Anda di halaman 1dari 9

PROSEDUR TETAP

ASUHAN PERSALIAN NORMAL


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman :

KEPALA UPTD PUSKESMAS


PUSKESMAS
CIMANGGU
CIMANGGU
ASEP SUPARMAN.AMKep.SKM
NIP. 19670715.198703.1.004

Suwatu tindakan pengeluwaran hasil konsepsi (janin dan


plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluwar
kandungan melalui jalan lahir secara secara sepontan dengan
presentasi belakang kepala dan tampak komplikasi.
1. Pengertian

2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan persalinan normal.

3. Kebijakan

1. JNPK-KR, 2012, Asuhan persalinan Normal dan inisiasi


Menyusui Dini, JHPIEGO Kerja sama Save The Clirdern
federation Inc-US, Modul. Jakarta.
2. Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia, 2019, Standar Operasional
4. Referensi Pelayanan Kebidanan,Jakarta

5. Prosedur/
Langkah- A. Persiapan alat dan bahan
langakh - Perlindung diriKacamata, 1 buah
Maker dan penutup keapala
- Baki beralas 1 buah
- Stetoskop 1 buah
- Tensimeter 1 buah
- Termometer 1 buah
- Monoaural 1 buah
- Handuk besar 1 buah
- Kain manajemen aktif 1 buah
- Pernel 1 buah
- Kain samping 1 buah
- Celana dalam ibu 1 buah
- Pembalut 1 buah
- Baju bayi 1 buah
- Popok bayi 1 buah
- Baskom berisi air DTT 1 buah
- Baskom berisi air klorin 0,5 % 1 buah
- Tempat sampah medis 1 buah
- Tempat sampah non medis 1 buah
- Spuit dalam kemasan 1 buah
- Celemek 1 buah
- Kom tertutup 2 buah
- Kapas DTT Secukupnya
- Obat-obatan: Betadin Secukupnya
- Oxitosin 8 ampul
- Partuset (dalam keadan seteril):
- Bak intrumen 1 buah
- Pemecah ketuban 1 buah
- Gunting episiotomi 1 buah
- Klem tali pusat 1 buah
- Gunting tali pusat 1 buah
- Benang talipusat 1 buah
- Kom betadin 1 buah
- Kassa Secukupnya
- Handschoon 5 Pasang

B. Mengenal tanda Gejala Kala Dua


1. Mendengar dan melihat tanda kala Dua Persalian
 Ibu merasa ada dorongan kuwat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan meningkat pada
rectum dan vagina
 Perunium tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka

C. Menyiapkan pertolongan persalian


2. Memastiakan kelengkapan peralatan, bahan dan
obat-obatan esensial untuk menolomg persalinan dan
menatalaksana komplikasi ibu dan BBL.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi
Siapkan:
 Tempat datar, rata, bersih, kering, dan hangat
 3 handuk/kain bersih dan kering (termauk
ganjel bahu bayi)
 Alat pengisap lendir
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari
tubuh bayi

Untuk Ibu:
 Menggelar kain diperut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik seteril sekali pakai didalam
partuset
3. Memakai alat perlindung diri: penutup kepala,
kacamata, masker, celemek, sepatu booth.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam.
6. Masukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril
dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik),
D. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin
7. Membersihkan vulva dan perinium, menyekanya
dengan hati-hati dari anterior (depan) ke posterior
(belakang) menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT.
 Jika introitus vagina, pernium atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan kebelakang
 Buang kapas atau kasa pembersih
(terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi, lakukan dentokominasi,
lepaskan dan rendam sarung tangan tersebut
dalam larutan klorin 0,5% langkah #9.
Pakai sarung tangan DTT/steril untuk
melaksanakan langkah lanjutan
8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap.
 Bila selaput ketuban masih utuh saat
pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi

9. Melakukan dentekominasi sarung tangan ( celupkan


tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tanagan dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin ( DJJ) setelah
kontraksiuerus mereda ( relaksasi) untuk
memastikan bahwa DJJ masih dalam batas normal
(120-160x /menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
 Mendekontaminasi hasil –hasil pemeriksaan
dalam DJJ dan semua temuan pemeriksaan
dan asuahan yang berikan kedalam patrograf

E. Menyiapkan ibu dan keluwarga untuk Membantu Proses


Meneran
11. Memberitahu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa
ingin meneran, lamjutkan pemantauan kondisi
dan kenyaman ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif ) dan
dekontaminasikan semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang
bagaimana peran mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada ibu untuk
menerai secara benar.
12. Meminta keluwarga membantu menyiapkan
posisi meneran jika ingin meneran atau kontraksi
yang kuwat. Pada kondisi ini, ibu diposisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat


ibu merasa ingin meneran atau timbul kontraksi
yang kuwat :

 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar


dan efektif
 Dukun dan beri semangat pada saat
menerandan perbaiki cara meneran apabila
cara nya tidak sesuai.
 Bantu ibu ngambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuwali posisi berbaring
terlenatang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara
kontraksi
 Anjurkan keluwarga memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-
oral( minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan
segera lahir setelah pembukaan lengkap dan
pimpin meneran 120 menit (2jam) pada
primiggravida atau 60 menit (1jam) pada
multigravida
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok
atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
F. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
15. Meletakan handuk besih ( untuk mengeringkan
bayi) diperut bawah ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
sebagai alas bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatiakan
perhatikan kembali kelengkapan peralatan dan
bahan
18. Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua
tangan
G. Pertolongan untuk melahirka Bayi Lahirnta kepala
19. Menolong melahirkan bayi setelah tampak
kepadal bayi membuka vulva dengan diameter 5-6
cm maka lindungi perinium dengan satu tangan yang
dipalpasi dengan kain bersih dan kering, tangan yang
lai menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala, anjurkanibu untuk meneran secara
efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Melakukan pengecekan adanya lilitan tali
pusat (ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi), segera lanjutkan proses lahiran bayi. Jika
tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi dan jika tali pusat melilit
leher secara kuwat, klem tali pusat didua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut.
21. Menunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan.
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang
kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan diinstal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakan arah atas dan diistal untuk melahirkan bahu
belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
untuk menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan
atas untuk menulusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai
dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
dengan jari telunjuk )
H. Asuhan bayi baru lahir
25. Melakukan penilaian (selintas):
 Apakah bayi menangis kuwat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan?
 Apakan bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut
kelangkah resusitasi pada bayibaru lahir
dengan asfiksia.
Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya (kecuwali kedua tangan) tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi
dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu.
27. Melakukan kembali pemeriksaan uterus untuk
memastikan hanya satu bayi yang lahir ( hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
28. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
oxitosin agar uterus berkontraksi baik. Dalam waktu
satu menit setelah bayi bayi lahir, suntikan oxitosin
10 unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral
(lakuakan aspirasi sebelum menyuntikan oxitosin)
29. Melakukan penjepitan tali pusat setelah 2
menit sejak bayi (cukup bulan) lahir. Pegang ali pusat
pada satu tangan sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain
menjepit tali pusat dan geser hingga 3cm proksimal
dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut
tahan klem ini pada posisinya, gunakaan jari
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi
tali pusat kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali
pusat pada sekitar 2cm distal dari klem pertama.

