HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
HARIS RAMADHAN/3C/18.084
HARIS RAMADHAN
NRP.33411801084
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini merupakan laporan yang disusun sesuai
dengan hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai dengan aslinya.
Laporan ini telah diteliti dan disetujui untuk dilanjutkan ke tahap ujian praktik
klinik keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
HARIS RAMADHAN
NRP.33411801084
Mengetahui
Pembimbing PKK
Keperawatan Medikal Bedah
NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
b. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer), Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
2. Hipertensi Sekunder, Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/ vaskuler
renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
e. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
A. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam
olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan
lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
g. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan
( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah
atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan
mengukur memakaialat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x
sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat
untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan
sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian
kapiler mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungan, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
Glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat
nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
ianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alcohol
B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
N DATA MASALAH PENYEBAB
O
1 DO: Risiko penurunan curah Perubahan
Tekanan darah jantung kontraktilitas
pasien 180/90
mmHg
DS :
Pasien
mengatakan
pusing dan
mudah lelah
2 DO: Intoleransi Aktivitas Kelemahan
Frekuensi
jantung
meningkat
>20% dari
kondisi istirahat
DS :
Pasien mengeluh
lelah
b. Rumusan Diagnosa
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
C. Rencana Keperawatan
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
1) Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 4x pertemuan
penurunan curah jantung tidak terjadi
Ktiteria Hasil :
Lelah menurun
Pucat/sianosis menurun
Kekuatan nadi perifer meningkat
2) Intervensi
1. Anjurkan pasien untuk memeriksa TD,warna
kulit,kelemahan,suhu dan masa pengisian kapiler secara
teratur di puskesmas
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan tenang
terhadap pasien
3. Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien,terutama
dalam hal mengurus cucu
4. Edukasikan pasien dan keluarga terkait dengan hipertensi
berikut diet rendah garam dan rendah lemak.
5. Anjurkan klien untuk ke puskesmas untuk mendapatkan obat
(Captopril)
3) Rasional
1. Adanya pucat,
2. dingin,kulit lembab dan masa pengisisan kapiler lambat
mungkin berkaitan dengan vasokontraksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung
3. Membantu untuk menurunkan rangsang
simpatik,meningkatkan relaksasi sehingga akan menurunkan
TD
4. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi
tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi
5. Diet yang tepat akan membantu mencegah komplikasi yang
bisa ditimbulkan dara hipertensi dan menurunkan TD itu
sendiri
6. Captopril berfungsi untuk menurunkan Tekanan Darah
7. Berikan obat jenis anti depresan apabila klien benar-benar tidak mampu
mengendalikan dirinya
3) Rasional
1. Perubahan tanda-tanda vital dapat digunakan sebagai indicator terjadinya
ansietas pada klien
2. Mempersiapkan klien menghadapi segala kemungkinan krisis
perkembangan dan/atau situsional
3. Teknik menenangkan diri dapat digunakan untuk meredakan kecemasan
pada klien yang mengalami distress akut
4. Membantu memudahkan penyediaan layaan kesehatan untuk menganalisis
kondidi yang dialami klien
5. Membantu klien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,perubahan,atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
6. Memberikan dukungan emosi untuk menenangkan klien dan menciptakan
penerimaan serta bantuan dukungan selama masa stress
Kolaborasi :
7. Agen farmakologi dapat digunakan sebagai salah satu pilihan untuk
meredakan kecemasan pada klien
3) Rasional
1. Edukasi pada klien juga brmanfaat dalam proses perawatan,dengan adanya
informasi klien akan mampu mengidentifikasi masalahnya sehingga
memudahkan tenaga kesehatan untuk menggali data pada klien
2. Informasi yang tepat dari tenaga kesehatan akan membuat klien merasa
dirinya memiliki sumber informasi yang terpercaya
3. Kadangkala klien merasa tidak berani untuk bertanya karena belum terbina
hubungan dekat dengan penyedia layanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37771674/LAPORAN_PENDAHULUAN_Hipertensi diakses
pada tanggal 21 Mei 2020
PENGKAJIAN
A IDENTITAS
a) Nama : Samad
b) Umur : 63 tahun
c) Alamat : pegantenan
d) Suku bangsa : Indonesia
e) Pekerjaan : tani
f) Pendidikan : tamat SD
g) Status perkawinan : menikah
h) Agama : islam
B KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan pusing kepala susah tidur dan gelisah
C RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Tn S umur 61 tahun dengan penyakit hipertensi, pasien mengatakan
nyeri kepala seperti ditusuk tusuk dan susah tidur pasien tampak
gelisah, saat pemeriksaan dirumah terjadi : TD : 180/130 mmhg, RR :
80x/menit, NADI : 56x/menit, SUHU : 36,3 o C
D RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
PX mengatakan tidak ada
H DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman(nyeri ) berhubungan dengan gejala penyakit
(hipertensi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
I ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn S NO RM :
Tanggal : 12 November 2020 RUANG :
2 Gangguan pola 1) Identifikasi pola aktivitas dan tidur S: pasien mengatakan pola tidurnya hanya
tidur sedikit
O: sekitar 1jam
2) Identifikasi makanan dan minuman S: pasien mengatakan selalu makan
yang mengganggu tidur sebelum mau tidur
NO DX WAKTU SOAP
1 S: pasien mengatan sakit kepalanya lumayan tidak sakit
08:40
O:
TD : 130/90mmhg
SUHU : 36,3OC
NADI : 56X/MENIT
RR: 80X/MENIT
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi