Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGGARAN


NEGARA

Disusun oleh:

Zori Zaldi (1702110172)

Thenty Oktaviani (1702111243)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini ditulis berdasarkan informasi  yang di kumpulkan dari berbagai
pihak.
Makalah yang berjudul “pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Negara”.

” disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Standar Akuntansi
Publik jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau.
Adapun makalah Standar Akuntansi Publik ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan
makalah. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada  Dosen Pak
Restu Agusti yang mana bersedia membimbing kami dalam penyusunan makalah. Orang
tua penulis yang selalu memberi dukungan kepada penulis dan Rekan-rekan kelompok yang
mau bekerjasama dalam menyelesaikan makalah. Serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Pekanbaru,22 November 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pertanggungjawaban realisasi anggaran belanja ini adalah untuk memberikan


informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan informasi
kepada para pengguna laporan. Dalam rangka memenuhi prinsip akuntabilitas tersebut perlu
diselenggarakan

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang merupakan serangkaian prosedur


manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah
Pusat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pelaporan pelaksanaan anggaran ?
2. Apa yang dimaksud pertanggungjawaban pelaksanaan anggran ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pelaporan pelaksanaan anggran
1.3.2 Untuk mengetahui pertanggungjawaban pelaksannan anggaran

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk mengkaji lebih
dalam mengenai pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A.GambaranUmum

Sesuai dengan asas akuntabilitas yang berorientasi pada hasil dalam pengelolaan
keuangan negara, setiap satker wajib menyusun laporan pertanggungjawaban
realisasianggaran belanja masing-masing. Tujuan pertanggungjawaban realisasi anggaran
belanja ini adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber
daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode
mendatang dengan cara menyajikan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi
perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:

1.telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat.

2.telah dilaksanakan sesuai dengan APBN.

3.telah dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan.

Dalam rangka memenuhi prinsip akuntabilitas tersebut perlu diselenggarakan


Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang merupakan serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.

B. Pengertian Pertanggungjawaban

 Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas


pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan  pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar
akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam Undang-
Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi
laporan  pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara / Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBN / APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh pemerintah. Penerbitan Pedoman Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) merupakan awal masing-masing pihak untuk bersama-sama
mewujudkan  good  govermance melalui penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dalam  penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD oleh semua
instansi pemerintah pengguna anggaran baik di pusat maupun daerah. Selama ini terdapat
beberapa aturan yang digunakan sebagai rujukan pemerintah daerah dalam penyusunan
laporan keuangan. Ketidak seragaman ini akan membuat  perbedaan dalam penyajian laporan
keuangan oleh pemerintah daerah. Kondisi demikian membuat laporan keuangan pemerintah
daerah tidak akan dapat memenuhi keterbandingan baik secara internal maupun eksternal.
Padahal karakteristik kualitatif laporan keuangan seperti yang disampaikan pada kerangka
konseptual akuntansi pemerintah yang baru ini adalah dapat dibandingkan. Pasal 32 ayat (1)
UU 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD / APBN disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Sedangkan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UU 32 tahun 2004 intinya menyatakan
bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Dari dua pasal
tersebut di atas maka jelaslah pentingnya diterapkan standar akuntansi pemerintahan dalam
pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini direspon pemerintah
dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.

C. Peranan Pelaporan Keuangan


Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas  pelaporan selama satu
periode pelaporan. Penerapan standar ini menjadi sangat  penting bagi entitas pelaporan dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap  peraturan perundang-undangan. Setiap entitas
pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan seta
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan struktur pada suatu
periode  pelaporan. Berikut peranan Pelaporan Keuangan berdasarkan standar akuntansi
pemerintahan adalah sebagai berikut:
a). Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta  pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
b). Manajemen
 Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksaan kegiatan suatu entitas pelaporan
dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi  perencanaa, pengelolaan, dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.
c). Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban entitas  pemerintah dalam pengelolaan sumber daya
yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d). Keseimbangan Antargenerasi
 Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan  pemerintah pada
periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dilaokasikan dan menentukan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran
tersebut.

