Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

HARIS RAMADHAN/3C/18.084

POLITEKNIK NEGERI MADURA

JURUSAN KESEHATAN PRODI D3 KEPERAWATAN


LEMBAR PERNYATAAN

Saya mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : HARIS RAMADHAN


NIM : 18.084
Alamat : PEGANTENAN

Judul : laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien dengan


hipertensi

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan praktik klinik keperawatan Medikal


Bedah II sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saya sampaikan laporan pelaksanaan
ini sebagai bukti nyata pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah saya lakukan. Saya
bersumpah bahwa laporan ini bukan merupakan karya orang lain kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat, jika ada kesalahan yang terbukti sengaja saya
buat saya siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Pamekasan, 12 November 2020


Yang membuat pernyataaan

HARIS RAMADHAN
NRP.33411801084
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : HARIS RAMADHAN


NIM : 18.084
Alamat : PEGANTENAN

Judul : laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien dengan


hipertensi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini merupakan laporan yang disusun sesuai
dengan hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai dengan aslinya.
Laporan ini telah diteliti dan disetujui untuk dilanjutkan ke tahap ujian praktik
klinik keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pamekasan, 12 November 2020


Mahasiswa

HARIS RAMADHAN
NRP.33411801084

Mengetahui

Pembimbing PKK
Keperawatan Medikal Bedah

Edy Suryadi A, S. Kep. NS., MM.Kes., M.Kep

NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

I. KONSEP DASAR HIPERTENSI


a. Pengertian
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg
(Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik
90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah
diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC)
sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).

b. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:

1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hipertensi Esensial (Primer), Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
2. Hipertensi Sekunder, Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/ vaskuler
renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :

1. Elastisitas dinding aorta menurun


5. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
6. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
7. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
c. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat
pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono, Slamet.
1996 ).
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg


1. Sakit kepala
2. Pusing / migraine
3. Rasa berat ditengkuk
4. Penyempitan pembuluh darah
5. Sukar tidur
6. Lemah dan lelah
7. Nokturia
8. Azotemia
9. Sulit bernafas saat beraktivitas

e. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

A. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
f. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam
olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan
lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu

g. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1)   Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

2)   Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan
( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

B. Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika,
penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :

a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :

1) Dosis obat pertama dinaikkan


2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker,
Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3) Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah
sebagai berikut :

a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah
atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan
mengukur memakaialat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x
sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat
untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan
sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
 Kelemahan
 Letih
 Napas pendek
 Gaya hidup monoton
Tanda :
 Frekuensi jantung meningkat
 Perubahan irama jantung
 Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
 Kenaikan TD
 Nadi : denyutan jelas
 Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
 Bunyi jantung : murmur
 Distensi vena jugularis
 Ekstermitas
 Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ),  pengisian
kapiler mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungan, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
 Letupan suasana hati
 Gelisah
 Penyempitan kontinue perhatian
 Tangisan yang meledak
 otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
 Peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala :  Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,  riwayat
penyakit ginjal )

e. Makanan / Cairan
Gejala :
 Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol
 Mual
 Muntah
 Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
 BB normal atau obesitas
 Edema
 Kongesti vena
 Peningkatan JVP
 Glikosuria
f. Neurosensori
  Gejala :
 Keluhan pusing / pening, sakit kepala
 Episode kebas
 Kelemahan pada satu sisi tubuh
 Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
 Episode epistaksis
Tanda :
 Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan )
 Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
 Perubahan retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
 nyeri hilang timbul pada tungkai
 sakit kepala oksipital berat
 nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala :
 Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
 Takipnea
 Ortopnea
 Dispnea nocturnal proksimal
 Batuk dengan atau tanpa sputum
 Riwayat merokok
Tanda :
 Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
 Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
 ianosis
i. Keamanan
Gejala       : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda       : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala       :
 Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal
 Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
 Penggunaan obat / alcohol

B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
N DATA MASALAH PENYEBAB
O
1 DO: Risiko penurunan curah Perubahan
 Tekanan darah jantung kontraktilitas
pasien 180/90
mmHg
DS :
 Pasien
mengatakan
pusing dan
mudah lelah
2 DO: Intoleransi Aktivitas Kelemahan
 Frekuensi
jantung
meningkat
>20% dari
kondisi istirahat
DS :
 Pasien mengeluh
lelah

3 DO : Ansietas Krisis situsional


 Pasien tampak
gelisah
 Sulit tidur
DS :
 Merasa khawatir
ddengan akibat
dari kondisi yang
dihadapi
4 DO : Defisit pengetahuan Kurang terpapar
 Menunjukkan informasi
persepsi yang
salah terhadap
masalah
DS :
 Menanyakan
masalah yang
dihadapi

b. Rumusan Diagnosa
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

C. Rencana Keperawatan
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
1) Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 4x pertemuan
penurunan curah jantung tidak terjadi
Ktiteria Hasil :
 Lelah menurun
 Pucat/sianosis menurun
 Kekuatan nadi perifer meningkat
2) Intervensi
1. Anjurkan pasien untuk memeriksa TD,warna
kulit,kelemahan,suhu dan masa pengisian kapiler secara
teratur di puskesmas
2. Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan tenang
terhadap pasien
3. Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien,terutama
dalam hal mengurus cucu
4. Edukasikan pasien dan keluarga terkait dengan hipertensi
berikut diet rendah garam dan rendah lemak.
5. Anjurkan klien untuk ke puskesmas untuk mendapatkan obat
(Captopril)
3) Rasional
1. Adanya pucat,
2. dingin,kulit lembab dan masa pengisisan kapiler lambat
mungkin berkaitan dengan vasokontraksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung
3. Membantu untuk menurunkan rangsang
simpatik,meningkatkan relaksasi sehingga akan menurunkan
TD
4. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi
tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi
5. Diet yang tepat akan membantu mencegah komplikasi yang
bisa ditimbulkan dara hipertensi dan menurunkan TD itu
sendiri
6. Captopril berfungsi untuk menurunkan Tekanan Darah

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


1) Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 Jam
masalah intoleransi aktivitas dapat teratasi
Kriteria Hasil :
 Keluhan lelah menurun
 Dispnea saat aktivitas menurun
 Dispnea setelah aktivitas menurun
2) Intervensi
1. Tentukan penyebab keletihan
2. Pantau respon oksigen pasien
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas
4. Bantu dengan aktivitas fisik teratur
5. Ajarkan kepada pasien dan keluarga teknik perawatan diri yang
akan meminimalkan penggunaan aoksigen
6. Ajarkan rentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan
7. Kolaborasi dengan tenaga medis lain
3) Rasional
1. Untuk menghindar terjadinya letih
2. Membantu derajat dekompensasi jantung dan pulmonal penurunan
TD
3. Aktivitas yang berlebihan yang memperburuk keadaan klien
4. Jika beraktivitas dengan teratur maka terhindar dari cedera
5. Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri tentang
teknik perawatan diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen
6. Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri tentang
manajemen waktu untuk mencegah keletihan
7. Dengan melakukan kolaborasi dapat membantu pengobatan pasien
dengan cara lain

3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional


1) Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam klien
akan menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas.
Kriteria Hasil :
 Verbalisasi kebingungan menurun
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
 Perilaku gelisah menurun
 Perilaku tegang menurun
2) Tindakan
1. Pantau perubahan tanda-tanda vital dan kondisi yang menunjukkan
peningkatan kecemasan klien
2. Berikan informasi serta bimbingan antisipasi tentang segala bentuk
kemungkinan yang akan terjadi di masa depan
3. Ajarkan teknik menenangkan diri dan pengendalian perasaan negative atas
segala hal yang dirasakan klien
4. Instruksikan untuk melaporkan timbulnya gejala-gejala kecemasan yang
muncul dan tidak dapat lagi dikontrol
5. Meningkatkan koping individu
6. Memberikan dukungan emosi selama masa stress
Kolaborasi :

7. Berikan obat jenis anti depresan apabila klien benar-benar tidak mampu
mengendalikan dirinya
3) Rasional
1. Perubahan tanda-tanda vital dapat digunakan sebagai indicator terjadinya
ansietas pada klien
2. Mempersiapkan klien menghadapi segala kemungkinan krisis
perkembangan dan/atau situsional
3. Teknik menenangkan diri dapat digunakan untuk meredakan kecemasan
pada klien yang mengalami distress akut
4. Membantu memudahkan penyediaan layaan kesehatan untuk menganalisis
kondidi yang dialami klien
5. Membantu klien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,perubahan,atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
6. Memberikan dukungan emosi untuk menenangkan klien dan menciptakan
penerimaan serta bantuan dukungan selama masa stress
Kolaborasi :
7. Agen farmakologi dapat digunakan sebagai salah satu pilihan untuk
meredakan kecemasan pada klien

4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


1) Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam klien
akan menunjukkan peningkatan pemahaman/pengetahuan
Kriteria Hasil :
 Pelaku sesuai anjuran meningkat
 Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic membaik
2) Tindakan
1. Melakukan edukasi kepada klien mengenai proses penyakit,perawatan
penyakit,dan regimen serta jadwal terapinya
2. Memberikan informasi yang tepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan
klien
3. Menginstruksikan kepada klien untuk bertanya kepada penyedia layanan
kesehatan manapun tentang segala hal yang berhubungan dengan
kesehatannya

3) Rasional
1. Edukasi pada klien juga brmanfaat dalam proses perawatan,dengan adanya
informasi klien akan mampu mengidentifikasi masalahnya sehingga
memudahkan tenaga kesehatan untuk menggali data pada klien
2. Informasi yang tepat dari tenaga kesehatan akan membuat klien merasa
dirinya memiliki sumber informasi yang terpercaya
3. Kadangkala klien merasa tidak berani untuk bertanya karena belum terbina
hubungan dekat dengan penyedia layanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37771674/LAPORAN_PENDAHULUAN_Hipertensi diakses
pada tanggal 21 Mei 2020

https://www.slideshare.net/mobile/ichahutabarat/rencana-keperawatan-gerontik diakses pada


tanggal 23 Mei 2020

https://id.scridb.com/document/387130054/Intervensi-Intoleransi-Aktivitas-1 diakses pada


tanggal 23 Mei 2020
pengkajian HIPERTENSI

 PENGKAJIAN
A IDENTITAS
a) Nama : Samad
b) Umur : 63 tahun
c) Alamat : pegantenan
d) Suku bangsa : Indonesia
e) Pekerjaan : tani
f) Pendidikan : tamat SD
g) Status perkawinan : menikah
h) Agama : islam
B KELUHAN UTAMA
 Pasien mengatakan pusing kepala susah tidur dan gelisah
C RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Tn S umur 61 tahun dengan penyakit hipertensi, pasien mengatakan
nyeri kepala seperti ditusuk tusuk dan susah tidur pasien tampak
gelisah, saat pemeriksaan dirumah terjadi : TD : 180/130 mmhg, RR :
80x/menit, NADI : 56x/menit, SUHU : 36,3 o C
D RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 PX mengatakan tidak ada

E Pemeriksaan fisik TTV


 TD : 180/130mmhg
 SUHU : 36,3OC
 NADI : 56X/MENIT
 RR: 80X/MENIT

F PEMENUHAN KEBUTUHAN /POLA AKTIVITAS


a) Nutrisi
Pasien mengatakan pola makan saat tidak sakit nafsu makannya
membaik, pasien selalu memakan makanan yang lemak mengandung
tekanan darah tinggi
b) Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan pola tidurnya berkurang dan saat pasien sakit
tidur sekitar 1 jam
c) Pengaturan suhu
Suhu tubuh pasien 36,3oC
G PEMBERIAN OBAT
 AMPLODIPIN
Pasien mengatakan pernah minum obat diberikan oleh perawat
tetangganya

H DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman(nyeri ) berhubungan dengan gejala penyakit
(hipertensi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
I ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn S NO RM :
Tanggal : 12 November 2020 RUANG :

NO TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. 28 oktober DS: pasien mengatakan nyeri kepala seperti gejala penyakit (HIPERTENSI) Gangguan rasa nyaman(nyeri )
2020 ditusuk tusuk skala nyeri 3
DO: pasien tampak meringis kesakitan
 TD : 180/130mmhg
 SUHU : 36,3OC
 NADI : 56X/MENIT
 RR: 80X/MENIT
2. 28 oktober DS: pasien mengatakan susah untuk tidur kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
2020 DO: tidurnya hanya sekitar 1jam
J PERENCANAAN (RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN)
NAMA : Tn S NO RM :
Tanggal : 12 November 2020 RUANGAN :

NO DX TUJUAN /KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1. DX1 Setelah dilakukan a) kaji karakteristik nyeri secara durasi a) untuk mengetahui skala nyeri
tindakan keperawatan b) observasi TTV b) mengobservasi perubahan status
diharapkan nyeri hilang c) anjurkan teknik relaksasi kesehatan
d) berikan kompres hangat c) dapat mengurangi atau
KH: menghilangkan rasa nyeri
 nyeri menurun d) untuk mengurangi tekanan
 gelisah menurun vasikuler
2. DX2 Setelah dilakukan a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur a) Mengidentifikasi aktivitas dan
tindakan keperawatan b) Identifikasi makanan dan minuman yang tidur
diharapkan pola tidur mengganggu tidur b) Mengidentifikasi pola makan saat
membaik c) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama tidur
sakit c) Supaya pola tidur saat sakit
KH: d) Jadwalkan pemberian pendidikan mencukupi,istirahatnya tercukupi
 Keluhan sulit kesehatan sesuai kesepakan d) Supaya tau dengan pendidikan
tidur membaik e) Jelaskan pentingnya aktivitas/olahraga kesehatan pola tidur
 Keluhan tidak secara rutin e) Dapat hidup sehat jasmani
puas tidur
membaik
 Keluhan istirahat
tidak cukup
meningkat
3 DX3 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan a) Monitor tekanan darah a) Mengetahui frekuensi TD
b) Fasilitasi pasien dan keluarga untuk b) Untuk memberikan gaya hidup
KH: modifikasi gaya hidup sehat yang sehat
 Kekuatan nadi c) Anjurkan beraktivitas fisik secara c) Untuk menjadi pola hidup sehat
perifer bertahap d) Supaya TD menurun
meningkat d) Kolaborasi pemberian obat amplodipin
 Sianosis
menurun
 Lelah menurun
 Tekanan darah
menurun
 Nadi normal
K IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn S NO RM :
TANGGAL : 12 November 2020 RUANG:

No DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON (S-O) TTD


1 Gangguan rasa 1) kaji karakteristik nyeri secara durasi S: pasien mengatakan nyeri kepala
nyaman(nyeri ) O: dengan nyeri (1-10) skala 3

2) mengobservasi TTV  TD : 180/130mmhg


 SUHU : 36,3OC
 NADI : 56X/MENIT
 RR: 80X/MENIT

3) anjurkan teknik relaksasi S: pasien mengatakan bersedia dengan


memberikan teknik relaksasi
O: pasien bersedia dan nyeri berkurang

4) berikan kompres hangat S: pasien mengatakan nyaman


O: tampak nyaman

5) mengkolaborasi pemberian obat S: pasien mengatakan sudah minum obat

2 Gangguan pola 1) Identifikasi pola aktivitas dan tidur S: pasien mengatakan pola tidurnya hanya
tidur sedikit
O: sekitar 1jam
2) Identifikasi makanan dan minuman S: pasien mengatakan selalu makan
yang mengganggu tidur sebelum mau tidur

3) Jelaskan pentingnya tidur cukup S: pasien mengerti saat diberikan


penjelasan tentang pentingnya tidur saat
selama sakit
sakit
O: pasien tampak mengerti

4) Jadwalkan pemberian pendidikan S: pasien mengatakan bersedia dan


kesehatan sesuai kesepakan sepakat

5) Jelaskan pentingnya S: pasien mengatakan mengerti saat


aktivitas/olahraga secara rutin dijelaskan pentingnya olahraga
O: pasien bersedia setiap pagi berolahraga
L EVALUASI KEPERAWATAN (SOAP)
NAMA : Tn S
TANGGAL: 12 November 2020

NO DX WAKTU SOAP
1 S: pasien mengatan sakit kepalanya lumayan tidak sakit
08:40
O:
 TD : 130/90mmhg
 SUHU : 36,3OC
 NADI : 56X/MENIT
 RR: 80X/MENIT
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi

S: pasien mengatakan istirahat dan tidurnya sudah lumayan lama karena


2 sudah tidak merasakan sakit kepala
O: 4jam
A: masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai