JUNI 2020
© WWF-Indonesia
Pendahuluan 1
Dokumen panduan ini dibuat untuk membantu staf WWF-Indonesia Mempertimbangkan risiko 2
memahami cara bekerja dengan aman selama masa Pandemi COVID-
19. Dengan memahami betapa pentingnya untuk bekerja dengan Siapa saja 4
aman dan mendukung kesehatan dan kesejahteraan staf WWF-
Indonesia, panduan ini diharapkan dapat memberi kerangka arahan Berjarak secara fisik 5
praktis yang perlu dilakukan untuk melanjutkan atau memulai kembali
operasional aktivitas kerja WWF-Indonesia selama Pandemi COVID-
Mengelola stakeholder 7
19. Yayasan dengan berkomitmen dengan jelas bahwa staf WWF-
Indonesia tidak boleh dipaksa masuk ke tempat kerja yang tidak aman.
Sanitasi & kebersihan 8
Sebagai penyelenggara program/ proyek/ kegiatan, Organisasi diwajibkan untuk melindungi staf, rekan kerja dan
orang lain yang terlibat dari bahaya. Bahaya dapat dicegah atau dikendalikan dengan adanya pengelolaan risiko
sebagai salah satu bagian atau perhatian dalam mengimplementasikan program/ proyek/ kegiatan. Oleh karena itu
minimum yang dapat Anda lakukan adalah:
• Mengidentifikasi apa yang dapat menyebabkan cedera atau penyakit dalam bisnis Anda (bahaya)
• Memutuskan seberapa besar kemungkinan seseorang dapat dirugikan dan seberapa serius (risikonya)
• Mengambil tindakan untuk menghindari bahaya, atau jika tidak memungkinkan, kendalikan risikonya
Menilai risiko hanya lah salah satu bagian dari keseluruhan proses yang digunakan untuk mengelola risiko di tempat
kerja Anda.
Manajemen risiko adalah proses selangkah demi selangkah untuk mengendalikan risiko kesehatan dan keselamatan
yang disebabkan oleh bahaya di tempat kerja, yaitu:
1. Identifikasi bahaya
2. Nilai/ ases risikonya
3. Kendalikan risikonya
4. Catat temuan Anda
5. Tinjau atau lakukan kontrol
Penyelenggara memiliki tugas untuk mengurangi risiko di tempat kerja ke tingkat terendah yang bisa dipraktikkan
dengan mengambil tindakan pencegahan. Penyelenggara harus bekerja sama dengan stakeholder atau pihak lain
yang berbagi lokasi (tempat) kerja sehingga kesehatan dan keselamatan semua orang terlindungi. Dalam konteks
COVID-19 ini, dapat dilakukan melalui langkah-langkah ini secara berurutan:
• Di setiap lokasi kerja, tingkatkan frekuensi mencuci tangan dan pembersihan permukaan.
• Program/ proyek/ kegiatan yang diselenggarakan harus melakukan segala upaya yang masuk akal untuk
memungkinkan bekerja dari rumah sebagai pilihan pertama. Jika bekerja dari rumah tidak memungkinkan,
lokasi program/ proyek/ kegiatan kerja harus melakukan segala upaya yang semestinya untuk mematuhi
pedoman jarak fisik yang ditetapkan oleh pemerintah (sebisa mungkin membuat orang berjarak 1,5m).
© WWF-Indonesia-/ Jimmy Syahirsyah
• Jika pedoman jarak fisik tidak dapat diikuti secara penuh, karena keadaan tertentu, Direktur/ Head/ Leader
harus mempertimbangkan apakah aktivitas itu perlu dilanjutkan agar program/ proyek/ kegiatan dapat
dilaksanakan, dan jika harus dilaksanakan, ambil semua tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko penularan di antara staf dan orang lain yang terlibat.
• Tindakan mitigasi lebih lanjut termasuk:
- Meningkatkan frekuensi mencuci tangan dan membersihkan permukaan.
- Mempertahankan waktu aktivitas sesingkat mungkin.
- Menggunakan layar atau pembatas untuk memisahkan orang-orang satu sama lain.
- Menggunakan pengaturan tempat (layout) saling membelakangi back-to-back atau bersebelahan (side-
to-side) daripada tatap muka bila memungkinkan.
• Jika program/ proyek/ kegiatan harus dilakukan dengan tatap muka untuk periode yang berkelanjutan dengan
lebih dari satu kelompok kecil atau orang yang berbeda-beda, maka Anda perlu mempertimbangkan kembali
apakah kegiatan dapat berjalan dengan aman. Tidak ada yang wajib bekerja di lingkungan kerja yang tidak
aman, apalagi dengan ancaman bahaya yang tidak terkendali.
• Dalam asesmen risiko, Anda harus memperhatikan secara khusus apakah orang-orang yang melakukan
pekerjaan tersebut termasuk kategori yang rentan terhadap COVID-19.
Pada dasarnya semua orang baiknya bekerja dari rumah, kecuali mereka tidak dapat bekerja dari rumah (atau
tujuan/ hasil/ target/ output kerja tidak dapat tercapai seperti sebagaimana mestinya). Langkah-langkah yang
biasanya akan dibutuhkan:
Sebisa mungkin kita dapat menjaga jarak fisik antar individu sejauh 1,5m dimanapun dan kapanpun, termasuk saat
tiba dan keluar dari lokasi kerja, saat bekerja dan ketika bepergian antar lokasi. Jika pedoman jarak fisik tidak dapat
diikuti secara penuh, karena keadaan tertentu, Direktur/ Head/ Leader harus mempertimbangkan apakah aktivitas itu
perlu dilanjutkan agar program/ proyek/ kegiatan dapat dilaksanakan, dan jika harus dilaksanakan, ambil semua
tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan di antara staf dan orang lain yang terlibat.
Tindakan mitigasi lebih lanjut termasuk:
• Meningkatkan frekuensi mencuci tangan dan membersihkan permukaan khususnya yang sering disentuh
tangan
• Mempertahankan waktu aktivitas sesingkat mungkin.
• Menggunakan layar atau pembatas untuk memisahkan orang-orang satu sama lain.
• Menggunakan pengaturan tempat (layout) saling membelakangi (back-to-back) atau bersebelahan (side-to-
side) daripada tatap muka bila memungkinkan.
• Mengurangi terjadinya antrean, misalnya dengan memiliki lebih banyak pintu masuk ke lokasi kerja.
• Memasang marka dan mengarahkan jalur satu arah di pintu masuk dan keluar.
• Menyediakan fasilitas cuci tangan atau pembersih tangan jika tidak memungkinkan, di pintu masuk dan keluar.
Menyelenggarakan pertemuan
Untuk mengurangi atau menghilangkan penularan karena pertemuan tatap muka dan menjaga jarak secara fisik
dalam rapat atau pertemuan yang diselenggarakan di luar ruangan, area umum, dan lainnya. Beberapa tahapan yang
perlu diperhatikan:
• Sebisa mungkin tetap mengutamakan pertemuan jarak jauh (virtual meeting) untuk menghindari pertemuan
langsung.
• Namun jika harus dilakukan dan tidak bisa dihindari, pertemuan dilakuan di yang berventilasi baik atau di
ruang luar (outdoor) dengan ukuran cukup luas jika memungkinkan.
• Mewajibkan penggunaan masker atau menyediakan persediaan masker jika memungkinkan.
• Menyediakan pembersih tangan (hand sanitizer) di lokasi pertemuan.
• Hanya peserta yang benar-benar perlu yang harus menghadiri pertemuan dan harus menjaga jarak sejauh
1,5m dan ruangan hanya terisi maksimal 50% dari total kapasitasnya.
• Untuk area di mana pertemuan rutin dilakukan, gunakan papan lantai atau memasang marka di lantai untuk
membantu orang menjaga jarak secara fisik.
• Membuat penyesuaian layout lokasi kegiatan pertemuanyang memungkinkan orang bergerak dengan tetap
menjaga jarak, berikut ini beberapa alternatif layout yang dapat digunakan:
© WWF-Indonesia-/ Jimmy Syahirsyah
• Melakukan asesmen risiko untuk semua site/ lokasi kegiatan atau sebagian dari lokasi yang selama ini
ditutup, sebelum memulai kegiatan
• Melakukan prosedur pembersihan dan menyediakan sabun cuci tangan atau hand sanitizer
• Untuk panduan membersihkan dengan desinfektan dapat merujuk informasi dari Kemenkes RI
• Menyediakan fasilitas cuci tangan tambahan, misalnya beberapa titik menggunakan galon dan ember
tambahan khususnya di sites/ lokasi besar (luas) atau ketika jumlah orang di lokasi lebih dari 10 orang.
• Memasang tanda-tanda dan poster untuk membangun kesadaran akan teknik mencuci tangan yang baik,
pentingnya meningkatkan frekuensi mencuci tangan, menghindari menyentuh wajah dan etika batuk atau
bersin ditutup menggunakan lengan atau menggunakan tisu yang langsung dibuang.
