Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“Control System Costs”

Disusun Oleh :

Monica Sari Pertiwi 12.60.0297


Molly Doherty 13.60.0008
Hanny Setiawati H 16.G1.0085
Yohana Wanda Putri 16.G1.0110
Anna Trirayuni A. W 16.G1.0128

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KATHOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2018
BAB 5
BIAYA SISTEM PENGENDALIAN
(Control System Costs)

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) memberikan satu manfaat pokok, yaitu probabilitas
yang lebih tinggi sehingga karyawan akan mencapai tujuan perusahaan. Manajer terkadang
bersedia menggunakan biaya langsing out-of-pocket untuk memperoleh manfaat ini. Namun
manajer juga harus memperhatikan hal-hal lain, biaya tidak langsung yang terkadang lebih
besar daripada biaya langsung.

BIAYA LANGSUNG
Biaya langsung SPM mencakup seluruh biaya out-of-pocket, biaya moneter yang
dibutuhkan untuk mendesain dan mengimplementasikan SPM, seperti biaya pembayaran
bonus tunai (berasal dari kompensasi insentif untuk pengendalian hasil) atau biaya
pemeliharaan staf audit internal (dibutuhkan untuk memastikan kesesuaian dengan keputusan
pengendalian tindakan). Beberapa organisasi terkadang tidak menyadarinya atau tidak
bersusah payah untuk menghitung secara akurat ukuran semua biaya tetap.

BIAYA TIDAK LANGSUNG


Biaya tidak langsung dapat dikurangi oleh biaya langsung pengendalian yang
disebabkan oleh sejumlah efek samping yang merugikan, termasuk perubahan perilaku,
gamesmanship, penundaan pekerjaan, dan perilaku negative.

PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku dapat menyebabkan biaya tidak langsung yang signifikan pada
suatu organisasi. Hal ini terjadi ketika SPM membuat, dan sebenarnya mendorong, perilaku
yang tidak konsisten dengan tujuan organisasi.

PERUBAHAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN HASIL


Dalam sistem pengendalian hasil, perubahan perilaku terjadi ketika suatu organisasi
menetapkan perangkat pengukuran hasil yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi yang
sesungguhnya. Contohnya
ketika perusahaan pialang memberikan imbalan kepada pialang mereka dengan komisi
perdagangan klien, beberapa pialang merespon dengan memutar rekening, melakukan lebih
banyak transaksi daripada bunga konsumen, dan hal ini akan beresiko pada ketidakpuasan
dan perginya klien. Biasanya, ketidaksesuian muncul karena organisasi terfokus pada hasil
yang mudah diukur yang menyebabkan mereka mendapatkan semua hasil yang diinginkan
secara tidak lengkap. Karyawan akan dipaksa untuk berkonsetrasi pada hasil yang disebabkan
oleh sistem pengendalian tersebut dan menolah hasil lain yang dibutuhkan tetapi tidak dapat
diukur.
Pengendalian hasil hampir selalu tidak lengkap. Penyebab utama ketidaklengkapan
dalam sistem pengendalian hasil adalah kecenderungan untuk lebih mengkonsentrasikan pada
area hasil yang konkret dan mudah diukur daripada yang tak terlihat dan sulit diukur, selain
pentingnya bagi keberhasilan perusahaan. Satu solusi untuk permasalahan perubahan yang
disebabkan oleh pengendalian hasil adalah mencari atau mengembangkan indikator area hasil
yang mungkin hilang yang terkadang pengukurannya bersifat nonfinansial.

PERUBAHAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN TINDAKAN


Perubahan perilaku juga dapat disertai pengedalian tindakan. Perubahan yang
berhubungan dengan pengendalian tindakan terkadang merujuk sebagai means-ends
inversion, yang berarti bahwa karyawan memerhatikan apa yang mereka lakukan (means),
tetapi mengabaikan apa yang akan mereka capai (end). Terkadang perubahan yang
berhubungan dengan pengendalian tindakan terjadi hanya karena tindakan yang ditetapkan
tidak sesuai. Beberapa pengendalian tindakan menyebabkan perubahan perilaku karena
mereka menunjukkan perilaku mengalah, tetapi kaku dan tidak adaptif.
Pengendalian tindakan dan birokratisasi akan menjadi baik pada lingkungan yang stabil
dengan pengetahuan yang sangat terpusat mengenai tindakan apa yang diharapkan karena
mereka membantu membentuk rutinitas kerja yang selalu tertib, dapat diandalkan, dan
efisien. Namun, dalam lingkungan yang berubah-ubah mereka mungkin menghindari
perubahan penting yang diperlukan untuk tetap kompetitif.

PERUBAHAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONEL/KULTURAL


Perubahan perilaku dapat muncul dari perekrutan karyawan yang salah atau daari
pelatihan yang tidak mencukupi. Budaya yang kuat juga dapat menyebabkan perubahan
ketika norma perilaku yang digunakan oleh kelompok untuk mengarah-kan perilaku para
anggotanya, atau pengukuran yang digunakan untuk memberi-kan imbalan kelompok, tidak
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Ketika pengendalian personel/kultural
diimplementasikan dengan cara yang salah, mereka akan dinilai tidak efektif dan mendorong
perilaku yang tidak diinginkan.

GAMESMANSHIP
Gamesmanship digunakan untuk menunjukkan tindakan oleh karyawan untuk me-
ningkatkan indikator kinerja mereka tanpa menghasilkan pengaruh ekonomi yang positif
terhadap perusahaan.

MENCIPTAKAN SUMBER DAYA SLACK


Slack mencakup konsumsi sumber daya perusahaan oleh pekerja yang melebihi apa
yang dibutuhkan yaitu konsumsi sumber daya oleh karyawan yang tidak dapat dibenarkan
begitu saja dalam hal kontribusinya terhadap tinjauan tujuan perusahaan. Kecenderungan
untuk menciptakan slack terkadang terjadi ketika pengendalian hasil yang ketat sedang
digunakan, ketika karyawan yang sebagian besar pada bagian manajemen dievaluasi apakah
mereka mencapai target anggaran atau tidak.
Satu cara manajer untuk mempertahankan pengendalian hasil agar tidak merugi-kan
mereka adalah dengan menyepakati target yang dapat dicapai, yaitu target yang sengaja
direndahkan dibandingkan dengan perkiraan terbaik mereka untuk masa yang akan datang.
Hal ini disebut dengan budget slack; slack yang melindungi manajer dari kemungkinan yang
tidak terduga dan meningkatkan ke-mungkinan terpenuhi target anggaran, sehingga
meningkatkan kemungkinan akan menerima evaluasi yang baik dan imbalan yang
berubungan dengan kinerja, Sisi positif, slack dapat mengurangi tegang dan tertekannya
manajer, menaikkan semangat perusahaan untuk berubah, dan menyediakan sumber daya
yang dapat digunakan untuk inovasi. Sisi negatifnya, slack menguburkan kinerja pokok yang
benar, sehingga mengubah keputusan berdasarkan informasi yang kurang jelas.

MEMANIPULASI DATA
Memanipulasi data menimbulkan indikator pengendalian. Manipulasi data terdiri atas
dua ebntuk dasar yaitu pemalsuan dan manajemen data. Pemalsuan melibat-kan pelaporan
data yang salah, dalam artian bahwa data diubah. Manajemen data melibatkan beberapa
tindakan yang diambil untuk mengubah hasil laporan. Manajemen data dapat dihasilkan baik
melalui cara akuntansi maupun cara operasional. Metode operasiobal manajemen data
melibatkan perubahan keputusan pelak-sanaan. Untuk mendorong pendapatan pada periode
ini, katakana manajer dapat berusaha menunda waktu pengeluaran kebijakan dan/atau
berusaha meningkat-kan penjualan. Metode ini memengaruhi ukuran dan/atau waktu arus kas
maupun laporan pendapatan.
Manipulasi adalah masalah serius. Jika data dimanipulasi, tidak memungkinkan untuk
menentukan apakah perusahaan, entitas, atau karyawan telah bekerja dengan baik. Pengaruh
manipulasi juga dapat melebihi SPM karena manipulasi me-mengaruhi ketepatan sistem
informasi perusahaan. Dalam hal ini, kemampuan manajemen untuk membuat keputusan
yang tepat dan berdasarkan fakta akan terancam. Oleh karena itu, walaupun berbagai macam
metode manipulasi data itu legal, harganya bisa mahal, karena dalam jangka panjang
merugikan perusaha-an.

PENUNDAAN PEKERJAAN
Penundaan yang disebabkan pengendalian mungkin lebih besar, seperti yang timbul dari
persetujuan yang membutuhkan beberapa tanda tangan manajer dari berbagai tingkatan dalam
jenjang jabatan atau dari memo yang tak berujung melalui beberapa tingkatan jabatan
sebelum sesuatunya jelas. Dalam kondisi seperti ini, persetujuan yang dibutuhkan terkadang
menghambat pelaksanaan, sehingga menghambat pasar serta respon konsumen juga.
Jelasnya, ketika tindakan cepat merupakan hal yang penting, seperti pada beberapa pasar
yang bersaing ketat, penundaan keputusan bisa jadi cukup me-rugikan. Penundaan pekerjaan
yang disebabkan pengendalian bukanlah permasa-lahan yang berdiri sendiri; penundaan
tersebut dapat menyebabkan reaksi mana-jerial yang mungkin merugikan, seperti
gameplaying, atau reaksi yang merusak perilaku yang harus diperiksa oleh pengendalian.

PERILAKU NEGATIF
Ketika serangkaian pengendalian yang digunakan, pengendalian tersebut ter-kadang
menyebabkan efek negative terhadap perilaku, termasuk ketegangan pekerjaan, konflik,
frustrasi dan perlawanan. Perilaku negative mungkin disebabkan oleh banyak faktor: kondisi
ekonomi, struktur organisasi dan proses administrasi, baik secara terpisah maupun gabungan
faktor-faktor tersebut. Selain itu, tipe karyawan yang berbeda akan terpengaruh oleh faktor-
faktor tersebut secara berbeda pula.

PERILAKU NEGATIF YANG DISEBABKAN OELH PENGENDALIAN HASIL


Pengendalian hasil dapat menyebabkan perilaku negative. Salah satu penyebab negative
muncul dari kurangnya komitmen karyawan terhadap target kinerja yang ditetapkan dalam
sistem pengendalian hasil. Komitmen yang terkadang rendah di-sebabkan oleh target yang
terlalu sulit. Perilaku negatif mungkin juga berasal dari permasalahan dalam sistem
pengukuran. Mendengar manajer yang mengeluh bahwa evaluasi kinerja mereka tidak adil
karena mereka memegang tanggung jawab untuk sesuatu yang tidak mereka kendalikan itu
sudah biasa. Penyebab lain perilaku negative mungkin dikaitkan dnegan imbalan yang
berhubungan dengan SPM. Imbalan yang diterima tidak adil dan mungkin banyaknya bentuk
hukuman, cenderung menimbulkan perilaku negative.

PERILAKU NEGATIF YANG DITIMBULKAN DARI PENGENDALIAN


TINDAKAN
Sebagian besar orang, khususnya para tenaga professional, bereaksi negative terhadap
penggunaan pengendalian tindakan. Kajian pratindakan dapat mem-buat frustasi jika
karyawan yang ditinjau tidak menganggap tinjauan tersebut memiliki tujuan yang
bermanfaat. Pengendalian tindakan juga dapat mengganggu karyawan golongan bawah.
Tidak mengherankan, hasilnya adalah tenaga kerja yang kehilangan motivasi dan marah,
serta tingginya tingkat penghianatan.

Anda mungkin juga menyukai