D.  Tujuan Pelaporan Keuangan


Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan informasi yang  bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a). Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
b). Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan  perundang-undangan;
c). Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d). Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e). Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas  pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka  pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang dari pungutan pajak dan  pinjaman;
f). Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas  pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai  posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan
adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:

a)Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
dana pemerintah;

 b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah;

c) Menyediakan informasi sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;


d) Menyediakan informasi ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
e) Menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi
kebutuhan kasnya;
f)Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan
dalam mendanai aktivitasnya. Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
menentukan kapan pengaruh atas transksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan  pelaporan
keuangan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu, basis kas ( cash basis of
accounting 
) dan basis akrual (accrual basis of accounting ).
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima
oleh kas pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah) atau dibayarkan dari kas
pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah). Sedangkan dalam akuntansi berbasis
akrual berarti suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain
diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan
pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau
dibayarkan. Contoh transksi yang membedakan basis kas dan basis akrual adalah dalam
peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Pajak (SKPP).
Dalam basis kas, saat terbitnya SKPP tersebut belum diakui sebagai pendapatan, karena
pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis akrual, terbitnya SKPP tersebut oleh
pemerintah sudah diakui sebagai pendapatan, walaupun pemerintah belum menerima kas atau
pendapatan pajak tersebut. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008.

a)Manfaat Akuntansi Akrual


 i.Informasi yang terkandung dalam laporan yang disajikan dalam basis akrual sangat berguna
baik untuk akuntabilitas maupun pengambilan keputusan;
ii.Akuntansi akrual mengharuskan organisasi untuk memelihara catatan yang lengkap dari
aktiva dan menfasilitasi pengelolaan aset yang lebih  baik;
iii.Akuntansi akrual menyediakan kerangka yang konsisten untuk identifikasi kewajiban saat
ini dan kewajiban kontijensi.

b)Pelaporan Dalam Akrual Basis


 i. Menunjukkan bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya;
ii.Membuat pengguna dapat mengevaluasi kemampuan pemerintah untuk mendanai
kegiatannya dan untuk memenuhi kewajiban dan komitmennya;
iii.Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan dalam  posisi keungan;
iv.Menyediakan kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan  pengelolaan yang sukses
atas sumber daya;
v. Berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dilihat dari sisi biaya  pelayanan,
efisiensi, dan pencapaian.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan
realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan.

4)Penyajian Laporan Keungan


 Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Pernyajian laporan
keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban  pelaksanaan APBN / APBD diwajibkan
untuk setiap periode tahun anggaran APBN / APBD, dimana dalam masa 1 (satu) tahun
anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai 31 Desember untuk Neraca, dan untuk
tahun yang berakhir 31 Desember untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Arus Kas (LAK).
Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan keuangan
tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,
misalnya sehubungan dengan adanya perubahan tahun anggaran. Contoh selanjutnya adalah
dalam masa transisi dari akuntansi  berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan untuk
memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Dalam kondisi seperti itu entitas
pelaporan harus mengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode pelaporan
tidak satu tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti
arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
batas waktu penyampaian laporan keuangan sebagai laporan  pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN / APBD selambat-lambatnya 6 (Enal)  bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran. Dengan demikian, kegunaan laporan keuangan tersebut berkurang bilamana
laporan tidak tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal pelaporan.
Faktor-faktor yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan
merupakan alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
Selain laporan keuangan tahunan, setiap entitas pelaporan juga diwajibkan menyusun
laporan keuangan interim, yaitu setidak-tidaknya setiap semester sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara / Lembaga dan Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran untuk memberikan informasi yang
berguna bagi pengguna anggran dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan
diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang dengan cara
menyajikan informasi kepada para pengguna laporan pemerintah Pusat maupun Daerah

Anda mungkin juga menyukai