Anda di halaman 1dari 5

Tugas Resume

Nama : Sintia Fitri

NIM : 1702110185

Matkul : Sistem Pengendalian Manajemen

Dosen Pengampu : Dr. Enni Safitri, SE, MM, Ak, CA

BAB 5

BIAYA SISTEM PENGENDALIAN

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) memberikan satu manfaat pokok, yaitu probabilitas
yang lebih tinggi sehingga karyawan akan mencapai tujuan perusahaan. Manajer terkadang
bersedia menggunakan biaya langsung out-of-pocket untuk memperoleh manfaat ini. Namun
manajer juga harus memperhatikan beberapa hal lain, biaya tidak langsung yang terkadang lebih
besar daripada biaya langsung.

1. BIAYA LANGSUNG

Biaya langsung SPM mencakup seluruh biaya out-of-pocket, biaya moneter yang dibutuhkan
untuk mendesain dan mengimplementasikan SPM, seperti biaya pembayaran bonus tunai
(berasal dari kompensasi insentif untuk pengendalian hasil) atau biaya pemeliharaan staf audit
internal (dibutuhkan untuk memastikan kesesuaian dengan keputusan pengendalian tindakan)
secara relatif, mudah diidentifikasi. Namun, biaya lain seperti yang berkaitan dengan waktu yang
digunakan karyawan dalam aktivitas perencanaan dan penganggaran atau kajian pratindakan
hanya dapat diperkirakan. Beberapa organisasi terkadang tidak menyadarinya atau tidak bersusah
payah untuk menghitung secara akurat ukuran semua biaya tetap.

2. BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tidak langsung dapat dikurangi oleh biaya langsung pengendalian yang disebabkan
oleh sejumlah efek samping yang merugikan, termasuk perubahan perilaku, gamesmanship,
penundaan pekerjaan, dan perilaku negatif.

1. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku dapat menyebabkan biaya tidak langsung yang signifikan pada suatu
organisasi. Hal ini terjadi ketika SPM membuat, dan sebenarnya mendorong, perilaku yang tidak
konsisten dengan tujuan organisasi.
a) Perubahan Perilaku dan Pengendalian Hasil
Dalam sistem pengendalian hasil, perubahan perilaku terjadi ketika suatu organisasi
menetapkan perangkat pengukuran hasil yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi yang
sesungguhnya. Contohnya ketika perusahaan pialang memberikan imbalan kepada pialang
mereka dengan komisi perdagangan klien, beberapa pialang merespon dengan memutar
rekening, melakukan lebih banyak transaksi daripada bunga konsumen, dan hal ini akan beresiko
pada ketidakpuasan dan perginya klien.
Biasanya, ketidaksesuian muncul karena organisasi terfokus pada hasil yang mudah diukur
yang menyebabkan mereka mendapatkan semua hasil yang diinginkan secara tidak lengkap.
Karyawan akan dipaksa untuk berkonsetrasi pada hasil yang disebabkan oleh sistem
pengendalian tersebut dan menolak hasil lain yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diukur.
Pengendalian hasil hampir selalu tidak lengkap. Penyebab utama ketidaklengkap-an dalam
sistem pengendalian hasil adalah kecenderungan untuk lebih mengonsentrasikan pada area hasil
yang konkret dan mudah diukur daripada yang tak terlihat dan sulit diukur, selain pentingnya
bagi keberhasilan perusahaan. Satu solusi untuk permasalahan perubahan yang disebabkan oleh
pengendalian hasil adalah mencari atau mengembangkan indikator area hasil yang mungkin
hilang (pelayanan konsumen, keamanan dan sebagainya), yang terkadang pengukurannya
bersifat nonfinansial.
Namum, banyak situasi yang terjadi ketika pengukuran yang terkualifikasi tidak dapat
digunakan. Pernah juga ada kecenderungan bahwa pengukuran yang terkuantifikasi akan
menjadi berlebihan. Ketika pengukuran menyebabkan distorsi jenis perubahan perilaku,
terkadang satu-satunya cara atau cara mengatasi yang terbaik adalah tidak terlalu bergantung
pada pengendalia hasil.

