Anda di halaman 1dari 517

Saenai_Heroine_no_Soda

Tekata :Jilid1

“Terjemahan dari baka-tsuki”

Versi PDF Editing by Maxyl

Ilustrasi Novel:
Prolog
"Latarnya pulau kecil terpencil di
selatan kira-kira satu jam perjalanan
udara dari Tokyo......"[1]
Kelas sepulang sekolah menyala
kemerahan dan lengang dari mentari
terbenam yang bersinar masuk dari
kemiringan.
"Lalu, meski sekolah di pulau itu akan
digabungkan dengan sekolah puteri
ternama di daratan karena mengalami
kemerosotan populasi......"[2]
Dari luar jendela terdengar suara
teriakan sia-sia dari anggota klub
olahraga.
"Karena itulah, rasanya seperti cerita
yang dimulai dari sang protagonis
memakai pakaian wanita memasuki
sekolah itu......"[3]
Di ruangan yang sepertinya terlalu
tenang karena sedikit suara yang
terdengar itu suaraku bergema.
"Protagonis seperti itu aslinya seorang
putri dari bulan yang datang lewat
homestay......"[4]
Semangat bersamaan dengan perasaan
kuat yang kumiliki tersebar dengan
tenang.
"Walau aku lupa mengatakannya, dunia
ini adalah dunia di mana "dunia dewa",
"dunia iblis" dan "dunia manusia" hidup
berdampingan......"
"Eee......"
"Terus, selama teknologinya maju, juga
ada 3 maid robot di rumah
protagonisnya......"[5]
"Anu......"
"Di tengah itu, protagonisnya
memutuskan untuk mengikuti pemilihan
osis untuk melindungi kegiatan klubnya
sendiri......"[6]
"Sebentar......"
"Ah, selagi masih di situ, semua
heroinenya satu demi satu memiliki
kehebatan bela diri......"[7]
"Sudah cukup ! Diaaaam ~!!!!"
"Wow, jangan mengeluarkan suara
kencang seperti itu. Akan mengganggu
sekitar."
Kata-kata beratku yang terputus-putus
seperti diam, terhapus oleh suara
kencang dan galak dengan tak masuk
akal yang tiba-tiba.
"Mulut yang menggembar-gemborkan
mimpi yang tidak jelas dengan suara
kencang lebih dari 30 menit nonstop
mengatakan hal-hal seperti
gangguan !?"
"Telah lewat selama itu kah ?......"
Ketika melihat jam, tentunya terasa
seperti jarum jamnya bergerak kira-kira
15 derajat dibandingkan beberapa saat
yang lalu.
Ah, karena aku manusia yang
menangkap gambaran besar dari
segalanya, aku tidak tertarik dengan
gerakan jarum menit.
"Pokoknya sudah pulang saja.
Semuanya, tidak lebih dari ini, sama
sekali waktu yang sia-sia......"
"Tidak, tunggu sebentar, tenang sedikit.
Ceritanya masih......"
"Jika dipikir-pikir, dipanggil sepulang
sekolah dengan tiba-tiba tanpa
pemberitahuan apa-apa sebelumnya,
diperlihatkan hanya sampul proposalnya
seperti ini, diperdengarkan pidato yang
tidak jelas, sampai undangan klub yang
tidak mungkin dipahami, benar-benar
membuatku marah besar tahu"
"Meski memanggil secara tiba-tiba
sepulang sekolah tanpa pemberitahuan
apa-apa sebelumnya dan memasang
wajah yang seperti tanpa rasa malu itu
memiliki keberanian menurutku......"
"Keh......karena kata-kata penyesalan
dalam berbagai arti berputar-putar
dalam kepalaku, hentikan memberi
tsukkomi dengan tenang"
"Jadi ?"
Gadis yang menimbulkan keributan di
depan mataku sejak beberapa saat yang
lalu sedikit menunduk dan memegangi
kepalanya.
Lalu, rambut pirangnya yang dapat
dikatakan penampilan luar khasnya
tergerai dari bahunya, menimbulkan
suara kecil dengan lembut. Itu,
seandainya laki-laki menemuinya
pertama kali pastinya saat itu juga akan
terpikat oleh rambut pirang seperti
pekerjaan tangan pada kulit seputih
porselen.
Teman sekelasku yang dibesarkan di
Jepang, memiliki ayah orang Inggris dan
ibu orang Jepang.
Sawamura Spencer Eriri.
"Secara umum kamu ini, meski
kelihatannya sampai sekarang aku
masih bisa mengabaikan otaku yang
konsumtif, mengajak membuat game
meski tanpa keuntungan apa pun,
meremehkan masyarakat ?"
Perkataan dan perbuatannya selalu
manis seperti nona besar memberinya
reputasi gadis cantik dalam sekolah
apalagi di kelas, namun jika kedoknya
dibuka tertidur karakter sebenarnya
seperti keganasan ini, bernafsu besar
dan maniak.
"Mengumpulkan orang secara sesuai
meski aku sendiri tidak bisa melakukan
apa-apa, ayo membuat game dan jadi
terkenal, kata-kata seperti itu adalah
yang dikatakan oleh grup doujin tahu.
Bukannya itu yang paling kau benci ?"
"Apa yang kau katakan ?! Gairah yang
mendidih ini ada padaku ! Motivasi pun
lebih dari biasanya ! Artinya tanpa aku
rencana ini tidak mungkin, bahkan
menyelesaikan gamenya saja tidak
mungkin !"
"Kalau begitu orang lain tidak punya
keinginan untuk membuatnya"
"Ah, jangan menghancurkannya secara
harfiah ! Meski proposal yang
kuselesaikan semalaman dengan susah
payah......"
"Rencana doujin galge (sementara) dan
tanggal serta nama ini bagaimana bisa
memakan semalaman menulisnya ?"
"Jika aku tidur sebelas jam, tentunya
sedikit waktu yang pasti tersisa kan"
"Aku sudah tidak tahu lagi harus
mengatakan apa...... Da-dasar kau !"
"A-Ah...... Kejam"
Jagoan klub seni yang sejak saat kelas
satu memenangkan pameran.
Pemilik bakat seni luar biasa.
"Sifat sebenarnya" gadis ini yang dipuji-
puji seperti itu hanya diketahui sebagian
kecil orang termasuk aku di sekolah.
Yah, meski begitu, aku bukan manusia
yang dibanjiri perasaan unggul terhadap
"wajah lainnya yang ditunjukkan hanya
padaku" itu. Gadis yang kejam.
"Orang sepertimu mengajak berdiri di
atas panggung utama sekarang terlalu
cepat sepuluh tahun"
"Meski sekarang sudah terlambat masih
terlalu cepat kah ? Lalu doujin galge itu
panggung utama kah ?"
"Kh...... kau cukup beli dan nonton
anime bishoujo dan menyebarkannya
saja!"
"Ka-kau, jika mengatakan lebih dari itu
mau tidak akan kuberi BD terakhir
'Jichikai no Dokudan' ?"[8]
"Terus mengikutinya sampai sebelum
terakhir lalu pada akhirnya tiba-tiba
melepas urutannya, yang kau katakan
itu rendahan !"
"Ti-tidak, yang tadi cuma ancaman khas
tidak mengakui kekalahan, aku tidak
melakukannya sampai sekarang
kan......"
Begitu menyenangi karya itu......
Ngomong-ngomong, 'urutan yang lepas'
itu ungkapan yang populer ya ?
"Pokoknya berargumentasi setelah ini
pun sia-sia. Hal yang kulakukan sendiri
pun sudah cukup banyak. Sama sekali
tidak ada waktu luang untuk permainan
tak berguna dengan amatir."
"Desain karakter main heroinenya saja
tidak apa-apa...... terus, sembari masih
bisa, hanya sedikit gambar asli sub
heroine dan seluruh karakternya lalu......
termasuk latar belakangnya juga secara
gratis......"
"Jangan menaikkan isi permintaannya
seperti kurva kuadrat ! Mana salinan
khusus tamunya !"
"Sepertinya tadi ada deh......?"
Seperti itu, argumen yang tak dapat
didekati dan tak ada hasilnya muncul di
kelas......
"Mohon tenang kalian berdua"
"kh......"
"Ka-kak Utaha......!"
Entah sejak kapan ada kekeliruan
bahwa hanya ada dua orang di kelas
ini...... rasanya, suara menenangkan
yang sedikit rendah itu membelai telinga
kami berdua.
Begitulah, yang kupanggil untuk
rencana kali ini tidak hanya Eriri.
Demikian aku memperkirakan
munculnya bahaya orang yang mundur
dan menambah teman, kemenangan
pembalikkanku......
"Yah tapi untuk kali ini, sayang sekali
aku pun menyetujui pendapat
Sawamura"
"Ka-kak Utaha ~"
Tapi, kebalikan dari yang diharapkan,
keunggulan sepihak yaitu bantuan yang
muncul saat diharapkan, sifat khas
orang jepang seperti mendukung orang
yang tertindas telah hilang entah di
mana......
"Hey, Rinri"
"Tomoya......"
Bagaimanapun juga karena pada
akhirnya namaku muncul di sini aku
akan memperkenalkan diri.
Aki Tomoya.
Akademi Toyogasaki kelas 2.
Lalu, tambahan profil sejak kemarin,
memimpin klub pembuatan doujin galge
(nama belum ditetapkan).
"Biarkan aku memeriksa proposalmu
secara singkat"
"Karena aku membiarkan sarkasme
semacam itu, jadi jangan
memperbesarnya dengan sengaja"
Kak Utaha dengan sopannya membuka
dan meluruskan sampah kertas yang
telah digulung Eriri.
Meski ia tahu bahwa sebelum dibuka
terlihat hanya judul proposal (sampul)
dengan ukuran huruf yang besar dan
jumlah karakter yang sangat sedikit
dengan sembarangan......
"Mengubah gaya bicara, kurang lebih
aku bisa mengerti isi kepalamu dalam 30
menit yang lalu"
"Hebatnya, jujur aku merasa lega !"
"Hee, meski tidak memikirkan apa pun
dengan untung-untungan, menurutku
juga akan mungkin ~ sudah tidur saja ~
aku dapat memahami pikiranmu kemarin
malam sekitar jam sepuluhan dalam
futon itu"
"Keras seperti biasanya"
"Aku tidak senang dengan sikap
menantang seperti itu"
Aliran pembicaraannya sampai akhir
tenang, tapi tanpa memilih kata-kata,
caciannya jauh melebihi level yang
dapat dimaklumi.
Rambut hitam panjang mengilat, karena
ekspresi wajah yang hampir tidak
berubah gadis cantik secara objektif
menetap pada tubuh itu.
Kakak kelas satu tahun di atasku dan
Eriri.
Kasumigaoka Utaha.
"Pertama-tama, jika ada tambahan
secara lisan pun rencananya bernilai 0"
"Oou"
"Hanya terlihat seperti campuran
macam-macam bagian yang kulihat
entah di mana"
"Uggh"
"Mungkin, ini hanya menghubungkan
dengan sesuai beberapa karya yang kau
mainkan baru-baru ini kan ?"
"Ta-tapi karena menghubungkan
berbagai macam genre dengan sesuai
kurasa isinya akan jadi avant-garde
yang luar biasa......"
"Begitulah, level akhirnya bukannya jadi
Yosenabe, tapi jadi Yaminabe"
"Nu, nughh"
"Atau "Menghubungkan berbagai
macam genre dengan sesuai" sudah
kukatakan jangan bersikap menantang"
Daripada melebihi level luar biasa,
dapat kukatakan caciannya ada di level
yang dapat dimaklumi.
Beda dengan Eriri yang bernafsu besar,
ia menusuk jauh lebih banyak secara
rasional (yang terdengar).
"Ta-tapi, rencana ini hanya aku
yang......"
"Cerita yang kudengar dari seorang
editor...... sambil berkata 'hanya aku
yang bisa melakukannya' membawa
rencana tanpa pernah terdengar
sebelumnya"
"Eh......?"
"Tapi ini benar-benar mirip cerita yang
ada...... suatu hari, proposal yang
dibawanya mencapai suatu perusahaan
game. Menurut pernyataan orangnya
sendiri 'Inovasi yang tidak ada sampai
sekarang', 'Ini karya yang sangat
ditunggu-tunggu pengguna', 'meski
hanya aku akan memperlebar industri
jika bisa menerapkan rencana ini',
pokoknya menyebutkan satu-satu pujian
dirinya sendiri.
"He, heeeeee"
Gawat, rasanya semuanya sudah
kusebut beberapa saat yang lalu.
"Lalu, saat dilihat isinya ada 'teman
masa kecil suka ikut campur yang
datang membangunkan pagi-pagi',
'gadis atlet berambut pendek yang
segar bugar', 'Adik perempuan yang
lekat dengan protagonis namun
penurut', 'gadis misterius dengan
eksistensi spiritual', 'dialog menarik'
juga ada, 'Gambaran icha-love setelah
pacaran', juga 'Pertolongan ajaib dan
perkembangan yang cepat saat bagian
akhir'......"
"Aa, cukup, sudah cukup !"
Hebat, hanya dengan penjelasan itu
langsung tidak kurang dari 5 judul
muncul di pikiranku. Apanya yang
inovasi.
"Ya, hal-hal semacam itulah"
30 menitku dihancurkan habis-habisan
hanya dalam 30 detik, tap, Kak Utaha
meletakkan tangannya di bahuku yang
tertunduk lesu.
"Sudah lama ya, kegiatan otaku serius
Rinri, bukannya aku tidak merasa
sangat tidak mungkin mengatakan ada
beberapa keinginan untuk kerjasama"
"Mengatakan tidak ingin kerjasama
sambil menghitung dengan tenang.
Lagipula aku Tomoya"
Sejak kelas satu tidak pernah lepas dari
peringkat satu secara paralel, paling
jenius di sekolah.
Secara sambil lalu menulis naskah untuk
klub drama, pemilik bakat sastra luar
biasa.
"Sifat sebenarnya" gadis ini yang
dikagumi seperti itu lagi-lagi hanya
diketahui sebagian kecil orang termasuk
aku di sekolah.
Yah, itu...... tidak, orang ini pun kejam.
"Tunggu......jangan seenaknya
memasuki dunia dua orang !"
"Lingkungan sekitarmu itu apakah
selalu keras padaku seperti ini !?"
Lalu, ketajaman mulut Eriri menusuk lagi
bersamaan dengan ayunan ekor pirang
dari samping.
"Ah, masih ada ya Sawamura ? Kukira
kau sudah lama pulang meninggalkan
dia"
"Ap......"
Kemudian, meski tidak tahu naluri
macam apa, kak Utaha dengan pintar
mengeluarkan pertahanan diri yang
berlebihan.
"Kamu ini ya, sebenarnya mengatakan
apapun baik hati. Itulah yang tidak
kubenci"
"Justru itulah yang kubenci darimu"
"Pada awalnya, siapa ya yang memasuki
dunia dua orang sebelumnya"
"Jadi ? Meski aku yang sebelumnya
telah menyatakan absensi, siapa orang
yang mengikuti begitu saja dan tidak
berhenti menyerang ?"
"Ya ampun, jangan lepas kendali
Sawamura"
"Hah ? Aku tidak mengerti apa yang kau
katakan !"
"Tunggu......jangan seenaknya
memasuki dua orang oi"
Meski aku selalu memikirkannya, dua
orang ini terlalu dekat.
Tentu saja, dalam suatu pengertian.
"Pokoknya, jadi untuk apa Kasumigaoka
Utaha itu ada di sini"
"Pada awalnya karena aku pun siswi di
sini, apa tidak aneh juga ada di sini ?"
"Aku tahu itu tapi jangan
mengatakannya dengan pengertian
seperti itu"
"Kalau begitu berdua saja tidak apa-apa
kan ? Apa kau mengkhayal yang aneh-
aneh ?"
"Asal kau tahu saja ya, itu karena aku
tidak ingin mengikuti perang saraf tidak
berguna seperti itu"
"Sangat bersikeras pada kalimat itu
jelek loh Sawamura"
"Aku selalu hidup hanya dengan sekuat
tenaga !"
"Makanya jangan kemudian
menghancurkan pintunya"
"Aku tidak menghancurkannya ! Kan
cuma sedikit berteriak !"
"O-oi tunggu ! Tunggu sebentar !"
Teriakan setengah matiku itu dihapus
oleh suara kehancuran dan bentakan
yang melebihinya.
Mereka, sembari berargumen
mengenaiku telah pergi mengabaikanku.
Betapa salah logikanya......
"A-a......haaaaah~"
Aku yang tertinggal mendesah kuat-kuat
saat ini juga.
Bagaimanapun juga dengan ini,
ambisiku yang berniat memohon contoh
percakapan main heroine, sekalian
hanya sedikit plot sub heroine, skenario
semua karakter, naskah termasuk
produksi......dengan gratis runtuh
dengan tragis.
Yang tersisa secara fisik yaitu selembar
kertas renyuk ukuran A4 terbentang di
atas meja dan aku sendiri.
Harapan, semangat juang serta rencana
sejam sebelumnya dengan gampangnya
dihancurkan, dan hanya menyisakan
keputusasaan, kelesuan dan rencana
yang ditolak.
Dipikir bagaimanapun, situasi sejauh ini
sudah tidak bisa diungkapkan lagi.
Makanya, sudahlah, menyerah juga
tidak apa-apa. Tidak masalah jika
memutuskan mundur dengan berani.
Sejak awal rencananya dimulai dari ide
sederhana.
Di sana tidak ada hal-hal seperti
pertarungan yang menggantungkan
kehidupan serta hidup mati manusia.
Makanya, hanya satu kata, mau
bagaimana lagi.
Tetapi......
"Pertarunganku, masih baru saja
dimulai......"[9]
Manusia, ketika terpojok dalam situasi
keputusasaan akan membara.
......walau hanya pengarang S yang
memojokkan karakterya dalam situasi
keputusasaan dengan moe, itu cerita
lain lagi.
Rencana yang bertujuan pada inovasi
tenggelam, orang-orang tidak
terkumpul, formasi klub dengan tiba-tiba
kandas pada batu karang.
Situasi sekarang ini tidak ada unsur
barunya di mana pun.
Bisa dikatakan, situasi ini sendiri bukan
apa pun di luar cara mudah.
Meski biasa, cerita kebangkitan dari
kehancurannya.
Ya, saking biasanya lebih dari lima judul
langsung muncul dalam pikiran hanya
dengan membaca dengan teliti cerita
lama.
Tetapi, lebih dari lima judul itu adalah
karya agung yang sampai sekarang pun
isinya masih bisa diingat dengan benar.
Makanya berapa kali diulangi pun,
berapa lama menggunakannya pun, hal
yang baik tetap saja hal yang baik.
"Baiklah !"
Memusatkan tenaga di tangan, sekali
lagi, memperoleh kembali semangat
juang sebelum tidur kemarin.
Kemudian aku, memikirkan pertarungan
sendirianku dari esok......
"Sayang ya, semuanya tidak mau
bekerja sama"
"......ah, ada kamu ya ?"
"Errr, bukannya pada awalnya membuat
game untuk membuatku jadi
heroinenya ?"
"Maaf, maaf, aku lupa sampai sekarang"
"Um, aku mengerti. Kau benar-benar
melupakanku ya Aki"
Ngomong-ngomong maaf, hanya sedikit
koreksi.
Pertarungan "kami", masih baru saja
dimulai......
"Tidak, tapi Katou, di hadapan mereka,
keberadaanmu sama sekali tidak
menarik"
"Kan karena auranya berbeda.
Keduanya selebritis terkenal dalam
sekolah"
"Yah, sepertinya memang begitu"
"Jika diingat keduanya itu sama sekali
tidak mendengarkan namaku kan"
"Tidak, yah, sejak awal apa mereka ada
sepintas memandangmu ? Jika itu
saja......"
"Tapi Aki hebat ya, bisa kenal dengan
Sawamura dan kak Kasumigaoka itu.
Apalagi bisa sangat dekat"
"............"
Tidak banyak mengatakan keluhan
meski sama sekali terlupakan sampai
sekarang, dengan obrolan yang sangat
normal, membicarakan hal-hal yang
biasa.
Secara visual...... yah seperti yang
terlihat.
Teman sekelas yang sama sekali tidak
meninggalkan kesan sampai sebulan
lalu, meski seharusnya telah pergi ke
sekolah yang sama setahun lebih.
Katou Megumi
......Ya, meski kesannya lemah, karena
namanya jadi ada kemungkinan, ya.
"Nah, ceritanya juga sudah selesai, ayo
segera pulang kah ? Ada tempat yang
agak ingin kudatangi"
"......dengan gampangnya ya, Katou"
"Menurutmu itu normal ?"
"Normal itu tidak baik. Kamu kan jadi
Main Heroinenya ? di galge"
"Oh ya, di game apa sebaiknya namanya
diganti ? Katou Megumi itu sangat
biasa"
"Jangan mengakuinya sendiri......"
Ada satu lagi teori yang kuingat agar
kisah dapat disebut karya agung.
Yaitu, karya apapun, bahkan sampai
sekarang, supaya dapat mengingat
nama dan visual secara langsung, ada
heroine yang menarik dan unik.
Dikatakan bahwa 90% sudah sama
dengan menang untuk kisah itu, jika
karakternya berdiri.
Itu artinya, saat karakter tidak berdiri
dengan fatal......
"Tutup ya ? Kuncinya"
"...... Ah"
Tidak, makanya, pertarungannya masih
baru saja dimulai !
Begitu aku memutuskannya sekali lagi,
aku kembali memusatkan tenaga di
tangan.
Tidak terasanya genggaman barusan
tidak salah lagi, mungkin cuma
perasaanku.
Apapun itu, ini adalah kisah yang
menjelaskan hari-hari
pertarunganku...... tidak,
pertarunganku, Aki Tomoya dan Katou
Megumi.
Pertarungan untuk membuat kisah yang
menempatkan teman sekelas si teman A
ini menjadi main heroine......
"Kay' tunggu......mm~ perasaan seperti
ini apa tidak apa-apa ya"
"Napa Katou ?"
"Ah, ini, kelihatannya pintunya sedikit
rusak. Kalau tidak diperbaiki"
"......suatu saat kamu pun akan dapat
giliran merusaknya. Karakter yang
seperti itu akan berdiri"

Bab 1
Flagnya telah hancur tanpa disadari
"Pagi, paman Yamaguchi"
"Oh, kali ini pengantar koran ya. Tomo
bekerja keras ya"
"Soalnya bulan depan BD Boxnya
"Goukoku no Goraion"[1] keluar ! Karena
nenxxroid[2] hanya termasuk pada edisi
pertama aku akan mati-matian
berusaha!"
"......Seperti biasa mengatakan sesuatu
yang dalam dengan segar. Walaupun
aku tidak mengerti apa-apa"
"Nah karena aku akan pergi
menyebarkannya kali ini, sebagai satu-
satunya pemain aku akan bersiap-siap,
dah ! "
Sambil bertegur sapa ringan pagi
dengan tetangga di lingkungan sekitar,
aku langsung menginjak pedal.
Lalu, dengan begitu aku belok kiri
mengikuti jalan sambil sesaat
menambah kecepatan, bidang
pandanganku atas-bawah kiri-kanan
langsung terbuka saat mendekati
turunan lereng curam.
Nama lain, lereng detektif.
Jalannya yaitu lereng pematah hati 300
meter yang menggoda kembali ke
padang pasir dari oasis.
Terlebih lagi alasan penamaannya
karena di tengah jalan lereng ada
"Kantor Detektif Sakashita" tertulis
pada papan iklan tua yang menarik
keingintahuan anak SD.
"Uoooo......"
Saat mendekati jalan masuk turunan,
angin kuat dari belakangku semakin
mendorongku dan sepedaku.
Sudah lewat pertengahan libur musim
semi, mulai esok udara pagi April sudah
tidak dingin lagi.
Daun bunga yang melambai-lambai
beterbangan dari barisan pohon sakura
di sisi jalan semakin menambah rasa
hangat.
Didorong angin yang menyenangkan
seperti itu dari belakang, mendadak
kecepatan naik dalam sekejap menuruni
jalan yang jadi sangat miring......
"Ooooo......ooh !"
......hampir saja aku melakukannya, kali
ini dengan seluruh tenaga kedua
tanganku menggenggam tuas rem dan
dengan cepat mengurangi kecepatan.
"Pejalan kaki oke, mobil oke, kecepatan
oke...... semuanya oke !"
Berhenti sebentar, menunjuk dan
memanggil satu-satu.
Sekali lagi menuruni sisi jalan dengan
perlahan.
Pokoknya sejak sekitar tahun lalu,
sepeda ditiup angin kencang seperti
lelucon.
Sekarang, balapan mobil seperti zaman
berandal, berbelok dengan kecepatan
penuh sambil mengalahkan mesin, rasa
kecepatan dan gairah seperti itu sudah
tidak bisa ditemukan di seluruh kota.
Tapi......
"Karena peraturan adalah peraturan,
ya"
Bukannya keluhan om-om 'dunia yang
jadi tidak nyaman ditinggali'.
Biar aku terbang atau terjatuh pun
tenang saja, tapi tanpa sengaja ada
orang di sana aku tidak tahu apa bisa
tenang atau tidak.
Yah sejauh itu menaiki tangga menuju
kedewasaan.
Terlebih lagi, memperlambat laju seperti
daun bunga sakura yang melambai ini
juga, rasanya adalah cara menikmati
musim ini dengan tepat.
"Wooo, melambai-lambai naik turun,
hangat......"
Melepaskan kekuatan selain kedua
tangan yang menggenggam rem,
mendongak ke langit.
Langit yang sudah menunjukkan tanda-
tanda musim semi sepenuhnya, pada
biru yang cerah putihnya awan yang
tipis terombang-ambing, di sana merah
mudanya daun bunga tersebar.
Setelah itu, mentari yang sedikit lebih
kuat daripada musim dingin, bulan yang
mengecil tidak tenggelam sebelum fajar.
Biarpun begitu, lebih besar daripada
bulan atau mentari, lebih dekat, lebih
cepat memasuki jarak pandang, UFO
yang benar-benar bulat.
"......eh ?"
UFO yang benar-benar bulat, memasuki
jarak pandang lebih cepat, lebih dekat,
lebih besar daripada bulan dan
mentari...
"Ja-jangan-jangan! Itu Ufo...o"
Lebih cepat daripada mengeluarkan
suara keraguan, UFO itu mendarat di
depan mataku, terjatuh dan berguling
begitu saja di turunan.
Akan lebih baik jika durasi
penerbangnya sedikit lebih lama.
"Topi kah......"
Setelah memastikan, benda yang
bergerak itu tidak seperti topi jerami
merah, bentuknya topi baret putih.
Begitu, karena UFO itu tidak menerima
kekuatan dan area angin yang cukup
jadi tidak terbang sampai jauh.
Tidak, warnanya tidak ada
hubungannya.
Walau aku mengatakan itu, cukup
tenggelam dalam rasa peduli amat......
"A,aaaaa ~ ! Tolong, hey tungguuuuuu"
Tanpa disadari, sampai suara yang
nyaring karena angin.
"Ee......h"
Saat itu, tubuhku bereaksi sendiri.
Otot di kedua tangan sampai menonjol
menggenggam rem sekuat tenaga, agak
berbeda dengan otot kepala yang
menoleh ke belakang sekuat tenaga.
Mungkin itu tiba dari atas tanjakan,
dengan cantiknya transparan,meski
begitu aku ingin memastikan dengan
mata ini pemilik dari suara kencang
itu......
"Topiku~~~!!!"
"Ah......"
Berpaling ke atas tanjakan.
Kebingungan sambil berdiri terdiam di
sana, kira-kira seumuran denganku,
adalah seorang gadis.
Lalu meloncat dengan memesona di
mataku, gaun one-piece putih, kaki
putih, putih......
Tidak, tapi warna tidak ada
hubungannya, mungkin.
Mengulurkan tangan kanan ke topi yang
jatuh terguling-guling dengan mahirnya
di lereng tanpa tanda-tanda berhenti
sepenuhnya, menahan rambut yang
melayang di angin dengan tangan kiri,
artinya tidak cukup tangan untuk
menahan rok.
......Yah, makanya pokoknya itu, pemilik
topi itu ada di sini.
"Sampai kah......ah"
"Ah......"
Lalu ketika ia kembali memandang yang
dekat dari topi yang jauh, dengan tak
terelakkan, pada garis batas itu
matanya bertemu denganku.
Dengan tampang kesusahan yang sama,
kali ini ia menatapku dan topi
bergantian.
"Tunggu sebentar !"
"Eh......?"
Aku tidak mengerti apa yang diceritakan
oleh pandangan gadis itu.
Tapi yah, aliran deras perkembangan
saat ini......apa boleh buat selain menaiki
ombak besar.
"Wuoooooow !"
Makanya aku dengan sekuat tenaga
mengayuh pedal sepeda menuruni
lereng......
"Oooooooo...yosh"
Kemudian saat dipikir lagi, turun dari
sepeda dan berdiri dengan
sopannya......
"Woooooooooooo lagi~!"
Berlari turun sekuat tenaga dengan
kedua kaki.
Jika seperti ini, kekerenan dan
kecepatan pun mau bagaimana lagi
akan turun.
Ini, cara mengikuti peraturan lalu lintas
di negeri ini dengan sepenuhnya.
Karena berlari cepat sekuat tenaga
berbahaya, tapi jika berjalan mungkin
tidak akan diperlakukan melanggar
aturan.
Hidup pengguna jalan yang lemah!

※※※
Malamnya......
Lewat jam 12,
Di tengah dengungan suara gerakan
dua HDD recorder untuk merekam
anime seperti biasa, suara ketikan
keyboard yang panasnya tidak kalah
dengan panas buangan dari mesin itu
bergema di seisi ruangan.

Judul:
Belum ditetapkan
Konsep karya:
Pertemuan, perasan, cerita icha-love.
"......'Icha-love' yang terakhir itu
merusak keseimbangan kah ?"
Karena aku dipengaruhi pertemuan
'takdir' itu pagi ini.
Karena karakteristik cerita yang tidak
kalah dengan kenyataan membuat
keinginanku menulis berkobar-kobar.
......Karena panasnya mengalir dari
seluruh tubuh, mau tidak mau membuat
teks.
"Tidak, deskripsi Icha-love tidak
menjual, untuk apa galge"
Pada akhirnya, entah bagaimana aku
bisa mengambil topi itu yang jatuh
puluhan meter di jalan utama.
Padaku yang berkata 'sudah cukup'
sambil menyelanya, gadis yang berlari
turun dari lereng sekitar setengah menit
berterima kasih dan berkali-kali
menundukkan kepalanya.
Sakitnya siku yang tergores meski
hanya sedikit membuatku merasa
bangga.

Prolog:
Pada suatu hari di musim semi, aku
bertemu dengan takdir......
Lereng yang panjang di mana cahaya
matahari mengalir tenang, angin hangat
berlalu, daun bunga sakura
beterbangan.
Lalu seorang gadis berdiri diam di
puncaknya.
Gadis yang belum pernah kutemui,
namanya pun tidak tahu.
Firasat yang baru membuat hati
berdebar-debar, saat itu......
Saat itu aku jatuh cinta untuk kedua
kalinya.
Ya, aku telah jatuh cinta lagi.
Jatuh cinta pada seseorang itu tidak
bisa dihentikan.
Walaupun aku yang akan tersakiti.
Walaupun aku yang akan menyakitinya.
Walaupun perasaan kedua orang tidak
akan terpenuhi......
Demikian adanya pada tahun ajaran
baru dimulai dengan firasat akan terjadi
sesuatu.
"......Agak terlalu menyakitkan kah ?"
Setelah itu untuk sebentar, dua orang
berjalan berdampingan hingga sepeda
yang berhenti di tengah jalan lereng.
Tapi setelah itu, aku menaiki sepeda
menuruni jalan, ia terus menaiki
tanjakan dan kembali ke tujuan awalnya.
Selama itu, aku hampir tidak berbicara.
Saling memperkenalkan nama sendiri
pun tidak, juga membuat janji apa-apa.
"Nah, walaupun agak sakit, sebagai
penarik perhatian tidak apa-apa kan.
Benar-benar salah paham !"
Tapi, oleh sebab itu tidak apa-apa.
Tidak, karena itulah tidak apa-apa.
Bagaimana pun juga, justru karena
cerita ini punya karakteristik drama
seperti secara kebetulan
menghubungkan lagi takdir yang
mungkin pernah terputus, jadi bisa
bersinar.
Karena itu, seperti murid pindahan yang
masuk ke kelasku dari tahun ajaran
baru.
Atau seperti karena sesama ayah saling
bermusuhan, dipermainkan ombak suka
dan benci.
Selain itu, terungkapnya kejutan berupa
fakta bahwa sebenarnya mereka kakak
adik sama ibu beda ayah menarik
mereka ke dalam kesulitan......
Hanya dalam beberapa detik,
mengabaikan bahwa icha-love telah
beralih ke level yang sama sekali
berbeda, yah, hal-hal semacam itu lah.

Daya tarik karya ini:


Tidak rumit, membuat tidak sabaran,
sedikit memalukan, menggeliat
kesakitan.
Adventure Novel cinta sejati yang
menyusun hari-hari masa muda seperti
itu.
"Melewati rasa sakit kali ini berbau
orang tua ya !"
Meskipun demikian, motivasi sampai
seaneh ini belum pernah terjadi
sebelumnya.
Seolah-olah seperti rasa membara yang
tertidur sampai sekarang terpancar
dalam satu semburan.
Sejak kapan perasaanku menyala-nyala
seperti ini ?
Mungkin, ya, sejak aku tergila-gila
dengan 'Koisuru Metronome' hingga
lupa makan dan tidur......
"Apa pun yang terjadi 'masa muda' itu
tidak ada. Karena itu bukan netage"
......hanya satu tahun lalu kah ?

Daya tarik karya ini:


Tidak rumit, membuat tidak sabaran,
sedikit memalukan, menggeliat
kesakitan.
Adventure Novel cinta sejati yang
menyusun hari-hari masa muda seperti
itu.
n.b. Di sini meninjau kembali rencana.
"Hari-hari biasa itu...... memakai hari
biasa kan"
Dengan perasaan seperti itu, rencanaku
membuat game berlanjut sampai HDD
recorder selesai merekam semua siaran
di tengah malam.
......koran pagi hari berikutnya jadi
terlambat tiga puluh menit diantarkan ke
tiap rumah.
Hari pertama memasuki bulan April.
Lalu hari kedua membuat plotnya.

Penokohan:
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui pada
jalan lereng di mana sakura
beterbangan.

"......jadi akhirnya kucoba menggunakan


sebaik mungkin latar sakura sedikit
lebih banyak"
Tanpa bosannya aku bergulat dengan
proposal, meski sambil membuat
heroine ceritanya, hari ini pun aku
mengingat pertemuan dengan anak itu
di dunia nyata.
Sama dengan plot penokohan yang
sedang kutulis sekarang, gadis yang
belum pernah kutemui, namanya pun
tidak kuketahui.
Aku yang terus tinggal di daerah ini
sejak lahir, karena tidak pernah
melihatnya sampai sekarang,
mungkinkah ia pindah baru-baru ini ?
Atau mungkin hanya tanpa sengaja
bertemu di jalan, antara keduanya.
Topi baret putih pada gaun one-piece
putih.
Kemudian, ekspresinya ketika menahan
rambut yang ditiup angin dengan
tangannya......
Sebenarnya aku tidak terlalu mengingat
wajahnya.
Entah bagaimana karena kebanyakan
situasi pertemuan itu terlalu kuat,
bahkan sampai wajahnya yang penting
nampaknya tidak terlihat dengan jelas.
Meski aku mengingat warna putih......
Tidak, makanya warna tidak ada
hubungannya.
Walaupun bukannya warna putih gaun
one-piecenya.

Penokohan:
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui pada
jalan lereng di mana sakura
beterbangan.
Di puncak tanjakan sebatang pohon
sakura tua besar satu-satunya
berkembang.
Terikat oleh kutukan yang diberikan
pohon itu, ia hidup abadi selamanya
sebagai jiwa sakura.
Protagonisnya ketika masih kanak-
kanak telah bertukar janji dengan gadis
itu......
Ketika menjaga janji itu dan keinginan
gadis itu terwujud, kutukannya
terhapus.
Saat itu, keberadaan gadis itu
menghilang dari ingatan semua orang.

"...... cuma perasaanku sajakah seperti


Da XXpo[3] ?"
Dengan perasaan seperti itu, hari ini aku
berkali-kali tersesat dalam labirin
pikiran, rencananya sama sekali tidak
berkembang.
Aku harus mengejar kembali dari esok.
Bulan berganti malam hari kedua.
Sepertinya sebentar lagi waktu suara
langkah kaki tahun ajaran baru
terdengar.

Garis besar cerita:


Belum ditetapkan

"Gawat, web mana pun material April


mop sudah berakhir. Kalau begini mau
tidak mau harus mencari betul-betul
situs matome dengan teliti"
Hari ini berlanjut sebanyak dua baris.

Tiga April.
"Anime musim semi mulai hari ini
ya......pokoknya harus kutonton episode
pertama semua judul secara langsung"
Meski aku sudah mengecek tiga karya,
yang terakhir membuatku memutuskan
untuk mengakhirinya untuk sementara.

Empat April.
"Mulai esok tahun ajaran baru ya......
pada akhirnya, libur musim semi tahun
ini pun aku tidak melakukan apa-apa"
Yah, kenyataan memang seperti ini.

※※※

"Hei Tomoya, apa kau punya 'Kohakuiro


concerto'[4] ?"
"'Kohakuiro Concerto'...... apa ?"

Ketika aku berbicara dengan teman


sekelasku Kamisato Yoshihiko,
pelajaran sudah selesai, aku hendak
membuka loker ketika pulang kira-kira
jam setengah empat sore.
"Itu, galge yang keluar tahun ini, bisa
dikatakan karya yang cukup baik,
apalagi aslinya eroge, jika kau pasti
akan mengeceknya menurutku"
"......seandainya begitu memangnya
kenapa ?"
"Pinjam dong. Sudah lama selesai kan ?"
Apalagi alasan yang menghentikanku
dari bergegas pulang untuk mencerna
anime yang direkam malam tadi itu
terlalu kelewatan.
Sepertinya pengetahuan orang ini
adalah aku orang yang akan membeli
semua galge yang diubah dari eroge
terkenal dan bagus, apalagi bertepatan
dengan hari penjualannya.
"Tidak tahu. Beli saja sendiri"
"Aku tidak sama dengan Tomoya, tidak
punya uang"
Nah makanya meski aku membelinya.
Jam sepuluh pagi pada hari
penjualannya.
Dengan berat 1,8 kilo 9800 Yen sudah
termasuk 5 keping soundtrack & koleksi
gambar asli edisi terbatas keluaran
pertama.
Kebingungan karena hadiah spesial dari
toko tersedia di semua toko pada hari
itu, kuluncurkan serangan cepat dan
memesan pada toko yang kupilih
dengan kebingungan.
Kebetulan empat kali aku menangis
sebelum menyelesaikannya.
"Begini ya, aku memiliki uang untuk
membeli anime atau game itu karena
bekerja keras paruh waktu, hentikan
cara bicaramu yang sepertinya
menyalahartikan tujuan dengan cara"
Bagaimanapun juga, karena ayahku
pegawai perusahaan kecil, bahkan
dengan kelebihan pinjaman keluarga
yang tersisa sampai generasiku,
hanyalah keluarga kelas menengah.
Karena kedua orangtuaku sedang pergi
kerja di luar negeri, aku tinggal sendiri
di rumah yang sangat luas, meski begitu
tidak memusingkan masalah uang tak
bisa dibandingkan dengan protagonis
galge.
"Apa ? Tapi kalau Tomoya akan
membelinya menurutku"
"Intinya walaupun aku membelinya,
dilarang meminjam. Setidaknya katakan
kau akan memainkannya di rumahku"
"Tidak mau, penjelasanmu satu-satu itu
berisik"
"Itu adalah hak dari penyedia game dan
tempatnya. Betapa bahagianya bicara
dengan teman mengenai produk yang
sama......"
"Sebelumnya kau memberikan spoiler
padaku sebelum aku selesai kan"
"......aku benar-benar minta maaf untuk
yang waktu itu. Lupakan itu"
Perkataan Yoshihiko menusuk
kemunafikan yang tak kusadari dengan
dalam.
Ada orang, orang lain yang kulukai
dalam tanpa kusadari.
Spoiler bagi otaku adalah perbuatan
paling rendah......bahkan sampai tidak
kalah dengan kopian atau crack.
"Daripada itu, mintalah pada orang lain.
Aku benar-benar tidak memilikinya"
"Serius ~ Akiba sudah hancur, di
internet semuanya sudah melebihi
sepuluh ribu, walaupun aku
menginginkannya, aku tidak bisa
mendapatkannya"
"Makanya selalu pesan, berkali-kali aku
mengatakannya kan. Karena jika
pesanan tidak terkumpul bahkan di
pembuatnya, pesanan barang tidak
akan datang dari toko, bahkan berapa
banyak pun mengeluh tidak bisa
mendapatkannya setelah itu, aku hanya
bisa mengatakan kalau itu sesuai
dengan apa yang telah kau lakukan"
"Kenapa gaya bicaramu seperti mata-
mata pembuat itu ?"
Yah, jika aku mulai mengatakan yang
sebenarnya terjadi, jika satu hari lebih
cepat kau bisa memutarnya.
......jika demikian entah bagaimana
penghinaan yang akan kuterima setelah
itu aku tidak mengerti.
"Nah, karena alasan itu sudah pulang
saja. Sampai besok ya"
"Kau juga pulang kan ? Mau jalan sama-
sama sampai stasiun ?"
"A, tidak......hal itu agak..."
"Oh, begitu ya, karena yang ditunggu-
tunggu sudah keluar, sejak saat ini kau
akan membantu dengan mengelilingi
toko-toko ya ? Kau punya kehebatan
dalam mencari barang-barang langka
kan ?"
"Ya, serahkan padaku !...... ah"
"OK, sudah ditetapkan. Nah Tomoya pun
sebaiknya segera bersiap-siap untuk
pulang"
Karena undangan seperti 'tolong
tunggu' tanpa sadar aku menerimanya
begitu saja......
Jika dipikirkan baik-baik, sekarang
harusnya aku menggunakan rencana
untuk menjauhkan orang ini dari lokerku
kan ?
"He, hey Yoshihiko, sudah kuduga aku"
Walau bagaimana pun, sekarang, dalam
lokerku......
"Kenapa berlambat-lambat, sudah tidak
ada yang bisa dilakukan lagi kan
Tomoya"
"Aaaaa~~~!!"
"Nih tas. Toh kau tidak pulang dengan
membawa buku pelajaran juga kan"
"~~~memang~! Nah ayo kita bergegas
pulang !"
"......kenapa reaksinya berlebihan
seperti itu ?"
"Cepat, cepat !"
Dengan semangat kututup loker yang
tidak ada apa-apanya selain tas itu,
mendorong kuat punggung Yoshihiko
berlari di koridor......lalu ketika kuingat
peraturan sekolah aku berjalan.
Dengan perasaan lega karena
'Kohakuiro Concerto' edisi pertama 1,8
kilo yang kusimpan dalam loker pagi ini
sama sekali hilang.
"Ah, ngomong-ngomong Yoshihiko"
"Apa ?"
"Hentikan gaya bicara seperti pacar
yang tak terpisahkan karena suka ikut
campur. Jadi ingin memukulmu"
"Jangan katakan itu setelah aku
menendangmu"
Walaupun aku merasa muak tapi mau
bagaimana lagi.
Sekolah swasta Toyogasaki.
Tidak ada pemandangan alam, tidak
juga setingkat pusat kota.
Tidak terintegrasi dengan SMP, tidak
juga tergabung dengan universitas,
karena itu tidak berada di kota
universitas.
OSIS nya tidak menguasai, anggota
komite kedisiplinannya tidak membawa
senjata, ketua dewan dan kepala
sekolahnya sama sekali tidak
berlawanan dalam masalah politik.
Ibukota semacam itu...... terletak dalam
kota Tokyo, SMA yang cukup baru yang
kurang dari sepuluh tahun sejak
pendiriannya.
Di sana, yang tidak terlalu menekankan
latar tempat seperti galge atau anime
bishoujo adalah bangunan sekolah kami
yang biasa.
"Biasanya karena kau selalu mencari
hanya yang menjual besar-besaran, jadi
tidak bisa"
"Kenapa ? Banyak yang dijual, lalu
banyak pula diskonnya kan ?"
Nah, sebenarnya sama sekali tidak ada
masalah. Bukanlah cerita yang harus
kujelaskan dengan susah payah.
"Di toko mana pun selama barang-
barangnya melimpah tidak masalah kan.
Tapi yang kau cari sekarang adalah
barang langka yang pernah menghilang
dari pasar kan?"
"Makanya kenapa ?"
"Walaupun judul yang menghasilkan
orang yang menderita dalam jumlah
besar itu diterima kembali dalam waktu
singkat, akan langsung dihabisi.
Terutama yang diincar, yang mendadak
sepertimu akan membanjiri toko
sebesar itu"
"Hanya untuk membeli game di
Yodoxxshi[5] mendapat perlakuan
pembeli mendadak kah......"
Meski tidak ada yang menyebutkan
nama tokonya. Makanya ini pembeli
mendadak.
"Targetnya bukan penjual besar-
besaran. Makanya toko khusus game
terlalu mudah"
"Lalu baiknya bagaimana ?"
"Yang harus dicari, yang dengan jelas
membedakan dagangan utamanya, toko
yang menjual karena merasa sedang
waktunya game"
"Dagangan utama maksudnya ?"
"Seringkali DVD dewasa. Biasanya pada
bangunan sempit kira-kira enam lantai
yang hampir semuanya barang dewasa,
hanya di sudut satu lantai game biasa
dengan mulus diletakkan......"
"Aha, Laxxtaxxx"[6]
Karena itu nama tokonya
dihilangkan......ketika tidak ada gunanya
membangkitkan semangat di koridor,
dari sisi suara sapaan yang
menyegarkan membelai telinga kami
dengan menyenangkan.
"Hai para Otaku, Bye-bye"
"Yo, sampai besok"
"Tunggu sebentar, kenapa cara
memanggilnya seperti itu !?"
"Ahaha, dadah~"
Selain panggilan yang kudengar dengan
tenang , anak perempuan teman sekelas
1 yang normalnya disukai sikap dan
suaranya itu, membalas tsukkomi
Yoshihiko dengan senyum segar,
sepertinya sama sekali tidak ada
keinginan untuk berhubungan lebih jauh
lagi dan dengan cepat berlalu.
"Ampun, gara-gara dua tahun sekelas
dengan Tomoya sampai aku
diperlakukan sebagai otaku yang
menjijikan"
"Bahkan hanya dipanggil saja
menurutku adalah berkah. Biasanya kita
para otaku mau tidak mau menjadi
target gangguan dan tak dihiraukan
kan ?"
"Cerita zaman kapan......"
"Tujuh tahun lalu"
"Untuk apa menunjuk hal sejelas itu ?
Pertama-tama, aku bukan seperti
Tomoya otaku dalam yang tidak bisa
ditolong dan direhabilitasi ke
masyarakat"
"Dalam kah dangkal kah, jika dilihat oleh
bukan otaku ya cukup otaku. Terlebih
lagi jika dilihat dari otaku dalam, otaku
ringan hanya sebagai target cemoohan.
Tapi tenang saja Yoshihiko. Karena
hanya aku yang tidak akan
meninggalkanmu walaupun kau
menjalani kehidupan yang
membosankan, tidak menguntungkan
dan tidak ada hasilnya itu.
"......kenapa ya aku akhirnya menjadi
temanmu setelah kau tarik ke jalan ini"
Walaupun tidak tergerak dengan
pernyataan persahabatan panas dariku,
nampaknya Yoshihiko tidak terlalu puas
dan hanya memiringkan kepalanya.
Karena itulah ini mendadak. Eh, tapi
mendadak tidak ada hubungannya.

"Biasanya terlalu terlambat kau benar-


benar menyukainya. Sekarang pun
setelah dua tahun berlalu sejak
penjualan eroge aslinya, penjualan
dakimakura pada stan comiket selalu
ada antrean panjang bahkan dengan
kereta pertama tidak dapat membelinya,
di atas itu, penerimaan pesanan dengan
pos resmi lima menit pun tidak bisa
bertahan, betapa hebatnya judul
populer"
"Hey Tomoya, kita kan masih belum
cukup umur"
"Tenang saja. Aku sama sekali tidak
akan menginjakkan kakiku pada konten
dewasa. Sekarang semua informasi
yang dirilis untuk semua kalangan"
Jadi aku tidak perlu melewati toko yang
lantai teratas atau lantai bawahnya ada
papan delapan belas tahun ke atas.
Oleh karena itu tentu saja, jangankan
'Kohakuiro Concerto' asli, game yang
termasuk jenis eroge pun tidak pernah
kumainkan.
"Di tempat yang tidak ada artinya sangat
bersih seperti biasa ya"
"Bukannya tidak ada artinya. Ketika
sudah delapan belas tahun nantinya aku
akan berutang. Hingga waktu itu aku
akan menaati aturan dengan tepat dan
tidak akan menyusahkan orang demi
kebaikan bersama"
"Teman Tomoya adalah temannya
sofurin[7]"
"Jangan memanggilku dengan julukan
itu, akan kutendang kau"
"Hentikan punggungku, punggungku"
Dengan demikian kami tiba di rak
sepatu, ketika memperdalam
persahabatan yang sangat tipis, lagi,
dari samping kali ini suara panas
dengan ributnya menusuk telinga kami.
"Oy~ geng Tomoya pulang sekarang
kah ?"
"Ya, terima kasih banyak"
"Tidak perlu mengulangi lagi yang kau
katakan lima menit lalu. Kenapa
kumpulan ini !"
"Sepertinya kau selalu senang ya......
dah"
"Kau pun berjuanglah dengan kegiatan
klubmu, dah"
Anak laki-laki teman sekelas 2 yang
dengan semangatnya mengenakan kaus
klub rugbi besar dan sedikit kotor
dengan suara beraninya menyingkirkan
rentetan tsukkomi kedua yang tak dapat
dimengerti artinya yang diluncurkan
sekali-sekali oleh Yoshihiko, suara
sepatunya bergema sembari
meninggalkan kampus.
"Ampun, selain dipanggil sesama otaku,
kenapa aku diperlakukan seperti
tambahannya Tomoya ?"
"Hal itu tak disangka-sangka seperti
yang kau katakan sendiri, karena kau
bukan otaku dalam sepertiku"
"Pada dasarnya aku tidak menyetujui
membagi tingkatan otaku"
"Tapi kita, hal lainnya seperti nilai dan
fisik rata-rata jadi susah menentukan
kelebihan dan kekurangannya kan ?
Kemudian setelah itu jadi hanya
tingkatan otaku dan perbedaan
penampilan. Tapi tenang saja
Yoshihiko......"
"Oleh karena itu jangan menambahkan
kesombongan yang aneh tanpa peduli.
Bahkan level muka mirip"
Pernyataan persahabatan panas dariku
tadi......kali ini dengan cepat
dipotongnya.
"Apalagi edisi konsumen kali ini,
diterbitkan bukan hanya pengubahan
beta tanpa adegan ero. Adik perempuan
legendaris yang tidak bisa ditaklukkan
pada edisi aslinya hingga hampir
menimbulkan kerusuhan naik statusnya
menjadi heroine yang sah. Betapa kuat
formasinya !......unsur kekalahannya
tidak bisa ditemukan"
"Luar biasa gaya bicara seperti flag
kekalahan......ngomong-ngomong
Tomoya ciri khasnya adik perempuan
ya ?"
"Bicara apa kamu, adik perempuan,
kakak perempuan, teman masa kecil,
kakak kelas, adik kelas, yang
bersemangat, yang pendiam, yang
misterius, yang kasar, semuanya sama-
sama paling hebat"
"Wo, wow......"
"Tapi hanya satu......yang kuputuskan
tidak bisa kusukai yaitu heroine yang
tidak bisa ditaklukkan. Karena begini,
betapapun menyukai orang itu,
perasaan itu sama sekali tidak dapat
tersampaikan, betapa menyakitkannya
cinta kan ?"
"......meski diperdengarkan pidatomu
sekarang lebih menyakitkan bagiku"
"Hal itu, akhirnya, saat ini juga......!"
Alasan besarku sangat mencintai
galge......terutama judul yang diubah
dari eroge, tidak berlebihan jika
dikatakan karena ada unsur tambahan
ini.
Walau dikatakan berbagai cara serakah
untuk membuat pengguna
menghabiskan uang berkali-kali, jika
dipikirkan dengan akal sehat, tidak ada
yang merugi bisa menaklukkan heroine
memesona yang tidak bisa ditaklukkan.
Sepertinya ada pengarang asli yang
tidak terlibat pengubahan dengan
anehnya mengkhawatirkan konsistensi
cerita rusak karena ditambahkan
skenario yang dipaksakan, aku merasa
bersalah......
"Ah, hanya dengan ingat ketika
memainkan skenario Rikka-tan aku bisa
tersenyum"
"Tapi hanya dengan melihat ekspresi
wajahmu itu bisa membuatku berkecil
hati"
Ketika kami bersenang-senang dengan
teori galge yang dalam di gerbang
sekolah, lagi-lagi......
"Hei ada Aki"
"Makanya sudah cukup kukatakan
berhentilah memanggil kami satu set !"
"Eh, anu......"
"Tidak, kali ini sama sekali
mengabaikanmu kan ?"
Meski gadis teman sekelas 2 yang
memanggilku tanpa tambahan 'dan
kawan' atau 'kumpulan' itu agak
kebingungan pada kemarahan tanpa
alasan Yoshihiko, ia langsung hanya
menghadap ke arahku.
"Bu Hasumi mencari Aki. Beliau ingin
kau langsung datang ke ruang guru"
Hanya untuk menyampaikan pesan dari
wali kelas.
"Mbak Kano ya ? Kenapa ?"
"Beliau ingin kau mengantar bahan
pelajaran ke ruang audiovisual. Karena
akan digunakan untuk pelajaran esok"
"Lah......kenapa aku ? Meski bukan
petugas kelas ?"
"Itu karena kau sering seenaknya
melakukan pertemuan apresiasi anime
di sana"
"Aku tidak seenaknya. Aku selalu
memperoleh persetujuan dari guru
dengan benar"
Ngomong-ngomong, persetujuan
penayangan dan pembuatan diambil
konfirmasi masing-masing.
"Berkalikalikalikalikalikali mengunjungi
ruang guru. Sudah cukup habis
kesabaranku di sana"
"Apanya yang salah dengan membagi
kesan karya yang sangat bagus"
Bahkan ada anime atau game yang
memberikan kesempatan untuk
memikirkan dengan serius kehidupan
manusia.
Bagaimana pun juga ada anak
hikikomori yang tergerak karena suatu
eroge jadi berhenti membolos dan
kembali turun ke SMP, sampai ada
cerita mengesankan itu. Eh anak SMP
jangan main eroge.
"Pokoknya sebaiknya kau membalas
kebaikan yang membolehkanmu
menggunakan kelas kan ? Merepotkan
bukan jika nantinya kau akan dilarang
masuk ?"
"To-tolong aku......"
"Aku teman sekelas 1 tidak berbahaya
yang tidak ingin mengganggu saat-saat
pahit manis antara protagonis galge dan
guru heroine"
"......walaupun pasangannya tiga tingkat
di atas akhir dua puluhannya ?"
"Dengan bicara terlalu banyak seperti
itu, berdoalah supaya tidak
ditambahkan pilihan satu minggu
diskors pada dilarang masuk. Dah"
"O, oi, Yoshihiko......"
Entah ke mana rasa persahabatan
menyimpang sampai beberapa saat
yang lalu, si Yoshihiko dengan cepat
meninggalkanku yang menderita dan
melangkah keluar gerbang sekolah.
Sesudah itu ketika aku membatu dengan
keputusasaan......
"A, anu......"
Kehilangan saat melarikan dirikah,
terdiam bersamaku gadis teman sekelas
2.
"Ah, kamu pun sebaiknya pulang saja.
Aku tidak meminta pertolonganmu"
"A, baiklah, yah meski diminta pun aku
tidak berniat menerimanya"
"Hah, begitu......"
Sedingin itu, sudah kuduga hanya
setengah bulan jadi teman sekelas.
"Nah, sampai esok"
Yah, tidak.
Kelas Bu Hasumi Kanoko bukannya sulit
ditangani.
Jika sedikit dibulatkan hanya 30,
termasuk kategori wanita cantik di
antara para guru, tidak marah walaupun
diberi panggilan akrab mbak Kano, guru
baik yang mengerti pembicaran
Yah, tapi karena akrab itulah alasan aku
terus-terusan didesak dengan tugas.
"Ngomong-ngomong Aki"
"Ng~?"
Untuk sekarang, dengan langkah yang
tidak ringan ataupun berat aku berbalik
menuju gedung sekolah.
Nah munculnya event flag dengan mbak
Kano walau dalam berbagai arti levelnya
terlalu tinggi, tapi bukannya tidak di luar
harapan.
"Sebelumnya, terima kasih ya"
"Hah, untuk apa ?"
Misalnya......seperti ini, karena ketika
aku pergi ke ruang guru, di tempat mbak
Kano berdiri gadis dengan seragam
berbeda.
"Itu loh, saat libur musim semi, kau
mengambilkan topiku kan. Baret putih"
"A~ begitu ya...... maaf, aku sama sekali
tidak ingat"
Lalu, 'Kau datang tepat waktu Aki.
Sebenarnya, anak ini adalah siswi
pindahan yang masuk ke kelas kita
mulai esok. Karena ibu sedikit sibuk,
sekarang tolong kau tunjukkan padanya
seisi sekolah ya ?" seperti itu, tiba-tiba
padaku yang bingung karena ditolak,
siswi pindahan itu menunjukkan
senyumannya dengan menyenangkan.
"Jadi begitu. Sudah sebulan ya. Kalau
begitu bye bye"
"Ah, jangan hanya mobil tapi berhati-
hatilah pada sepeda juga"
Lalu, ketika masing-masing bertatapan
wajah masing-masing......
Di sana ingatan satu bulan lalu bangkit
kembali, ekspresi baru gadis itu yang
membuka mata lebar-lebar terkejut ......
"Eh Tunggu
sebentaaaaaaaaaaaaaaaaar~~~!?"
Lalu kaki yang baru saja berbalik
beberapa saat lalu kembali berbalik dan
dengan kecepatan penuh kembali ke
gerbang sekolah.
"Eh ? Ada apa ?"
Aku berjalan dengan cepat menuju
gadis dingin teman sekelas 2 yang
sepertinya sudah kehilangan perhatian
padaku dan mau pergi.
"Kau, kau......"
"Aku kenapa ?"
"Saat itu, putih......"
"Putih ?"
"gaun one-piece !"
"Ah, ya~...... apa ya ?"
"Apa...... ya ?"
"Masalahnya, aku tidak ingat apa yang
kupakai satu bulan sebelumnya, normal"
"Begitu ya~........................ normal, ya"
Bab 1:
Suatu hari di musim semi, aku, kembali
bertemu dengan takdirku......
Matahari senja bersinar suram, angin
yang sedikit dingin berdesir, debu
beterbangan di jalan pulang.
Kemudian, di puncak bukit itu berdiri
diam seseorang......seorang gadis
teman sekelas, 2.
Mengetahui namanya, gadis yang
ditemui setiap hari baru satu bulan di
sini.

"Err...... Kanou Megumi ya ?"


"Yang benar Katou"
Ah, namanya pun masih belum
kuketahui.

Bab 2
Walau karakternya kurang menarik,
kepribadiannya asli
"............"
"A-apa ?"
"Er......Katou kan"
"Y, ya"i
"Secara normal kau manis"
Kafe di jalan pulang sekolah, matahari
terbenam semakin condong ke barat
dari beberapa saat lalu.
Di tengah perhatian banyak orang, aku
berpura-pura memenuhi pertemuan
kembali yang dramatis dengan gadis
takdirku...... dengan teman sekelasku
Katou Megumi yang sebenarnya sudah
menghabiskan setengah bulan sekelas
dengannya, aku menceritakan kata-kata
yang cukup membuat ternganga.
"Te-terima kasih. Tapi karena cukup
tiba-tiba, rasanya tidak ada
perasaannya"
"Ya, menurutku juga begitu. Makanya
sekarang lupakan saja"
"Apa boleh menambah pesanan ?
Perutku sedikit lapar"
"Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini
semuanya aku yang traktir"
"Maaf ya, hmm......"
Aku menghirup kopi sementara
memandang ekspresi Katou yang
mengalihkan matanya dengan cepat di
menu.
Kemudian aku kembali menegaskan
kalau kata-kata yang kuungkapkan tadi
bukanlah kebohongan.
Pastinya Katou Megumi itu manis.
Parasnya teratur, tinggi badannya tidak
tinggi tidak rendah, kulitnya lumayan
halus, yang tampak cukup tampak, yang
tidak terlihat pun, cukup tidak terlihat.
"Anu...... apa Ogura Toast ini ?"
"Enak ?"
"Maaf, pesan Rare Cheesecake"
"A, ya"
Akan tetapi, kenapa.
Saat ini, meski tepat di depan wajahnya
menyebut 'manis'......yang tergantung
situasi mungkin bisa dianggap
mengambil sikap penembakan itu, aku
sama sekali tidak berdebar-debar......
Apa-apaan ini ?
Ada rasa aman ya Katou ?
Itu pun, rasa aman yang luar biasa
menjijikan !
"Tapi agak mengejutkan ya. Daripada
yang kupikirkan, Aki lebih riajuu"
"Kenapa begitu ?"
"Karena tiba-tiba mengatakan 'Karena
ada yang ingin kubicarakan sekarang
mau minum teh ?'......"
"Ah ! Itu......"
Setelah mengajaknya, Aku yang
menelpon Kano meminta maaf 'maaf hari
ini tidak bisa datang !', mungkin dilihat
orang lain seperti pacar terburuk yang
memberi alasan kebohongan favorit di
depan pasangan selingkuh.
"Aku agak salah mengerti. Aki itu,
tentunya......"
"Nah, ajakan dariku itu yang pertama
dalam hidupku"
Walau kurasa ingin mendengar kata-
kata yang berlanjut setelah
'tentunya......' karena kurasa tidak salah
lagi akan menyimpang ke arah yang
sangat tak menyenangkan, kupotong
untuk mencegahnya.
"Sungguh ? Aku yang pertama ?"
"Ya, aku bersumpah pada ketiga dewa,
dewa gambar, dewa naskah, dewa
insert song"
"Walau aku tidak terlalu mengerti dewa
apa itu, tapi untuk yang pertama kali,
apa tidak terlalu spontan ?"
"Itu......"
Lah bukannya aku juga seharusnya
benar-benar tegang ?
Atau, sebaiknya kurasa saat pertemuan
kembali dengan 'gadis di puncak bukit'
itu, pikiranku jadi kosong, jantung
berdetak kencang, bagian dalam mulut
kering dan tidak bisa bicara langsung ?
Tapi sehabis itu, sementara menjadi
akrab di tengah berbagai
kesalahpahaman dan menjadi canggung
karena perselisihan terjadi berulang
kali, setelah itu selalu cekcok ketika
bertemu dan menjadi tak terpisahkan
walau tak menyenangkan ?
Lalu akhirnya, memanfaatkan satu
kejadian menyelesaikan
kesalahpahaman masing-masing, selain
itu saling menegaskan perasaan sejak
pertama bertemu dan dengan cepat
menuju love-love happy ending ?
"Terlepas dari itu maaf ya. Sampai saat
ini sama sekali tidak memerhatikanmu"
Tentu saja seharusnya aku tidak
melakukan kebodohan untuk
mengalirkan plot khayalan itu kan ?
"Yah apa boleh buat ? Tapi sedikit
mengejutkan bagiku"
"Ah karena begini...... itu, aku tidak
mengenali seragam sekolah dan
pakaian bebas, jadi sama sekali berbeda
kesannya"
"Begitukah ?"
"Ya, begitu !"
Karena ia yang memakai pakaian bebas
sama sekali tidak ada dalam ingatanku,
tidak ada kesan yang terkumpul......yang
itu sama sekali tidak boleh dikatakan.
Walau kuingat bermacam-macam
pakaian putih, tapi betapa kasarnya aku
yang tidak mengingat baik wajah atau
kata-kata orang yang memakainya.
"Po, pokoknya, kenapa saat itu tidak
memanggilku ? Kita teman sekelas
kan ?"
"Eh~ karena dalam kesempatan itu aku
sudah mengenalmu, apa tidak aneh jika
memperkenalkan diri lagi ?"
"Tidak, tapi bukannya kelas satu kita
beda kelas ?"
"Tapi karena aku di kelas E lantainya
sama kan ?"
Aku kelas A...... setiap hari pergi ke
kelas lewat di depan kelas E.
Gawat, berkali-kali berpapasan itu
bukannya levelnya setiap hari ?
"Ngomong-ngomong, bagaimana
dengan topi itu ? Syukurlah tidak
dilindas mobil ya !"
"Ah, kalau itu sudah kuberikan pada
anak keluargaku"
"Heh......"
"Libur musim panas, anak sepupuku
datang bermain, karena kelihatannya
menyukainya kuhadiahkan saat pulang.
Ia sangat senang lo"
"Ah, aaaah, begitu......benar-benar baik
ya"
Barang penting yang mendasari plot
cerita kita, sekarang sepertinya telah
dengan gembiranya berpindah ke
tangan orang lain......
Pertanyaan yang mengarah pada
keputusasaan untuk menutupi
ketidakjujuranku itu dengan baiknya
pula menghapus perasaan bersalahku
dengan bersih.
Apa-apaan ini ?
Benar-benar merasa aman ya Katou ?
Itu pun, rasa aman yang sangat
mengecewakan !
"Yah~ itu, artinya memang ingatan
Katou yang baik ya"
Dengan ini dan itu, sementara rasa
bersalah dan berdebar-debar sama
sekali dihapuskan, dengan cepat sikap
ke Katou dipenuhi dengan keakraban.
"Eh begitu kah ?"
"Karena kita ini kan tidak pernah
ngobrol sampai di kelas dua"
"Ah, mungkin memang begitu"
"Apalagi aku langsung pulang ke rumah,
nilai pun tidak memuaskan, di atas
semuanya otaku pula......aku tidak
terlalu ingat orang lain yang tidak
menonjol di kelas"
Meski tidak apa-apa bicara soal
reputasi, singkatnya aku jadi terlalu
familier atau tidak ada kesadaran
sebagai lawan jenis atau kembali ke
perlakuan terhadap gadis teman sekelas
2?
"Walau aku menerima otaku itu, tapi jika
dikatakan tidak menonjol kurasa semua
orang akan sepenuh hati menolaknya ?"
"Apanya......"
"Karena ya, bahkan di sekolah kita kau
termasuk lima orang terkenal, Aki"
"Geh...... aku semenonjol itu ?"
"Pertemuan penayangan anime saat
festival sekolah di kelas satu besar kan.
Meski hanya akan diselesaikan sebagai
anak bermasalah jika melakukan
gerilya, tapi dengan sengaja setiap hari
datang ke ruang guru untuk mendapat
persetujuan resmi, sampai akhirnya
cekcok dengan wakil kepsek, sementara
secara khusus kepsek masuk......orang
itu bukan dari klub olahraga kan?"
"......pertama-tama orang-orang klub
olahraga tidak akan berpikir untuk
melakukan pertemuan penayangan
anime kan"
Hal itu......ceroboh.
Aku semenonjol itu kah ?
"Karena itu, jika dikatakan nama Aki
Tomoya, kebanyakan orang akan
tertawa atau wajahnya merengut.
Kurasa tidak ada orang yang
menanyakan siapa ia jika ditanya"
"Be-berapa besar perbandingan antara
lawan dan kawannya ?"
"Walau aku tidak terlalu tahu......kira-
kira enam banding empat ?"
"Wow...... memang lebih banyak lawan
ya"
"Ya apa boleh buat ? jika mengumpulkan
perhatian sebanyak itu"
Terpilih jadi otaku elite kah atau orang
yang sangat suka perhatian ?
Lawan atau teman, Aki Tomoya yang
misterius.[1]
......tapi pertama-tama, yang mana pun
rasanya seperti contoh perwakilan
orang yang sama-sama dibenci.

'Menonjol pun tidak apa-apa. Karena


ada paku yang tahan dipukul'
Tanpa disadari aku menjaga janji
sewaktu kecil itu.
Kakek, nampaknya aku selalu menjadi
anak kakek daripada yang kuduga.
"Begitu ya......nah, tapi jika terlihat
seperti itu kenapa tidak disadari ya"
"Ya, intinya seperti itu yang terjadi"
"Eh, apanya ?"
"Tidak adanya kesadaran itu. Baik Aki
ataupun aku"
"Katou juga ?"
"Kalau Aki tidak ada keinginan khusus
untuk menonjol, sedangkan aku tidak
ada niat untuk tidak menonjol seperti
ini"
"Ah......"
Karena hanya memikirkan mengenai
diriku sendiri, aku mengabaikan
perubahan halus ekspresi gadis di
depan mataku.
"Biarpun begitu, Aki tidak mengenalku,
dan aku kenal Aki"
Hanya sedikit terlihat sepi, hanya sedikit
terlihat sedih, lalu hanya sedikit
menyerah masuk ke ekspresi halus itu.
"Ketika dikatakan temanku, aku ini
sepertinya kesannya tipis. Atau dengan
segera menghilang......"
"Ah mengerti ! Sangat-sangat
mengerti !"
"......sangat-sangat ?"
"Mengejutkan ! Katou cukup manis dan
orang yang lebih terkenal menurutku !"
"......meski sampai hari ini tidak ingat
nama dan wajahku ?"
"Kurasa begitu untuk pertama kalinya
hari ini!"
Walau mungkin terlihat dengan sepenuh
hati salah bicara dan menyambungnya
dengan sepenuh hati, tapi bukanlah
kebohongan untuk sementara atau
pemanis mulut.
Dilihat secara objektif, Katou Megumi di
hadapanku tidak salah lagi adalah gadis
yang manis.
Hanya saja itu, kepribadian yang sampai
tidak malu bicara denganku yang
biasanya jarang ngobrol dengan
gadis......
"Sudah, tidak perlu memikirkannya"
"Tidak, justru karena itu"
"Memang, aku ini kurang menarik ya"
"Kurang menarik......?"
Saat Katou mengutarakan kata-kata
yang menyiksa diri itu, dalam diriku
sesuatu yang panas mencetus dan
membakar dadaku.
"Meski aku bukan Aki, nilaiku pun
kurang lebih, tidak mengikuti ekskul,
juga tidak menjadi petugas kelas"
Hal itu mungkin bentuk rasa tidak
nyaman, atau kepasrahan, atau
kemarahan.
"Teman-teman pun tidak ada, makanya
dari sekarang aku tidak punya
keberanian untuk membuat lebih banyak
lagi"
Kata demi kata yang dipintal Katou tidak
bisa menahan perasaanku, sebaliknya
dengan cepat menaikkannya......
"Oleh karena itu tidak hanya Aki, tidak
bisa diingat semuanya ya mau
bagaimana lagi......"
"Tidak !"
"Eh......"
Makanya saat itu, aku menghantamkan
tinju ke meja sambil berteriak.
"Katou...... kau bukannya kurang
menarik !"
Sebagai tambahan aku berdiri, tinju
yang dihantamkan kali ini kuangkat
tinggi-tinggi.
Pada perubahanku yang tiba-tiba para
tamu di sekitar terkejut dan
memerhatikan meja ini.
"Kujamin itu ! Oleh karena itu, oleh
karena itu Katou......"
"Te, tenang sedikit Aki"
Yang terkejut tidak hanya tamu di
sekitar, Katou pun tampaknya sama
saja.
Tapi, aliran perasaan panasku sudah
tidak bisa dihentikan lagi.
"Maaf, aku sedikit menghebohkan"
Namun demikian, karena mau
bagaimana lagi, mengangkat tangan
sambil berdiri dilanjutkan dengan
pidato, aku mengembus nafas panjang
dan kembali duduk di sofa dengan
perlahan......
"Karena yang terjadi tahun lalu......"
Kemudian kali ini aku dengan tenang
memulai bicara.
"Tahun lalu maksudnya saat kelas
satu ?"
"Bukan, kelas dua"
"? Huuh"
"Di kelas ada anak yang sangat tidak
menarik"
"Siapa ? Apa aku juga kenal anak itu ?"
"Entahlah ? Bahkan gadis-gadis di kelas
hampir semuanya cenderung
mengucilkannya"
"Eh......begitu ya"
"Rambutnya dikepang, memakai
kacamata, ada bintik di wajahnya,
rasanya benar-benar pas seperti pola
gadis yang tidak menarik"
"Hmmm, ada gadis seperti itu di kelas A
ya ?"
"Tidak, kelas III"
"? Y, ya"
"Apalagi karena ia punya kompleks kuat
terhadap kepribadian dan wajahnya,
selalu terpancar aura negatif dahsyat
perasaan 'orang seperti aku'."
"Ah, pastinya dalam satu tahun ada kira-
kira satu orang seperti itu mungkin?"
Pada kata-kata yang kuceritakan
dengan nada bicara yang tenang,
dengan tenang pula Katou mengiyakan
sambil mendengarkan baik-baik.
"Tapi......"
"Mmm"
Dari ekspresi itu, terlihat hanya sedikit
kebingungan bercampur dengan hanya
sangat sedikit minat.
"Betapa moenya......"
"Y, ya ?"
"Kepangan yang diikat kuat, kacamata
bingkai hitam yang tidak modis, dan
wajah yang selalu menunduk
menyembunyikan bintik itu"
"Ya,ya ya ?"
"Sikap perasaan untuk menjauhkan
orang ! Kekeraskepalaan yang sama
sekali tidak melihat wajah orang ketika
berbicara !"
"A, Aki......?"
"Anak itu, hanya padaku...... ah ini
penting ! Anak itu hanya membuka
hatinya padaku, apalagi karena
membuka hatinya hanya aku...... ah yang
ini sangat penting ! Hanya melihat ke
arahku, hebat sekali kan, bagaimana
Katou ? Hey !?"
"E, eeehh......sampai situ apa pun yang
kau katakan, itu......"
"Ah......maaf"
Melihat ekspresi Katou yang tanpa
disadari telah menjadi hanya
kebingungan, aku yang menyadari
kembali menarik perhatian tamu di
sekitar , duduk lagi di sofa.
"Paling tidak, bagiku ia gadis terbaik.
Makanya aku tidak mampu melepaskan
pandanganku darinya......"
"Kau menyukainya ya, gadis itu"
"Ya, jika perkembangannya hanya
sampai situ, seharusnya ia jadi
istriku......"
"Ke-keputusan yang cepat. Padahal
masih anak SMA"
"Itu......setelahnya, terjadi semacam itu"
Tapi, pernah menenangkan diri itu
buruk.
Karena cerita kelanjutan setelah
kenangan bahagia ini, adalah ingatan
yang terlalu pahit bagiku.
"Ah, mungkinkah......itu tidak berhasil ?"
"Masalahnya adalah, setelah jadian......"
Tapi karena telah menceritakan sampai
sini, tidak menceritakan semuanya
adalah ketidakjujuran pada Katou.
Aku menetapkan hati, menggerakkan
dengan paksa mulut yang memberat.
"Gadis yang selalu menyukaiku itu ada.
Tetapi, gadis yang kusukai sebagaimana
adanya itu tidak"
"Itu......"
Setelah suatu hari, ia berubah......ia
membuka ikatan rambutnya dan
membuatnya berombak. Berhenti
memakai kacamata dan memakai lensa
kontak. Bintik pun, dihapuskan dengan
dandanan tipis"
"Ah, ganti gaya"
"Kemudian tiba-tiba menjadi orang
populer di kelas. Anak laki-laki di kelas
semuanya menyambutnya dan mati-
matian menarik perhatiannya......orang-
orang yang sampai beberapa hari lalu
sama sekali mengabaikannya ?"
"Aku mengerti ! Sebagai pacar kau
khawatir kan"
"Nah pada akhirnya, mengerti karena
tergantung pada prasangkanya 'karena
jika jadi populer, sebagai pacar aku pun
bisa membanggakan diri pada semua
orang' saling menegaskan perasaan
bersama masing-masing lagi"
"Woow, ketika kukira pembicaraannya
sepertinya serius, ternyata cuma
membanggakan pacarnya"
"Tidak !"
"Ttoto"
Pada kata-kata dan nada seperti
mengejek itu, aku dengan keras
menolaknya.
Meski aku berterimakasih dengan
kebaikan Katou, sekarang aku tidak bisa
menerima kelakar itu.
Karena ketidaknyamanan sebenarnya
aku dengan gadis itu, justru setelah
ini......
"Ketika aku gelisah karena gadis itu
terkenal, entah bagaimana aku jadi
mengingat rasa tidak nyaman yang
aneh"
"Makanya apa itu bukannya gelisah ?"
"Awalnya kukira begitu......tapi, rasa
tidak nyaman itu tidak menghilang
setelah aku berbaikan dengannya"
"Eh, bagaimana bisa ? Gadis itu
kan......"
"Yang kuharapkan bukanlah hal itu"
"Tapi gadis itu salah paham harapan Aki
kan ? Seandainya begitu rasanya
memang sering terjadi
ketidaknyamanan"
"Tidak, apalagi hal yang tidak wajarnya
terlalu banyak"
"Tidak wajar maksudnya...... gadis itu
berbohong ?"
Jika bohong tidak apa-apa.
Jika dibohongi, meski aku tersakiti,
seharusnya rasa tidak nyaman akan
terhapuskan.
Tetapi......
"Perkembangannya terlalu tiba-tiba"
"Perkembangan ?"
"Sampai jadian benar-benar baik.
Perubahan hati gadis itu pun
digambarkan dengan jelas
menggunakan banyak event, jadi bisa
luar biasa berempati"
"Event ? Gambaran ? Empati ?"
"Itu ya, bagian duanya setelah
menembak dan diterima jadian,
tanggalnya meloncat sekaligus,
gambaran psikologisnya dibuang
dengan sekuat tenaga, jalan pikirannya
dengan cepat berubah menjadi sama
sekali seperti lampu lalu lintas, tiba-tiba
aku jadi tidak bisa mengikutinya"
"......bagian dua ?"
"Biasanya, hanya sedikit berbicara
dengan heroine lain 'jika aku jadi seperti
gadis itu, mungkin ia tidak akan lari'
normalkah monolog seperti itu masuk?"
"............"
"Gah, Aku tidak mengerti ! Aku jadi ingin
menghancurkan monitor dengan
perkembangan sialan itu. Apa orang itu
tidak punya kemampuan untuk
menyusun cerita ? Apalagi aku mengerti
dengan jelas dari tengah jalan
mengerjakan sekedarnya. Meski entah
muak atau tidak punya waktu kah, atau
mungkin hanya tidak punya kemampuan
aku tidak mengerti, tapi jika dilihat
sebagai pengguna tidak peduli. Benar-
benar penulis sialan, maxx aja sana[2]
Karena kebenaran, justru karena
kenyataan, jadi ada hal yang tidak bisa
kumaafkan.
Kebenaran yang ringan lebih penuh
dosa daripada dusta yang berat.
"A, anu, Aki......meski kurasa jangan-
jangan"
"Apa ?"
"Mungkinkah gadis itu......istri yang
dikatakan Aki......gadis anime ?"
"Sama sekali bukan lah"
"Ah, ma-maaf. Khayalanku sedikit
mustahil......"
"Bukan anime tapi galge. 'Karamawari
Kiss' yang dijual tahun lalu"
"......eh?"
"Ah tapi, kesalahpahaman Katou pun
tidak jadi kesalahpahaman lagi dalam
beberapa saat, tenang saja. Bagaimana
pun juga, dalam galge yang diubah dari
eroge keluaran tahun lalu, pembuatan
pokoknya jumlah penjualannya kira-kira
masuk top tiga, karena karya
sebelumnya maker ini sudah dijadikan
anime, gadis itu akan jadi 'gadis anime'
tinggal persoalan
waktu......bagaimana ?"
Ekspresi Katou tanpa disadari telah
menjadi sangat datar.
"......oleh karena itu jadi kelas dua III ya.
Menyesatkan, wajar aku tidak
mengenalnya"
"Walau menurutku tidak wajar......tapi,
jumlah yang terjual tiga puluh ribu judul"
"Haa......"
"Capek ?"
"Sedikit"
Meski aku terus-menerus bicara
sendirian, entah mengapa Katou
kelelahan.
Mungkinkah karena diperdengarkan
ceritaku dengan semangat membara
itu ?
Katou memang anak yang baik. Walau
tidak menonjol.
"Lalu Aki, apa heroine game itu ?"
Oleh karena itu, dari semua kata-kata,
terasa duri mulai sedikit mengintip,
walau mungkin cuma perasaanku saja.
"Dengan kata lain yang ingin kukatakan
adalah...... makanya Katou bukannya
kurang menarik"
"Errr, kenapa cerita tadi ada
hubungannya dengan itu ?"
Terasa dapat diketahui kejengkelannya
dari ekspresinya mungkin hanya
perasaanku saja.
"Kurang menarik itu sendiri saja adalah
kepribadian yang kuat ! Karakter yang
kuat !"
"Eeh"
"Rambut kepang, kacamata,
bintik......jika unsur tidak menarik itu
dengan tidak menariknya tak terelakkan
lagi dikumpulkan dengan cepat, hal itu
akan jadi pesona yang menarik orang.
Gadis itu jadi yang terbaik bagiku !"
Tapi karena dihalangi oleh skenario ia
berada di posisi empat kontes
popularitas di homepage.
"Kalau Katou berkata teman-teman
'tidak terlalu banyak', gadis itu tidak
punya seorang pun. Karena tidak ada
keberanian untuk membuat teman
bahkan seorang pun.
Mengeluh di kafe pada teman 'aku tidak
punya banyak teman', atau bertekad
mengikuti kegiatan ekskul untuk
menambah teman, tidak ada satu pun
yang bisa dilakukan.
"Katou yang sudah punya teman sejak
dulu, sejak awal berada pada posisi
yang berbeda"
Terlebih lagi, tidak berbincang dengan
siapa pun, tidak terlalu sering ke
sekolah, mendapat bullying dengan
tidak menariknya dari grup
perempuan......ah, dari grup laki-laki
menerima gangguan seksual, latar
tersebut tidak diadaptasi dari dunia
sebenarnya tapi.
"Akan kukatakan lagi, Katou...... kau
bukannya kurang menarik"
Walau kurang menarik tidak mencolok.
Tidak punya kepribadian juga ciri khas.
Hal itu jika dikatakan dengan singkat......
"Karaktermu telah mati !"
"............"
Kebetulan, jika ditambahkan beberapa
kata......
"Bukan hanya karakter yang tidak
berdiri ! Karakternya pun setengah-
setengah !"
"............"
Akhirannya.
"Makanya sama sekali tidak menonjol !"
"............"
Menerima tatapan dan kata-kataku yang
dipenuhi perasaan, mulut Katou
melongo dan memandangku.
Tatapan itu, bagaimana ya, daripada
tadi semakin bertambah kedatarannya,
atau terlalu banyak kepribadian yang
dihancurkan, tidak ada kesan yang
tersisa dari ekspresinya.
"Eeemm, boleh aku bertanya sedikit ?"
"Apa ?"
"Artinya pengantar yang terlalu panjang
tadi, bukan untuk membesarkan
hatiku ?"
"Membesarkan hati ? Kenapa ?"
"......apalagi melindungiku malahan
menolak. Aku lebih rendah daripada
karakter game"
"Apa yang kau katakan, jika dikatakan
tahun lalu tidak ada yang lebih moe dari
gadis itu kan ? Jangankan di kenyataan,
bahkan di dua dimensi pun"
"'Apa tidak terbalik susunan jangankan'
dan 'bahkan' itu ?"
"Eh ? Kenapa ?"
"............"
"......Katou ?"
"............"
Matahari terbenam memasuki arah log
house kafe.
Sampai semua soft cream pada danish
di atas meja telah meleleh, Katou terus
diam dan tidak bergerak.

※※※

"Haaaaa......"
Habis kerja paruh waktu, pulang, mandi,
waktu ketika perlahan-lahan hari
berganti.
Dengan kuat kurebahkan badan di
tempat tidur.
Hari ini benar-benar melelahkan.....
Biar kukatakan demikian, perlahan tapi
pasti bukannya badan terasa lelah yang
nyaman, melainkan kelelahan mental
lebih kuat terasa di kepala yang
berkabut.

"Itu loh, saat libur musim semi, kau


mengambilkan topiku kan. Baret putih"

"Haaaaaah~"
Yang melintasi kepalaku adalah kejadian
saat pulang ke rumah.
......pertemuan kembali dengan Katou
Megumi, gadis yang seharusnya
ditakdirkan jadi main heroine.

'Ah, kalau itu sudah kuberikan pada


anak keluargaku'

"Haaaaaaaaaah~~"
Meski seharusnya menemui kebetulan
semacam itu dengan banyak terus
bertambah, jauh dari jatuh cinta, hanya
event paksaan yang mengejutkan
sebagai ganti kurangnya drama.
Takdir yang tepat di prolog cerita,
dampak pertemuan, kesan putih, Katou
Megumi yang menjawab terlalu natural
meski sebagai gadis, tidak terlalu
banyak jumlahnya.
Jika akrab, memang akrab dan
menyenangkan tapi bukannya aku tidak
pernah memikirkan kalau flagnya tidak
perlu dihancurkan dengan sebegitu
sempurnanya.

'Ketika dikatakan temanku, aku ini


sepertinya kesannya tipis'

Saat menutup mata, kuingat berbagai


ekspresi gadis bernama Katou Megumi
yang kulihat hari ini.
......pertama-tama, walau untuk
sementara masih kuingat dengan jelas
karena masih belum lewat satu bulan,
bisakah kubayangkan dengan sama
jelasnya kira-kira beberapa hari
kemudian~ rasanya begitu.
"Tidak, walau manis ya"
Memang cantik sebagaimana yang
kuberitahukan langsung pada orangnya
sendiri.
Ini bukanlah pujian atau kata-kata
rayuan.
Ekspresinya, walau tidak bisa dikatakan
sampai sering berubah-ubah, tapi
bukannya kurang, harusnya gadis
bernama Katou Megumi telah
menunjukkan lumayan bermacam-
macam wajah asli.
Meski begitu, kenapa......
'Perasaan itu' sama sekali tidak
muncul ?
Jika dikatakan dengan gaya sedikit lama
'berdebar' tidak datang ?

'Aku lebih rendah daripada karakter


game'

"......hmmm, yaa"
Katou saat itu, sebagaimana yang
diharapkan menampilkan ekspresi yang
sedikit meninggalkan kesan.
Tapi, bahkan aku pun karena itu
merasakan yang sama.
Masa gadis yang seharusnya dewi yang
ditakdirkan membangunkan keinginan
mencipta setelah sekian lama, aslinya
karakter yang pendiriannya selemah itu
dan tidak punya ciri khas.
Benar-benar, karakter setengah-
setengah seperti itu, baru pertama
kali......

Penokohan:
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui
pada jalan lereng di mana sakura
beterbangan.

"Uu~mm......?"
Tanpa membereskan pikiranku, kutarik
proposal yang terkunci di laci meja
Lalu dengan segera mataku terhenti
pada penokohan main heroine di
halaman pertama yang tertulis besar-
besaran.
Pada penokohan main heroine dengan
Katou Meguminama belum
ditetapkan......

Di puncak tanjakan sebatang pohon


sakura tua besar satu-satunya
berkembang.
Terikat oleh kutukan yang diberikan
pohon itu, ia hidup abadi selamanya
sebagai jiwa sakura.
Protagonisnya ketika masih kanak-
kanak telah bertukar janji dengan gadis
itu......
Ketika menjaga janji itu dan keinginan
gadis itu terwujud, kutukannya
terhapus.
Saat itu, keberadaan gadis itu
menghilang dari ingatan semua orang.

"Kutukan...... kah ?"


Mungkinkah, lemahnya kesan Katou
adalah kutukan pohon sakura......tidak
mungkin.
Sembari merasakan sakitnya kehabisan
akal setelah satu bulan melihat deretan
huruf itu, kugumpalkan seperti bola dan
melemparnya ke tempat sampah.
Tentu saja tidak masuk, sampah
kertasnya terselip ke bawah meja.
"Tidak berguna......buang"
Hanya bisa kehabisan akal lagi. Untuk
pertama kalinya karakter sesusah ini.
Tidak, bukan maksudnya susah untuk
digambarkan.
Atau walau bisa membuat tanpa
memikirkan apa pun, benar-benar hanya
bisa membuatnya.
Kemudian, sama sekali tidak bisa jadi
heroine.
Melepaskan dari wilayah kawan heroine
1 itu hampir mustahil.
Tidak, bahkan kawan heroine 1
rintangannya tinggi. Kira-kira kawan 2.
Ya, sama sekali tidak mungkin.
Rencana ini, tidak bisa dilanjutkan.
Kesulitan sebesar ini, alasan untuk
menjatuhkannya......
"......tunggu ?"
Tetapi saat berikutnya, aku meloncat
dari tempat tidur dan terjun ke bawah
meja.
Terlalu setengah-setengah itu bukannya
satu ciri khas ?
Kesulitan yang tak terkira itu, standar
titik yang membara kan......?

※※※

Kemudian pagi keesokan harinya......


"Yo, pagi Katou !"
"Ah, pagi Aki"
"............"
"Apa ?"
"Tidak, sampai sekarang kau tidak
berubah~"
Katou Megumi yang ditemui di tengah
jalan menuju sekolah dengan normal,
dari lubuk hati dengan sangat normal
mendekatiku.
"Ini, bukan dengan bermain satu hari
jadi terlalu familier seperti ini kan,
normal"
"Tidak-tidak, sebaliknya, sebaliknya"
"Sebaliknya ?"
"Kau tidak mengucilkanku atau
melototiku"
"Ah, hal yang begitu"
"Bukannya aku yang blak-blakan
kemarin mengatakan hal-hal yang
sangat-sangat kejam ? Karakternya
tidak berdiri lah, setengah-setengah
lah......"
"Ya~, sangat tidak sopan kurasa ?"
"......marah ?"
"Kalau itu, bukannya aku tidak marah,
alasan mengucilkan pun bukannya tidak
ada, tetapi"
"Tapi ?"
"Tapi, hal pertama di pagi hari, ini pun
jika dibicarakan seperti tidak ada apa-
apa dan penuh dengan semangat, 'ah
yang kemarin bukan masalah besar',
begitulah menurutku"
"Katou, kau......"
Betapa santainya......
"Ng ? Mengatakan sesuatu ?"
"Terima kasih telah memaafkanku......"
"Tidak apa-apa. Aku juga berterima
kasih atas traktir kemarin"
Kenyataannya, Katou benar-benar
orang yang baik.
Tenang, rasional, lembut, akrab, teman
yang bisa memberikan rasa damai.
Makanya aku berterima kasih. Walau
berterima kasih......aku merasa
menyadari masalahnya.
"Setelah ini pun jika melakukan sesuatu
ajak aku ya. Bicara dengan Aki tidak
membosankan"
Kenapa di sini tidak ada reaksi yang
berlebihan.
Tidak adakah rasa tegang antara laki-
laki dan perempuan ?
Apa tidak mungkin bagimu untuk marah
atau sedih ?
Itu artinya, diskualifikasi sebagai
heroine kan......?
"Ah~ mengenai masalah itu tenang saja"
Tidak bisa begitu Katou.
Jika kamu tidak maju ke muka
selangkah, kamu tidak akan maju ke
muka kan ?
"Karena bagaimana pun juga dari
sekarang, kamu akan menghabiskan
waktu bersamaku setiap sehari
sepulang sekolah"
"Penembakan ?"
"Jika menurutmu begitu bagaimana jika
lebih gelisah ?"
Ekspresi Katou jadi kurang lebih sama
datarnya dengan kemarin.
"Lagi, Katou !"
"Y, ya ?"
Jadinya, aku yang merasakan firasat
buruk dengan paksa melanjutkan
cerita......
"Aku, akan menjadikanmu seperti main
heroine yang membuat jantung
berdebar-debar !"
"......"
"......katakan sesuatu dong"
"......boleh mengatakan apa saja ?"
Ketika dengan paksa melanjutkan cerita
pun, memang seperti kemarin,
kepribadiannya menghilang dari
ekspresi dengan cepat.
"P,pokoknya, ini ! Lihatlah ini !"
"Surat cinta ?"
"Makanya, kalau menurutmu begitu,
jawablah dengan lebih dramatis dong"
"......proposal ?"
"Kau orang yang melanjutkan cerita
tanpa memikirkan jawaban orang ya"
"......apa-apaan ini ?"

Judul:
Belum ditetapkan (Megu-tan no Love
Love Summer Vacation ?)
Genre:
Belum ditetapkan (Love Adventure,
Love Simulation, Desktop
Accessory, dsb)
Konsep Karya:
Menampilkan main heroine karya ini
Katou Megumi (alias) sepenuhnya,
hanya satu tujuan terbesarnya yaitu
menarik keluar pesonanya secara
maksimal.

"Karena itulah proposal. Untuk galge"


"............"
"Biarpun begitu, karena untuk
merealisasikannya ke perdagangan
tidak ada kenalan atau uang, kurasa
doujin"
"............"
"Lalu, paspor untuk membuat karakter
Katou Megumi menjadi heroine yang
memesona"
"...... karena walau kurasa apa yang
dikatakan Aki sangat menyakitkan
kepekaanku itu kuno ?"
"Tidak apa-apa, aku pun ada sedikit
perasaan kelewatan"
"Sedikit......"
"Ngomong-ngomong, di halaman
berikutnya latar yang sedikit lebih
mendetail......"

Penokohan:
Katou Megumi (Alias)
Gadis yang ditemui pada jalan
lereng di mana sakura beterbangan.
Akademi Toyogasaki kelas 2.
Tinggi: Diisi orangnya sendiri
Berat: Diisi orangnya sendiri
Dada: Diisi orangnya sendiri
Pinggang: Diisi orangnya sendiri
Pinggul: Diisi orangnya sendiri
Hobi: Diisi orangnya sendiri
Keahlian khusus: Diisi orangnya
sendiri
Antusiasme: Walau sedikit
memalukan tapi aku akan berusaha
keras. Tolong ya ♪

"......hey"
"......bagaimana ?"
"Berat dan tiga ukuran ini aku
menulisnya ? Sendiri ?"
"Yah, memang data mengenai itu aku
tidak memilikinya"
"Kau tidak mengatakan pelecehan
seksual seperti ini?"
"Bicara apa kau, setelah ini Katou kan
menjadi heroine galge ? Bukan
waktunya memikirkan informasi pribadi"
"......Walau terlalu banyak untuk
disebutkan bermacam-macam bagian
yang ingin kubahas, pertama kenapa
hanya komentar yang dimasukkan ?
Apalagi ada ♪ nya"
"Aku hanya bisa mewakili perasaanmu"
"......Aki, kau yakin hari ini aku
memaafkanmu ?"
"Aku benar-benar sangat menyukai
anak baik seperti Katou"
"Mungkin aku sedikit salah membaca
ketidaktahumaluan Aki"
"Lihat, memang tidak marah dan merasa
malu, memang terbaik !"
Biar mengatakan 'apa aku tidak bisa
sedikit membiarkanmu ?' pun,
sepertinya akan diakhiri sebagai
lelucon.
Yah, tapi bagian itu adalah masalahnya.
Saat seperti itu, pasangan yang
menimbulkan rasa ingin melindungi,
perasaan bersalah, marah besar atau
meratap punya pengaruh yang besar
sekali......di galge.
"Naa, Katou......oleh karena itu kita tuju
bersama kah?"
"Makanya, apa ?"
"Heroine galge"
"............"
"Manis, karakternya berdiri, memesona,
ketika memainkan gamenya siapa pun
ingin menjadikannya 'istriku', apa kau
tidak ingin mencoba jadi heroine paling
populer seperti itu ?"
"Maaf, sudah kuduga aku tidak mengerti
arti pembicaraanmu"
"Yah, tentunya aku mengerti kau ragu.
Aku pun ada saatnya hanya berlari
dengan kuat"
"Jika kau mengerti aku ingin kau
menggunakan rem tapinya"
"Biarpun begitu, biarpun begitu,
aku......"
"A, Aki......?"
"Aku ingin menjadikan Katou heroine.
Aku ingin membuat game yang membuat
gadis bernama Katou Megumi pemeran
utamanya !"
Pada teriakan yang dipenuhi perasaan
panasku, Katou menerimanya dengan
pandangan yang tidak hanya sedikit
datar.
"......bagaimana ?"
Ngomong-ngomong sekarang masih
menuju ke sekolah.
"Kemarin kau bilang kan ? Karakterku
tidak berdiri. Setengah-setengah pula"
Tetapi tidak apa-apa. Karena sebentar
lagi waktu lonceng pertama berbunyi,
tidak seorang pun teman sekelas yang
ada di sekitar.
......eh, tidak terlalu tidak apa-apa kan.
"Akan tetapi, kenapa Aki
mengkhawatirkanku sepert ini?"
"Itu......"

Terpikat sejak saat pertama


bertemu.
Ketika bertemu kembali, langsung
mimpiku hancur.
Tetapi, aku tidak bisa menyerah.
Berulang kali pun menutup mata,
saat itu......
Bayanganmu yang memakai gaun
one-piece putih muncul dalam
kelopak mataku.
Kemudian, di depan mataku, kamu
yang berseragam menutupinya.
......tersenyum di sampingnya,
bayanganmu semakin menumpuk.
Aku sudah tidak bisa membohongi
perasaanku lagi.
Walau pun jika aku tidak terbayang
di bola matamu.
Karena itu, aku ingin
membuktikannya.
Kalau pertemuan kita, di bawah
pohon sakura itu adalah hal yang
benar,
ditakdirkan untukku dan untukmu.
Kemungkinan bahwa aku bisa
menjadi kekasih perempuan yaitu
kamu.
Akan datang suatu hari, ketika kau
akan melihat aku, sebagai seorang
laki-laki.

"Lalu, walau ada monolog


protagonisnya di halaman berikutnya,
bagaimana perasaan seperti ini ?"
"Aki, kau serius ada keinginan
mengajakku ?"
"Ya~, memang laki-laki yang dahulu
keluar itu kurang baik, seperti bocah
yang suka memonopoli wanita perawan"
"Makanya aku tidak mengerti apa yang
kau bicarakan"
Seperti itulah, perundingan hari ini
berakhir dengan kegagalan.
Alasannya karena beberapa detik
setelahnya, kami yang mendengar
lonceng pertama bergema di kejauhan,
dengan cepat menghentikan
perundingan dan berlari menuju sekolah
dengan pucat.
Yah, biarpun begitu aku tidak merasa
pesimis.
Dari awal, aku tidak merasa akan
selesai membujuknya dalam dua atau
tiga hari.
Setelah ini pun, setiap hari dengan
keras kepala berunding, memakan
berminggu-minggu, atau berbulan-bulan
pun, pastinya aku akan membuat Katou
berpaling.
Karena aku tidak akan pernah
menyerah, Katou......
※※※

Lalu, pagi keesokan harinya lagi.


"A, Aki, kemarin aku coba
memikirkannya, ya, kalau sepulang
sekolah, saat ini aku tidak ada ekskul
atau kerja paruh waktu, aku pun tidak
ada keinginan belajar dengan sangat
giat, aku akan menemanimu"
"Katou, kau......murah pun ada
batasnya"

Dengan demikian, berdirilah klub


pembuatan galge kami.

Bab 3
Pada mulanya, pola diciptakan dewa
(bagian awal)
"Maaf"
"ts......"
Matahari terbenam yang menyinari
ruang kesenian sepulang sekolah,
sepenuhnya condong dan mencapai
sampai ke koridor.
"Aku sangat gembira dengan perasaan
kakak. Sungguh"
"Ah, tidak, emm"
Rambut yang bersinar keemasan
menerima cahaya merah itu, yang
sebenarnya bukan bawaan dari lahir
saja, sekarang kelihatannya sedikit
menampilkan penegasan dirinya yang
kuat.
"Hanya saja aku, sekarang pikiranku
penuh dengan pameran kali ini, jadi
itu......"
"Be, begitu ya ! Mengincar kemenangan
dua tahun berturut-turut ya. Maaf, waktu
serius seperti ini aku......"
"Tidak, hal semacam itu...... aku
sungguh-sungguh minta maaf"
Alasannya, aku tahu.
Ora......gadis itu, tidak mungkin terpojok
oleh sekedar semacam pameran siswa
saja.
Walau festival budaya, walau pameran,
walau batas akhir dari percetakan, jika
tidak puas dengan hasil karyanya, ia
punya keberanian untuk melanggar
batas waktu yang tersedia dengan
tenang.
"Kalau begitu ya, untuk sementara
sekarang ditahan dulu !"
"Eh......"
"Ketika pameran selesai, aku ingin kau
coba kembali memikirkannya sekali lagi,
bagaimana ?"
"............"
"Tidak bisa ya ?"
"............"
"Sa, Sawamura......?"
Kemudian, aku tahu. Di tengah diamnya
ia sekarang, kemarahan yang luar biasa
perlahan-lahan merembes.

"cih...... ada kau ya ?"


"Ya"
Matahari terbenam yang menyinari
ruang kesenian sepulang sekolah,
sepenuhnya condong dan dengan cara
ini mencapai sampai ke koridor.
Lima menit sejak akhirnya, pada saat-
saat terakhir kakak kelas yang berani
dan tidak tahu apa-apa diabaikan
dengan ganasnya meninggalkan ruang
kesenian dengan murung dan bahu
tertunduk.
Selama itu, orang itu tanpa menyadari
laki-laki senior yang menerima kejutan,
dengan tangkasnya merapikan cat
seperti tidak ada apa-apa, tergesa-gesa
mengunci ruang persiapan, dengan
kencang menyelesaikan persiapan
pulang, keluar dari ruang kesenian
sambil bersenandung.
"Lalu, apa kau melihatnya ?"
"Yah, kebetulan"
"Dari kapan ?"
"Sejak sekitar 'Ada yang ingin
kubicarakan Sawamura. Pokoknya tidak
bisa kalau tidak dikatakan, penting'[1]"
"A~ra, ketika mengatakan kebetulan
tapi mengintip dan tidak melakukan apa-
apa dari awal sampai akhir adalah hobi
yang sepertinya sangat tidak baik~"
"Bahasa sopan jadi tidak jelas
maknanya oi"
Bersamaan dengan penggunaan kata-
kata yang aneh itu, kucir rambut
emasnya dengan entengnya...... atau
dengan halusnya bergoyang.
Bagian yang diikat di sisi, gaya
sentrifugalnya mengerikan.
"Lalu, apa yang kau inginkan ? Jika ada
urusan harap ringkas. Ah, sayang
waktuku habis. Kalau begitu sampai
nanti"
"Hanya untuk membahas yang bisa kau
katakan dalam 0,5 detik itu sudah lebih
0,5 detik !"
"Aku sudah mendengarkan semua yang
ingin kau katakan kemarin. Aku sudah
mengatakan semua yang ingin
kukatakan kemarin. Di mana tempatnya
melanjutkan pembicaraan lebih jauh
dari ini ?"
Ya, hari ini adalah masa depan
kemarin.......
Yang dengan ganasnya mencari-cari
kesalahan itu. Esoknya
prologpresentasi.
"Nah, sejak aku mendengarkan
pendapat kedua orang, aku melakukan
revisi proposal lagi. Karena itu, untuk
meringkas dan menjelaskan poin kali
ini......"
"Bukannya aku sudah mengatakan 'aku
sudah mengatakan semua yang ingin
kukatakan kemarin' !?"
"Oou......"
Hal yang tidak bisa didekati ini, hanya
karena kucir rambut pirangnya
membawa serta gaya sentrifugal dan
datang menyerang dengan bwuss.
Maksudku akhirnya mencapai ke pipiku.
Ow geli.
"Pokoknya, ketika kucoba
mendengarkan pembicaraan sampah
tidak bisa melakukan apa-apa menyebut
dirinya sendiri direktur mengumpulkan
anggota di internet mulai mengatakan
hal-hal yang memanaskan kepala
seperti tanpa dibayar, apalagi tidak saja
akhirnya hanya bermain-main tanpa
membuat apa-apa, ketika sebenarnya
tahu aku perempuan terus menerus
mengajak, hal seperti itu yang paling
kubenci tahu"
"Di atas pidato panjang yang terlalu
kelewat nyata aku hanya bisa merasa itu
cerita pengalaman pribadi !?"
Orang ini pun, dahulunya terjadi
bermacam-macam hal kah......?
"Dengan alasan itulah aku pulang
karena mengingatkan masa lalu yang
menjijikan. Pulang, tidur dan melupakan
semuanya"
Sudah kuduga memang terjadi......
"Kalau begitu, sampai minggu depan"
"Ah, tunggu sebentar"
"Apa, yang kubicarakan sudah......"
"Masalah itu, aku membawanya karena
telah menyelesaikannya. Untuk
perubahan suasana di akhir pekan
bagaimana ?"
"......dadah"
Mengertikah pada kata-kata terakhirku
atau tidak......
Pada akhirnya menampilkan pandangan
tajam dengan ketat di akhir, sambil terus
menjaga postur lurus berjalan di tengah-
tengah koridor dan pergi berlalu.
"......dah, ya"
Sawamura Spencer Eriri.
Jagoan klub seni nomor satu di sekolah
dengan reputasi putri tiruan, hari ini pun
jengkel.

※※※

"Nah, Jumat akhir pekan yang dipenuhi


mimpi dan harapan, bagaimana kalau
kita habiskan bersama-sama semuanya
~?"
"Itu bukan alasan karena datang
terlambat dari waktu yang sudah
ditentukan kan ?"
Ketika aku akhirnya tiba di tempat yang
kutunjuk yaitu ruang audiovisual, Katou
dengan cepat mengunci pintu itu, dan
mau pergi mengembalikan kuncinya ke
ruang guru.
"Ya~maaf, maaf, ketika aku
meninggalkan kelas, ketua kelas yang
keras hati mengejarku dengan 'Hey
tunggu, giliranmu membersihkan kelas
~!'"
"Walaupun demikian, karena aku sudah
menutup kuncinya kegiatan
perkumpulan hari ini dengan ini berakhir
tidak apa-apa kan ?"
"......maaf karena keterlambatanku"
Pada teguran tipikal protagonis galge
yang walau sedikit genit dan cenderung
cabul tak bisa kubenci, Katou dengan
cepat menghindarinya.
Yah pertama-tama, mungkin
interaksinya tidak cocok dengan anti
galge heroine yang dengan cepat
memutuskan untuk pulang hanya
dengan keterlambatan protagonisnya
sepuluh menit.
"Ah, tapi, karena dengan susah payah
semua anggotanya terkumpul seperti
ini, apa kau tidak ingin sedikit
membicarakan bagaimana cara
melanjutkan setelah ini ?"
"Semua anggota itu kedengarannya
sedikit menyesatkan tapi...... ah ya, mau
singgah ke kafe yang kita kita datangi
sebelumnya bersama ?"
"Ya, baiklah. Jika kafenya sama, jumlah
latar belakangnya akan berkurang"
"......walau aku tidak mengerti arti yang
kau katakan, nah ayo kita berangkat ?"
"Oh, aku mau ke lokerku sebentar"
"Kalau begitu kita ke kelas dulu"
Ketika Katou meng-OK ajakanku seperti
sudah pasti, ia mulai berjalan di koridor
dengan langkah yang senang seperti
biasanya.
Hanya satu minggu sejak pertemuan,
mungkin, jika dilihat dari luar kami
sepertinya terlihat menyusun hubungan
yang lumayan baik kurasa.
Menjadi sekelas, jadi sering ngobrol,
memulai klub bersama, jadi
menghabiskan waktu berdua hampir
setiap hari......
"Jadi, apa yang kau pikirkan soal cara
melanjutkan setelah ini ? Apa kau kenal
dengan anggota lainnya ?"
"......nah, Jumat akhir pekan yang
kehabisan segala cara dan mimpi dan
harapan yang telah dihancurkan
berkeping-keping, bagaimana kalau kita
habiskan bersama-sama semuanya ~?"
"Kurasa masih hanya bermain-main
dengan satu rencana saja ?"
"Jika memikirkan satu hal yang
menunjukkan semua hal, tidak bisa tidak
mengatakan satu rencana adalah segala
rencana"
"Mengatakan hal-hal yang sepertinya
argumentatif, apa itu sama sekali tidak
berhubungan ?"
Kemudian, bersama-sama melewati
penderitaan di depan
mata......sepertinya tidak.
Walau segera satu minggu sejak
pertemuan, mungkin, jika dilihat dari
dalam, kami memperkuat pendirian
hanya sebagai teman dengan bagusnya
kurasa.
"Yaa, pokoknya, hanya bisa
melakukannya dengan keras kepala
sedikit lebih lama lagi"
"Eh, masih belum menyerah ? Dengan
Sawamura dan kak Kasumigaoka"
"Hmm, dari awal memang tidak
kupikirkan menerima OK hanya dalam
satu hari"
Presentasi kemarin, dilihat dari sudut
pandang sebaik apa pun hasilnya buruk
sekali.
Bagaimana pun juga yang ada di sana
adalah kesulitan empat kali lipat
penolakan, penghinaan, keraguan, dan
kasihan.
Tembok tinggi hingga memusingkan,
berdiri menghalangi di depan kami
berdua.
"Yaah pokoknya, pertama jika tidak
memenangkan kedua orang itu tidak ada
yang bisa dimulai ~"
"Begitulah Aki"
"Yang mana Katou"
"Untuk memulai, rintangannya sudah
terlalu tinggi dari awal"
"Tapi, kalau hanya berdua tidak bisa
membuat game"
Tidak, walau ada orang yang membuat
doujin game hanya sendirian, hal itu
paling tidak orangnya bisa membuat
naskah, gambar asli dan skenario,
paling banyak dua orang yang tidak bisa
membuat naskah, gambar asli dan
skenario tidak mungkin memenuhi
kondisi itu.
Memang sembrono kah rencana ini ?
"Tapi, maka dari itu, kenapa jadi yang
dipanggil di awal dua orang itu ?"
"Aneh kah ? Karena kemampuan
sebenarnya......"
"Intinya kedua orang itu sama sekali di
luar jangkauan"
"Jangkauan ?"
"Sebab Sawamura jagoan klub seni, Kak
Kasumigaoka murid teladan nomor satu
di sekolah"
"......ah, masalah itu"
Aku mengerti, apakah kritik pribadi
seperti itu tetap bertahan jika mengubah
sudut pandang, kedua orang itu......
"Karena itu walau menurutku pastinya
pandai menggambar dan bisa menulis
karangan, makanya selebritis dalam
artian berbeda dengan Aki itu tidak akan
ikut serta dalam perkumpulan otaku ini
kan ?"
"Yah, pastinya walau mereka
selebritis......"
Entah bagaimana antara aku dan Katou,
sepertinya ada perbedaan pengetahuan
yang serius terhadap kedua orang itu.
Yah, mungkin tanpa mengetahui
"karakter sebenarnya" mereka secara
pasti, merasakan itu adalah kebenaran
yang dapat disangkal lagi kah?
......benar-benar punya selera buruk ya
mereka.
"Lalu sebelum itu, pertama hanya
memanggil gadis itu......"
"............"
Ketika akhirnya tiba di koridor depan
kelas, aku membuka loker secara diam-
diam untuk menghalangi pandangan
Katou.
"Ternyata Aki begitu ya, er~mm, hey......
Otak Galge ?"
"............"
Kemudian, aku menegaskan bahwa
memang barang satu kilo lebih yang
diletakkan dalam loker pagi ini telah
menghilang sama sekali.
"Atau maksudku, kau terlalu berlebihan
dalam memasukkan cita-cita dua
dimensi ke kenyataan"
"Hey, Katou"
"Ah, apa bicara sedikit terlalu banyak ?
Maa......"
"Esok, bisa tidak datang ke rumahku ?"
"......eh ?"
Aku mengundang Katou ke
"kamarkutempat latar belakang yang
sering muncul untuk scene recolection"

※※※

Lalu, Sabtu.
"Maaf membuat menunggu ~"
"......you"
Katou, walau terlambat sekitar tiga
menit di tempat yang ditentukan, muncul
dengan tepat.
"Untung cerah ya ~ hari ini. Aku cemas
karena ramalannya sedikit meragukan"
"Begitulah"
Pada undanganku kemarin yang sudah
mendadak, mengandung arti yang
lumayan mendalam pula, Katou
menunjukkan gerakan
mempertimbangkan dengan menaruh
tangan di pipi hanya dalam beberapa
detik.
Tapi, langsung wuss~ dengan ekspresi
relaks "Ya, ba~iklah".
Hal ini bagiku......tidak, bukan hanya
bagiku keberhasilan yang lumayan
besar.
Dalam satu minggu sejak berkenalan,
membawa teman perempuan ke rumah
bukan perbuatan otaku.
Kalau normal, ini hampir pasti
perkembangan di mana flag penting
berdiri tapi......
"Hee~ Rumah Aki berada di sekitar sini
ya. Aku kadang-kadang melewatinya ?"
"Aku tahu"
"Begitu kah ? Ah, kalau diingat, di sini
kan tempatnya topiku terbang"
"......haa"
Sekarang menyadarinya.
Walau aku dengan sengaja, menunjuk
tempat yang bahkan tidak ada
perhentian bus di dekat sini.
"Agak ngantuk ya ? Anime tengah
malam ?"
"Begitulah. Lalu setelah itu tanpa tidur
mengantar koran. Tapi tidur sedikit
setelah pulang"
"Aki itu, benar-benar seorang pekerja
keras yang berlawanan dengan
penampilannya ya. Walau tujuannya
berjuang sedikit berbeda dari orang
lain"
"............"
Mengalir ke situ.
Tapi pada sepedaku waktu itu pun
banyak koran yang menumpuk.
"Benar-benar kelihatan lelah ya"
"Ya......kali ini mendadak sih"
"Tidak apa-apa ? Apa kau mau aku
pulang saja hari ini ?"
"Nah, tenang. Daripada itu, pakaian itu"
"Ah, ini ? Aku membelinya satu setel
sekaligus minggu lalu. Karena agak
mulai hangat, sebentar lagi waktunya
ganti baju musiman kan"
"Begitu......"
Kardigan dan celana panjang sesuai
dengan warna muda yang hangat.
Pastinya ini pakaian yang seperti musim
semi kurasa.
Meski bermain-main denganku,
normalnya mengerti gaya itu poinnya
tinggi.
Tetapi......
"Tidak cocok kah ?"
"Tidak, cocok kok. Bukannya baik kalau
energik ?"
"Terima kasih. Seperti itulah, selain
lumayan mudah bergerak, aku juga
menyukai ini"
"Benarkah......baguslah"
Benar, gaun one-piece putih itu pakaian
musim dingin.
Tidak, aku mengerti bahwa meminta
sejauh itu tak masuk akal.
Tapi, atau harus kukatakan, walau
hanya sedikit ada kenangan yang
redup......
Atau dalam percakapan singkat ini tiga
flag pun tidak dihancurkan......
"Benar-benar tidak apa-apa ?"
"Sudah tidak apa-apa, ayo segera ke
rumahku"
"Ya, baik, maaf menggangu ~"
"Masih sepuluh menit berjalan kaki lagi.
Awalnya menaiki tanjakan ini"
"Eh~ rumah Aki di atas tanjakan.
Mendaki ini susah~"
Benar-benar gadis ini, paling tidak bisa
menggelitik hati Otaku !
Aku jadi sedikit percaya diri.
Percaya diri bahwa apa pun yang terjadi
hari ini aku sama sekali tidak akan
menyerang Katou.

"Nah, walau berantakan, silakan duduk


seenaknya"
"Maaf mengganggu lagi~......uwaa,
penggambaran sesungguhnya dari
kamar otaku ya"
"Ah, aku pun ingin jadi makhluk
penggambaran sesungguhnya dari
cepat"
"Mengatakan hal-hal semacam itu
dengan jelas pun tidak terlalu menjijikan
adalah kebaikan Aki ya"
"Yeah, aku pun ingin memperoleh
kekuatan untuk membuat nyata
dakimakura dengan semakin menimbun
kebaikan"
"......maaf, yang tadi sedikit menjijikan"
Yah, aku sudah mengharapkan sejauh
itu......
Katou Megumi, memasuki kamar pun,
akhirnya seperti biasa.
Ketika menjadi tegang sambil
mengatakan 'Ah, panas ya ~ kamar ini'
terpaksa membuka jendela, lalu salah
duduk di tempat tidur 'Ma, maaf !' dan
dengan tergesa-gesa berdiri, mencari
manga ero atau AV sambil mengatakan
'mana barang berharganya ~?', sama
sekali tidak ada tanda-tanda seperti itu.
Eh, yang terakhir bukan.
"Nah, untuk sekarang silakan
menghabiskan waktu dengan bermain
galge. Tidak apa-apa, karena tidak ada
eroge di kamar ini"
"Entah karena untuk sementaranya,
entah karena tidak apa-apanya tapi aku
merasa lega"
Oleh karena itu aku pun, benar-benar
hanya bisa jadi aku saat mengundang
teman otaku seperti biasanya.
Jika game satu heroine selesai. Jika
anime menonton semua episode satu
seri, kondisi untuk pulang ke rumah.
Ya, itu karena datang bermain ke
rumahku......

"Hari ini menyenangkan. Lain kali ajak


lagi ya"
"Kalau begitu, mari kita pulang"
"Makanya, tidak apa-apa mengumpulkan
anggota. Untuk membuat game banyak
orang yang diperlukan, yang itu pun aku
mengerti"
"Kalau galge PC tidak seperti itu, ada
saatnya dengan dua, tiga orang bisa
membuat walau perdagangannya kecil"
"Tapi jika berkata orang yang tepat
pada posisi yang tepat, hanya memilih
dengan hobi Aki......"
"Nah kalau menanyakan sebaliknya,
menurutmu orang seperti apa yang
baik ?"
"Seperti, bertubuh besar, walau musim
dingin berkeringat, sama sekali tidak
melepas bandana, memanggil orang
dengan 'dono' , lalu menambahkan
akhiran 'dao' atau 'dyufu' yang tidak
terlalu kumengerti......"
"Nah maafkan aku. Maksudku Katou
tidak apa-apa dengan orang seperti
itu ?"
"Eh~ walau tidak suka tapi mau
bagaimana lagi ? Yang kudengar dasar
dari industri Aki cs terdiri dari orang-
orang seperti itu"
"Kau ini kejam kah baik hati kah aku
tidak terlalu mengerti"

"Hari ini benar-benar menyenangkan ~.


Harus ajak lagi ya ? Janji ?"
"Kalau begitu, mari kita pulang
bersama-sama"
"Tapi, yang paling penting memiliki
motivasi atau tidak kan ?"
"Yang penting motivasi dan
kemampuan. Lalu yang jika dikatakan
yang mana penting yang belakangan.
Apa yang bisa dilakukan ketika
terkumpul kerumunan orang
berantakan"
"Aku pun mengatakan itu"
"Atau harus kukatakan penampilan,
kepribadian atau jenis kelamin tidak ada
hubungannya. Yang memilih
berdasarkan kriteria seperti itu hanya
Katou"
"Aku meragukan orang-orang yang
memilih tidak berdasarkan kriteria
seperti itu berada di atas kriteria seperti
itu daripada aku yang memilih
berdasarkan kriteria seperti itu"
"Kau, benar-benar jangan menjawab
dengan kata-kata seperti itu"
"Daripada itu, rasanya game ini
gambarnya sedikit tua ya"
"Karena memang tua. Karya agung
klasik"

"Hari ini melelahkan ya"


"Kalau begitu, pulanglah. Selamat
tinggal"
"Tapi ya, kedua orang itu kan amatir
mengenai masalah otaku, sepertinya
memang tidak mungkin......"
"Sejak kapan kau merasa mereka
amatir ?"
"Eh ? Masalah apa ?"
"......stereotip ya Katou ?"
"A,apanya......"
"Kau membuat kesalahan pada pilihan
tadi"
"Eh, sejak kapan berganti jadi cerita
game ?"
"Hadiah yang kau pilih sebenarnya
minus 1 nilai niat baiknya"
"Eh~! Kalau anak perempuan,
memberikan aksesori tidak salah kan !?"
"Berhati-hatilah dengan pernyataan
yang merendahkan nilai perempuan dari
dirimu"
"Masalahnya heroine gamenya, karena
semacam itu"
"............"
"Aki ?"
"Sekarang, menginterupsi gamenya
sebentar, istirahat dan nasehat time"
"Abaikan istirahat sebentar, kenapa
nasehat ?"
"Katou, kau tidak mengerti apa itu
heroine galge. Walau mereka hanya
simbol, mereka bukanlah alat yang
mengembalikan jawaban yang pasti
sama ketika menekan pilihan. Lumayan
hangat dan mengasihi, ia haruslah
manusia sendiri yang lebih memesona
daripada perempuan di kenyataan !
Bagaimana bisa kau yang mengatakan
akan jadi heroine galge setelah ini sama
sekali tidak bisa mengerti dasar seperti
itu !?"
"......paling tidak lakukan setelah
menyediakan teh"

"Nah, kalau seperti ini tidak dingin


kan ?"
"Wah, indahnya......white christmas"
"Walau ada keuntungannya Aki tidak
takut dengan siapa pun, memang
sebaiknya sampai taraf tertentu
pasangannya yang memilih kurasa"
"............"
"Bagaimana pun juga tidak ada
Sawamura. Kau tahu kan dia orangnya
bagaimana ?"
"............"
"Aki ?"
"Ah, maaf, menghadaplah ke layar"
"......ya, jadi"
"Lalu, cerita soal apa ?"
"Sawamura. Sawamura Eriri dari kelas
dua G"
"Sawamura Spencer Eriri. Untuk
sekarang nama keluarga Inggrisnya
masih tertinggal"
"Jagoan klub seni kan ? Tahun lalu
masuk sekolah dan langsung terpilih di
pameran kota, jadi topik pembicaraan
dalam sekolah kau tahu ?"
"Dinilai dari kemampuan sebenarnya
orang itu, level kota itu tentu saja"
"? Apalagi ada gosip kalau keluarganya
orang kaya, atau ayahnya adalah
diplomat"
"Ah, walau pun ayahnya benar diplomat
yang berasal dari Inggris, mungkin,
sama sekali berbeda kesannya dengan
yang dibayangkan oleh Katou"
"?? Biarpun begitu tidak sombong dan
baik hati pada semua orang, di atas
semuanya, karena penampilannya
adalah apa yang terlihat, tidak hanya
teman sekelas, bahkan sangat terkenal
di kalangan kakak kelas, tidak ada
habisnya anak baru yang mendengar
gosip yang sampai datang ke kelas
untuk melihatnya"
"Sebenarnya, itu karena setelah masuk
ke SMA cara menyembunyikannya
sempurna"
"??? anu Aki ?"
"Nah, Katou"
"Eh, apa ?"
"Game itu yang kau mainkan barusan,
ada bermacam-macam heroinenya
kan ?"
"Mengapa tiba-tiba ?"
"Sosial, sains, seni, atletik, tidak
mengikuti ekskul......kaya variasi"
"Emm, ya, memang ada banyak"
"Di antaranya, ada yang heroine mudah
ditaklukkan, dan sebaliknya, heroine
yang susah pun ada"
"Betul, menyulitkan sampai menangkap
hubungan dengan parameter
protagonisnya"
"Tetapi, hanya satu yang ingin
kukatakan......"
"Eeeh, apa itu ?"
"Yaitu......mengenai yang bisa ditangkap
oleh semua orang"
"E, eh ?"
"Teman masa kecil, manajer, lalu
bahkan gadis dari klub seni !"
"Memang sih, di sini pun ada yang dari
klub seni......"
"Tidak hanya itu saja ! Gadis yang
merasa kawan lelakinya tidak
menyenangkan juga ! Bahkan gadis
yang hanya ditemui di koridor kelas tiga
juga !"
"Apa tidak kabur yang ingin kau katakan
dan yang kau katakan sejauh itu ?"
"Tidak, tenang saja ! Karena yang ingin
kukatakan adalah, manusia, asal ada
motivasi dan gairah bisa melakukan apa
saja !"
"Hal itu, walaupun tidak salah jika di
galge, tapi dalam kenyataan tidak
berjalan seperti itu"
"Demikianlah, tiga tahunku berakhir
sudah"
"Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi hal-
hal yang baik"
"............"
"............"
"......jangankan kenyataan, dalam game
pun tidak berjalan dengan lancar ya"
"Jelas, pilihan kencan musim semi tahun
kedua tidak tepat"
"Itu pun rasanya tak enak karena
anehnya musimnya sama dengan di
kenyataan......"
Sembari mendengar aliran suara laki-
laki yang dipenuhi kesedihan dari layar,
aku dan Katou tenggelam dalam gema
yang mengakhiri pertarungan keras tiga
tahun kehidupan SMA.
Ketika kebetulan melihat ke luar,
pemandangan yang tercermin di jendela
tanpa disadari dipenuhi kegelapan.
Dengan kata lain, artinya menghabiskan
waktu hanya berdua saja sekitar 5~6
jam tanpa henti.
"Sudah jam segini kah......kalau begitu
aku segera"
"Ah......"
Kata Katou mulai berdiri.
Event penting memanggil gadis ke
rumah untuk pertama kalinya dan
menghabiskan waktu hanya berdua,
untuk protagonis anak SMA otaku
perawan berlanjut dengan terlalu bagus.
Perebutan game controller, berkali-kali
melepas sentuhan tangan karena saling
bertindihan, bertukar obrolan panas
mengenai metode menaklukkan atau ciri
khas heroine, saling berbagi waktu yang
sangat berharga.
"Terima kasih untuk hari ini. Sangat
menyenangkan daripada yang kukira"
Makanya sudah, hari ini sampai sini
cukup......
"Kalau begitu"
"Tunggu"
"Eh ?"
"Bukannya sudah kukatakan kalau tidak
akan kubiarkan pulang sebelum selesai
satu orang ?"
"Makanya dengan tepat sampai
endingnya......"
"Yang tadi bad end. Tidak dihitung"
Tidak, ini salah.
Pada dasarnya, masih belum ada yang
dimulai.
"Tapi, sebentar lagi jam tujuh kan ? Di
luar gelap sekali"
"Ah, tidak apa-apa. Karena hari ini
kedua orang tuaku pulang ke rumah
tengah malam"
"Bukannya sama sekali tidak baik-baik
saja !?"
Karena, ini hal penting untuk klub kami.
Karena yang dihindari adalah jalan
terjal, tidak bisa dilalui.
"Berjanjilah Katou......jangan pulang
dulu"
"A,Aki......"
"Kumohon !"
Oleh karena itu, kutatap Katou tanpa
bergerak.
Menerima hal yang tidak masuk akal.
Mengerti bahkan hal yang mengandung
arti terlalu mendalam.
Biarpun begitu, aku......
"Yah sebenarnya, karena aku berkata
mungkin akan telat ke rumah hari ini
sebentar lagi tidak apa-apa"
"Setuju !?"
Aku lumayan bingung dengan Katou
yang tidak terlalu gelisah bertahan di
rumah laki-laki hingga saat ini.
Kalau begini, jangankan membiarkan
yaitu tidak marah biar memohon dengan
tulus, menggonggong......

"Kau punya semangat ! Ayo kita menuju


Koushien bersama denganku !"
"Karena itu, kembali ke pembicaraan
beberapa saat yang lalu"
"Ng ? apa tadi ya?"
Dalam permainan kedua Katou
menyerah dengan main heroine dan
sepertinya mengubah target ke gadis
berambut biru pendek[2].
"Mengenai menaklukkan, bagaimana ?"
"Ah, pertama jika memasuki klub
olahraga dan hanya melakukan kegiatan
klub akan berdebar-debar sendirinya"
"Bukan yang itu, soal Sawamura"
"......oh !"
Entah bagaimana setelah Katou
menaikkan topik pembicaraan itu,
derajat kesulitan menaklukkannya
bukan heroine game yang persis seperti
Katou, mungkin seperti heroine
sungguhan yang pucat Fujixx Shixx[3].
"Sebelumnya, kau ditolaknya dengan
sepenuh hati, bukannya jadi tidak ingin
mendengarkan pembicaraanmu sama
sekali lagi ?"
"Mmm, mungkin yang disana berniat
seperti itu. Penerimaan ponsel pun
ditolak"
"E......"
Apalagi dengan ini ketiga puluh enam
kalinya.
"Makanya membuat pergerakan
strategis. Setelah itu hanya bisa
menunggu"
Bagaimanapun juga meski memutuskan
langsung membatalkan tanpa menahan
dengan ketidaknyamanan, ia lumayan
tidak mendapat pelajaran.
"Jika ia menyadari tanda itu, pastinya
akan datang dari sana......"
"Pergerakan strategis ? Tanda ? Soal
apa ?"
"Ah iya...... misalnya jika game yang
disarankan penggila moe yang berkata
'kecantikan heroinenya moe mampus !"
sebenarnya adalah game suram yang
'heroine cantik moenya tewas' marah
kan ?"
"Maaf, aku tidak terlalu mengerti arti
yang kau katakan"
"Nah......misalnya jika game yang
disarankan scenariofag yang berkata
"karena ini pasti menangis !",
sebenarnya adalah game membuat
menangis dengan arti beda yang penuh
dengan bug hingga bergerak normal
saja tidak bisa, gusar kan ?
"Itu, sama sekali tidak mudah
dimengerti......"
"Lalu, dari sini masalah
pokoknya......sama dengan itu, orang
yang membenci horor, jika ditipu dan
dipinjami karya horor akan marah kan ?"
"Mengapa masalah pokoknya paling
mudah dimengerti"
"Lalu, jika menerima perlakuan seperti
itu, kalau tidak mengatakan satu kata
pada orang yang meminjamkan tidak
akan bisa tenang kan ?"
"Hmmm, tidak ? jika dipinjami dengan
gratis kurasa akan sedikit marah"
"Minta maaf ! Terutama pada otaku !"
Pada penyedia inspirasi cerita contoh
terutama di awal, rasanya
menghabiskan seluruh tenagaku untuk
menghina dengan telepon tiga jam,
sungguhan enam jam......
"Err, anu, Aki...... tidak, terlepas dari
keseluruhan orang otaku, Sawamura
tidak termasuk ka......"
".......kau serius mengatakan itu ?"
"Eh ?"
"Katou, apa kau mengetahui
Eriri......Sawamura Spencer Eriri yang
sesungguhnya ?"
"Maksudku yang membuatku tertarik
sebaliknya, Aki tahu panjang lebar soal
Sawamura ya ?"
Pada kobaranku yang berlebihan,
tsukkomi Katou membalasnya ~dengan
ringan seperti biasa, tapi tidak biasanya
ada sisi tajamnya.
"......Mengapa kau merasa begitu ?"
"Karena begini, soal nama aslinya,
keluarganya, dahulunya......apa aku
memikirkannya berlebihan ?"
Yah, tapi mungkin persepsi wanita
kecenderungannya sama sekali
berbeda.
"Ngomong-ngomong memikirkannya
berlebihan, maukah kuajarkan hanya
satu lagi ?"
Lalu, aku mendekati arah jendela barat,
menunjuk ke depan.
Di sana, mendaki tanjakan dari rumah
kami, masih ada dataran tinggi untuk
melihat ke atas.
"Keluarganya orang kaya ~ kau
mengatakan itu kan"
"Ya, tapi hanya gosip"
"Itu juga sungguhan. Dari sini terlihat
rumah yang sangat besar itu kan ?"
"Ah, rumah besar yang dibangun di
dataran tinggi itu ? Kalau itu juga terlihat
dari jendela sekolah kita"
"Ya, itu kediaman Sawamura"
"Eh ?"
"Ngomong-ngomong, sama dengan area
sekolah kita. Anak di sana dan anak di
sini pergi sekolah ke SD shimamura dan
SMP shimamura di kaki bukit"
"......eh"
"Yah, walau berbeda jika masuk ke
sekolah swasta, keluarga
Sawamura......atau paman Spencer
bukan orang yang memberikan
perlakuan istimewa seperti itu"
"Eh ? Eh......"
Oleh karena itu, dahulunya terjadi
bermacam-macam hal.
"Kebetulan sekarang, dari dataran
tinggi itu sebuah cahaya turun ke arah
sini kan ?"
"Ermm......ah, betul. Apa ya, sepeda ?"
"Itu bisa saja......"
Saat ini mungkin, uap dari kepala
sedang menyembur.
"A, Aki...... ia berhenti ! Di depan rumah
ini !"
"Ah, sepertinya begitu"
Entah betapa tergesa-gesanya, suara
nyaring rem bergema di sekitar selama
kira-kira 3 detik.
"A, Aki...... ia masuk ! Ke rumah ini !"
"Ah, sepertinya begitu"
Suara pintu yang dibanting sampai
membentur dinding, kembali bergema di
sekitar.
Apakah ia akan mengembalikan kunci
cadangannya dengan tepat ke bawah
pot bunga ?
"A, Aki...... ia mendekat dengan cepat !
Ke Kamar ini !"
"Ah, sepertinya begitu"
Dug, dug suara berlari menaiki tangga
dengan lompatan dua langkah,
sekarang bergema ke seisi rumah.
"A, Aki...... ? Sepertinya ia terjatuh ?"
"betapa konyolnya......"
Tak, gedebuk-gedebuk, suara terpeleset
tangga dengan ganasnya, kembali
bergema ke seisi rumah.
Itu......mungkin sakit.
"A, Aki...... kali ini, ermm~"
"Ah, sepertinya begitu ya...... Katou"
"Eh ?"
"Untuk sementara, bersembunyilah"
Srrk, srkk, kali ini suara selangkah demi
selangkah merayap ke atas tangga......
Sepenuhnya, hey, itu, er~mm......

"Anime battle moe


apanyaaaaaaaaaaaa~~~!!!"

Lalu, bersamaan dengan teriakan


seperti otaku seperti itu, kotak DVD
melayang.

Bab 4
Pada mulanya, pola diciptakan dewa
(bagian akhir)
"Anime battle moe
apanyaaaaaaaaaaaa~~~!!!"
Bersamaan dengan terdengarnya suara
itu, kotak DVD melayang dan berputar
dengan kecepatan tinggi di atas
kepalaku.
Pengguna yang terpaksa mengikuti
anime buruk atau game sampah
menghina produk itu dengan ekspresi
'membuatnya frisbee dan
memainkannya' tentu merupakan
perbuatan yang jahat.
Orang seperti ini yang sambil
mengatakan 'meski membeli barang
baru tapi heroinenya bekas' mungkin
menghancurkan media dan
mengirimnya ke pembuatnya. Memang
menyedihkan.
"To, Tomoya,kau......tahu aku sangat-
sangat membenci horor kan !"
"Ng ? kau tidak suka 'Kore wa Zombie
desu ka ? Hai, George. A. Romero no
meisaku desu' ?"
Ah, begitu ya......zrrt zrrt suara merayap
naik tangga barusan rasanya mirip
sesuatu ternyata zombieitu.
"Selain itu kenapa jilid 4 !? padahal
sampai jilid 3 barang asli !"
"Karena lalai ?"
Bagaimana pun juga, karena berakhir di
jilid tiga sangat bagus, ini adalah
kesempatan terbaik.
"Walau jilid 4 sama saja sampai opening,
ketika memasuki jilid ini tiba-tiba
dipenuhi gambar adegan guro
sungguhan ! Apalagi hanya kumpulan
adegan menjijikan !"
"Sebaliknya, bahkan label DVDnya
kubuat sendiri dengan tepat kan"
Sampai tidak mampu membedakanya
sama sekali adalah hasil yang
memuaskan.
"Lalu, untuk apa ? Apa tujuannya ? Aku
ingin kau mengatakan dengan segala
cara apa yang ingin kau lakukan dengan
melakukan kenakalan bodoh, dungu,dan
seperti tipuan nakal yang melecehkan,
yang kekanak-kanakkan ini !"
"Tenang. Dengan 'Apa tujuannya
melakukan kenakalan bodoh seperti
ini ?' tadi kurasa sudah cukup"
Sepertinya kelewat heboh dan
kebanyakan menyebut satu-satu kata-
kata yang bermakna sama.
"Pokoknya kenapa memblok
komunikasi ! Karena itu aku terpaksa
datang langsung ! Walau aku tidak ada
niat untuk datang ke rumahmu lagi !"
"Karena kau sendiri sebelumnya
menolak. Kita sama dalam soal ini"
Apalagi sepertinya walau tidak ada niat
untuk datang lagi, secara mengejutkan
terbiasa masuk tanpa izin.
Yah, tapi tempat persembunyian kunci
sejak waktu kami SD tidak berubah,
kalau mengingat itu......
"Ah sudah, karena terlalu marah
kepalaku jadi agak sakit......kh"
"Tidak, itu karena muncul bengkak
biasa. Mau kuambilkan kotak p3k ?"
"Pada dasarnya cedera ini pun karena
kesalahanmu kan ! Kenapa bisa
setenang itu !"
"Nah, kau lumayan benar"
Uh~mm, gaya marah yang tidak masuk
akal ini......betapa kuat ciri khasnya,
terlalu menuruti pola.
Tapi, pola itu pedang bermata dua.
Walau tentu bisa mendirikan karakter
dengan mudah, memiliki dilema yaitu
hanya bisa bosan jika terlalu memakai
pola tanpa perubahan.
Orang ini pun biasanya karakter yang
lumayan bagus keseimbangannya, tapi
dengan marah seperti ini jadi turun ke
karakter tak masuk akal kebanyakan......
"Kau mengkritik karakter orang
seenaknya dalam pikiranmu lagi kan,
dasar otak gila galge !"
"Bisa melihat seperti orang
berkemampuan super itu semakin jadi
pola karakter teman masa kecil bukan !"
Lihat, seperti ini.
Ah, ngomong-ngomong karena lebih
dari sepuluh tahun tidak dere, aku tidak
bisa mengatakan karakter tsunderenya
sudah mati.
"He, hey, Aki ?"
"......oh, amankah Katou"
Lalu, bagaimana bisa, sama sekali
melupakan Katou dalam beberapa menit
ini.
"......siapa ?"
Bersembunyi di belakangku dan
menggigil gemetar seperti sangat takut.
......walaupun manis, yah Katou yang
datar seperti biasa, bisa dikatakan
karakter yang tidak kabur dalam suatu
arti.
"Kalau orang lain dengan aliran
percakapan sampai tadi akan tertawa.
Maksudku, kau lebih dari setahun pergi
ke sekolah yang sama"
"Aki dan aku juga pergi ke sekolah yang
sama lebih dari setahun kan ?"
"Ah, tsukkomi yang berirama seperti itu
rasanya menyenangkan"
Sembari bertukar obrolan yang memang
datar dan sebagainya, aku menunjuk
gadis yang berada di pandangan Katou
sebelumnya.
"Oleh karena itu, orang ini adalah
tetangga yang terus pergi ke SD SMP
SMA yang sama denganku, Sawamura
Spencer Eriri"
"Bukan......ini bukan Sawamura kan"
"Lihatlah ke kenyataan ?"
Biarpun begitu, tidak bisa dipercaya itu
bisa dimaklumi.
Yang selalu 'kalau rambut pirang ini lho'
dan selalu diikat twintails dengan
pandainya terlepas, sekarang dengan
ganasnya acak-acakan.
Kulit seputih porselen yang didambakan
gadis-gadis, di dahinya merah memar
besar menyebar.
Bola mata biru bening yang digosipkan
laki-laki, sipit seperti setengah warna
putih mata ilustrasi karakter SD[1].
Sebagai penutup, mengenai yang
dipakainya yaitu baju olahraga hijau
dengan lambang sekolah SMP
shimamura di dadanya itu......
"Se, sebentar, Tomoya"
Pada gap moe seperti itu, yaitu teman
masa kecil dengan kondisi penampilan
yang sedikit terlalu keras, akhirnya
seperti menyadari situasi kamar ini
sekarang, atau jumlah orang, atau rasio
seks, hanya sedikit mengeluarkan suara
dan mulai bertanya.
"......siapa ?"
"Tahun yang sama pada sekolah yang
sama, apalagi baru kukenalkan dua hari
sebelumnya......"
"Yah, kesanku memang seperti itu ya~
walaupun aku menyadari ketika aku
diperlakukan yang sama oleh Aki"
Entah sudah sedikit terbiasa dengan
waktuku, di tengah jawaban tipis Katou
mengintip sedikit keberanian.
......jika dengan mudah menerima
keadaan sekarang yang seperti ini,
kurasa akan jadi akhir sebagai main
heroine.
"Fuuun......"
"A, anu......?"
"Sebentar, jangan bergerak !"
"Ah, ya"
Eriri berkeliling memutari sekitar Katou
yang berdiri tegak.
"He, hey, Aki......"
"Jangan membawa-bawaku"
"Yang membawa-bawaku mengatakan
seperti itu !?"
Pertemuan kedua orang yang tak
disangka-sangka itu, walau apa yang
kukatakan sedikit tidak kumengerti yaitu
seperti katak yang sangat normal yang
kapan pun bisa jadi mentega setelah
diawasi harimau emas, meski terlalu
menyenangkan sama sekali tidak
kurasakan mendekat.
"Perasaanku saja kah ? Aku, seperti
ditatap lekat-lekat......apalagi oleh
Sawamura itu"
"Jangan cemaskan itu, ia hanya super
rabun jauh. Tapi di sekolah memakai
lensa kontak"
"Be, benar-benar hanya karena itu ?
Kalau hanya itu ini......"
"Ini......apa ?"
"Hyauu"
Yah, walau aku mengatakan jangan
cemas sebelumnya, sekarang aku
lumayan mengerti perasaan Katou.
Ketika tidak memakai lensa kontak,
penglihatan dan pandangan Eriri sangat
buruk.
"Huuh, kau apanya Tomoya......"
"Te, teman"
"Walau teman kah, pacar kah, sex friend
kah, aku tidak tertarik"
"Anu, yang terakhir itu tidak sopan......
bahkan bagiku"
"Jangan cemas, karena kepribadian
orang ini super buruk. Tapi di sekolah
menyamar dengan sempurna"
Justru karena itu, sekecil atom pun
kebaikan pada Katou yang sengaja
membasahi sapu tangannya sendiri
untuk mendinginkan dahi yang
membengkak tidak terasa.
Biasanya tersembunyi di balik bulu emas
yang berumbai-rumbai, retsleting
kostum kucing tidak terlihat......
"Sekarang, jelaskan......tidak mau pun
tidak apa-apa"
Setelah menyelesaikan pekerjaan
mengelilingi Katou, Eriri akhirnya sedikit
tenang, dan mengambil sikap santai
seperti tidak ada orang lain di kamar ini
selain dirinya sendiri.
.......walau kurasa duduk bersila di
kamar laki-laki bukan hal yang baik,
untuk sementara yang itu tidak perlu
dibahas.
"Intinya, lahir dari nafsu keegoisan tak
memandang sekitar yang menyempitkan
pandangan Tomoya, masih terpaksa
menemani rencana bodoh yang terkuat
yang kupikirkan, begitu kan"
Meski seharusnya sudah menenangkan
diri, tapi kelewat banyak menyebutkan
satu-satu kata yang bermakna sama
seperti biasa.
"Nah, untunglah kau menerima pesanku
hari ini. Kalau kau tidak datang seperti
ini, Katou harus menginap malam ini"
"Eh ? Kau ingin membuatku
menginap !?"
Katou menjawab dengan histeris sudah
sampai saat ini.
Nah jika dipikir dengan tenang, ketika
datang bermain untuk pertama kali ke
kamar laki-laki yang dikenal baru
seminggu, dikatakan 'malam ini jangan
pulang', alasan merasa gelisah adalah
sesuatu yang normalkah ?
"Katou, benar ? Tidak perlu khawatir.
Karena laki-laki ini, biar berdua saja
dengan wanita pun pilihannya hanya
main game atau maraton anime
semalaman"
"Apa yang kau katakan ? Bahkan aku
pun saat ini tidak bergadang dengan
Maxxo Kart[2] semalaman. Saling
membicarakan masalah cinta dengan
tepat semalaman"
"Genrenya tidak hanya jadi galge ya"
Kemudian Eriri memberikan pandangan
merendahkan ke gambar game yang
ditampilkan penuh di layar.
"Apalagi game kuno seperti ini
sekarang......"
"Katakan karya agung klasik. Pokoknya
bahkan Eriri juga tergila-gila dengan
game ini dulu kan ?"
"Saat SD ya. Apalagi terpaksa menangis
karena 'dilarang pulang sebelum selesai
satu orang' mu......"
"Yang kau katakan sejak waktu SD sama
sekali tidak berubah ya Aki"
"Sia-sia, Mixxrin[3] terlalu jadi istriku......"

"Eh, apa ini, cantik sekali......"


"Ketika mencari log masa lalu, mundur
sekitar beberapa tahun sebelumnya
supaya bisa dilihat. Perjalanan yang
menyenangkan mengikuti perubahannya
ke desain yang sekarang"
"Jangan menanam informasi yang tidak
perlu. Karena sebagai pelukis, ada
saatnya ketika diperlihatkan gambar
masa lalu lebih menyakitkan daripada
mati"
"Kalau begitu lebih baik jangan
ditinggalkan bukan ?"
"Lalu tidak bisa mendapat banyak hit.
Kenapa mengatakan hal yang sudah
jelas"
"Ya, ya......"
"Sawamura, melukis gambar semoe
ini......"
Pandangan Katou jadi terpaku pada
halaman yang tertulis 'selamat datang di
halaman egoistic-lily !' yang ditampilkan
di PCku.
"Atau harus kukatakan benar-benar
otaku......"
Pada halaman yang penuh dengan
bujukan moe dan menaiki arus anime
populer terbaru atau ilustrasi heroine
galge laris itu.
"Ingat ya Tomoya......"
"Er, kalau tidak diperlihatkan aslinya
sama sekali tidak bisa percaya"
Sebenarnya, setelah muncul di hadapan
mata dengan baju olahraga dan rambut
berantakan seperti ini pun, Katou masih
belum bisa mengerti kebenaran
Sawamura Spencer Eriri sebagai wanita
otaku.
Jadi aku hanya bisa mengeluarkan
langkah drastis untuk membuka mata
yang terus-menerus tertutup dengan
membuka semua informasi Eriri dan
memberikan kejutan budaya seperti ini.

Profil:
HN[4]: Kashiwagi Eri
Nama Grup: egoistic-lily
Jenis kelamin:♀
Tanggal lahir: 25 Juni
Rencana partisipasi event:
COMIC☆niche 30 April[5]
A-26 egoistic lily
Rencana buku 'Bicycle H & H' (24
Halaman)

Nama grup 'lily' pada HN Eri, lalu ketika


Elily ketika halaman ini dibuka......dari
ekspresi dongkol Eriri, sepertinya
akhirnya Katou mengerti apa yang ingin
kukatakan.
"Ya ampun, ditunjukkan horor yang tak
ingin kulihat, terluka di tangga, dan
akhirnya HP dibongkar, kau itu benar-
benar sampah terrendah[6]"
Sama dengan ekspresinya, Eriri telah
sepenuhnya dongkol.
"Jangan marah seperti itu lah. Nih, jilid 4
yang asli, ambil"
"Ini yang harusnya kupinjam sejak awal
kan. Aku menderita kerugian total"
"......setelah itu, ini juga ada sesuatu
buku sketsa hadiah spesial pembelian
seluruh jilidnya"
"Cih......jangan-jangan, itu kartu pos
berlangganan yang hanya ada pada
edisi terbatas pertama kali jilid satu
yang langsung habis, rare item yang
menimbulkan penderitaan itu ?"
"Ya, lelang di internet melebihi sepuluh
ribu. Apalagi semua terbitan sketsa
kasar karakter oleh pemimpin
animasinya. Pasti akan berguna saat
membuat doujin menurutku......"
"......mengapa mau melepaskan benda
berharga seperti itu ?"
"Karena permintaan maaf aku harus
menunjukkan ketulusan......sebenarnya
aku juga sudah membeli satu set lagi
untuk pemeliharaan"
"Seperti biasa melakukan hal yang
vulgar......tak perlu kukembalikan ya ?"
"Terserahmu"
"Benar-benar, otaku dari lubuk hati......"
Lalu, dari mentalitas Eriri yang tertarik
pada 'hadiah spesial' atau 'edisi terbatas
pertama' ini, sepertinya ia mengerti apa
yang ingin kukatakan secara tidak
langsung.

"Dengan ini kau mengerti Katou ?


Betapa pentingnya gadis otaku yang
sembari berpura-pura menjadi nona
besar di sekolah, di baliknya memiliki
kaitan dengan doujiin sepenuh hati dan
parasit pada genre populer sembari
mencari untung ini bagi pembuatan
galge kita !"
"Eh, err, itu......"
"Aku pulang saja. Atau mati"
"Jangan, pastinya jadilah teman kami
Eriri ! Dengan keunggulan kemampuan
desain itu, selama ada kemahiran bisa
langsung mengikuti desain yang baru,
Katou yang tidak terlalu banyak
keistimewaannya ini pun jadi karakter
moe yang luar biasa......"
"Eh, hey, maksudnya ketika membuat
model karakter yang tidak memiliki
keistimewaan seperti aku, tidak bisa
kalau tidak punya level menggambar
seperti Sawamura......?"
"Tidak, karena baik light novel atau
galge 90% yang terjual ditentukan oleh
gambarnya (begitu yang kudengar) !"
"Di mana yang harus kubalas di situ aku
tidak mengerti, Aki"
"Bukannya rintangannya rendah dalam
mengembangkan karakter original
tanpa model ?"
"Tidak, hal itu menyusahkan. Bagaimana
pun juga rencananya mustahil tanpa
Katou"
"Yah, tapi karena aku tidak punya
keinginan apapun boleh lah"
"Tidak, itu pun
menyusahkan.Bagaimana pun juga
tanpa Eriri rencananya tidak akan
terlaksana"
"Kalau begitu betapa rapuhnya rencana
itu. Tirulah dari suatu judul yang
mengeluarkan lanjutan seperti tidak ada
apa-apa walau staf pendirinya
semuanya keluar dan hanya tersisa
nama merek dan hak"
"Hentikan ! Walau "aku" menghormati
merk itu tapi ini dan itu adalah cerita
yang berbeda !"
"Kyaaaaa~!?"
"Kh!?"
"Ke, kenapa Katou ?"
Ketika aku dan Eriri menyebarkan bisnis
lanjutan fan disk......tidak, bertukar
diskusi panas soal cara ideal
menaklukan industri, Katou
mengeluarkan teriakan histeris.
"Se, sebentar Aki ! Gadis ini, ada yang
disensor !?"
"Tte, wah, Katou ! Kau menekan tombol
'Apa kau di atas 18 tahun ?' "
"A~ah......bagaimana bisa kau sampai
sejauh itu"
Ketika aku melihat layar sebagaimana
yang ditunjuk Katou, terasa perubahan
gadis heroine yang berpose moe
dengan senyum sampai beberapa saat
yang lalu ditembus oleh dua orang yang
tak terlihat dari depan dan belakang
sambil meneteskan air liur
"A, a, hee...... Sawamura, ini"
"Apa kau tahu tidak menanyakan hal itu
secara detail adalah tata krama,
Katou ?"
"Yang menggambarnya bukannya
sangat melanggar tata krama !?"
"Apa yang kau katakan ? Memang, yang
di bawah umur dilarang menelurusi
gambar 18 ke atas, tapi tidak ada
batasan untuk anak di bawah umur
melukis gambar 18 ke atas kan ?"
"Artinya yang sekarang melakukan
pelanggaran hukum hanya Katou.
Benar-benar, kenapa menekan 'ya'
padahal masih di bawah umur"
"Sampai Aki juga !?"
Yah, walau Katou mungkin mendapat
kejutan berat, ini satu lagi kebenaran
soal Kashiwagi Eri yaitu grup doujin
Sawamura Spencer Eriri.
Genrenya game anime.
Tipe yang tidak menggali dalam-dalam
pada satu genre, menggunakan sebaik
mungkin efek genre secara maksimum
ketika dengan gesit berganti ke setiap
judul populer.
Ilustrasi yang diterbitkan di HPnya pada
dasarnya diperbarui setiap hari.
Jumlah hitnya lebih dari puluhan ribu
per hari.
Mencari keuntungan dengan mengikuti
event hampir tiap bulan.
Sekarang pun di komiket circle wilayah
tembok.
Kemudian, dengan terus ditopang oleh
tingginya popularitas itu, walau memiliki
kemampuan hanya menggambar
ilustrasi moe normal pun cukup menjual,
tapi tanpa ampun sampai menggambar
perkosaan, bisa dikatakan kompromi itu
sikap yang tidak dapat diampuni.
Tidak, tetapi aku belum melihat buku 18
tahun ke atas orang itu. Belum cukup
umur.
"Ta, ta, tapi......mengelola situs 18 tahun
ke atas itu......"
"Kalau itu jangan khawatir. Karena papa
yang mengelola situsnya"
"Eh......"
"Sekalian, penjual di eventnya juga......"
"Eh, eeeh !?"
"Makanya, sudah kukatakan kan Katou.
Beda dengan kesan diplomat yang kau
bayangkan"
Tentunya Eriri seperti yang dikatakan
orang, tidak salah lagi elite biakan
murni.
Tetapi, arah yang diberikan waktu
mengembangbiakkannya terlalu
melenceng dari pengakuan dunia.
Orang ini, adalah keturunan murni
langsung yang dilahirkan dari ayah
otaku orang asing dan ibu fujoushi......
Uang dan pengertian orang tua yaitu,
kontradiksi terkuat, atau otaku terkuat
yang dilengkapi dengan senjata dan
perisai.

"Ah, tapi apa yang dikatakan Katou


adalah wajar. Eriri, sudahlah berhenti
saja dengan 18 ke atas itu...... atau jika
ingin menggambar 18 ke atas, apa tidak
bisa setelah lebih dari 18 tahun ?"
"Karena itu lebih menjual"
"Tidak, kau itu makanya, karena doujin
adalah hobi, yang laris bukanlah yang
menjual"
"Apa yang kau katakan. Bukannya yang
laris selalu yang tidak menjual ?"
"A......"
"Biar aku memaksakan hobiku pun,
pengunjung hanya akan menjauh.
Kepopuleran tidak berlanjut tanpa
menyediakan barang yang memenuhi
kebutuhan tepat waktu dan membaca
mode dengan tepat"
"E, Eriri......"
Saat itu, bagian belakang kepalaku sakit
bertubi-tubi.
Pada kata-kata otaku tipe ekploitasi
yang berlebihannya Eriri.
Pada keyakinan itu yang terpisah terlalu
jauh dengan saat mengejar mimpi
bersama-sama, saat anak-anak.
"Lalu, ini yang paling
fundamental......kalau tidak menjual,
kalau tidak populer, tidak ada artinya
membuat doujin atau semacamnya"
"Tidak !"
"Eh ?"
"Kau bukan orang seoptimistis itu !
Harusnya orang yang lebih belum
dewasa!"
Oleh karena itu, aku berteriak.
Yang kuketahui, aku telah terpisah dari
gadis teman masa kecil yang sedikit
maniak......karena aku jengkel pada Eriri
yang sedih berpura-pura jahat.
"Karena begitu kan ? Apakah orang
yang berpikir sesantai itu akan
melanjutkan aktivitas produksi dengan
terus terang ? Bisakah kau
mengeluarkan buku baru dan mengikuti
satu demi satu event jangankan tiap
bulan, setiap minggu ?"
"Tomoya......"
Orang ini dulunya tidak seperti ini.
Pada akhirnya menggilai galge yang
kupaksa memainkannya, gadis manis
yang sampai kukirim cg "selamat telah
menyelesaikan semuanya" dengan
memory card khusus untuknya sendiri.
"Hanya dengan menginginkan
popularitas atau jiwa komersial seperti
itu tidak akan bisa dilanjutkan bukan?"
Memamerkan padaku ilustrasi
Kataxxxx[7] walau sangat buruk tetapi
penuh dengan cinta dan tertawa
gembira, gadis yang sangat memesona.
"Tanpa gairah tidak akan bisa
melakukannya !"
"Masih berlanjut ya ?"
"Aku sedikit gemetar karena akhirnya
mengobrol panas juga !"
"Atau sebaiknya pengarang yang
membuka penuh jiwa komersial seperti
itu secara konstan muncul di banyak
event dan menghasilkan keuntungan
dengan akurat ? Suatu klub yang jadi
cukup bersebelahan itu lumayan......"
"Hentikan hentikan hentikan
menghancurkan mimpi otaku tipe
konsumsi !"
Dalam sekejap bagian belakang
kepalaku membeku.
Tidak ada gunanya. Sudah kuduga tidak
ada gunanya. Aku tidak bisa lagi saling
mengerti dengan orang ini.
"Tomoya, kau yang setelah ini
sendirinya juga akan beralih ke sisi
eksploitasi mengatakan hal itu ? Tidak
akan bisa hidup sambil membawa mimpi
optimistis semacam itu kan ?"
"Tidak, aku bukan komersial tapi
kebebasan berekspresi !"
"Nah, apakah yang kau katakan ingin
memproduksi game anak itu bohong ?
Sama sekali tidak masalah dengan
karakternya yang tidak diakui dunia,
tidak dikenali siapa pun dan tidak
menjual ? Pada akhirnya, tidak cukup
dengan sekedar memuaskan diri
sendiri ?"
"Kuh......"
Walau aku sedikit merasa sepertinya
argumen bercampur aduk doujin dan
komersial, pada dasarnya karena dunia
doujin di kenyataan pun campur aduk,
aku menggigit bibir tanpa bisa
mengeluarkan balasan yang efektif.
Lalu, seorang gadis yang mencemaskan
suasana tegang seperti itu......
"Ah, anu, perselisihan kalian
berdua......"
"Kau diam saja !"
"Katou, karena sekarang tidak perlu
menyela, tolong lanjutkan gamenya
dengan patuh, ya ?"
"Errrr, kenapa aku dipanggil ke tempat
ini......?"
Walau ada, sekarang adalah
penghalang.

"Hey, mana yang ingin dinaiki ?"


"→ Rumah hantu"
"Nah, akhirnya Tomoya, menurutmu
anak itu ingin dijadikan heroine seperti
apa ?"
"Seperti apa......"
"Virtual idol ? Vocaloid ? Kekasih
Nasional ? 3D Cuxtox girl[8] ?"
"Tidak, yang terakhir......"
Ketika menghubungkan USB, rasanya
semakin berbahaya.
"Yah, tapi sebenarnya karena aku tidak
ada niat untuk ikut serta yang mana saja
tidak masalah"
"Tak disangka konkret di arah yang
sangat buruk"
"Hm~mm, sudah agak lelah ya"
"Lalu, biarpun akhirnya cukup ditutupi
kegelapan tidak apa-apa ?"
"Apa kau tidak punya konsep yang
disebut umum dalam karakteristik
pengarangmu ?"
"Terima kasih untuk hari ini, ajak lagi ya,
kalau begitu, selamat tinggal"
"Yah, tapi menurutku kalau ditembus
sampai akhir dengan moe, icha-love pun
tidak apa-apa"
"Ah, anu, kalau bisa aku ingin arahnya
aku yang belum cukup umur pun bisa
membelinya~......"
"......ey ! Katou ! Kau membuat
kesalahan pilihan sampai saat ini lagi !"
"E~ bukannya kalau sudah membuat
berdetak kencang sampai sini yang
mana pun tidak apa-apa. Pastinya anak
ini akan menyatakan cintanya"
"Kenapa sampai akhir kau tidak
berusaha sekuat tenaga ! Apa kau akan
mengatakan hal semacam itu dalam
kencan sungguhan !?"
"Aku mengerti, nah kalau ku-load dari
saat ajakan kencannya tidak apa-apa
kan ?"
"Kau tidak mengerti, memang, kau sama
sekali tidak mengerti ! Hidup manusia
atau game adalah pertarungan satu
ronde, menggunakan tombol reset
adalah jalan kejahatan, bukannya sudah
kukatakan berkali-kali sejak beberapa
saat yang lalu !"
"Kau salah dalam menilai Katou"
"E ? Sawamura......?"
"Aku telah membuat makan siang. Mau
makan bersama ?"
"Eriri itu, sampai sekarang hanya
membuat karya yang berasal dari karya
populer kan ?"
"Kalau ia apa yang kau katakan ?"
"Apa kau tidak memikirkan ingin
menaikkan pamor dengan orisinal
segera ?"
"Sebenarnya......"
"Tidak, harusnya kau memikirkannya.
Kalau karya orisinalku sukses,
pendapatan doujin semakin meloncat,
tidak lain yang mengajari itu adalah kau
kan ?"
Menurut yang kudengar, pekerjaan di
eroge atau galge, pendapatan dengan
jumlah pekerjaannya tidak sebanding,
kenyataannya, orang yang
pendapatannya dari doujinshi lumayan
senang.
Maksudku, orang-orang yang mendapat
pekerjaan game, tidak ada jalan lain
untuk semakin memperoleh keuntungan
dengan doujin......tidak, sepertinya
ceritanya hanya terbatas pada sebagian
pengarang ya ?
"Itu cerita komersial. Doujin, apalagi
karya klub dengan level individualnya
seperti sampah yang sukses besar itu,
jika ada waktu luang untuk menggambar
cerita mimpi seperti itu aku bisa
menggambar lima buku"
"Tidak ingat kah ? Klub lemah yang
sama sekali tidak terkenal di dunia
doujin menguasai hobinya dan membuat
karya yang panjang hanya dalam
beberapa tahun berhasil mencapai
penaklukan industri, kejaiban itu"[9]
"Alasan sukses besar itu, karena pada
akhirnya skenarionya dewa kan ?
Ilustrasinya betapapun kuatnya
berusaha......ah"
"Oleh karena itu jangan melalaikan poin
itu, batu besar"
"Ts......"
"Bagaimana pun juga, menurutmu siapa
yang akan mengurusi skenario ? Itu,
Kasumi......"
"Aku, walau dari awal tidak tertarik,
karena kalau orang itu datang 100%
tidak akan ikut serta"
"Meski dari awal tidak tertarik, kenapa
secara khusus menekankan pada 'orang
itu' ?"
"Ngomong-ngomong Sawamura, saat
pertemuan pertama kali pun, sikapnya
sedikit sensitif terhadap kak
Kasumigaoka kan ? Mungkinkah sesuatu
di masa lalu......"
"Kau main game saja dengan patuh. Ah,
kena bom[10] ya ? Apa yang kau
lakukan ?"
"Eh ? Ah, benar-benar berbahaya"
"......mengalihkan isu ?"
"Haa, masalah apa ?"
"Aku juga sejak sebelumnya
memikirkannya, kau, apa alasannya
sebegitu membencinya kak Utaha ?
Walau kurasa sesama orang terkenal,
ada kesepahaman"
"Kau sendiri, dengan orang itu tahun
lalu sangat berbeda sikap kan ? Saat
awal masuk sekolah dengan kekuatan
dahsyatnya......"
"Ti, tidak, itu......"
"Ngomong-ngomong Aki juga anehnya
seperti canggung dengan kak
Kasumigaoka bukan ? Mungkinkah
sesuatu di masa lalu......"
"Kau main game saja dengan patuh.
Kalau tidak meningkatkan kekuatan fisik
sebelum natal buruk kan ?"
"......kalian berdua itu, benar-benar
rekan yang sangat mirip ya ?"

"Kau akan masuk tim reguler, aku


percaya itu"
"Oleh karena itu, dari sekarang pun,
lakukanlah yang terbaik dalam
sepakbola"
"............"
"............"
"Ermm, kenapa kalian berdua ?"
"Eh, ah, anu......tidak"
"Ti, tidak......tidak ada apa-apa kan?"
"Na, naah, Eriri, tolong kau pikirkan
sekali lagi ya ?"
"Jika berkali-kali mengatakan yang
tidak-tidak, kau menyerah saja"
"Aku, sepenuhnya sampai sekarang
memberitahu genre 'akan datang
setelah ini' kan ?"
"Makanya apa yang kau katakan ?"
"Tidak kah kau merasakan balasan tidak
akan diterima dengan melakukan sedikit
balas budi ? Kurasa berapa banyak
anime atau game yang kubeli di
rumahmu ?"
"Material terbarumu itu terlalu
cenderung ke moe dan tidak terlalu
membuat kesuksesan besar.
Seandainya mencakup genre yang lebih
luas, aku bisa lebih menggunakannya"
"Wah, sudah kuduga mengeluarkan
sikap dari atas sana"
"Pokoknya aku sibuk karena ada event
bulan depan. Maaf......"
"Lalu......seandainya kau suka mohon
dampingi aku ke stadion nasional"
"......ks"
"......ks"
"Menangiskah ? Kalian berdua"

"Demikianlah, tiga tahunku berakhir


sudah"
"Dari sekarang, aku ingin berjalan
bersama dengan Saxx"
"............"
"............"
"............"
"Sudah berakhir, kan......"
"Ah......"
"Wah, di luar sudah terang"

※※※

Kemudian, pagi berikutnya......


"Ah, selamat pagi Aki......fwaaaaah"
"............"
Katou yang memasuki kelas, pertama
memanggilku dengan sangat alami.
Katou yang sabtu seharian terkurung di
kamarku, tampak mengantuk pulang
minggu pagi-pagi, pagi senin pun
sepertinya rasa kantuk itu masih sedikit
terbawa.
"aaa......apa ?"
"Walau karena aku, kau tidak berkecil
hati ya"
Karena tidak perlu dikatakan lagi, masih
dengan normal berbicara denganku itu
hebat.
Tingkat penghormatannya kira-kira
sudah mencapai bodhisatwa sekarang.
Kalau aku akan mengucilkan diriku.
"Ya, tapi aku menyerah kalau tiba-tiba
menginap ~ . Walau aku sekali
menghubungi rumah semalam, tetap
saja ditanya macam-macam oleh ibu"
"Kalau begitu tentu saja"
Kalau tidak ditanya, aku curiga levelnya
putus hubungan orang tua dan anak.
"Nah karena pada akhirnya tampaknya
biar mengatakan yang sebenarnya pun
tidak bisa dipercaya, hanya sedikit
kudramatisasikan lo"
"Apa yang kau katakan ?"
"Aku menginap di tempat yang 'ada'
Sawamuranya"
"......walau sepertinya permainan kata
yang halus, tapi bukanlah kebohongan
ya"
Katou dan Eriri, bersama-sama pergi
dari rumahku hari minggu jam tujuh
pagi.
Dengan kata lain, artinya selama Katou
menginap di kamarku Eriri selalu 'ada'.
"Lalu, aku terkejut ketika kau
mengatakan mansion di tempat tinggi itu
rumah Sawamura"
"......kau, anak yang tidak bisa peduli
ya"
Ketika mengatakan fakta yang bukan
kebohongan tapi tidak ada hubungannya
itu, memberi kesalahpahaman yang
hebat pada orang lain, kehebatan
permainan kata-katanya luar biasa.
"Biarpun begitu, ujung-ujungnya, meski
begadang tidak ada kemajuan apa pun
ya"
"Yang kau katakan menunjuk ke setelah
klub dibuat kan ?"
"Ahaha, mungkin. Walau dikatakan
menginap bersama, toh pada akhirnya
hanya bermain saja sambil berkumpul
kan ~"
"Bukannya langsung kukatakan jangan
mengatakannya"
"Ah~ tapi mengatakan ini itu pun yang
itu sangat menyenangkan" " Begitu ya,
daripada itu"
"Ketika kencan sedikit demi sedikit aku
jadi serius, ketika memberikan hadiah
aku sungguh-sungguh khawatir harus
memberikan apa......karena itu, akhirnya
ketika ditembak aku benar-benar
terkesan"
"......syukurlah kalau begitu"
"Kenapa Aki ? Sedikit bertingkah
aneh ?"
"Ti, tidak......"
Ya, memang bertingkah aneh.
Karena sejak beberapa saat yang lalu,
aku merasa lumayan tegang apakah
seseorang akan salah mendengarkan
perkataan Katou.
'Menginap' 'Begadang' 'Kencan' 'Hadiah'
Sungguh-sungguh' 'Tembak'......
Perkataan yang dipenuhi kata kunci
yang sepertinya menyebabkan
kesalahpahaman cukup serius tersebar
di sekitar dengan volume suara yang
lumayan.
Sengajakah ? Benar sengaja kah ? Ingin
fakta yang harus diterima kah ?
Kau, tertarik dengaku kah Katou !?
"......tidak ada, keanehan"
"Apanya ?"
Di kelas sebelum belajar, selain kami
juga ada murid tidak kurang dari
setengah kelas.
Perkataan Katou yang serampangan,
seharusnya mencapai tidak kurang dari
telinga lima orang jika memberikan
perhatian biar sedikit.
Meski begitu......
"Benar-benar, tidak ada apa-apa"
"Makanya, apa ?"
Hal itu, aku dikenali semua orang
sebagai otaku, penyuka 2D, sebagai
manusia yang paling tidak berhubungan
dengan kenyataan di kelas.
Oleh karena itu apakah aku tidak apa-
apa ? Tapi biarpun begitu, Katou......
"Sudahlah, kelas segera dimulai kan,
kembalilah ke tempat dudukmu"
"Agak aneh ya~......a"
Manis, orang baik yang terus terang,
terlebih lagi gadis yang cukup modis.
Meski tidak aneh jika masuk dalam
peringkat 'jika bisa pacaran begitu saja
anak ini bagus' lumayan teratas, derajat
perhatian ini.
Jalan menuju main heroine masih terjal,
kah ?
Tapi lihatlah, suatu saat pasti, Katou
menjadi main heroine di dunia, tidak, di
Jepang, tidak,di industri......atau paling
tidak dalam sekolah......
"Me, Megumi, Megumii !"
"Sebentar, kau, ada apa !"
"Hebat ya, kenapa ?"
Ya, seperti ini......
"Untunglah, akhirnya
menemukanmu......Katou Megumi"
"......Sawamura"
"Tte, eh ?"
Tanpa disadari, di sekitar aku dan Katou
tidak kurang dari setengah siswa kelas
mengelilingi.
Ya, sangat-sangat menarik perhatian.
Akhirnya, semua orang memusatkan
pandangannya pada Katou......
"Kemarin, kau telah pulang sebelum aku
sempat berterima kasih. Aku kesulitan
mencarimu tahu ?......betapa dinginnya
aku yang tidak mengetahui kelasmu,
mohon maaf"
"Eh ? Eh ?"
Ternyata tidak.
Di depan mata Katou, dengan tepatnya
diatur hingga transparan, 'kalau rambut
pirang ini lho', twintail yang selalu diikat
dengan pandainya.
Terlebih lagi, kulit seputih porselen yang
didambakan gadis-gadis. Bola mata biru
bening yang digosipkan laki-laki.
Versi biasa selain padaku, tapi bagiku
penyamaran sempurna Eriri ada di sana.
"E~ ada apa Megumi ? Kemarin, apa
yang terjadi dengan Sawamura ?"
Lalu, pada Katou yang menarik
perhatian sebanyak itu, sudah pasti
teman sekelas di sekitar datang
bertanya dengan sangat tertarik.
"Tidak ada yang terjadi......mengi"
"Meminjamkan sapu tangan !"
"~Ugh!?"
"A, Aki ?"
Si Eriri...... kenapa menginjak kakiku ?
Padahal yang hampir mengatakan hal
serampangan itu Katou, aku tidak
mengatakan sepatah kata pun, apalagi
sama sekali di luar perhatian sekitar.
......Oh, karena tidak diperhatikan tidak
akan ketahuan selain oleh Katou, alasan
itu kah ?
"Aku, karena sedikit tidak hati-hati jadi
terluka......kemudian Katou yang
kebetulan melintas dengan sengaja
berhenti dan memberikan
perawatan......"
"He~, terjadi hal seperti itu~, hebat ya
Megumi !"
Tunggu sebentar, apanya yang hebat oi
kalian semua.
Menghadapi Eriri responsnya terlalu
aneh.
Kalau orang dari kelas lain memasuki
kelas dengan berani, normalnya akan
menemui pandangan yang menunjukkan
permusuhan !
Ini sepenuhnya......main heroine kah ?
"Sungguh-sungguh Katou telah
melakukan kebaikan padaku......"
"Ah, anu, bengkaknya tidak apa-apa
kah ? Suara jatuhnya mengerikan"
"Tanganku terluka oleh duri mawar !"
"~~~gh !?"
"A, Aki ?"
Lalu, tendangan ujung kaki main heroine
yang berpura-pura itu mengenai tulang
keringku.
Meski lebih dari sepuluh orang di
sekitar, kenapa tidak ada yang
menyadari kondisi menyedihkanku?
"Aku menemukan mawar yang cantik di
taman pada rumah di jalan, ketika tanpa
sengaja kusentuh......begitu kan ?
Begitu kan Katou ?"
"Eh, ah, er~mm......"
......tidak, aku benar-benar mengerti. Ini
adalah trik pesulap.
Mengayunkan rambut pirangnya,
menyisir rambut ke atas dengan tangan,
dan menyebarkan senyum lebih dari
seperlunya......
Seperti itu memusatkan pandangan
semuanya pada bagian atas tubuhku,
menciptakan kondisi memasang gerak
kaki sesukanya.
......benar-benar, hanya teknik
melindungi kesombongan yang aneh
maju dengan sia-sia.
"Aku sangat tertolong, dengan sapu
tangan waktu itu. Karena itu, sebagai
ucapan terimakasih...... aku ingin kau
menerima ini"
"Eh, tidak, itu......"
Yang diserahkan dari Eriri ke tangan
Katou adalah pita kotak-kotak.
"Itu kupilih dengan pertimbanganku
ketika sedang belanja. Walau barang
murahan......"
"Ha, haa......"
Tidak, aku tahu itu.
Itu tentunya, barang bermerk kelas atas
dari Inggris sebagai hadiah keluarga
Spencer dari masa lalu.
Kejadiannya hanya sekali ketika SD,
Eriri merengek pada orang tuanya,
sampai aku yang datang bermain
sepulang sekolah mendampinginya
'belanja'.
Walau begitu......dari semuanya, tidak
ada barang yang kurang dari lima digit
di toko itu.
Dikatakan pada paman Spencer 'silakan
pilih satu yang mana pun kau suka' jadi
panik dan mulai menangis,
membangkitkan sejarah kelam dalam
pikiranku......
"Nah, Katou, kenapa tidak mengunjungi
ruang seni nanti ?"
"Eh, kenapa......"
"Aku ingin mencoba berbicara lebih
banyak denganmu......juga ada sedikit
rasa ingin memohonmu jadi model ?"
"Mo, model ?"
"Ya, untuk pameran kali ini"
"Uwaah, hebat Megumi !"
"Sungguh, diajak jadi model gambarnya
Sawamura itu seperti tidak mungkin !"
"Levelnya bahkan model telanjang pun
diperbolehkan !"
"Fufu, tentu saja tidak apa-apa karena
memakai pakaian. Ne, pikirkan ya ?"
Dengan senyum yang sedikit nakal
tetapi elegan, Eriri mendekati Katou.
Pada orang-orang di sekitar, mungkin
terbayang sinyal seperti jarak hati
kedua orang itu mengecil dan menjadi
teman.
Tetapi, perbuatan Eriri ini, mungkin......
"Sa, Sawamura, anu, apa-apaan ini......"
"Oleh karena itu Katou, hal yang
kemarin......"
'Kalau terbongkar tak akan kuampuni
lho ?'
"~~~hi!?"
Desahan ancaman yang redup itu
tenggelam oleh suara Katou yang
mengambil nafas dan tidak mencapai
sekitar.
Selain Katou yang dibisiki langsung dan
aku yang membaca gerakan bibir Eriri.
"Dadah. Karena kapan pun akan kami
sambut......Megumi ?"
Akhirnya, memang Eriri meninggalkan
kelas dengan anggun, meninggalkan
senyum misterius dengan sedikit nakal.

"............"
"Oy"
"............"
"Katou, Katou ei"
"......Hah !?"
"......tidak apa-apa kah, oy ?"
Ketika Eriri pergi, wali kelas dengan
seketika masuk dan homeroom dimulai.
Kemudian setelah itu beberapa menit
kemudian, wali kelas pergi, setelah itu
para siswa pun keluar karena
perpindahan kelas, Katou yang
tercengang duduk di kursi, tidak bisa
berdiri.
"A, Aki......apa-apaan itu ?"
"Apa-apaan itu pun tidak ada apa-
apa......teman yang membicarakan
tentang pesta piama akhir pekan
bukan ?"
"Aku tidak memakai piama......Aku juga
tidak mengatakan bawakan aku Aki"
"Tenanglah, titik permasalahannya
bergeser"
Atau ketika dikatakan bawakan kau
akan bersiap-siap ?
"Tapi, kenapa dengan sengaja ke
kelas ?"
"Karena kau terlalu mengetahui sifat
sebenarnya terlalu banyak.Ia menilai
perlunya meletakkanmu di bawah
pengawasan, tentunya"
"Err, aku ditangani dalam masa
percobaan ?"
"Bukannya penangguhan hukuman ?"
"Meski belum cukup umur !?"
Sama-sama terkejut
Karena sama-sama terlalu terkejut,
boke dan tsukkomi tidak terlalu tajam.
Tapi, entah bagaimana hanya artinya
yang terhubung.
"Aku, sepertinya tidak mungkin menang
dengan Sawamura......"
"Tidak, karena tidak menang dengan
karakter yang berdiri seaneh itu pun
tidak apa-apa"
Meski dahulunya teman masa kecil yang
cengeng dan manis......mengapa jadi
begitu.
"Menakutkan......saat itu, benar-benar
menakutkan, Aaki"
"Hampir mengompol ?"
"U......menanyai gadis seperti itu ?"
"Ah, maaf, aku memang terbawa.
Lupakan itu"
"Ya, yah, tentu terasa seperti itu......"
"Sayang sekali, kalau eroge kencing
adalah ciri khas yang moe, tapi
sebagaimana yang diharapkan di galge
mengekspresikannya sebegitu saja
dilarang. Tidak bisa digunakan sebagai
event......"
"......walau Sawamura lebih itu dari yang
kupikirkan, tapi Aki itu seperti yang
kupikirkan ?"
Dengan demikian, pemilihan pemimpin
animator dengan gembiranya kembali
ke titik awal.
Bab 5
Bagaimanapun juga, aku wanita yang
menerima ajakan
Lalu, Sabtu lagi.
Atau Sabtu spesial di ujung April.
Disebut juga serbuan hari peringatan
golden week.
"Pagi......fwaaaa~"
Katou, masih terlambat datang tiga
menit di tempat pertemuan yaitu depan
stasiun, tetapi tetap datang, muncul
dengan cara tampil yang sedikit tempat
untuk dibahas.
"Lumayan ngantuk ya"
"Hanya tidur dua jam~"
"Jangan membanggakan singkatnya
waktu tidur, agak menjengkelkan"
Pada ekspresi wajah itu, rasa gembira
hingga tidak tertidur karena menikmati
hari ini, tidak ada.
"Nah, beli tiket kah ? Sampai sejauh
mana ya ?"
"Kota Wago"[1]
"Itu bukannya di perfektur sebelah ?
Waah, tiketnya mahal"
"Bukannya sudah kukatakan kemarin
kita akan pergi jauh"
"Biarpun begitu, tamasya berdua dan
menghabiskan waktu lebih dari sejam di
kereta itu, kelihatannya seperti kencan
kan"
"Tidak"
"Kau benar"
Lalu, tanpa sesal dan tanpa kepura-
puraan apa-pun aku menolaknya.
Apalagi yang di sana pun menyetujuinya
tanpa menunjukkan sikap yang peduli
sama sekali.
Sungguh, betapa, hubungan
pertemanan dengan suatu arti yang
ideal.
Atau mungkin, pasangan yang sudah
memasuki titik kebosanan. Meski
memulai berpacaran pun belum.
"Nah, karena masih ada waktu sebelum
keretanya datang, kita singgah ke
toserba yuk"
"Selesaikan juga masalah toilet ya.
Karena waktu perjalanannya panjang"
"Meski aku sudah menjelaskan itu
termasuk dalam toserba, itu kasar"
"Kalau menurutmu itu kasar, jangan
malah membongkarnya......"
Lalu, aku memandang penampilan dari
belakang Katou yang berjalan dengan
gaya seperti biasa tanpa gelisah.
Memakai parka abu-abu terang di atas
tank top putih, dari kulot yang
berjumbai, terlihat betis terbungkus
stocking berwarna kulit.
Hari ini pun, pakaian setelan yang beda
dari minggu sebelumnya kah?
Benar-benar, orang ini punya pakaian
yang bagus ya.
Yah, walau aku mengakui ia memang
modis, karakter yang dengan seringnya
mengganti pakaian akan memudar
seperti tipikal 2D. Apalagi gambar
berbeda yang digunakan bertambah.
Oleh karena itu, walau menurutku gadis
super serius yang berani datang ke sini
dengan seragam dan berkata 'Eh ?
Ketika berjalan jauh walau sedang libur
memakai seragam itu merupakan akal
sehat bukan ?" dengan wajah serius
nilainya tinggi bagi pengguna, atau pun
pengembang, bagaimana kalau begitu ?
......meski tidak harus orang yang game
otaku untuk memikirkan hal semacam
itu, Katou.

"Hee, sepenuhnya membacanya sampai


akhir kah ?"
"Makanya aku ngantuk. Buku yang
dipinjamkan Aki, semuanya kelima
jilidnya"
"Kau, benar-benar baik berteman
denganmu"
"Tapi ya, saking menariknya aku tidak
sempat tidur. Terima kasih telah
merekomendasikannya"
"Be, begitu ya......!"
Di dalam kereta menuju kota Wago,
Katou mengatakan itu dan tersenyum
dengan kantuk.
Di tangannya, jilid 1 'Koisuru
Metronome' yang kuserahkan kemarin.
Ketika kegiatan klub kemarin, aku
menyerahkannya sebagai buku PR
selama libur berurutan.
"Walau kurasa light novel sepenuhnya
ditujukan untuk anak laki-laki, tapi ini
karya yang membuat anak perempuan
pun menangis membacanya"
"Begitu kan ! Sudah kuduga akan
menangis !"
"Walau galge sebelum ini juga begitu,
tapi tidak baik ya untuk
berprasangka......yah, tapi kalau sampul
depannya sedikit lebih mudah dipegang,
akan lebih membantu"
"Ka, Katou, orang sepertimu, sudah
kuduga......"
Paling tidak membaca sekitar satu jilid,
sampai sekarang ingin memahami nilai
karya ini, bagiku reaksi Katou jauh
melebihi perkiraan dan ideal.
"Oleh karena itu maaf, tapi bolehkah aku
mengembalikannya di akhir golden
week ? Kurasa aku ingin mencoba
membacanya dengan lebih perlahan
nanti, sekali lagi"
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa ! Atau
harus kukatakan karena sebenarnya
tidak dikembalikan pun tidak apa-apa.
Bagaimanapun juga karena yang
kuserahkan pada Katou adalah untuk
penyebaran, aku masih punya 2 set lagi
untuk bacaan dan untuk pemeliharaan"
"Be, begitu ya ? Yah, kalau tidak perlu
membelinya lagi, terima kasih telah
memberiku ?"
"Tidak, tentu saja beli dong ? Kalau
untuk penyebaran berkurang, tentu saja
akan menambahnya kan ?"
"Be, begitu......terima kasih"
Kata Katou menampakkan senyum kaku
seperti sedikit terkejut.
Entah bagaimana sepertinya aku masih
tidak mengerti perasaan pengikut ketika
penyebarannya berhasil.
"Lalu, bagian mana yang bagus ? Tidak,
aku juga ingin mendengar kesanmu
termasuk bagian yang buruk juga"
"Ah, ya, errmmm, begitu ya, dari mana
menceritakannya ya"
"Cepat ! Pendapat sebenarnya ketika
gairah setelah membaca belum
mendingin adalah yang paling penting !
Nah ceritakanlah !"
"A, Aki......?"
Jika dibandingkan dengan kebahagiaan
ketika teman untuk membicarakan karya
yang kusukai bertambah, pengeluaran
beberapa ribu yen itu rasanya
sedikit......
"tidak ~ dalam sekejap saja kita sudah
tiba, kota Wago"
"......itu, mungkin bagi Aki begitu ya"
Katou yang turun dari kereta sambil
berkata seperti itu, semakin
menunjukkan ekspresi lelah daripada
pagi.
Memang kurang tidur membawa hasil
buruk kah. Barangkali mungkin merasa
mabuk di kereta.
Air mukanya pun sedikit pucat.
"Lalu, walau cerita berubah, aliran dari
adegan penembakan di jilid tiga ! Itu
Dewa kan !"
"Masih bercerita......maksudku sama
sekali tidak berubah ceritanya'
"Tapi kau tidak menyangkanya kan ?
Tak terduga anak itu akan mendesak
masuk dalam cinta segitiga"
"Aku tidak menyangka......kalau topik ini
masih berlanjut selama sejam"
"Tidak, tapi jika berpikir untuk bercerita,
bahkan tiga hari tiga malam pun bisa
kan ?"
"Sudah kuduga biar menghabiskan
seumur hidup pun tidak bisa menjadi
otaku seperti Aki"
Ketakutan ini, memang nampaknya
sudah lumayan lelah.
"Naikkan tegangan tanpa mengatakan
hal semacam itu ya ? Pokoknya karena
tempat yang kita tuju dari sekarang
adalah tempat suci dalam suatu arti !"
Ya, justru karena saat itu lelaki harus
memimpin.
Perhatian sehalus itu adalah rahasia
riajuu, mungkin.
"Tempat suci......itu, kalau dipikir-pikir"
"Oh, kau menyadarinya ?"
Lalu, pada pemandangan yang dilihat ke
atas saat melalui pintu keluar stasiun,
Katou sedikit menahan nafas.
Di sana, sebagai orang yang datang
untuk pertama kali yang tidak kenal apa
pun, harusnya hanya tempat yang
menggambarkan distrik bisnis di depan
stasiun biasa.
Tetapi, sebagai pembaca 'Koisuru
Metronome', adalah tempat yang
membangkitkan perasaan kuat yang
berbeda lagi.
"Di sini......"
Alasannya karena di sana, terbentang
pemandangan gambar muka berwarna
yang meloncat ke mata pertama ketika
membuka jilid satu......
"Bangku di taman depan stasiun ini,
tempat adegan ciuman terakhir kan ?"
"Ya, begitulah, susunannya terlihat tepat
dari sini"
Kemudian, Katou membandingkan
dengan ilustrasi halaman 211 jilid 5 yang
kubuka.
"Lalu, toko burger di sana itu, tempat
kedua heroinenya pertama kali bertemu
di jilid 2 kan ?"
"Walau kurasa tidak akan mengerti itu
jika hanya melihat gambarnya......"
"Tentu, tetapi tidak berarti informasi
hanya dipendam dalam semua ilustrasi"
"Hal itu......"
"Setelah adegan ini, kedua orang itu
melintasi penyeberangan dan langsung
tiba di stasiun kan ? Artinya hanya toko
ini yang di seberang jalan dari stasiun
memenuhi kondisinya !"
"......bagaimana bisa mengecek sampai
tempat sedetail itu"
Lalu, Katou bergumam tanpa melihat
tulisan pada halaman 148 jilid 2 yang
kubuka.
Oi, pastikan dengan tepat lah.
"Lalu, masalah pokoknya dari sini
adalah......toko buku itu yang terlihat
dari ujung jalan"
"Ah, begitu ya......itu yang di jilid satu ?"
"Ya, toko buku Joubundou di mana
protagonis dan main heroine ditakdirkan
bertemu......tujuan hari ini adalah ke
sana !"
Lalu, aku menunjukkan dua lembar tiket
yang terselip di halaman 48 jilid 1 pada
Katou.
Karena inilah, ada tujuan nomor satu,
pada akhir hari ini......
"Tapi, akhirnya ia berpisah dari gadis itu
kan"
"......yeah"
Kejutan perkembangan yaitu protagonis
memilih heroine satu lagi yang muncul
dari jilid 2 itu, ketika penjualan jilid
terakhirnya di internet pun cukup
menimbulkan kontroversi......

"Aduh, kalau ada sesi tanda tangan


katakanlah dengan tepat dong"
Lalu, Katou sembari berbaris dalam
antrian di event floor lantai 3 toko buku
Joubundou, menatap dengan teliti pada
tiket bernomor yang diserahkan padaku.
Di sana, ada tanggal hari ini dan tulisan
'peringatan penjualan jilid terakhir
Koisuru Metronome sesi tanda tangan
dengan Kasumi Utako' dicetak dengan
desain yang sederhana yang dibuat
dengan baik menghabiskan satu jam
dengan word processor.
Memang, pekerjaan toko buku kecil dan
menengah yang tidak terbiasa
mengadakan event dengan teratur.
"Tidak, karena tidak kukira akan
menyukainya hingga seserius itu
mungkin akan ditolak......"
"Maksudku, logikanya 'oleh karena itu
tanpa mengatakan tujuan akan
mendampingi' ?"
"Nah, lebih cepat kan daripada orang
yang menjelaskannya ?"
"......aku ingin kau lebih memperlakukan
gadis 3D dengan penting seperti 2D"
"U, uhm"
Entah bagaimana hanya sedikit merajuk.
Meski seharusnya tidak seperti ini.
Kalau seperti ini bagaimana jika
bergumam 'Ka, karena kau
perlakukanlah semaunya !" dan
sebagainya, sambil pipi memerah dan
menghadap ke arah lain ?
......tidak, jika posisinya teman masa
kecil atau kawan buruk itu jadi flag,
kalau teman yang ditemui tidak sampai
satu bulan hanya diakui sekedar sub
chara.
Yah, tapi Katou......
"Biarpun begitu cukup bagus
mengambil tiket bernomornya. Apalagi
dua lembar"
"Itu, karena termasuk makan siang dan
ongkos kereta untuk dua orang. Lalu
tiga jam perjalanan pergi pulang"
"Walau aku pertama kali mengikuti sesi
tanda tangan, memang menemui orang
yang membuat karya yang kunikmati itu
menaikkan tegangan. Terima kasih"
"Begitulah ~!"
Alangkah orang baik yang lekas
mengerti......sungguh, dipenuhi rasa
aman yang tidak perlu.
"Karena itu, Kasumi Utako ini orang
seperti apa ? Apa Aki tahu ?"
"Ah, yaa......sebelumnya pun saat
penjualan jilid dua ada sesi tanda tangan
di sini"
"Sudah kuduga menurut namanya,
seorang wanita ?"
"......yeah. Bagaimana pun juga kau
akan segera mengerti"
"Setelah selesai membaca, aku
mencoba mencari 'Kasumi Utako', tetapi
yang keluar teratas adalah fansite
pribadi, nampaknya orangnya sendiri
tidak punya blog atau twitter ya"
"......begitulah"
"Kenapa ? Demam ?"
"Tidak, mm......karena bagaimana pun
juga sebentar lagi materialnya akan jadi
jelas, sungguh tidak apa-apa"
"? Aki ?"
Padaku yang tiba-tiba pipi memerah
sambil bergumam menghadap ke arah
lain, Katou mendongak dan
menunjukkan wajah yang sepertinya
ragu.
Yah, tentunya otaku menjijikan tingkat
tiga yang tiba-tiba terbangun ke
tsundere hanya bisa dikatakan sebagai
menjijikan.
"......sebentar lagi akan mulai"
"Ah, benar"
Sementara kami membicarakan hal-hal
seperti itu, sepertinya lewat sebelas
menit dari waktu mulai yang ditentukan,
wanita setengah baya yang nampaknya
pramuniaga muncul di lantai itu.
Pramuniaga yang nampaknya memang
tidak terbiasa mengadakan event itu,
ketika penjelasan semacam petunjuk
yang membosankan sekitar lima menit
berakhir, partisi di bagian tengah lantai
itu terbuka dan Kasumi Utako-sensei
masuk bersamaan dengan tepuk
tangan.
Kemudian, sosok itu......
"......sama sekali tidak kelihatan ya Aki"
Katou yang terhalang dinding otaku
menjijikanorang-orang yang sama
denganku, sepertinya masih belum
memerhatikan.
"............tidak apa-apa, saat kita
memperoleh tanda tangan kita bisa
bertemu langsung"
Sementara sosok pengarang itu sudah
kelihatan di mataku yang satu kepala
melewati Katou, tapi aku tidak mau
melaporkan langsung penampilan itu
dengan detail.
Ya, supaya Katou benar-benar
memastikan langsung dengan matanya
sendiri......
Justru itulah, membuatnya tujuan nomor
satu hari ini, karena penampilan
material terakhir.
Dengan kata lain......
"......Rinri ?"
"E ?"
"Halo, bertemu lagi di tempat ini......lalu,
walau aku sudah mengatakannya
berkali-kali hentikan nama panggilan
itu"
"Kakak......Kasumigaoka......?"

"Bukan, Kasumi Utako...... di sini"


Hal seperti ini......
Ketika giliranku tiba, dunia di antara
Katou dan kak Utaha berhenti untuk
sekejap.

※※※
"Nah, sekali lagi, beliau adalah kak
Kasumigaoka Utaha dari kelas 3C"
Sejak masuk sekolah, tidak pernah
tergelincir dari posisi pertama dan juga
dikatakan jenius sejak sekolah
Toyogasaki berdiri.
"Lalu, nama penanya adalah Kasumi
Utako"
Gadis SMA aktif pengarang light novel
populer muda dan sedang naik daun
yang membanggakan karya pertamanya
'Koisuru Metronome' yang seluruh 5
jilidnya sekarang jumlah penjualannya
melebihi 500 ribu.
"Lalu, ia Katou Megumi dari kelas 2B"
Sebaliknya, tidak ada catatan khusus.
"Nah, dengan ini perkenalan selesai,
setelah itu secara terus terang......"
Oleh karena itu, di sini adalah toko
hamburger di halaman 148 jilid 2
karyanya.
"............"
"............"
"Wo~i"
Kebetulan, suasana canggung ini
kurang lebih sama dengan keadaan di
halaman 148 jilid 2.
Bedanya, tidak ada protagonis di
adegan itu......sialan, enaknya
protagonis.
"Bentar, bentar, Aki......"
Lalu, Katou yang tidak tahan dengan
suasana sebelumnya, berbisik di
samping bukannya ke depan.
"Nah, makanya tidak ada alasannya
berbicara padaku kan"
"Tapi biarpun begitu aneh kan"
"Yah, walau tentu aku pun mengakui
adanya keanehan dalam karier orang
ini, tapi membicarakannya di depan
orangnya sendiri apa tidak kasar"
"Yang aneh itu Aki"
"Makanya meski kukatakan
membicarakan keanehannya di depan
orangnya sendiri itu tidak ada
gunanya~"
Dasar orang yang tidak bisa membaca
suasana ! Apa ia tidak merasa aku
menyedihkan ?
"Ilustrator populer pada pengarang
terkenal......yang di sekitar Aki itu,
kenapa hanya ada orang-orang seperti
ini ?"
"Tidak, begini ya, karena di situ ada
Katou yang tidak punya keistimewaan
apa pun bukannya keseimbangannya
jadi pas"
"Karena sekarang bagiku tidak apa-apa.
Maksudku kau tidak perlu
menggunakanku dalam lelucon dengan
paksa"
Tidak, tetapi bukan karena terpaksa,
memang menyukainya. Kau
meremehkan kelemahan karaktermu
sendiri Katou. Atau, menaksirnya terlalu
tinggi dalam situasi ini ?
"Bukannya kukatakan kalau
menggunakan orang-orang hebat ini
untuk membuat doujin game ? Dalam
artian sebaliknya, mustahil"
Kombinasi nona besar klub seni dan
jenius nomor satu di sekolahnya tidak
cukup pemeran.
Kombinasi ilustrator doujin populer dan
pengarang terkenal di bisnis tidak puas
dengan posisinya.
......bahasa Jepang itu, sulit ya.
"Tapi, aku tidak ada kenalan lain yang
sepertinya bisa menulis karangan atau
gambar"
"Apa-apaan itu, nampaknya tentara
yang hanya bersenjatakan 2 misil nuklir
"Tapi, dengan dua peluru itu bisa
membasmi musuh uoooooorgh !?"
"Uwaa ?"
Pada teriakanku yang seperti
dikalahkan oleh sampah terendah, suara
terkejut Katou yang seperti meratapi
rendahnya pendapatan tahunan
menimpanya.
Yah, walau kiasan itu sama sekali tidak
ada artinya, yang ingin kukatakan
adalah......
"......mau sampai kapan bercumbunya ?
Di depan mantanmu"
"Kalau kau menganggapnya bercumbu
hentikan perbuatan yang mengundang
kesalahpahaman semacam itu ! Lalu,
hentikan mengatakan omong kosong
sembarangan itu !"
Di seberang Katou yang tak disadari,
dengan kata lain di sekeliling sisi
kananku, mengenai perbuatan kak
Utaha yang menyimpang yaitu
mengembuskan nafas ke telinga secara
tiba-tiba.
"Maksudku untuk apa sampai datang ke
tempat ini Rinri ? Segitu inginnya
memamerkan pacarmu yang
sekarang ?"
"Makanyaa karena kau orang yang
lumayan terkenal di kota ini"
"Tidak apa-apa, karena tidak ada yang
mencemaskannya. Misalnya lihat, trio
lelaki di dekat jendela itu, kalau tidak
salah mereka orang-orang yang barisan
terdepan ketika sesi tanda tangan"
"Bukannya itu memilih sampel yang
paling berbahaya ?"
Wah, ditatap lekat-lekat sambil menahan
nafas......
"Tapi, kurasa sebagai pengarang yang
masuk berita karena terkait masalah
laki-laki seperti itu akan menjual,
bagaimana menurutmu ?"
"Itu sudah bukan hadiah fantastis lagi,
apa kau mengincar penghargaan
Naoki[2] ?"
Perkataan kasar bohong jahat yang
membuat bahkan aku gemetar...... ini
juga suatu ciri khas yang kuat.
Tetapi, orang yang di depan mataku ini,
entah terbang ke suatu tempat yang
berbeda dengan Eriri aku tidak tahu,
tapi bahkan bahaya pun aku siap.
Yah, tapi dalam situasi ini ada dilema
yaitu tidak bisa mengikuti karakter yang
terlalu kuat kejahatannya sebaliknya.
"Meski begitu, ketika mengatakan yang
seperti sebenarnya perawan langsung
tidak diperlakukan seperti karakter
moe ?"
"Karena perawan yang tidak wajar
diserang aku serius. Atau bagaimana
cara membuktikannya !?"
Lihat, seperti ini.
"Ei, hey, Aki"
"Katou......aku tidak tahu kesan seperti
apa yang kau miliki sejauh ini, tapi
sekarang, orang jahat yang berada di
depan matamu itu tidak lain adalah kak
Kasumigaoka Utaha sendiri"
"Eh~ aku tidak memikirkan hal sejahat
itu"
"Tapi kau merasa ada gap dengan kesan
yang kau punya kan ?"
"I, itu, yaah"
Dengan bukti itu ekspresi Katou menjadi
datar.
Keistimewaan orang ini ketika memiliki
berbagai tempat untuk di-
tsukkomi......dengan kata lain, sangat
sedikit saat di mana karakter yaitu
Katou Megumi berdiri.
......tetapi, biar menjual karakter yang
tanpa ekspresi pun, tidak bisa
menyaingi kakak kelas bermulut rampus
di hadapan mata adalah tempat yang
menyakitkan.
"Karena kak Kasumigaoka itu adalah
orang yang legendaris di antara adik
kelas, karena hanya diketahui dari level
gosip saja......"
"Ya, ya, hal yang sebenarnya yaitu
pendusta yang melakukan kejahatan
untuk kesenangan yang mulut dan
kepribadiannya adalah bencana besar,
sedikit pun tidak akan terpikirkan ya"
"Walau sudah dicaci olehku sepertinya
kau masih lapar ya Rinri. Benar-benar,
sifat khas masokismu dari dulu tidak
berubah ya"
"Lihat, seperti ini !"
Meski biasanya tenang dan pendiam, hal
itu hanya karena ngobrol itu
membosankan, ketika sesekali
membuka mulutnya hanya keluar
material rendahan entah pernyataan
kontroversial atau pemberitahuan yang
mengejutkan.
Walau menyembunyikan posisinya
sebagai pengarang, tetapi kepribadian
gelapnya itu ditampilkan apa adanya.
Dikagumi di antara adik kelas yang
hanya memandang dari jauh, karena
dari dekat adalah simbol teror di antara
guru atau teman sekelas yang hancur
berkeping-keping.
Itu......
"Itu jangan-jangan, mantan pacar Aki
ya"
"Jika memercayai kata-kataku barang
sedikit, kurasa kau tidak akan
menyimpulkannya begitu Katou"

"Lalu, akhirnya kenapa datang ? Ke


tempat wanita yang telah ditinggalkan
dahulu dengan sengaja"
"Makanya sudah cukup material mantan
pacarnya, hentikan kak"
Meski susah menanganinya di galge
karena model heroine yang seperti ada
hubungannya dahulu itu akan
menghancurkan keseimbangan game di
galge orang ini......
"Itu, usaha baru terhadap rencana galge
sebelumnya bukan, bagaimana pun
juga"
"Apa ? Masih belum benar-benar
mengerti kah?"
"Pokoknya, walau keras kepala dan
menyerah adalah buruk mengenai apa
pun, itu adalah kelemahan fatal yang
merupakan kekurangan terbesarmu"
"Bukannya peraturannya memasukkan
kekuatan atau kelebihan salah satu dari
keduanya ?"
Apalagi, bersamaan dengan
mengatakan kalimat itu senyum seperti
'mau bagaimana lagi' luar biasa liciknya.
"Intinya kalau seperti itu masalahnya
tidak perlu datang secara sengaja
hingga ke tempat ini......"
"Karena sebenarnya, setengah bagian
dari tujuannya adalah perkumpulan
tanda tangan"
"Eh......"
Lalu, segera setelah kutunggu-tunggu
kuambil bungkusan kertas kecil dari
kantong.
"Kak, selamat telah menyelesaikan
Koisuru Metronome......hampir satu
setengah tahun, terima kasih atas kerja
kerasnya"
"Te......rima kasih"
Lalu, kakak kelas yang merasa sedikit
kasar pada ucapan selamatku itu
sepertinya terkejut, dan menunjukkan
sedikit ekspresi malu-malu dengan
polos.
Gerakan kecil seperti ini, karena
kekasaran yang biasa, terlihat sedikit
lebih manis.
Tapi, orang yang tertipu pada gap
sekecil itu berotak galge yang tak
tertolong lagi. Seperti aku.
"......lalu, kenapa figure bishoujo model
halus ini ?"
"Nah, karena ketika menarik dua lembar
undian pertama, hadiah C terulang"
"......begitu, terima kasih. Aku akan
menghargainya"
"Mengatakan seperti itu tapi langsung
membuangnya kenapa ?"
Tapi, saat berikutnya berakhir tanpa
membingungkan lebih jauh lagi karena
kak Utaha langsung mengeraskan
ekspresinya.
"A, anu, Kak Kasumigaoka......bukan"
"......kakak saja tidak apa-apa. Ermm,
Katou kan ?"
Lalu, ingin memasuki lanjutan situasi
haus darah itu kah, atau tidak terlalu
berpikir dalam-dalam......yah, mungkin
Katou yang terakhir, mengumpulkan
sedikit keberanian dan berbicara pada
kak Utaha.
"Selamat atas penjualan jilid
terakhirnya. Meski saya dari kemarin
mulai membaca jilid satu, karena
menarik langsung membaca semuanya
sekalian"
"Terima kasih, kupuji atas membaca
lima buku dalam semalam dengan
ringan isinya tipis"
"Itu bukan pujian, apalagi dari awal tidak
mengatakan itu"
"Eh, err......terima kasih atas tanda
tangannya hari ini"
"Ah, eh, eehh......"
"Sebenarnya, karena saya untuk
pertama kalinya mendapatkan tanda
tangan......jadi menjaganya dengan
sangat hati-hati ya ?"
"Katou......"
Lalu, tanpa berkecil hati pada sinisme
itu, pada Katou yang secara
mengejutkan berbicara jujur, rasanya
kak Utaha tidak biasanya jadi sedikit
terdesak.
Tetapi......
"Maaf, tapi kembalikan buku itu"
"Eh, kenapa seperti itu......"
"Kakak, biar bagaimanapun itu......"
Meski demikian, kata-kata Katou tidak
bisa memenangkan hati kak Utaha
kah......
"Karena aku akan menulisnya ulang
juga. Makanya, kembalikan sebentar,
ya ?"
"Eh, menulisnya ulang itu, apanya......?"
"Eh, apa-apaan tanda tangan ini !?
Walau tidak bisa dikenali karena
hurufnya seperti cacing menggeliat,
kalau dilihat baik-baik tertulis 'gatou
shouji' kan !"
Kebetulan, kalau bukuku yang
ditandatangani dilihat baik-baik tertulis
'buriki'......
"Yah, daripada itu"
"Apanya yang daripada itu ! Kalau
dipamerkan kepada teman akan
memalukan !"
Memang aku tidak menyadari tidak
hanya mulut, tapi gerakan tangannya
pun sejahat ini.
"Terima kasih ya. Telah datang ke
semacam acara sesi tanda tangan
pengarang tidak laku ini"
Hal yang masih sama sekali tidak
terpikirkan itu dengan tidak tahu
malunya......
"Tidak begitu. Hari ini pun banyak orang
yang datang kan ?"
"Be, begitu ?"
"Ah, ya"
Lalu, kalau aku yang mengerti lelucon
mencela diri sendiri akan
mengalirkannya dengan sesuai, tetapi
Katou yang membalas dengan jujur
adalah orang yang lebih murni dan baik
daripada yang kuduga.
Yah, cuma hanya mengenai material
pura-pura kak Utaha, ini tidak bisa
ditolak kalau tidak ada kemungkinan.
"Apalagi di internet pun kelihatannya
luar biasa heboh"
"Ya, dua faksi heroine yang terbagi
tampaknya saling bertengkar"
Itu, karena cinta segitiga yang kau tulis
saat-saat terakhir......
"Tidak, karyanya itu sendiri pun luar
biasa dipuji. Saya lumayan sering
melihat suara love-comedy yang terbaik
baru-baru ini"
"Te, terima kasih"
"O, ou"
Setiap mendengar pujian menghabisi
tanpa membunuh Katou, kotoran hati
kak Utaha dan aku makin dipertegas.
"Di atas semuanya, saya menemukan
fansite yang luar biasa
antusias......mungkin kakak pernah
melihatnya karena muncul teratas ketika
mencari dengan nama pena ?"
"Fansite......"
"U......"
"Artikel pengatar yang ditulis
administrator bernama TAKI di sana pun
sudah panas......maksudku terlalu
dipenuhi dengan cinta terhadap karya
itu"
"Begitu, dipenuhi ya......"
"............"
Kemudian, kak Utaha semakin
memandang sekilas ke sini dengan
canggung.
"Orang itu terlalu menyinkronkan
dengan protagonis, setiap jilidnya
berlanjut heroine favoritnya berubah.
Seperti tergila-gilanya sampai bisa
tertawa kalau dilihat"
"Begitu, bisa ditertawakan ya......fufufu"
"A, aha"
"Tapi, meski terbiasa dengan panas
sejauh itu, jika bertemu tanpa sengaja
entah bagaimana sedikit membuat iri
ya"
"Begitu, membuat iri ya......fufufu"
"Ahahahaha"
Kemudian, tanpa bisa apa-apa aku
hanya bisa menampilkan senyum kering.
"Seperti itu, membuat pembaca tergila-
gila sejauh itu, bukti ada kekuatan di
karya ini bukan ?......ah tapi ini pun
pendapat si administrator, ahaha"
"Fufu, fufufuu"
"Aha, ahaha, ahahahahaa"
"......seaneh itu kah ? Cerita tadi"
"Yaa, cerita yang sangat bagus kan
menurutmu ? Fufufuu"
"Ti, tidak aneh, tidak
aneh......ahahahaha, haa"
Ya, benar-benar cerita yang bagus.
Dibandingkan dengan Katou biasanya,
luar biasa tebal dan panas.
Ya, sama sekali seperti pembicaraan
otaku. Terlepas dari itu pujian atau
tidak.
......hanya saja dengan itu, dasar
pemikiran episode itu menyedihkan.
"Tapi sayang sekali kesannya pada jilid
terakhir belum dibuat. Aku jadi tertarik
dengan bagaimana yang dirasakan sang
administrator terhadap adegan terakhir
itu......"
"Begitu kan, Rinri"
"Maaf aku lupa menulis yang terbaru......
karena awal minggu pasti akan kubuat"
"............eh?"
Ketidaknyamanan kami, saat itu, telah
mencapai klimaks.

"Itu situsnya Aki !?"


"Yeah......"
Administrator TAKI itu Tomoya Aki
adalah semacam teka-teki yang sangat
sederhana......maksudku hanya notasi
romaji. Sadarilah Katou.
Tidak, walau mengerti mengatakan yang
tidak-tidak, aku pun merasa malu.
"Ja, jadi, Kak Kasumigaoka dan Aki itu,
benar-benar berpacaran......"
"Tidak, tunggu, kenapa kembali ke
situ ?"
"Tapi, Aki itu dengan kata lain fans
nomor satunya kak Kasumigaoka
bukan ?"
"Kalau fans antusias berpacaran
dengan pengarang itu khayalan otaku
tau !"
"Tapi, kau tidak merasa kenalan nyata
ini kalau ditambah dengan latar cerita
akan bertambah kenyataan? Seperti
'Betapa erogenya itu?'"
"Jangan mengobarkan kondisi yang
melibatkanku kak......"
Maksudku kalau eroge memang
khayalan otaku.
Itu, walau sebagai lelucon karena
pengarang hentikan kenyataan yang
nyata itu.
"Tapi, semakin didengar semakin
melayang suasana seperti ada yang
terjadi di masa lalu itu imajinasi kah ?"
"Karena hanya sedikit yang terjadi di
masa lalu ! Hanya sedikit tergila-gila
pada karyanya, sedikit membuat
situsnya, pengarangnya satu tahun
sedikit di atas pada sekolah yang sama"
"Ah, saat pertama pun tentu kau
mengatakan hal yang mirip dengan itu
kan. Hanya ujungnya"
"Ujungnya pun tidak masuk !? Eh tidak
usah mengatakan apa-apa !"
Aku sudah tidak mengerti entah harus
menghadap ke mana atau memusatkan
diri pada pertahanan.
"Jika jadi keberatan seperti ini,
pengecut kau, bocah otaku. Kau juga
sebaiknya berhati-hati kan ?"
"Anu, itu jangan-jangan ?"
......daripada itu serangan dari kanan
jelas lebih berat.
Aneh, meski kedudukannya seharusnya
sama denganku kenapa jadi seperti ini ?
"Ketika membuat cerita cinta, pada
akhirnya pengumpulan bermacam-
macam material dalam arah itu menjadi
keperluan kan ? Aku pun tidak dalam
usia mengumpulkan pengalaman hidup
manusia sebanyak itu"
"Ha, Hal-hal semacam itu ?"
"Ngomong-ngomong, ketika bocah yang
menyebut dirinya fans yang bergairah
muncul di depan mata, membicarakan
mengenaiku dengan panas, tanpa
disengaja aku akan goyah bukan ?"
"Yang dibicarakan bukan kau, tapi
karyamu......"
Karena inilah tiga kali lipat
kebenciannya......
"Apalagi, ketika dikatakan oleh editor
karena pengaruh situs yang dikelola
bocah itu, jumlah yang terjual
bertambah 30%, tidak semenyesal itu
kan ?"
"Si, situs itu punya pengaruh sekuat
itu !?"
"Sepertinya perhitungannya itu
menjijikan"
Perasaan masalah yang akan datang ini
paling buruk......
"Dengan perasaan seperti itu, meski aku
sepenuhnya OK, si Rinri ini......"
"Karena karakter yang berada di sini
semuanya tidak lebih dari 18 tahun !"
Hentikan, sudah hentikan......lebih dari
ini sudah.....
Ketika cerita lebih dari ini berlanjut ke
arah yang lebih gawat, dihentikan dari
editor.
"Pe,pertama-tama karena meski
perawan atau bujang[3]menggambar
cinta tidak ada gunanya itu kabar angin !
Tetapi karena pengguna bujang hanya
bisa tertarik pada ledakan khayalan,
ideal dan keinginan ke zona kurang
pengalamannya perawan bujang itu
perawan tidak tahu ! Karena hanya
menangani serius tawa cemoohan lelaki
yang telah berhubungan seksual itu
tidak ada gunanya ! Sekalian, karena
jika pengarangnya perawan pengguna
semakin tenggelam dalam khayalan satu
tingkat di atasnya itu paling hebat ! Lalu
seandainya dijadikan anime sampai
pengisi suara heroinenya juga perawan
semakin......!"
"Aki, Aki, pergi ke mana......"
"Sebentar lagi waktu yang pas untuk
stop dari editor......"
Lebih dari ini sudah......

"Karena itu, Katou pun berhati-hatilah"


"Eh, apanya......?"
"Walau mungkin sekitar setengah tahun
memanjakanmu, ketika tahun depan tiba
langsung ke wanita lain......atau
maksudku bingung memilih target
produksi selanjutnya ? Lelaki ini"
"Maaf, maaf, karena aku akan
memperbarui situsnya hentikanlah
menyebarkan kabar angin lebih dari ini"
Bahkan meski aku selesai membaca 10
kali sembari menghabiskan satu liter air
mata jilid terakhirnya, perlakuan ini......
"Ya, menyukai benda baru, pandai
memanas-manasi orang, terlalu akrab,
keras kepala, walau dalam suatu arti
grup doujin terbaik, itu dengan kata lain
sebagai manusia terendah artinya"
"Perlakuan grup doujin biar bagaimana
pun itu keterlaluan......"
Tapi pendapat grup doujin terbaik itu
sebagai manusia terendah itu aku sama
sekali setuju.
"A, anu, kak Kasumigaoka......"
Lalu, Katou yang rasanya kebingungan
mendengarkan pembicaraan kami
sampai sekarang, dengan susah payah
membuka mulutnya.
"Itu, terbatas pada Aki kali ini, tidak ada
hal seperti itu kan......"
"Ka, Katou......cih"
Terlebih lagi, kapal bantuan yang
menujuku......
"Kenapa kau merasa begitu ? Ada dasar
'Aku kan super dicintai ~ kasian kakak
yang ditinggalkan (lol)' seperti yang bisa
dipercayai itu kan ?"
"Karena aku memohonnya tolong jangan
merusaknya dalam berbagai cara......"
"Tidak, pertama-tama Aki, sebenarnya
aku tidak tertarik"
"Kau pun mengatakan itu Katou......"
Ketika kurasa sudah mulai memberi
dayungan kah, tidak ada hal seperti itu.
"Kenapa kau merasa begitu ? Apa kau
tidak curiga 'Ia selalu berpura-pura
dingin padaku, tapi cara
menyembunyikan rasa malunya itu
kelebihannya ~♪'"
"Eh, begitu ya Aki ?"
"Hentikan menjawab yang tampaknya
tak terduga itu dengan polos"
Paling tidak, aku ingin memberikan
ekspresi 'Ti, tidak, apa-apaan yang kau
pikirkan bodoh !', tapi yah Katou......
Lalu, memberikan jawaban melegakan
padaku seperti biasa, sekalian
mengembuskan nafas panjang yang
lain.
"Anu, Katou......"
"Ya ?"
Tetapi mengenai kak Utaha, "Katou
yang biasanya" itu sepertinya sedikit
mengejutkan.
"Nah, kenapa kau menemani jalannya
yang tak masuk akal ? Apa levelnya
memanaskan kepala 'Ayo membuat
galge yang menjadikanmu heroine' ?"
"Anu, kak......tidak, sudahlah"
Yah, meskipun demikian bagian tidak
terpengaruh satu pun keburukan mulut
itu seperti yang diharapkan.
"Mmm, sepertinya lumayan menarik,
juga lumayan punya waktu luang"
"Kau bersimpati dengan gairah sensor( )
yang diberikannya pada membuat
game ?"
"Kenapa di tengah obrolan seperti
tertawa terpaksa ?"
"Walau bukan karena alasan seperti itu
tapi, aku tidak sepesimis kak
Kasumigaoka atau Sawamura yaa?"
"Rencananya akan berhasil
menurutmu ?"
"Ya~a, walau aku tidak terlalu
mengerti......tapi kalau kemampuan
untuk mengambil tindakannya Aki,
barangkali akan jadi sesuatu yang
menarik bukan ? rasanya itu"
"Nah......kau percaya padanya ?"
"Eh, pada Aki ? Kenapa ?"
"Oleh karena bagian yang penting itu
jangan menatap bingung dengan
manisnya"
Paling tidak, aku ingin memberikan
ekspresi "Eh ? I, itu......hal yang bodoh
kan !? Tidak bisa dipercaya ! Orang
yang mudah gembira, sudah bodoh
mesum pula seperti ini !", yah biar bukan
Katou pun tak mungkin kah ?
"Hei Rinri. Gadis ini sepertinya tidak
bisa marah ya ? Apakah strategi 'Aku
akan menjadikanmu sebagai
heroine......karena itu, setelahnya
mengerti kan ? Fufufu' ? berguna dalam
kondisi seperti ini ?"
"Pertama-tama, karena strategi itu tidak
bisa berdiri"
"Begitu ya......makanya diprovokasi
seperti ini pun tidak membalas kah ?
Meski seorang teman masa kecil akan
kesal sekali sepenuh hati kan"
"Anu, meski aku bertanya tentang hal
yang tidak relevan, teman masa kecil
itu......"
"Kalau tidak relevan jangan bertanya !"
Saat itu untuk pertama kalinya aku
rasanya mengerti bagaimana perasaan
putus asa wasit ketika harus
memberikan kartu kuning kepada
pemain di kedua tim.

※※※

"Sudah sepenuhnya gelap ya......"


Lewat jam delapan malam, bulan
mengambang di lembah gedung depan
stasiun Wago.
Itu seperti malam ketika cinta segitiga di
jilid terakhir 'Koisuru Metronome'
diselesaikan......
"Hey, Tomoya"
"............"
"......Tomoya ?"
"........................eh, ah, aku !?"
Keterlambatan jawaban tadi karena
tenggelam dalam sentimen melihat
bulan, dengan ini kujelaskan bahwa
sama sekali bukan karena pertama
kalinya namaku yang sebenarnya
dipanggil.
"Benar, kau berniat menjadikan gadis
itu heroine ?"
"Hal itu......ya, hmm"
Sama ketika berangkat, selama
menunggu Katou yang singgah di
toserba, aku dan kak Utaha sekarang
ngobrol asyik tentang main heroine yang
tidak ada di sini sekarang.
"Karena kau menyukainya ?"
"Eh, a, ah, ya, itu benar"
"......perasaan luar biasa asal saja itu
sangat mengobarkan rasa tidak tenang"
"Tidak, tentu awalnya kukira cinta pada
pandangan pertama......tapi......"
Ya, oleh karena itu rencana ini lahir tak
salah lagi adalah kebenaran.
Hanya saja, dari tengah jalan
motivasinya entah bagaimana
menghadap ke arah yang aneh.
"Dengan kata lain, hal yang akan kau
lakukan yaitu hanya tindakan
kompensasi......karena dengan
menjadikan gadis yang 'mungkin'
kusukai, rasa estetisku yang tidak salah
dan tenggelam dalam rasa kepuasan
diri, begitu ?"
"Gyaagh......"
Sama-sekali tidak ada kata-kata untuk
membalas......
"Yah, bagaimana pun juga, kalau seperti
ini aku dan Sawamura pun tidak bisa
bekerja sama kan"
"Kak Utaha......"
"Sebenarnya ini bukan cerita tentang
tidak senang dengan bergantung pada
wanita yang sudah lama ditinggalkan
saat ini, hanya saja, karena terlalu
banyak kelihatan hal yang tidak
cukup......"
"Percakapan ini tidak akan muncul
kalau setengah bagian awal tadi tidak
dikatakan dengan sengaja kah ?"
Pertama-tama, tidak ada fakta bahwa
aku pernah berpacaran dengannya.
Kalau seperti ini, kak Utaha yang
dilengkapi dengan ciri khas terkuat
mantan pacar juga sifat jahat jadi satu-
satunya pilihan yang mungkin.
"Tapi Katou pun sebagai bahan mentah
cukup, selama karakternya berdiri entah
bagaimana......"
"Bukan dalam arti itu"
"Lalu, bagaimana......?"
"Oh, yang tidak cukup di kalian
adalah......"
Saat berikutnya, di telinga kananku,
berembus nafas dengan fuuh.

"Maaf membuat menunggu~......eh, kak


Kasumigaoka ?"
".......baru saja pulang"
"Tidak apa-apa ?"
"Ya, tidak apa-apa"
Sampai ketika pergi, Kak Utaha hanya
penuh dengan kejahatan, kebohongan
dan material rendahan.
Tetapi, benar-benar di saat-saat
terakhir, memberikan kesempatan dan
nasihat yang tulus.
Konsesi terbesar yaitu, "Hanya sekali
lagi, aku ingin mendengar ceritanya".
"Katou......"
"Ng ?"
Makanya, sudah tidak apa-apa.
"Karena ada yang kulakukan"
"Aki ?"
Hal yang dikatakan kak Utaha, meresap
dalam daging dan tulangku.
Tetapi, mengenai hal itu tidak ada
prospek solusinya sekarang.
Oleh karena itu, aku hanya bisa
melakukannya seperti sampai sekarang.
"Makanya kau jangan khawatir. Karena
aku akan melanjutkan rencana ini, pasti"
Aku, hanya menyelesaikannya......
"Ah, ya......tapi sebenarnya tidak lanjut
pun tidak perlu dipikirkan"
"Kurasa memerhatikan motivasiku biar
sedikit pun tidak apa-apa, Katou"

Selanjutnya, setelah itu......


Dalam kereta pulang, selama satu jam
aku terus-menerus ditatap tajam oleh
kak Utaha yang duduk di bangku di
depan.
Karena biar kukatakan seperti itu pun,
hanya ada satu tiap 30 menit, jadi naik
kereta yang sama mau bagaimana
lagi......
Bab 6
Pria 31 Agustus #Pencipta yang memiliki
kesadaran diri RT
"Fwaaaah~"
"......ngantuk ya"
Setengah golden week berakhir, Hari ini
selasa, hari kerja singkat yang terjepit di
libur berurutan.
Suara parau yang familiar
menggangguku yang mendambakan
tidur berharga yang terpaksa
beraktivitas di tengah waktu istirahat.
"Begitulah, begadang"
"Ya ampun, di tengah liburan kau masih
mabuk kerja paruh waktu ? Kali ini judul
apa yang dipersembahkan ?"
"Sayangnya bukan kerja paruh waktu"
Ngomong-ngomong persembahan ini,
intinya tidak salah lagi adalah keadaan
di mana kerja paruh waktu diperlukan
karena ada 5 judul anime kali ini yang
diputuskan untuk membeli seri
BDnya......
"Kalau begitu, pas libur ke mau Akiba
kah ? Kalau kau tidak kerja paruh waktu
palingan cuma makan anime dan game
dari pagi hingga malam kan ?"
Lalu, pada kata-kata yang kelewat tidak
dipikirkan itu, aku nyaris langsung
marah-marah.
Hari libur, dari pagi aku mengurung diri
di kamar, dalam keadaan
menyembunyikan semua jam dan
ponsel, entah dalam berapa penting
waktu yang berlalu ketika merekam
anime, sambil ketawa-ketawa main
game, ada saat yang sangat bahagia......
"Tidak bisa, walau tidak kerja paruh
waktu tapi aku sibuk"
Tapi, walau sekarang bukan saatnya
menceritakan pokok permasalahan itu
aku mengalirkannya.
"Aha, baru-baru ini berpacaran ya,
maaf. Mau dijadikan istri ya ?"
"Kenapa bukannya pacar malah
mencurigai istri ?"
Lalu, selagi aku menatap tajam
padanya, kupandang sekilas tempat
duduk di ujung koridor.
"Tidak, sebenarnya kalau pacar pun aku
sama sekali tidak ada masalah. Kalau
ada anak seperti itu, kenalkan ya.
Karena kalau Tomoya, kurasa
pasangannya entah cosplayer, calon
pengisi suara, atau fujoshi ? Panggil
juga temannya dan adakan offline
gathering ya ?"
"Walau berbagai macam yang ingin
kubahas, tapi jika hanya satu yang
dikatakan dengan berani itu pesta
pergaulan kan"
Biarpun begitu, seperti biasa, tidak ada
gosip sedikit pun antara aku dan Katou.
Meski bersama tiap hari termasuk akhir
pekan, dua minggu sampai minggu
kemarin, seharusnya di sekolah pun
berkali-kali disaksikan hanya berdua
saja.
Hobiku mungkin tersebar ke seisi
sekolah, tapi ini sepertinya sama sekali
tidak seperti itu.
Artinya, mungkin orang itu pun, dalam
suatu arti, ada keamanan atas sesuatu.
Atau malah tidak ada sesuatu yang
berbahaya......
"Tuh, lonceng pertama, nanti ya
Tomoya"
"Ya, sampai nanti"
Ngomong-ngomong teman sekelas yang
berbicara tadi, bukan Yoshihiko
sebelum ini, yaitu Miyoshi Kenji.
Di galge pun, kalau tidak menyiapkan
gambar yang berdiri satu-satu, teman
laki-laki tanpa arti seperti ini akan
bertambah dengan mudahnya.
"Latarnya adalah kota kastel di dunia
fantasi multidimensi......"
Kelas sepulang sekolah terasa suram
karena langit ditutupi awan tebal.
"Lalu, heroinenya adalah idol pemula
yang debutnya ditahan di depan
mata......"
Dari luar jendela, terdengar kerasnya
suara tetesan hujan tak berarti yang
menghantam lapangan.
"Ngomong-ngomong, protagonisnya
kamerawan dan manajer lepas......"
Di ruangan yang penuh dengan
kegaduhan bahkan suara kecil pun tak
terdengar itu, suaraku sebagian besar
tenggelam.
"Ah, kebetulan ketika heroinenya hilang
ingatan dan berkeliaran di kota,
ditemukan oleh protagonis dan mereka
hidup bersama, itulah ceritanya......"
Bersamaan dengan cara bercerita yang
dipenuhi rasa secukupnya, menghilang
ketika keluar dari mulutku.
"Rasanya seperti cerita dimulai dengan
suatu hari, lewat perintah dari pimpinan
kantor heroine itu dipopulerkan sebagai
idol, dengan rasa itu......"
"Hey......"
"Parameter heroinenya vokal, tarian,
penampilan, keanggunan, semangat,
daya tarik pada lawan jenis, moralitas,
bermacam-macam......"
"Anu......"
"Lalu, dengan cara memperpanjang
parameternya, pekerjaannya di ending
juga berubah bermacam-macam......"
"Sebentar......"
"Tentu S-Rank idol, jadi putri yang jatuh
cinta saat pertama bertemu raja, tapi
kalau salah cara melatihnya akan jadi
pelacur atau penipu, ah, tentu saja
akhirnya menikah dengan
protagonisnya......"
"Sudah cukup ! Diaaaaam ~!!!"
"Wow, jangan mengeluarkan suara
kencang seperti itu. Akan mengganggu
sekitar"
"Pertama-tama karena di luar terlalu
ribut suaranya sama sekali tidak
terdengar !"
".......yeah, begitulah"
Saat itu, kilat yang cantik dan petir
dengan kerasnya bergemuruh di kelas.
Hal itu benar-benar, ketepatan
waktunya luar biasa bagus seperti
menyamakan dengan teriakan
kemarahan Eriri......
"Pokoknya sudah pulang saja. Kali ini
pun waktu yang sia-sia tanpa cela
hingga luar biasa"
"Oleh karena itu tunggu. Bagaimana pun
juga masih banyak rencana yang belum
selesai kujelaskan......"
"Karena tingkatan sekarang pun sudah
terjadi longsor"
"Eh~"
Setelah ini masih ada semacam rencana
tie-up dengan ini, eksploitasi rare card,
gacha, kombo sistem
pembayaran......mimpi buruk tentu akan
berlanjut.
"Jika kurasa akankah jadi sedikit normal
dari presentasi sebelumnya......kenapa
proposal ini hanya bajakan campur aduk
baru dan lama macam-macam game
simulasi latihan ?"
"Walau sebelumnya pun hampir
semuanya bajakan......tapi genre
material aslinya berbeda"
"Sudah tidak jadi penjelasan apa pun,
itu cuma pengakuan kejahatan lainnya !"
Nah, berapa banyak latar game yang
bercampur aduk kali ini?
"Biarpun begitu, kali ini masih sangat
cenderung ke sistem"
Kata Kak Utaha tadi yang sepertinya
sendirinya pun terkejut.
"Cih......"
Eriri terdiam cemberut tidak jelas sama
seperti sebelumnya.
"Tidak, karena ada cerita kakak memiliki
seri baru, aku ingin mengurangi beban
skenarionya"
"Yah, tapi kalau isinya tidak ada cerita,
sama sekali tidak ada bedanya dengan
sebelumnya"
"......nampaknya walau kau
memikirkannya, pertimbangannya tidak
perlu"
Akhir pekan sebelumnya, yaitu
senyuman baik setelah penghinaan,
dengan pola seperti jatuh hati
memberikan kesempatan sekali lagi
padaku, tentu tidak salah lagi adalah
orang ini.
"Walau kali sebelumnya terasa seperti
ditinggalkan sekitar jam sepuluh malam,
kali ini rasanya perjuangan keras
sampai jam tujuh pagi. Akibat berpikir
dengan otak yang tidak bergerak di
tengah malam, jadinya terlalu kacau-
balau"
"Eh~"
Tapi hal itu sepertinya untuk memenuhi
nafsu S menyiramkan tawa keras
padaku yang dibuat merayap di tanah
sekali lagi.
"Lalu, bagaimana Rinri ? Jika dikatakan
ini usaha yang berusaha sampai batas
kemampuanmu, pencapaian sekuat
tenaga yang ampasnya pun tidak keluar
lagi, cobalah membaca sungguh-
sungguh dengan serius sedikit lagi ?"
"......karena aku masih membawanya
tolong lihat lanjutannya"
Argumen kuat orang berkemampuan
tinggi dengan kepribadian buruk itu,
mengapa membuat orang merasa
sesengsara ini......
Sambil memikirkan itu, untuk
mengalihkanku dari kekecewaan,
dengan tangan sendiri kucoba
menggumpalkan kertas proposal yang
kumal......memang jika dipikir lagi
bagian belakang kertasnya dapat
digunakan kubuat dalam tas.
Ah, akibat berhenti di tempat yang aneh
aku jadi memperbanyak stress yang
tidak perlu !
"Tunggu sebentar, mungkinkah masih
berniat menemani ?"
Kali ini ditutupi oleh suara yang
sepertinya bosan dari arah yang
berbeda.
"Justru karena memohon, aku
membawa draf final kali ini"
Tapi yah, walau ia pun orang
berkemampuan tinggi dengan
kepribadian buruk, karena tidak terlalu
mempunyai kepintaran yang logis aku
merasa tenang dalam arti seperti itu.
Ah, justru karena lemot jadi tidak bisa
dikatakan kalau mudah ditangani.
"Ya, kira-kira sekali lagi tolong temani ya
Sawamura. Bagaimana pun juga setelah
libur berurutan berakhir toh kau tidak
mengikuti event untuk sementara kan ?"
"Hanya saja aku, dipaksa menemani
yang tidak berguna semacam ini, tidak
suka membuang waktu hidup yang
berharga"
"Dengan kata lain, kau takut hidupmu
dibuat absurd oleh Rinri ?"
"Aku tidak takut ! Tidak, aku tidak ingin
menghabiskan kehidupan busuk
sebodoh dan segila ini !"
"Meski bukan maksudku mengejek tapi
kenapa mengarahkan serangannya
padaku......"
Benar-benar, orang ini karena lemot jadi
susah ditangani.
"......benar kali ini yang terakhir ? Tidak
ada lanjutannya ?"
"Serahkan padaku. Pernahkah aku
berbohong sampai saat ini ?"
"Sampai tak terhitung dengan daftar
teratas DVD minggu kemarin"
"Menyejajarkan lelucon dan bohong itu
kasar, Eririn"
"Jadi begitu, artinya yang sekarang
bukan bohong tapi lelucon. Yang mana
pun juga memang pantas mati itu aku
mengerti"
Hrmm, walau menurutku itu panggilan
yang paling manis di antara 17 nama
panggilan yang kuberikan sewaktu SD.
Paling tidak, lebih daripada Eringi atau
Eriringowww.
"Karena itu, kapan batas waktu
kesempatan terakhirnya, Rinri ?"
"......aku akan selesai menulisnya
selama libur berurutan, akan kubawa
saat hari pertama setelah habis libur
berurutan"
"Maa, jadi saat itu ya. Kalau sesenggang
itu mau bagaimana lagi"
Biarpun begitu, pembuatan batas waktu
ini sebenarnya lumayan bermurah hati.
Bagaimana pun juga, masyarakat lagi
golden week. Dari sekarang hingga
akhir libur berurutan ada satu minggu
penuh.
Waktu yang cukup untuk membuat
proposal doujin game yang bukan untuk
bisnis.
"Kalau begitu, pada akhir libur
berurutan berikutnya......"
"Ah, lalu Rinri"
Aku yang meninggalkan ruang
audiovisual bersama dengan tekad,
sekali lagi dihentikan oleh kak Utaha.
"Ada apa ?"
"Hari ini, gadis itu ?"
"......ts"
Ketika ditanya itu, aku sedikit lega, tapi
segera kehilangan kata-kata.
"Ah, ngomong-ngomong hari ini tidak
ada ya......siapa namanya"
"Bukannya kalian sudah berteman......?"
Lega di sini karena dengan susah payah
akhirnya mengakui keberadaannya.
"Yah tentu, aku mengerti kalau
Sawamura tidak ingin menerima
keberadaan anak itu......"
"Hah ? Aku tidak mengerti maksudnya
itu ! Pokoknya aku tidak suka berbicara
denganmu karena selalu saja
memutuskan seaneh itu !"
"Hei kalian, benar-benar......tidak, ah
sudahlah"
Titik temu kedua orang ini harusnya
tidak ada selain aku......tapi aku pun
hanya bisa berhenti untuk berpikir.
"Ah ya, ya, aku ingat, Katou, Katou
Megumi, apa tidak datang?"
"Rasanya libur berurutan ini ia dan
keluarganya pergi......ke Hokkaido"
Karena ceritanya sudah tidak berlanjut
hanya dengan satu demi satu tsukkomi
'anak kecilkah kau ?' , kuputuskan
mengabaikan sikap Eriri.
"Eh~ apa ? Sudah putus kah Rinri ?"
"Tidak, sebenarnya bukan i......eh,
walau putus, sama sekali tidak jadian"
"Yah, tapi Tomoya itu walau seperti
gampang jatuh cinta pada pandangan
pertama untuk beberapa saat, adalah
sampah terendah yang gampang sadar
ya"
"Tunggu sebentar di mana contoh
semacam itu !?"
"Karena setahun lalu, dengan semacam
pengarang light novel......"
"Benar-benar, tipe yang lumayan
pendendam ya Sawamura itu"
"Tidak, kakak juga jangan menggodanya
seperti......"
Yah, daripada itu......
Hari ini, di tempat ini, tidak ada Zashiki
Warashi seperti biasanya.
Esok pun, lusa pun......sampai sebelum
akhir batas waktu, sepertinya tidak akan
menemuinya lagi.

※※※
"Eh ? Apa ? Maaf, aku tidak terlalu
mendengarnya"
"Kau di Sapporo kah ? Sepertinya
lumayan ramai ya"
Lalu Rabu malam.
Akhirnya memasuki bagian kedua libur
berurutan golden week dari esok, yaitu
bagi kami, hari yang boleh untuk paling
meriah di bulan Mei.
"Makanya aku tidak terlalu mendengar.
Lalu kapan batas waktunya ?"
"Makanya awal minggu depan. Seluruh
libur berurutan"
"Eh, itu......"
"Ah, sebenarnya tidak apa-apa,
daripada itu nikmati saja"
Lalu, aku yang seperti tidak peduli
dengan libur berurutan, dengan Katou
yang sudah memasuki libur berurutan,
ngobrol yang sedikit pun tidak pas.
"Yang itu maaf ya, walau waktunya
lumayan penting, aku libur dari sekolah"
Suara Katou di gagang telepon, terselip
dalam keramaian lokal, sedikit sulit
ditangkap.
Atau, bagiku, rasanya seperti tidak
cukup usaha untuk mendengarnya
darinya sendiri.
"Itu perjalanan terakhir seluruh
keluarga lengkap kan ? Itu lebih penting
bagimu"
Dari sehari sebelum kemarin, Katou
libur dari sekolah, pergi untuk
perjalanan satu minggu ke Hokkaido.
Saudara perempuannya yang menikah
musim panas tahun ini mengusulkan,
hanya dari uang calon suami saudara
perempuannya, hanya keluarga Katou,
perjalanan terakhir keluarga.
"Di samping itu, keadaanmu diputuskan
sejak tahun lalu kan ?"
"Um, yah, begitulah"
......kisah semengharukan itu, kemarin,
aku mendengarnya bukan dari Katou
sendiri melainkan teman sekelas.
"Keadaanku kemarin kuputuskan
sendiri, walau Katou memedulikannya
ya apa boleh buat"
Hanya saja, masing-masing hanya
bergerak dengan keadaannya sendiri.
Teman yang hanya dikenal satu bulan
sebelumnya, apalagi lumayan punya
rasa wajib menemani dengan keegoisan
yang tidak masuk akal itu, benar-benar,
sama sekali, sedikit pun tidak ada.
"Errr, benar tidak apa-apa ? Bisa tepat
waktu sendirian ?"
"......makanya kenapa mengkhawatirkan
hal semacam itu ?"
"Tidak, soalnya, Aki......"
Meski begitu, sampai jijik dengan
suaraku sendiri itu menyedihkan.
Sampai membuat Katou mengeluarkan
suara khawatir itu, menyedihkan.
"Pertama-tama, biar ada pun tidak ada
yang bisa kau lakukan"
"Ahaha, yah, tapi sepertinya memang
begitu ya ~"
"............"
Kesunyian dalam sekejap pun,
menyedihkan.
Meski aku juga yang mengarahkan
Katou jadi terpaksa mengatakan itu.
Tapi, Katou yang menjawab seperti itu,
keringanan seperti sampai sekarang itu,
agak......
"Aki ?"
"Ng ? Apa ?"
"Mungkinkah......"
"Maksudku segera kuakhiri ya. Karena
untuk sementara aku ada batas waktu"
"Ah, ya......tapi ketika kata seperti itu
keluar, akhirnya mulai bergerak, jadi
kepikiran~"
"Tidak, level saat kritis entah dibuat
mulai bergerak atau tidak itu tidak ada
pilihan lain"
"Ahaha, begitu juga ya......aku percaya,
Aki"
Percaya......ya.

'Walau sebelum ini pun kau katakan


Rinri......kau, sebelum memotivasi kami,
ada yang dilakukan bukan ?'
'Yang dilakukan, itu......"
'Gadis itu, kalau tidak menjadikan Katou
serius tidak ada artinya kan ?'
Membuat percaya......kalau tidak bisa
dipercaya, apa yang dikatakan ?

'Yang paling tidak cukup di gadis itu,


bukan karater, tapi motivasi'
'Yah, itu pasti'
'......tapi tentunya sebagai karakter pun
aku mengakui kelembutannya'
'Kalau tidak mengakuinya kenapa
memberi tanda tangan sebagai penulis'
'Tapi soal itu, bisa mengimbanginya
dengan motivasi sejauh itu kan ?'
'............'
'Untuk membuat bersinar heroine yang
tidak bersinar, biar aku jenius pun tidak
bisa mengubahnya kan ?'
Tidak adanya rasa keberadaan di
dirinya itu, karena tidak ingin
menunjukkan keberadaannya.
Kekurangan motivasi itu, ditutupi
dengan kebaikan persahabatannya,
yang berlebihan.

'Dengan kata lain, kalau terlibat lakukan


dengan serius......, begitu kan ?'
'Ah, kalau itu......'
'Dahulu, pada sebuah event, kalimat itu
dikatakan orang yang berlagak
menggelikan dengan lumayan
bodohnya'
'Eriri......'
'Yah, tapi sejak saat itu ia bersumpah
"siapa yang akan mendengarkan
permohonanmu ?"'
'Apa-apaan berpura-pura cerita sebaik
itu yang sebenarnya cuma pelindung ?'

Karena dengan gampang dilibatkan,


karena apa pun ditemani......
Justru karena jika berusaha dan
memaksa biar sedikit jadi dengan
gampang melakukan sesukanya, tidak
bergerak sendirinya, hal itu aku lupa.

"Yang mengingatkanku, oleh-olehnya


butter sandwich tidak apa-apa kan ?"
"Kumohon yang makanan favoritmu 2
kotak. Ah, karena kau yang bayar
sekotak saja"
"Ahaha, aku mengerti......ah, tapi
tanggal kedaluwarsanya ini satu
minggu ? hampir saja ya"
"Sebaiknya beli di bandara pas hari
terakhir kan ?"
"Ah~......yah, begitu ya"
Tapi tidak apa-apa......
Pada mulanya aku berniat
menyelesaikannya sendiri, aku mengerti
kalau hanya itu aku tidak punya
kesempatan.
Oleh karena itu, sejak saat ini pun, aku
harus berusaha.
Karena proyek ini, awalnya dari
hasratku saja, karena untuk memenuhi
hasratku saja.
"Kalau begitu dah, Katou......"
"A ! Maaf, hanya satu lagi"
"Apa ?"
"Menurut Aki......yang mananya yang
bagus padaku ?"
"......hah ?"
Katou yang tidak terlalu memberikan
kecukupan diri, dengan pertanyaan
terakhir yang dipinta sendiri,
mengatakan hal yang masih tidak bisa
dimengerti.
"Ah, tidak, makanya ? menyenangkan
saat melakukan hal semacam ini ~ atau,
suka hal semacam ini ~, ah, sebaliknya,
mana yang buruk ~ itu juga tidak apa"
"......Kau, sebenarnya lagi di rumah sakit
saat ini ? Lalu, tepat sebelum
menantang operasi sulit yang tingkat
keberhasilannya 20%?"
Apa-apaan pertanyaan yang seperti
tepat sebelum memasuki normal endnya
heroine penyakitan itu.
"Tidak, walau aku pun tidak berbohong
sedramatis itu......bagaimana ?"
Yah, tapi, Karena Katou yang biasa itu
diperiksa silang seperti ini pun sama
sekali tidak bingung, sepertinya tidak
ada tujuan yang benar-benar penting.
"Begitu ya......mmm, yang mana pun
menyenangkan, lumayan"
Dalam beberapa hari ini, mengobrol di
kafe, main game semalaman, bersama-
sama melakukan perjalanan jauh, jika
dipikir secara normal, berapa banyak
sudah event yang hanya terpikir seperti
pasangan yang baru jadian.
Justru itu, hari-hari yang mewujudkan
khayalan otaku menjijikan.
Alasan ini tidak menyenangkan......
"Jadi, tidak ada yang tidak
memuaskan ?"
"Tapi yah, kalau boleh mengatakan
hanya sedikit keinginan......"
"Kalau boleh mengatakan ?"
"......lebih menindas sedikit lagi, juga
tidak apa-apa"
Meski demikian, hanya sedikit yang
kubocorkan.
Tanpa melebih-lebihkan seperti
biasanya, maksud sebenarnya hingga
mengalir dengan mulus.
"Errr, maksudnya itu, kau ingin aku jadi
lebih jahat ?"
"Sama sekali tidak. Pokoknya dua orang
yang seperti itu sudah cukup"
"Ng~......jadi apanya yang tidak ?"
"Nah Katou, makanya itu intinya......"
"Ah sudahlah, nanti akan kupikirkan
sendiri"
"Apanya ?"
"Dah Aki"
"Ah......"
Katou yang diseret-seret sampai
sekarang, hanya di akhir dengan tiba-
tiba memutus percakapan secara
sepihak.
......apa yang dipikirkannya ?

※※※

Lalu hari berikutnya.


Kamis memasuki paruh kedua libur
berurutan.
Hari ketika percobaan kembali kami
dengan serius mulai bergerak pada
akhirnya.
Judul:
Belum ditetapkan
......meski segera waktunya matahari
condong ke barat, file teks yang
ditampilkan di notebook yang ada di
hadapan mataku, hanya berlanjut dua
baris.
Apalagi selama itu, sudah 7 kali aku
menjatuhkan diri ke tempat tidur.
Tapi, dengan kemauan kerasku, paling
tidak aku tidak menyentuh remote
control jahat untuk menyalakan anime
atau game.
......yah, sebagai gantinya jadi lebih dari
10 jilid komik selesai kubaca.
Pemilihan waktu seperti ini, kenapa
seharusnya yang sampai sekarang
sudah lebih dari 10 kali membaca,
mungkin akan cenderung ke karya yang
sampai ingat kalimatnya dengan
sempurna......

Judul:
Belum ditetapkan
Konsep karya:
Prolog:
Daya tarik karya ini:
Penokohan :
Heroine A (Nama belum ditetapkan)

Hari menjadi gelap, langsung lima baris


berlanjut.
......tidak, aku mengerti. Kalau proposal
hanya ada data tidak ada artinya.
Tetapi biar sekarang tergesa-gesa pun,
tidak ada ide yang keluar dari dalam
kepalaku.
Alasannya jelas. Karena baru saja
beberapa saat yang lalu, aku makan
malam.
Sekarang karena darah yang
seharusnya menuju ke otak semuanya
terpusat ke perut, menghasilkan ide
adalah tindakan yang sama sekali tidak
ada artinya.
"Jadi, hanya 15 menit......"
Karena itu, berikutnya aku akan sedikit
tidur sebentar, untuk membantu
pencernaan.
Sungguh tidak mungkin pikiran mulai
bergerak ketika mengantuk.
15 menit......tidak, tidur kira-kira 30
menit, paling baik untuk menyegarkan
pikiran.
Jadi, hanya sebentar saja, selamat tidur.

Hari berikutnya lagi.


Hari kedua percobaan kembali kami,
Jumat.
"......heh ?"
Dengan kata lain, perkembangan yang
mengejutkan yaitu tanggal yang
berubah ketika aku bangun......
Apalagi akibat membiarkan lampu
menyala, aku tidak merasa telah tertidur
pulas.
Atau, mengapa aku merasa seperti lebih
ngantuk dari sebelum tidur......
"Fwaaaah~"
Jadi, aku membuka browser supaya
tetap bangun.
Sudah waktunya mengecek pembaruan
seperti biasa, juga ada berbagai hal
yang ingin kuselidiki.
Yah, bagian yang telah tertidur hingga
sekarang, mungkin bisa kudapat
kembali dengan bekerja keras mulai kini
hingga pagi.

"Wah, jam 4......"


Selama waktu yang lebih itu, mungkin
aku sedikit terlalu keluyuran.
Berpindah-pindah dari pembaruan situs
pantauan yang ditunggu sebelumnya ke
twitter, 2chan, niconico, perjalanan di
link yang terkait wikipedia. Tetapi itu
tidak sia-sia. Bagaimana pun juga, ada
hasilnya menyerap informasi yang
sangat bisa dipakai.
Apalagi aku tidak lupa aku berpindah ke
uncyclopedia[1] untuk menyerap
material.
Pada aktivitas produksi, usaha terus-
menerus seperti ini perlu.
Walau tidak bertunas sekarang pun,
ketika suatu saat memulai rencana
berbeda, tentu akan berguna.
......yah, tapi ada perbedaan pendapat
ketika terpojok seperti ini apa yang
harus dilakukan atau tidak pada yang
terkumpul itu.
"Jadi, apa yang akan kulakukan......"
Daripada itu, aku harus memikirkan
cara menghabiskan waktu yang
setengah-setengah yaitu jam 4 pagi ini.
Sekarang kembali ke proposal pun,
langsung fajar menyingsing.
Kemudian hari ini, esok dan lusa pun
masih hanya pertengahan dari
pertarungan yang panjang.
Yaitu rencana gila yang menghancurkan
ritme kehidupan.
"Ma, biar terpaksa pun aku cuma bisa
tidur......"
Menjatuhkan diri ke tempat tidur,
mematikan lampu dengan baik.
Ya, aku tidak akan lagi melakukan
kebodohan seperti saat tidur sebentar
setelah makan malam.
Sambil menutup mata, dengan cepat
kususun kembali jadwal untuk esok dan
seterusnya.
Supaya bangun pada waktu yang sama
dengan hari kerja biasanya, esok.
Lalu pagi ini adalah balas dendam
kemarin. Dari siang bergabung dengan
rencana hari ini, kembali on schedule
sebelum malam.
Ya, masih ada waktu.

"Apa......apaan......"
Kenapa sudah siang ?
Kenapa tidak ada yang
menyadarinya......bukan tempatnya
memasukkan pertanyaan itu.
Karena sumpah untuk bangun pada
waktu yang sama dengan hari kerja
tidak tergambar pada jam beker.
Sayangnya, ini memang terjebak dalam
lumpur.
"......aku akan menggerakaan badan
sebentar"
Menggoyangkan pikiran yang kabur saat
bangun, untuk pertama kalinya dalam 2
hari aku turun ke ruang depan dan
memakai sepatu.
Menghirup udara luar, harus
membangunkan badan.

"Oh, buku baru"


Saat singgah di toko buku di tengah
jogging, di rak datar ada tumpukan
komik dan majalah yang dijual akhir
April, seperti ada gunung harta di sana.
Tapi, sebenarnya ini bukanlah situasi
yang tidak dapat diduga.
Penilaian tenang yaitu mungkin inspirasi
akan menyembur jika sesuatu yang
dicetak memasuki pandanganku.
Justru karena itu, aku dengan sengaja
berjalan kaki ke kota sebelah, sampai
toko buku yang komiknya tidak disegel
juga OK membaca sambil berdiri seperti
ini......

Lagi lagi hari berikutnya.


Hari ketiga percobaan kembali kami,
Sabtu.
......jumlah hari yang berubah sampai
batas waktu, dua hari lagi.
"Uwaaaaaaaaaaaah!?"
Meski rasanya aku hanya menjalani
waktu sebanyak membaca novel kira-
kira 5 halaman, kejutan tanpa disadari 2
hari telah berlalu itu sesuatu yang tak
terlukiskan.
Apalagi terkait yang ditampilkan di layar
notebook, hanya 7 baris item menyala
terang sama dengan 2 hari yang lalu......
Jadi, dari sekarang juga, aku tidak akan
membiarkan lagi bahkan lari dari
kenyataan.
Pertama mematikan sumber listrik
wireless router LAN, menutup pintu
masuk ke pantai internet.
Selanjutnya berturut-turut mematikan
sumber listrik HD recorder dan TV,
melarang masuk ke jalan gunung virtual.
Selanjutnya lagi menghamburkan paket
game dan anime yang menumpuk di atas
lantai dan tempat tidur (tapi juga bisa
disebut mengembalikan kondisi saat
meninggalkan begitu saja berminggu-
minggu tanpa membersihkan),
menyusun persediaan botol kopi di atas
meja, menarik kapal yang mengundang
ke negeri mimpi.
Nah, dengan ini tidak ada sisanya.
......biar mencurahkan 2 jam untuk
persiapan itu pun, ini adalah langkah
yang perlu, jika batas waktunya telah
lewat seharusnya akan jadi cerita lucu.
Jadi, dari sini adalah pertandingan
terakhir
"......yoshh!"
Aku, menghirup nafas dalam-dalam
hanya sekali, langsung menyelam pada
pintu masuk satu-satunya yang
tertinggal di kamar ini......dunia
produksi.

"Aha, ahaha"
Kemudian, tampilan hari di jam dengan
gembiranya jadi Senin......
Entah bagaimana, yang kurasa seperti
Minggu berlalu dengan cepat, itu
bukanlah imajinasiku.
Dengan kata lain, singkatnya 2 hari
penuh...... sekitar 48 jam aku menempel
di meja.
"Ahahahahah"
Jumlah hari yang berubah sebelum
batas waktu......masih, sekitar 0,3 hari ?
File teks yang terbuka di depan mataku
sekarang pun, jauh dari evolusi dramatis
dari 7 baris......bahkan tidak melangkah
maju ke baris 8 hebatnya umat manusia.
Tidak, satu baris pun tidak maju itu
memang ungkapan yang salah.
Pengulangan dari berkali-kali, berkali-
kali teksnya bertambah, kemudian
dengan segera dihapus.
Jika lokasi produksi dahulu, tidak salah
lagi bisa menggunung gumpalan kertas
naskah di tempat sampah.
"Sisa, satu malam......"

Sudah kuduga setelah sampai sini, kata-


kata yang kuhindari itu mengambang di
pikiranku.
'Menyerah', memiliki gaung yang manis
seperti candu, kata kerja itu......

Sungguh, bukan waktunya untuk masih


kebingungan.
Dari sekarang pun, masih ada
kemungkinan tepat waktu.
Kenyataannya, untuk beban kerja satu
proposal itu satu malam pun waktu yang
cukup mungkin.
Sebelumnya, pernah kutanya ke Kak
Utahapengarang terkenal kenalanku.
Soal ide produksi, tidak harus selalu
sesuatu yang bisa memakan waktu, tapi
sebaliknya, hanya bisa membuat
kualitas rendahan justru karena tidak
ada waktu.
Di dunia, ada rencana dewa yang dibuat
dalam satu malam.
Singkatnya, kekuatan imajinasi manusia
tidak ada batas dan titik
minimalnya......pada akhirnya, cerita
terus terang tentang bisa atau tidak bisa
tergantung bakat.
Dengan kata lain, yang coba kuterapkan
padaku yang menoleh
kebelakang......pada akhirnya kata
'menyerah' yang sama dengan tadi,
yang sedikit demi sedikit merembes
dalam kepalaku.

Dalam satu minggu ini, aku mengerti dan


meresap dalam pikiranku soal aku tidak
punya bakat.
Yaitu, tidak adanya bakat kreatif seperti
yang ada pada kedua orang itu, juga
mengenai bakat untuk mengusahakan
yang ada pada kedua orang itu.
Tidak, mungkin tidak hanya pada satu
minggu ini.
Sebelum awal tahun ajaran baru, ketika
tergila-gila di awal pun, pada akhirnya
plotnya tidak jalan.
Ketika menemui kembali Katou,
bangkitnya keinginan menulis yang
pernah hilang pun, yang jalan adalah
karya buruk asal jadi yang sampai
dihancurkan Eriri.
Apalagi, pemilihan temannya juga,
memang seperti kata Katou, formasi
pertarungan jauh dari kenyataan.
Teamwork kedua orang yang
berkarakter buruk dan kepribadian kuat
itu, tidak bisa dibayangkan.
......tapi membayangkan penampilan
mereka berdua berteman baik itu
semakin mengerikan.
Apalagi, apalagi......di atas semuanya,
Katou pun kelihatannya tidak tertarik.
Seperti begitu, satu demi satu, dalam
sekejap alasan menjejali kepalaku.
Jika hanya bicara jumlah teks, kira-kira
sudah lama melebihi jumlah di proposal.
Tiba di sini, entah bagaimana, aku jadi
mengerti......
Seandainya aku seorang diri menyerah,
semuanya akan bahagia.
Asalkan aku menyerah......

'Menurut Aki......yang mananya yang


bagus padaku ?'
'......hah ?'
'Ah, tidak, makanya ? menyenangkan
saat melakukan hal semacam ini ~ atau,
suka hal semacam ini ~, ah, sebaliknya,
mana yang buruk ~ itu juga tidak apa'

Tapi kutanya yang sebaliknya.


Katou sendiri, merasa senang kah ?
Denganku, membosankan kah......

'Er......Katou kan'
'Y, ya'
'Secara normal kau manis'
'Te-terima kasih. Tapi karena cukup
tiba-tiba, rasanya tidak ada
perasaannya'
'Ya, menurutku juga begitu. Makanya
sekarang lupakan saja'
'Apa boleh menambah pesanan ?
Perutku sedikit lapar'
'Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini
semuanya aku yang traktir'
'Maaf ya, hmm......'
"......ng ?"
Itu, ingatan beberapa hari yang lalu.
Di kafe langsung setelah memenuhi
pertemuan kembali yang tidak dramatis
dengan 'gadis di atas tanjakan' itu,
percakapan kami yang terlalu punya
rasa aman.
Tetapi, itu, mungkinkah......?

'Er......Katou kan'
'Y, ya'
'Secara normal kau manis'
'T......ti, tidak, sebentar......eh, eeh~!?'
'Jangan menjawab dengan wajah tidak
suka seperti itu. Karena aku memujimu'
'Ta, tapi ya, normalnya, apa kira-kira kau
mengatakan hal semacam itu saat
berhadapan tepat dengan anak
perempuan yang pertama ditemui ?'
'Ah~, memang hal semacam itu kalau
lawan bicaranya perempuan mungkin
akan mundur ya ?'
'Daripada mundur, itu......'
'Tidak, aku yang kelihatannya tidak
punya kesopanan tidak terlalu mengerti
ketika mengatakan hal-hal itu'
'Haah, ya, kelihatannya kau sungguh
tidak mengerti, sama sekali'
'Bukan, tentu aku yang mulai
mengatakannya tapi kau bahkan tidak
menyetujuinya tepat di hadapanku'
'Karena, pada awalnya "wajah tidak
suka" itu sama sekali salah paham......'

"Eh ?"
Sedikit, moe ?
Meski coba memainkan sedikit saja
percakapannya ?
Hanya kalimat yang kukatakan sedikit
lebih seperti anak laki-laki tak sensitif
yang tulus.
Hanya Katou coba membalasnya sedikit
lebih lugu......
"'Jangan menjawab dengan wajah tidak
suka seperti itu......' errr......apa ini ?"
Oleh karena itu aku, mati-matian
mengejar saat berdebar itu tiba.
Di dalam kamar, bergema suara
sentuhan tuts yang lama tidak berbunyi.
Layarnya, dipenuhi dengan teks setelah
beberapa hari.
Apa-apaan Katou.......
Hanya sedikit diusahakan, kau, jadi moe
kan.

'Berjanjilah Katou......jangan pulang


dulu'
'A,Aki......'
'Kumohon !'
'Yah sebenarnya, karena aku berkata
mungkin akan telat ke rumah hari ini
sebentar lagi tidak apa-apa'
'Setuju !?'
Sekali lagi, aku bertanya pada diriku
sendiri.
Kenapa aku merasa ingin menjadikan
Katou heroine galge......
Merasa coba menjadikannya manis,
karakternya berdiri, memesona, siapa
pun yang memainkan gamenya ingin
menjadikannya 'istriku', heroine paling
populer seperti itu.
......itu, karena Katou yang sekarang
sayangnya tidak begitu, kan ?
Ketika bertemu dengannya, aku merasa
takdir.
Meski begitu, takdir itu tertolak karena
ia sendiri.
Oleh karena itu, takdir yang dikhianati,
kucoba kembalikan ke semula dalam
game......

'Kumohon !'
'......sudah kuduga, tidak bisa'
'Be, begitu ya......maaf, aku tiba-tiba
mengatakan yang keterlaluan'
'Tsk, benar-benar keterlaluan, aku tidak
percaya bisa mengatakan hal itu tiba-
tiba !'
'Ta, tapi aku, benar-benar pada Katou !'
'Karena, aku tidak membawa pakaian
dalam ganti !'
'......hah ?'
'Piama, sikat gigi, hair dryer
juga......kalau begini esok pagi jadi
mengerikan !'
'Tidak, apa yang kau katakan ?'
"Bukan soal apa yang kukatakan ! Anak
perempuan punya macam-macam yang
dipersiapkan !'
'Tapi, jika mengatakan hal itu sampai
kapan pun berlalu......'
'Makanya......berikutnya, kapan saja
ajak ya ?'
'Eh......'
'Karena lain kali aku akan membawanya
dengan tepat. Persiapan menginap'
'Ka, Katou ?'
'Oleh karena itu Aki......Tomoya juga,
mempersiapkannya dengan tepat'
'Pe, persiapan apa......?'
'Panggil namaku......Megumi, siap-siap
ya ?'

Begitu ya......akhirnya aku mengerti


sekarang.
Aku, patah hati, dengan Katou.
Dengan ditolaknya kesan yang
kubayangkan.
Karakternya tidak berdiri, periang, tidak
bermain-main dengan otaku, tetapi
toleran......
Seperti itu, menampilkan "seorang
teman" yang terlalu ideal, ditolak
cintanya dengan baik hati.
'Yang aneh itu Aki'
'Makanya meski kukatakan
membicarakan keanehannya di depan
orangnya sendiri itu tidak ada gunanya~'
'Ilustrator populer pada pengarang
terkenal......yang di sekitar Aki itu,
kenapa hanya ada orang-orang seperti
ini ?'
'Tidak, begini ya, karena di situ ada
Katou yang tidak punya keistimewaan
apa pun bukannya keseimbangannya
jadi pas'
'Karena sekarang bagiku tidak apa-apa.
Maksudku kau tidak perlu
menggunakanku dalam lelucon dengan
paksa'
Makanya, di dalam game, aku ingin
bertemu dengan Katou yang berbeda.
Hal itu, tindakan kompensasi
mewujudkan dalam game mimpi yang
tidak terwujud di kenyataan......
Bukannya itu dasar produksi yang
sempurna ?

'Yang aneh itu Tomoya'


'Kenapa aku !?'
'Ilustrator populer pada pengarang
terkenal......apalagi keduanya gadis
yang manis !'
'Tidak, abaikan pekerjaan, manis atau
tidak manis sekarang tidak ada
hubungannya kan ?'
'Tapi kalau gadis ada hubungannya
kan ? Apalagi sampai sekarang kau
menyembunyikannya dariku ?'
'Biar aku mengatakan hal semacam itu
pun, maksudku aku fans karyanya dan
pengarangnya tidak ada hubungannya'
'Selain itu, selain itu, kau juga
menyembunyikan keduanya ada di
sekolah yang sama !'
"Makanya, itu yang dirahasiakan yang di
sana......'
'Selain itu, selain itu, selain itu, wajah
Tomoya ketika membaca buku ini !
Gembira, senang, kadang menderita,
menangis......meski bahkan ketika
denganku, jarang memberikan wajah
seperti itu !'
'Jangan cemburu sampai dengan
karyanya lah......'

Begitu ya......
Aku, ingin ngobrol memalukan seperti
ini dengan Katou.
Walau obrolan biasa pun menyenangkan
seperti ia, tapi, aku ingin lebih, obrolan
yang menekan yang tidak seperti ia.
Tidak hanya senang, aku juga ingin
merasakan sakit.
Aku ingin jantung lebih berdebar-debar.
Aku juga ingin kecemburuan dan
mencemburui.
Sangat moe......
※※※

"......akhirnya"
Waktu, jam 7 pagi.
Dari luar jendela matahari bersinar
terang, efek suara pagi pun terdengar.
Bukan, suara burung pipit normal.
Pada Senin akhir libur berurutan yang
indah ini, akhirnya itu selesai.
Tidak, daripada disebut selesai derajat
kesempurnaannya terlalu rendah,
bentuk proposalnya sama sekali tidak
teratur.
Bagaimana pun juga, judulnya masih
sama 'belum ditetapkan'.
Genrenya pun, setelah selama ini hanya
sebaris 'Adventure cinta sejati'.
Penokohannya sebaris 'berdasarkan
Katou Megumi kelas 2-B' yang lebih
sembarangan dari sebelumnya.
"Jadi juga......ts"
Biarpun begitu, jika dilihat dariku, itu
tidak salah lagi 'selesai'.

Berubah seluruhnya dari penjelasan


konsep game yang terlalu sederhana,
setelah itu teks berbentuk obrolan
protagonis dan heroinenya yang terus-
menerus berlanjut.
Singgah sepulang sekolah, kegiatan
ekskul di kelas sepulang sekolah, main
game semalaman, maraton anime, pergi
sekolah bersama, kencan liburan, jalan-
jalan di depan stasiun, perkelahian di
kafe, panggilan jarak jauh dari
perjalanan, lalu pertemuan kembali
setelah satu minggu dan cerita
perjalanan yang terkumpul.
Pertemuan tanpa sengaja, obrolan
pertama yang canggung, saat tentram,
malam saat dengan asyiknya bercerita,
pagi yang disambut dengan kantuk,
'selamat pagi' yang sedikit kaku
daripada sekarang, keterlambatan 3
menit yang sangat dimarahi, tangan
terhubung secara spontan, air mata
pertama, kesepian yang saling
diceritakan, keindahan yang saling
diceritakan......
Di kenyataan, event yang tidak satu pun
terjadi.
Mungkin saja, hanya dengan sedikit
salah menekan tombol eventnya
mungkin terjadi.
Jika dilihat dari sekitar, sama sekali
membosankan, obrolan yang penuh
dengan rasa puas diri.
Tetapi, bagi protagonis dan heroinenya,
tidak satu pun yang tanpa makna,
pembicaraan yang tak tergantikan.
Yang bisa dikatakan selesai, hanya
contoh teks seperti itu.
DIlihat seluruhnya pun, benar-benar
bukan proposal game.
Tetapi, ini bagus.
Karena ini game yang ingin kubuat,
makanya isinya bisa dikatakan dengan
bangga......
"Aku per~gi"
Akhirnya tanpa tidur sebentar pun
seperti ini, aku keluar rumah lebih cepat
satu jam dari biasanya.
Mengerti jika tidur sebentar saja akan
terlelap sampai sore, aku ingin pergi ke
sekolah secepat mungkin sekarang di
atas semuanya.
Soalnya, secepat mungkin, karena aku
ingin memperlihatkan pada kedua orang
itu plot yang sudah selesai.
Tidak, hanya sedikit salah.
Sekarang, orang yang ingin
kuperlihatkan ini paling awal
sebenarnya ada.
Seandainya membaca teks yang
dikhususkan sumbernya seperti berkata
'aku akan menjadikanmu bahan untuk
dipikirkan' ini, entah kesan apa yang
dirasakannya.
......yah, bagaimana pun juga karena
orang itu mungkin aku hanya bisa
sedikit mundur.
Lalu, tidak salah lagi akan membalas
dengan reaksi tenang berkata macam
'Ini pun tidak ada kan ?'.
Merasa sedikit terlalu rindu setelah satu
minggu pada rasa aman dan rasa
menghindar itu, aku semakin
memberikan tenaga pada kaki yang
mengayuh pedal.
Lalu, ketika aku begitu saja belok kiri
mengikuti jalan sambil sesaat
menambah kecepatan, bidang
pandanganku atas-bawah kiri-kanan
langsung terbuka saat mendekati
turunan lereng curam.
Dengan kata lain di sana, lereng detektif
yang biasa......
"Eh......?"
Ketika mulai menuruninya, tanpa
sengaja aku mengeraskan suara
terkejut.
Bukan karena angin kuat yang tiba-tiba
bertiup dari belakangku.
Bukan pula karena bertebarannya daun
bunga sakura yang terlalu tak sesuai
dengan musim.
Dan tentu saja, bukan pula karena
matahari yang terlalu kuning......

Pott, tott......berguling-guling.

"............eh"
Yang lebih besar, lebih dekat dari
matahari itu, berhenti di depan mata,
putih bulat sempurna, benda bergerak
yang telah dikenali.
"Ah, ah~! Berhenti !"
"..................eh"
Lalu dari belakangku, sampai suara
kebingungan, yang tidak bisa menaiki
angin yang sama sekali tidak bertiup.
"Sudah kuduga, sama sekali tidak bisa
dengan cara yang sama ya"
"Ah......"
Yang berhenti tepat di tengah jalan, topi
baret putih.
Lalu, yang berdiri diam di atas tanjakan,
sang pemiliknya.
"Sudah lama ya. Kita......bertemu lagi.
Benar-benar tak disangka. Ya kan ?
Ahaha......"
"Ka, Katou......?"
......seperti tiba-tiba, senyumnya yang
berseri-seri.
"Eh ? Kau mengenalku dengan baik
ya......Aki Tomoya"
Meski kucoba memanggil namanya, tapi
kemudian namaku dipanggilnya......
Tapi, Katou Megumi itu, sama sekali lain
dari biasanya.
Senyum itu juga, gaya bicara yang agak
memesona juga, isi kata-kata seperti
dipenuhi dengan perasaan juga.
Tetapi tidak salah lagi, ia adalah Katou
yang kukenal......tidak, gadis saat itu.
Karena, baret putih yang berguling di
turunan, gaun one-piece putih yang
melayang kena angin, kemudian
putih......
"Ka, Katou......? Ada apa ini"
Apa-apaan ini......?
Ilusi yang diperlihatkan otakku yang
tidak tidur 3 hari kah, atau kenakalan
jiwa sakura yang akrab ?
"Itu, ini......mengulang kembali takdir"
"Mengulang kembali......?"
Ia yang bergaun one-piece putih, terlihat
sedikit ragu-ragu, menyisir rambutnya
ke atas.
Tapi, itu lain dari gerakannya yang
biasanya.
Tapi, gerakannya luar biasa cocok
untuknya sekarang.
"Saat itu, meski dengan susah payah
bertemu secara dramatis, setelah itu
kita jadi tidak dramatis, tambahannya ?"
"Tambahan......"
Mengulang kembali,
tambahan......mencoba lagi, retry.
Itu, mengingatkanku dengan tujuan
seperti yang kudengar entah di mana
baru-baru ini.
"Mari kita buat ? Cerita dua orang
setelah ini......mari kita buat bersama"
Jangan-jangan, ini......
"Nah, sekali lagi, dari yang beberapa
saat lalu ya ?"
Kata Katou di depanku, berkeliling
memutar.
Keliman roknya bergoyang dengan
lembut, mencuri nafas, hati dan mataku.
"Hee, karena kau mengenalku......aku
gembira, karena kurasa aku sama sekali
tidak menonjol"
"Ah, tidak, itu......"
"Aku juga, mengenali dirimu, Aki
Tomoya ?"
"Eh......"
"......itu, sudah jelas. Kau lain denganku,
orang yang luar biasa terkenal"
"............"
Begitu ya.
Memang, ini...... "Serdadu bayaran kelas
2-B, antusias yang tak tertolong, orang
terpopuler di sekolah......"
"......apa-apaan itu, kejam"
"Ahaha, karena bukan aku yang
mengatakan itu"
Anak bermasalah, otaku sialan, bahan
tertawaan......aku mengerti, ini gaya
bicaranya.
Membuang ekspresi terus terang,
susunannya menuju ke arah moe.
"Ah, begitu ya......aku harus berterima
kasih"
"Tidak apa-apa, itu......"
"Hey, bisa sedikit membungkuk ?"
"Eh ? Seperti ini kah ?"
Oleh karena itu, mengulang kembali.
Untuk pertemuan kembali ideal kami,
bermain peran.
"Ng~ sedikit lebih ke bawah. Setinggi
pandanganku"
"Be, begini ?"
......ya, ini, sama denganku malam tadi.
"Nah, tutup matamu"
"Na......"
"Cepat !"
"Ya, ya !"
Apalagi, protagonisnya......
"............"
"............"
"............"
"......o, oi, Katou ?"
"Ya ! Sudah boleh buka mata !"
"Makanya ada apa......"
"......pu"
"Pu ?"
"Ti, tidak coco~k !"
"Eh ? Eh ?"
Yang ditunjuk jari Katou......ketika aku
menyentuh kepalaku, di sana terasa
sensasi bulu kempa.
Ketika kuambil, itu, seharusnya topi
beret yang kuangkat dan kukembalikan
ke Katou beberapa saat lalu.
"Ahahahahah, maaf, kalau ini aku pun
tidak bisa melindunginya"
"Je, jelas saja ! Ini kan barang
perempuan !"
"Fufuu, jika dipikir memang begitu ya,
fufufufufuu"
"Ka, kauu, terlalu banyak tertawa !"
Mengambil kembali baret yang menutupi
kepalaku, masih tertawa sembari
kembali memakainya sendiri.
"Maaf maaf, kalau begini, adakah terima
kasih dalam bentuk lain yang bisa
kulakukan"
"Tidak, makanya terima kasih itu......"
"Nah, karena aku menerima request
katakan apa saja"
"......tte, eeh !?"
"......walau aku tidak bisa menjanjikan
melakukan apa saja, aku akan
melakukan sebisanya ya ?"
Gerakan seperti kenakalan itu, suara
yang lebih jernih dari biasanya, senyum
dari lubuk hati juga.
Digabung dengan permintaan yang di
luar daerah khayalan itu, menembus
berbagai bagianku.
"Ti, tidak, tunggu sebentar, semendadak
ini......"
"Nah, dalam 5 detik. Kalau lewat batal"
Sepenuhnya, Katou......menangkap
langkah ke heroine.
"4~"
"Tu, tunggu sebentar !"
"Ti~ga"
"Walau kau yang mengatakannya !?"
"Du~a"
"Makanya, kesiapan mentalku......"
"Saaaa~~~~~~"
"......a"
Tetapi, protagonis yang terus-terusan
pamer sampai kapanpun itu tidak
menarik.
"Aaaa~~~~~~~"
"............"
Maksudku, kalau begitu ceritanya tidak
berlanjut ke depan.
Oleh karena itu, tentunya, di sini......
"~~~~~~~t ! Ha~, ha~, haaaaah~"
"......tidak apa-apa kah ?"
"!?"
Lihat, pilihan time out, tidak disiapkan.
"Kalau begitu, sekali lagi request tidak
apa-apa kan ?"
"......ya, silakan !"
"Nah, Katou......"
Oleh karena itu, aku, pada permintaan
yang terlalu di luar daerah khayalan itu,
menjawab dengan request yang terlalu
di luar daerah khayalan.
"Jadilah, heroine untuk karyaku"
"Eh......"
Catatan kasar macam 'Model main
heroine doujin game yang kubuat' tak
perlu dimasukkan.
Seperti biasanya, terlalu bergegas
dengan materialnya pun tidak perlu.
Sebatas ini, jika kulepaskan perasaan
dan kata-kata menyakitkan aku sedikit
melakukannya......
"......begitu, ya, baiklah"
"Katou......"
RuteJalannya terbuka.
"Entah bagaimana, sepertinya itu
menyenangkan. Aku jadi geregetan"
"Ah......berjanjilah. Kita akan melakukan
hal yang menarik berdua ?"
Tapi, itu hampir sama dengan keputusan
seketika saat itu juga.
Kemudian, aku mengerti, keputusan kali
ini cuma pura-pura.
"Sepertinya akan jadi hari-hari yang
menyenangkan setelah ini,
Tomoya......boleh memanggil seperti itu
kan ?"
Biarpun begitu, kejutan yang diterima
dadaku terlalu berbeda dari saat itu.
"Nah, aku juga boleh Megumi ?"
"Itu......tetap Katou saja"
"Kenapa ? Aku tidak mengerti meski kau
boleh memanggilku dengan namaku
sendiri !"
"Masalahnya......karena Tomoya
dipanggil namanya oleh anak
perempuan pun tidak apa-apa, tetapi
anak laki-laki yang memanggilku dengan
nama, tidak ada yang lain kan ?"
"Tidak mau, kesetaraan gender. Aku
harus memanggilmu Megumi"
"Eh, eeh ~!?"
"Bagaimana pun juga, kalau kau tidak
suka kupanggil dengan nama akan
kuhentikan. Tapi saat itu, panggil aku
Aki"
Padaku yang biasa, membuat jatuh hati.
Lalu padaku hari ini, membuat berdebar-
debar.
"......jahatnya, Tomoya"
"Terima kasih atas jawaban yang positif,
Megumi"
Saat dengan Katou yang seperti itu,
menyenangkan, sampai meledak
jantung.
Aku ingin melakukannya, tetapi tidak
bisa kita lakukan.
......karena percakapan yang ingin
kumunculkan lagi dalam game, ada di
sini.
"Kalau begitu, dengan ini kontraknya
dimulai ya. Setelah ini pun, semoga
sukses ya, Tomoya"
"Nah, bukti kontraknya......"
"Eh ? Eh ?"
Lalu, event yang ingin kumunculkan lagi
dalam game pun......
"Megumi......"
Dengan jarak yang hampir tidak ada,
kami yang saling tertawa, semakin
mempersingkat jarak.
Ya, sampai "hampir" jadi tidak ada.
"Eh, bohong, katanya tidak seperti
ini......"
"Kata siapa ?"
Biar katanya beda pun, apa boleh buat.
"Ka, karena katanya Aki sama sekali
tidak bernafsu pada tiga dimensi......"
Bagaimana pun juga, itu karena aku
yang sekarang ditambahkan penokohan
yang terpikir saat ini.
"Sebentar, sebentar saja,
akhirannya......tidak, satu detik saja"
"Kalau melakukannya satu detik saja
akan jadi sempurna kan !?"
Maharaja yang sedikit tidak masuk akal.
Anak yang sedikit manja. Lalu,
sedikit......mesum.
Sungguh-sungguh tidak mirip
denganku......mungkin, tipikal
protagonis galge.
"Karena itu, hey, tutuplah matamu"
"Eh, tidak, ueeh ?"
Tapi, kalau tidak ada jalan lain ya, tidak
ada jalan lain.
Bagaimana pun juga, aku tidak tidur 3
hari.
Karena itu, maksudku. Mohon maaf jika
khayalanku jadi sedikit liar......
"Apanya yang hanya sedetik dasar
protagonis terendaaaaaaaaaaah~~!!!"
"Ugaaaaaaaaaaaa~~~!!!"
Bersamaan dengan suara itu, kejutan
luar biasa di leherku dan terdengar
suara nyaring rem di telinga.
Yah, orang yang memutuskan
melakukan lariat[2] sepeda sambil
mengebut dengan kecepatan penuh di
turunan curam ini, hanya tetangga yang
tinggal di kota ini sejak aku masih anak-
anak sama denganku......
"Maafkan aku Katou, aku hanya sedikit
menduga kalau orang ini riajuubinatang
sungguhan[3] yang tidak pandang bulu
seperti ini"
Lalu, orang yang membawa contoh tidak
pantas seperti ini dengan kata-kata yang
kupahami sepenuhnya, hanya seorang
pengarang bermulut rampus yang terus-
menerus mencari kosakata atau
material baru......
Sembari menerima berbagai serangan
seperti itu, pelan-pelan kesadaranku
mengabur. Terutama karena rasa
kantuk.
Ngomong-ngomong, Megumi yang
terlihat di pandanganku tepat sebelum
aku jatuh......Katou, seperti menutup
matanya dengan penuh ketakutan.
......sungguh, kau teman yang terlalu
baik.

Epilog
"Nah, sapu tangan basah"
"O, thank you"
Taman di tengah jalan lereng, dekat dari
tempat kejadian KO.
Di sana, aku berbaring di bangku,
dirawat oleh Katou.
"Ah, kalau kubelikan kopi kau mau
minum ?"
"Jika ditanya yang mana aku ingin Red
Bull"
"Bersabarlah karena kalau ke toserba
mau tidak mau menuruni turunan"
Terutama, bukan karena kerusakan
akibat lariat, kurang tidur.
"Yoish......mmm, geser dikit Aki"
"Uuh, lututku terpaksa menonjol"
"Sebatas itu tidak apa-apa kan"
Sedikit mendorongku yang tiduran,
Katou duduk di sisi sempit itu.
Tidur di pangkuan dengan alasan
'karena sempit' di sini aslinya proses
membangun event galge, tapi aku yang
sudah kembali waras dan Katou yang
berhenti berakting harusnya tidak
melakukan itu.
Ya, akting katou sudah berakhir.
Sambil menyisakan banyak kekacauan
dan moe padaku.
"Nah, Katou"
"Ng ~ ?"
"Kenapa kau melakukan hal seperti
itu ?"
"Yang melakukannya Tomoya......bukan,
Aki kan ?"
"Makanya bukan penutup di bagian
akhir, tapi cerita proses yang sampai ke
sananya !"
......biarpun begitu, Katou yang masih
sedikit memperpanjang aktingnya,
masih sedikit moe.

"Itu, kalau kupikir, bukan aku ya"


"Kalau itu aku mengerti. Karakter
aslinya Katou tidak ada di mana-mana"
"......tidak, kalau dikatakan sejelas itu
agak meragukan. Karena aku yang
memainkannya untuk sementara"
Dengan aku mengerti dari awal aneh,
atau, dengan dasar pemikiran telah
menyadari, akting Katou saat itu terbuka
sepenuhnya.
Apalagi, dengan menyadarinya, sampai
membuatku tertarik ikut-ikutan, akting
yang bukan bertujuan untuk menipu.
Ya, presentasi kah, audisi kah, semacam
itu......
"Desain karakternya Sawamura......yah,
karena memang wajah tidak bisa
diubah, hanya bisa memainkan pakaian
dan gaya rambut saja"
"One-piece itu......"
"Ya, barang saat itu diambil dari lemari
pakaian"
"Katou......"
"Tapi bukan hanya itu kan ? Sawamura
dengan pas mendesain kembali dan
tepat mencocokkannya dengan hobi Aki
kan ? Konsepnya 'Lebih mini, lebih
berjumbai, lebih mirip 2D lagi !' "
"Eririi......"
Abaikan kepintarannya terhadap otaku
itu, ketika melihat setelan Katou
sekarang dari sedekat ini, aku hanya
bisa terkesan dengan kelihaian desain
karakter orang itu.
Panjang rok one-piecenya lebih pendek,
hingga kaus kaki putih selutut yang tidak
dipakai waktu itu.
Apalagi, jika dilihat baik-baik kaus kaki
putih selutut itu ada pola renda di
bagian pahanya, dengan aksen pita
hitam yang melingkarinya, secara luar
biasa memperkuat informasi isi zettai
ryouiki[1].
Hebat Sawamura Spencer
Eriri......wanita yang dilahirkan untuk
mengeksploitasi industri moe.
"Lalu, naskah dan bimbingan perannya
Kak Kasumigaoka......atau pengarang
aktif Kasumi Utako kan ?"
"Yah, begitulah"
Meski aku tahu ia penulis naskah tamu di
klub drama, orang itu, sampai bisa
menulis nampaknya permainan
improvisasi seperti ini.
"Kak Kasumigaoka hebat ya. Membuat
banyak pilihan dalam tiap percakapan,
membuat skenario yang bercabang-
cabang hanya dalam satu hari. Tidak
kurang dari 50 halaman"
"Ya......"
Sepatah kata dariku yang
menyelesaikan proposal hampir 10
halaman hanya dalam seminggu.
"Apalagi katanya hafalkan semuanya
dalam sehari......kalau salah benar-
benar marah"
Suatu kali, aku memantau geladi resik
klub drama......orang ini, bisa tahan
diperlakukan seperti itu ya.
Meski 3 orang anggota klub drama pun
tidak bisa tahan.
"Tapi hari ini, aku mengerti kalau ia lebih
hebat dari yang kubayangkan......hampir
semua berlanjut ke suatu pilihan yang
disiapkannya......errm, kecuali yang
terakhir"
"Aku, di atas telapak tangannya
kah......"
Entah itu kengeriannya sebagai
psikolog, atau pengarang......

"Karena itu, kedua orang itu yang


merencanakan kejadian hari ini. Juga
nampaknya versi trial karya yang akan
dibuat setelah ini. Tapi aku tidak terlalu
mengerti apa yang dikatakan"
"Ve, versi trial......?"
Dengan kata lain, versi gambar
sungguhan kali ini yang diperankan oleh
Katounya sendiri seperti '※Gambar
masih dalam tahap perkembangan.
Spesifikasi dapat berubah tanpa
pemberitahuan sebelumnya' kah......
"Katanya asal aki tertangkap, otaku di
mana-mana bisa tertangkap"
"Ah, gitu"
Dipercaya sejauh itu untuk pemasaran
ya, aku......
"Yah, karena itu. Untung ya Aki, kedua
orang itu masuk ke circle"
"Tidak, untung ya, bukan itu......"
"Eh~ Kenapa ? Meski sampai sekarang
mati-matian mengundang mereka"
"Karena kau, masih belum
membicarakannya kan......apa yang
dilakukan heroine Katou Megumi ?"
"Eh ? Aku ?"
"Begitulah......habis pakai sihir macam
apa, jangankan kedua orang itu dengan
cepat menjadi teman, bahkan tiba-tiba
membuat versi demo segala ?"
Aku mengerti Eriri juga Kak Utaha
benar-benar sibuk.
Apalagi aku juga mengerti jenis orang
yang dijamin menghasilkan uang
puluhan, atau ratusan ribu yen jika
diterima dalam perdagangan.
Meski begitu, hanya dengan sedikit
permohonan Katou Megumi yang
karakternya setipis ini, dengan tanpa
dibayar......
Tapi tidak, sekarang tebal atau tipisnya
karakter tidak ada hubungannya.
"Ng~, walau aku tidak terlalu mengerti,
sepertinya kalau memohon dengan
sopan dengan cepat akan bekerja
sama ?"
Apa dasarnya diskriminasi seksual ?
"Maksudku kau, kapan, di mana,
bagaimana cara memohonnya ?"
Perbuatan Katou, jika dikatakan dengan
gaya galge adventure misteri lama, jika
dipikir bagaimana pun juga alibinya
aneh. Tidak, sebenarnya sekarang gaya
suspense drama juga tidak apa-apa.
"Kau ke Hokkaido kan ? Sampai
kemarin"
"Ah, ya ~ lalu ?"
Lalu perjalanan terakhir semuanya
seluruh anggota keluarga lengkap
katanya.
Karena itu aku, walau Katou tidak ada
pun sama sekali tidak khawatir.
"Sebenarnya ya, aku pernah
membicarakannya, kira-kira 5 hari yang
lalu"
"5 hari lalu, kau, saat itu......eh ?"
Saat itu, pasti saat aku sedang
memutuskan berjuang seorang diri.
Dengan kata lain......
"Saat menelepon, sebenarnya aku
sudah di Haneda"
"......apa ?"
Jika dipikir, keributan di belakang
telepon waktu itu......
Tempat sesibuk itu, tidak ada di
Hokkaido ya ?
......tidak, sama saja itu tidak sopan
untuk penduduk Hokkaido kah ?
"Saat pulang dari sesi tanda
tangan......Aki, nampaknya sudah
mencapai batasnya"
"Itu......"
Karena masalah circle kita ditunjukkan
oleh Kak Utaha.
"Lalu, kalau begini saja memasuki libur
berurutan akan buruk. Apa aku tidak
berguna dan tidak bisa membantu"
Permasalahan utamanya, apakah Katou
serius atau tidak......
"Terus, walau mau pulang, kemudian
Aki nampaknya berkonsentrasi. Nah,
menyerahkan rencananya, kurasa akan
mencoba sedikit bergerak"
"Lalu, pada kedua orang itu ?"
"Ya, kucoba memohonnya sekali lagi.
Kemudian, pada akhirnya, tiba-tiba jadi
dibuat membantu produksi dari sisi ini"
"Begitukah......"
"Yah, tapi selain permainan peran
hampir semuanya kerja kasar......ah
tapi, sesekali aku memberikan ide,
maksudku, aku juga bekerja sama
memberikan situasi yang sepertinya
disukai Aki kan ? Lihat, one-piece itu,
topi, atau atas tanjakan......"
'Yang mananya yang bagus padaku ?'
waktu itu, digunakan untuk ini kah ?
Aku, pastinya menyerah pada situasi itu.
Tapi, jika begitu, kapan kedua orang
itu......?
"Ah, ya ya, sebenarnya beberapa saat
yang lalu, ponselku terus terhubung
dengan Sawamura. Makanya
percakapan itu, semuanya dapat
didengar kedua orang itu......"
"............"
Mungkin, ketika Katou muncul di bawah
kedua orang itu, kurasa aku sadar
masalah yang kami takuti dengan cepat
terselesaikan.
"Makanya Sawamura saat itu......hei,
Aki ?"
"Eh ?"
"Kenapa terdiam ? Masih ngantuk ?"
"Tidak......"
Oleh karena itu, ingin bekerja sama.
Bukan karena aku yang menunjukkan
kesungguhan, tapi karena Katou yang
sepertinya menunjukkan kesungguhan
menyetujuinya.
Lalu, hasilnya, sesuai dengan konsepku,
namun jauh melampaui kualitasku.
......ya, tapi dengan kata lain, tidak ada
kesalahan dalam pemilihan personelku.
"Hmm, toh dengan ini akhirnya bisa
mulai bergerak ya"
"Tapi baru saja mulai"
"Di atas semuanya, aku masih tidak
terlalu mengerti apa yang kulakukan"
"Bagaimana pun juga, hanya
memutuskan yang umum ya"
"Bicara soal orang di karakternya juga,
pengisi suara kah, model karakter
kah......atau mungkin, melakukan motion
capture[2] ?"
"Tidak apa-apa, kalau Katou......"
"Motion capture kah ?"
"Biarkan aku ngobrol serius kadang-
kadang"
"Biar kau berkata begitu pun, bahkan
dijamin oleh orang yang mengejek
habis-habisan karakter tipis sampai
sekarang pun aku tidak punya rasa
percaya diri"
"Tidak, kali ini aku mengerti......aku,
pada, pada kau......"
"Eh......"
"Karena aku jatuh hati sepenuhnya pada
karaktermu !"
"......hah ?"
"Karena kurasa aku ingin
mengumpulkan selengkap-lengkapnya
jika ada barang yang mempromosikan
karaktermu !"
"............"
"Karena kurasa kalau ada dakimakura
karaktermu aku ingin tidur setiap hari
memeluknya !"
"......anu, kenapa jadi lari ke barang
promosi ?"
"Mmm, karena lebih 3D daripada
gambar ?"
"A~, ya~ begitu ya ~"
Oh, setelah sekian lama Katou yang
datar.
Ya, setelah sekian lama melihat Katou ini
pun lumayan baik. Memang, rasa
keseimbangannya luar biasa.

"Nah, karena sudah sedikit terbangun,


ayo kita pergi ke sekolah ?"
"Ah, iya, Aki, ini oleh-oleh dari
Hokkaido"
Kata Katou yang mengeluarkan dari
tasnya kue terkenal Hokkaido, Marusei
butter sandwich[3].
Itu pun, persis seperti permintaanku, 2
kotak.
"Sebenarnya, karena aku membelinya
Rabu kemarin tanggal kedaluwarsanya
hari ini......"
Rabu kemarin, hari keempat perjalanan
Katou, hari terakhir yang dipercepat.
Dengan kata lain, tanggal kedaluwarsa
yang hampir saja ini salah siapa......
"Sudah kuduga, aku pun tidak bisa
makan 2 kotak ini sendirian sampai hari
ini berakhir......"
"Be, begitu ya, ma......"
"Makanya Katou, dari sekarang kita
bolos sekolah dan makan ini bersama di
rumahku. Sambil main game dengan
santai"
"Eeeeeh ~ !? Tidak bisa begitu ! Itu
makanan kalori tinggi tau !"
"......kekhawatiran terbesarmu menjadi
gemuk kah?"
Biarpun begitu, memang biasanya
terlalu gampang, orang ini.

※※※

"............"
"......berkali-kali, berkali-kali pun
menyesal kau tidak berbalik ya,
Sawamura"
"Kedua orang itu, akankah hari ini turun
ke sekolah dengan tepat ya ?"
"Nah ? Bagaimana pun juga beberapa
saat yang lalu pun, skenarionya
menyimpang sepenuhnya di tengah-
tengah dan meloncat ke dunia dua
orang"
"......ts"
"Jika kau seingin itu, harusnya mau
bekerja sama kan"
"Hah ? Aku tidak memedulikan apa
itu......maksudku bukan itu masalahnya,
dan pertama-tama itu tidak ada
hubungannya"
"Kalau entah bagaimana kepribadianmu
harus keras kepala pada pada bagian
esensial itu, suatu saat kau mungkin
menyesalinya lho ?
"Aku sudah menyesalinya......satu klub
dengan Kasumigaoka Utaha itu, dari
semuanya"
"Yang mengingatkanku, sebelumnya kau
menolak pekerjaan ilustrasi karya
baruku kan ?"
"Pertama-tama mengapa memberikan
pekerjaannya padaku ?"
"Itu, mengikuti arus terkini, tapi tidak
berpengalaman dalam perdagangan,
oleh karena itu ilustrator naik daun yang
benar-benar kuincar. Watak dan
kecocokannya sama sekali tidak
kuperhitungkan"
"Ts......hal seperti itu yang paling
kubenci meski kau selalu saja
mengatakan itu"
"Yah, daripada itu, akan jadi apa ya,
klub ini"
"Tanpa mencocokkan jadwal, tujuan dan
motivasi seluruh anggota akan berjalan
buntu dengan pemilihan suara"
"Pemimpinnya membentuk hubungan
bersegi banyak dengan seluruh
anggota, akan hancur di tengah jalan
dengan pemilihan suara"
"Sudah kukatakan aku tidak ada
hubungannya kan ? Aku tidak tertarik
dengan otaku tipe konsumsi itu"
"Dia yang berhasil mengubah ke otaku
tipe produksi mengagumkan......"
"Pokoknya, kalau bukan lelaki yang
pergi sampai di depan daun jendela aku
tidak tertarik"
"Tidak hanya otaku sendiri tidak baik
kan, sebenarnya dari awal tidak ada
kandidat riajuu juga adalah dilema gadis
bernama Sawamura Eriri"
"Tolong hentikan berminat atau tertarik
pada karakter orang"
"Biar kau katakan itu karena
menyenangkan ya mau bagaimana lagi,
bagianmu yang seperti itu. Jauh lebih
mudah dimengerti daripada Katou dan
mudah ditulis"
"Tunggu, jangan menjadikan orang
sebagai model !"
"Eh~ tapi aku sudah memakainya
sebagai rival heroine dalam karya
berikutnya"
"Apalagi untuk peran yang
diberikan/ditolak !? Harusnya kau
menggunakan dirimu sendiri sebagai
model ! Padahal wanita yang ditolak di
kenyataan !"
"Ah, tapi, dalam karyaku aku juga tidak
mengerti siapa yang dekat dengan
protagonisnya......"
"Sudah jangan bicara lagi......dadah,
karena aku akan pergi duluan !"
"Sebentar Sawamura, biarlah di
belakang sampai stasiun"
"Tidak mau, nanti kakiku gemuk"
Penutup -Cara mengaburkan jejak yang
tidak menarik-
Semuanya salam kenal, ini Maruto
Fumiaki.
Saat ini ada kesempatan, aku
memutuskan menulisnya dengan
Fantasia Bunko. Terima kasih untuk
semua bantuannya dari sekarang.
Lalu, ketika aku sedikit meperkenalkan
diri, aku sepenuhnya orang baru dalam
industri ini, sampai sekarang, tempat
pertarungan utamanya adalah yang
diangkat berkali-kali sebagai material
dalam karya ini 'saenai heroine no
sodatekata' yaitu 'eroge', yaitu game
yang ditujukan untuk 18 tahun ke atas.
Nah, hal seperti itu pun ada, saat aku
memiliki kesempatan untuk pekerjaan
kali ini, aku menerima saran dari
pemimpin Fujimi Shobo yang aku
bersyukur atas perasaan itu.
"Maruto, karena light novel memiliki
target kelompok umur yang berbeda
dengan pekerjaanmu sampai sekarang,
harap berhati-hati pada bagian itu"
"Ya, tentu saja aku menyadari itu"
"Begitulah, pokoknya, harap pikirkan
kalau lapisan utamanya kira-kira
setengah dari umur targetmu sampai
sekarang"
"Se, sembilan tahun ?"
"Apa kau menulis untuk yang benar-
benar 18 tahun sampai sekarang kah ?!"
"Eh ~"
Saat itu, walau untuk pertama kali aku
mengerti kalau aku dipanggil dengan
alias seperti paman-paman 'penulis di
atas 30' di masyarakat, tapi
meninggalkan home groundku dengan
sengaja seperti ini, karena memutuskan
menetapkan hati untuk menantang
daerah yang belum dikenal yaitu light
novel, aku tidak bisa mundur lagi saat
ini.
Karena itu, entah bagaimana seperti
menuntut kepekaan yang segar, dan
lebih muda dari sebelumnya, aku berniat
membuat karya yang lumayan
bermaterial Showa atau material 90-an
tanpa memberikan bau tua......dan gagal
dalam 3 hari. Ah, aku harus
memasukkan catatan tambahan soal
kebingungan dan 'tidak ada lagi
toxxmemo setelah selama ini ya......' dsb
pada editor.
Lalu, akhirnya, yang bisa kulakukan,
dengan tenang menganalisis hal yang
tidak bisa kulakukan, mengambil sikap
serius 'tidak dikontrol zaman, siapa saja
kapan pun membaca bisa menikmati,
sebaiknya mengejar ketertarikan yang
umum dengan gigih kan ' dsb dan
menyelesaikan karya ini, nah, aku hanya
bisa menutup mulut dan tertunduk
dengan mata berkaca-kaca jika ditanya
di mana bisa dicari cita-cita, sudut
pandang, dan kesadaran yang setinggi
itu dalam ceritamu ini.
Tidak, memang memainkan tokixxmo
sekarang pun masih menarik, serius.

Karena itu, terima kasih.


Misaki Kurehito. Walau aku tidak paham
entah asal saja atau keajaiban, tidak
terpikir sampai anda ikut datang. Aku
benar-benar berterima kasih telah
mewarnai karya ini. Berkat anda poin
penjualan semuanya diserahkan ke
sana, aku bisa berlari bebas pada hobi,
keuntungan sesungguhnya, dan
pengalaman pahitku sendiri. Akan
kuikuti seumur hidup.
Hagiwara sebagai editor. Terima kasih
atas berbagai macam pelajaran yang
diberikan kali ini. Yang tertulis 'rencana
judul yang tidak menarik' di memo ide
untuk penamaan kuputuskan
mengarahkannya ke karya ini. Akal itu
tidak hanya kugunakan sebaik-baiknya
pada judul, tetapi penutup ini juga. Akan
kuikuti seumur hidup.
Kemudian seluruh pembaca yang telah
mengambil buku ini......akan kuikuti
seumur hidup.
Pada karya kali ini, jika ada satu saja
yang bisa dinikmati, yang tak
terlupakan, harap tunggu jilid
berikutnya dan selanjutnya. Tidak,
walau aku tidak tahu adakah jaminan
melanjutkannya.
2012, awal musim panas.

Maruto Fumiaki

Anda mungkin juga menyukai