30. Pemotongan dan pengikatan tali pusat


 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang
telah dijepit (lindungi berat bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril
pada satu sisi kemudian lingkarkan lagi
benang tersebut dan ikat tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lain nya.
 Lepaskan klem dan masukan dalam wadah
yang telah disediakan.
31. Meletakan bayi tengkurap didada ibu untuk
kontak ibu-bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada
bayi menempel didada ibunya. Usahakan dada bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting susu atau aerola mamae ibu.
 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan pasang topi dikepala bayi.
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit kekulit
dari dada ibu paling sedikit 1 jam.
 Sebagai besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama biasaya
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusui dari satu payudara.
 Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam
walau pun bayi sudah berhasil menyusu .
I. Manajemen Aktif Kala Tinga Persalinan(MAK III)
32. Memindah klem pada tali pusat hingga
beranjak 5-10 cm dari vulva
33. Melakukan pengecekan kotraksi dengan cara
satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpisis) untuk mendekteksi ada tidaknya
kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan klem tali pusat.
34. Melakuakan penegang tali pusat terkendali
saat ada kontraksi kearah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus kebelakang –atas (dorso
kranial) secara hati-hati ( untuk mencegahterjadi nya
infersio uteri). Jika plasenta tidak lahir dalam 30-40
detik hentikan peneganagan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu, suwami atau anggota keluwarga
melakukan stimulasi puting susu.
35. Mengeluwarkan plasenta dengan cara: bila
pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus
kearah dorsol ternyata diikuti dengan penggeseran
tali pusat kearah distal maka lakuan dorongan
kearah cranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi talipusat hanya
ditegakkan (jangan ditarik secara kuwat
terutama jika uterus tidak berkontraksi)
sesuai dengan sumbu jalan lahir (kearah
bawah sejajar-lantai-atas)
 Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak hingga 5-
10 cmdari vulva dan jalan lahr plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
1) Ulang pemberian oksitosin 10 unit
1M
2) Lakukan kateterisasi (gunakan
tindakan aseptik) jika kandung
kemih penuh
3) Minta keluwarga untuk menyiapkan
rujukan
4) Ulangi teakanan dorso- kranial dan
penegang tali pusat 15 menit berikut
5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan, maka segera lakukan
plasenta manual.
36. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat
plasenta sudah lahir. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan
dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
 Jiks selaput ketuban robek, pada sarung
tanagn DTT atau seteril untuk melakukan
ekplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem ovum DTT atau steril
untuk mengeluwarkan bagian selaput yang
tertinggal
37. Melakukan masse uterus segera setelah
plasenta dan selaput ketuban lahir, lakuakn masse
uterus, latakan telapak tangan difundus dan lakukan
masse dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga berkontraksi (fundus teraba keras).
 Lakukan tindakan yang perlukan (kompres
Bimanual internal, kompresi Aorta
Abnomimalis, Tampori Kondom –Kateter) Jika
uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rasa taktil/masse.
J. Menilai pendarahan
38. Melakukan pemeriksaan pada kedua sisi
plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta lahir
lengkap.
Masukan plasenta kedalam kantung plastik atau
tempat khusus
39. Melakuakan evaluasi kemungkinan laserasi
pada vagina dan perinium. Lakukan penjaiatan bila
terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan
pendarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan pendaranan
aktif, segera lakuakn penajitan.
K. Asuhan pascapersalinan
40. Membersihkan kedua tangan yang memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% bilas
kedua tangan tersebut dengan air DTT dan keringkan
dengan kain yang bersi dan kering.
41. Memastikan uterus berkontraksi dengn baik
dan tidak terjadi nya pendarahan pervaginam’
Evaluasi
42. Memastikan kandung kemih kosong dan
uterus berkontraksi

43. Mengajar ibu keluwarga cara melakukan masse


uterus dan menilai kontraksi.

44. Melakukan evaluasi dan estimasi jumlah


kehilangan darah.

45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan


umum ibu dan baik

46. Melakukan pemantauan keadaan bayi dan


pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/
menit

 Jika bayi susah bernafas, merintih atau


retraksi, diresisusitasi dan segera rujuk
kerumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke RS rujukan
 Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan
ruwangan hangat. Lakukan kembali kontak
kulit kekulit ibu- bayi dalam satu selimut.
Keberhasilan dan keaman
47. Menempatkan semua pearatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi.
48. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi
ketempat sampah yang sesuai
49. Membersihkan ibu dari paparan darah dan
cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah
diranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakai yang bersih dan kering.
50. Memastikan ibu nyaman. Bantu ibu beri ASI.
Anjurkan keluwarga untuk memberi ibu minum dan
makanan yang diinginkannya.
51. Melakukan dekontaminasi tempat bersalin
dengan larutan klorin 0,5%
52. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
klorin 0,5%, balikan bagian dalam ke luar dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%, selama 10 menit.
53. Mencuci kedua tangan dengan sabun di air
mengalir, kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk pribadi yang kring dan bersih.
54. Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk
melakukan pemeriksaan fisik bayi.
55. Melakuakan asuhan bayi baru lahir pada 1 jam
pertama dengan: memberikan salep tetes mata
profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg IM dipaha kiri
bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernafasan bayi (normal 36,5 0 -37,5 0 c) setiap 15
menit.
56. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan
suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah
lateral. Letakan bayi didalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu disusukan.
57. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
58. Mencuci kedua tangan dengan sabun di air
mengalir, kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
DOKUMENTASI
59. Melengkapi patrograf (halaman depan dan
belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV
persalinan.
6. Baganalir
(Jika di
Butuhkan)
7. Hal-hal
yang perlu
di
perhatikan
8. Unit terkait

9. Pada
DokumenT
erkait

Catatanhasilkegiatan
10. RekamanH No Yang di Ubah Isi TanggalMulaiBerlakunya
istorisPeru Perubahan
bahan

Anda mungkin juga menyukai