Anda di halaman 1dari 1

Pandangan Geografis, Ekosistem, dan Ekonomis

Untuk memahami ini, kita harus menghubungkan proses-proses hakiki bagaimana binatang, tanaman
dan manusia hidup berdampingan. Menurut Harris, Tuhan mengutuk babi karena binatang itu adalah
ancaman bagi ekosistem alami timur tengah. Kita harus melihat bahwa orang Ibrani prahistoris secara
budaya beradaptasi dengan kehidupan di wilayah yang gersang. Orang Ibrani merupakan
penggembala yang nomaden, menetap di daerah sungai. Menggembala merupakan kegiatan
ekonomi yang penting.

Singkatnya, babi tidak efektif untuk digembalakan. Di pedesaan, babi merupakan hama. Meskipun
omnivora, babi tidak bisa hidup hanya dengan rumput. Ia harus makan kacang-kacangan, buah-
buahan dan umbi-umbian. Ia akan menjadi pesaing makanan manusia. Selain itu, babi juga tidak
dapat dimanfaatkan susunya seperti hewan domestik lain. Selain itu, babi juga sulit beradaptasi di
iklim panas dan kering. Babi memiliki sistem yang tidak efisien dalam mengatur suhu tubuhnya.
Sebagai kompensasi, babi harus melembabkan kulitnya dengan cairan eksternal. Ia akan melumuri
kulitnya dengan air kencing dan tahinya sendiri jika tidak ada cairan lain. Semakin tinggi suhunya,
semakin “kotor” binatang tersebut.

Masyarakat petani dan peternak Timur Tengah menggembalakan binatang domestik untuk banyak
hal, sebagai sumber susu, keju, kulit, kotoran, serat dan pembajak lahan. Kambing, domba dan sapi
bisa menyediakan hal tersebut. Jarang sekali binatang yang digembalakan hanya untuk diambil
dagingnya. Nah, dari situ daging babi merupakan barang langka yang mewah. Banyak petani dan
pengembala yang ingin memelihara babi karena faktor kelangkaan. Namun Timur Tengah merupakan
tempat yang salah untuk membudidayakan babi. Dan apabila dibiarkan, maka akan merusak
ekosistem alamiah.

Mengembangbiakkan babi dalam jumlah besar di Timur Tengah adalah perilaku maladaptif. Lebih
baik melarang konsumsi daging babi sama sekali, dan berkonsentrasi pada ternak kambing, domba
dan sapi. Babi mungkin enak, tapi untuk mengurusnya di Timur Tengah akan menyita banyak sumber
daya. Maka dari itu, Yahwe berfirman bahwa babi itu najis, tidak hanya sebagai makanan, tapi juga
haram untuk disentuh. Allah juga mengulangi pesan yang sama melalui Muhammad.

Anda mungkin juga menyukai