Anda di halaman 1dari 67

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH

No. NASKAH RUU TANGGAPAN PEMERINTAH KETERANGAN


1. RANCANGAN PERUBAHAN SUBSTANSI Judul RUU diubah menjadi
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Pengelolaan Kebudayaan
NOMOR … TAHUN … RANCANGAN karena pengertian
TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Kebudayaan terlalu luas
KEBUDAYAAN NOMOR … TAHUN … sehingga belum
TENTANG mencerminkan apa yang
PENGELOLAAN KEBUDAYAAN akan diatur dan perlu
dibatasi ruang lingkup
substansi yang akan
diatur, karena itu
diusulkan penambahan
kalimat “Pengelolaan”.
2. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RUMUSAN TETAP
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
3. a. bahwa Kebudayaan Nasional Indonesia PERUBAHAN SUBSTANSI Rumusan ini diubah
merupakan perwujudan cipta, karya, dan karsa dengan menekankan pada
bangsa Indonesia yang dikembangkan untuk a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara amanat yang diatur dalam
mempertinggi dan memuliakan harkat dan Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 32 UUD 1945.
martabat manusia Indonesia, memajukan mengamanatkan untuk memajukan
peradaban bangsa, serta untuk meneguhkan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah
kesadaran dan identitas nasional yang peradaban dunia dengan menjamin
merupakan kristalisasi nilai budaya dan agama kebebasan masyarakat dalam memelihara
yang diikat dengan jiwa bhinekka tunggal ika dan mengembangkan nilai-nilai budaya
dengan berlandaskan pada Pancasila dan sebagai kekayaan budaya nasional;
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
4. b. bahwa Pengelolaan Kebudayaan Nasional PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Rumusan huruf b
Indonesia harus memperhatikan keragaman diubah untuk
budaya, agama, dan tradisi yang hidup b. bahwa untuk memajukan Kebudayaan mensinergikan
dimasyarakat, serta pengaruh globalisasi sebagai Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud rumusan dalam huruf a
upaya perlindungan, pengakuan, pelestarian, dan dalam huruf a diperlukan langkah strategis dan lebih menekankan
penguatan identitas dan jati diri budaya bangsa; pengelolaan kebudayaan dengan unsur dalam rangka
memperhatikan keragaman budaya dan memajukan
1
tradisi yang hidup di masyarakat, serta Kebudayaan Nasional
dinamika kehidupan sosial masyarakat Indonesia sebagai
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat amanat Pasal 32 UUD
dunia dalam upaya pelestarian, pengakuan, 1945.
dan penguatan jati diri budaya bangsa; 2. Penghapusan frasa
“agama”, karena di
dalam rumusan ini agar
tidak dipahami sebagai
institusi, sedangkan
yang dimaksud adalah
tradisi yang
diinspirasikan dari
agama.
3. Pengubahan frasa
“globalisasi” dengan
kalimat “dinamika
kehidupan sosial
masyarakat Indonesia
sebagai bagian dari
masyarakat dunia
dalam upaya
pelestarian”.
5. PERUBAHAN SUBSTANSI Rumusan huruf c baru
untuk mensinergikan
c. bahwa Pengelolaan Kebudayaan rumusan dalam huruf b
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan lebih menekankan
memerlukan sinergitas antarpemangku perlunya sinergitas
kepentingan untuk keberlanjutan antarpemangku
pembangunan Kebudayaan Nasional kepentingan dalam
Indonesia; pengelolaan kebudayaan
untuk keberlanjutan
pembangunan kebudayaan
nasional Indonesia.
6. c. bahwa pengaturan mengenai Kebudayaan PERUBAHAN SUBSTANSI Perubahan rumusan
Nasional Indonesia masih bersifat parsial, belum menjadi huruf d, untuk
diatur secara menyeluruh, serta belum sesuai d. bahwa peraturan perundang-undangan menekankan alasan perlu
dengan kebutuhan hukum dan dinamika yang mengatur mengenai Kebudayaan adanya undang-undang
Kebudayaan nasional dan dunia, karena itu perlu Nasional Indonesia belum dapat pengelolaan kebudayaan,
2
dibentuk dalam suatu undang-undang; menampung kebutuhan hukum bagi upaya karena peraturan
pengelolaan Kebudayaan Nasional perundang-undangan yang
Indonesia, sehingga perlu diatur dengan mengatur mengenai
undang-undang; Kebudayaan Nasional
Indonesia saat ini belum
dapat menampung
kebutuhan hukum bagi
upaya melindungi dan
memajukan pengelolaan
Kebudayaan Nasional
Indonesia.
7. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Menjadi huruf e.
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, 2. Penghapusan frasa
maka perlu membentuk Undang-Undang tentang e. bahwa berdasarkan pertimbangan “maka”.
Kebudayaan; sebagaimana dimaksud dalam huruf a, 3. Penambahan judul RUU
huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menjadi Pengelolaan
membentuk Undang-Undang tentang Kebudayaan
Pengelolaan Kebudayaan; menyesuaikan
perubahan DIM Nomor
1.
8. Mengingat: Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 32 Undang- RUMUSAN TETAP
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
9. Dengan Persetujuan Bersama RUMUSAN TETAP
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:
10. Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN SUBSTANSI Penambahan dalam judul
KEBUDAYAAN. RUU menjadi Pengelolaan
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG Kebudayaan menyesuaikan
PENGELOLAAN KEBUDAYAAN. perubahan DIM Nomor 1.
11. BAB I RUMUSAN TETAP
KETENTUAN UMUM
12. Pasal 1 RUMUSAN TETAP
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
3
1. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan,
perilaku, dan hasil karya manusia dan/atau
kelompok manusia yang dikembangkan melalui
proses belajar dan adaptasi terhadap
lingkungannya yang berfungsi sebagai pedoman
untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
13. 2. Kebudayaan Nasional Indonesia adalah RUMUSAN TETAP
kebudayaan elemen bangsa di seluruh Indonesia
dan kebudayaan baru yang timbul akibat
interaksi antarkebudayaan untuk kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
sesuai dengan jati diri dan karakter bangsa.
14. 3. Sistem Kebudayaan Indonesia adalah DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Dalam batang tubuh tidak
keseluruhan proses dan hasil interaksi sistemik ada penjabaran tentang
dari budaya keagamaan, budaya kebangsaan, sistem kebudayaan
budaya kesukuan, budaya tempatan, dan budaya Indonesia.
global yang terkait satu sama lain dan dinamis
menuju ke arah kemajuan peradaban bangsa
Indonesia.
15. 4. Unsur Kebudayaan adalah bagian dari suatu DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Dalam batang tubuh
sistem kebudayaan dengan sifat yang berbeda- diusulkan untuk dihapus.
beda yang terkait satu sama lain dan membentuk
satu kesatuan.
16. 5. Pengelolaan Kebudayaan adalah upaya PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Diusulkan dipindahkan
pelestarian kebudayaan yang dilakukan melalui menjadi angka 2 setelah
perencanaan, penyelenggaraan, dan 3. Pengelolaan Kebudayaan adalah upaya batasan pengertian
pengendalian untuk tujuan kemajuan peradaban pelestarian kebudayaan yang dilakukan mengenai kebudayaan.
bangsa dan kesejahteraan masyarakat. melalui perencanaan, penyelenggaraan, dan2. Menjadi angka 3,
pengendalian untuk tujuan kemajuan menyesuaikan
peradaban bangsa dan kesejahteraan perubahan angka.
masyarakat.
17. 6. Pelestarian adalah upaya dinamis yang meliputi PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi angka 4,
pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. menyesuaikan perubahan
4. Pelestarian adalah upaya dinamis angka.
yang meliputi pelindungan, pengembangan,
dan pemanfaatan.
18. 7. Hak Berkebudayaan adalah hak yang secara PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Penghapusan kata
4
kodrati melekat kepada setiap orang sebagai “ke” dalam kalimat
manusia yang berbudaya. 5. Hak Berkebudayaan adalah hak “kepada”.
menyelenggarakan kebudayaan bagi setiap 2. Pengubahan frasa
warga negara Indonesia. “orang sebagai manusia
yang berbudaya”
menjadi “warga negara
Indonesia”.
3. Menjadi angka 5,
menyesuaikan
perubahan angka.
Karena Hak
berkebudayaan lebih
menekankan pada hak
yang melekat bagi warga
negara Indonesia
dimanapun dia berada.
19. 8. Jati Diri Bangsa adalah sifat, sikap, dan perilaku PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa “-
bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai nilai” setelah nilai
Pancasila. 6. Jati Diri Bangsa adalah sifat, sikap, karena Pancasila
dan perilaku bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai yang
dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila. mendasari kehidupan
berbangsa dan
bernegara.
2. Menjadi angka 6,
menyesuaikan
perubahan angka.
20. 9. Karakter Bangsa adalah proses pengembangan PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan
sifat khas bangsa Indonesia yang tampak dalam frasa “proses
sikap mental, integritas kepribadian, dan 7. Karakter Bangsa adalah sifat khas pengembangan”, karena
tindakan moral bangsa Indonesia yang dilandasi bangsa Indonesia yang tampak dalam sikap proses pengembangan
oleh nilai Pancasila. mental, integritas kepribadian, dan lebih menunjukan pada
tindakan moral bangsa Indonesia yang karakter building dan
dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila. karakter bangsa
merupakan suatu sifat
yang khas dan bukan
merupakan proses
pengembangan.
2. Penambahan frase
5
“-nilai” setelah nilai,
karena Pancasila
memiliki nilai-nilai yang
mendasari kehidupan
berbangsa dan
bernegara.
21. 10. Kebhinnekaan adalah nilai yang di dalamnya PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi angka 8,
mengandung prinsip penghormatan dan menyesuaikan perubahan
penghargaan atas suatu perbedaan yang 8. Kebhinnekaan adalah nilai yang di angka.
dilakukan secara sadar dan aktif untuk dalamnya mengandung prinsip
mewujudkan semangat kebersamaan. penghormatan dan penghargaan atas suatu
perbedaan yang dilakukan secara sadar
dan aktif untuk mewujudkan semangat
kebersamaan.
22. 11. Sejarah adalah peristiwa masa lampau manusia PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan
beserta segala aspek yang melingkupinya, frasa “bagi bangsa
dianggap penting, benar-benar terjadi, baik 9. Sejarah adalah peristiwa masa lampau Indonesia” setelah frasa
tertulis maupun tidak tertulis, dan dapat manusia beserta segala aspek yang penting, karena sejarah
dibuktikan kebenarannya. melingkupinya, dianggap penting bagi harus memiliki arti
bangsa Indonesia, benar-benar terjadi, baik penting bagi bangsa
tertulis maupun tidak tertulis, dan dapat Indonesia.
dibuktikan kebenarannya. 2. Menjadi angka 9,
menyesuaikan
perubahan angka.
23. 12. Warisan Budaya adalah keseluruhan peninggalan PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
kebudayaan yang memiliki nilai penting sejarah, “bagi” setelah frasa
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau seni. 10. Warisan Budaya adalah keseluruhan penting.
peninggalan kebudayaan yang memiliki 2. Penambahan frasa
nilai penting bagi sejarah, ilmu “yang diwariskan dari
pengetahuan dan teknologi, dan/atau seni generasi ke generasi”
yang diwariskan dari generasi ke generasi. setelah frasa seni,
karena penekanan
warisan budaya yang
ada saat ini untuk
diwariskan dari
generasi ke generasi.
3. Menjadi angka 10,
menyesuaikan
6
perubahan angka.
24. 13. Industri Budaya adalah proses yang PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan
menghasilkan produk yang bernilai tambah, frasa “kreatif yang
bermuatan pesan budaya, berfungsi sebagai 11. Industri Budaya adalah proses kreatif bersumber dari budaya
sarana penyampaian pesan yang dapat yang bersumber dari budaya lokal sehingga lokal sehingga” setelah
berpengaruh terhadap pemikiran, penganggapan, menghasilkan produk bernilai tambah dan frasa proses, karena
penyikapan, dan selera manusia. berpengaruh terhadap kemajuan industri budaya adalah
peradaban bangsa dan kesejahteraan suatu proses kreatif dan
masyarakat. terus berkembang.
2. Pengubahan frasa
“bermuatan pesan
budaya, berfungsi
sebagai sarana
penyampaian pesan
yang dapat berpengaruh
terhadap pemikiran,
penganggapan,
penyikapan, dan selera
manusia” menjadi “dan
berpengaruh terhadap
kemajuan peradaban
bangsa dan
kesejahteraan
masyarakat”, karena
untuk menekankan
pada budaya lokal yang
dapat menghasilkan
produk bernilai tambah.
3. Menjadi angka 11,
menyesuaikan
perubahan angka.
25. 14. Diplomasi Budaya adalah upaya dinamis PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
peningkatan daya tarik budaya Indonesia dan “peningkatan daya tarik
pengakuan serta penghormatan terhadap harkat 12. Diplomasi Budaya adalah upaya budaya Indonesia”
martabat bangsa dan negara melalui kerjasama dinamis yang dilakukan dengan menjadi frasa “yang
dan peningkatan pertukaran informasi budaya menggunakan konten budaya untuk dilakukan dengan
antara Indonesia dan negara lain. kepentingan persatuan, kesatuan bangsa, menggunakan konten
dan pengakuan serta penghormatan luar budaya untuk
7
negeri melalui kerja sama dan pertukaran kepentingan persatuan,
budaya. kesatuan bangsa”.
2. Pengubahan frasa
“terhadap harkat
martabat bangsa dan
negara melalui kerja
sama dan peningkatan
pertukaran informasi
budaya antara
Indonesia dan negara
lain menjadi frasa “luar
negeri melalui
kerjasama dan
pertukaran budaya”.
3. Menjadi angka 12,
menyesuaikan
perubahan angka.
Karena Diplomasi Budaya
tidak hanya berlaku
terhadap negara lain,
melainkan juga untuk di
dalam negeri dalam rangka
persatuan, kesatuan
bangsa, dan pengakuan
serta penghormatan luar
negeri melalui kerja sama
dan pertukaran budaya.
26. 15. Pranata Kebudayaan adalah perkumpulan orang PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. P
yang memiliki aktifitas utama terkait engubahan frasa
kebudayaan. 13. Pranata Kebudayaan adalah sistem “perkumpulan orang
nilai, gagasan-gagasan, norma-norma, dan yang memiliki aktivitas
adat istiadat yang mengatur pola interaksi utama terkait
orang perorangan yang memiliki aktivitas kebudayaan” menjadi
utama dalam kebudayaan. frasa “sistem nilai,
gagasan-gagasan,
norma-norma, dan adat
istiadat yang mengatur
pola interaksi orang
8
