Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

OLEH
LUSIANA LAMUSU
NIM 921409123
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ABSTRAK
Lusiana Lamusu, Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap
Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada DPPKAD Kabupaten Gorontalo,
Skripsi, Gorontalo, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian intern
pemerintah terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada DPPKAD
Kabupaten Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini seluruh pegawai DPPKAD
kabupaten Gorontalo yang berjumlah 83 orang sedangkan sampel berjumlah 69
orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan keuangan
daerah.
Kata kunci: sistem pengendalian intern pemerintah, efektivitas pengelolaan
keuangan daerah

PENDAHULUAN
Otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk hidup dan
berkembang sesuai dengan potensi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah tidak
serta-merta memutuskan hubungan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat
sebaliknya pelaksanaan otonomi daerah justru mendorong adanya koordinasi
antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat demi tercapainya tujuan bersama.
Tak dapat dipungkiri untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam rangka
perkembangan daerah pemerintah daerah membutuhkan dana dari pemerintah
pusat. Hal ini menimbulkan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah dan perimbangan keuangan
antara pemeritah pusat dan pemerintah daerah mengakibatkan adanya hak dan
kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga diperlukan
pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah. Proses pengelolaan keuangan daerah yang ada
dalam suatu instansi harus ditata sedemikikan rupa agar menghasilkan
pengelolaan keuangan yang efektif. Efektivitas pengelolaan keuangan daerah
adalah tercapainya tujuan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan yang dilaksanakan pemerintah daerah dalam melaksanakan kegiatan
daerahnya (Mulyadi, 2009:17)
Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan (IHPS) yang dikeluarkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia semester I tahun 2012
menyatakan beberapa kasus kerugian daerah yang terjadi di 386 pemerintah
daerah salah satunya adalah di kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dimana
dana bergulir TA 2011 yang macet senilai Rp5.380,11 juta pada Dinas Koperasi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Perindustrian dan Perdagangan, serta
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan dihapuskan sebelum adanya proses
evaluasi dan pengkajian yang mendalam. Selain itu dalam lampiran IHPS
Semester I Tahun 2012 menunjukan perubahan opini laporan keuangan
pemerintah daerah salah satunya adanya perubahan opini atas laporan keuangan
yang diberikan oleh BPK kepada pemerintah kabupaten Gorontalo, dimana pada
tahun 2009 dan 2010 pemerintah kabupaten Gorontalo mendapatkan opini wajar
tanpa pengecualian (WTP) sedangkan pada tahun 2011 opini yang diberikan BPK
pada pemerintah kabupaten Gorontalo berubah menjadi wajar dengan
pengecualian (WDP).
Efektivitas pengelolaan keuangan daerah yang baik membutuhkan suatu
sistem yang dapat mewujudkan pelaksanaan efektivitas pengelolaan keuangan
daerah tersebut berupa sistem pegendalian intern. Dimana sistem pengendalian
intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP No.60 Tahun 2008).
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2008:412) pengendalian internal adalah
proses yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai
pencapaian tujuan manajemen dalam kategori berikut ini:
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
2. Efektifitas dan efisiensi operasi
3. Ketaatan pada ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
Sistem pengendalian yang ada di lingkungan pemerintahan dikenal dengan
sistem pengendalian intern pemerintah atau disingkat dengan SPIP. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, SPIP adalah sistem pengendalian intern
yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
Adapun kelemahan sistem pengendalian intern yang terjadi di kabupaten
Gorontalo sebanyak 9 kasus sebagaimana dalam tabel 1 berikut ini.
Kelemahan Sistem Pengendalian Intern di Kabupaten Gorontalo
No Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Jumlah Kasus
1 Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan 3
Pelaporan
2 Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran 5
Pendapatan dan Belanja
3 Kelemahan Struktur Pengendalian Intern 1
Jumlah 9
Sumber: Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Tahun 2012
Tabel di atas menunjukkan masih terdapat kelemahan sistem pengendalian
intern pemerintah yang berhubungan dengan efektivitas pengelolaan keuangan
daerah di kabupaten Gorontalo yang perlu mendapat perhatian oleh pemerintah
kabupaten Gorontalo. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk dapat
memperbaiki efektivitas pengelolaan keuangan daerah seperti penelitian yang
dilakukan oleh Suprayogi tentang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung pada tahun 2010
dimana penelitian tersebut menunjukan adanya pengaruh sistem pengendalian
intern pemerintah terhadap efektifitas pengelolaan keuangan daerah.
Adapun formulasi judul yang penulis tuangkan dalam tulisan ini adalah Pengaruh
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Pada DPPKAD Kabupaten Gorontalo.

PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


Menurut Horngren dan Harrison, (2007:390) pengendalian internal
(internal control) adalah rencana organisasional dan semua tindakan terkait yang
dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti
kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi dan memastikan catatan
akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan.
Selanjutnya pengendalian intern menurut IAI (2001: 319.2) dalam Agoes,
(2004:75) adalah sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Efektifitas dan efisiensi operasi
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 4 Tahun 2008, sistem
pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang
diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian
efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan.
Selanjutnya menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006
pengendalian intern merupakan proses yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang
tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, sistem pengendalian intern pemerintah,
yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah sistem pengendalian intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Dimana Pasal 2 Ayat 3 menjelaskan bahwa tujuan sistem
pengendalian intern pemerintah adalah untuk memberikan keyakinan yang
memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

EFEKTIVITAS
Menurut Halim dan Damayanti, (2007:167) efektivitas merupakan
hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggungjawaban dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapainya. Efektivitas dalam pemerintah daerah dapat
diartikan penyelesaian kegiatan tepat waktu dan dalam batas anggaran yang
tersedia, dapat berati pula mencapai tujuan dan sasaran seperti apa yang
direncanakan.
Selanjutnya menurut Mardiasmo, (2009:134) efektivitas adalah ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi
berhasil mencapai tujuan maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif.

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


Menurut PP No 58 Tahun 2005 pengelolaan keuangan daerah adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
Selanjutnya menurut Halim dalam Suprayogi (2010:36) pengelolaan keuangan
daerah merupakan pengelolaan anggaran daerah (APBD).
Menurut Mulyadi, (2009:17) efektivitas pengelolaan keuangan daerah
adalah tercapainya tujuan pengelolaan keuangan daerah yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan yang dilaksanakan pemerintah daerah dalam melaksanakan kegiatan
daerahnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13) metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafah
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala No
Operasional Kuesioner
Independen Sistem Unsur-unsur 1. Lingkungan Ordinal 1- 8
Pengendalian sistem pengendalian
Sistem Intern adalah pengendalian 2. Penaksiran Ordinal 9-10
pengendalia proses yang intern resiko
n intern integral pada pemerintah 3. Aktifitas Ordinal 11-21
pemerintah tindakan dan pengendalian
(X) kegiatan yang 4. Informasi dan Ordinal 22-23
dilakukan komunikasi
secara terus
menerus oleh 5. Pemantauan Ordinal 24-26
pimpinan dan
seluruh Sumber: PP No
pegawai 60 Tahun 2008
untuk
memberikan
keyakinan
memadai atas
tercapainya
tujuan
organisasi
melalui
kegiatan yang
efektif dan
efisien,
keandalan
pelaporan
keuangan,
pengamanan
aset negara,
dan ketaatan
terhadap
peraturan
perundang-
undangan.

Sumber: PP
No 60 Tahun
2008

Dependen Efektivitas Tujuan 1. Tanggung Ordinal 27-31


pengelolaan pengelolaan jawab
Efektivitas keuangan keuangan 2. Mampu Ordinal 32-33
pengelolaan daerah adalah daerah memenuhi
keuangan tercapainya kewajiban
daerah tujuan keuangan
(Y) pengelolaan 3. Kejujuran Ordinal 34-35
keuangan
daerah yang 4. Hasil guna Ordinal 36-38
meliputi dan kegiatan
perencanaan, efisiensi dan
pelaksanaan, efektif
penatausahaan 5. Pengendalian Ordinal 39-41
, pelaporan,
pertanggungja Sumber:
waban dan Halim, (2004:84)
pengawasan
yang
dilaksanakan
pemerintah
daerah dalam
melaksanakan
kegiatan
daerahnya.

Sumber:
Mulyadi,
(2009:17)

Uji Validitas
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian (Sugiyono, 2012:455). Validitas sebuah instrumen dapat diketahui
dengan melakukan uji validitas dengan mengukur korelasi antara variabel/ item
dengan skor total variabel. Korelasi antar variabel dapat diukur dengan
menggunakan korelasi product moment.

nΣXiYi − (Xi)(Yi)
r =
√{nΣXi² − (ΣXi)²} {nΣYi² − (ΣYi)²}

Dimana:
r = Koefisien korelasi
Σxi = Jumlah skor item
Σyi = Jumlah skor total
n = Jumlah responden

Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau
temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif) suatu data dinyatakan reliabel
apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang
sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama atau
sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda
(Sugiyono, 2012:456)
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan
cronbach’s alpha dengan rumus:
k ΣSb²
r₁₁ [ ] [1 − ]
(k − 1) St²
Dimana:
r₁₁ = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ΣSb² = Jumlah deviasi standar butir
St² = Deviasi standar total
Konversi Data
Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala interval sedangkan
pada tabel 3 setiap variabel menunjukan skala ordinal. Oleh karena itu perlu
dilakukan konversi data dari skala ordinal ke skala interval. Menurut Riduwan dan
Akdon (2005:54) dalam Abdullah teknik transformasi yang digunakan
menggunakan MSI dengan rumus sebagai berikut.
(Density at lower limit) – ( Density at upper limit)
SV =
(Area below upper limit) − (Density below lower limit)
Dimana:
Density at lower limit : Kepadatan batas bawah
Density at upper limit : Kepadatan batas atas
Area below upper limit : Daerah dibawah batas atas
Densitiy below lower limit : Daerah dibawah batas bawah

PEMBAHASAN
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu dinas yang telah menerapkan sistem
pengendalian intern dalam pengelolaan keuangan daerah. Hasil analisis deskripsi
menunjukkan penilaian responden terhadap penerapan sistem pengendalian intern
yang ada saat ini sudah sangat baik. Demikian pula untuk efektivitas pengelolaan
keuangan daerah sudah relatif baik. Ini terlihat dari persentase capaian skor untuk
masing-masing variabel yang mencapai 86,68% dan 86,63%.
Adapun hasil pengujian secara statistika mengenai pengaruh penerapan
sistem pengendalian intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah juga
menunjukan hasil yang signifikan. Koefisien regresi yang positif dari sistem
pengendalian intern dapat diartikan jika sistem pengendalian intern yang
diterapkan saat ini dapat ditingkatkan maka efektivitas pengelolaan keuangan
daerah Kabupaten Gorontalo juga akan semakin meningkat. Adapun nilai
koefisien determinasi sebesar 0,54 menunjukkan bahwa 54% efektivitas
pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Gorontalo dipengaruhi oleh sistem
pengendalian intern pemerintah yang telah dilakukan selama ini, sedangkan
sisanya sebesar 46% dipengaruhi oleh variabel lain.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah
berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah.
Hasil pengujian menyatakan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah
memberikan pengaruh yang positif terhadap efektivitas pengelolaan keuangan
daerah sebesar 54% sedangkan 46% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti oleh penulis. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik sistem pengendalian
intern pemerintah yang diterapkan maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah
juga akan semakin baik sebaliknya semakin buruk sistem pengendalian intern
pemerintah yang diterapkan maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah juga
akan semakin buruk.

SARAN
Berdasarkaan penjelasan diatas maka saran yang dapat diberikan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Disarankan kepada pihak yang terkait untuk dapat mempertahankan dan
meningkatkan pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah
sehingga dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang dan untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan daerah diharapkan dalam
proses penyusunan target lebih optimal agar sesuai dengan hasil yang
dicapai sehingga efektivitas pengelolaan keuangan daerah dapat
meningkat.
2. Selanjutnya untuk peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian
dengan variabel yang sama disarankan untuk meneliti faktor lain yang
mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan daerah selain yang telah
diteliti sebelumnya seperti pengawasan fungsional dan kinerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mei. 2009. Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Pengawasan
Anggaran Pada Kantor DPRD Kabupaten Gorontalo. Skripsi Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri
Gorontalo
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan Publik
Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Arens, Elder Dan Beasley. 2008. Auditing Dan Jasa Assurance, Edisi Kedua
Belas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia. 2012. Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester I Tahun 2012. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
Halim, Abdul Dan Damayanti Theresia Woro. 2007. Pengelolaan Keuangan
Daerah Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta:
UPP AMP YPKN
Hamdani, Sugita. 2011. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Dan Penerapan
Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Di Pemerintah Kota Bandung. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Handayani, Dina. 2008. Peranan Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah Di Pemerintah Daerah Kabupaten
Pandeglang. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama
Horngren dan Harrison. 2007. Akuntansi, Jilid 1 Edisi Ke 7. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi
2002. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta: Andi
Menteri Dalam Negeri. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
2008. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi. 2012.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Mulyadi, Ade. 2009. Pengaruh Pengawasan Fungsional
Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Studi Kasus Pada
Pemerintah Kota Bandung. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Renyowijoyo, Muindro. 2008. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Republik Indonesia. 2004. Undang Undang No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
2004. Undang Undang No 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan
Daerah
2005. Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
2008. Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 Tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Riduwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suprayogi, Angga. 2010. Pengaruh Sistem Pengendlaian Intern Pemerintah
Terhadap Efektifitas Pengelolaan Keuangan Daerah Suatu Studi Pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung.
Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi 1.
Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai