Anda di halaman 1dari 10

A.

Hasil
No. Identifikasi Hasil Gambar
1. Sulfasetamid + CuSO4 Endapan biru

2. Sulfasetamid + koppanyi Ungu pink


zwikker

3. Sulfasetamid + P-DAB Kuning


HCl

4. Sulfasetamid + roux Coklat


5, Sulfademidin + CuSO4 Abu-abu

6. Sulfademidin + koppanyi Rosa ungu


zwikker

7. Sulfademidin + vaniln + Merah jingga


H2SO4

8. Sulfademidin + HNO2 Warna kuning


(lieberman) coklat
9. Sulfademidin + reaksi Biru
indofenol

10. Sulfademidin + p-DAB Kuning


HCl

11. Sulfadiazin dipanaskan Coklat


kan, meleleh kemerahan

12. Sulfadiazin + NaOH + Warna Coklat


CuSO4

13. Sulfadiazin + KbrO3 Warna kuning


14. Sulfadiazin + p-DAB Kuning
HCl

15. Sulfdiazin + reaksi roux Hijau

16. Sulfadiazin + reaksi Merah rosa


indofenol

17. Sulfadiazin + koppanyi Rosa ungu


zwikker
18. Sulfaguanidin + CuSO4 Warna biru,
endapan putih

19. Sulfaguanidin + Ungu hilang ,


koppanyi zwikker larutan pink ,
endapan putih

20. Sulfaguanidin + p-DAB Kuning jingga ,


HCl endapan putih

21. Sulfamerazin + CuSO4 Endapan hijau

22. Sulfamerazin + HgNO3 Hijau kehitaman


23. Sulfamerazin + koppanyi Rosa (pink)
zwikker

24. Sulfamerazin + roux Biru hijau

25. Sulfanilamid + reaksi Merah


diazo

26. Sulfanilamid + reaksi Coklat


roux
27. Sulfanilamid + p-DAB Kuning, terdapat
HCl endapan

28. Sulfatiazol + CuSO4 Ungu

29. Sulfatiazol + kopanyi Ungu merah


zwikker

30. Sulfatiazol + HgNO3 Hitam ungu

31. Sulfatiazol + reaksi Kuning


lieberman
32. Sulfatiazol + p-DAB jingga
HCl

33. Sulfatiazol + roux Hijau kuning

34. Sulfametoxazol + HNO2 merah


dan B-naftol

35. Sulfametoxazol + hijau


CuSO4

36. Sulfametoxazol + kuning


lieberman
37. Sulfametoxazol + Biru
koppanyi zwikker

B. Pembahasan
Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah gugus
sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang
mengandung gugus tersebut. Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam
sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina. Dalam kedokteran,
istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan
turunan sulfanilamida.
Pada percobaan ke-13 ini, praktikan melakukan identifikasi terhadap sulfonamida.
Identifikasi dilakukan dengan cara meneteskan pereaksi ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel. Sampel yang digunakan yaitu sulfasetamid, sulfadimidin, sulfadiazin, sulfaguandin,
sulfamerazin, sulfanilamid, sulfatiazol, dan sulfametoxazol. Ada berbagai macam pereaksi
yang digunakan misalnya p-DAB HCl, pereaksi Roux , pereaksi Zwikker, pereaksi Indofenol,
KBrO3, NaNO2, CuSO4, dan masih banyak lagi (dapat dilihat pada tabel hasil).
Pembahasan ini dibuat untuk membandingkan hasil praktikum dengan literatur. Akan
tetapi mungkin tidak semua perbandingan tersebut akan dijabarkan dikarenakan banyaknya
identifikasi zat yang dilakukan. Setelah dilihat perbandingannya, hasil dari praktikum dengan
literatur terdapat pula ketidaksesuaian. Misalnya saat penambahan pereaksi Zwikker ke dalam
tabung reaksi yang berisi sampel sulfasetamid menghasilkan larutan berwarna ungu-pink,
sedangkan dalam literatur menyebutkan bahwa hasil dari reaksi tersebut adalah larutan
berwarna ungu biru. Kemudian ketidaksesuaian dengan literatur juga terjadi pada identifikasi
sulfadimidin yang direaksikan dengan HNO2 menghasilkan warna larutan kuning-cokelat
yang seharusnya berwarna kuning. Ketidaksesuaian selanjutnya terjadi ketika menambahkan
pereaksi p-DAB HCl ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel sulfadiazin menghasilkan
larutan berwarna kuning yang seharusnya berwarna jingga-kuning. Kemudian saat
mengidentifikasi sulfaguinidin juga terjadi ketidaksesuaian dengan literatur saat sulfaguinidin
ditambahkan p-DAB HCl menghasilkan larutan berwarna kuning dengan endapan putih yang
seharusnya menghasilkan larutan berwarna jingga. Terjadi juga perbedaan antara hasil
praktikum dengan literatur saat mengidentiikasi sulfamerazin dengan pereaksi HgNO3
menghasilka larutan hitam kehijauan yang seharusnya berwarna hitam.
Perbedaan hasil praktikum dengan literatur tersebut kemungkinan besar bukan karena
pereaksi yang terkontaminasi, sebab saat pengujian sampel sulfatiazol dengan pereaksi
Zwikker menghasilkan larutan ungu-merah dan hasil ini sesuai dengan literatur. Kemudian
saat identifikasi sulfamerazin + pereaksi Zwikker menghasilkan larutan berwarna pink yang
disebabkan oleh terjadinya reaksi antara gugus imida dan SO2NH yang menyebabkan
terjadinya perubahan warna pada larutan, hasil ini pun sesuai dengan literatur. Kemungkinan
ketidaksesuaian dengan literatur yang dijelaskan pada paragraf di atas diakibatkan karena
sampel yang terkontaminasi dengan air dalam tabung reaksi yang masih basah ataupun karena
sampel dan pereaksi yang digunakan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Meskipun
ketidaksesuaian dengan literatur terjadi saat praktikum kali ini, tidak sedikit pula hasil
praktikum yang sesuai dengan literatur, hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.
C. Kesimpulan
Sulfonamida merupakan suatu golongan senyawa antibakteri, yang mengandung gugus
sulfonamida –SO2NH. Sulfonamida adalah antimikroba yang digunakan secara sistemis
maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi.
Identifikasi dilakukan dengan cara meneteskan pereaksi ke dalam tabung reaksi yang
berisi sampel. Sampel yang digunakan yaitu sulfasetamid, sulfadimidin, sulfadiazin,
sulfaguandin, sulfamerazin, sulfanilamid, sulfatiazol, dan sulfametoxazol. Ada berbagai
macam pereaksi yang digunakan misalnya p-DAB HCl, pereaksi Roux , pereaksi Zwikker,
pereaksi Indofenol, KBrO3, NaNO2, CuSO4, dan masih banyak lagi (dapat dilihat pada tabel
hasil).
Terjadi beberapa ketidaksusaian antara praktikum dengan literatur yang kemungkinan
diakibatkan karena sampel yang terkontaminasi dengan air dalam tabung reaksi yang masih
basah ataupun karena sampel dan pereaksi yang digunakan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Meskipun ketidaksesuaian dengan literatur terjadi saat praktikum kali ini, tidak sedikit pula
hasil praktikum yang sesuai dengan literatur, hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.

Anda mungkin juga menyukai