perorang yang memiliki
aktifitas utama dalam
kebudayaan”, karena
dalam perkumpulan
orang tersebut sudah
ada pranata, dan
pranata kebudayaan itu
merupakan sistem nilai,
gagasan-gagasan,
norma-norma, dan adat
istiadat yang mengatur
pola interaksi orang
perorangan yang
memiliki aktivitas
utama dalam
kebudayaan.
2.
Menjadi angka 13,
menyesuaikan
perubahan angka.
27. 16. Sumber Daya Manusia Kebudayaan yang PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. P
selanjutnya disebut SDM Kebudayaan adalah engubahan frasa
potensi manusia untuk menuangkan dan 14. Sumber Daya Manusia Kebudayaan “potensi manusia untuk
mengembangkan gagasan ke dalam tindakan yang selanjutnya disebut SDM Kebudayaan menuangkan dan
guna tercapainya kesejahteraan hidup. adalah orang yang bekerja atau berkarya di mengembangkan
bidang kebudayaan, secara perorangan gagasan ke dalam
atau berkelompok baik di lembaga tindakan guna
pemerintah maupun masyarakat. tercapainya
kesejahteraan hidup”
menjadi frasa “orang
yang bekerja atau
berkarya di bidang
kebudayaan, baik di
lembaga pemerintah
maupun masyarakat”,
karena disesuaikan
dengan Permendikbud
No. 52 Tahun 2014
9
tentang Pedoman
Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Kebudayaan.
2. M
enjadi angka 14,
menyesuaikan
perubahan angka.
28. 17. Maestro adalah seseorang yang mumpuni DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Dalam batang tubuh
berkarya di bidang seni dan budaya. diusulkan untuk dihapus.
29. 18. Prasarana dan Sarana Kebudayaan adalah PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
fasilitas penunjang terselenggaranya aktivitas “Prasarana dan Sarana”
kebudayaan dan proses pembudayaan. 15. Sarana dan Prasarana Kebudayaan menjadi frasa “Sarana
adalah fasilitas penunjang terselenggaranya dan Prasarana”, karena
aktivitas kebudayaan dan proses Sarana dapat diartikan
pembudayaan. sebagai segala sesuatu
yang dapat berupa
syarat atau upaya dan
dapat dipakai sebagai
alat atau media dalam
mencapai maksud atau
tujuan pembangunan
kebudayaan. Sedangkan
prasarana diartikan
sebagai segala sesuatu
yang merupakan
penunjang utama
terselenggaranya suatu
proses pembangunan
kebudayaan.
2. Menjadi angka 14,
menyesuaikan
perubahan angka.
30. 19. Dewan Budaya Nasional adalah lembaga yang DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Dalam batang tubuh
dibentuk untuk meningkatkan ketahanan diusulkan untuk dihapus,
budaya dan identitas manusia Indonesia, serta karena tugas dan fungsi
melindungi masyarakat dari dampak negatif Dewan Budaya Nasional
Kebudayaan. sudah diampu oleh
10
Kementerian yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang
kebudayaan.
31. 20. Setiap Orang adalah perseorangan, kelompok PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Perubahan
orang, masyarakat, badan usaha berbadan rumusan pengertian
hukum, dan/atau badan usaha bukan berbadan 16. Setiap Orang adalah orang Setiap Orang
hukum. perseorangan, kelompok orang, menyesuaikan contoh
masyarakat, badan usaha, baik yang dalam UU No. 12 Tahun
berbadan hukum maupun yang tidak 2011 tentang
berbadan hukum. Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
2. Menjadi angka 16,
menyesuaikan
perubahan angka.
32. 21. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Perubahan
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia rumusan pengertian
yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara 17. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah Pusat
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana Pemerintah adalah Presiden Republik menyesuaikan dengan
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang memegang kekuasaan UU No 23 Tahun 2014
Republik Indonesia Tahun 1945. pemerintahan negara Republik Indonesia tentang Pemerintahan
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Daerah.
menteri sebagaimana dimaksud dalam 2. Menjadi angka 17,
Undang-Undang Dasar Negara Republik menyesuaikan
Indonesia Tahun 1945. perubahan angka.
33. 22. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Perubahan
atau Wali Kota, dan perangkat daerah sebagai rumusan pengertian
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 18. Pemerintah Daerah adalah kepala Pemerintah Daerah
daerah sebagai unsur penyelenggara menyesuaikan dengan
Pemerintahan Daerah yang memimpin UU No 23 Tahun 2014
pelaksanaan urusan pemerintahan yang tentang Pemerintahan
menjadi kewenangan daerah otonom. Daerah.
2. Menjadi angka 18,
menyesuaikan
perubahan angka.
34. 23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan RUMUSAN TETAP
urusan pemerintahan di bidang kebudayaan.
35. Pasal 2 PERUBAHAN REDAKSIONAL Penghapusan frasa
11
Kebudayaan Nasional Indonesia berasaskan: “Nasional Indonesia”,
Pasal 2 karena rumusan
Pengelolaan Kebudayaan berasaskan: disesuaikan dengan
perubahan judul RUU
dalam DIM Nomor 1.
36. a. Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara PERUBAHAN SUBSTANSI NKRI dihapus dalam asas,
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara karena NKRI bukan
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka a. Pancasila dan Undang-Undang Dasar merupakan sebuah asas.
Tunggal Ika; Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
37. PENAMBAHAN SUBSTANSI Frasa “Bhinneka Tunggal
Ika” dalam DIM Nomor 36
b. Bhinneka Tunggal Ika; menjadi huruf b baru,
menyesuaikan urutan
huruf.
38. b. keadaban; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Asas keadaban sudah
tercantum dalam
Pancasila.
39. c. kenusantaraan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Asas kenusantaraan sudah
tercantum dalam
Pancasila.
40. d. keadilan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Asas keadilan sudah
tercantum dalam
Pancasila.
41. e. akulturasi; dan PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf c,
c. akulturasi; dan menyesuaikan urutan
huruf.
42. f. keberlanjutan. PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf d,
d. keberlanjutan. menyesuaikan urutan
huruf.
43. Pasal 3 PERUBAHAN REDAKSIONAL Rumusan disesuaikan
Kebudayaan Nasional Indonesia bertujuan untuk: dengan perubahan judul
Pasal 3 RUU dalam DIM Nomor 1.
Pengelolaan Kebudayaan bertujuan untuk:
44. a. meneguhkan Jati Diri Bangsa; PERUBAHAN REDAKSIONAL Penambahan frasa “dan
membangun Karakter”,
a. meneguhkan dan membangun Karakter dan karena karakter dan jati
Jati Diri Bangsa; diri bangsa merupakan
suatu perwujudan yang
12
tidak dapat dipisahkan.
45. b. membangun Karakter Bangsa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
46. c. memperkuat persatuan bangsa; dan PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan
frasa “dan kesatuan”
b. memperkuat persatuan dan kesatuan karena Indonesia
bangsa; memiliki willayah
geografis yang terdiri
dari beberapa pulau
maka perlu ada
penekanan persatuan
dan kesatuan untuk
mewujudkan tujuan
Kebudayaan Nasional
Indonesia.
2. Penghapusan frasaa
“dan”.
3. Menjadi huruf b,
menyesuaikan urutan
huruf.
47. PENAMBAHAN SUBSTANSI 1. Frasa ini diambil dari
DIM Nomor 67.
c. meningkatkan ketahanan budaya; 2. Menjadi huruf c,
menyesuaikan urutan
huruf.
48. c. meningkatkan citra bangsa. PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf d,
menyesuaikan urutan
d. meningkatkan citra bangsa. huruf.
49. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan frasa
“meningkatkan
e. meningkatkan kesejahteraan rakyat. kesejahteraan rakyat”,
karena tujuan penyusunan
undang-undang
kebudayaan ini juga untuk
meningkatkan
kesejahteraan rakyat
sesuai amanat pembukaan
UUD 1945 dan Pasal 28 c
UUD 1945, selain itu
13
sinergis dengan ketentuan
dalam Pasal 8 mengenai
tujuan hak
berkebudayaan.
50. PENAMBAHAN SUBSTANSI Frasa ini diambil dari DIM
Nomor 70.
f. memperkuat keberlanjutan pembangunan
nasional; dan
51. PENAMBAHAN SUBSTANSI Frasa ini diambil dari DIM
Nomor 71.
g. memperkuat budaya maritim Indonesia.
52. BAB II DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Frasa “Bagian Kesatu
PENGELOLAAN KEBUDAYAAN Umum” diusulkan dihapus,
karena untuk menguraikan
sinergisitas ketentuan
dalam Pasal 3.
53. Bagian Kesatu DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Frasa “Bagian Kesatu
Umum Umum” diusulkan dihapus,
karena untuk menguraikan
sinergisitas antara
ketentuan dalam Pasal 3
dan Pasal 4.
54. Pasal 4 PERUBAHAN SUBSTANSI Rumusan Pasal diubah
Dalam melaksanakan tujuan Kebudayaan Nasional menjadi ayat untuk
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4 mempertegas peran
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemerintah dan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengendalian melakukan Pengelolaan Kebudayaan sesuai Pemerintah Daerah dalam
Pengelolaan Kebudayaan untuk kemajuan dengan kewenangannya. melakukan Pengelolaan
peradaban bangsa dan kesejahteraan masyarakat. (2) Pengelolaan Kebudayaan sebagaimana Kebudayaan sesuai dengan
dimaksud pada ayat (1) meliputi kewenangannya, karena
perencanaan, penyelenggaraan, dan pembagian kewenangan
pengendalian. pengelolaan kebudayaan
sesuai dengan UU Nomor
23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
55. Pasal 5 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Rumusannya diubah
Pengelolaan Kebudayaan dilakukan berdasarkan dengan menambahkan
prinsip: Pasal 5 frasa “sebagaimana
14
Pengelolaan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan dengan dilakukan dengan
memperhatikan: memperhatikan:”.
2. Penghapusan frasa
“berdasarkan prinsip”,
karena pengertian
prinsip dalam KBBI
sama dengan asas.
56. a. Hak Berkebudayaan; RUMUSAN TETAP
57. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan frasa “jati diri
bangsa” karena jati diri
b. Jati Diri Bangsa; bangsa harus dijadikan
sebagai hal yang perlu
diperhatikan dalam
pengelolaan kebudayaan.
58. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan frasa
“toleransi akan keragaman
c. toleransi akan keragaman budaya; budaya” karena toleransi
akan keragaman budaya
harus dijadikan hal yang
perlu diperhatikan dalam
pengelolaan kebudayaan.
59. b. kearifan lokal; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf d,
menyesuaikan urutan
d. kearifan lokal; huruf.
60. c. kelestarian alam dan lingkungan hidup; PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
“dan”.
e. kelestarian alam dan lingkungan hidup; dan 2. Menjadi huruf e,
menyesuaikan urutan
huruf.
61. d. koordinasi dan keterpaduan secara sinergis PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
antarpemangku kepentingan; dan “dan” setelah ;.
f. koordinasi dan keterpaduan secara sinergis 2. Menjadi huruf f,
antarpemangku kepentingan. menyesuaikan urutan
huruf.
62. e. jati diri bangsa, harmoni kehidupan, dan etika DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS 1. Frasa Jati Diri Bangsa
global tentang kebudayaan. sudah diakomodir
dalam DIM Nomor 57.
15
2. Frasa harmoni
kehidupan diubah
menjadi toleransi akan
keragaman budaya dan
sudah diakomodir
dalam DIM Nomor 58.
3. Frasa etika global
dihapus karena
membuka peluang
untuk masuknya
budaya asing yang tidak
sesuai dengan budaya
Indonesia tanpa dapat
diawasi dan
dikendalikan oleh
pemerintah.
63. Pasal 6 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Rumusan dalam Pasal 6
Pengelolaan Kebudayaan bertujuan: dan Pasal 3 mengenai
tujuan dari pengelolaan
kebudayaan, sehingga
diakomodir menjadi satu
dalam Pasal 3.
64. a. memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Republik Indonesia;
65. b. meneguhkan jati diri bangsa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
66. c. membangun karakter bangsa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
67. d. meningkatkan ketahanan budaya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
68. e. membangun keharmonisan dalam DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
keanekaragaman budaya bangsa yang dinamis;
69. f. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
70. g. memperkuat keberlanjutan pembangunan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
nasional; dan
71. h. memperkuat budaya maritim Indonesia. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
72. PENAMBAHAN SUBSTANSI Diperlukan penambahan
Pasal untuk memperjelas
Pasal 6 lingkup inti yang diatur
Lingkup pengelolaan kebudayaan meliputi dari RUU Pengelolaan
perencanaan, penyelenggaraan, dan Kebudayaan ini.
16
pengendalian.
73. Pasal 7 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Unsur kebudayaan tidak
Pengelolaan Kebudayaan diselenggarakan pada dijabarkan dalam
segenap Unsur Kebudayaan yang meliputi: ketentuan lainnya,
sehingga tidak perlu diatur.
74. a. bahasa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
75. b. kesenian; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
76. c. sistem pengetahuan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
77. d. nilai dan adat istiadat; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
78. e. cagar budaya. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
79. Pasal 8 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Pengelolaan kebudayaan
(1) Pengelolaan Kebudayaan diselenggarakan oleh tidak hanya
Menteri. diselenggarakan oleh
Menteri, melainkan juga
oleh Pemerintah Daerah
sebagaimana diatur dalam
DIM Nomor 54.
80. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
81. Bagian Kedua PERUBAHAN SUBSTANSI Menjadi BAB II
Perencanaan Perencanaan, karena
BAB II mengubah pengaturan dari
PERENCANAAN Bagian menjadi BAB dan
pengaturan pasal-pasal di
dalamnya menyesuaikan.
82. Pasal 9 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 7,
Perencanaan dilakukan melalui penyusunan rencana menyesuaikan urutan
Pengelolaan Kebudayaan. Pasal 7 Pasal.
Perencanaan dilakukan melalui penyusunan
rencana Pengelolaan Kebudayaan.
83. Pasal 10 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 8,
Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan dilakukan menyesuaikan urutan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pasal 8 Pasal.
Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan

17
dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
84. Pasal 11 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 9,
(1) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan secara menyesuaikan urutan
nasional disusun oleh Menteri. Pasal 9 Pasal.
(1) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan
secara nasional disusun oleh Menteri.
85. (2) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di provinsi RUMUSAN TETAP
disusun oleh gubernur.
86. (3) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di RUMUSAN TETAP
kabupaten/kota disusun oleh bupati/walikota.
87. Pasal 12 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 10,
(1) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan menyesuaikan urutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) Pasal 10 Pasal.
diwujudkan dengan rencana induk nasional (1) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan
Pengelolaan Kebudayaan. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) diwujudkan dengan rencana induk
nasional Pengelolaan Kebudayaan.
88. (2) Dalam penyusunan rencana induk nasional RUMUSAN TETAP
Pengelolaan Kebudayaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Menteri melakukan koordinasi
lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku
kepentingan.
89. (3) Rencana induk nasional Pengelolaan Kebudayaan PERUBAHAN REDAKSIONAL Pengubahan frasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan “Menteri” menjadi
dengan Peraturan Menteri. (3) Rencana induk nasional Pengelolaan “Pemerintah”, karena
Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada rencana induk nasional
pengelolaan kebudayaan
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
disusun dan
Pemerintah. dikoordinasikan lintas
Kementerian/Lembaga,
sehingga lebih tepat diatur
dengan Peraturan
Pemerintah.
90. Pasal 13 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 11,
(1) Rencana induk nasional Pengelolaan Kebudayaan menyesuaikan urutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) Pasal 11 Pasal.
menjadi dasar perencanaan Pengelolaan (1) Rencana induk nasional Pengelolaan
Kebudayaan di provinsi.
18
Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) menjadi dasar
perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di
provinsi.
91. (2) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di provinsi (2) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di Pengubahan frasa “tingkat”
diwujudkan dengan rencana induk daerah provinsi diwujudkan dengan rencana induk menjadi “daerah”,
Pengelolaan Kebudayaan tingkat provinsi. daerah Pengelolaan Kebudayaan daerah menyesuaikan UU Nomor
23 Tahun 2014 tentang
provinsi.
Pemerintahan Daerah.
92. (3) Rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan (3) Rencana induk daerah Pengelolaan Pengubahan frasa “di”
di provinsi disusun berdasarkan karakteristik Kebudayaan daerah provinsi disusun menjadi “daerah”,
budaya provinsi. berdasarkan karakteristik budaya provinsi. menyesuaikan UU Nomor
23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
93. (3) Rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan (4) Rencana induk daerah Pengelolaan 1. Pe
di provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kebudayaan daerah provinsi sebagaimana ngubahan frasa “di”
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan menjadi “daerah”,
menyesuaikan UU
Peraturan Daerah.
Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan
Daerah.
2. Pe
ngubahan frasa
“Gubernur” menjadi
“Daerah”, karena
Peraturan Daerah
disusun dengan
melibatkan DPRD.
94. Pasal 14 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pe
(1) Rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan ngubahan frasa “di”
di provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal 12 menjadi “daerah” ,
13 ayat (2) menjadi dasar perencanaan (1) Rencana induk daerah Pengelolaan menyesuaikan UU
Pengelolaan Kebudayaan di kabupaten/kota. Kebudayaan daerah provinsi sebagaimana Nomor 23 Tahun 2014
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) menjadi tentang Pemerintahan
Daerah.
dasar perencanaan Pengelolaan Kebudayaan
2. Me
di kabupaten/kota. njadi Pasal 12,

19
menyesuaikan urutan
Pasal.
95. (2) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di (2) Perencanaan Pengelolaan Kebudayaan di Pengubahan frasa “di”
kabupaten/kota diwujudkan dengan rencana kabupaten/kota diwujudkan dengan menjadi “daerah” ,
induk daerah Pengelolaan Kebudayaan di rencana induk daerah Pengelolaan menyesuaikan UU Nomor
kabupaten/kota. Kebudayaan daerah kabupaten/kota. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
96. (3) Rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan (3) Rencana induk daerah Pengelolaan Pengubahan frasa “tingkat”
tingkat kabupaten/kota disusun berdasarkan Kebudayaan daerah kabupaten/kota menjadi “daerah” ,
karakteristik budaya kabupaten/kota. disusun berdasarkan karakteristik budaya menyesuaikan UU Nomor
kabupaten/kota. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
97. (3) Rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan (4) Rencana induk daerah Pengelolaan 1. Pengu
tingkat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud Kebudayaan daerah kabupaten/kota bahan frasa “tingkat”
pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi “daerah” ,
bupati/walikota. menyesuaikan UU
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan
Daerah.
2. Pengu
bahan frasa
“bupati/walikota”
menjadi “Daerah”,
karena Peraturan
Daerah disusun dengan
melibatkan DPRD.
98. Bagian Ketiga PERUBAHAN SUBSTANSI Menjadi BAB III
Penyelenggaraan Penyelenggaraan, karena
BAB III mengubah pengaturan dari
PENYELENGGARAAN Bagian menjadi BAB dan
pengaturan pasal-pasal di
dalamnya menyesuaikan.
99. Paragraf 1 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Umum DIM Nomor 98 menjadi
Bagian Kesatu Bab, maka Paragraf 1
Umum menjadi Bagian Kesatu.
100. Pasal 15 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 13,

20
(1) Pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan menyesuaikan urutan
kebudayaan sesuai dengan rencana induk Pasal 13 Pasal.
nasional Pengelolaan Kebudayaan. (1) Pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan
kebudayaan sesuai dengan rencana induk
nasional Pengelolaan Kebudayaan.
101. (2) Pemerintah Daerah provinsi memfasilitasi PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
penyelenggaraan kebudayaan sesuai dengan “tingkat” menjadi
rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan di (2) Pemerintah Daerah Provinsi memfasilitasi “daerah”, menyesuaikan
provinsi. penyelenggaraan kebudayaan sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun
rencana induk daerah Pengelolaan 2014 tentang
Kebudayaan daerah provinsi dengan Pemerintahan Daerah.
merujuk pada rencana induk nasional 2. Penambahan frasa
Pengelolaan Kebudayaan. “dengan merujuk pada
rencana induk nasional
pengelolaan
kebudayaan” setelah
frasa provinsi, karena
perlunya sinergitas
antara Pemerintah
dengan Pemerintah
Daerah Provinsi.
102. (3) Pemerintah Daerah kabupaten/kota memfasilitasi PERUBAHAN REDAKSIONAL Penambahan frasa “dengan
penyelenggaraan kebudayaan sesuai dengan merujuk pada rencana
rencana induk daerah Pengelolaan Kebudayaan di (3) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota induk daerah pengelolaan
kabupaten/kota. memfasilitasi penyelenggaraan Kebudayaan kebudayaan di provinsi”
sesuai dengan rencana induk daerah setelah frasa kota, karena
Pengelolaan Kebudayaan tingkat perlunya sinergitas antara
kabupaten/kota dengan merujuk pada Pemerintah Daerah
rencana induk daerah Pengelolaan Provinsi dengan
Kebudayaan daerah provinsi. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
103. Pasal 16 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 14,
Sasaran penyelenggaraan kebudayaan meliputi: menyesuaikan urutan
Pasal 14 Pasal.
Sasaran penyelenggaraan Kebudayaan meliputi:
104. a. Hak Berkebudayaan; RUMUSAN TETAP
105. b. Jati Diri dan Karakter Bangsa; RUMUSAN TETAP

