Anda di halaman 1dari 2

CHAPTER 4

THEIR PRIVATE LIFES

Jennie menekan beberapa digit nomor pada pintu apartemennya. Wanita


berpipi gempal itu berjalan mengendap seakan tak ingin membuat suara
yang akan membuat sesuatu/seseorang terbangun. Ia meletakkan sepatu
pada rak lalu mengambil sandal apartemen untuk dipakainya.

Ia melihat malas seseorang lainnya yang berada di apartemennya,


menonton televisi miliknya, duduk di kursi kesayangannya, dan
memakan beberapa snack dari lemari pendingin miliknya. Betapa
banyak sumpah yang ingin sekali jennie katakan pada lelaki yang
berumur tak jauh darinya itu. Seiring bagaimana perilaku pria itu
padanya, jennie benar-benar muak berbicara bahkan hanya sekedar
melihat pria itu.

“Oh hai adikku. Udah pulang? Gimana kerjaannya? Dapat uang


berapa?” sambut si pria sembari menekan tombol pada remote control
mengganti saluran televisi.

Jennie memutar bola matanya malas.

“Gue rasa itu semua bukan urusan lo. Dan satu lagi, jangan panggil gue
adik, karena sama sekali gue gak sudi punya kakak kayak lo.” Jennie
tersenyum remeh, ia segera masuk ke dalam kamarnya. Pria yang baru
saja mendapat pernyataan tajam dari jennie itu hanya menyeringai.

“Ya Kim Jennie, ngomong-ngomong gue udah lama gak mukulin orang.
Apa lo mau main pukul-pukulan sama gue?” Pria itu kini sudah berada
tepat di depan pintu kamar jennie, melemparkan sebuah ajakan namun
lebih terdengar seperti ancaman.
Jennie membuka pintu kamarnya, “Gue udah transfer ke rekening lo.
Sekarang tolong jangan ganggu gue. Song Mino!” Ucapnya setelah itu.

“Bagus! Itu baru adikku.”

=====

Anda mungkin juga menyukai