Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Terapi Fisik (Fisioterapi)


Terdiri atas :
a. Terapi Dingin/Cold therapy/Cryotheraphy
Terapi ini menyebabkan Vasokonstriksi kutan segera melalui mekanisme reflex secara
simpatetik dan secara langsung merangsang kontraksi otot polos. Vasokonstriksi awal
diperkirakan akibat peningkatan afinitas reseptor alfa-adrenergik pasca terinduksi dingin
terhadap norepinephrin yang ada dalam otot polos vaskuler. Terapi dingin digunakan sebagai
bagian dari penanganan trauma akut, karena memberikan efek: mengurangi filtrasi cairan
kedalam intersitium melalui vasokonstriksi, mengurangi keradangan (inflamasi), mengurangi
nyeri dan spasme otot, mengurangi kecepatan proses metabolisme. Terapi dingin ini
diindikasikan pada kondisi gangguan muskuloskeletal (sprain, strain, tendonitis,
tenosynovitis, bursitis, kapsulitis), Nyeri myofasial, Pasca bedah ortopedi, komponen
tatalaksana spastisitas dan spasme otot, pengobatan darurat luka bakar ringan, menurunkan
suhu tubuh, memfasilitasi kontraksi otot melalui peningkatan eksitabilitas motor. Namun,
terapi dingin tidak boleh diberikan pada pasien dengan: gangguan sensibilitas, gangguan
sirkulasi, luka terbakar lebih dari 48 jam, hipersensitivitas terhadap dingin, angina pectoris
atau penyakit jantung, saraf perifer yang sedang regenerasi. Dan harus diperhatikan pada
pasien dengan hipertensi, pasien usia lanjut dan terapi dalam jangka waktu panjang. Teknik
pemberian terapi dingin yaitu: cold packs (pecahan es yang dibungkus dengan handuk kering
atau basah, lalu diberikan 10-20 menit), Cold gel packs (dapat digunakan berulang-ulang
namun dapat menimbulkan frost bite, gel tetap efektif sampai 45-60 menit setelah
didinginkan), Vapocoolant spray (menggunakan zat fluoromethan atau klorethyl atau
nitrogen cair yang divaporasi.5
b. Terapi Panas
Terapi panas menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, dimana terapi ini memiliki macam
jenisnya: Cara Radiasi, penetrasi superficial heat dimana mencapai lapisan kutis dan sub
kutis (Sinar infra merah, Sinar matahari), Cara Konduktif, penetrasi superficial heat (Air
panas, Pasir panas, Uap panas, Parafin Wax, Heated Pad), Cara Konversi, penetrasi deep
heat dimana mencapai lapisan dibawah sub kutis (Short Wave Diathermi-SWD, Micro Wave
Diathermi-MWD, Ultra Sound Diathermi-USD).
Cara Radiasi :
Infra Red, terapi superficial heating dengan panjang gelombang 750-400.000 A. Sifat Infra
red adalah: diproduksi oleh benda dengan energy listrik atau energy lainnya, dapat
ditransmisikan tanpa bantuan medium. Diindikasikan untuk peradangan setelah sub akut
( kontusio, strain, sprain, trauma sinovitis), Arthtritis (RA,OA, neuralgia, lumbago, myalgia,
neuritis), Gangguan sirkulasi darah (thromboangitis obliterans, trombhophlebitis, Raynaud
disease), Penyakit kulit (folikulitis), persiapan latihan dan massage.5
c. Terapi Laser
Efeknya adalah merangsang pertumbuhan sel, mengurangi nyeri, mengurangi edema, anti
inflamasi, dan mencegah/mengurangi pembentukan jaringan parut.5
d. Terapi Latihan
1. Bertujuan untuk terapeutik (penyembuhan/pemulihan), dapat dibagi menjadi: Latihan
luas gerak sendi (range of motion), latihan penguatan (strengthening exercise), latihan
daya tahan (endurance), latihan koordinasi (coordinating exercise), latihan khusus:
ADL, breathing exercise, muscle re-education. Untuk latihan gerak sendi (ROM
exercise): terdapat passive ROM exercise (latihan pasif, jika kekuatan otot 0 atau 1),
Active ROM exercise (ada 2 yaitu Active assistive, jika kekuatan otot 2, Active jika
kekuatan otot 2 dan Active resistive jika kekuatan otot diatas 3), Stretching exercise.
Untuk latihan koordinasi, koordinasi jalan dapat dilakukan untuk pasien Parkinson,
ataxic gait, hemiplegia. Koordinasi gerak tangan: menulis, memasak, atau pekerjaan
lain pada penderita UMN atau LMN, sering diperlukan alat bantu khusus.5

Anda mungkin juga menyukai