21
106. c. Kebhinnekaan; RUMUSAN TETAP
107. d. Sejarah dan Warisan Budaya; PERUBAHAN REDAKSIONAL Penghapusan frasa “dan
Warisan Budaya”, karena
d. Sejarah; substansi dalam rumusan
huruf d ini dipisahkan
antara sejarah dan warisan
budaya, dan sejarah lebih
menekankan pada
penanaman nilai-nilai
kebangsaan, patriotisme,
nasionalisme, dan karakter
bangsa.
108. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan frasa
“Warisan Budaya”, karena
e. Warisan Budaya; substansi dalam DIM
Nomor 107 dipisahkan
antara sejarah dan warisan
budaya, karena warisan
budaya lebih luas dan
terdiri dari warisan budaya
benda dan takbenda.
109. e. Industri Budaya; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf f,
menyesuaikan urutan
f. Industri Budaya; huruf.
110. f. Diplomasi Budaya; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf g,
menyesuaikan urutan
g. Diplomasi Budaya; huruf.
111. h. Kelembagaan Kebudayaan dan SDM Kebudayaan; PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
dan “Kelembagaan
h. Pranata dan SDM Kebudayaan; dan Kebudayaan” menjadi
“Pranata”, karena
konsistensi dengan
Pasal 63.
2. Menjadi huruf h,
menyesuaikan urutan
huruf.
112. h. Prasarana dan Sarana Kebudayaan. PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
“Prasarana dan Sarana”
22
i. Sarana dan Prasarana Kebudayaan. menjadi frasa “Sarana
dan Prasarana
sebagaimana DIM
Nomor 29 dan DIM
Nomor
2. Menjadi huruf i,
menyesuaikan urutan
huruf.
113. Paragraf 2 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Hak Berkebudayaan DIM Nomor 98 menjadi
Bagian Kedua Bab, maka Paragraf 2
Hak Berkebudayaan menjadi Bagian Kedua.
114. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan Pasal baru
untuk menjelaskan subyek
Pasal 15 kepada siapa Pemerintah
Setiap Orang memiliki Hak Berkebudayaan. dan Pemerintah Daerah
mengakui, melindungi, dan
memajukan Hak
Berkebudayaan.
115. Pasal 17 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa “dan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat masyarakat”, karena UU
bertanggung jawab untuk mewujudkan Hak Pasal 16 ini lebih menekankan
Berkebudayaan. Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengakui, pada peran Pemerintah
melindungi, dan memajukan Hak dan Pemerintah Daerah.
Berkebudayaan. 2. Pengubahan frasa
“perwujudan” menjadi
“pengakuan,
pelindungan, dan
pemajuan”, karena
menyesuaikan UU No.
39 Tahun 1999 tentang
HAM dan konvensi
UNESCO 2005.
3. Menjadi Pasal 16,
menyesuaikan urutan
Pasal.
116. Pasal 18 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
(1) Perwujudan Hak Berkebudayaan dilaksanakan di “perwujudan” menjadi
23
bidang kepercayaan, hukum, politik, ekonomi, Pasal 17 “pengakuan,
sosial, budaya, pendidikan, teknologi, dan (1) Pengakuan, pelindungan, dan pemajuan pelindungan, dan
hubungan internasional. Hak Berkebudayaan sebagaimana pemajuan”, karena
dimaksud dalam Pasal 17 dilaksanakan di menyesuaikan UU No.
bidang kepercayaan, sosial, budaya, 39 Tahun 1999 tentang
pendidikan, dan teknologi. HAM dan konvensi
UNESCO 2005.
2. Penghapusan
pengakuan,
pelindungan, dan
pemajuan Hak
Berkebudayaan di
bidang hukum, politik,
ekonomi, dan hubungan
internasional, karena
bidang tersebut tidak
secara langsung
menjadi lingkup dalam
pembahasan RUU ini.
3. Menjadi Pasal 17,
menyesuaikan urutan
Pasal.
117. (2) Hak Berkebudayaan sebagaimana dimaksud PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
pada ayat (1) bertujuan untuk: “pengakuan,
(2) Pengakuan, pelindungan, dan pemajuan pelindungan, dan
Hak Berkebudayaan bertujuan untuk: pemajuan”, karena
untuk menjabarkan
Pasal 17 Ayat (1).
2. Penghapusan frasa
“sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)”.
118. a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat RUMUSAN TETAP
Indonesia;
119. b. membangun ketahanan budaya Indonesia; RUMUSAN TETAP
120. c. memperkukuh Jati Diri dan Karakter Bangsa; RUMUSAN TETAP
dan
121. d. meningkatkan citra bangsa. RUMUSAN TETAP
122. (3) Hak Berkebudayaan sebagaimana dimaksud PERUBAHAN REDAKSIONAL Penambahan frasa
24
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan “Pelaksanaan”.
ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (3) Pelaksanaan Hak Berkebudayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
123. Paragraf 3 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Jati Diri dan Karakter Bangsa DIM Nomor 98 menjadi
Bagian Ketiga Bab, maka Paragraf 3
Jati Diri dan Karakter Bangsa menjadi Bagian Ketiga.
124. Pasal 19 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
Jati Diri dan Karakter Bangsa merupakan landasan “merupakan landasan”
dalam perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, Pasal 18 menjadi “wajib dijadikan
dan bernegara. Jati Diri dan Karakter Bangsa dijadikan pedoman”, untuk
pedoman dalam perikehidupan bermasyarakat, menekankan jati diri
berbangsa, dan bernegara. dan karakter bangsa
dijadikan pedoman dan
bukan sebagai
landasan.
2. Menjadi Pasal 18,
menyesuaikan urutan
Pasal.
125. Pasal 20 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung “bertanggung jawab”.
jawab mewujudkan Jati Diri dan Karakter Pasal 19 2. Menjadi Pasal 19,
Bangsa melalui peneguhan Jati Diri dan (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyesuaikan urutan
pembangunan Karakter Bangsa. mewujudkan Jati Diri dan Karakter Bangsa Pasal.
melalui peneguhan Jati Diri dan
pembangunan Karakter Bangsa.
126. (2) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter RUMUSAN TETAP
Bangsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui:
127. a. bahasa; RUMUSAN TETAP
128. b. adat istiadat; RUMUSAN TETAP
129. c. pranata sosial; RUMUSAN TETAP
130. d. pendidikan; RUMUSAN TETAP
131. e. dialog dan permusyawaratan; PERUBAHAN REDAKSIONAL Pengubahan frasa
“permusyawaratan”
e. dialog dan musyawarah; menjadi “musyawarah”,
25
karena musyawarah
merupakan hal yang setara
dengan dialog.
132. f. kearifan lokal; dan f. kearifan lokal; Penghapusan frasa “dan”.
133. PENAMBAHAN SUBSTANSI 1. Penambahan substansi
“kesenian”, karena
g. kesenian; dan kesenian juga
merupakan bentuk
peneguhan Jati Diri dan
pembangunan Karakter
Bangsa.
2. Menjadi huruf g,
menyesuaikan urutan
huruf.
134. g. pelestarian cagar budaya. PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
“pelestarian”, karena
h. cagar budaya tingkatannya tidak
sama dengan huruf
lainnya.
2. Menjadi huruf h,
menyesuaikan urutan
huruf.
135. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi ayat (3) yang
(3) Ketentuan mengenai Jati Diri dan mengatur mengenai
pembangunan Karakter Bangsa melalui ketentuan lebih lanjut
peneguhan Jati Diri dan pembangunan mengenai Jati Diri dan
Karakter Bangsa sebagaimana dimaksud pembangunan Karakter
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Bangsa melalui peneguhan
Peraturan Pemerintah. Jati Diri dan pembangunan
Karakter Bangsa diatur
lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
136. Pasal 21 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Akan diatur dalam
(1) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter Peraturan Pemerintah,
Bangsa melalui bahasa sebagaimana dimaksud sebagaimana usulan dalam
dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a diwujudkan DIM Nomor 135.
dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai
26
bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan,
komunikasi tingkat nasional, pengembangan
kebudayaan nasional, transaksi dan
dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan bahasa media massa.
137. (2) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Bangsa melalui bahasa dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
138. Pasal 22 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter
Bangsa melalui adat istiadat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b
diwujudkan dengan:
139. a. penyusunan inventarisasi dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dokumentasi adat istiadat;
140. b. penerapan nilai yang terkandung dalam DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
adat istiadat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
141. c. dukungan pelestarian sastra dan bahasa DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
daerah;
142. d. pengakuan atas hak masyarakat hukum DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
adat; dan
143. e. dukungan pelestarian hak adat. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
144. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai peneguhan Jati DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Diri dan pembangunan Karakter Bangsa melalui
adat istiadat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
145. Pasal 23 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter
Bangsa melalui pranata sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf c
diwujudkan dengan:
146. a. pelestarian lembaga adat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
147. b. revitalisasi lembaga adat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
148. c. pembentukan organisasi yang DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
27
mengarusutamakan kebudayaan; dan
149. d. pembentukan pranata sosial baru yang DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
mengarusutamakan kebudayaan.
150. (2) Ketentuan mengenai peneguhan Jati Diri dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
pembangunan Karakter Bangsa melalui pranata
sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
151. Pasal 24 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter
Bangsa melalui pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf d
diwujudkan dengan pembentukan dan/atau
perumusan sistem pendidikan yang
mengarusutamakan kebudayaan.
152. (2) Pembentukan dan/atau perumusan sistem DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
pendidikan yang mengarusutamakan
kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
153. Pasal 25 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter
Bangsa melalui dialog dan permusyawaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
huruf e diwujudkan dengan:
154. a. pembentukan pribadi setiap orang yang toleran DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
terhadap perbedaan;
155. b. pembiasaan penyelesaian perselisihan secara DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
damai; dan
156. c. internalisasi nilai keutamaan Jati Diri dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Karakter Bangsa dalam keluarga dan masyarakat.
157. Pasal 26 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter
Bangsa melalui kearifan lokal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf f
diwujudkan dengan:
158. a. penerapan kearifan lokal dalam kehidupan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
sehari-hari;

28
159. b. pengenalan kearifan lokal melalui pendidikan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
formal, nonformal, dan/atau informal;
160. c. sosialisasi kearifan lokal dalam kehidupan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
masyarakat; dan
161. d. pengkajian mengenai Pelestarian kearifan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
lokal.
162. (2) Ketentuan mengenai Jati Diri dan pembangunan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Karakter Bangsa melalui kearifan lokal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
163. Pasal 27 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Peneguhan Jati Diri dan pembangunan Karakter
Bangsa melalui pelestarian cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
huruf g diwujudkan dengan:

164. a. perlindungan, pengembangan, dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.


pemanfaatan Cagar Budaya; dan
165. b. promosi cagar budaya sebagai kekayaan dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
identitas bangsa.
166. (1) Ketentuan mengenai Jati Diri dan pembangunan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Karakter Bangsa melalui pelestarian cagar budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
167. Paragraf 4 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Kebhinnekaan Bagian Keempat DIM Nomor 98 menjadi
Kebhinnekaan Bab, maka Paragraf 4
menjadi Bagian Keempat.
168. Pasal 28 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung “bertanggung jawab.
jawab menumbuhkan dan memelihara Pasal 20 2. Menjadi Pasal 20,
Kebhinnekaan dalam kerangka Negara Kesatuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyesuaikan urutan
Republik Indonesia. menumbuhkan dan memelihara Kebhinnekaan Pasal.
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
169. Pasal 29 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 21,
Penumbuhan dan Pemeliharaan Kebhinnekaan menyesuaikan urutan
diwujudkan melalui: Pasal 21 Pasal.
29
Penumbuhan dan Pemeliharaan Kebhinnekaan
diwujudkan melalui:
170. a. keharmonisan keanekaragaman budaya untuk PERUBAHAN REDAKSIONAL Pengubahan frasa
meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa; “keharmonisan” menjadi
a. harmonisasi keragaman budaya untuk “harmonisasi”, dan kalimat
meneguhkan persatuan dan kesatuan “keanekaragaman” menjadi
bangsa; “keragaman”, untuk
menekankan pentingnya
harmonisasi keragaman
budaya.
171. b. organisasi kemasyarakatan; RUMUSAN TETAP
172. c. pengembangan karya budaya yang mendukung PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
kemajemukan; “pengembangan karya
c. Pelestarian Kebudayaan yang mendukung budaya” menjadi“
Kebhinnekaan; pelestarian
kebudayaan”, karena
pelestarian sudah
meliputi pelindungan,
pengembangan, dan
pemanfaatan.
2. Pengubahan kalimat
“kemajemukan” menjadi
“kebhinnekaan”, karena
kebhinnekaan lebih
menekankan pada
persatuan.
173. d. pendidikan yang berbasis Kebhinnekaan; PERUBAHAN REDAKSIONAL Pengubahan frasa
“berbasis” dengan
d. pendidikan yang menanamkan kesadaran “menanamkan kesadaran”,
Kebhinnekaan; dan karena kebhinnekaan lebih
menekankan pada
persatuan.
174. e. kerjasama kebudayaan; dan PERUBAHAN REDAKSIONAL Pengubahan frasa “kerja
sama” menjadi “kemitraan
e. kemitraan antarpemangku kepentingan di antarpemangku
bidang Kebudayaan; dan kepentingan di bidang”,
karena perwujudan dari
pengelolaan ebudayaan
30
menekankan pada
pentingnya kemitraan
antar pemangku
kepentingan di bidang
Kebudayaan.
175. f. apresiasi kebudayaan. RUMUSAN TETAP
176. PENAMBAHAN SUBSTANSI 1. Penambahan substansi
menjadi Pasal 22 yang
Pasal 22 mengatur mengenai
Ketentuan mengenai menumbuhkan dan ketentuan lebih lanjut
memelihara Kebhinnekaan dalam kerangka menumbuhkan dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia memelihara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 diatur Kebhinnekaan dalam
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. kerangka Negara
Kesatuan Republik
Indonesia diatur lebih
lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
2. Menjadi Pasal 22,
menyesuaikan urutan
Pasal.
177. Pasal 30 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Akan diatur dalam
Penumbuhan dan pemeliharaan Kebhinnekaan Peraturan Pemerintah,
melalui keharmonisan dalam keanekaragaman sebagaimana usulan dalam
budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 DIM Nomor 176.
huruf a diwujudkan dengan:
178. a. penanaman nilai budaya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
179. b. pengenalan keanekaragaman budaya; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
180. a. pengakuan, perlindungan, dan promosi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
keanekaragaman budaya.
181. Pasal 31 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penumbuhan dan pemeliharaan Kebhinnekaan
melalui organisasi massa berbasis semangat
kebhinnekatunggalikaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf b diwujudkan dengan:
182. a. dorongan untuk pembentukan dan pembinaan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
organisasi massa yang berbasis Kebhinnekaan;
dan
31
183. b. kegiatan kerja sama antar-organisasi massa DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
untuk mewujudkan persatuan nasional.
184. Pasal 32 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penumbuhan dan pemeliharaan Kebhinnekaan
melalui pengembangan karya budaya yang
mendukung kemajemukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf c diwujudkan dengan:
185. a. pelestarian karya budaya yang menjadi ciri suatu DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
suku bangsa;
186. b. pendidikan yang dapat menghasilkan karya DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
budaya yang mendukung kemajemukan;
187. c. penyelenggaraan pentas lintas budaya; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
188. d. pemberian akses dan kesempatan yang sama bagi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
setiap warga negara untuk berkarya.
189. Pasal 33 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Penumbuhan dan pemeliharaan Kebhinnekaan
melalui pendidikan yang berbasis Kebhinnekaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf d
diwujudkan melalui:
190. a. pelaksanaan kebijakan pendidikan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Kebhinnekaan;
191. b. penanaman dan pengembangan nilai DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Kebhinnekaan;
192. c. pengembangan kurikulum yang DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Kebhinnekaan; dan
193. c. pengembangan kegiatan ekstrakurikuler DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Kebhinnekaan.
194. (1) Pendidikan yang berbasis Kebhinnekaan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
195. Pasal 34 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penumbuhan dan pemeliharaan Kebhinnekaan
melalui pengembangan kerjasama kebudayaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf e,
diwujudkan dengan:
196. a. penyelenggaraan muhibah budaya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.

32
197. b. pertukaran ahli budaya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
198. c. penyelenggaraan festival budaya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
199. d. penyelenggaraan forum kebudayaan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
200. e. pengembangan pranata budaya di dalam dan di DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
luar negeri.
201. Pasal 35 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penumbuhan dan pemeliharaan Kebhinnekaan
melalui apresiasi kebudayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 huruf f diwujudkan
dengan:
202. a. penghargaan terhadap budayawan berprestasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
203. b. sosialisasi keberagaman budaya; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
204. c. peringatan peristiwa penting nasional dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
daerah.
205. PENAMBAHAN SUBSTANSI Pengusulan Bagian Kelima
untuk menguraikan usulan
Bagian Kelima DIM Nomor 107.
Sejarah
206. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Pasal 23 yang
Pasal 23 mengatur peran
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pemerintah dan
melestarikan Sejarah.
Pemerintah Daerah
melestarikan Sejarah.
207. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Pasal 24 yang
Pasal 24 mengatur upaya dalam
Pelestarian Sejarah sebagaimana dimaksud
melestarikan Sejarah.
dalam Pasal 23 meliputi:
a. pengumpulan sumber Sejarah;
b. penulisan Sejarah;
c. internalisasi kesejarahan; dan
d. pendidikan Sejarah.
208. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Pasal 25 mengenai
Pasal 25 ketentuan lebih lanjut Jati
Ketentuan mengenai Pelestarian Sejarah Diri dan pembangunan
33
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 diatur Karakter Bangsa melalui
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Pelestarian Sejarah diatur
lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.

209. Paragraf 5 PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Rumusan dalam DIM


Sejarah dan Warisan Budaya Nomor 98 menjadi Bab,
Bagian Keenam maka Paragraf 5
Warisan Budaya menjadi Bagian
Keenam, karena untuk
menguraikan usulan
DIM Nomor 108.
2. Penghapusan frasa
“Sejarah”, karena dalam
DIM Nomor 107 frasa
“Sejarah dan Warisan
Budaya” dipisahkan.
210. Pasal 36 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung “Sejarah”, karena dalam
jawab menghargai, mengakui, dan/atau melindungi Pasal 26 DIM Nomor 107 frasa
Sejarah dan Warisan Budaya. Pemerintah dan Pemerintah Daerah, mengakui, “Sejarah dan Warisan
melindungi, dan memanfaatkan Warisan Budaya” dipisahkan.
Budaya. 2. Penghapusan frasa
“bertanggung jawab
menghargai”.
3. Penambahan frasa
“memanfaatkan” setelah
kata dan.
4. Menjadi Pasal 26,
menyesuaikan urutan
Pasal.
211. Pasal 37 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan “penghargaan”, karena
Sejarah dan Warisan Budaya sebagaimana dimaksud Pasal 27 menyesuaikan DIM
dalam Pasal 36 meliputi: Pengakuan, pelindungan, dan pemanfaatan Nomor 210.
Warisan Budaya sebagaimana dimaksud dalam 2. Pengubahan frasa
“perlindungan” menjadi
34
Pasal 26 meliputi: “pelindungan”.
3. Penghapusan frasa
“Sejarah”, karena dalam
DIM Nomor 107 frasa
“Sejarah dan Warisan
Budaya” dipisahkan.
4. Menjadi Pasal 27,
menyesuaikan urutan
Pasal.
212. a. bahasa dan aksara daerah; RUMUSAN TETAP
213. b. tradisi lisan; PERUBAHAN REDAKSIONAL Penghapusan frasa “lisan”,
karena tradisi bukan
b. tradisi; hanya tradisi lisan saja.
214. c. kepercayaan lokal; RUMUSAN TETAP
215. d. sejarah; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Karena pengaturan
mengenai sejarah sudah
diatur dalam DIM Nomor
205-208.
216. e. arsip, naskah kuno, dan prasasti; PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
“dan” sebelum naskah.
d. arsip dan naskah kuno; 2. Penghapusan frasa
“prasasti”, karena
prasasti identik dengan
cagar budaya.
3. Menjadi huruf d,
menyesuaikan urutan
huruf.
217. f. cagar budaya; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf e,
menyesuaikan urutan
e. cagar budaya; huruf.
218. g. upacara tradisional; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf f,
menyesuaikan urutan
f. upacara tradisional; huruf.
219. h. kesenian tradisional; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf g,
menyesuaikan urutan
g. kesenian tradisional; huruf.
220. i. kuliner tradisional; PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf h,
35
menyesuaikan urutan
h. kuliner tradisional; huruf.
221. j. obat-obatan dan pengobatan tradisional; PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
“pengetahuan” sebelum
i. pengetahuan obat-obatan dan pengobatan obat-obatan, karena
tradisional; pengetahuan mengenai
obat-obatan juga masuk
dalam warisan budaya.
2. Menjadi huruf i,
menyesuaikan urutan
huruf.
222. k. busana tradisional; PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pengubahan frasa
“busana” menjadi
j. produk dan teknologi kain tradisional; “produk dan teknologi
kain”, karena
pentingnya produk dan
teknologi kain
tradisional sebagai
warisan budaya.
2. Menjadi huruf j,
menyesuaikan urutan
huruf.
223. l. olahraga tradisional; dan PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pemisahan frasa “olah
raga”.
k. olah raga tradisional; dan 2. Menjadi huruf k,
menyesuaikan urutan
huruf.
224. m. permainan tradisional. PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf l,
menyesuaikan urutan
l. permainan tradisional. huruf.
225. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Pasal 28 yang
Pasal 28 mengatur ketentuan lebih
Ketentuan mengenai pengakuan, pelindungan, lanjut mengenai Jati Diri
dan pemanfaatan Warisan Budaya dan pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 diatur Karakter Bangsa melalui
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Warisan Budaya diatur

36
lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah.
226. Pasal 38 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Akan diatur dalam
(1) Penghargaan, pengakuan, dan/atau Peraturan Pemerintah,
perlindungan Sejarah dan Warisan Budaya sebagaimana usulan dalam
melalui bahasa dan aksara daerah sebagaimana DIM Nomor 225.
dimaksud dalam Pasal 37 huruf a diwujudkan
dengan:
227. a. kebijakan penggunaan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
bahasa dan aksara daerah dalam pendidikan;
228. b. penggunaan bahasa dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
aksara daerah di media massa; dan
229. c. penggunaan bahasa dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
aksara daerah untuk nama jalan dan nama
tempat.
230. (2) Penghargaan, pengakuan, dan/atau DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
perlindungan Sejarah dan Warisan Budaya
melalui bahasa dan aksara daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
231. Pasal 39 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui tradisi lisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b
diwujudkan dengan:
232. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
233. b. publikasi; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
234. c. dorongan mewariskan tradisi lisan kepada DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
masyarakat.
235. Pasal 40 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui
kepercayaan lokal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf c diwujudkan dengan:
236. a. pelestarian terhadap keberadaan kepercayaan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
lokal;

37
237. b. penyediaan fasilitas untuk Pelestarian DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kepercayaan lokal;
238. c. publikasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
239. d. pembentukan dan revitalisasi paguyuban; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
240. e. pertemuan rutin tahunan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
241. e. kegiatan upacara bersama. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
242. (2) Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Sejarah dan Warisan Budaya melalui kepercayaan
lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
243. Pasal 41 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui sejarah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf d
diwujudkan dengan:
244. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
245. b. pendidikan sejarah; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
246. c. media massa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
247. d. publikasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
248. e. kurikulum muatan lokal; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
249. f. penyediaan sarana dan prasarana. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
250. Pasal 42 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui arsip, naskah
kuno, dan prasasti sebagaimana dimaksud dalam
pasal 37 huruf e diwujudkan melalui:
251. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
252. b. duplikasi dan publikasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
253. c. penyediaan sarana dan prasarana; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
254. d. peningkatan SDM kebudayaan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
255. e. sosialisasi. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
256. Pasal 43 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
38
perundangan-undangan.
257. Pasal 44 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui upacara
tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf g diwujudkan dengan:
258. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
259. b. fasilitasi penyelenggaraan upacara tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
260. c. promosi upacara tradisional; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
261. d. publikasi. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
262. Pasal 45 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui kesenian
tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf h diwujudkan dengan:
263. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
264. b. fasilitasi penyelenggaraan kesenian tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
265. c. fasilitasi pengajaran kesenian tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
266. d. sosialisasi kesenian tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
267. e. promosi kesenian tradisional; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
268. f. publikasi. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
269. Pasal 46 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui kuliner
tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf i diwujudkan dengan:
270. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
271. b. fasilitasi pengembangan kuliner tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
272. c. sosialisasi kuliner tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
273. d. promosi kuliner tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
274. e. festival kuliner tradisional; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
275. f. publikasi. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
276. Pasal 47 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Penghargaan, pengakuan, dan/atau
perlindungan Sejarah dan Warisan Budaya
melalui obat-obatan dan pengobatan tradisional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf j
39
meliputi:
277. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
278. b. fasilitasi pengembangan obat-obatan dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
pengobatan tradisional;
279. c. sosialisasi obat-obatan dan pengobatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional;
280. d. promosi obat-obatan dan pengobatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional; dan
281. e. publikasi. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
282. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan, DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
pengakuan, dan/atau perlindungan Sejarah dan
Warisan Budaya melalui obat-obatan dan
pengobatan tradisional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
283. Pasal 48 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui busana
tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf k diwujudkan dengan:
284. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
285. b. fasilitasi pengembangan busana tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
286. c. sosialisasi busana tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
287. d. promosi busana tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
288. e. festival dan pameran busana tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
289. f. publikasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
290. g. pelindungan busana tradisional; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
291. h. penetapan busana tradisional sebagai busana DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
resmi daerah.
292. Pasal 49 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui olahraga
tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf m diwujudkan dengan:
293. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
294. b. fasilitasi pengembangan olahraga tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
295. c.sosialisasi, publikasi, dan promosi olahraga DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional;
40
296. d. festival dan kompetisi olahraga tradisional; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
297. e. perlindungan olahraga tradisional. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
298. Pasal 50 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Penghargaan, pengakuan, dan/atau perlindungan
Sejarah dan Warisan Budaya melalui permainan
tradisional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf n diwujudkan dengan:
299. a. inventarisasi dan dokumentasi; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
300. b. fasilitasi pengembangan permainan tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
301. c.sosialisasi, publikasi, dan promosi permainan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional;
302. d. festival dan kompetisi permainan tradisional; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
303. e. perlindungan permainan tradisional. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
304. Paragraf 6 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Industri Budaya DIM Nomor 98 menjadi
BAGIAN KETUJUH Bab, maka Paragraf 6
INDUSTRI BUDAYA menjadi Bagian Ketujuh,
karena untuk menguraikan
usulan DIM Nomor 110.
305. Pasal 51 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung “bertanggung jawab”.
jawab memajukan Industri Budaya. Pasal 29 2. Penambahan frasa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah “sesuai dengan
memajukan Industri Budaya sesuai dengan kewenangannya” setelah
kewenangannya. Budaya, karena upaya
memajukan Industri
Budaya dilakukan oleh
Pemerintah dan
Pemerintah Daerah
sesuai dengan
kewenangannya
3. Menjadi Pasal 29,
menyesuaikan urutan
Pasal.
306. Pasal 52 PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Industri Budaya bukan
(1) Industri Budaya diarahkan untuk: untuk diarahkan
Pasal 30 melainkan ditujukan.
(1) Industri Budaya ditujukan untuk 2. Penambahan frasa
41
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara “meningkatkan
berkelanjutan dengan mengutamakan kesejahteraan rakyat
profesionalitas, manfaat, dan sumber daya secara berkelanjutan
lokal. dengan mengutamakan
profesionalitas, manfaat,
dan sumber daya lokal”,
karena untuk
menentukan tujuan dari
Industri Budaya.
3. Menjadi Pasal 30,
menyesuaikan urutan
Pasal.
307. a. meningkatkan kontribusi dalam pembangunan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diakomodir dalam
ekonomi kreatif; usulan DIM Nomor 306.
308. b. mengoptimalkan keseimbangan antara nilai DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Pelestarian budaya dengan penciptaan nilai
tambah ekonomi; dan
309. c. menciptakan inovasi dan kreativitas dari nilai DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kebudayaan ke dalam penciptaan lapangan
kerja dan kesejahteraan masyarakat
310. (2) Industri Budaya dilakukan secara berkelanjutan PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Perubahan substansi
dengan memperhatikan unsur profesionalisme, dalam Ayat (2) untuk
ketahanan budaya, manfaat, dan peran serta (2) Peningkatan kesejahteraan rakyat menjelaskan pengaturan
masyarakat. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam DIM Nomor 306.
dilakukan dengan tetap mengutamakan 2. Substansi
keseimbangan antara pelindungan, profesionalisme,
pengembangan dan pemanfaatan manfaat, dan peran
kebudayaan. serta masyarakat sudah
diakomodir dalam DIM
Nomor 306.
311. Pasal 53 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 31,
Industri Budaya meliputi: menyesuaikan urutan
Pasal 31 Pasal.
Industri Budaya meliputi:
312. a. seni; RUMUSAN TETAP
313. b. kerajinan; RUMUSAN TETAP
314. c. permainan tradisional; RUMUSAN TETAP
315. d. rancang bangun; RUMUSAN TETAP
42
316. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
huruf e “kain tradisional”,
e. kain tradisional; karena kain tradisonal
perlu mendapatkan
kekhususan karena
memiliki nilai dalam
kehidupan berbudaya.
Selain itu, kain juga
merupakan kebutuhan
pokok manusia yang
digunakan dalam berbagai
aspek kehidupan sosial
dan budaya.
317. e. kuliner; dan PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf f,
menyesuaikan urutan
f. kuliner; dan huruf.
318. f. pengobatan tradisional. PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf g,
menyesuaikan urutan
g. pengobatan tradisional. huruf.
319. PENAMBAHAN SUBSTANSI 1. Penambahan substansi
menjadi Pasal 32 yang
Pasal 32 mengatur mengenai
Ketentuan mengenai Industri Budaya ketentuan lebih lanjut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur mengenai Industri
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Budaya diatur lebih
lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
2. Menjadi Pasal 32,
menyesuaikan urutan
Pasal.
320. Pasal 54 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Akan diatur dalam
Industri Budaya bidang seni sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah,
dalam Pasal 54 huruf a diwujudkan dengan: sebagaimana usulan dalam
DIM Nomor 319.
321. a. kebijakan yang mendorong penyebarluasan seni DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
baik tradisional maupun kontemporer;
322. b. kebijakan yang mendorong peningkatan karya DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.

43
seni;
323. c. peningkatan kreativitas dan inovasi seni; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
324. d. pemanfaatan seni dengan menggunakan teknologi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
terkini;
325. e. penyelenggaraan festival seni; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
326. f. pelindungan hak kekayaan intelektual. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
327. Pasal 55 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Industri Budaya bidang kerajinan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 huruf b diwujudkan
dengan:
328. a. kebijakan pemanfaatan produkkerajinan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
329. b. kebijakan yang mendorong peningkatan produksi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kerajinan;
330. c. kebijakan yang mendorong penyebarluasan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
produk kerajinan;
331. d. peningkatan kreativitas dan inovasi produk DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kerajinan;
332. e. pemanfaatan produk kerajinan dengan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
menggunakan teknologi terkini;
333. f. penyelenggaraan festival produk kerajinan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
334. g. perlindungan hak kekayaan intelektual DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
335. Pasal 56 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Industri Budaya bidang permainan
tradisionalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
huruf c diwujudkan dengan:
336. a. kebijakan revitalisasi permainan tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
337. b. kebijakan yang mendorong penyebarluasan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
permainan tradisional, baik tradisional maupun
kontemporer;
338. b. kebijakan yang mendorong peningkatan karya DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
permainan tradisional;
339. c. peningkatan kreativitas dan inovasi permainan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional;
340. d. pemanfaatan permainan rakyat dengan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
menggunakan teknologi terkini;
341. e. penyelenggaraan festival permainan tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dan
44
342. f. perlindungan hak kekayaan intelektual. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
343. Pasal 57 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Industri Budaya bidang rancang bangun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf d
diwujudkan dengan:
344. a. penggunaan unsur rancang bangun tradisional DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dalam pembangunan fasilitas publik;
345. b. pemberian fasilitas pengembangan industri DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
budaya bidang rancang bangun;
346. c. peningkatan kreativitas dan inovasi rancang DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
bangun;
347. d. pemanfaatan rancang bangun dengan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
menggunakan teknologi terkini; dan
348. e. pelindungan hak kekayaan intelektual. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
349. Pasal 58 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Industri Budaya bidang kuliner sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 huruf e diwujudkan
dengan:
350. a. kebijakan revitalisasi kuliner dan pengobatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional;
351. b. kebijakan yang mendorong penyebarluasan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kuliner dan pengobatan tradisional;
352. b. kebijakan yang mendorong peningkatan kuliner DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dan pengobatan tradisional;
353. c. peningkatan kreativitas dan inovasi kuliner dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
pengobatan tradisional;
354. d. pemanfaatan kuliner dan pengobatan tradisional DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dengan menggunakan teknologi terkini;
355. e. penyelenggaraan festival kuliner dan pengobatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional; dan
356. f. perlindungan hak kekayaan intelektual. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
357. Pasal 59 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Industri Budaya bidang pengobatan tradisional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 huruf f
diwujudkan dengan:
358. a. kebijakan revitalisasi pengobatan tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
359. b. kebijakan yang mendorong penyebarluasan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.

45
pengobatan tradisional;
360. c. kebijakan yang mendorong peningkatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
pengobatan tradisional;
361. d. peningkatan kreativitas dan inovasi pengobatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tradisional;
362. e. pemanfaatan pengobatan tradisional dengan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
menggunakan teknologi terkini;
363. f. penyelenggaraan festival pengobatan tradisional; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dan
364. g. perlindungan hak kekayaan intelektual. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
365. Pasal 60 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Pemajuan Industri Budaya dilakukan melalui
kebijakan yang mendukung promosi dan pemasaran
Industri Budaya.
366. Pasal 61 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Industri Budaya
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
367. Paragraf 7 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Diplomasi Budaya DIM Nomor 98 menjadi
BAGIAN KEDELAPAN Bab, maka Paragraf 7
DIPLOMASI BUDAYA menjadi Bagian Kedelapan,
karena untuk menguraikan
usulan DIM Nomor 111.
368. Pasal 62 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat “dan”sebelum
melaksanakan Diplomasi Budaya. Pasal 33 Pemerintah Daerah.
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah 2. Penghapusan frasa
melaksanakan Diplomasi Budaya. “masyarakat”, karena
RUU ini lebih
menekankan pada
peran Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
3. Menjadi Pasal 33,
menyesuaikan urutan
Pasal.
369. (2) Diplomasi Budaya sebagaimana dimaksud pada PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Rumusan pada Ayat (2)
ayat (1) diselenggarakan untuk meningkatkan ini djabarkan menjadi

46
citra budaya Indonesia di masyarakat (2) Diplomasi Budaya sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b.
internasional. pada ayat (1) diselenggarakan untuk 2. Penambahan substansi
meningkatkan: “persatuan, kesatuan
a. persatuan, kesatuan bangsa, dan bangsa, dan
kesejahteraan rakyat; dan kesejahteraan rakyat”,
b. citra budaya Indonesia di masyarakat karena dalam rumusan
internasional. pengertian Diplomasi
Budaya dalam
perubahan DIM Nomor
25 tidak hanya berlaku
terhadap negara lain,
melainkan juga untuk di
dalam negeri dalam
rangka persatuan,
kesatuan bangsa, dan
kesejahteraan rakyat.
370. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Ayat (3), untuk
(3) Diplomasi Budaya untuk meningkatkan menguraikan Diplomasi
persatuan, kesatuan bangsa, dan Budaya untuk
kesejahteraan rakyat sebagaimana meningkatkan persatuan,
dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan kesatuan bangsa, dan
dengan: kesejahteraan rakyat
a. mengembangkan atau meningkatkan sebagaimana diatur dalam
dialog dan forum Kebudayaan; DIM Nomor 369.
b. fasilitasi tumbuh dan berkembangnya
Diplomasi Budaya di masyarakat;
c. fasilitasi terhadap kegiatan komunitas
lintas budaya untuk saling mengenal,
memahami, dan menghargai Kebudayaan;
d. peningkatan kuantitas dan kualitas
pelaksanaan kegiatan Kebudayaan; dan
e. peningkatan kerja sama, kajian dan
penelitian tentang lintas Kebudayaan.
371. (3) Diplomasi Budaya untuk meningkatkan citra PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
budaya Indonesia sebagaimana dimaksud pada “huruf b”, untuk
ayat (2) diwujudkan dengan: (4) Diplomasi Budaya untuk meningkatkan menguraikan
citra budaya Indonesia sebagaimana penyelenggaran
47
dimaksud pada ayat (2) huruf b diwujudkan Diplomasi Budaya
dengan: untuk meningkatkan
citra budaya Indonesia
di masyarakat
internasional
sebagaimana diatur
dalam DIM Nomor 369.
2. Menjadi Ayat (4),
menyesuaikan urutan
Ayat.
372. a. optimalisasi representasi budaya Indonesia di RUMUSAN TETAP
luar negeri;
373. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
“pendirian pusat
b. pendirian pusat Kebudayaan di negara- kebudayaan di negara-
negara sahabat; negara sahabat” menjadi
huruf b, menyesuaikan
urutan huruf.
374. b. peningkatan kuantitas dan kualitas promosi PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf c,
dan muatan berita tentang budaya Indonesia menyesuaikan urutan
oleh media massa di luar negeri; c. peningkatan kuantitas dan kualitas promosi huruf.
dan muatan berita tentang budaya
Indonesia oleh media massa di luar negeri;
375. c. peningkatan kuantitas dan kualitas PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf d,
pelaksanaan kegiatan kebudayaan di luar menyesuaikan urutan
negeri; d. peningkatan kuantitas dan kualitas huruf.
pelaksanaan kegiatan kebudayaan di luar
negeri;
376. d. peningkatan peran serta warga Indonesia di PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan kalimat
luar negeri dalam kegiatan kebudayaan “warga negara asing di
Indonesia; e. peningkatan peran serta warga Indonesia di Indonesia” dalam upaya
luar negeri dan warga negara asing di meningkatkan citra
Indonesia dalam kegiatan Kebudayaan budaya Indonesia di
Indonesia; dalam dan luar negeri.
2. Menjadi huruf f,
menyesuaikan urutan
huruf.
377. e. peningkatan kerjasama kajian dan penelitian PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pemisahan frasa kerja
48
tentang kebudayaan Indonesia di luar negeri; sama.
f. peningkatan kerja sama kajian dan 2. Menjadi huruf f,
penelitian tentang Kebudayaan Indonesia di menyesuaikan urutan
luar negeri; huruf.
378. e. penggunaan budaya Indonesia dalam upaya PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf g,
meningkatkan persahabatan antara Indonesia menyesuaikan urutan
dan negara lain; dan g. penggunaan budaya Indonesia dalam upaya huruf.
meningkatkan persahabatan antara
Indonesia dan negara lain; dan
379. f. peningkatan upaya pengembalian aset budaya PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi huruf h,
Indonesia yang ada di luar negeri. menyesuaikan urutan
h. peningkatan upaya pengembalian aset huruf.
budaya Indonesia yang ada di luar negeri.
380. (4) Ketentuan mengenai Diplomasi Budaya PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Ayat (5),
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan menyesuaikan urutan
Perundang-undangan. (5) Ketentuan mengenai Diplomasi Budaya Ayat.
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
381. Paragraf 8 PERUBAHAN SUBSTANSI Karena Rumusan dalam
Pranata Kebudayaan dan SDM Kebudayaan DIM Nomor 98 menjadi
BAGIAN KESEMBILAN Bab, maka Paragraf 8
PRANATA KEBUDAYAAN DAN SDM menjadi Bagian
Kesembilan, karena untuk
KEBUDAYAAN
menguraikan usulan DIM
Nomor 112.
382. Pasal 63 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung “bertanggung jawab”.
jawab meningkatkan kualitas dan kuantitas Pranata Pasal 34 2. Menjadi Pasal 34,
Kebudayaan dan SDM Kebudayaan. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyesuaikan urutan
meningkatkan kualitas dan kuantitas Pranata Pasal.
Kebudayaan dan SDM Kebudayaan.
383. Pasal 64 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa
(1) Tanggungjawab Pemerintah dalam meningkatkan “Pemerintah Daerah”,
kualitas dan kuantitas Pranata Kebudayaan dan Pasal 35 karena tanggung jawab
SDM Kebudayaan dilakukan dengan: (1) Tanggungjawab Pemerintah dan Pemerintah meningkatkan kualitas
Daerah dilakukan dengan memfasillitasi: dan kuantitas Pranata
Kebudayaan dan SDM
Kebudayaan bukan
49
hanya dilakukan oleh
Pemerintah.
2. Penambahan frasa
“memfasilitasi”, karena
fasilitasi ini bukan
merupakan keharusan.
3. Menjadi Pasal 35,
menyesuaikan urutan
Pasal.
384. a. standardisasi Pranata Kebudayaan; dan PERUBAHAN REDAKSIONAL Pengubahan frasa
“standardisasi Pranata
a. peningkatan kualitas Pranata Kebudayaan” menjadi
Kebudayaan dan kompetensi SDM “peningkatan kualitas
Kebudayaan; dan kompetensi Pranata
Kebudayaan dan SDM
kebudayaan”, untuk
menegaskan peran
Pemerintah dan
Pemerintah melaksanakan
fasilitasi peningkatan
kualitas kompetensi
Pranata Kebudayaan dan
SDM kebudayaan.
385. b. sertifikasi SDM Kebudayaan. PERUBAHAN REDAKSIONAL Penambahan frasa
“standardisasi Pranata
b. standardisasi Pranata Kebudayaan Kebudayaan dan”, untuk
dan sertifikasi SDM Kebudayaan. menegaskan peran
Pemerintah dan
Pemerintah melaksanakan
fasilitasi standardisasi
Pranata Kebudayaan dan
sertifikasi SDM
Kebudayaan.
386. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Ayat (2), untuk
(2) Setiap Orang berhak memperoleh sertifikasi menjelaskan bahwa Setiap
kompetensi bidang Kebudayaan. Orang dapat memperoleh
sertifikasi kompetensi
50
bidang kebudayaan.
387. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Ayat (3), untuk
(3) Standardisasi Pranata Kebudayaan dan mempertegas standardisasi
sertifikasi kompetensi SDM Kebudayaan Pranata Kebudayaan dan
berlaku nasional maupun internasional. sertifikasi kompetensi SDM
Kebudayaan berlaku
nasional maupun
internasional.
388. PENAMBAHAN SUBSTANSI Penambahan substansi
menjadi Ayat (4), untuk
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mengatur ketentuan lebih
standardisasi pranata kebudayaan dan lanjut mengenai
sertifikasi kompetensi SDM Kebudayaan standardisasi Pranata
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur Kebudayaan dan sertifikasi
lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. SDM Kebudayaan dengan
Peraturan Menteri.
389. (2) Standardisasi Pranata Kebudayaan sebagaimana DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diakomodasi dalam
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan DIM Nomor 387.
pengakuan Pemerintah terhadap kualifikasi
Pranata Kebudayaan.
390. (3) Sertifikasi SDM Kebudayaan sebagaimana DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
pengakuan Pemerintah terhadap kualifikasi SDM
Kebudayaan.
391. (4) Pengakuan Pemerintah terhadap kualifikasi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Pengaturan lebih lanjut
Pranata Kebudayaan sebagaimana dimaksud mengenai standardisasi
pada ayat (3) dan kualifikasi SDM Kebudayaan Pranata Kebudayaan dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
sertifikasi SDM
sesuai dengan kriteria yang disepakati secara
internasional. Kebudayaan akan diatur
dengan Peraturan Menteri
sebagaimana diatur dalam
DIM Nomor 388.
392. Pasal 65 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diatur dalam DIM
(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab Nomor 382.
memfasilitasi pranata kebudayaan untuk
distandardisasi dan SDM kebudayaan untuk
51
disertifikasi.
393. (2) Bentuk fasilitasi sebagaimana dimaksud pada DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Bentuk fasilitasi
ayat (1) berupa: standardisasi pranata
kebudayaan dan sertifikasi
kompetensi SDM
Kebudayaan akan diatur
lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri
sebagaimana diatur dalam
DIM Nomor 388.
394. a. pendanaan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
395. b. bekerjasama dengan lembaga yang tugas dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
tanggungjawabnya di bidang standardisasi dan
sertifikasi.
396. Pasal 66 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diatur dalam DIM
(1) Pranata Kebudayaan dan SDM Kebudayaan yang Nomor 387 dan ketentuan
akan menyelenggarakan kegiatan kebudayaan lebih lanjut mengenai
secara internasional harus terstandardisasi dan fasilitasi standardisasi
tersertifikasi oleh lembaga yang tugas dan pranata kebudayaan dan
tanggungjawabnya di bidang standardisasi dan sertifikasi kompetensi SDM
sertifikasi secara nasional. Kebudayaan akan diatur
lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri
sebagaimana diatur dalam
DIM Nomor 388.
397. (2) Standardisasi Pranata Kebudayaan dan sertifikasi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
SDM Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
398. Pasal 67 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Pengaturan lebih lanjut
Pranata Kebudayaan meliputi: mengenai standardisasi
Pranata Kebudayaan dan
sertifikasi SDM
Kebudayaan akan diatur
dengan Peraturan Menteri
sebagaimana diatur dalam