• Menyediakan pembersih tangan di berbagai titik lokasi selain kamar mandi.
• Menerapkan pedoman penggunaan dan pembersihan yang jelas untuk toilet untuk memastikan
kebersihannya dan berjarak secara fisik dilakukan.
• Meningkatkan pembersihan pada area yang banyak digunakan.
• Perhatian khusus harus diberikan pada kebersihan toilet umum/ portable.
• Menyediakan lebih banyak tempat sampah dan pengumpulan sampah yang lebih ditingkatkan.
© WWF-Indonesia-/ Jimmy Syahirsyah
Penyelenggara program/ proyek/ kegiatan harus mewajibkan tim dan pihak lainnya yang terlibat untuk menggunakan
penutup wajah dengan aman dan menjaga kebersihan serta menjaga jarak secara fisik selema berkegiatan. Hal ini
berarti memberi tahu dan saling mengingatkan pentingnya:
• Mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik atau gunakan hand sanitizer sebelum memakai
penutup wajah (masker) dan setelah melepasnya.
• Saat mengenakan penutup wajah, hindari menyentuh wajah atau penutup wajahnya, karena ini dapat
mencemari pentup wajah tersebut dari kuman yang ada di tangan.
• Ganti penutup wajah (masker) jika sudah lembab atau jika sering menyentuhnya.
• Terus cuci tangan secara teratur.
• Ganti dan cuci penutup muka setiap hari, jika bahan dasar masker dapat dicuci.
• Jika bahan penutup waha dapat dicuci, cucilah sesuai dengan instruksi. Jika tidak bisa dicuci, buang dengan
hati-hati dalam limbah atau tempat sampah segera.
• Sebisa mungkin terapkan jaga jarak fisik sejauh 1,5m.
• Sebisa mungkin orang-orang dipecah menjadi beberapa tim atau kelompok kerja
• Mengidentifikasi area mana saja yang memungkinkan orang harus saling berbagi ruang dan barang secara
langsung, seperti alat kerja yang digunakan bersama, toilet umum, lobby, area publik dan carilah cara untuk
menghindari adanya kontak langsung, misalnya dengan menggunakan batas tunggu, drop-off atau zona transit
• Bagi para staf yang diharuskan bepergian dan tinggal jauh dari rumah seperti base camp di dalam hutan,
buatlah kelompok yang tetap sehingga di mana kontak tidak dapat dihindari, hal ini akan terjadi diantara orang
yang sama. Usahakan tidak lebih dari 5 orang setiap kelompoknya.
• Memberikan komunikasi yang jelas, konsisten dan teratur untuk meningkatkan pemahaman dan konsistensi
cara kerja dimasa Pandemi COVID-19.
©CopyrightWWF-IndonesiaCredit©/ CopyrightJimmySyahirsyahowner/WWF-
http://promkes.kemkes.go.id/pedoman-phbs
https://www.gov.uk/coronavirus
https://www.gov.uk/guidance/working-safely-during-coronavirus-covid-19
https://assets.publishing.service.gov.uk/media/5eb961bfe90e070834b6675f/working-safely-during-covid-19-
construction-outdoors-240520.pdf
https://www.gov.uk/guidance/working-safely-during-coronavirus-covid-19/offices-and-contact-centres
https://assets.publishing.service.gov.uk/media/5eb97e7686650c278d4496ea/working-safely-during-covid-19-offices-
contact-centres-240520.pdf
https://assets.publishing.service.gov.uk/media/5eb97d30d3bf7f5d364bfbb6/staying-covid-19-secure.pdf
https://comengage.us/think-tank/research-and-community-engagement-in-the-time-of-covid-19/
https://houstonsymphony.org/community-engagement-in-a-new-normal/
https://www.soapboxengage.com/blog/1865-fundraising-experts-advice-during-the-coronavirus
https://www.globalfacesdirect.com/covid-19-fundraising-recommendations/
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/10/120200723/ibu-hamil-rentan-terinfeksi-virus-corona-begini-upaya-
pencegahannya
WWF-Indonesia, Graha Simatupang 7th Floor Tower 2-Unit C, 12540 Jakarta, Indonesia.
Tel. +62-21-782-9461 Fax +62-21-782-9462
CH-550.0.128.920-7
WWF® and World Wide Fund for Nature® trademarks and ©1986 Panda Symbol are owned by WWF-
World Wide Fund For Nature (formerly World Wildlife Fund). All rights reserved.