b) Perubahan Perilaku dan Pengendalian Tindakan


Perubahan perilaku juga dapat disertai pengedalian tindakan. Perubahan yang berhubungan
dengan pengendalian tindakan terkadang merujuk sebagai means-ends inversion, yang berarti
bahwa karyawan memerhatikan apa yang mereka lakukan (means), tetapi mengabaikan apa yang
akan mereka capai (end).
Terkadang perubahan yang berhubungan dengan pengendalian tindakan terjadi hanya karena
tindakan yang ditetapkan tidak sesuai. Beberapa pengendalian tindakan menyebabkan
perubahan perilaku karena mereka menunjukkan perilaku mengalah, tetapi kaku dan tidak
adaptif, sebuah penyakit yang umumnya dikaitkan dengan organisasi birokratis. Pengendalian
tindakan dan birokratisasi akan menjadi baik pada lingkungan yang stabil dengan pengetahuan
yang sangat terpusat mengenai tindakan apa yang diharapkan karena mereka membantu
membentuk rutinitas kerja yang selalu tertib, dapat diandalkan, dan efisien. Namun, dalam
lingkungan yang berubah-ubah mereka mungkin menghindari perubahan penting yang
diperlukan untuk tetap kompetitif.
c) Perubahan Perilaku dan Pengendalian Personel/Kultural
Perubahan perilaku dapat muncul dari perekrutan karyawan yang salah atau daari pelatihan
yang tidak mencukupi. Budaya yang kuat juga dapat menyebabkan perubahan ketika norma
perilaku yang digunakan oleh kelompok untuk mengarahkan perilaku para anggotanya, atau
pengukuran yang digunakan untuk memberikan imbalan kelompok, tidak sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan. Ketika pengendalian personel/kultural diimplementasikan dengan cara
yang salah, mereka akan dinilai tidak efektif dan mendorong perilaku yang tidak diinginkan.

2. Gamesmanship
Gamesmanship digunakan untuk menunjukkan tindakan oleh karyawan untuk meningkatkan
indikator kinerja mereka tanpa menghasilkan pengaruh ekonomi yang positif terhadap
perusahaan.

a) Menciptakan Sumber Daya Slack


Slack mencakup konsumsi sumber daya perusahaan oleh pekerja yang melebihi apa yang
dibutuhkan yaitu konsumsi sumber daya oleh karyawan yang tidak dapat dibenarkan begitu saja
dalam hal kontribusinya terhadap tinjauan tujuan perusahaan.
Kecenderungan untuk menciptakan slack terkadang terjadi ketika pengendalian hasil yang
ketat sedang digunakan, ketika karyawan yang sebagian besar pada bagian manajemen dievaluasi
apakah mereka mencapai target anggaran atau tidak. Satu cara manajer untuk mempertahankan
pengendalian hasil agar tidak merugikan mereka adalah dengan menyepakati target yang dapat
dicapai, yaitu target yang sengaja direndahkan dibandingkan dengan perkiraan terbaik mereka
untuk masa yang akan datang. Hal ini disebut dengan budget slack; slack yang melindungi
manajer dari kemungkinan yang tidak terduga dan meningkatkan kemungkinan terpenuhi target
anggaran, sehingga meningkatkan kemungkinan akan menerima evaluasi yang baik dan imbalan
yang berubungan dengan kinerja (pembayaran insentif).
Sisi positif, slack dapat mengurangi tegang dan tertekannya manajer, menaikkan semangat
perusahaan untuk berubah, dan menyediakan sumber daya yang dapat digunakan untuk inovasi.
Sisi negatifnya, slack menguburkan kinerja pokok yang benar, sehingga mengubah keputusan
berdasarkan informasi yang kurang jelas, seperti evaluasi kinerjadan keputusan alokasi sumber
daya.

b) Memanipulasi Data
Memanipulasi data menimbulkan indikator pengendalian. Manipulasi data terdiri atas dua
bentuk dasar yaitu pemalsuan dan manajemen data. Pemalsuan melibatkan pelaporan data yang
salah, dalam artian bahwa data diubah. Manajemen data melibatkan beberapa tindakan yang
diambil untuk mengubah hasil laporan.
Manajemen data dapat dihasilkan baik melalui cara akuntansi maupun cara operasional.
Individu yang terlibat dalam akuntansi manajemen data melibatkan intervensi dalam proses
pengukuran. Individu yang terlibat dalam metode akuntansi manajemen data terkadang
menyalahi kaidah akuntansi, tetapi sering kali mereka menggunakan fleksibilitas baik yang ada
dalam pemilihan metode akuntansi atau penerapan metode tersebut, atau keduanya, untuk yang
sering disebut “mengelola pendapatan”.
Metode operasional manajemen data melibatkan perubahan keputusan pelaksanaan. Untuk
mendorong pendapatan pada periode ini, katakan manajer dapat berusaha menunda waktu
pengeluaran kebijakan (seperti pemeliharaan) dan/atau berusaha meningkatkan penjualan.
Metode ini memengaruhi ukuran dan/atau waktu arus kas maupun laporan pendapatan.
Manipulasi adalah masalah serius. Jika data dimanipulasi, tidak memungkinkan untuk
menentukan apakah perusahaan, entitas, atau karyawan telah bekerja dengan baik. Pengaruh
manipulasi juga dapat melebihi SPM karena manipulasi memengaruhi ketepatan sistem
informasi perusahaan. Dalam hal ini, kemampuan manajemen untuk membuat keputusan yang
tepat dan berdasarkan fakta akan terancam. Oleh karena itu, walaupun berbagai macam metode
manipulasi data itu legal, harganya bisa mahal, karena dalam jangka panjang merugikan
perusahaan.
Namun, beberapa skema manipulasi data melibatkan penipuan. Krisis keuangan sekarang
telah mendorong para pengawas lebih jauh ke arah meningkatkan penyelidikan terhadap dugaan
penyimpangan. Sebagian besar reformasi peraturan dan legislatif difokuskan pada peran dan
tanggung jawab manajemen dan dewan direksi dalam pelaporan keuangan, serta peran dan tang-
gung jawab dari auditor independen dalam melakukan audit laporan keuangan mereka.

3. Penundaan Pekerjaan
Penundaan yang disebabkan pengendalian mungkin lebih besar, seperti yang timbul dari
persetujuan yang membutuhkan beberapa tanda tangan manajer dari berbagai tingkatan dalam
jenjang jabatan atau dari memo yang tak berujung melalui beberapa tingkatan jabatan sebelum
sesuatunya jelas. Dalam kondisi seperti ini, persetujuan yang dibutuhkan terkadang menghambat
pelaksanaan, sehingga menghambat pasar serta respon konsumen juga.
Jelasnya, ketika tindakan cepat merupakan hal yang penting, seperti pada beberapa pasar
yang bersaing ketat, penundaan keputusan bisa jadi cukup merugikan. Penundaan pekerjaan yang
disebabkan pengendalian bukanlah permasalahan yang berdiri sendiri; penundaan tersebut dapat
menyebabkan reaksi manajerial yang mungkin merugikan, seperti gameplaying, atau reaksi yang
merusak perilaku yang harus diperiksa oleh pengendalian.

4. Perilaku Negatif
Ketika serangkaian pengendalian yang digunakan, pengendalian tersebut terkadang
menyebabkan efek negatif terhadap perilaku, termasuk ketegangan pekerjaan, konflik, frustrasi
dan perlawanan. Perilaku negatif mungkin disebabkan oleh banyak faktor: kondisi ekonomi,
struktur organisasi dan proses administrasi, baik secara terpisah maupun gabungan faktor-faktor
tersebut. Selain itu, tipe karyawan yang berbeda akan terpengaruh oleh faktor-faktor tersebut
secara berbeda pula.

a) Perilaku Negatif Yang Disebabkan Oleh Pengendalian Hasil


Pengendalian hasil dapat menyebabkan perilaku negatif. Salah satu penyebab negatif muncul
dari kurangnya komitmen karyawan terhadap target kinerja yang ditetapkan dalam sistem
pengendalian hasil. Komitmen yang terkadang rendah disebabkan oleh target yang terlalu sulit,
tidak berarti, tidak dapat dikendalikan, gegabah atau lalai (dan tentu saja illegal atau tidak etis).
Perilaku negatif mungkin juga berasal dari permasalahan dalam sistem pengukuran.
Mendengar manajer yang mengeluh bahwa evaluasi kinerja mereka tidak adil karena mereka
memegang tanggung jawab untuk sesuatu yang tidak mereka kendalikan itu sudah biasa.
Penyebab lain perilaku negatif mungkin dikaitkan dengan imbalan (atau hukuman) yang
berhubungan dengan SPM. Imbalan yang diterima tidak adil dan mungkin banyaknya bentuk
hukuman, cenderung menimbulkan perilaku negatif. Bahkan penentuan target dan proses
evaluasi sendiri bisa menimbulkan perilaku negatif, khususnya ketika diterapkan pada gaya
kepemimpinan yang tidak sensitif dan tidak mendukung. Namun yang lebih mengkhawatirkan
adalah kerusakan sistem yang dapat menyebabkan sikap negative pada karyawan yang
kinerjanya bagus.

b) Perilaku Negatif Yang Ditimbulkan Dari Pengendalian Tindakan


Sebagian besar orang, khususnya para tenaga profesional, bereaksi negatif terhadap
penggunaan pengendalian tindakan. Kajian pratindakan dapat membuat frustasi jika karyawan
yang ditinjau tidak menganggap tinjauan tersebut memiliki tujuan yang bermanfaat.
Pengendalian tindakan juga dapat mengganggu karyawan golongan bawah. Tidak
mengherankan, hasilnya adalah tenaga kerja yang kehilangan motivasi dan marah, serta
tingginya tingkat pengkhianatan.

Anda mungkin juga menyukai