52
DIM Nomor 388.
399. a. lembaga adat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
400. b. lembaga pengelola kebudayaan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
401. c. komunitas kebudayaan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
402. d. komunitas adat. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
403. Pasal 68 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Lembaga adat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 huruf a dilestarikan melalui pengakuan
dan revitalisasi.
404. (2) Pengakuan dan revitalisasi lembaga adat DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dicantumkan dalam rencana induk Pengelolaan
Kebudayaan.
405. Pasal 69 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Lembaga pengelola kebudayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68 huruf b dilakukan melalui:
406. a. inventarisasi lembaga pengelola Kebudayaan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Indonesia; dan
407. b. kebijakan yang mendorong tumbuh dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
berkembangnya lembaga pengelola kebudayaan.
408. Pasal 70 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Komunitas kebudayaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 huruf c dilakukan melalui:
409. a. pengakuan terhadap komunitas Kebudayaan;dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
410. b. pemberdayaan komunitas Kebudayaan. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
411. Pasal 71 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Komunitas adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
68 huruf d dilakukan melalui:
412. a. inventarisasi komunitas adat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
413. b. pengakuan terhadap komunitas adat; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
414. c. pemberdayaan komunitas adat. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
415. Pasal 72 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
SDM kebudayaan meliputi:
416. a. seniman; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
417. b. maestro; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
418. c. pialang budaya; dan/atau DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
419. d. pemangku adat. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
53
420. Pasal 73 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Pemberian apresiasi kepada seniman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73 huruf a dilakukan melalui:
421. a. pelindungan karya seniman; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
422. b. kemudahan penyelenggaraan pameran karya seni; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
423. c. promosi karya seni; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
424. d. fasilitasi teknologi. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
425. Pasal 74 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Pemberian apresiasi kepada maestro sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73 huruf b dilakukan melalui:
426. a. pelindungan karya maestro; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
427. b. kemudahan penyelenggaraan pameran karya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
428. c. fasilitasi teknologi; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
429. d. jaminan hari tua. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
430. Pasal 75 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Pembinaan pialang budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 73 huruf c dilakukan melalui
pengembangan kapasitas dan penguatan badan
usaha yang bergerak di bidang budaya.
431. Pasal 76 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Pemberian apresiasi kepada pemangku adat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 73 huruf d
dilakukan melalui:
432. a. fasilitasi pengembangan adat istiadat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
433. b. fasilitasi pengembangan lembaga adat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
434. c. perlindungan adat istiadat; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
435. d. perlindungan lembaga adat. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
436. Paragraf 9 PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Karena Rumusan dalam
Prasarana dan Sarana Kebudayaan DIM Nomor 98 menjadi
BAGIAN KESEPULUH Bab, maka Paragraf 9
SARANA DAN PRASANA KEBUDAYAAN menjadi Bagian
Kesepuluh, karena
untuk menguraikan
usulan DIM Nomor 113.
2. Pengubahan frasa
“Prasarana dan Sarana”
menjadi frasa “Sarana

54
dan Prasarana
sebagaimana DIM
Nomor 29 dan DIM
Nomor 112.
437. Pasal 77 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Perubahan rumusan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung dalam Pasal ini menjadi
jawab melestarikan Prasarana dan Sarana Pasal 36 ayat.
Kebudayaan sesuai dengan kewenangannya. (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah 2. Pengubahan frasa
membangun, memelihara, dan “Prasarana dan Sarana”
meningkatkan Sarana dan Prasarana menjadi frasa “Sarana
Kebudayaan sesuai dengan kewenangannya. dan Prasarana
sebagaimana DIM
Nomor 29, DIM Nomor
112, dan DIM Nomor
436.
3. Pengubahan frasa
“bertanggung jawab”
menjadi “membangun,
memelihara, dan
meningkatkan
prasarana dan sarana
penunjang
terselenggaranya
aktivitas kebudayaan
dan proses
pembudayaan”, untuk
lebih menekankan
wujud upaya
Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
4. Menjadi Pasal 36,
menyesuaikan urutan
Pasal.
438. Pasal 78 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Diakomodir dalam
Prasarana dan Sarana Kebudayaan meliputi: Penjelasan DIM Nomor
437.
439. a. museum; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
440. b. galeri seni dan budaya; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
55
441. c. gedung seni pertunjukan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
442. d. gedung pameran; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
443. e. padepokan dan sanggar seni; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
444. f. balai lelang seni rupa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
445. g. sistem informasi kebudayaan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
446. h. pasar seni. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
447. Pasal 79 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Pelestarian Prasarana dan Sarana Kebudayaan
diwujudkan dengan:
448. a. pendirian pusat Kebudayaan Indonesia di luar DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
negeri;
449. b. Pendirian museum di kabupaten/kota; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
450. c. pendirian padepokan dan sanggar seni; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
451. d. pendirian balai lelang seni rupa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
452. e. penyusunan sistem informasi Kebudayaan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dan
453. f. pendirian pasar seni. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
454. (2) Ketentuan mengenai Prasarana dan Sarana PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Pengubahan frasa
Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat “Prasarana dan Sarana”
(1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan (2) Ketentuan mengenai Sarana dan Prasarana menjadi frasa “Sarana
Pemerintah. Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada dan Prasarana
ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan sebagaimana DIM
Pemerintah. Nomor 29, DIM Nomor
112, DIM Nomor 436,
dan DIM Nomor 437.
2. Menjadi ketentuan Ayat
(2) dari DIM Nomor 437.
455. Bagian Keempat PERUBAHAN SUBSTANSI Menjadi BAB IV
Pengendalian Pengendalian, karena
BAB IV mengubah pengaturan dari
PENGENDALIAN Bagian menjadi BAB dan
pengaturan pasal-pasal di
dalamnya menyesuaikan.
456. Pasal 80 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung “bertanggung jawab”.
jawab melakukan pengendalian pelestarian Pasal 37 2. Pengubahan frasa
Kebudayaan. Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan “pelestarian” menjadi

56
pengendalian penyelenggaraan Kebudayaan penyelenggaraan”.
sebagai upaya peningkatan ketahanan budaya 3. Penambahan frasat
sesuai dengan rencana induk Pengelolaan ”sebagai upaya
Kebudayaan. peningkatan ketahanan
budaya sesuai dengan
Rencana Induk
Pengelolaan
Kebudayaan”.
4. Menjadi Pasal 37,
menyesuaikan urutan
Pasal.
457. (2) Pengendalian pelestarian kebudayaan PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Perubahan rumusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan ayat (2) menjadi Pasal
untuk: Pasal 38 37.
Pengendalian pelestarian kebudayaan 2. Perubahan frasa “pada
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan ayat (1)” menjadi “dalam
untuk: Pasal 37”, untuk
menjelaskan ketentuan
dalam Pasal 37.
3. Menjadi Pasal 38,
menyesuaikan urutan
Pasal.
458. a. penanggulangan dampak negatif budaya PERUBAHAN SUBSTANSI Substansi penanggulangan
terhadap masyarakat; dampak negatif budaya
a. peningkatan nilai-nilai budaya yang ada terhadap masyarakat,
dalam masyarakat. sudah masuk dalam
substansi DIM Nomor 460.
459. b. optimalisasi Pengelolaan Kebudayaan; dan RUMUSAN TETAP
460. c. optimalisasi ketahanan Kebudayaan. RUMUSAN TETAP
461. (3) Pengendalian pelestarian Kebudayaan dilakukan PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Perubahan rumusan
terhadap: ayat (3) menjadi Pasal
Pasal 39 39.
Pengendalian pelestarian Kebudayaan 2. Menjadi Pasal 39,
dilakukan terhadap: menyesuaikan urutan
Pasal.
462. a. potensi dampak negatif budaya dalam RUMUSAN TETAP
masyarakat; dan
463. b. program pelestarian kebudayaan. RUMUSAN TETAP
57
464. Pasal 81 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penghapusan frasa
Pengendalian pelestarian Kebudayaan dilakukan “melalui:” dan
melalui: Pasal 40 ditambahkan frasa
Pengendalian pelestarian Kebudayaan “pengawasan terhadap
dilakukan melalui pengawasan terhadap penyelenggaraan
penyelenggaraan program Kebudayaan oleh program Kebudayaan
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah oleh Pemerintah
sesuai dengan kewenangannya. dan/atau Pemerintah
Daerah sesuai dengan
kewenangannya” yang
diambil dari DIM Nomor
466.
2. Menjadi Pasal 40,
menyesuaikan urutan
Pasal.
465. a. pembentukan Dewan Budaya Nasional oleh DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Karena tugas dan fungsi
Pemerintah; dan pengendalian pengelolaan
kebudayaan sudah melekat
pada tugas dan fungsi
Kementerian yang
membidangi urusan
kebudayaan, sehingga
tidak diperlukan
pembentukan Dewan
Budaya Nasional.
466. b. pengawasan terhadap penyelenggaraan program DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diakomodir dalam
Kebudayaan oleh Pemerintah dan/atau DIM Nomor 464.
Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.
467. Pasal 82 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Karena tugas dan fungsi
(1) Dewan Budaya Nasional bersifat independen dan pengendalian pengelolaan
bertanggung jawab kepada Presiden. kebudayaan sudah melekat
pada tugas dan fungsi
Kementerian yang
membidangi urusan
kebudayaan, sehingga
tidak diperlukan
pembentukan Dewan
58
Budaya Nasional.
468. (2) Dewan Budaya Nasional berkedudukan di ibukota DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Negara Republik Indonesia.
469. Pasal 83 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Dewan Budaya Nasional beranggotakan 5 (Lima)
orang.
470. (2) Unsur keanggotaan Dewan Budaya Nasional DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
terdiri atas:
471. a. tokoh agama; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
472. b. tokoh budaya DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
473. c. tokoh masyarakat; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
474. d. Akademisi bidang Kebudayaan; dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
475. e. Pegiat budaya. DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
476. (3) Keanggotan Dewan Budaya Nasional diangkat dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri
dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
477. (4) Masa keanggotaan Dewan Budaya Nasional DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
selama 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan
sumpah/janji dan dapat diangkat kembali untuk
1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
478. Pasal 84 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Syarat untuk menjadi calon anggota Dewan Budaya
Nasional, yaitu:
479. a. warga negara Indonesia; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
480. b. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
481. c. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
482. d. berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
483. e. memiliki wawasan, pengetahuan, dan/atau DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
keahlian yang berkaitan dengan Kebudayaan;
484. f. sehat secara jasmani dan rohani; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
485. g. memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
486. h. tidak pernah dipidana penjara karena bersalah DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
59
487. Pasal 85 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Dewan Budaya Nasional bertugas:
488. a. Menyusun konsep ketahanan budaya dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
identitas budaya manusia Indonesia;
489. b. melakukan pemantauan dan evaluasi eksternal DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
terhadap Pengelolaan Kebudayaan;
490. c. menerima pengaduan masyarakat mengenai DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kegiatan Kebudayaan yang menimbulkan dampak
negatif terhadap masyarakat;
491. d. melakukan kajian dan penelitian kegiatan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kebudayaan yang menimbulkan dampak negatif
terhadap masyarakat;
492. e. memberikan laporan tugas dan kinerja kepada DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Presiden; dan
493. f. menyusun kode etik anggota Komisi Pelindungan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Kebudayaan.
494. Pasal 86 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Dewan Budaya Nasional berwenang:
495. a. melaksanakan program ketahanan budaya dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
identitas manusia Indonesia;
496. b. menyusun laporan pemantauan dan evaluasi DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
eksternal terhadap Pengelolaan Kebudayaan;
497. c. menetapkan kegiatan Kebudayaan yang DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
menimbulkan dampak negatif terhadap
masyarakat;
498. d. melakukan koordinasi dan kerjasama dengan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
para pemangku Kebudayaa; dan
499. e. melakukan mitigasi untuk mengurangi dampak DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
negatif Kebudayaan.
500. Pasal 87 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan Komisi
Pelindungan Kebudayaan dibebankan kepada
anggaran pendapatan belanja negara dan/atau
sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
501. Pasal 88 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan,

60
struktur organisasi, tugas, dan wewenang Komisi
Pelindungan Kebudayaan diatur dengan Peraturan
Presiden.
502. BAB III DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Tentang Hak dan
HAK DAN KEWAJIBAN Kewajiban sudah masuk di
dalam setiap batang tubuh
RUU ini khususnya peran
Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan pengelolaan
kebudayaan.
503. Bagian Kesatu DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Hak
504. Pasal 89 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
(1) Setiap orang berhak:
505. a. menumbuh kembangkan nilai, norma, adat DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
istiadat, dan kesenian untuk meningkatkan
taraf kehidupannya;
506. b. berpikir, berekspresi, dan berkreasi dalam DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
melestarikan dan membangun
kebudayaannya;
507. c. mengelola nilai, norma, adat istiadat, dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kesenian yang menjadi identitas etniknya
sebagai satu kesatuan pembangunan
kebudayaan Indonesia; dan
508. d. mengapresiasi Kebudayaan Nasional DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Indonesia.
509. (2) Dalam melestarikan dan membangun DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b setiap orang harus memperhatikan nilai
kepatutan dan membangun keharmonisan dalam
keanekaragaman kebudayaan.
510. Bagian Kedua DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Kewajiban
511. Pasal 90 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
Setiap orang berkewajiban:
512. a. menghormati hak berkebudayaan orang lain; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.

61
513. b. melestarikan keanekaragaman kebudayaan; DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.

514. c. memelihara dan melindungi Kebudayaan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.


Nasional Indonesia; dan

515. d. memelihara dan melindungi prasarana dan DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
sarana kebudayaan.
516. BAB IV PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi BAB V Pendanaan,
PENDANAAN karena menyesuaikan
BAB V urutan BAB.
PENDANAAN

517. Pasal 91 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 41,


(1) Pendanaan Pengelolaan Kebudayaan menjadi menyesuaikan urutan
tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Pasal 41 Pasal.
Daerah. (1) Pendanaan Pengelolaan Kebudayaan
menjadi tanggung jawab Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
518. (2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) RUMUSAN TETAP
berasal dari:
519. a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; RUMUSAN TETAP

520. b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; RUMUSAN TETAP


dan/atau
521. c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat RUMUSAN TETAP
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
522. (3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Prinsip proporsional tidak
mengalokasikan anggaran untuk pengelolaan diatur dalam aturan
kebudayaan dengan memperhatikan prinsip tentang keuangan negara.
proporsional.
523. BAB V PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi BAB VI Peran
PERAN SERTA MASYARAKAT Serta Masyarakat karena
BAB VI menyesuaikan urutan BAB.
PERAN SERTA MASYARAKAT

524. Pasal 92 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Penambahan frasa

62
Masyarakat berperan serta memberikan masukan “dapat” setelah frasa
baik lisan maupun tertulis dalam penyusunan Pasal 42 “masyarakat”.
kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan Masyarakat dapat berperan serta 2. Pengubahan frasa
kebudayaan sesuai dengan ketentuan peraturan menyampaikan saran dan pendapat baik lisan “memberikan masukan”
perundang-undangan. maupun tertulis dalam penyusunan kebijakan menjadi frasa
dan strategi yang berkaitan dengan Pengelolaan “menyampaikan saran
Kebudayaan sesuai dengan ketentuan dan pendapat” sebelum
peraturan perundang-undangan. frasa “baik lisan”,
karena lebih
memperlihatkan bentuk
peran serta masyarakat
terkait UU No. 14 Tahun
2008 tentang
Keterbukaan Publik.
3. Penambahan frasa “dan
strategi” sebelum frasa
“yang berkaitan”, karena
kebijakan dan strategi
berhubungan dengan
pencapaian tujuan.
4. Menjadi Pasal 42,
menyesuaikan urutan
Pasal.
525. Pasal 93 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Rumusan pasal ini
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan diubah menjadi ayat.
Kebudayaan dilakukan melalui kegiatan pengkajian, Pasal 43 2. Penambahan frasa
penelitian, pendanaan, pelatihan, inventarisasi, (1) Peran serta masyarakat dalam pengelolaan “dapat” setelah frasa
pendokumentasian, dan/atau pendampingan yang Kebudayaan dapat dilakukan melalui “kebudayaan”, karena
berkaitan dengan kebudayaan. kegiatan inventarisasi, penelitian, untuk menekankan
pengkajian, pendanaan, pelatihan, kebolehan peran serta
pendokumentasian, dan/atau masyarakat dalam
pendampingan yang berkaitan dengan pengelolaan
Kebudayaan sesuai dengan ketentuan kebudayaan.
peraturan perundang-undangan. 3. Perubahan urutan
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dalam kegiatan
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan pengelolaan kebudayaan
melalui tanggung jawab sosial badan usaha. dalam rangka peran
serta masyarakat, yaitu
63
inventarisasi, penelitian,
pengkajian, pendanaan,
pelatihan,
pendokumentasian,
dan/atau
pendampingan.
4. Penambahan substansi
menjadi ayat (2), untuk
mendorong badan usaha
agar turut juga
berpartisipasi langsung
maupun tidak langsung
dalam pengelolaan
kebudayaan di wilayah
tempat usahanya
berada.
5. Menjadi Pasal 43,
menyesuaikan urutan
Pasal.
526. Pasal 94 PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pe
(1) Pemerintah memberikan penghargaan kepada nambahan frasa
masyarakat yang telah berperan serta dalam Pasal 44 “dan/atau Pemerintah
pengelolaan Kebudayaan. (1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah Daerah dapat”, karena
dapat memberikan penghargaan kepada pemberian penghargaan
masyarakat yang telah berperan serta dalam tidak hanya diberikan
pengelolaan Kebudayaan. oleh Pemerintah.
2. Me
njadi Pasal 44,
menyesuaikan urutan
Pasal.
527. (2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat PERUBAHAN REDAKSIONAL 1. Pe
(1) dapat berupa medali atau piala penghargaan, nambahan frasa
dana dalam jumlah tertentu, dan/atau fasilitas (2) Pemberian penghargaan sebagaimana “pemberian” sebelum
lainnya. dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai frasa penghargaan,
dengan ketentuan peraturan perundang- karena untuk
undangan. menekankan uraian
substansi yang akan
diuraikan pada
64
ketentuan ayat (1).
2. Pe
ngubahan frasa “dapat
berupa medali atau
piala penghargaan,
dana dalam jumlah
tertentu, dan/atau
fasilitas lainnya”
menjadi “dilakukan
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan”,
karena untuk
memberikan keluwesan
dalam bentuk dan
pemberian penghargaan
seuai peraturan
perundang-undangan.
528. (3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diakomodir dalam
(1) diberikan berdasarkan penilaian yang DIM Nomor 527.
dilakukan oleh Menteri.
529. (4) Tata cara pemberian penghargaan sebagaimana DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sda.
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
530. Pasal 95 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Sudah diakomodir dalam
Selain penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah DIM Nomor 525.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1),
penghargaan juga dapat diberikan oleh individu,
organisasi kemasyarakatan, dan/atau media massa.

531. BAB VI PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi BAB VII Ketentuan


KETENTUAN PENUTUP Penutup karena
BAB VII menyesuaikan urutan BAB.
KETENTUAN PENUTUP
532. Pasal 96 DIUSULKAN UNTUK DIHAPUS Karena disesuaikan dengan
Dewan Budaya Nasional sebagaimana dimaksud usulan dihapuskannya
dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 89 dibentuk DIM Nomor 465.
65
paling lambat 2 (dua) tahun setelah Undang-Undang
ini diundangkan.
533. Pasal 97 PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Substansi dalam DIM
Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini Nomor 534
harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun Pasal 45 dipindahkan.
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, 2. Menjadi Pasal 45,
semua Peraturan Perundang-undangan yang menyesuaikan urutan
berkaitan dengan Kebudayaan, dinyatakan Pasal.
masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.
534. Pasal 98 PERUBAHAN SUBSTANSI 1. Substansi dalam DIM
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Nomor 533
Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan Pasal 46 dipindahkan.
dengan Kebudayaan, dinyatakan masih tetap Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang 2. Menjadi Pasal 46,
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun menyesuaikan urutan
ketentuan dalam Undang-Undang ini. terhitung sejak Undang-Undang ini Pasal.
diundangkan.
535. Pasal 99 PERUBAHAN REDAKSIONAL Menjadi Pasal 47,
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal menyesuaikan urutan
diundangkan. Pasal 47 Pasal.
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan diundangkan.
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Agar setiap orang mengetahuinya,
Indonesia. memerintahkan pengundangan Undang-
Undang ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
536. Disahkan di Jakarta RUMUSAN TETAP
Pada tanggal ..........................

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


ttd
JOKO WIDODO
537. Diundangkan di Jakarta RUMUSAN TETAP
pada tanggal .............................................

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


66
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASSONA H.LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
...NOMOR...

67

Anda mungkin juga menyukai