi

Komentar fasilitator:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau

skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan

individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan

perkembangannya. Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir,

mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset

untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk menanyakan tentang

fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah (Brockopp, 1999).

Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam

lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu menciptakan

perubahan yang adaptif baik secara mandiri maupun bantuan perawat. Model

konseptual keperawatan jiwa merupakan upaya yang dilakukan baik oleh

perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan keseimbangan

melalui mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stresor yang

dialaminya (Videbeck, 2008)

Model Eksistensial adalah seseorang dikatakan mengalami Gangguan jiwa

atau gangguan perilaku terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya

dan tujuan hidupnya, individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya

membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya

Seringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri,

sehingga pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur.

1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana model konseptual keperawatan jiwa khususnya model

konseptual Eksistensial dan Supportif Terapy beserta aplikasinya.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang model konseptual keperawatan

jiwa

A. Pengertian Model konseptual

B. Macam-macam Model Konseptual

1.3.2 Tujuan khusus

A. Menjelaskan model konseptual keperawatan jiwa

B. Menjelaskan model konseptual Eksistensial

C. Menjelaskan aplikasi model supportif terapy

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian   

A.  Model Konseptual

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang

fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan

symbol dan diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks

terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan

pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model

konsepadalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang

menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan

mencerminkan masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)

Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema

yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,

kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya.

Model konseptual memberikan keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan

menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan arah riset untuk mengidentifikasi

suatu pertanyaan untuk menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan

pemecahan masalah (Christensen & Kenny, 2009, hal. 29).

B. Model Konseptual dalam Keperawatan

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang

situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model

konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat

3
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu

saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat

kerjakan (Brockopp, 1999, dalam Hidayati, 2009).

Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area

fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai

pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya

merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi

individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan

tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal.

Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya

sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan

seseorang (klien) (Marriner-Tomey, 2004, dalam Nurrachmah, 2010)

Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :

a.Menjaga konsisten asuhan keperawatan.

b.Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawatan.

c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan

bagi setiap anggota tim keperawatan.

Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai

mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan

kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus

penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama

4
lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau

aspek komplementer (Marriner-Tomey , 2004, dalam Nurrachmah, 2010).

C. Keperawatan Jiwa

a.    Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa( Yosep, 2010, hal. 1-2 )

1)   Menurut American Nurses Associations (ANA)

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang

menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri

sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan

kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada

(American Nurses Associations).

2)   Menurut WHO

Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan

mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi

dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan

keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang

bersangkutan.

3)   Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966

Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional

secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan

pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus

kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh

gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi

keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan

5
kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,

mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien

(individu, keluarga, kelompok komunitas ).Keperawatan jiwa adalah proses

interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku

sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia (Sulistiawati dkk , 2005).

b.    Komponen Paradigma Keperawatan Jiwa

Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan(Sulistiawati dkk,  2005, hal. 5-6)

1)   Manusia

Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan

bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai

kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri

dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai

aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubahdan

keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas

koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi

dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana

perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.

2)   Lingkungan

Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam

berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping

yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan

dapat menghasilkan perubahan diri individu.

6
3)   Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap

individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui

perawatan yang adekuat.

4)   Keperawatan

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan

menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa

adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal

dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.

Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri

dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah

serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus

yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang

merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.

Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mememberian asuhan

keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien, merupakan proses

terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan

masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989

dikutip oleh Keliat,1991).

Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk

dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat

dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak

unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik,

7
saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika

keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling

bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data

pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama

perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari

peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien

lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.

Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan

terpenuhi dan / atau masalah teratasi. (Keliat, 2006, hal.1-3)

c.   Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut (Yosep, 2010, hal.6)

1) Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi

keperawatan jiwa : yang kompeten).

2) Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara

perawat dengan klien).

3)Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).

4) Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi

dalam keperawatan jiwa).

5) Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis

dalam keperawatan jiwa).

6) Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan

psikologis dalam keperawatan jiwa).

7) Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial

budaya dalam keperawatan jiwa).

8
8)Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan

lingkungan dalam keperawatan jiwa).

9)  Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal

etika dalam keperawatan jiwa).

10)Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan

proses keperawatan : dengan standar- standar perawatan).

11)Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance

Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-

standar professional).

2.2 Beberapa model konsep keperawatan jiwa:

2.2.1 Existensial model (Ellis, Roger)

a.Konsep

Teori mengemukakan bahwa Gangguan jiwa atau gangguan perilaku terjadi bila

individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya, individu tidak

memiliki kebanggaan akan dirinya membenci diri sendiri dan mengalami

gangguan dalam body imagenya

Seringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri, sehingga

pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur.

Individu tidak bisa menjawab pertanyaan

- siapakah saya ini sebenarnya?

- Apa tujuan saya lahir ke dunia ini?

- Apa kelebihan dan kekurangan saya?

- Bagaimana seharusnya saya bersikap agar orang lain menyukai saya?

- Apa pegangan hidup saya?

9
- Norma mana yang saya anut?

b.    Proses terapi

1)   Rational emotive therapy

Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya.

Klien didorong menerima dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa

yang dilakukan.

2)   Terapi logo

Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan ,

karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan

tanggung jawabnya.

3)   Terapi realitas

Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk

mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia

c.    Peran pasien perawat

1)   Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta

dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang

sebenarnya

2)   Terapis :

a)    Membantu pasien untuk mengenali diri

b)   Mengklarifikasi realita dari suatu situasi

c)    Mengenali pasien tentangperasaan tulus

d)   Memperluas kesadaran diri pasien

2.2.2 Supportive therapy model (Wermon, Rockland)

10
a.konsep

Gangguan jiwa disebabkan oleh factor biopsikososial dan respon maladaptive

terhadap stressor saat ini

a.Aspek biologis : sering sakit maag, migraine, batuk –batuk

b.Aspek psikologis : mudah cemas, kurang percaya diri, pemarah,

perasaan bersalah

c.Aspek social : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, tidak mampu

mendapat pekerjaan

d.Stressor saat ini : PHK, test masuk kerja

Manifestasi gangguan jiwa muncul akibat ketidak mampuan dalam beradaptasi

pada masalah – masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan

masa lalu. Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima apapun hasilnya setelah

berupaya maksimal, menyebabkan individu menjadi stress.

b.Proses terapi

Menguatkan respon koping adaptif individu diupayakan mengenal terlebih

dahulu kekuatan dirinya dan kekuatan mana yang bias dipakai alternative

pemecahan masalahnya.

c.Peran pasien dan perawat

Klien terlibat dalam identifikasi koping yang dimiliki dan biasa dipakai klien

Perawat berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien

untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.

2.3 Model Konseptual keperawatan jiwa

Model Tampilan Proses terapeutik Peran perawat

Perilaku yang dan terapis

11
menyimpang

Eksistensial

supportif Terapy y

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model konseptual memberikan kerangka kerja dengan cara

mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk mendapatkan pemecahan masalah.

Model konseptual keperawatan jiwa digunakan perawat sebagai acuan untuk

menolong seseorang agar dapat menghadapi stressor melalui meksnisme

koping yang positif.

Moddel Eksistensial mennjelaskan bahwa Gangguan jiwa atau gangguan

perilaku terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan

hidupnya, individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya membenci diri

sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya

Seringkali individu merasa asing dan bingung dengan dirinya sendiri, sehingga

pencarian makna kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur.

Perawat dapat menerapkan model Eksistensial dalam praktik keperawatan

untuk mengungkapkan masalah yang dialami seseorang. Perawat dapat

berperan sebagai konselor yang dapat memberikan pemecahan masalah pada

seseorang yang mengalami pengalaman buruk baik dimasa lalu maupun yang

sedang dialaminya.

3.2 Saran

keperawatan dapat memberikan pendidikan yang mendalam mengenai

model konseptual khususnya model Eksistensial sehingga mahasiswa dapat

menjadikan model Eksistensial sebagai salahsatu alternatif yang dapat

13
digunakan untuk mengkaji penyebab timbulnya perilaku maladaptif yang

kelak akan ditemui dilapangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiawan, A. (2013, Agustus 23). Model Konseptual Keperawatan Jiwa .

Retrieved Februari 25, 2020, from Model Konseptual Keperrawatan Jiwa

Web site: https://id.scribd.com

NurTasliyah, L. (2015). Komunikasi interpersonal perawat dalam penyembuhan

pasien dirumah sakit jiwa didaerah atma husada mahakam. e-jurnal lily

Nur Tasliyah Fix, 1-12.

Syifaja22. (2016, November 29). Konsep keperawatan jiwa . Retrieved Februari

23, 2019, from Konsep keperawatan jiwa Web site:

http://syifaja22.mahasiswa.unimus.ac.id

Wahyu purwanigsih, S. (2012). S.Kep. In S. Wahyu purwanigsih, S.Kep (pp. 1-3).

Jogjakata: Nuha Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai