Tekata :Jilid1
Ilustrasi Novel:
Prolog
"Latarnya pulau kecil terpencil di
selatan kira-kira satu jam perjalanan
udara dari Tokyo......"[1]
Kelas sepulang sekolah menyala
kemerahan dan lengang dari mentari
terbenam yang bersinar masuk dari
kemiringan.
"Lalu, meski sekolah di pulau itu akan
digabungkan dengan sekolah puteri
ternama di daratan karena mengalami
kemerosotan populasi......"[2]
Dari luar jendela terdengar suara
teriakan sia-sia dari anggota klub
olahraga.
"Karena itulah, rasanya seperti cerita
yang dimulai dari sang protagonis
memakai pakaian wanita memasuki
sekolah itu......"[3]
Di ruangan yang sepertinya terlalu
tenang karena sedikit suara yang
terdengar itu suaraku bergema.
"Protagonis seperti itu aslinya seorang
putri dari bulan yang datang lewat
homestay......"[4]
Semangat bersamaan dengan perasaan
kuat yang kumiliki tersebar dengan
tenang.
"Walau aku lupa mengatakannya, dunia
ini adalah dunia di mana "dunia dewa",
"dunia iblis" dan "dunia manusia" hidup
berdampingan......"
"Eee......"
"Terus, selama teknologinya maju, juga
ada 3 maid robot di rumah
protagonisnya......"[5]
"Anu......"
"Di tengah itu, protagonisnya
memutuskan untuk mengikuti pemilihan
osis untuk melindungi kegiatan klubnya
sendiri......"[6]
"Sebentar......"
"Ah, selagi masih di situ, semua
heroinenya satu demi satu memiliki
kehebatan bela diri......"[7]
"Sudah cukup ! Diaaaam ~!!!!"
"Wow, jangan mengeluarkan suara
kencang seperti itu. Akan mengganggu
sekitar."
Kata-kata beratku yang terputus-putus
seperti diam, terhapus oleh suara
kencang dan galak dengan tak masuk
akal yang tiba-tiba.
"Mulut yang menggembar-gemborkan
mimpi yang tidak jelas dengan suara
kencang lebih dari 30 menit nonstop
mengatakan hal-hal seperti
gangguan !?"
"Telah lewat selama itu kah ?......"
Ketika melihat jam, tentunya terasa
seperti jarum jamnya bergerak kira-kira
15 derajat dibandingkan beberapa saat
yang lalu.
Ah, karena aku manusia yang
menangkap gambaran besar dari
segalanya, aku tidak tertarik dengan
gerakan jarum menit.
"Pokoknya sudah pulang saja.
Semuanya, tidak lebih dari ini, sama
sekali waktu yang sia-sia......"
"Tidak, tunggu sebentar, tenang sedikit.
Ceritanya masih......"
"Jika dipikir-pikir, dipanggil sepulang
sekolah dengan tiba-tiba tanpa
pemberitahuan apa-apa sebelumnya,
diperlihatkan hanya sampul proposalnya
seperti ini, diperdengarkan pidato yang
tidak jelas, sampai undangan klub yang
tidak mungkin dipahami, benar-benar
membuatku marah besar tahu"
"Meski memanggil secara tiba-tiba
sepulang sekolah tanpa pemberitahuan
apa-apa sebelumnya dan memasang
wajah yang seperti tanpa rasa malu itu
memiliki keberanian menurutku......"
"Keh......karena kata-kata penyesalan
dalam berbagai arti berputar-putar
dalam kepalaku, hentikan memberi
tsukkomi dengan tenang"
"Jadi ?"
Gadis yang menimbulkan keributan di
depan mataku sejak beberapa saat yang
lalu sedikit menunduk dan memegangi
kepalanya.
Lalu, rambut pirangnya yang dapat
dikatakan penampilan luar khasnya
tergerai dari bahunya, menimbulkan
suara kecil dengan lembut. Itu,
seandainya laki-laki menemuinya
pertama kali pastinya saat itu juga akan
terpikat oleh rambut pirang seperti
pekerjaan tangan pada kulit seputih
porselen.
Teman sekelasku yang dibesarkan di
Jepang, memiliki ayah orang Inggris dan
ibu orang Jepang.
Sawamura Spencer Eriri.
"Secara umum kamu ini, meski
kelihatannya sampai sekarang aku
masih bisa mengabaikan otaku yang
konsumtif, mengajak membuat game
meski tanpa keuntungan apa pun,
meremehkan masyarakat ?"
Perkataan dan perbuatannya selalu
manis seperti nona besar memberinya
reputasi gadis cantik dalam sekolah
apalagi di kelas, namun jika kedoknya
dibuka tertidur karakter sebenarnya
seperti keganasan ini, bernafsu besar
dan maniak.
"Mengumpulkan orang secara sesuai
meski aku sendiri tidak bisa melakukan
apa-apa, ayo membuat game dan jadi
terkenal, kata-kata seperti itu adalah
yang dikatakan oleh grup doujin tahu.
Bukannya itu yang paling kau benci ?"
"Apa yang kau katakan ?! Gairah yang
mendidih ini ada padaku ! Motivasi pun
lebih dari biasanya ! Artinya tanpa aku
rencana ini tidak mungkin, bahkan
menyelesaikan gamenya saja tidak
mungkin !"
"Kalau begitu orang lain tidak punya
keinginan untuk membuatnya"
"Ah, jangan menghancurkannya secara
harfiah ! Meski proposal yang
kuselesaikan semalaman dengan susah
payah......"
"Rencana doujin galge (sementara) dan
tanggal serta nama ini bagaimana bisa
memakan semalaman menulisnya ?"
"Jika aku tidur sebelas jam, tentunya
sedikit waktu yang pasti tersisa kan"
"Aku sudah tidak tahu lagi harus
mengatakan apa...... Da-dasar kau !"
"A-Ah...... Kejam"
Jagoan klub seni yang sejak saat kelas
satu memenangkan pameran.
Pemilik bakat seni luar biasa.
"Sifat sebenarnya" gadis ini yang dipuji-
puji seperti itu hanya diketahui sebagian
kecil orang termasuk aku di sekolah.
Yah, meski begitu, aku bukan manusia
yang dibanjiri perasaan unggul terhadap
"wajah lainnya yang ditunjukkan hanya
padaku" itu. Gadis yang kejam.
"Orang sepertimu mengajak berdiri di
atas panggung utama sekarang terlalu
cepat sepuluh tahun"
"Meski sekarang sudah terlambat masih
terlalu cepat kah ? Lalu doujin galge itu
panggung utama kah ?"
"Kh...... kau cukup beli dan nonton
anime bishoujo dan menyebarkannya
saja!"
"Ka-kau, jika mengatakan lebih dari itu
mau tidak akan kuberi BD terakhir
'Jichikai no Dokudan' ?"[8]
"Terus mengikutinya sampai sebelum
terakhir lalu pada akhirnya tiba-tiba
melepas urutannya, yang kau katakan
itu rendahan !"
"Ti-tidak, yang tadi cuma ancaman khas
tidak mengakui kekalahan, aku tidak
melakukannya sampai sekarang
kan......"
Begitu menyenangi karya itu......
Ngomong-ngomong, 'urutan yang lepas'
itu ungkapan yang populer ya ?
"Pokoknya berargumentasi setelah ini
pun sia-sia. Hal yang kulakukan sendiri
pun sudah cukup banyak. Sama sekali
tidak ada waktu luang untuk permainan
tak berguna dengan amatir."
"Desain karakter main heroinenya saja
tidak apa-apa...... terus, sembari masih
bisa, hanya sedikit gambar asli sub
heroine dan seluruh karakternya lalu......
termasuk latar belakangnya juga secara
gratis......"
"Jangan menaikkan isi permintaannya
seperti kurva kuadrat ! Mana salinan
khusus tamunya !"
"Sepertinya tadi ada deh......?"
Seperti itu, argumen yang tak dapat
didekati dan tak ada hasilnya muncul di
kelas......
"Mohon tenang kalian berdua"
"kh......"
"Ka-kak Utaha......!"
Entah sejak kapan ada kekeliruan
bahwa hanya ada dua orang di kelas
ini...... rasanya, suara menenangkan
yang sedikit rendah itu membelai telinga
kami berdua.
Begitulah, yang kupanggil untuk
rencana kali ini tidak hanya Eriri.
Demikian aku memperkirakan
munculnya bahaya orang yang mundur
dan menambah teman, kemenangan
pembalikkanku......
"Yah tapi untuk kali ini, sayang sekali
aku pun menyetujui pendapat
Sawamura"
"Ka-kak Utaha ~"
Tapi, kebalikan dari yang diharapkan,
keunggulan sepihak yaitu bantuan yang
muncul saat diharapkan, sifat khas
orang jepang seperti mendukung orang
yang tertindas telah hilang entah di
mana......
"Hey, Rinri"
"Tomoya......"
Bagaimanapun juga karena pada
akhirnya namaku muncul di sini aku
akan memperkenalkan diri.
Aki Tomoya.
Akademi Toyogasaki kelas 2.
Lalu, tambahan profil sejak kemarin,
memimpin klub pembuatan doujin galge
(nama belum ditetapkan).
"Biarkan aku memeriksa proposalmu
secara singkat"
"Karena aku membiarkan sarkasme
semacam itu, jadi jangan
memperbesarnya dengan sengaja"
Kak Utaha dengan sopannya membuka
dan meluruskan sampah kertas yang
telah digulung Eriri.
Meski ia tahu bahwa sebelum dibuka
terlihat hanya judul proposal (sampul)
dengan ukuran huruf yang besar dan
jumlah karakter yang sangat sedikit
dengan sembarangan......
"Mengubah gaya bicara, kurang lebih
aku bisa mengerti isi kepalamu dalam 30
menit yang lalu"
"Hebatnya, jujur aku merasa lega !"
"Hee, meski tidak memikirkan apa pun
dengan untung-untungan, menurutku
juga akan mungkin ~ sudah tidur saja ~
aku dapat memahami pikiranmu kemarin
malam sekitar jam sepuluhan dalam
futon itu"
"Keras seperti biasanya"
"Aku tidak senang dengan sikap
menantang seperti itu"
Aliran pembicaraannya sampai akhir
tenang, tapi tanpa memilih kata-kata,
caciannya jauh melebihi level yang
dapat dimaklumi.
Rambut hitam panjang mengilat, karena
ekspresi wajah yang hampir tidak
berubah gadis cantik secara objektif
menetap pada tubuh itu.
Kakak kelas satu tahun di atasku dan
Eriri.
Kasumigaoka Utaha.
"Pertama-tama, jika ada tambahan
secara lisan pun rencananya bernilai 0"
"Oou"
"Hanya terlihat seperti campuran
macam-macam bagian yang kulihat
entah di mana"
"Uggh"
"Mungkin, ini hanya menghubungkan
dengan sesuai beberapa karya yang kau
mainkan baru-baru ini kan ?"
"Ta-tapi karena menghubungkan
berbagai macam genre dengan sesuai
kurasa isinya akan jadi avant-garde
yang luar biasa......"
"Begitulah, level akhirnya bukannya jadi
Yosenabe, tapi jadi Yaminabe"
"Nu, nughh"
"Atau "Menghubungkan berbagai
macam genre dengan sesuai" sudah
kukatakan jangan bersikap menantang"
Daripada melebihi level luar biasa,
dapat kukatakan caciannya ada di level
yang dapat dimaklumi.
Beda dengan Eriri yang bernafsu besar,
ia menusuk jauh lebih banyak secara
rasional (yang terdengar).
"Ta-tapi, rencana ini hanya aku
yang......"
"Cerita yang kudengar dari seorang
editor...... sambil berkata 'hanya aku
yang bisa melakukannya' membawa
rencana tanpa pernah terdengar
sebelumnya"
"Eh......?"
"Tapi ini benar-benar mirip cerita yang
ada...... suatu hari, proposal yang
dibawanya mencapai suatu perusahaan
game. Menurut pernyataan orangnya
sendiri 'Inovasi yang tidak ada sampai
sekarang', 'Ini karya yang sangat
ditunggu-tunggu pengguna', 'meski
hanya aku akan memperlebar industri
jika bisa menerapkan rencana ini',
pokoknya menyebutkan satu-satu pujian
dirinya sendiri.
"He, heeeeee"
Gawat, rasanya semuanya sudah
kusebut beberapa saat yang lalu.
"Lalu, saat dilihat isinya ada 'teman
masa kecil suka ikut campur yang
datang membangunkan pagi-pagi',
'gadis atlet berambut pendek yang
segar bugar', 'Adik perempuan yang
lekat dengan protagonis namun
penurut', 'gadis misterius dengan
eksistensi spiritual', 'dialog menarik'
juga ada, 'Gambaran icha-love setelah
pacaran', juga 'Pertolongan ajaib dan
perkembangan yang cepat saat bagian
akhir'......"
"Aa, cukup, sudah cukup !"
Hebat, hanya dengan penjelasan itu
langsung tidak kurang dari 5 judul
muncul di pikiranku. Apanya yang
inovasi.
"Ya, hal-hal semacam itulah"
30 menitku dihancurkan habis-habisan
hanya dalam 30 detik, tap, Kak Utaha
meletakkan tangannya di bahuku yang
tertunduk lesu.
"Sudah lama ya, kegiatan otaku serius
Rinri, bukannya aku tidak merasa
sangat tidak mungkin mengatakan ada
beberapa keinginan untuk kerjasama"
"Mengatakan tidak ingin kerjasama
sambil menghitung dengan tenang.
Lagipula aku Tomoya"
Sejak kelas satu tidak pernah lepas dari
peringkat satu secara paralel, paling
jenius di sekolah.
Secara sambil lalu menulis naskah untuk
klub drama, pemilik bakat sastra luar
biasa.
"Sifat sebenarnya" gadis ini yang
dikagumi seperti itu lagi-lagi hanya
diketahui sebagian kecil orang termasuk
aku di sekolah.
Yah, itu...... tidak, orang ini pun kejam.
"Tunggu......jangan seenaknya
memasuki dunia dua orang !"
"Lingkungan sekitarmu itu apakah
selalu keras padaku seperti ini !?"
Lalu, ketajaman mulut Eriri menusuk lagi
bersamaan dengan ayunan ekor pirang
dari samping.
"Ah, masih ada ya Sawamura ? Kukira
kau sudah lama pulang meninggalkan
dia"
"Ap......"
Kemudian, meski tidak tahu naluri
macam apa, kak Utaha dengan pintar
mengeluarkan pertahanan diri yang
berlebihan.
"Kamu ini ya, sebenarnya mengatakan
apapun baik hati. Itulah yang tidak
kubenci"
"Justru itulah yang kubenci darimu"
"Pada awalnya, siapa ya yang memasuki
dunia dua orang sebelumnya"
"Jadi ? Meski aku yang sebelumnya
telah menyatakan absensi, siapa orang
yang mengikuti begitu saja dan tidak
berhenti menyerang ?"
"Ya ampun, jangan lepas kendali
Sawamura"
"Hah ? Aku tidak mengerti apa yang kau
katakan !"
"Tunggu......jangan seenaknya
memasuki dua orang oi"
Meski aku selalu memikirkannya, dua
orang ini terlalu dekat.
Tentu saja, dalam suatu pengertian.
"Pokoknya, jadi untuk apa Kasumigaoka
Utaha itu ada di sini"
"Pada awalnya karena aku pun siswi di
sini, apa tidak aneh juga ada di sini ?"
"Aku tahu itu tapi jangan
mengatakannya dengan pengertian
seperti itu"
"Kalau begitu berdua saja tidak apa-apa
kan ? Apa kau mengkhayal yang aneh-
aneh ?"
"Asal kau tahu saja ya, itu karena aku
tidak ingin mengikuti perang saraf tidak
berguna seperti itu"
"Sangat bersikeras pada kalimat itu
jelek loh Sawamura"
"Aku selalu hidup hanya dengan sekuat
tenaga !"
"Makanya jangan kemudian
menghancurkan pintunya"
"Aku tidak menghancurkannya ! Kan
cuma sedikit berteriak !"
"O-oi tunggu ! Tunggu sebentar !"
Teriakan setengah matiku itu dihapus
oleh suara kehancuran dan bentakan
yang melebihinya.
Mereka, sembari berargumen
mengenaiku telah pergi mengabaikanku.
Betapa salah logikanya......
"A-a......haaaaah~"
Aku yang tertinggal mendesah kuat-kuat
saat ini juga.
Bagaimanapun juga dengan ini,
ambisiku yang berniat memohon contoh
percakapan main heroine, sekalian
hanya sedikit plot sub heroine, skenario
semua karakter, naskah termasuk
produksi......dengan gratis runtuh
dengan tragis.
Yang tersisa secara fisik yaitu selembar
kertas renyuk ukuran A4 terbentang di
atas meja dan aku sendiri.
Harapan, semangat juang serta rencana
sejam sebelumnya dengan gampangnya
dihancurkan, dan hanya menyisakan
keputusasaan, kelesuan dan rencana
yang ditolak.
Dipikir bagaimanapun, situasi sejauh ini
sudah tidak bisa diungkapkan lagi.
Makanya, sudahlah, menyerah juga
tidak apa-apa. Tidak masalah jika
memutuskan mundur dengan berani.
Sejak awal rencananya dimulai dari ide
sederhana.
Di sana tidak ada hal-hal seperti
pertarungan yang menggantungkan
kehidupan serta hidup mati manusia.
Makanya, hanya satu kata, mau
bagaimana lagi.
Tetapi......
"Pertarunganku, masih baru saja
dimulai......"[9]
Manusia, ketika terpojok dalam situasi
keputusasaan akan membara.
......walau hanya pengarang S yang
memojokkan karakterya dalam situasi
keputusasaan dengan moe, itu cerita
lain lagi.
Rencana yang bertujuan pada inovasi
tenggelam, orang-orang tidak
terkumpul, formasi klub dengan tiba-tiba
kandas pada batu karang.
Situasi sekarang ini tidak ada unsur
barunya di mana pun.
Bisa dikatakan, situasi ini sendiri bukan
apa pun di luar cara mudah.
Meski biasa, cerita kebangkitan dari
kehancurannya.
Ya, saking biasanya lebih dari lima judul
langsung muncul dalam pikiran hanya
dengan membaca dengan teliti cerita
lama.
Tetapi, lebih dari lima judul itu adalah
karya agung yang sampai sekarang pun
isinya masih bisa diingat dengan benar.
Makanya berapa kali diulangi pun,
berapa lama menggunakannya pun, hal
yang baik tetap saja hal yang baik.
"Baiklah !"
Memusatkan tenaga di tangan, sekali
lagi, memperoleh kembali semangat
juang sebelum tidur kemarin.
Kemudian aku, memikirkan pertarungan
sendirianku dari esok......
"Sayang ya, semuanya tidak mau
bekerja sama"
"......ah, ada kamu ya ?"
"Errr, bukannya pada awalnya membuat
game untuk membuatku jadi
heroinenya ?"
"Maaf, maaf, aku lupa sampai sekarang"
"Um, aku mengerti. Kau benar-benar
melupakanku ya Aki"
Ngomong-ngomong maaf, hanya sedikit
koreksi.
Pertarungan "kami", masih baru saja
dimulai......
"Tidak, tapi Katou, di hadapan mereka,
keberadaanmu sama sekali tidak
menarik"
"Kan karena auranya berbeda.
Keduanya selebritis terkenal dalam
sekolah"
"Yah, sepertinya memang begitu"
"Jika diingat keduanya itu sama sekali
tidak mendengarkan namaku kan"
"Tidak, yah, sejak awal apa mereka ada
sepintas memandangmu ? Jika itu
saja......"
"Tapi Aki hebat ya, bisa kenal dengan
Sawamura dan kak Kasumigaoka itu.
Apalagi bisa sangat dekat"
"............"
Tidak banyak mengatakan keluhan
meski sama sekali terlupakan sampai
sekarang, dengan obrolan yang sangat
normal, membicarakan hal-hal yang
biasa.
Secara visual...... yah seperti yang
terlihat.
Teman sekelas yang sama sekali tidak
meninggalkan kesan sampai sebulan
lalu, meski seharusnya telah pergi ke
sekolah yang sama setahun lebih.
Katou Megumi
......Ya, meski kesannya lemah, karena
namanya jadi ada kemungkinan, ya.
"Nah, ceritanya juga sudah selesai, ayo
segera pulang kah ? Ada tempat yang
agak ingin kudatangi"
"......dengan gampangnya ya, Katou"
"Menurutmu itu normal ?"
"Normal itu tidak baik. Kamu kan jadi
Main Heroinenya ? di galge"
"Oh ya, di game apa sebaiknya namanya
diganti ? Katou Megumi itu sangat
biasa"
"Jangan mengakuinya sendiri......"
Ada satu lagi teori yang kuingat agar
kisah dapat disebut karya agung.
Yaitu, karya apapun, bahkan sampai
sekarang, supaya dapat mengingat
nama dan visual secara langsung, ada
heroine yang menarik dan unik.
Dikatakan bahwa 90% sudah sama
dengan menang untuk kisah itu, jika
karakternya berdiri.
Itu artinya, saat karakter tidak berdiri
dengan fatal......
"Tutup ya ? Kuncinya"
"...... Ah"
Tidak, makanya, pertarungannya masih
baru saja dimulai !
Begitu aku memutuskannya sekali lagi,
aku kembali memusatkan tenaga di
tangan.
Tidak terasanya genggaman barusan
tidak salah lagi, mungkin cuma
perasaanku.
Apapun itu, ini adalah kisah yang
menjelaskan hari-hari
pertarunganku...... tidak,
pertarunganku, Aki Tomoya dan Katou
Megumi.
Pertarungan untuk membuat kisah yang
menempatkan teman sekelas si teman A
ini menjadi main heroine......
"Kay' tunggu......mm~ perasaan seperti
ini apa tidak apa-apa ya"
"Napa Katou ?"
"Ah, ini, kelihatannya pintunya sedikit
rusak. Kalau tidak diperbaiki"
"......suatu saat kamu pun akan dapat
giliran merusaknya. Karakter yang
seperti itu akan berdiri"
Bab 1
Flagnya telah hancur tanpa disadari
"Pagi, paman Yamaguchi"
"Oh, kali ini pengantar koran ya. Tomo
bekerja keras ya"
"Soalnya bulan depan BD Boxnya
"Goukoku no Goraion"[1] keluar ! Karena
nenxxroid[2] hanya termasuk pada edisi
pertama aku akan mati-matian
berusaha!"
"......Seperti biasa mengatakan sesuatu
yang dalam dengan segar. Walaupun
aku tidak mengerti apa-apa"
"Nah karena aku akan pergi
menyebarkannya kali ini, sebagai satu-
satunya pemain aku akan bersiap-siap,
dah ! "
Sambil bertegur sapa ringan pagi
dengan tetangga di lingkungan sekitar,
aku langsung menginjak pedal.
Lalu, dengan begitu aku belok kiri
mengikuti jalan sambil sesaat
menambah kecepatan, bidang
pandanganku atas-bawah kiri-kanan
langsung terbuka saat mendekati
turunan lereng curam.
Nama lain, lereng detektif.
Jalannya yaitu lereng pematah hati 300
meter yang menggoda kembali ke
padang pasir dari oasis.
Terlebih lagi alasan penamaannya
karena di tengah jalan lereng ada
"Kantor Detektif Sakashita" tertulis
pada papan iklan tua yang menarik
keingintahuan anak SD.
"Uoooo......"
Saat mendekati jalan masuk turunan,
angin kuat dari belakangku semakin
mendorongku dan sepedaku.
Sudah lewat pertengahan libur musim
semi, mulai esok udara pagi April sudah
tidak dingin lagi.
Daun bunga yang melambai-lambai
beterbangan dari barisan pohon sakura
di sisi jalan semakin menambah rasa
hangat.
Didorong angin yang menyenangkan
seperti itu dari belakang, mendadak
kecepatan naik dalam sekejap menuruni
jalan yang jadi sangat miring......
"Ooooo......ooh !"
......hampir saja aku melakukannya, kali
ini dengan seluruh tenaga kedua
tanganku menggenggam tuas rem dan
dengan cepat mengurangi kecepatan.
"Pejalan kaki oke, mobil oke, kecepatan
oke...... semuanya oke !"
Berhenti sebentar, menunjuk dan
memanggil satu-satu.
Sekali lagi menuruni sisi jalan dengan
perlahan.
Pokoknya sejak sekitar tahun lalu,
sepeda ditiup angin kencang seperti
lelucon.
Sekarang, balapan mobil seperti zaman
berandal, berbelok dengan kecepatan
penuh sambil mengalahkan mesin, rasa
kecepatan dan gairah seperti itu sudah
tidak bisa ditemukan di seluruh kota.
Tapi......
"Karena peraturan adalah peraturan,
ya"
Bukannya keluhan om-om 'dunia yang
jadi tidak nyaman ditinggali'.
Biar aku terbang atau terjatuh pun
tenang saja, tapi tanpa sengaja ada
orang di sana aku tidak tahu apa bisa
tenang atau tidak.
Yah sejauh itu menaiki tangga menuju
kedewasaan.
Terlebih lagi, memperlambat laju seperti
daun bunga sakura yang melambai ini
juga, rasanya adalah cara menikmati
musim ini dengan tepat.
"Wooo, melambai-lambai naik turun,
hangat......"
Melepaskan kekuatan selain kedua
tangan yang menggenggam rem,
mendongak ke langit.
Langit yang sudah menunjukkan tanda-
tanda musim semi sepenuhnya, pada
biru yang cerah putihnya awan yang
tipis terombang-ambing, di sana merah
mudanya daun bunga tersebar.
Setelah itu, mentari yang sedikit lebih
kuat daripada musim dingin, bulan yang
mengecil tidak tenggelam sebelum fajar.
Biarpun begitu, lebih besar daripada
bulan atau mentari, lebih dekat, lebih
cepat memasuki jarak pandang, UFO
yang benar-benar bulat.
"......eh ?"
UFO yang benar-benar bulat, memasuki
jarak pandang lebih cepat, lebih dekat,
lebih besar daripada bulan dan
mentari...
"Ja-jangan-jangan! Itu Ufo...o"
Lebih cepat daripada mengeluarkan
suara keraguan, UFO itu mendarat di
depan mataku, terjatuh dan berguling
begitu saja di turunan.
Akan lebih baik jika durasi
penerbangnya sedikit lebih lama.
"Topi kah......"
Setelah memastikan, benda yang
bergerak itu tidak seperti topi jerami
merah, bentuknya topi baret putih.
Begitu, karena UFO itu tidak menerima
kekuatan dan area angin yang cukup
jadi tidak terbang sampai jauh.
Tidak, warnanya tidak ada
hubungannya.
Walau aku mengatakan itu, cukup
tenggelam dalam rasa peduli amat......
"A,aaaaa ~ ! Tolong, hey tungguuuuuu"
Tanpa disadari, sampai suara yang
nyaring karena angin.
"Ee......h"
Saat itu, tubuhku bereaksi sendiri.
Otot di kedua tangan sampai menonjol
menggenggam rem sekuat tenaga, agak
berbeda dengan otot kepala yang
menoleh ke belakang sekuat tenaga.
Mungkin itu tiba dari atas tanjakan,
dengan cantiknya transparan,meski
begitu aku ingin memastikan dengan
mata ini pemilik dari suara kencang
itu......
"Topiku~~~!!!"
"Ah......"
Berpaling ke atas tanjakan.
Kebingungan sambil berdiri terdiam di
sana, kira-kira seumuran denganku,
adalah seorang gadis.
Lalu meloncat dengan memesona di
mataku, gaun one-piece putih, kaki
putih, putih......
Tidak, tapi warna tidak ada
hubungannya, mungkin.
Mengulurkan tangan kanan ke topi yang
jatuh terguling-guling dengan mahirnya
di lereng tanpa tanda-tanda berhenti
sepenuhnya, menahan rambut yang
melayang di angin dengan tangan kiri,
artinya tidak cukup tangan untuk
menahan rok.
......Yah, makanya pokoknya itu, pemilik
topi itu ada di sini.
"Sampai kah......ah"
"Ah......"
Lalu ketika ia kembali memandang yang
dekat dari topi yang jauh, dengan tak
terelakkan, pada garis batas itu
matanya bertemu denganku.
Dengan tampang kesusahan yang sama,
kali ini ia menatapku dan topi
bergantian.
"Tunggu sebentar !"
"Eh......?"
Aku tidak mengerti apa yang diceritakan
oleh pandangan gadis itu.
Tapi yah, aliran deras perkembangan
saat ini......apa boleh buat selain menaiki
ombak besar.
"Wuoooooow !"
Makanya aku dengan sekuat tenaga
mengayuh pedal sepeda menuruni
lereng......
"Oooooooo...yosh"
Kemudian saat dipikir lagi, turun dari
sepeda dan berdiri dengan
sopannya......
"Woooooooooooo lagi~!"
Berlari turun sekuat tenaga dengan
kedua kaki.
Jika seperti ini, kekerenan dan
kecepatan pun mau bagaimana lagi
akan turun.
Ini, cara mengikuti peraturan lalu lintas
di negeri ini dengan sepenuhnya.
Karena berlari cepat sekuat tenaga
berbahaya, tapi jika berjalan mungkin
tidak akan diperlakukan melanggar
aturan.
Hidup pengguna jalan yang lemah!
※※※
Malamnya......
Lewat jam 12,
Di tengah dengungan suara gerakan
dua HDD recorder untuk merekam
anime seperti biasa, suara ketikan
keyboard yang panasnya tidak kalah
dengan panas buangan dari mesin itu
bergema di seisi ruangan.
Judul:
Belum ditetapkan
Konsep karya:
Pertemuan, perasan, cerita icha-love.
"......'Icha-love' yang terakhir itu
merusak keseimbangan kah ?"
Karena aku dipengaruhi pertemuan
'takdir' itu pagi ini.
Karena karakteristik cerita yang tidak
kalah dengan kenyataan membuat
keinginanku menulis berkobar-kobar.
......Karena panasnya mengalir dari
seluruh tubuh, mau tidak mau membuat
teks.
"Tidak, deskripsi Icha-love tidak
menjual, untuk apa galge"
Pada akhirnya, entah bagaimana aku
bisa mengambil topi itu yang jatuh
puluhan meter di jalan utama.
Padaku yang berkata 'sudah cukup'
sambil menyelanya, gadis yang berlari
turun dari lereng sekitar setengah menit
berterima kasih dan berkali-kali
menundukkan kepalanya.
Sakitnya siku yang tergores meski
hanya sedikit membuatku merasa
bangga.
Prolog:
Pada suatu hari di musim semi, aku
bertemu dengan takdir......
Lereng yang panjang di mana cahaya
matahari mengalir tenang, angin hangat
berlalu, daun bunga sakura
beterbangan.
Lalu seorang gadis berdiri diam di
puncaknya.
Gadis yang belum pernah kutemui,
namanya pun tidak tahu.
Firasat yang baru membuat hati
berdebar-debar, saat itu......
Saat itu aku jatuh cinta untuk kedua
kalinya.
Ya, aku telah jatuh cinta lagi.
Jatuh cinta pada seseorang itu tidak
bisa dihentikan.
Walaupun aku yang akan tersakiti.
Walaupun aku yang akan menyakitinya.
Walaupun perasaan kedua orang tidak
akan terpenuhi......
Demikian adanya pada tahun ajaran
baru dimulai dengan firasat akan terjadi
sesuatu.
"......Agak terlalu menyakitkan kah ?"
Setelah itu untuk sebentar, dua orang
berjalan berdampingan hingga sepeda
yang berhenti di tengah jalan lereng.
Tapi setelah itu, aku menaiki sepeda
menuruni jalan, ia terus menaiki
tanjakan dan kembali ke tujuan awalnya.
Selama itu, aku hampir tidak berbicara.
Saling memperkenalkan nama sendiri
pun tidak, juga membuat janji apa-apa.
"Nah, walaupun agak sakit, sebagai
penarik perhatian tidak apa-apa kan.
Benar-benar salah paham !"
Tapi, oleh sebab itu tidak apa-apa.
Tidak, karena itulah tidak apa-apa.
Bagaimana pun juga, justru karena
cerita ini punya karakteristik drama
seperti secara kebetulan
menghubungkan lagi takdir yang
mungkin pernah terputus, jadi bisa
bersinar.
Karena itu, seperti murid pindahan yang
masuk ke kelasku dari tahun ajaran
baru.
Atau seperti karena sesama ayah saling
bermusuhan, dipermainkan ombak suka
dan benci.
Selain itu, terungkapnya kejutan berupa
fakta bahwa sebenarnya mereka kakak
adik sama ibu beda ayah menarik
mereka ke dalam kesulitan......
Hanya dalam beberapa detik,
mengabaikan bahwa icha-love telah
beralih ke level yang sama sekali
berbeda, yah, hal-hal semacam itu lah.
Penokohan:
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui pada
jalan lereng di mana sakura
beterbangan.
Penokohan:
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui pada
jalan lereng di mana sakura
beterbangan.
Di puncak tanjakan sebatang pohon
sakura tua besar satu-satunya
berkembang.
Terikat oleh kutukan yang diberikan
pohon itu, ia hidup abadi selamanya
sebagai jiwa sakura.
Protagonisnya ketika masih kanak-
kanak telah bertukar janji dengan gadis
itu......
Ketika menjaga janji itu dan keinginan
gadis itu terwujud, kutukannya
terhapus.
Saat itu, keberadaan gadis itu
menghilang dari ingatan semua orang.
Tiga April.
"Anime musim semi mulai hari ini
ya......pokoknya harus kutonton episode
pertama semua judul secara langsung"
Meski aku sudah mengecek tiga karya,
yang terakhir membuatku memutuskan
untuk mengakhirinya untuk sementara.
Empat April.
"Mulai esok tahun ajaran baru ya......
pada akhirnya, libur musim semi tahun
ini pun aku tidak melakukan apa-apa"
Yah, kenyataan memang seperti ini.
※※※
Bab 2
Walau karakternya kurang menarik,
kepribadiannya asli
"............"
"A-apa ?"
"Er......Katou kan"
"Y, ya"i
"Secara normal kau manis"
Kafe di jalan pulang sekolah, matahari
terbenam semakin condong ke barat
dari beberapa saat lalu.
Di tengah perhatian banyak orang, aku
berpura-pura memenuhi pertemuan
kembali yang dramatis dengan gadis
takdirku...... dengan teman sekelasku
Katou Megumi yang sebenarnya sudah
menghabiskan setengah bulan sekelas
dengannya, aku menceritakan kata-kata
yang cukup membuat ternganga.
"Te-terima kasih. Tapi karena cukup
tiba-tiba, rasanya tidak ada
perasaannya"
"Ya, menurutku juga begitu. Makanya
sekarang lupakan saja"
"Apa boleh menambah pesanan ?
Perutku sedikit lapar"
"Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini
semuanya aku yang traktir"
"Maaf ya, hmm......"
Aku menghirup kopi sementara
memandang ekspresi Katou yang
mengalihkan matanya dengan cepat di
menu.
Kemudian aku kembali menegaskan
kalau kata-kata yang kuungkapkan tadi
bukanlah kebohongan.
Pastinya Katou Megumi itu manis.
Parasnya teratur, tinggi badannya tidak
tinggi tidak rendah, kulitnya lumayan
halus, yang tampak cukup tampak, yang
tidak terlihat pun, cukup tidak terlihat.
"Anu...... apa Ogura Toast ini ?"
"Enak ?"
"Maaf, pesan Rare Cheesecake"
"A, ya"
Akan tetapi, kenapa.
Saat ini, meski tepat di depan wajahnya
menyebut 'manis'......yang tergantung
situasi mungkin bisa dianggap
mengambil sikap penembakan itu, aku
sama sekali tidak berdebar-debar......
Apa-apaan ini ?
Ada rasa aman ya Katou ?
Itu pun, rasa aman yang luar biasa
menjijikan !
"Tapi agak mengejutkan ya. Daripada
yang kupikirkan, Aki lebih riajuu"
"Kenapa begitu ?"
"Karena tiba-tiba mengatakan 'Karena
ada yang ingin kubicarakan sekarang
mau minum teh ?'......"
"Ah ! Itu......"
Setelah mengajaknya, Aku yang
menelpon Kano meminta maaf 'maaf hari
ini tidak bisa datang !', mungkin dilihat
orang lain seperti pacar terburuk yang
memberi alasan kebohongan favorit di
depan pasangan selingkuh.
"Aku agak salah mengerti. Aki itu,
tentunya......"
"Nah, ajakan dariku itu yang pertama
dalam hidupku"
Walau kurasa ingin mendengar kata-
kata yang berlanjut setelah
'tentunya......' karena kurasa tidak salah
lagi akan menyimpang ke arah yang
sangat tak menyenangkan, kupotong
untuk mencegahnya.
"Sungguh ? Aku yang pertama ?"
"Ya, aku bersumpah pada ketiga dewa,
dewa gambar, dewa naskah, dewa
insert song"
"Walau aku tidak terlalu mengerti dewa
apa itu, tapi untuk yang pertama kali,
apa tidak terlalu spontan ?"
"Itu......"
Lah bukannya aku juga seharusnya
benar-benar tegang ?
Atau, sebaiknya kurasa saat pertemuan
kembali dengan 'gadis di puncak bukit'
itu, pikiranku jadi kosong, jantung
berdetak kencang, bagian dalam mulut
kering dan tidak bisa bicara langsung ?
Tapi sehabis itu, sementara menjadi
akrab di tengah berbagai
kesalahpahaman dan menjadi canggung
karena perselisihan terjadi berulang
kali, setelah itu selalu cekcok ketika
bertemu dan menjadi tak terpisahkan
walau tak menyenangkan ?
Lalu akhirnya, memanfaatkan satu
kejadian menyelesaikan
kesalahpahaman masing-masing, selain
itu saling menegaskan perasaan sejak
pertama bertemu dan dengan cepat
menuju love-love happy ending ?
"Terlepas dari itu maaf ya. Sampai saat
ini sama sekali tidak memerhatikanmu"
Tentu saja seharusnya aku tidak
melakukan kebodohan untuk
mengalirkan plot khayalan itu kan ?
"Yah apa boleh buat ? Tapi sedikit
mengejutkan bagiku"
"Ah karena begini...... itu, aku tidak
mengenali seragam sekolah dan
pakaian bebas, jadi sama sekali berbeda
kesannya"
"Begitukah ?"
"Ya, begitu !"
Karena ia yang memakai pakaian bebas
sama sekali tidak ada dalam ingatanku,
tidak ada kesan yang terkumpul......yang
itu sama sekali tidak boleh dikatakan.
Walau kuingat bermacam-macam
pakaian putih, tapi betapa kasarnya aku
yang tidak mengingat baik wajah atau
kata-kata orang yang memakainya.
"Po, pokoknya, kenapa saat itu tidak
memanggilku ? Kita teman sekelas
kan ?"
"Eh~ karena dalam kesempatan itu aku
sudah mengenalmu, apa tidak aneh jika
memperkenalkan diri lagi ?"
"Tidak, tapi bukannya kelas satu kita
beda kelas ?"
"Tapi karena aku di kelas E lantainya
sama kan ?"
Aku kelas A...... setiap hari pergi ke
kelas lewat di depan kelas E.
Gawat, berkali-kali berpapasan itu
bukannya levelnya setiap hari ?
"Ngomong-ngomong, bagaimana
dengan topi itu ? Syukurlah tidak
dilindas mobil ya !"
"Ah, kalau itu sudah kuberikan pada
anak keluargaku"
"Heh......"
"Libur musim panas, anak sepupuku
datang bermain, karena kelihatannya
menyukainya kuhadiahkan saat pulang.
Ia sangat senang lo"
"Ah, aaaah, begitu......benar-benar baik
ya"
Barang penting yang mendasari plot
cerita kita, sekarang sepertinya telah
dengan gembiranya berpindah ke
tangan orang lain......
Pertanyaan yang mengarah pada
keputusasaan untuk menutupi
ketidakjujuranku itu dengan baiknya
pula menghapus perasaan bersalahku
dengan bersih.
Apa-apaan ini ?
Benar-benar merasa aman ya Katou ?
Itu pun, rasa aman yang sangat
mengecewakan !
"Yah~ itu, artinya memang ingatan
Katou yang baik ya"
Dengan ini dan itu, sementara rasa
bersalah dan berdebar-debar sama
sekali dihapuskan, dengan cepat sikap
ke Katou dipenuhi dengan keakraban.
"Eh begitu kah ?"
"Karena kita ini kan tidak pernah
ngobrol sampai di kelas dua"
"Ah, mungkin memang begitu"
"Apalagi aku langsung pulang ke rumah,
nilai pun tidak memuaskan, di atas
semuanya otaku pula......aku tidak
terlalu ingat orang lain yang tidak
menonjol di kelas"
Meski tidak apa-apa bicara soal
reputasi, singkatnya aku jadi terlalu
familier atau tidak ada kesadaran
sebagai lawan jenis atau kembali ke
perlakuan terhadap gadis teman sekelas
2?
"Walau aku menerima otaku itu, tapi jika
dikatakan tidak menonjol kurasa semua
orang akan sepenuh hati menolaknya ?"
"Apanya......"
"Karena ya, bahkan di sekolah kita kau
termasuk lima orang terkenal, Aki"
"Geh...... aku semenonjol itu ?"
"Pertemuan penayangan anime saat
festival sekolah di kelas satu besar kan.
Meski hanya akan diselesaikan sebagai
anak bermasalah jika melakukan
gerilya, tapi dengan sengaja setiap hari
datang ke ruang guru untuk mendapat
persetujuan resmi, sampai akhirnya
cekcok dengan wakil kepsek, sementara
secara khusus kepsek masuk......orang
itu bukan dari klub olahraga kan?"
"......pertama-tama orang-orang klub
olahraga tidak akan berpikir untuk
melakukan pertemuan penayangan
anime kan"
Hal itu......ceroboh.
Aku semenonjol itu kah ?
"Karena itu, jika dikatakan nama Aki
Tomoya, kebanyakan orang akan
tertawa atau wajahnya merengut.
Kurasa tidak ada orang yang
menanyakan siapa ia jika ditanya"
"Be-berapa besar perbandingan antara
lawan dan kawannya ?"
"Walau aku tidak terlalu tahu......kira-
kira enam banding empat ?"
"Wow...... memang lebih banyak lawan
ya"
"Ya apa boleh buat ? jika mengumpulkan
perhatian sebanyak itu"
Terpilih jadi otaku elite kah atau orang
yang sangat suka perhatian ?
Lawan atau teman, Aki Tomoya yang
misterius.[1]
......tapi pertama-tama, yang mana pun
rasanya seperti contoh perwakilan
orang yang sama-sama dibenci.
※※※
"Haaaaa......"
Habis kerja paruh waktu, pulang, mandi,
waktu ketika perlahan-lahan hari
berganti.
Dengan kuat kurebahkan badan di
tempat tidur.
Hari ini benar-benar melelahkan.....
Biar kukatakan demikian, perlahan tapi
pasti bukannya badan terasa lelah yang
nyaman, melainkan kelelahan mental
lebih kuat terasa di kepala yang
berkabut.
"Haaaaaah~"
Yang melintasi kepalaku adalah kejadian
saat pulang ke rumah.
......pertemuan kembali dengan Katou
Megumi, gadis yang seharusnya
ditakdirkan jadi main heroine.
"Haaaaaaaaaah~~"
Meski seharusnya menemui kebetulan
semacam itu dengan banyak terus
bertambah, jauh dari jatuh cinta, hanya
event paksaan yang mengejutkan
sebagai ganti kurangnya drama.
Takdir yang tepat di prolog cerita,
dampak pertemuan, kesan putih, Katou
Megumi yang menjawab terlalu natural
meski sebagai gadis, tidak terlalu
banyak jumlahnya.
Jika akrab, memang akrab dan
menyenangkan tapi bukannya aku tidak
pernah memikirkan kalau flagnya tidak
perlu dihancurkan dengan sebegitu
sempurnanya.
"......hmmm, yaa"
Katou saat itu, sebagaimana yang
diharapkan menampilkan ekspresi yang
sedikit meninggalkan kesan.
Tapi, bahkan aku pun karena itu
merasakan yang sama.
Masa gadis yang seharusnya dewi yang
ditakdirkan membangunkan keinginan
mencipta setelah sekian lama, aslinya
karakter yang pendiriannya selemah itu
dan tidak punya ciri khas.
Benar-benar, karakter setengah-
setengah seperti itu, baru pertama
kali......
Penokohan:
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui
pada jalan lereng di mana sakura
beterbangan.
"Uu~mm......?"
Tanpa membereskan pikiranku, kutarik
proposal yang terkunci di laci meja
Lalu dengan segera mataku terhenti
pada penokohan main heroine di
halaman pertama yang tertulis besar-
besaran.
Pada penokohan main heroine dengan
Katou Meguminama belum
ditetapkan......
※※※
Judul:
Belum ditetapkan (Megu-tan no Love
Love Summer Vacation ?)
Genre:
Belum ditetapkan (Love Adventure,
Love Simulation, Desktop
Accessory, dsb)
Konsep Karya:
Menampilkan main heroine karya ini
Katou Megumi (alias) sepenuhnya,
hanya satu tujuan terbesarnya yaitu
menarik keluar pesonanya secara
maksimal.
Penokohan:
Katou Megumi (Alias)
Gadis yang ditemui pada jalan
lereng di mana sakura beterbangan.
Akademi Toyogasaki kelas 2.
Tinggi: Diisi orangnya sendiri
Berat: Diisi orangnya sendiri
Dada: Diisi orangnya sendiri
Pinggang: Diisi orangnya sendiri
Pinggul: Diisi orangnya sendiri
Hobi: Diisi orangnya sendiri
Keahlian khusus: Diisi orangnya
sendiri
Antusiasme: Walau sedikit
memalukan tapi aku akan berusaha
keras. Tolong ya ♪
"......hey"
"......bagaimana ?"
"Berat dan tiga ukuran ini aku
menulisnya ? Sendiri ?"
"Yah, memang data mengenai itu aku
tidak memilikinya"
"Kau tidak mengatakan pelecehan
seksual seperti ini?"
"Bicara apa kau, setelah ini Katou kan
menjadi heroine galge ? Bukan
waktunya memikirkan informasi pribadi"
"......Walau terlalu banyak untuk
disebutkan bermacam-macam bagian
yang ingin kubahas, pertama kenapa
hanya komentar yang dimasukkan ?
Apalagi ada ♪ nya"
"Aku hanya bisa mewakili perasaanmu"
"......Aki, kau yakin hari ini aku
memaafkanmu ?"
"Aku benar-benar sangat menyukai
anak baik seperti Katou"
"Mungkin aku sedikit salah membaca
ketidaktahumaluan Aki"
"Lihat, memang tidak marah dan merasa
malu, memang terbaik !"
Biar mengatakan 'apa aku tidak bisa
sedikit membiarkanmu ?' pun,
sepertinya akan diakhiri sebagai
lelucon.
Yah, tapi bagian itu adalah masalahnya.
Saat seperti itu, pasangan yang
menimbulkan rasa ingin melindungi,
perasaan bersalah, marah besar atau
meratap punya pengaruh yang besar
sekali......di galge.
"Naa, Katou......oleh karena itu kita tuju
bersama kah?"
"Makanya, apa ?"
"Heroine galge"
"............"
"Manis, karakternya berdiri, memesona,
ketika memainkan gamenya siapa pun
ingin menjadikannya 'istriku', apa kau
tidak ingin mencoba jadi heroine paling
populer seperti itu ?"
"Maaf, sudah kuduga aku tidak mengerti
arti pembicaraanmu"
"Yah, tentunya aku mengerti kau ragu.
Aku pun ada saatnya hanya berlari
dengan kuat"
"Jika kau mengerti aku ingin kau
menggunakan rem tapinya"
"Biarpun begitu, biarpun begitu,
aku......"
"A, Aki......?"
"Aku ingin menjadikan Katou heroine.
Aku ingin membuat game yang membuat
gadis bernama Katou Megumi pemeran
utamanya !"
Pada teriakan yang dipenuhi perasaan
panasku, Katou menerimanya dengan
pandangan yang tidak hanya sedikit
datar.
"......bagaimana ?"
Ngomong-ngomong sekarang masih
menuju ke sekolah.
"Kemarin kau bilang kan ? Karakterku
tidak berdiri. Setengah-setengah pula"
Tetapi tidak apa-apa. Karena sebentar
lagi waktu lonceng pertama berbunyi,
tidak seorang pun teman sekelas yang
ada di sekitar.
......eh, tidak terlalu tidak apa-apa kan.
"Akan tetapi, kenapa Aki
mengkhawatirkanku sepert ini?"
"Itu......"
Bab 3
Pada mulanya, pola diciptakan dewa
(bagian awal)
"Maaf"
"ts......"
Matahari terbenam yang menyinari
ruang kesenian sepulang sekolah,
sepenuhnya condong dan mencapai
sampai ke koridor.
"Aku sangat gembira dengan perasaan
kakak. Sungguh"
"Ah, tidak, emm"
Rambut yang bersinar keemasan
menerima cahaya merah itu, yang
sebenarnya bukan bawaan dari lahir
saja, sekarang kelihatannya sedikit
menampilkan penegasan dirinya yang
kuat.
"Hanya saja aku, sekarang pikiranku
penuh dengan pameran kali ini, jadi
itu......"
"Be, begitu ya ! Mengincar kemenangan
dua tahun berturut-turut ya. Maaf, waktu
serius seperti ini aku......"
"Tidak, hal semacam itu...... aku
sungguh-sungguh minta maaf"
Alasannya, aku tahu.
Ora......gadis itu, tidak mungkin terpojok
oleh sekedar semacam pameran siswa
saja.
Walau festival budaya, walau pameran,
walau batas akhir dari percetakan, jika
tidak puas dengan hasil karyanya, ia
punya keberanian untuk melanggar
batas waktu yang tersedia dengan
tenang.
"Kalau begitu ya, untuk sementara
sekarang ditahan dulu !"
"Eh......"
"Ketika pameran selesai, aku ingin kau
coba kembali memikirkannya sekali lagi,
bagaimana ?"
"............"
"Tidak bisa ya ?"
"............"
"Sa, Sawamura......?"
Kemudian, aku tahu. Di tengah diamnya
ia sekarang, kemarahan yang luar biasa
perlahan-lahan merembes.
※※※
※※※
Lalu, Sabtu.
"Maaf membuat menunggu ~"
"......you"
Katou, walau terlambat sekitar tiga
menit di tempat yang ditentukan, muncul
dengan tepat.
"Untung cerah ya ~ hari ini. Aku cemas
karena ramalannya sedikit meragukan"
"Begitulah"
Pada undanganku kemarin yang sudah
mendadak, mengandung arti yang
lumayan mendalam pula, Katou
menunjukkan gerakan
mempertimbangkan dengan menaruh
tangan di pipi hanya dalam beberapa
detik.
Tapi, langsung wuss~ dengan ekspresi
relaks "Ya, ba~iklah".
Hal ini bagiku......tidak, bukan hanya
bagiku keberhasilan yang lumayan
besar.
Dalam satu minggu sejak berkenalan,
membawa teman perempuan ke rumah
bukan perbuatan otaku.
Kalau normal, ini hampir pasti
perkembangan di mana flag penting
berdiri tapi......
"Hee~ Rumah Aki berada di sekitar sini
ya. Aku kadang-kadang melewatinya ?"
"Aku tahu"
"Begitu kah ? Ah, kalau diingat, di sini
kan tempatnya topiku terbang"
"......haa"
Sekarang menyadarinya.
Walau aku dengan sengaja, menunjuk
tempat yang bahkan tidak ada
perhentian bus di dekat sini.
"Agak ngantuk ya ? Anime tengah
malam ?"
"Begitulah. Lalu setelah itu tanpa tidur
mengantar koran. Tapi tidur sedikit
setelah pulang"
"Aki itu, benar-benar seorang pekerja
keras yang berlawanan dengan
penampilannya ya. Walau tujuannya
berjuang sedikit berbeda dari orang
lain"
"............"
Mengalir ke situ.
Tapi pada sepedaku waktu itu pun
banyak koran yang menumpuk.
"Benar-benar kelihatan lelah ya"
"Ya......kali ini mendadak sih"
"Tidak apa-apa ? Apa kau mau aku
pulang saja hari ini ?"
"Nah, tenang. Daripada itu, pakaian itu"
"Ah, ini ? Aku membelinya satu setel
sekaligus minggu lalu. Karena agak
mulai hangat, sebentar lagi waktunya
ganti baju musiman kan"
"Begitu......"
Kardigan dan celana panjang sesuai
dengan warna muda yang hangat.
Pastinya ini pakaian yang seperti musim
semi kurasa.
Meski bermain-main denganku,
normalnya mengerti gaya itu poinnya
tinggi.
Tetapi......
"Tidak cocok kah ?"
"Tidak, cocok kok. Bukannya baik kalau
energik ?"
"Terima kasih. Seperti itulah, selain
lumayan mudah bergerak, aku juga
menyukai ini"
"Benarkah......baguslah"
Benar, gaun one-piece putih itu pakaian
musim dingin.
Tidak, aku mengerti bahwa meminta
sejauh itu tak masuk akal.
Tapi, atau harus kukatakan, walau
hanya sedikit ada kenangan yang
redup......
Atau dalam percakapan singkat ini tiga
flag pun tidak dihancurkan......
"Benar-benar tidak apa-apa ?"
"Sudah tidak apa-apa, ayo segera ke
rumahku"
"Ya, baik, maaf menggangu ~"
"Masih sepuluh menit berjalan kaki lagi.
Awalnya menaiki tanjakan ini"
"Eh~ rumah Aki di atas tanjakan.
Mendaki ini susah~"
Benar-benar gadis ini, paling tidak bisa
menggelitik hati Otaku !
Aku jadi sedikit percaya diri.
Percaya diri bahwa apa pun yang terjadi
hari ini aku sama sekali tidak akan
menyerang Katou.
Bab 4
Pada mulanya, pola diciptakan dewa
(bagian akhir)
"Anime battle moe
apanyaaaaaaaaaaaa~~~!!!"
Bersamaan dengan terdengarnya suara
itu, kotak DVD melayang dan berputar
dengan kecepatan tinggi di atas
kepalaku.
Pengguna yang terpaksa mengikuti
anime buruk atau game sampah
menghina produk itu dengan ekspresi
'membuatnya frisbee dan
memainkannya' tentu merupakan
perbuatan yang jahat.
Orang seperti ini yang sambil
mengatakan 'meski membeli barang
baru tapi heroinenya bekas' mungkin
menghancurkan media dan
mengirimnya ke pembuatnya. Memang
menyedihkan.
"To, Tomoya,kau......tahu aku sangat-
sangat membenci horor kan !"
"Ng ? kau tidak suka 'Kore wa Zombie
desu ka ? Hai, George. A. Romero no
meisaku desu' ?"
Ah, begitu ya......zrrt zrrt suara merayap
naik tangga barusan rasanya mirip
sesuatu ternyata zombieitu.
"Selain itu kenapa jilid 4 !? padahal
sampai jilid 3 barang asli !"
"Karena lalai ?"
Bagaimana pun juga, karena berakhir di
jilid tiga sangat bagus, ini adalah
kesempatan terbaik.
"Walau jilid 4 sama saja sampai opening,
ketika memasuki jilid ini tiba-tiba
dipenuhi gambar adegan guro
sungguhan ! Apalagi hanya kumpulan
adegan menjijikan !"
"Sebaliknya, bahkan label DVDnya
kubuat sendiri dengan tepat kan"
Sampai tidak mampu membedakanya
sama sekali adalah hasil yang
memuaskan.
"Lalu, untuk apa ? Apa tujuannya ? Aku
ingin kau mengatakan dengan segala
cara apa yang ingin kau lakukan dengan
melakukan kenakalan bodoh, dungu,dan
seperti tipuan nakal yang melecehkan,
yang kekanak-kanakkan ini !"
"Tenang. Dengan 'Apa tujuannya
melakukan kenakalan bodoh seperti
ini ?' tadi kurasa sudah cukup"
Sepertinya kelewat heboh dan
kebanyakan menyebut satu-satu kata-
kata yang bermakna sama.
"Pokoknya kenapa memblok
komunikasi ! Karena itu aku terpaksa
datang langsung ! Walau aku tidak ada
niat untuk datang ke rumahmu lagi !"
"Karena kau sendiri sebelumnya
menolak. Kita sama dalam soal ini"
Apalagi sepertinya walau tidak ada niat
untuk datang lagi, secara mengejutkan
terbiasa masuk tanpa izin.
Yah, tapi tempat persembunyian kunci
sejak waktu kami SD tidak berubah,
kalau mengingat itu......
"Ah sudah, karena terlalu marah
kepalaku jadi agak sakit......kh"
"Tidak, itu karena muncul bengkak
biasa. Mau kuambilkan kotak p3k ?"
"Pada dasarnya cedera ini pun karena
kesalahanmu kan ! Kenapa bisa
setenang itu !"
"Nah, kau lumayan benar"
Uh~mm, gaya marah yang tidak masuk
akal ini......betapa kuat ciri khasnya,
terlalu menuruti pola.
Tapi, pola itu pedang bermata dua.
Walau tentu bisa mendirikan karakter
dengan mudah, memiliki dilema yaitu
hanya bisa bosan jika terlalu memakai
pola tanpa perubahan.
Orang ini pun biasanya karakter yang
lumayan bagus keseimbangannya, tapi
dengan marah seperti ini jadi turun ke
karakter tak masuk akal kebanyakan......
"Kau mengkritik karakter orang
seenaknya dalam pikiranmu lagi kan,
dasar otak gila galge !"
"Bisa melihat seperti orang
berkemampuan super itu semakin jadi
pola karakter teman masa kecil bukan !"
Lihat, seperti ini.
Ah, ngomong-ngomong karena lebih
dari sepuluh tahun tidak dere, aku tidak
bisa mengatakan karakter tsunderenya
sudah mati.
"He, hey, Aki ?"
"......oh, amankah Katou"
Lalu, bagaimana bisa, sama sekali
melupakan Katou dalam beberapa menit
ini.
"......siapa ?"
Bersembunyi di belakangku dan
menggigil gemetar seperti sangat takut.
......walaupun manis, yah Katou yang
datar seperti biasa, bisa dikatakan
karakter yang tidak kabur dalam suatu
arti.
"Kalau orang lain dengan aliran
percakapan sampai tadi akan tertawa.
Maksudku, kau lebih dari setahun pergi
ke sekolah yang sama"
"Aki dan aku juga pergi ke sekolah yang
sama lebih dari setahun kan ?"
"Ah, tsukkomi yang berirama seperti itu
rasanya menyenangkan"
Sembari bertukar obrolan yang memang
datar dan sebagainya, aku menunjuk
gadis yang berada di pandangan Katou
sebelumnya.
"Oleh karena itu, orang ini adalah
tetangga yang terus pergi ke SD SMP
SMA yang sama denganku, Sawamura
Spencer Eriri"
"Bukan......ini bukan Sawamura kan"
"Lihatlah ke kenyataan ?"
Biarpun begitu, tidak bisa dipercaya itu
bisa dimaklumi.
Yang selalu 'kalau rambut pirang ini lho'
dan selalu diikat twintails dengan
pandainya terlepas, sekarang dengan
ganasnya acak-acakan.
Kulit seputih porselen yang didambakan
gadis-gadis, di dahinya merah memar
besar menyebar.
Bola mata biru bening yang digosipkan
laki-laki, sipit seperti setengah warna
putih mata ilustrasi karakter SD[1].
Sebagai penutup, mengenai yang
dipakainya yaitu baju olahraga hijau
dengan lambang sekolah SMP
shimamura di dadanya itu......
"Se, sebentar, Tomoya"
Pada gap moe seperti itu, yaitu teman
masa kecil dengan kondisi penampilan
yang sedikit terlalu keras, akhirnya
seperti menyadari situasi kamar ini
sekarang, atau jumlah orang, atau rasio
seks, hanya sedikit mengeluarkan suara
dan mulai bertanya.
"......siapa ?"
"Tahun yang sama pada sekolah yang
sama, apalagi baru kukenalkan dua hari
sebelumnya......"
"Yah, kesanku memang seperti itu ya~
walaupun aku menyadari ketika aku
diperlakukan yang sama oleh Aki"
Entah sudah sedikit terbiasa dengan
waktuku, di tengah jawaban tipis Katou
mengintip sedikit keberanian.
......jika dengan mudah menerima
keadaan sekarang yang seperti ini,
kurasa akan jadi akhir sebagai main
heroine.
"Fuuun......"
"A, anu......?"
"Sebentar, jangan bergerak !"
"Ah, ya"
Eriri berkeliling memutari sekitar Katou
yang berdiri tegak.
"He, hey, Aki......"
"Jangan membawa-bawaku"
"Yang membawa-bawaku mengatakan
seperti itu !?"
Pertemuan kedua orang yang tak
disangka-sangka itu, walau apa yang
kukatakan sedikit tidak kumengerti yaitu
seperti katak yang sangat normal yang
kapan pun bisa jadi mentega setelah
diawasi harimau emas, meski terlalu
menyenangkan sama sekali tidak
kurasakan mendekat.
"Perasaanku saja kah ? Aku, seperti
ditatap lekat-lekat......apalagi oleh
Sawamura itu"
"Jangan cemaskan itu, ia hanya super
rabun jauh. Tapi di sekolah memakai
lensa kontak"
"Be, benar-benar hanya karena itu ?
Kalau hanya itu ini......"
"Ini......apa ?"
"Hyauu"
Yah, walau aku mengatakan jangan
cemas sebelumnya, sekarang aku
lumayan mengerti perasaan Katou.
Ketika tidak memakai lensa kontak,
penglihatan dan pandangan Eriri sangat
buruk.
"Huuh, kau apanya Tomoya......"
"Te, teman"
"Walau teman kah, pacar kah, sex friend
kah, aku tidak tertarik"
"Anu, yang terakhir itu tidak sopan......
bahkan bagiku"
"Jangan cemas, karena kepribadian
orang ini super buruk. Tapi di sekolah
menyamar dengan sempurna"
Justru karena itu, sekecil atom pun
kebaikan pada Katou yang sengaja
membasahi sapu tangannya sendiri
untuk mendinginkan dahi yang
membengkak tidak terasa.
Biasanya tersembunyi di balik bulu emas
yang berumbai-rumbai, retsleting
kostum kucing tidak terlihat......
"Sekarang, jelaskan......tidak mau pun
tidak apa-apa"
Setelah menyelesaikan pekerjaan
mengelilingi Katou, Eriri akhirnya sedikit
tenang, dan mengambil sikap santai
seperti tidak ada orang lain di kamar ini
selain dirinya sendiri.
.......walau kurasa duduk bersila di
kamar laki-laki bukan hal yang baik,
untuk sementara yang itu tidak perlu
dibahas.
"Intinya, lahir dari nafsu keegoisan tak
memandang sekitar yang menyempitkan
pandangan Tomoya, masih terpaksa
menemani rencana bodoh yang terkuat
yang kupikirkan, begitu kan"
Meski seharusnya sudah menenangkan
diri, tapi kelewat banyak menyebutkan
satu-satu kata yang bermakna sama
seperti biasa.
"Nah, untunglah kau menerima pesanku
hari ini. Kalau kau tidak datang seperti
ini, Katou harus menginap malam ini"
"Eh ? Kau ingin membuatku
menginap !?"
Katou menjawab dengan histeris sudah
sampai saat ini.
Nah jika dipikir dengan tenang, ketika
datang bermain untuk pertama kali ke
kamar laki-laki yang dikenal baru
seminggu, dikatakan 'malam ini jangan
pulang', alasan merasa gelisah adalah
sesuatu yang normalkah ?
"Katou, benar ? Tidak perlu khawatir.
Karena laki-laki ini, biar berdua saja
dengan wanita pun pilihannya hanya
main game atau maraton anime
semalaman"
"Apa yang kau katakan ? Bahkan aku
pun saat ini tidak bergadang dengan
Maxxo Kart[2] semalaman. Saling
membicarakan masalah cinta dengan
tepat semalaman"
"Genrenya tidak hanya jadi galge ya"
Kemudian Eriri memberikan pandangan
merendahkan ke gambar game yang
ditampilkan penuh di layar.
"Apalagi game kuno seperti ini
sekarang......"
"Katakan karya agung klasik. Pokoknya
bahkan Eriri juga tergila-gila dengan
game ini dulu kan ?"
"Saat SD ya. Apalagi terpaksa menangis
karena 'dilarang pulang sebelum selesai
satu orang' mu......"
"Yang kau katakan sejak waktu SD sama
sekali tidak berubah ya Aki"
"Sia-sia, Mixxrin[3] terlalu jadi istriku......"
Profil:
HN[4]: Kashiwagi Eri
Nama Grup: egoistic-lily
Jenis kelamin:♀
Tanggal lahir: 25 Juni
Rencana partisipasi event:
COMIC☆niche 30 April[5]
A-26 egoistic lily
Rencana buku 'Bicycle H & H' (24
Halaman)
※※※
"............"
"Oy"
"............"
"Katou, Katou ei"
"......Hah !?"
"......tidak apa-apa kah, oy ?"
Ketika Eriri pergi, wali kelas dengan
seketika masuk dan homeroom dimulai.
Kemudian setelah itu beberapa menit
kemudian, wali kelas pergi, setelah itu
para siswa pun keluar karena
perpindahan kelas, Katou yang
tercengang duduk di kursi, tidak bisa
berdiri.
"A, Aki......apa-apaan itu ?"
"Apa-apaan itu pun tidak ada apa-
apa......teman yang membicarakan
tentang pesta piama akhir pekan
bukan ?"
"Aku tidak memakai piama......Aku juga
tidak mengatakan bawakan aku Aki"
"Tenanglah, titik permasalahannya
bergeser"
Atau ketika dikatakan bawakan kau
akan bersiap-siap ?
"Tapi, kenapa dengan sengaja ke
kelas ?"
"Karena kau terlalu mengetahui sifat
sebenarnya terlalu banyak.Ia menilai
perlunya meletakkanmu di bawah
pengawasan, tentunya"
"Err, aku ditangani dalam masa
percobaan ?"
"Bukannya penangguhan hukuman ?"
"Meski belum cukup umur !?"
Sama-sama terkejut
Karena sama-sama terlalu terkejut,
boke dan tsukkomi tidak terlalu tajam.
Tapi, entah bagaimana hanya artinya
yang terhubung.
"Aku, sepertinya tidak mungkin menang
dengan Sawamura......"
"Tidak, karena tidak menang dengan
karakter yang berdiri seaneh itu pun
tidak apa-apa"
Meski dahulunya teman masa kecil yang
cengeng dan manis......mengapa jadi
begitu.
"Menakutkan......saat itu, benar-benar
menakutkan, Aaki"
"Hampir mengompol ?"
"U......menanyai gadis seperti itu ?"
"Ah, maaf, aku memang terbawa.
Lupakan itu"
"Ya, yah, tentu terasa seperti itu......"
"Sayang sekali, kalau eroge kencing
adalah ciri khas yang moe, tapi
sebagaimana yang diharapkan di galge
mengekspresikannya sebegitu saja
dilarang. Tidak bisa digunakan sebagai
event......"
"......walau Sawamura lebih itu dari yang
kupikirkan, tapi Aki itu seperti yang
kupikirkan ?"
Dengan demikian, pemilihan pemimpin
animator dengan gembiranya kembali
ke titik awal.
Bab 5
Bagaimanapun juga, aku wanita yang
menerima ajakan
Lalu, Sabtu lagi.
Atau Sabtu spesial di ujung April.
Disebut juga serbuan hari peringatan
golden week.
"Pagi......fwaaaa~"
Katou, masih terlambat datang tiga
menit di tempat pertemuan yaitu depan
stasiun, tetapi tetap datang, muncul
dengan cara tampil yang sedikit tempat
untuk dibahas.
"Lumayan ngantuk ya"
"Hanya tidur dua jam~"
"Jangan membanggakan singkatnya
waktu tidur, agak menjengkelkan"
Pada ekspresi wajah itu, rasa gembira
hingga tidak tertidur karena menikmati
hari ini, tidak ada.
"Nah, beli tiket kah ? Sampai sejauh
mana ya ?"
"Kota Wago"[1]
"Itu bukannya di perfektur sebelah ?
Waah, tiketnya mahal"
"Bukannya sudah kukatakan kemarin
kita akan pergi jauh"
"Biarpun begitu, tamasya berdua dan
menghabiskan waktu lebih dari sejam di
kereta itu, kelihatannya seperti kencan
kan"
"Tidak"
"Kau benar"
Lalu, tanpa sesal dan tanpa kepura-
puraan apa-pun aku menolaknya.
Apalagi yang di sana pun menyetujuinya
tanpa menunjukkan sikap yang peduli
sama sekali.
Sungguh, betapa, hubungan
pertemanan dengan suatu arti yang
ideal.
Atau mungkin, pasangan yang sudah
memasuki titik kebosanan. Meski
memulai berpacaran pun belum.
"Nah, karena masih ada waktu sebelum
keretanya datang, kita singgah ke
toserba yuk"
"Selesaikan juga masalah toilet ya.
Karena waktu perjalanannya panjang"
"Meski aku sudah menjelaskan itu
termasuk dalam toserba, itu kasar"
"Kalau menurutmu itu kasar, jangan
malah membongkarnya......"
Lalu, aku memandang penampilan dari
belakang Katou yang berjalan dengan
gaya seperti biasa tanpa gelisah.
Memakai parka abu-abu terang di atas
tank top putih, dari kulot yang
berjumbai, terlihat betis terbungkus
stocking berwarna kulit.
Hari ini pun, pakaian setelan yang beda
dari minggu sebelumnya kah?
Benar-benar, orang ini punya pakaian
yang bagus ya.
Yah, walau aku mengakui ia memang
modis, karakter yang dengan seringnya
mengganti pakaian akan memudar
seperti tipikal 2D. Apalagi gambar
berbeda yang digunakan bertambah.
Oleh karena itu, walau menurutku gadis
super serius yang berani datang ke sini
dengan seragam dan berkata 'Eh ?
Ketika berjalan jauh walau sedang libur
memakai seragam itu merupakan akal
sehat bukan ?" dengan wajah serius
nilainya tinggi bagi pengguna, atau pun
pengembang, bagaimana kalau begitu ?
......meski tidak harus orang yang game
otaku untuk memikirkan hal semacam
itu, Katou.
※※※
"Nah, sekali lagi, beliau adalah kak
Kasumigaoka Utaha dari kelas 3C"
Sejak masuk sekolah, tidak pernah
tergelincir dari posisi pertama dan juga
dikatakan jenius sejak sekolah
Toyogasaki berdiri.
"Lalu, nama penanya adalah Kasumi
Utako"
Gadis SMA aktif pengarang light novel
populer muda dan sedang naik daun
yang membanggakan karya pertamanya
'Koisuru Metronome' yang seluruh 5
jilidnya sekarang jumlah penjualannya
melebihi 500 ribu.
"Lalu, ia Katou Megumi dari kelas 2B"
Sebaliknya, tidak ada catatan khusus.
"Nah, dengan ini perkenalan selesai,
setelah itu secara terus terang......"
Oleh karena itu, di sini adalah toko
hamburger di halaman 148 jilid 2
karyanya.
"............"
"............"
"Wo~i"
Kebetulan, suasana canggung ini
kurang lebih sama dengan keadaan di
halaman 148 jilid 2.
Bedanya, tidak ada protagonis di
adegan itu......sialan, enaknya
protagonis.
"Bentar, bentar, Aki......"
Lalu, Katou yang tidak tahan dengan
suasana sebelumnya, berbisik di
samping bukannya ke depan.
"Nah, makanya tidak ada alasannya
berbicara padaku kan"
"Tapi biarpun begitu aneh kan"
"Yah, walau tentu aku pun mengakui
adanya keanehan dalam karier orang
ini, tapi membicarakannya di depan
orangnya sendiri apa tidak kasar"
"Yang aneh itu Aki"
"Makanya meski kukatakan
membicarakan keanehannya di depan
orangnya sendiri itu tidak ada
gunanya~"
Dasar orang yang tidak bisa membaca
suasana ! Apa ia tidak merasa aku
menyedihkan ?
"Ilustrator populer pada pengarang
terkenal......yang di sekitar Aki itu,
kenapa hanya ada orang-orang seperti
ini ?"
"Tidak, begini ya, karena di situ ada
Katou yang tidak punya keistimewaan
apa pun bukannya keseimbangannya
jadi pas"
"Karena sekarang bagiku tidak apa-apa.
Maksudku kau tidak perlu
menggunakanku dalam lelucon dengan
paksa"
Tidak, tetapi bukan karena terpaksa,
memang menyukainya. Kau
meremehkan kelemahan karaktermu
sendiri Katou. Atau, menaksirnya terlalu
tinggi dalam situasi ini ?
"Bukannya kukatakan kalau
menggunakan orang-orang hebat ini
untuk membuat doujin game ? Dalam
artian sebaliknya, mustahil"
Kombinasi nona besar klub seni dan
jenius nomor satu di sekolahnya tidak
cukup pemeran.
Kombinasi ilustrator doujin populer dan
pengarang terkenal di bisnis tidak puas
dengan posisinya.
......bahasa Jepang itu, sulit ya.
"Tapi, aku tidak ada kenalan lain yang
sepertinya bisa menulis karangan atau
gambar"
"Apa-apaan itu, nampaknya tentara
yang hanya bersenjatakan 2 misil nuklir
"Tapi, dengan dua peluru itu bisa
membasmi musuh uoooooorgh !?"
"Uwaa ?"
Pada teriakanku yang seperti
dikalahkan oleh sampah terendah, suara
terkejut Katou yang seperti meratapi
rendahnya pendapatan tahunan
menimpanya.
Yah, walau kiasan itu sama sekali tidak
ada artinya, yang ingin kukatakan
adalah......
"......mau sampai kapan bercumbunya ?
Di depan mantanmu"
"Kalau kau menganggapnya bercumbu
hentikan perbuatan yang mengundang
kesalahpahaman semacam itu ! Lalu,
hentikan mengatakan omong kosong
sembarangan itu !"
Di seberang Katou yang tak disadari,
dengan kata lain di sekeliling sisi
kananku, mengenai perbuatan kak
Utaha yang menyimpang yaitu
mengembuskan nafas ke telinga secara
tiba-tiba.
"Maksudku untuk apa sampai datang ke
tempat ini Rinri ? Segitu inginnya
memamerkan pacarmu yang
sekarang ?"
"Makanyaa karena kau orang yang
lumayan terkenal di kota ini"
"Tidak apa-apa, karena tidak ada yang
mencemaskannya. Misalnya lihat, trio
lelaki di dekat jendela itu, kalau tidak
salah mereka orang-orang yang barisan
terdepan ketika sesi tanda tangan"
"Bukannya itu memilih sampel yang
paling berbahaya ?"
Wah, ditatap lekat-lekat sambil menahan
nafas......
"Tapi, kurasa sebagai pengarang yang
masuk berita karena terkait masalah
laki-laki seperti itu akan menjual,
bagaimana menurutmu ?"
"Itu sudah bukan hadiah fantastis lagi,
apa kau mengincar penghargaan
Naoki[2] ?"
Perkataan kasar bohong jahat yang
membuat bahkan aku gemetar...... ini
juga suatu ciri khas yang kuat.
Tetapi, orang yang di depan mataku ini,
entah terbang ke suatu tempat yang
berbeda dengan Eriri aku tidak tahu,
tapi bahkan bahaya pun aku siap.
Yah, tapi dalam situasi ini ada dilema
yaitu tidak bisa mengikuti karakter yang
terlalu kuat kejahatannya sebaliknya.
"Meski begitu, ketika mengatakan yang
seperti sebenarnya perawan langsung
tidak diperlakukan seperti karakter
moe ?"
"Karena perawan yang tidak wajar
diserang aku serius. Atau bagaimana
cara membuktikannya !?"
Lihat, seperti ini.
"Ei, hey, Aki"
"Katou......aku tidak tahu kesan seperti
apa yang kau miliki sejauh ini, tapi
sekarang, orang jahat yang berada di
depan matamu itu tidak lain adalah kak
Kasumigaoka Utaha sendiri"
"Eh~ aku tidak memikirkan hal sejahat
itu"
"Tapi kau merasa ada gap dengan kesan
yang kau punya kan ?"
"I, itu, yaah"
Dengan bukti itu ekspresi Katou menjadi
datar.
Keistimewaan orang ini ketika memiliki
berbagai tempat untuk di-
tsukkomi......dengan kata lain, sangat
sedikit saat di mana karakter yaitu
Katou Megumi berdiri.
......tetapi, biar menjual karakter yang
tanpa ekspresi pun, tidak bisa
menyaingi kakak kelas bermulut rampus
di hadapan mata adalah tempat yang
menyakitkan.
"Karena kak Kasumigaoka itu adalah
orang yang legendaris di antara adik
kelas, karena hanya diketahui dari level
gosip saja......"
"Ya, ya, hal yang sebenarnya yaitu
pendusta yang melakukan kejahatan
untuk kesenangan yang mulut dan
kepribadiannya adalah bencana besar,
sedikit pun tidak akan terpikirkan ya"
"Walau sudah dicaci olehku sepertinya
kau masih lapar ya Rinri. Benar-benar,
sifat khas masokismu dari dulu tidak
berubah ya"
"Lihat, seperti ini !"
Meski biasanya tenang dan pendiam, hal
itu hanya karena ngobrol itu
membosankan, ketika sesekali
membuka mulutnya hanya keluar
material rendahan entah pernyataan
kontroversial atau pemberitahuan yang
mengejutkan.
Walau menyembunyikan posisinya
sebagai pengarang, tetapi kepribadian
gelapnya itu ditampilkan apa adanya.
Dikagumi di antara adik kelas yang
hanya memandang dari jauh, karena
dari dekat adalah simbol teror di antara
guru atau teman sekelas yang hancur
berkeping-keping.
Itu......
"Itu jangan-jangan, mantan pacar Aki
ya"
"Jika memercayai kata-kataku barang
sedikit, kurasa kau tidak akan
menyimpulkannya begitu Katou"
※※※
※※※
"Eh ? Apa ? Maaf, aku tidak terlalu
mendengarnya"
"Kau di Sapporo kah ? Sepertinya
lumayan ramai ya"
Lalu Rabu malam.
Akhirnya memasuki bagian kedua libur
berurutan golden week dari esok, yaitu
bagi kami, hari yang boleh untuk paling
meriah di bulan Mei.
"Makanya aku tidak terlalu mendengar.
Lalu kapan batas waktunya ?"
"Makanya awal minggu depan. Seluruh
libur berurutan"
"Eh, itu......"
"Ah, sebenarnya tidak apa-apa,
daripada itu nikmati saja"
Lalu, aku yang seperti tidak peduli
dengan libur berurutan, dengan Katou
yang sudah memasuki libur berurutan,
ngobrol yang sedikit pun tidak pas.
"Yang itu maaf ya, walau waktunya
lumayan penting, aku libur dari sekolah"
Suara Katou di gagang telepon, terselip
dalam keramaian lokal, sedikit sulit
ditangkap.
Atau, bagiku, rasanya seperti tidak
cukup usaha untuk mendengarnya
darinya sendiri.
"Itu perjalanan terakhir seluruh
keluarga lengkap kan ? Itu lebih penting
bagimu"
Dari sehari sebelum kemarin, Katou
libur dari sekolah, pergi untuk
perjalanan satu minggu ke Hokkaido.
Saudara perempuannya yang menikah
musim panas tahun ini mengusulkan,
hanya dari uang calon suami saudara
perempuannya, hanya keluarga Katou,
perjalanan terakhir keluarga.
"Di samping itu, keadaanmu diputuskan
sejak tahun lalu kan ?"
"Um, yah, begitulah"
......kisah semengharukan itu, kemarin,
aku mendengarnya bukan dari Katou
sendiri melainkan teman sekelas.
"Keadaanku kemarin kuputuskan
sendiri, walau Katou memedulikannya
ya apa boleh buat"
Hanya saja, masing-masing hanya
bergerak dengan keadaannya sendiri.
Teman yang hanya dikenal satu bulan
sebelumnya, apalagi lumayan punya
rasa wajib menemani dengan keegoisan
yang tidak masuk akal itu, benar-benar,
sama sekali, sedikit pun tidak ada.
"Errr, benar tidak apa-apa ? Bisa tepat
waktu sendirian ?"
"......makanya kenapa mengkhawatirkan
hal semacam itu ?"
"Tidak, soalnya, Aki......"
Meski begitu, sampai jijik dengan
suaraku sendiri itu menyedihkan.
Sampai membuat Katou mengeluarkan
suara khawatir itu, menyedihkan.
"Pertama-tama, biar ada pun tidak ada
yang bisa kau lakukan"
"Ahaha, yah, tapi sepertinya memang
begitu ya ~"
"............"
Kesunyian dalam sekejap pun,
menyedihkan.
Meski aku juga yang mengarahkan
Katou jadi terpaksa mengatakan itu.
Tapi, Katou yang menjawab seperti itu,
keringanan seperti sampai sekarang itu,
agak......
"Aki ?"
"Ng ? Apa ?"
"Mungkinkah......"
"Maksudku segera kuakhiri ya. Karena
untuk sementara aku ada batas waktu"
"Ah, ya......tapi ketika kata seperti itu
keluar, akhirnya mulai bergerak, jadi
kepikiran~"
"Tidak, level saat kritis entah dibuat
mulai bergerak atau tidak itu tidak ada
pilihan lain"
"Ahaha, begitu juga ya......aku percaya,
Aki"
Percaya......ya.
※※※
Judul:
Belum ditetapkan
Konsep karya:
Prolog:
Daya tarik karya ini:
Penokohan :
Heroine A (Nama belum ditetapkan)
"Apa......apaan......"
Kenapa sudah siang ?
Kenapa tidak ada yang
menyadarinya......bukan tempatnya
memasukkan pertanyaan itu.
Karena sumpah untuk bangun pada
waktu yang sama dengan hari kerja
tidak tergambar pada jam beker.
Sayangnya, ini memang terjebak dalam
lumpur.
"......aku akan menggerakaan badan
sebentar"
Menggoyangkan pikiran yang kabur saat
bangun, untuk pertama kalinya dalam 2
hari aku turun ke ruang depan dan
memakai sepatu.
Menghirup udara luar, harus
membangunkan badan.
"Aha, ahaha"
Kemudian, tampilan hari di jam dengan
gembiranya jadi Senin......
Entah bagaimana, yang kurasa seperti
Minggu berlalu dengan cepat, itu
bukanlah imajinasiku.
Dengan kata lain, singkatnya 2 hari
penuh...... sekitar 48 jam aku menempel
di meja.
"Ahahahahah"
Jumlah hari yang berubah sebelum
batas waktu......masih, sekitar 0,3 hari ?
File teks yang terbuka di depan mataku
sekarang pun, jauh dari evolusi dramatis
dari 7 baris......bahkan tidak melangkah
maju ke baris 8 hebatnya umat manusia.
Tidak, satu baris pun tidak maju itu
memang ungkapan yang salah.
Pengulangan dari berkali-kali, berkali-
kali teksnya bertambah, kemudian
dengan segera dihapus.
Jika lokasi produksi dahulu, tidak salah
lagi bisa menggunung gumpalan kertas
naskah di tempat sampah.
"Sisa, satu malam......"
'Er......Katou kan'
'Y, ya'
'Secara normal kau manis'
'Te-terima kasih. Tapi karena cukup
tiba-tiba, rasanya tidak ada
perasaannya'
'Ya, menurutku juga begitu. Makanya
sekarang lupakan saja'
'Apa boleh menambah pesanan ?
Perutku sedikit lapar'
'Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini
semuanya aku yang traktir'
'Maaf ya, hmm......'
"......ng ?"
Itu, ingatan beberapa hari yang lalu.
Di kafe langsung setelah memenuhi
pertemuan kembali yang tidak dramatis
dengan 'gadis di atas tanjakan' itu,
percakapan kami yang terlalu punya
rasa aman.
Tetapi, itu, mungkinkah......?
'Er......Katou kan'
'Y, ya'
'Secara normal kau manis'
'T......ti, tidak, sebentar......eh, eeh~!?'
'Jangan menjawab dengan wajah tidak
suka seperti itu. Karena aku memujimu'
'Ta, tapi ya, normalnya, apa kira-kira kau
mengatakan hal semacam itu saat
berhadapan tepat dengan anak
perempuan yang pertama ditemui ?'
'Ah~, memang hal semacam itu kalau
lawan bicaranya perempuan mungkin
akan mundur ya ?'
'Daripada mundur, itu......'
'Tidak, aku yang kelihatannya tidak
punya kesopanan tidak terlalu mengerti
ketika mengatakan hal-hal itu'
'Haah, ya, kelihatannya kau sungguh
tidak mengerti, sama sekali'
'Bukan, tentu aku yang mulai
mengatakannya tapi kau bahkan tidak
menyetujuinya tepat di hadapanku'
'Karena, pada awalnya "wajah tidak
suka" itu sama sekali salah paham......'
"Eh ?"
Sedikit, moe ?
Meski coba memainkan sedikit saja
percakapannya ?
Hanya kalimat yang kukatakan sedikit
lebih seperti anak laki-laki tak sensitif
yang tulus.
Hanya Katou coba membalasnya sedikit
lebih lugu......
"'Jangan menjawab dengan wajah tidak
suka seperti itu......' errr......apa ini ?"
Oleh karena itu aku, mati-matian
mengejar saat berdebar itu tiba.
Di dalam kamar, bergema suara
sentuhan tuts yang lama tidak berbunyi.
Layarnya, dipenuhi dengan teks setelah
beberapa hari.
Apa-apaan Katou.......
Hanya sedikit diusahakan, kau, jadi moe
kan.
'Kumohon !'
'......sudah kuduga, tidak bisa'
'Be, begitu ya......maaf, aku tiba-tiba
mengatakan yang keterlaluan'
'Tsk, benar-benar keterlaluan, aku tidak
percaya bisa mengatakan hal itu tiba-
tiba !'
'Ta, tapi aku, benar-benar pada Katou !'
'Karena, aku tidak membawa pakaian
dalam ganti !'
'......hah ?'
'Piama, sikat gigi, hair dryer
juga......kalau begini esok pagi jadi
mengerikan !'
'Tidak, apa yang kau katakan ?'
"Bukan soal apa yang kukatakan ! Anak
perempuan punya macam-macam yang
dipersiapkan !'
'Tapi, jika mengatakan hal itu sampai
kapan pun berlalu......'
'Makanya......berikutnya, kapan saja
ajak ya ?'
'Eh......'
'Karena lain kali aku akan membawanya
dengan tepat. Persiapan menginap'
'Ka, Katou ?'
'Oleh karena itu Aki......Tomoya juga,
mempersiapkannya dengan tepat'
'Pe, persiapan apa......?'
'Panggil namaku......Megumi, siap-siap
ya ?'
Begitu ya......
Aku, ingin ngobrol memalukan seperti
ini dengan Katou.
Walau obrolan biasa pun menyenangkan
seperti ia, tapi, aku ingin lebih, obrolan
yang menekan yang tidak seperti ia.
Tidak hanya senang, aku juga ingin
merasakan sakit.
Aku ingin jantung lebih berdebar-debar.
Aku juga ingin kecemburuan dan
mencemburui.
Sangat moe......
※※※
"......akhirnya"
Waktu, jam 7 pagi.
Dari luar jendela matahari bersinar
terang, efek suara pagi pun terdengar.
Bukan, suara burung pipit normal.
Pada Senin akhir libur berurutan yang
indah ini, akhirnya itu selesai.
Tidak, daripada disebut selesai derajat
kesempurnaannya terlalu rendah,
bentuk proposalnya sama sekali tidak
teratur.
Bagaimana pun juga, judulnya masih
sama 'belum ditetapkan'.
Genrenya pun, setelah selama ini hanya
sebaris 'Adventure cinta sejati'.
Penokohannya sebaris 'berdasarkan
Katou Megumi kelas 2-B' yang lebih
sembarangan dari sebelumnya.
"Jadi juga......ts"
Biarpun begitu, jika dilihat dariku, itu
tidak salah lagi 'selesai'.
Pott, tott......berguling-guling.
"............eh"
Yang lebih besar, lebih dekat dari
matahari itu, berhenti di depan mata,
putih bulat sempurna, benda bergerak
yang telah dikenali.
"Ah, ah~! Berhenti !"
"..................eh"
Lalu dari belakangku, sampai suara
kebingungan, yang tidak bisa menaiki
angin yang sama sekali tidak bertiup.
"Sudah kuduga, sama sekali tidak bisa
dengan cara yang sama ya"
"Ah......"
Yang berhenti tepat di tengah jalan, topi
baret putih.
Lalu, yang berdiri diam di atas tanjakan,
sang pemiliknya.
"Sudah lama ya. Kita......bertemu lagi.
Benar-benar tak disangka. Ya kan ?
Ahaha......"
"Ka, Katou......?"
......seperti tiba-tiba, senyumnya yang
berseri-seri.
"Eh ? Kau mengenalku dengan baik
ya......Aki Tomoya"
Meski kucoba memanggil namanya, tapi
kemudian namaku dipanggilnya......
Tapi, Katou Megumi itu, sama sekali lain
dari biasanya.
Senyum itu juga, gaya bicara yang agak
memesona juga, isi kata-kata seperti
dipenuhi dengan perasaan juga.
Tetapi tidak salah lagi, ia adalah Katou
yang kukenal......tidak, gadis saat itu.
Karena, baret putih yang berguling di
turunan, gaun one-piece putih yang
melayang kena angin, kemudian
putih......
"Ka, Katou......? Ada apa ini"
Apa-apaan ini......?
Ilusi yang diperlihatkan otakku yang
tidak tidur 3 hari kah, atau kenakalan
jiwa sakura yang akrab ?
"Itu, ini......mengulang kembali takdir"
"Mengulang kembali......?"
Ia yang bergaun one-piece putih, terlihat
sedikit ragu-ragu, menyisir rambutnya
ke atas.
Tapi, itu lain dari gerakannya yang
biasanya.
Tapi, gerakannya luar biasa cocok
untuknya sekarang.
"Saat itu, meski dengan susah payah
bertemu secara dramatis, setelah itu
kita jadi tidak dramatis, tambahannya ?"
"Tambahan......"
Mengulang kembali,
tambahan......mencoba lagi, retry.
Itu, mengingatkanku dengan tujuan
seperti yang kudengar entah di mana
baru-baru ini.
"Mari kita buat ? Cerita dua orang
setelah ini......mari kita buat bersama"
Jangan-jangan, ini......
"Nah, sekali lagi, dari yang beberapa
saat lalu ya ?"
Kata Katou di depanku, berkeliling
memutar.
Keliman roknya bergoyang dengan
lembut, mencuri nafas, hati dan mataku.
"Hee, karena kau mengenalku......aku
gembira, karena kurasa aku sama sekali
tidak menonjol"
"Ah, tidak, itu......"
"Aku juga, mengenali dirimu, Aki
Tomoya ?"
"Eh......"
"......itu, sudah jelas. Kau lain denganku,
orang yang luar biasa terkenal"
"............"
Begitu ya.
Memang, ini...... "Serdadu bayaran kelas
2-B, antusias yang tak tertolong, orang
terpopuler di sekolah......"
"......apa-apaan itu, kejam"
"Ahaha, karena bukan aku yang
mengatakan itu"
Anak bermasalah, otaku sialan, bahan
tertawaan......aku mengerti, ini gaya
bicaranya.
Membuang ekspresi terus terang,
susunannya menuju ke arah moe.
"Ah, begitu ya......aku harus berterima
kasih"
"Tidak apa-apa, itu......"
"Hey, bisa sedikit membungkuk ?"
"Eh ? Seperti ini kah ?"
Oleh karena itu, mengulang kembali.
Untuk pertemuan kembali ideal kami,
bermain peran.
"Ng~ sedikit lebih ke bawah. Setinggi
pandanganku"
"Be, begini ?"
......ya, ini, sama denganku malam tadi.
"Nah, tutup matamu"
"Na......"
"Cepat !"
"Ya, ya !"
Apalagi, protagonisnya......
"............"
"............"
"............"
"......o, oi, Katou ?"
"Ya ! Sudah boleh buka mata !"
"Makanya ada apa......"
"......pu"
"Pu ?"
"Ti, tidak coco~k !"
"Eh ? Eh ?"
Yang ditunjuk jari Katou......ketika aku
menyentuh kepalaku, di sana terasa
sensasi bulu kempa.
Ketika kuambil, itu, seharusnya topi
beret yang kuangkat dan kukembalikan
ke Katou beberapa saat lalu.
"Ahahahahah, maaf, kalau ini aku pun
tidak bisa melindunginya"
"Je, jelas saja ! Ini kan barang
perempuan !"
"Fufuu, jika dipikir memang begitu ya,
fufufufufuu"
"Ka, kauu, terlalu banyak tertawa !"
Mengambil kembali baret yang menutupi
kepalaku, masih tertawa sembari
kembali memakainya sendiri.
"Maaf maaf, kalau begini, adakah terima
kasih dalam bentuk lain yang bisa
kulakukan"
"Tidak, makanya terima kasih itu......"
"Nah, karena aku menerima request
katakan apa saja"
"......tte, eeh !?"
"......walau aku tidak bisa menjanjikan
melakukan apa saja, aku akan
melakukan sebisanya ya ?"
Gerakan seperti kenakalan itu, suara
yang lebih jernih dari biasanya, senyum
dari lubuk hati juga.
Digabung dengan permintaan yang di
luar daerah khayalan itu, menembus
berbagai bagianku.
"Ti, tidak, tunggu sebentar, semendadak
ini......"
"Nah, dalam 5 detik. Kalau lewat batal"
Sepenuhnya, Katou......menangkap
langkah ke heroine.
"4~"
"Tu, tunggu sebentar !"
"Ti~ga"
"Walau kau yang mengatakannya !?"
"Du~a"
"Makanya, kesiapan mentalku......"
"Saaaa~~~~~~"
"......a"
Tetapi, protagonis yang terus-terusan
pamer sampai kapanpun itu tidak
menarik.
"Aaaa~~~~~~~"
"............"
Maksudku, kalau begitu ceritanya tidak
berlanjut ke depan.
Oleh karena itu, tentunya, di sini......
"~~~~~~~t ! Ha~, ha~, haaaaah~"
"......tidak apa-apa kah ?"
"!?"
Lihat, pilihan time out, tidak disiapkan.
"Kalau begitu, sekali lagi request tidak
apa-apa kan ?"
"......ya, silakan !"
"Nah, Katou......"
Oleh karena itu, aku, pada permintaan
yang terlalu di luar daerah khayalan itu,
menjawab dengan request yang terlalu
di luar daerah khayalan.
"Jadilah, heroine untuk karyaku"
"Eh......"
Catatan kasar macam 'Model main
heroine doujin game yang kubuat' tak
perlu dimasukkan.
Seperti biasanya, terlalu bergegas
dengan materialnya pun tidak perlu.
Sebatas ini, jika kulepaskan perasaan
dan kata-kata menyakitkan aku sedikit
melakukannya......
"......begitu, ya, baiklah"
"Katou......"
RuteJalannya terbuka.
"Entah bagaimana, sepertinya itu
menyenangkan. Aku jadi geregetan"
"Ah......berjanjilah. Kita akan melakukan
hal yang menarik berdua ?"
Tapi, itu hampir sama dengan keputusan
seketika saat itu juga.
Kemudian, aku mengerti, keputusan kali
ini cuma pura-pura.
"Sepertinya akan jadi hari-hari yang
menyenangkan setelah ini,
Tomoya......boleh memanggil seperti itu
kan ?"
Biarpun begitu, kejutan yang diterima
dadaku terlalu berbeda dari saat itu.
"Nah, aku juga boleh Megumi ?"
"Itu......tetap Katou saja"
"Kenapa ? Aku tidak mengerti meski kau
boleh memanggilku dengan namaku
sendiri !"
"Masalahnya......karena Tomoya
dipanggil namanya oleh anak
perempuan pun tidak apa-apa, tetapi
anak laki-laki yang memanggilku dengan
nama, tidak ada yang lain kan ?"
"Tidak mau, kesetaraan gender. Aku
harus memanggilmu Megumi"
"Eh, eeh ~!?"
"Bagaimana pun juga, kalau kau tidak
suka kupanggil dengan nama akan
kuhentikan. Tapi saat itu, panggil aku
Aki"
Padaku yang biasa, membuat jatuh hati.
Lalu padaku hari ini, membuat berdebar-
debar.
"......jahatnya, Tomoya"
"Terima kasih atas jawaban yang positif,
Megumi"
Saat dengan Katou yang seperti itu,
menyenangkan, sampai meledak
jantung.
Aku ingin melakukannya, tetapi tidak
bisa kita lakukan.
......karena percakapan yang ingin
kumunculkan lagi dalam game, ada di
sini.
"Kalau begitu, dengan ini kontraknya
dimulai ya. Setelah ini pun, semoga
sukses ya, Tomoya"
"Nah, bukti kontraknya......"
"Eh ? Eh ?"
Lalu, event yang ingin kumunculkan lagi
dalam game pun......
"Megumi......"
Dengan jarak yang hampir tidak ada,
kami yang saling tertawa, semakin
mempersingkat jarak.
Ya, sampai "hampir" jadi tidak ada.
"Eh, bohong, katanya tidak seperti
ini......"
"Kata siapa ?"
Biar katanya beda pun, apa boleh buat.
"Ka, karena katanya Aki sama sekali
tidak bernafsu pada tiga dimensi......"
Bagaimana pun juga, itu karena aku
yang sekarang ditambahkan penokohan
yang terpikir saat ini.
"Sebentar, sebentar saja,
akhirannya......tidak, satu detik saja"
"Kalau melakukannya satu detik saja
akan jadi sempurna kan !?"
Maharaja yang sedikit tidak masuk akal.
Anak yang sedikit manja. Lalu,
sedikit......mesum.
Sungguh-sungguh tidak mirip
denganku......mungkin, tipikal
protagonis galge.
"Karena itu, hey, tutuplah matamu"
"Eh, tidak, ueeh ?"
Tapi, kalau tidak ada jalan lain ya, tidak
ada jalan lain.
Bagaimana pun juga, aku tidak tidur 3
hari.
Karena itu, maksudku. Mohon maaf jika
khayalanku jadi sedikit liar......
"Apanya yang hanya sedetik dasar
protagonis terendaaaaaaaaaaah~~!!!"
"Ugaaaaaaaaaaaa~~~!!!"
Bersamaan dengan suara itu, kejutan
luar biasa di leherku dan terdengar
suara nyaring rem di telinga.
Yah, orang yang memutuskan
melakukan lariat[2] sepeda sambil
mengebut dengan kecepatan penuh di
turunan curam ini, hanya tetangga yang
tinggal di kota ini sejak aku masih anak-
anak sama denganku......
"Maafkan aku Katou, aku hanya sedikit
menduga kalau orang ini riajuubinatang
sungguhan[3] yang tidak pandang bulu
seperti ini"
Lalu, orang yang membawa contoh tidak
pantas seperti ini dengan kata-kata yang
kupahami sepenuhnya, hanya seorang
pengarang bermulut rampus yang terus-
menerus mencari kosakata atau
material baru......
Sembari menerima berbagai serangan
seperti itu, pelan-pelan kesadaranku
mengabur. Terutama karena rasa
kantuk.
Ngomong-ngomong, Megumi yang
terlihat di pandanganku tepat sebelum
aku jatuh......Katou, seperti menutup
matanya dengan penuh ketakutan.
......sungguh, kau teman yang terlalu
baik.
Epilog
"Nah, sapu tangan basah"
"O, thank you"
Taman di tengah jalan lereng, dekat dari
tempat kejadian KO.
Di sana, aku berbaring di bangku,
dirawat oleh Katou.
"Ah, kalau kubelikan kopi kau mau
minum ?"
"Jika ditanya yang mana aku ingin Red
Bull"
"Bersabarlah karena kalau ke toserba
mau tidak mau menuruni turunan"
Terutama, bukan karena kerusakan
akibat lariat, kurang tidur.
"Yoish......mmm, geser dikit Aki"
"Uuh, lututku terpaksa menonjol"
"Sebatas itu tidak apa-apa kan"
Sedikit mendorongku yang tiduran,
Katou duduk di sisi sempit itu.
Tidur di pangkuan dengan alasan
'karena sempit' di sini aslinya proses
membangun event galge, tapi aku yang
sudah kembali waras dan Katou yang
berhenti berakting harusnya tidak
melakukan itu.
Ya, akting katou sudah berakhir.
Sambil menyisakan banyak kekacauan
dan moe padaku.
"Nah, Katou"
"Ng ~ ?"
"Kenapa kau melakukan hal seperti
itu ?"
"Yang melakukannya Tomoya......bukan,
Aki kan ?"
"Makanya bukan penutup di bagian
akhir, tapi cerita proses yang sampai ke
sananya !"
......biarpun begitu, Katou yang masih
sedikit memperpanjang aktingnya,
masih sedikit moe.
※※※
"............"
"......berkali-kali, berkali-kali pun
menyesal kau tidak berbalik ya,
Sawamura"
"Kedua orang itu, akankah hari ini turun
ke sekolah dengan tepat ya ?"
"Nah ? Bagaimana pun juga beberapa
saat yang lalu pun, skenarionya
menyimpang sepenuhnya di tengah-
tengah dan meloncat ke dunia dua
orang"
"......ts"
"Jika kau seingin itu, harusnya mau
bekerja sama kan"
"Hah ? Aku tidak memedulikan apa
itu......maksudku bukan itu masalahnya,
dan pertama-tama itu tidak ada
hubungannya"
"Kalau entah bagaimana kepribadianmu
harus keras kepala pada pada bagian
esensial itu, suatu saat kau mungkin
menyesalinya lho ?
"Aku sudah menyesalinya......satu klub
dengan Kasumigaoka Utaha itu, dari
semuanya"
"Yang mengingatkanku, sebelumnya kau
menolak pekerjaan ilustrasi karya
baruku kan ?"
"Pertama-tama mengapa memberikan
pekerjaannya padaku ?"
"Itu, mengikuti arus terkini, tapi tidak
berpengalaman dalam perdagangan,
oleh karena itu ilustrator naik daun yang
benar-benar kuincar. Watak dan
kecocokannya sama sekali tidak
kuperhitungkan"
"Ts......hal seperti itu yang paling
kubenci meski kau selalu saja
mengatakan itu"
"Yah, daripada itu, akan jadi apa ya,
klub ini"
"Tanpa mencocokkan jadwal, tujuan dan
motivasi seluruh anggota akan berjalan
buntu dengan pemilihan suara"
"Pemimpinnya membentuk hubungan
bersegi banyak dengan seluruh
anggota, akan hancur di tengah jalan
dengan pemilihan suara"
"Sudah kukatakan aku tidak ada
hubungannya kan ? Aku tidak tertarik
dengan otaku tipe konsumsi itu"
"Dia yang berhasil mengubah ke otaku
tipe produksi mengagumkan......"
"Pokoknya, kalau bukan lelaki yang
pergi sampai di depan daun jendela aku
tidak tertarik"
"Tidak hanya otaku sendiri tidak baik
kan, sebenarnya dari awal tidak ada
kandidat riajuu juga adalah dilema gadis
bernama Sawamura Eriri"
"Tolong hentikan berminat atau tertarik
pada karakter orang"
"Biar kau katakan itu karena
menyenangkan ya mau bagaimana lagi,
bagianmu yang seperti itu. Jauh lebih
mudah dimengerti daripada Katou dan
mudah ditulis"
"Tunggu, jangan menjadikan orang
sebagai model !"
"Eh~ tapi aku sudah memakainya
sebagai rival heroine dalam karya
berikutnya"
"Apalagi untuk peran yang
diberikan/ditolak !? Harusnya kau
menggunakan dirimu sendiri sebagai
model ! Padahal wanita yang ditolak di
kenyataan !"
"Ah, tapi, dalam karyaku aku juga tidak
mengerti siapa yang dekat dengan
protagonisnya......"
"Sudah jangan bicara lagi......dadah,
karena aku akan pergi duluan !"
"Sebentar Sawamura, biarlah di
belakang sampai stasiun"
"Tidak mau, nanti kakiku gemuk"
Penutup -Cara mengaburkan jejak yang
tidak menarik-
Semuanya salam kenal, ini Maruto
Fumiaki.
Saat ini ada kesempatan, aku
memutuskan menulisnya dengan
Fantasia Bunko. Terima kasih untuk
semua bantuannya dari sekarang.
Lalu, ketika aku sedikit meperkenalkan
diri, aku sepenuhnya orang baru dalam
industri ini, sampai sekarang, tempat
pertarungan utamanya adalah yang
diangkat berkali-kali sebagai material
dalam karya ini 'saenai heroine no
sodatekata' yaitu 'eroge', yaitu game
yang ditujukan untuk 18 tahun ke atas.
Nah, hal seperti itu pun ada, saat aku
memiliki kesempatan untuk pekerjaan
kali ini, aku menerima saran dari
pemimpin Fujimi Shobo yang aku
bersyukur atas perasaan itu.
"Maruto, karena light novel memiliki
target kelompok umur yang berbeda
dengan pekerjaanmu sampai sekarang,
harap berhati-hati pada bagian itu"
"Ya, tentu saja aku menyadari itu"
"Begitulah, pokoknya, harap pikirkan
kalau lapisan utamanya kira-kira
setengah dari umur targetmu sampai
sekarang"
"Se, sembilan tahun ?"
"Apa kau menulis untuk yang benar-
benar 18 tahun sampai sekarang kah ?!"
"Eh ~"
Saat itu, walau untuk pertama kali aku
mengerti kalau aku dipanggil dengan
alias seperti paman-paman 'penulis di
atas 30' di masyarakat, tapi
meninggalkan home groundku dengan
sengaja seperti ini, karena memutuskan
menetapkan hati untuk menantang
daerah yang belum dikenal yaitu light
novel, aku tidak bisa mundur lagi saat
ini.
Karena itu, entah bagaimana seperti
menuntut kepekaan yang segar, dan
lebih muda dari sebelumnya, aku berniat
membuat karya yang lumayan
bermaterial Showa atau material 90-an
tanpa memberikan bau tua......dan gagal
dalam 3 hari. Ah, aku harus
memasukkan catatan tambahan soal
kebingungan dan 'tidak ada lagi
toxxmemo setelah selama ini ya......' dsb
pada editor.
Lalu, akhirnya, yang bisa kulakukan,
dengan tenang menganalisis hal yang
tidak bisa kulakukan, mengambil sikap
serius 'tidak dikontrol zaman, siapa saja
kapan pun membaca bisa menikmati,
sebaiknya mengejar ketertarikan yang
umum dengan gigih kan ' dsb dan
menyelesaikan karya ini, nah, aku hanya
bisa menutup mulut dan tertunduk
dengan mata berkaca-kaca jika ditanya
di mana bisa dicari cita-cita, sudut
pandang, dan kesadaran yang setinggi
itu dalam ceritamu ini.
Tidak, memang memainkan tokixxmo
sekarang pun masih menarik, serius.
Maruto Fumiaki