Anda di halaman 1dari 23

KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEKUATAN HUKUM LAIN

( Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional )

Dosen Pengampu : Prima Andreas Siregar,S.E.,M.Si

Disusun Oleh Kelompok :

Cindi Yohana Nababan 1702110080


Nurixmal 1702114738
Nadia Febriani 1702114803
Sintia Fitri 1702110185

PROGRAM AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
pertolongannya dan kasih-Nya maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Adapun makalah tentang kekayaan intelektual dan kekuatan hukum kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasannya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 05 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2.  Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................................2
1.3.  Sasaran Penulisan Makalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1.Kekayaan Intelektual dan Kekuatan Hukum.............................................................................3
2.1.1 Kekuatan Hukum Internasional..............................................................................................3
2.1.2 Penyelesaian Pertikaian Internasional....................................................................................4
2.1.3 Hak Kekayaan Intelektual......................................................................................................7
2.1.4 Hukum Adat atau Hukum Sipil ?...........................................................................................9
2.1.5 Standarisasi Hukum di Seluruh Dunia.................................................................................11
2.1.6 Beberapa Kekuatan Hukum Nasional yang Spesifik............................................................12
2.1.7 Hukum Amerika Serikat yang Berdampak pada Bisnis Internasional Perusahaan
Amerika Serikat....................................................................................................................16
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partisipan dalam bisnis internasional harus memahami luas dan kedalaman hukum
dalam berbagai yurisdiksi di seluruh dunia. Setiap orang mempelajari kekuatan hukum yang
mempengaruhi bisnis internasional akan menyadari bahwa luas dan variasi dari kekuatan-
kekuatan ini membuat tugas untuk memahami hukum lain sangat rumit.Hukum yang sangat
banyak yang dipengaruhi oleh pemerintah disemua tingkatan dalam seluruh subjek
memengaruhi bisnis internasional.

Disatu sisi, bisnis harus menyadari keberadaan hukum untuk bisa menaatinya, disisi
lain bisnis juga berharap hukum akan membantu mereka saat dibutuhkan. Sebuah isu yang
menjadi perhatian besar dari bisnis yang beroperasi secara global adalah kestabilan
pemerintah dinegara tempat berlangsungnya bisnis serta sistem hukumnya. Saat bisnis masuk
kedalam sebuah negara, pebisnis harus mengetahui apakah pemerintah dinegara tersebut akan
mampu melindungi bisnis asing dengan sistem hukum yang mencukupi.

Bisnis internasional juga berhubungan dengan tenaga kerja, dimana tenaga kerja
banyak memberikan pengaruh terhadap bisnis di suatu negara. Kondisi tenaga kerja akan
menjadi pembahasan penting. Sebagian besar kondisi tenaga kerja disatu kawasan ditentukan
oleh kekuatan sosial, kultural, agama, sikap dan kekuatan-kekuatan lain. Penentu lain dari
kondisi tenaga kerja adalah kekuatan politik dan hukum.
1.2.  Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “KEKAYAAN


INTELEKTUAL DAN KEKUATAN HUKUM ” berdasarkan rumusan masalah di atas,
adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain:

1.      Untuk mengetahui Kekuatan Hukum Internasional


2.      Untuk mengetahui Penyelesaian Pertikaian Intrnasional
3.      Untuk mengetahui Hak Kekayaan Intelektual
4.      Untuk mengetahui Hukum Adat atau Hukum Sipil
5.      Untuk mengetahui Standardisasi Hukum di Seluruh Dunia
6.      Untuk mengetahui Beberapa Kekuatan Hukum Nasional yang Spesifik
7.      Untuk mengetahui Hukum Amerika yang berdampak pada Bisnis Internasional
Perusahaan-Perusahaan Amerika Serikat

1.3.  Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:

1. Menambah referensi mata kuliah Bisnis Internasional.


2. Menambah wawasan bagi pembaca dan penulis mengenai kekayaan intelektual
dan hukum lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Kekayaan Intelektual dan Kekuatan Hukum

2.1.1 Kekuatan Hukum Internasional


- Aturan Hukum

Sebuah Negara perlu menjalankan fungsi-fungsi dasarnya sesuai landasaan hukum,


bukan berdasarkan aturan dari kadiktatoran politik atau aturan dari golongan elit yang
kuat.Suatu sistem hukum sebuah negara mendorong mudahnya investasi asing masuk sebab
ia mengetahui bahwa kepentingan mereka akan terlindungi. Mengikuti aturan juga
memastikan perlindungan hak asasi masyarakat lokal.

- Hukum Internasional

Setiap negara yang berdaulat bertanggung jawab untuk menciptakan dan menegakkan
hukum di dalam yurisdiksinya. Ketika hukum harus melewati batas internasional,
penerapannya akan rumit karena adanya perjanjian antar negara.

Hukum internasional dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Dalam Sektor Publik : Hukum ini mencakup hubungan hukum antar pemerintah, termasuk
mengatur hukum diplomatik dan semua yang terkait dengan hak dan kewajiban negara-
negara yang berdaulat.

2. Dalam Sektor Swasta : Hukum yang mengatur transaksi antar individu dan perusahaan
yang melampaui batas internasional.Contoh:Mengatur permasalahan dalam kontrak bisnisdi
dua negara berbeda.

- Sumber Hukum

Hukum internasional berasal dari bebagai sumber, yang paling penting adalah
perjanjian bilateral dan multilateral antarnegara. Perjanjian (treaty) adalah kesepakatan
(agreement) antarnegara dan bisa juga disebut convencion, covenant, atau protocol.

Organisasi internasional seperti PBB telah menyediakan sebuah forum untuk


menciptakan sebuah perjanjian internasional, salah satunya menciptakan hukum internasional
saat memutuskan penyelesaikan konflik yang ada di negara anggota-anggotanya.

Sumber lain hukum internasional adalah hukum adat internasional, yang berasal dari
hukum adat internasional dan penggunaan secara berabad-abad. Contoh pelarangan terhadap
genosida (ada pula undang-undang internasional yang melarang genosida).
- Ekstrateritorialitas

Penerapan Hukum Ekstrateritorialitas (Di luar batas Wilayah) adalah usaha sebuah
negara untuk menerapkan sebuah hukum di luar negeri yang dilakukan bukan karena paksaan
akan tetapi melalui cara cara hukum internasional. Contohnya pemerintah amerika serikat
menetapkan pajak bagi warga negara amerika serikat dan penduduk permanen di amerika
serikat tanpa mempedulikan sumber pendapatan atau tempat tinggal pembayar pajak.

2.1.2 Penyelesaian Pertikaian Internasional


- Litigasi

Litigasi bisa menjadi sangat rumit dan mahal. Selain melibatkan pengadilan itu
sendiri, sebagian besar tuntutan hukum mencakup aktifitas praperadilan yang panjang,
termasuk proses yang disebut penemuan. Penemuan adalah cara untuk menemukan fakta-
fakta yang relevan untuk litigasi yang diketahui oleh pihak lawan, termasuk memperoleh
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pihak lawan..

Litigasi yang melibatkan perselisihan di luar batas internasional dapat terjadi di


pengadilan negara bagian maupun federal. Peraturan khusus berlaku untuk memperoleh
penemuan di negara-negara lain, dan peraturan tersebut berbedaantara negara yang satu
dengan yang lain. Beberapa negara secara bebas mengizinkan litigator dari Amerika Serikat
untuk memperoleh penemuan. Beberapa negara lain memiliki batasan-batasan. Contohnya,
jika penemuan terjadi di Swiss bahkan dalam kasus yang hanya melibatkan pihak-pihak dari
Amerika Serikat , harus ada izin dari pihak berwenang di Swiss. Jika gagal memperoleh izin
tersebut maka bisa dikenakan pinalti, termasuk kemungkinan sanksi kriminal.

Satu masalah utama yang biasa terjadi dalam litigasi antarnegara adalah pertanyaan
mengenai hukum yuridiksi mana yang harus diberlakukan dan di negara mana litigasi harus
dilakukan. Masing-masing negara (dan masing-masing negara bagian di Amerika Serikat)
memiliki hukum tersendiri untuk menentukan hukum mana yang berlaku dan di manalitigasi
harus berlangsung. Seperti yang terjadi dalam usaha penyelesaian perselisihan lainnya,
keputusan final mengenai isu ini ada di tangan pengadilan. Terkadang, pengadilan di dua
negara (atau dua negara bagian)akan berusaha untuk menyelesaikan perselisihan yang sama.
Lagi-lagi, hal ini diselesaikan dengan mengacu pada pilihyan ketetapan hukum tertentu dan
proses pemilihan ini bisa sangat rumit. Oleh karena itu, akan sangat bijaksana jika di dalam
kontrak disebutkan secara jelas klausul pilihan hukum dan klausul pilihan forum apabila
terjadi perselisihan. Klausul pilihan hukum adalah sebuah paragraf di dalam kontrak yang
secara spesifik menyatakan hukum mana yang akan berlaku pada saat terjadi perselisihan.
Contohnya, jika ada penjual Amerika Serikat dan pembeli dari Australia, kedua belah pihak
setuju bahwa hukum di Amerika Serikatlah yang akan mengatur jika terjadi perselisihan.

Sementara itu, klausul pilihan forum adalah sebuah paragraf dalam kontra yang
menyatakan secara spesifik dimana perselisihan akan diselesaikan. Contohnya, para pihak di
contoh sebelumnya bisa bersepakat untuk menyelesaikan perselisihannya di pengadilan
negara bagian Californiadi kota Los Angels, California.
- Pelaksanaan Kontrak

Saat para pihak yang terlibat kontrak adalah penduduk dari satu negara yang sama,
hukum di negara tersebut akan mengatur pelaksanaan kontrak dan semua kemungkinan
perselisihan yang timbul di antara kedua belah pihak. Pengadilan di negara tersebut memiliki
yuridiksi terhadap para pihak, dan putusan pengadilan akan diberlakukan sesuai dengan
prosedur yang ada di negara tersebut. Pada saat penduduk dari dua negara atau lebih terlibat
dalam kontrak, solusi penyelesaian perselisihan yang relatif mudah itu tidak ada.
Melaksanakan kontrak yang melewati batas internasional biasanya cukup rumit.

a) Solusi PBB

Saat perselisihan mengenai kontrak terjadi antara pihak dari dua negara atau
lebih, hukum di negara mana yang akan di pakai untuk menyelesaikannya ? banyak
negara, termasuk Amerika Serikat, telah meratifikasi Convention on the International
Sale of Goods (CISG) PBB untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

CISG menetapkan peraturan-peraturan hukum yang seragam untuk mengatrur


pembentukan kontrak penjualan internasional dan hak serta kewajiban antara pembeli
dan penjual. CISG secara otomatis berlaku terhadap semua kontrak penjualan barang
antara pedagang dari negara-negara yang lebih meratifikasi CISG. Pemberlakuan
secara otomatis ini akan terjadi kecuali para pihak dalam kontraknya dengan jelas
keluar dari-memilih keluar dari-CISG.

b) Solusi Pribadi-Arbitrasi

Banyak orang di luar Amerika Serikat tidak menyukai sistem pengadilan


Amerika Serikat. Begitu pula, banyak pebisnis di Amerika Serikat tidak menyukai
atau setidaknya khawatir terhadap litigasi di negara lain. Oleh karena itu, pebisnis
internasional biasanya setuju bahwa setiap perselisihan yang terjadi akan diselesaikan
melalui arbitrasi, daripada diselesaikan di pengadilan di negara manapun. Arbitrasi
adalah mekanisme penyelesaian persilisihan yang merupakan alternatif dari litigasi.
Arbitrasi biasanya lebih cepat, murah, dan lebih tertutup dibandingkan litigasi, dan
biasanya akan mengikat seluruh pihak yang terlibat. Setidaknya ada 30 organisasi
yang saat ini mengelola arbitrasi internasional, yang paling terkenal mungkin adalah
Internatioanl Court of Arbitration of the International Chamber of Commerce di Paris.
Sebagai tambahan, London dan New York juga merupakan pusat arbitrasi. Bebrerapa
organisasi memiliki spesialisasi pada beberapa kasus arbitrasi yang akan mereka
tangani. Contohnya, World Intellectual Property Organization Arbitration and
Mediation Center menangani perselisihan mengenai teknologi, hiburan, dan hak
kekayaan intelektual. Internatioanl Center for the Settlement of Invesment Disputes
tentu saja memiliki spesialisasi dalam perselisihan mengenai investasi.
Kesimpulannya, perseorangan dan bisnis biasanya memilih proses arbitrasi
dikarenakan beberapa alasan. Mereka mungkin curiga dengan pengasilan asing.
Arbitrasi secara umum lebih cepat dibandingkan dengan pengadilan dimana kasus-
kasus menumpuk. Prosedur arbitrasi biasanya tidak terlalu formal seperti halnya
prosedur pengadilan. Arbitrasi bisa dibuat rahasia, menghindari kemungkinan
publisitas yang tidak diinginkan yang akan terjadi seandainya perselisihan di lakukan
di pengadilan. Selain itu, secara umum proses ini lebih murah.

c) Pelaksanaan Keputusan Arbitrasi


Pengadilan di negara-negara seluruh dunia biasanya melaksanakan keputusan
arbitrasi,tetapi terkadang pelaksanaan ini bisa menimbulkan masalah. Satu solusinya
adalah Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral Awards
PBB. Amerika Serikat dan banyak negara anggota PBB telah meratifikasi konvensi
ini. Konvensi ini mengikat seluruh negara yang meratifikasinya untuk mendorong
adanya arbitrasi ketika para pihak telah menyatakan hal tersebut dalam kontraknya,
dan untuk melaksanakan keputusan karena adanya arbitrasi.

Organisasi lain bekerja untuk menetapkan hukum bisnis internasional.


Sekarang ini The Incoterms of the International Chamber of Commerce and its
Uniform Rules and Practice on Documentary Credits telah diterima secara universal.
Commision on International Trade Law and International Institute for the Unifocation
of Private Law PBB juga telah melakukan banyak hal yang berguna. Hague-Vishy
Rules on Bills of Lading disponsori oleh International Law Associationjuga telah
digunakan oleh sejumlah negara.

- Meskipun Ada Ketidakpastian Hukum, Bisnis Internasional Tetap Tumbuh


Meskipun ada ketidakpastian hukum yang menyertai pelaksanaan bisnis di
negara lain, tren itu mengidikasikan bahwa aktifitas bisnis internasional akan
mengalami peningkatan di masa depan. Oleh karena itu, para pebisnis internasional
harus menyadari lingkungan hukum yang mereka hadapi. Sistem hukum secara
bervariasi secara signifikan antara satu negara dengan negara lainnya, dan sangat
penting untuk memahami perbedaan-perbedaannya. Asumsi yang digunakan
seseorang berdasarkan sistem hukum Amerika Serikat mungkin tidak berlaku di
negara lain.

2.1.3 Hak Kekayaan Intelektual


Sebuah paten adalah sebuah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
dengan memberikan hak eksklusif kepada penemu suatu produk atau proses untuk
merakit, mengeksploitasi, menggunakan, dan menjual penemuan atau proses tersebut.
Tanda dagang dan merek dagang adalah desain dan nama, biasanya secara resmi
terdaftar, yang digunakan oleh pedagang atau perusahaan manufaktur untuk
menandai dan membedakan produk mereka. Hak cipta adalah hak yang ekslusif
secara hukum bagi pengarang, komposer, pencipta perangkat lunak, penulis
naskah, seniman, dan penerbit untuk menerbitkan dan memusnahkan hasil pekerjaan
mereka. Rahasia dagang adalah segala informasi yang diinginkan untuk tetap
dirahasiakan oleh suatu bisnis. Semua istilah tersebut termasuk ke dalam hak
kekayaan intelektual.

Rahasia dagang bisa bernilai tinggi, akan tetapi tiap negara menangani dan
melindunginya dengan caranya masing-masing. Jangka waktu perlindungannya juga
beragam, juga jenis produk yang boleh dan tidak boleh dilindungi. Beberapa negara
mengizinkan proses produksi untuk dilindungi, tetapi bukan produknya. Perusahaan
internasional harus mempelajari dan menaati hukum di tiap negara tempat mereka
ingin memproduksi, mencipatakan, atau menjual produk.

- PATEN
Dalam bidang paten, International Convention for the Protection of Industrial
Property yang juga dikenal dengan Paris Union, menetapkan beberapa
standarisasi. Sebanyak 173 negara menyetujui konvemsi ini-bahkan Korea Utara
adalah negara yang ikut menandatangani konvensi ini. Sebagian besar negara
Amerika Latin dan Amerika Serikat merupakan anggota dari Inter-American
Convention yang menyediakan perlindungan serupa dengan yang ditawarkan oleh
Paris Union.

Langkah besar menuju harmonisasi perlakuan paten adalah European


Patent Organization (EPO). Melalui EPO, pihak yang mengajukan paten hanya harus
mengajukan suatu pengajuan dalam bahasa Inggris, Prancis, atau Jerman untuk dapat
memperoleh perlindungan peten di 24 negara anggotanya. Sebelum EPO, pihak yang
mengajukan paten harus mengajukan ke tiap negara dalam bahasa yang berlaku di
negara tersebut. Sering kali, banyak perusahaan yang terlibat.

