ANGGOTA :
1. Persamaan reaksi:
TS-1
CH3 CH CH2 + H2O2 CH3 CH CH2 + H2O
CH3OH
O
Titanium Silicate
Propylene + Hydrogen Peroxide Propylene Oxide + Water
Methanol
TS-1(s)
C3H6 (g) + H2O2(l) CH3CHCH2O(l) + H2O(l)
CH3OH (l)
Keterangan:
Reaktan : Propylene dan Hydrogen Peroxide.
Katalis : Titanium Silicate (TS-1).
Solvent : Methanol.
Produk : Propylene Oxide dan Water.
3. Kondisi oprasi
Suhu, reaksi dilakukan pada suhu 40-50 ˚C.
Kelompok 1 2
Kinetika dan Katalisis
Kelas B
4. Sifat reaksi
Sifat reaksi pada jurnal ini iyalah katalitik karena pada reaksi ini menggunakan
katalik TS-1 atau Titanium Silicate.
6. Bahan baku:
Hydrogen Peroxide
Propylene
Pada reaksi ini reaktor yang digunakan adalah reaktor hastelloy. Reaktor
hastelloy telah disuplai oleh Parr Instrument dan memungkinkan untuk bekerja
pada maksimum 55 bar. Baik suhu dan tekanan diperoleh melalui sistem akuisisi
data internal. Temperatur dikontrol oleh sistem PID yang selalu disediakan oleh
Instrumen Parr. Sketsa reaktor ini dilaporkan pada Gambar 1A. Uji epoksidasi telah
dilakukan dalam silinder berjaket stainless steel AISI 316 1000 cm3. Reaktor ini telah
dilengkapi dengan pengaduk efek gas untuk mendukung perpindahan massa
propena dari gas ke fasa cair. Temperatur reaktor telah diatur dengan sirkulasi air di
dalam jaket reaktor melalui ultracryostat, untuk menjaga sistem tetap isotermal.
Untuk setiap proses, sistem sebelumnya dicuci dengan nitrogen, untuk menghindari
kontak antara propena dan udara, kemudian propena diumpankan ke reaktor pada
tekanan konstan, membaca aliran propena melalui pengukur aliran massa
dikalibrasi secara tepat. Dengan cara ini, aliran propena dapat terjadi diukur secara
online dan informasi tentang massa gas-cair transfer dikumpulkan. Suhu, tekanan,
dan aliran propena telah diperoleh melalui sistem akuisisi data built-in.
Kelompok 1 3
Kinetika dan Katalisis
Kelas B
8. Variabel percobaan yang divariasikan dalam jurmal ini adalah suhu, konsentrasi katalis,
tekanan parsial propena, dan rasio metanol / air. Belum ada rentang angkanya. (T : 30-
70 ˚C , konsentrasi katalis 1-5 wt%.
10. Prosedur atau metode analisis bahan yang dipilih adalah kromatografi gas (HP 6890)
yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala (FID).
Misal :
A+B→C+D
1
nA= nA0-nB0.XB …. (X 𝑉 )
CA= CA0-CB0.XB ....................................................................................... (3)
CB0.XB = CA0 – CA .................................................................................... (4)
Pers.(4)(2)
CB= CB0- CA0 + CA ..................................................................................... (5)
CB0 – CA0 = CB – CA .................................................................................. (6)
Kelompok 1 5
Kinetika dan Katalisis
Kelas B
Pers.(1.a)(1)
𝑑𝐶𝐴
− = k.CA.CB .................................................................................................... (7)
𝑑𝑡
Pers.(5)(7)
𝑑𝐶𝐴
− 𝑑𝑡
= k.CA. (CB0- CA0 + CA)
𝐶𝐴 𝑑𝐶𝐴 𝑡
∫𝐶𝐴0 − CA.(CB0− CA0 + CA) = k.∫𝑡0 dt
ln(𝐶𝐴) ln(𝐶𝐵0−𝐶𝐴0+𝐶𝐴) 𝐶𝐴
− | = -k.t
𝐶𝐵0−𝐶𝐴0 𝐶𝐵𝑂 −𝐶𝐴0 𝐶𝐴0
𝐶𝐴 𝐶𝐴0
ln𝐶𝐵𝑂−𝐶𝐴0+𝐶𝐴 = ln𝐶𝐵0 + (CA0 – CB0).k.t ........................................................ (8)
Pers.(6)(8)
𝐶𝐴 𝐶𝐴0
ln = ln + (CA0 – CB0).k.t
CB – CA+𝐶𝐴 𝐶𝐵0
𝐶𝐴 𝐶𝐴0
Sehingga : lnCB = ln𝐶𝐵0 + (CA0 – CB0).k.t ............................................................... (9)