Studi pemanfaatan tumbuhan obat familipiperaceae dan zingiberaceae oleh suku anak dalam di

taman nasional bukit dua belas propinsi jambi

Amran Saleh,2015. Dari tumbuhan yang ditemukan terdapat dua cara penggunaan, yaitu sebagai obat
tunggal dan sebagai obat ramuan. Tumbuhan yang digunakan secara tunggal yaitu sirih kaduk yang
digunakan untuk mengobati penyakit kuning, cara pengolahannya yaitu dengan cara memeras beberapa
lembar daun yang ditambahkan dengan air kemudian diminum air perasannya.

puar cacing untuk mengobati cacingan dengan cara mengambil beberapa cm bagian akr, kemudian di
rebus dengan dua gelas air hingga mendidih, minum air rebusannya.

Aro semak untuk mengobati sakit gigi dengan cara menggores batang, lalu gunakan kapas untuk
mengambil getah yang keluar dari batang.tempelkan kapas tersebut pada gigi yang sakit

Sementara akar sitolu jika di campur dengan daun rambutan dapat digunakan sebagai obat malaria.
Pengolahannya dengan cara ambil 5cm bagian akar sitolu, tambahkan 5 lembar daun rambutan, peras
dengan menambahkan 1 gelas air, kemudian minum air perasannya.

Blai jika di campur dengan jangau dapat digunakan untuk mengobati rematik dengan cara cara
mengambil 3 cm umbi jangau dan blai, ditumbuk hingga halus, tambahkan minyak makan, gosokan ke
kaki yang terkena rematik.

Tumbuhan obat dan pengobatan tradisional masyarakat serampas –jambi

Dalam hal tumbuhan obat, secara umum masyarakat serampas mengenal dua jenis obat yaitu obat rajo
dan obat di tawar. Obat rajo meliputi semua jenis tumbuhan yang memiliki khasiat obat yang digunakan
oleh masyarakat awam tanpa bantuan dari seorang dukun. Contohnya menggunakan daun rumput
bungo (Eupatorium inulaefolium) untuk luka (misalnya kebetulan terkena parang saat menebas semak)
mereka mengambil beberapa lembar daun rumput bungo lalu diremas-remas dan airnya di berikan pada
bagian yang terluka. Dalam pandangan masyarakat serampas, pengetahuan mengenai obat rajo ini di
warisakn dari raja-raja serampas pada zaman dahulu.