World Intellectual Property Organization (WIPO)adalah lembaga PBB yang


mengelola 23 perjanjian hak kekayaan intelektual internasional. Wipo memberikan
saran kepada negara-negara berkembang mengenai permasalahan seperti mengelola
kantor paten dan membuat konsep peraturan hukum mengenai hak kekayaan
intelektual. Ketertarikan dalam hal hakl kekayaan intelektual telah tumbuh di
beberapa negara berkembang. Ada juga organsisasi lain yang disebut TRIPS “trade
related aspectsof intellectual property (aspek terkait perdagangan hak kekayaan
intelektual)” yang beroperasi di bawah WTIO. Selain itu, di tahun 2007 Amerika
Serikat, Uni Eropa, Meksiko, Jepang, Swiss, Australia, Korea Selatan, dan Kanda
mulai melakukan negosiasi untuk Anti-Counterfeting Trade Agreement(ACTA).
Ketentuan-ketentuannya masih dirahasiakan akan tetapi bagian dari perjanjnian akan
membuat petugas penjaga di perbatasan lebih mudah untuk memeriksa laptop untuk
mencari konten-konten bajakan. Para penentangnya menyatakan bahwa ACTA akan
berdampak negatif terhadap arus informasi dalam internet.
Di PBB, negara-negara yang lebih kecil telah merencanakan serangan
terhadap keeksklusifan dan periode perlindungan paten,. Mereka ingin agar
perlindungan paten ini diperpendek periodenya dari 15 hingga 20 tahun. Saat ini
menjadi 5 tahun atau bahkan hanya 30 bulan. Akan tetapi, perusahaan-perusahaan
multinasional tentu saja menolak perubahan tersebut. Mereka menyatakan bahwa
insentif satu-satunya bagi mereka untuk melakukan investasi dalam riset dan
pengembangan yang mahal adalah jangka waktu perlindungan paten yang cukup
lamauntuk menutupi biaya yang telah mereka keluarkan tersebut serta memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Faktor lain yang dipertimbangkan adalah adanya “patent troll”, yang dapat
disamakan dengan perampok jalan raya modern yang mengambil keuntungan dalam
persoalan tersebut. Mereka adalah para pengacara dan investor yang membeli paten
yang keliru diberikan, sebagian besar kepada perusahaan-perusahaan yang gagal.
Dalam satu kasus, seorang patent troll mengklaim bahwa sebuah paten yang dibeli
seharga 50000dolar dilanggar oleh mikroprosesor Intel dan mengancam akan
menuntut Intel senilai 7 juta dollar akibat kerugian yang dirasakannya. Ini adalah
sebuah dunia yang dihuni bukan hanya oleh troll, akan tetapi juga pembajak paten,
patent thicket, dan yang sejenisnya.

- Tanda Dagang

Perlindungan tanda dagang bervariasi antara satu negara dengan negara lain,
begitu pula durasinya yang bisa dari 10 hingga 20 tahun. Perlindunga tersebut di atur
dalam Perjanjian Madrid tahun 1891 untuk sebagian besar negara di dunia, meskipoun
ada juga General American Conventionfor Trademark and Commercial Protection for
the Western Hernisphere. Selain itu, perlindungan bisa disediakan dalam perjanjian
bilateral dalam hal persahabatan, perdagangan, dan navigasi. Langkah penting dalam
melakukan harmonisasi peraturan mengenai tanda dagang diambil pada tahun 1988 di
mana peraturan bagi tanda dagang di Uni Eropa dirancang. Kantor Tanda Dagang di
eropa di kenal dengan Ofiice of Harmonization in the Internal Market (OHM)
bertanggungjawab mengenai pengakuan dan perlindungan tanda dagang di seluruh
Eropa, termasuk tanda dagang milik perusahaan yang berkedudukan di negara-negara
bukan anggota Uni Eropa.

- Nama Dagang

Nama dagang dilindungi di seluruh negara yang menyetujui International


Convertion for the Protection of Industrial Property, yang disebutkan sebelumnya
terkait dengan paten. Barang yang disertai tanda atau nama dagang ilegal atau
keterangan yang salah mengenai asalnya adalah subjek penyitaan begitu masuk ke
negara0negara ini.
- Hak Cipta

Hak cipta dilindungi di bawah Berne Convention tahun 1886, yang disetujui
oleh 77 negara, dan Universal Copyright Convention tahun 1954, yang telah
digunakan di 92 negara. Amerika Serikat tidak meratifikasinya karena membutuhkan
perlindungan yang lebih besar terhadap pembajakan perangkat lunak komputer.

2.1.4 Hukum Adat atau Hukum Sipil ?

Sejarahnya, ada sebuah perbedaan yang jelas antara hukum adat, yang
dikembangkan di Inggris dan kemudian menyebar ke koloni-koloni Inggris, dan
hukum sipil, yang berasal dari benua Eropa. Pengadilan membuat hukum adat ketika
memutuskan kasus-kasus individu; raja, pangeran, atau lembaga legislatif yang
mengeluarkan dekrit atau yang menyetujui rancangan undang-undang hukum sipil.
Hakim dalam yurisdiksi hukum adat memiliki kuasa untuk mengartikan hukum,
sementara hakim dalam yuirisdiksi hukum sipil hanya memiliki kuasa untuk
menjalankan hukum. Perbedaannya cukup signifikan. Para hakim dalam yurisdiksi
hukum hukum adat memiliki kuasa lebih untuk mengembangkan peraturan untuk
menyesuaikan kasus-kasus tertentu. Sebaliknya, pelaksanaan hukum sipil memiliki
lebih kaku. Seorang hakim dalam yurisdiksi hukum sipil terikat oleh kata-kata di
dalam kitab undang-undang. Acuan yang ketat terhadap bahasa dari kitab tersebut
membuat hukum sipil lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan hukum adat.
Seiring berjalannya waktu, lembaga legislatif dan pemerintah di Amerika Serikat telah
membuat lebih banyak hukum dan perturan. Pengadilan secara bergantian akan
melakukan interpretasi terhadap hukum dan peraturan tersebut karena berbagai pihak
berargumen mengenai artinya.

- Praktik Di Eropa
Eropa memiliki sejarah ribuan tahun penindasan, baru-baru ini beralih kepada
sistem demokrasi. Sejarah panjang tersebut memberikan alasan lebih bagi penduduk
Eropa untuk takut kepada pemerintahnya, dibandingkan dengan penduduk Amerika
Serikat. Sebelum hukum baru dipresentasikan ke legislatif (yang, tidak seperti legislatif
di Amerika Serikat, selalu dikontrol oleh partai politik yang sama dengan partai yang
mengontrol eksekutif), tercapai konseus di antara sebagian besar perseorangan, bisnis,
dan lembaga pemerintah yang akan terkena dampaknya, berkebalikan dengan praktik di
Amerika Serikat, legislasi di Eropa jarang diamandemen, dan peraturan juga jarang
direvisi. Pengadilan tidak dimintai interpretasinya, dan jika dimintai, keputusan yang
dibuat jarang dibawa banding. Sekali konseus dihasilkan, mengungkit persoalan yang
sama dianggap sangat buruk, dan mereka yang melakukannya akan dikucilkan dalam
konsultasi selanjutnya.
Uni Eropa adalah gabungan dari negara-negara berdaulat. Meskipun negara
anggota Uni Eropa bersedia untuk memasrahkan sebagian kedaulatannya ke dalam
Uni Eropa, Uni Eropa masih memiliki kuasa yang terbatas untuk menerapkanj hukum
yang komprehensif ke seluruh Uni Eropa. Akan tetapi, kuasa tersebut semakin besar.
Penting untuk diingat bahwa Uni Eropa menetapkan hukum degan cara yang sangat
berrbeda dengan Amerika Serikat. Institusi dalam penetapan kebijakan di Uni Eropa
yang paling utama tetaplah Council of Mininsters, yamg dikontrol oleh pemerintah di
negaranya masing-masing. Uni Eropa mungkin suatu hari ini akan menyerupai
Amerika Serikat dalam hal pembuatan hukum, akan tetapi saat ini belum terjadi.

- Praktik Di Amerika Serikat


Berkebalikan dengan adat Eropa, perseorangan dan bisnis di Amerika Serikat
memiliki tradisi yang lebih lemah dalam menaati pemerintah dan tidak begitu takut
terhadap pemerintah. Penduduk Amerika Serikat lebih mungkin untuk menentang hukum
di pengadilan, di jalan, atau dengan ketidakpatuhan dibandingkan dengan penduduk
Eropa. Hukum di Amerika Serikat adalah produk dari proses permusuhan, bukan sebuah
konseus, hukum ditulis oleh satu cabangindependen pemerintah untuk dieksekusi oleh
cabang lain dan diinterpretasikan oleh cabang ketiga. Partai politik berbeda atau orang-
orang yang memiliki perbedaan filosofi biasanya mengontrol tiga cabang yang berbeda
tersebut.
Di Amerika Serikat, hukum dan peraturan diamandemen secara konstan dan
direvisi oleh legislatif dan lembaga-lembaga lain. Pengadilan mengartikan hukum dengan
cara yang terkadang mengejutkan; pengadilan bahkan bisa menolak hukum denga alasan
tidak sesuai konstitusi. Kekuatan legislatif diberikan oleh Konstitusi Amerika Serikat di
Kongres, yang memiliki kewenangan untuk membuat hukum untuk seluruh negeri, subjek
veto dari presiden.

2.1.5 Standarisasi Hukum di Seluruh Dunia


Banyak usaha teah dilakukan untuk membuat standarisasi hukum antarnegara.
Untuk bisnis internasional, keuntungan dari standarisasi adalah bahwa arus bisnis bisa
lebih baik jika ada peraturan yang seragam. Harmonisasi di seluruh dunia berjalan dengan
lambat di beberapa daerah. Untuk saat ini pebisnis harus menghadapi kenyataan standar-
standar yang berbeda.
Di bidang pajak, ada konvensi atau perjanjian pajak antarnegara. Setiap negara
berusaha untuk membuat perjanjian-perjanjian tersebut semirip mungkin dengan negara
lain, sehingga pola dan ketetapan yang umum bisa ditemukan di antara negara tersebut.

Di bidang antimonopoli, negara anggota Uni Eropa beroperasi di bawah Pasal 81


dan 82 Treaty of Rome, yang mirip dengan hukuman antimonopoli di Amerika Serikat.
Dalam pergerakan bilateral yangtidak umum, Jerman dan Amerika Serikat
menandatangani perjanjian eksekutif kedua negara untuk bekerja sama dalam
permasalahan antimonopoli yang berkaitan dengan perusahaan yang beroperasi di kedua
negara tersebut. Rencana untuk menyusun perjanjian seluruh dunia dalam permasalahan
antimonopoli sudah dibuat.

Ada banyak usaha untuk membuat standar akuntansi dan kepailitan yang seragam di
seluruh dunia. A Model Law on Cross-Border Insolvencies dari UNCITRAL merupakan
dasar dari bab 15 dalam Bankruptcy Code Amerika Serikat, misalnya.

Dua organisasi yang menstandarisasiadalah International Organization for


Standardzation (ISO) dan Internastional Electrotechnical Commision (IEC). IEC
memberikan standarisasi pengukuran, bahan, dan peralatan di hampir seluruh bidang
elektroteknologi. ISO merekomendasikan standar di bidang teknologi lain. Sebagian
besar pembelian oleh pemerintah dan swasta di seluruh dunia meminta produk yang
memenuhi standar spesifikasi IEC atau ISO. Seluruh pengukuran IEC dan ISO diukur
dalam sistem metrik, sehingga ada biaya konvensi bagi perusahaan asal Amerika Serikat
yang mengekspor produk yang tidak menggunakan ukuran metrik. Hanya ada duan
negara lain (Myanmar dan Liberia) yang belum menggunakan ukuran metrik.

2.1.6 Beberapa Kekuatan Hukum Nasional yang Spesifik


- Perpajakan
Tujuan utama pajak-pajak tertentu tidak harus untuk meningkatkan pendapatan
negara. Beberapa diantara berbagai tujuan pajak bukan penerimaan adalah untuk
meredistribusikan pendapatan, menghimbau masyarakat untuk mengurangi atau tidak
mengkonsumsi produk tertentu. Jumlah pajak yang harus dibayar disesuaikan dengan
besarnya penghasilan pembayar pajak serta memperhatikan resiprositas berdasarkan
perjanjian perpajakan (tax treaty) yang berlaku khususnya bagi warga negara asing.

Tujuan tersebut dimaksudkan untuk memberi tekanan politik dan ekonomi khususnya
terhadap pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas pembuatan peraturan pajak dan
pemungutannya.

 Perbedaaan Pendekatan Nasional

Di berbagai negara di dunia, terdapat banyak perbedaan dalam sistem


pajaknya, antara lain sebagai berikut:

- Level Pajak

Level pajak bervariasi dari relatif tinggi di beberapa negara Eropa Barat hingga di
negara bebas pajak. Beberapa negara menerapkan pajak capitan gain dan ada pula yang
negara yang tidak menerapkannya. Negara-negara yang menerapkannya mengenakan
pajak dalam tingkatan yang berbeda-beda.

- Kerumitan Hukum dan Peraturan Perpajakan


Kerumitan sistem pajak berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang
lainnya. Menurut standar amerika serikat memiliki kitab perpajakan yang sangat
rumit.

- Siapa yang Mematuhi Hukum ?


Pemenuhan hukum pajak dan penerapannya sangat beragam. Beberapa negara,
seperti Jerman dan Amerika Serikat sangat ketat. Negara lain relatif lebih longgar.

- Perbedaan lain
Ada banyak perbedaan lain dalam hal perpajakan, terlau banyak untuk
disebutkan satu persatu. Perbedaan tersebut meliputiinsentif pajak untuk berinvestasi
di kawasan tertentu, dispensasi, biaya, keringanan depresiasi, potongan pajak luar
negeri, waktu,dan pajak ganda untuk perusahaan ( pajak atas keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan dan atas dividen yang di bayarkannya kepada pemegang
saham).

 Konvensi Perjanjian Pajak


Karena banyaknya sistem perpajakan yang berbeda di masing-masing
negara, beberapa negara telah saling menandatangani perjanjian perpajakan. Ada
tidaknya perjanjian perpajakan sering menjadi bahan pertimbangan dalam
membuat keputusan mengenai lokasi investasi dan bisnis internsional.

- Hukum Antimonopoli
Hukum antimonopoli ditujukan untuk mencegah konsentrasi luas kekuatan
ekonomi yang tidak sesuai, seperti monopoli. Tindakan yang dilakukan untuk
menerapkan hukum antimonopoli biasanya melibatkan tindakan pemerintah terhadap
bisnis, tetapi bisa juga melibatkan tindakan bisnis terhadap bisnis lain.
Menurut UU No. 5 Tahun 1999, monopoli adalah suatu bentuk penguasaan
atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh
satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Sedangkan pengertian persaingan
usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi atau pemasaran barang dan jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
Hukum Antimonopoli di Amerika Serikat sangat ketat dan diterapkan dengan
serius. Department of justice Amerika Serikat adalah lembaga yang bertugas
menerapkan hukum antimonopoli di Amerika Serikat. Negara lain, termasuk Uni
Eropa, semakin aktif dalam urusan monopoli. Lebih dari 80 negara saat ini memiliki
hukum antimonopoli, termasuk negara yang baru memilikinya, yaitu Singapura dan
Cina. Di Uni Eropa, hukum ini terkadang disebut sebagai kebijakan persaingan.
Fokus Amerika Serikat terhadap hukum antimonopoli berkaitan dengan
dampak transaksi bisnis terhadap konsumen, sementara Uni Eropa lebih
mempertimbangkan mengenai struktur daya saing industri dan memperhatikan tujuan
pesaing.
Pemerintah Amerika Serikat sering berusaha untuk menerapkan hukum
antimonopi di luar batas yuridiksinya. Contohnya, di tahun 1979, juri besar
Washington DC mendakwa tiga perusahaan perkapalan asing dengan tuntutan
menetapkan harga tanpa adanya persetujuan dari Federal Martime Commission
Amerika Serikat.
- Tarif, Kuota dan Hambatan Perdagangan lainnya
Setiap negara telah memiliki hukum tentang hal ini. Penentuan tarif dimaksudkan
untuk meningkatkan pendapatan negara dan melindungi produsen dalam negeri. Kuota
yang membatasi jumlah impor dimaksudkan untuk memberikan perlindungan. Ada
beberapa bentuk perlindungan atau hambatan untuk melakukan kegiatan dagang dengan
menggunakan hukum nasional antara lain untuk produk yang berkaitan dengan kesehatan
dan produk kemasan.
Hambatan perdagangan lainnya adalah mengenai bahasa yang digunakan dalam label,
iklan, buku petunjuk, peringatan, dan sebagainya. Tujuan dilaksanakan proteksi adalah
untuk menyelamatkan lapangan kerja dalam negeri.

- Kerugian

Kerugian adalah kerugian yang di bebankan pada orang lain, baik secara sengaja atau
karena kelalaian. Kasus-kasus kerugian di Amerika Serikat biasanya menghasilkan ganti
rugi dalam bentuk uang yang besar kepada pihak yang dirugikan. Negara- negara lain
memiliki hukum tentang kerugian yang membatasi jumlah uang yang bisa diperoleh akibat
tindakan yang menimbulkan kerugian.

1. Pertanggung Jawaban Produk

Satu bahasan penting mengenai kerugian, terutama di arena internasional, adalah


pertanggung jawaban produk. Hukum pertanggung jawaban produk mengaharuskan
perusahaan dan pegawai serta direkturnya untuk bertanggung jawab dan kemungkinan
menjadi subjek dari denda atau penjara saat produknya mengakibatkan kematian , luka
atau kerusakan.
Perusahaan-perusahaan manufaktur biasanya terkena standar kewajiban yang ketat,
yang mengharuskan pembuatan produk/peaku usaha bertanggung jawab terhadap
kerusakan yang di akibatkan oleh sebuah produk tanpa kebutuhan akan adanya penggugat
untuk membuktikan kelalaian pada proses merancang atau memproduksi produk tersebut.

2. Dampak Ganti Rugi Hukuman Terhadap Obat-Obatan

Ganti rugi hukuman senilai jutaan dolat yang diberikan oleh pegadilan Amerika
Serikat telah mengakibatkan perusahaan asing menjauhkan produk mereka dari pasar
Amerika Serikat. Contoh, Axminster Electronics, sebuah perusahaan asal Inggris yang
peralatannya membantu mencegah kematian mendadak pada bayi dengan memonitor
pernapasan bayi, tidak menjual produk mereka di Amerika Serikat karena mereka tidak
bisa memenuhi jaminan pertanggungjawaban produk. Di Amerika Serikat, setiap
perusahaan obat mengetahui bahwa jika seseorang menggunakan obat dan setelah itu
menjadi sakit, ada kemungkinan bahwa dewan juri akan menuntut pertanggungjawaban
dari perusahaan manufaktur dan memerintahkan perusahaan untuk membayar ganti rugi.
Keputusan atas Merck dalam kasus Vioxx merupakan salah satu contohnya.

3. Pembeli Hati-Hatilah Di Jepang

Hukum di Jepang mengenai pertanggungjawaban produk mengharuskan


penggugat untuk membuktikan adanya kelalaian desain dan proses manufaktur, yang
cukup sulit dengan peralatan yang rumit dan canggih. Kesulitan penggugat semakin di
perparah dengan prosedur hukum Jepang yang unik mengenai penemuan, proses di
mana penggugat bisa mencari dokumen milik tergugat yang relevan dengan kasus
mereka.

- Keragaman Hukum
Individu yang bekerja di luar negeri arus waspada untuk menghindari diri dari
jeratan hukum lokal dan polisi, tentara, atau petugas pemerintah. Beberapa comtoh
ini menegaskan alasannya.
Pegawai Plessey, warga negara Inggris, dihukum penjara seumur hidup d
Libya karena “membahayakan revolusi dengan memberikan informasi kepada
perusahaan asing”. Dua warga Australia di hukum mati di Mlaysia karena
kepemilikan lebih dari 15 gram obat keras. Arab Saudi dan negara-negara islam
lainny asecara keras memberikan sanksi apabila mengimpor atau minum minuman
berakohol dan menggunakan pakaian yang terbuka .

2.1.7 Hukum Amerika Serikat yang Berdampak pada Bisnis Internasional


Perusahaan Amerika Serikat

Meskipun tiap hukum yang terkait bisnis memiliki dampak tersendiri dalam
aktivitas internasional, beberapa hukum memerlukan peranan khusus. Kita akan melihat
sekilas hukum-hukum di Amerika Serikat. Meskipun kebanyakan hukum Amerika
Serikat memengaruhi aktivitas perusahaan internasional, belum ada usaha yang berhasil
mengoordinasikan mereke. Beberapa hukum bahkan saling salah paham , dan dan yang
lain menghilangkan kemampuan bisnis di Amerika Serikat untuk bersaing dengan
perusahaan asing.

- FOREIGN CORRUPT PRACTICES ACT


Pada tahun 1970-an, pengungkapan pembayaran yang dipertanyakan atau
mencurigakan oleh perusahaan asal Amerika kepada petugas pemerintah di negara lain
mengguncang pemerintah di Belanda dan Jepang. Kongres menganggap penyuapan
korporasi sebagai “bisnis buruk” dan “tidak diperlukan.” Hasilnya, di tahun 1997,
Kongres mengesahkan Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) dan presiden
menandatanganinya sebagai hukum.

Ketidakpastian Ada sejumlah ketidakpastian mengenai istilah yang


digunakan di FCPA. Satu yang menarik berkaitan dengan “pelican(grease)”. Menurut
rancangan FCPA, UU ini tidak melarang uang pelican, pembayaran yang dibuat
semata-mata untuk mempercepat tindakan tindakan resmi yang terikat. Tindakan-
tindakan seperti pelancaran bea cukai dan panggilan telepon telah terekam. Tidak ada
perbedaan yang jelas antara pembayaran pelican yang legal dengan suap yang illegal.
Untuk membuat persoalan lebih rumit, petugas Departemen Kehakiman Amerika
Serikat menyatakan bahwa mereka mungkin akan menuntut pembayaran pelican
dibawah hukum antipenyuapan yang ditulis untuk menangani korupsi yang dilakukan
di Amerika Serikat.
Keraguan lain yang disebabkan oleh FCPA berkaitan dengan standar
akuntansi yang disyaratkan untuk pemenhannya. Permasalahan ini berhubungan
dengan pertanyaan mengenai sejauh mana manajemen harus mulai mempelajari
apakah pegawai, kantor cabang, atau agen mungkin telah melanggar undang-undang
tersebut; bahkan jika manajemen tidak mengetahui adanya pembayaran illegal,
perusahaan bisa saja dianggap melanggar jika perusahaan” memiliki alasan untuk
mengetahui” bahwa sebagian pembayaran di luar negeri mungkin digunakan sebagai
suap.
FCPA menjadikan tindakan penyuapan petugas pemerintah di negara lain
untuk mempertahankan atau memperoleh bisnis sebagai hal yang illegal.
Memfasilitasi pembayaran untuk kegiatan rutin pemerintah seperti pengeluaran visa,
persetujuan impor, dan pemrosesan surat-surat pemerintah diizinkan di bawah FCPA.
Pengkritik pada waktu itu percaya bahwa FCPA akan membahayakan daya saing
perusahaan Amerika di luar negeri sebab undang-undang ini menuntut standar
perilaku yang lebih tinggi bagi perusahaan Amerika dibandingkan kondisi yang
umum dalam lingkungan yang penuh persaingan. Kongres memutuskan bahwa
kerugian ekonomi yang potensial terhadap ekspor akan cenderung kecil dan
perusahaan-perusahaan yang akan rugi hanyalah perusahaan yang caranya bersaing
hanya melalui penyuapan. Amerika Serikat pada tahun 1997 secara aktif melobi
komunitas internasional untuk memperkenalkan hukum yang sama dengan Konvensi
OECD mengenai Penyuapan yang dilakukan. Tiga puluh tujuh negara mendatangani
konvensi tersebut. Ada juga Konvensi PBB Menentang Korupsi yang ditandatangani
lebih dari 100 negara di tahun 2008.
Mungkin beberapa dari kita ingin tahu apakah hukum Amerika Serikat
mengenai penyuapan merugikan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di
persaingan internasional. Apa yang telah terjadi dalam hal penyuapan adalah hal yang
menarik. FCPA, bersama dengan konvensi OECD dan inisiatif PBB telah menjadikan
diskusi mengenai penyuapan dan transparasi menjadi terbuka. Diskusi tersebut lebih
jauh distimulasi oleh krisis keuangan Asia tahun 1997, yang salah satu penyebabnya
adalah kurangnya transparasi dalam transaksi keuangan. Memperoleh reputasi
internasional untuk transparasi dan dianggap sebagai “jujur” menjadi lebih penting
bagi perusahaan-perusahaan global. Tampaknya ada pergerakan yang kuat bagi nilai
perusahaan yang mendukung integritas dalam keyakinan bahwa integritas lebih baik
bagi bisnis dibandingkan dengan aktivitas korupsi.
Sebagai tambahan, organisasi Transparency Internasional
(www.transparancy.org) memublikasikan indeks perilaku suap. Data untuk tahun
2006 didasarkan pada survey terhadap 11.232 responden dari 125 negara. Posisi
bisnis Amerika Serikat, di peringkat 10 dalam daftar, mengindikasikan bahwa pelaku
bisnis di 9 negara yang peringkatnya di atas Amerika Serikat dalam indeks ini telah
berhasil melakukan bisnis internsional yang lebih transparan. Negara-negara ini
seperti Swiss, Swedia, Kanada, Belanda, Belgia, Inggris dan Jerman adalah Kantor
pusat banyak perusahaan internasional besar dan berdaya saing.

