Anda di halaman 1dari 6

1

1. Sistem Split dan Pasir


Sistem ini merupakan sistem yang mengerjakan material split dan
material pasir dengan mekanisme seperti dibawah :
a. Material yanng ada pada tempat material di jatuhkan dengan cara membuka
valve penghubung tempat material dengan bucket material
b. Setelah material jatuh ke bucket material vibro yanng berada di bucket
material akan hidup dan memisahkan pasir dengan batu yang jatuh bersamaan
c. Pasir dan split yang sudah dipisah akan disemprot dengan air agar bersih dari
lumpur
d. Pada bucket material sudah terdapat loadcell yang akan menimbang berat
tiap material agar sesuai dengan standart pabrik
e. Jika materiaal sudah bersih bucket material akan otomatis membawa split
dan pasir dengan bantuan motor yang akan menarik bucket sampai mixer.
sistem split dan pasir dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini:

Sistem semen
a. Silo : Tempat penyimpanan sementara semen yang akan didistribusikan ke
timbangan
b. Screw conveyor : Mesin yang didalamnya terdapat helical fin yang terpasang
di shaft dan berputar dalam saluran helical fin nanti akan mendorong material
ke ke timbangan , biasanya motor digerakkan motor induksi
c. Motor induksi : motor listrik dimana arus listriknya diperoleh dari induksi
elektromagnetik
d. Load cell : Alat untuk menimbang bahan bahan yang ada di slit dan pasir ,
tempatnya menempel pada bucket material
e. Valve : katup keluarnya semen dari timbanganke mixer

Sistem air
a. Pompa : alat untuk memindahkan air dan obat dari bak ke timbangan
melalui pipa dengan menggunakan motor listrik untuk mendorong air
b. Bak : tempat penyimpanan sementara air dan obat sebelum dipindahkan ke
2

timbangan
c. Load cell : Alat untuk menimbang bahan bahan yang ada di slit dan pasir ,
tempatnya menempel pada bucket material
Sistem mixer
a. Twin shaft : pengaduk yang ada dilam mixer fungsinya untuk mencampur
bahan bahan hingga merata
b. Sistem Pneumatik : sistem yang memakai tekanan fluida untuk membuat
gerakan mekanis , pada Batching plant digunkanan untuk membuka dan
menutup valve ke hopper suplley
c. Motor 3 fasa : sama seperti motor induksi tetapi dapat berputar sendiri tanpa
bantuan gaya dari luar
d. Floating shield : untuk pengaman adukan agar tidak keluar dari mixer
Komponen sistem mixer dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini

Mesin Batching plant merupakan salah satu mesin yang digunakan


untuk pembuatan beton precast. Pembuatan beton di dalam mesin batching
plant ada beberapa tahapan proses yaitu penimbangan, pencampuran atau
pengadukan, penuangan dan pencetakan beton. Mesin batching plant terdiri
dari beberapa sistem yaitu sistem split dan pasir , sistem air dan zat katalis ,
sistem semen dan juga sistem mixer, setiap sistem memiliki komponennya
tersendiri seperti gearbox, transmisi dan komponen lainnya agar mesin
batching plant dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.
Downtime pada salah satu sistem akan mengakibatkan terhentinya produksi
pembuatan beton precast. Menurut Jennifer (2017) downtime merupakan waktu
pada saat mesin terhambat atau mengalami gangguan pada saat proses produksi
berlangsung. Komponen pada mesin batching plant jika dalam produksi
mengalami kerusakan atau hilang akan menimbulkan downtime yang
3

berkepanjangan, salah satu akbibatnya beton akan berkurang kualitasnya dan


cacat. Kualitas industri beton sangatlah menentukan tingkat persaingan antar
industri, jika tidak dapat bersaing dengan industri lain maka tidak dapat
bertahan dipasaran. Menurut Rezza wira (2016), Kehandalan (reliability)
Kemampuan dari sebuah mesin untuk bekerja sesuai fungsinya secara optimal
selama masa bekerja mesin yang diharapkan dan juga sebagai peluang mesin
untuk bekerja dengan fungsi selama masa hidup mesin tersebut. Keandalan
adalah hal yang penting untuk menunjang mesin agar dapat berfungsi secara
optima dan mengurangi kerusakan komponen selama pabrik masih beroprasi,
jadi ketika keandalan mesin berkurang maka performa mesin juga ikut
berkurang dan akan mempengaruhi pabrik tersebut, nilai availability atau
ketersediaan juga sama pentingnya dengan nilai keandalan. Menurut Heru
(2014), availability adalah ketersediaan kerja mesin yang sudah direncanakan
untuk melakukan pekerjaan secara normal dengan waktu yang tersedia.
Availability yang rendah akan menyebabkan berkurangnya produksi
mesin, maka harus diadakan kegiatan perawatan yang terjadwal dan terencana
(Preventive maintenance). Salah satu metode untuk memberikan perawatan
terjadwal dan terencana adalah Reliability Centered Maintenance (RCM).
Menurut Destina (2016) metode RCM merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk menentukan kebijakan preventive maintenance dengan
menggunakan informasi dan decision worksheet salah satunya adalah Failure
mode effect analysis (FMEA) sheet. RCM digunakan untuk memperoleh
kegiatan perawatan agar suatu aset fisik terus bekerja melakukan fungsinya
sesuai konteks pengoprasian pada saat ini. Penentuan kebijakan preventive
maintenance juga perlu memperhitungkan interval waktu perawatan. Interval
waktu digunakan untuk menentukan kapan sebaiknya mesin dilakukan
perawatan. nilai keandalan adalah point penting untuk menentukan interval
waktu perawatan , dengan bantuan nilai MTTR (Mean Time To Repair) dan
MTBF (Mean Time Between Failure) dapat menentukan nilai keandalan yang
optimal untuk setiap komponen tersebut.
Berdasarakan hasil pengamatan di PT. “X” mesin batching plant belum
4

memiliki perawatan mesin yang terjadwal dan terencana, perawatan mesin


hanya dilakukan pada saat mesin mengalami kerusakan (corrective
maintenance) yang berakibat tingginya downtime mesin yang terjadi.
Kerusakan pada 4 sistem mesin batching plant di bulan januari-november 2019
mengalami 50 downtime dengan total waktu downtime 5.886 menit. Sistem
mixer dan split pada mesin batching plant mengalami downtime terbanyak
pada periode 2019 dengan total waktu downtime 5000 menit. PT “X” perlu
menenrapkan maintenance dengan metode RCM agar dapat mengurangi nilai
downtime tersebut, Metode RCM juga memiliki keunggulan yang lain seperti
mengefektivekan biaya perawatan, umur kegunaan komponen yang mahal bisa
lebih panjang dan dapat meningkatkan kualitas produk.
Berdasarkan uraian permasalahan dan hasil penelitian pendahuluan maka
peludilakukan untuk mengatasi permasalahan apa saja di pt x, peneliti akan
membuat rancangan kegiatan perawatan mesin dengan menggunakan metode
Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan tujuan untuk membantu agar
perusahaan mengetahui komponen mesin batching plant yang paling rentan
mengalami kerusakan (kritis), mengetahui Interval waktu perawatan tiap
komponen agar umur tiap komponen lebih lama, memberikan usulan tentang
rencana tindakan agar mengurangi tingkat downtime pada mesin batching plant
dengan cara meningkatkan nilai reliability dan availability.

juga memiliki keunggulan yang lain seperti mengefektivekan biaya


perawatan, umur kegunaan komponen yang mahal bisa lebih panjang dan dapat
meningkatkan kualitas produk.

a. Bucket material : Tempat penyimpanan sementara & penimbang bahan split


dan pasir sebelum dimasukkan kedalam mixer
b. Vibro : motor penggetar yang funngsinya untuk memisahkan pasir dan batu
5

c. Load cell : Alat untuk menimbang bahan bahan yang ada di slit dan pasir ,
tempatnya menempel pada bucket material
d. Wire rope pulley : tali baja yang terbuat dari kawat baja yang sangat kuat
yang diputar oleh pulley yang fungsinya untukmenaikkan bucket material ke
mixer
e. Scraper : alat berat untuk menumpuk pasir dan split yang datang
f. Motor penggerak : motor pengerak memakai motor listrik dimana arus
listriknya diperoleh dari induksi elektromagnetik
Komponen sistem split dan pasir dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah
ini:

Salah bukan diharapkan tapi tujuannya agar dapat membahas penjelasan


RCM
6

Anda mungkin juga menyukai