- Hukum Akuntansi
Keyakinan investor terhadap integrase pelaporan keuangan dan tata kelola
perusahaan telah diguncang oleh skandal keuangan Amerika Serikat termasuk Enron,
WorldCom, dan Tyco. Krisis keyakinan ini mengakibatkan kerugian yang cukup
besar terhadap prospek ekonomi dari sejumlah perusahaan, pegawai, pensiunan,
konsumen, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam menghadapi permasalahan ini, kongres Amerika Serikat mengesahkan
Sarbanes-Oxley Act pada bulan Juli 2002. Undang-undang ini membahas perubahan-
perubahan besar terhadap peraturan tata kelola perusahaan dan praktik keuangan.
Sarbanes-Oxley mengacu pada persoalan-persoalan mengenai menadirian auditor dan
tingkah laku pengacara. Undang-undang ini secara umumberlaku terhadap semua
perusahaan, termasuk perusahaan non- Amerika Serikat, yang jaminannya sudah
terdaftar atau yang diharuskan untuk melaporkan keuangannya kepada Security
Exchange Act tahun 1934. Ketentuan dalam undang-undang ini berdampak pada
operasional perusahaan-perusahaan publik dalam beberapa dimensi, termasuktata
kelola perusahaan, keterbukaan keuangan, aktivitas dan kewajiban pegawai dan
direktur, dan kemandirian auditor. Undang-undang ini juga membentuk dan mengatur
Public Company Accounting Oversight Board untuk mengawasi audit perusahaan
public dan menetapkan peraturan konflik kepentingan untuk analis sekuritas, paling
utamanya, undang-undang ini melarang auditor di luar perusahaan untuk berperan
dalam konsultasi dan dalam pemberian saran kepada perusahaan, undang-undang ini
mengharuskan CEO dan CFO menandatangani laporan keuangan, mengharusan
pelaporan tiap transaksi di luar laporan posisi keuangan, dan mengharuskan analisis
sekuritas untuk mandiri.
Praktik akuntansi Amerika Serikat diatur oleh Securities and Exchange
Commission (SEC) dan Financial Accounting Standart Board (FASB) dan mengikuti
standar yang dikenal sebagai prinsip akuntansi yang diterima secara meluas(generally
accepted accounting principles/GAAP), sementara banyak negara lain, termasuk
negara-negara di Uni Eropa, mengikuti standar yang dikeluarkan oleh Internasional
Accounting Standart Board (IASB) yang dikenal sebagai Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (International Financial eporting Standards/IFRS). Berbagai
stadar ini berbeda dalam banyak aspek, dan kecenderungannya kea rah IFRS.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bisnis internasional dipengaruhi oleh ribuan hukum dan peraturan yang dikeluarkan
oleh negara bagian, negara, dan organisasi internasional. Para pebisnis internasional harus
menyadari lingkungan hukum yang mereka hadapi. Hak kekayaan intelektual seperti paten,
tanda dagang, hak cipta, dan rahasia dagang juga diperlukan. Setiap negara yang berdaulat
bertanggungjawab untuk menciptakan dan menegakkan hukum di dalam yurisdiksinya. Ada
beberapa kekuatan hukum internasional diantaranya adalah perpajakan, hukum antimonopoli,
tarif, kuota, dan masih banyak hambatan perdagangan lainnya, beberapa diantaranya adalah
persyaratan mengenai kesehatan, atau pengemasan. Persyaratan mengenai kesehatan dapat
menimbulkan kerugian, yaitu pertanggungjawaban produk, seperti mengharuskan
perusahaan dan pegawai serta direkturnya untuk bertanggungjawab dan kemungkinan
menjadi subjek dari denda atau penjara saat produknya mengakibatkan kematian.
Selain kekuatan hukum, kekuatan finansial dan kekuatan tenaga kerja juga penting
bagi suatu negara dalam melaksanakan bisnis internasional. Ada beberapa kekuatan finansial,
antara lain, yaitu fluktuasi nilai mata uang, perpajakan, tingkat inflasi dan bunga, serta neraca
pembayaran. Kekuatan finansial berada di luar kontrol perusahaan, sehingga perlu adanya
pengawasan dan prediksi, sedangkan untuk kekuatan tenaga kerja mempunyai beberapa
trend, di antaranya menuanya populasi, urbanisasi tenaga kerja, pengangguran, pekerja
imigran, pekerja anak, kerja paksa, brain drain, dan pekerja tamu.
DAFTAR PUSTAKA

Donald A. Ball, Geringer JM, Minor, Michael., McNett, 2013. Bisnis Internasional
(terjemahan) .Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai