Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH SEMINAR

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA


DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
M-6

Disusun oleh
Dwi Nur Afni 121180057
Shabrina Tamimi 121180067
Basanado Baringbing 121180069

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
M-6

Disusun oleh
Dwi Nur Afni 121180057
Shabrina Tamimi 121180067
Basanado Baringbing 121180069

Yogyakarta, Maret 2020


Asisten Pembimbing

Hanna Pratiwi
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan Makalah Seminar Praktikum Pemisahan Mekanik dan Transportasi
Bahan yang berjudul “Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal
Berpengaduk”.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :

1. Ir. Purwo Subagyo, M.T., selaku kepala Laboratorium Dasar Teknik


Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Hanna Pratiwi, selaku asisten pembimbing praktikum acara M-6.
3. Staf Laboratorium Dasar Teknik Kimia atas seluruh bantuannya yang
telah diberikan kepada praktikan.
4. Rekan-rekan sesama praktikan atas kerjasama yang baik.

Akhir kata penyusun berharap agar laporan PTHB ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan semua pihak yang memerlukan laporan ini.

Yogyakarta, Maret 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR ARTI LAMBANG ............................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
INTISARI ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 2
I.3 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 2
I.4 Hipotesis .................................................................................................. 8
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN ......................................................... 9
II.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 9
II.2 Rangkaian Alat....................................................................................... 9
II.3 Cara Kerja ............................................................................................ 10
II.4 Bagan Alir Percobaan ........................................................................... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 14
III.1 Data Percobaan .................................................................................... 14
III.2 Pembahasan ......................................................................................... 15
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 18
IV.I Kesimpulan.......................................................................................... 18
IV.2 Kritik dan Saran .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR ARTI LAMBANG

Ae = Laju permukaan koil pemanas (cm²)


Cp = Kapasitas panas cairan (joule/g ˚C)
he = Koefisien konveksi (W/m2˚C)
Fi = Laju alir volumetric (ml/s)
Kp = Konstanta Gain process
K1 = Konstanta perpindahan panas di PTHB
K2 = Konstanta perpindahan panas di tangki gangguan
Qe = Laju perpindahan panas (W)
V = Volume tangki (ml)
𝜏 = Konstanta waktu (s)
𝜏𝑝 = Konstanta waktu proses (s)
ρ = Densitas air (g/ml)

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hubungan waktu dan suhu pada kondisi tunak.................................... 12


Tabel 3.2 Hubungan antara waktu dan suhu pada kondisi dinamik ..................... 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Fungsi Step ....................................................................................... 4

Gambar 1.2 Neraca panas dalam PTHB ............................................................... 5

Gambar 1.3 Neraca panas dalam PTHB ............................................................... 7

Gambar 1.4 Penyederhanaan neraca panas dalam PTHB .....................................8

Gambar 2.1 Rangkaian alat dinamika suhu pada PTHB………………………......9

Gambar 2.2 Bagan alir percobaan pendahuluan ..................................................10

Gambar 2.3 Bagan alir percobaan kondisi tunak .................................................11

Gambar 2.4 Bagan alir percobaan kondisi dinamik .............................................11

Gambar 3.1 Hubungan antara waktu dengan suhu pada kondisi tunak ................15

Gambar 3.2 Grafik untuk masing-masing orde ...................................................15

Gambar 3.3 Hubungan antara waktu dengan suhu pada kondisi dinamik ............16

vi
INTISARI

Tujuan pengoperasian pabrik secara keseluruhan adalah mengubah (mengonversi) bahan


baku menjadi produk yang lebih bernilai guna. Proses kimia di pabrik kimia menggunakan
berbagai macam peralatan baik secara kontinyu maupun fluktuasi. Salah satu peralatan tersebut
adalah pemanas tangki horizontal berpengaduk.
Cara kerja pada pemanas tangki horizontal berpengaduk yang pertama pada percobaan
pendahuluan dengan cara mengisi PTHB dengan air hingga penuh, menbuka kran buangan PTHB
dan menampung air yang keluar dari PTHB, kemudian mengukur volume air yang telah
ditampung.Yang kedua pada percobaan kondisi tunak dengan cara mengisi tangki umpan dengan
air hingga penuh,menghidupkan pompa pada tangki umpan cadangan dan membuka kran pada
tangki umpan, mengatur bukaan kran pada tangki umpan,mengatur bukaan kran tangki umpan
hingga aliran menjadi overflow, melakukan pengukuran suhu awal pada tangki umpan,kemudian
menghidupkan pemanas pada PTHB dan mengukur suhu keluar PTHB setiap selang waktu 30 detik
sampai suhu konstan. Yang ketiga pada percobaaan kondisi dinamik dengan cara mengisi tangki
gangguan degan air hingga penuh, menghidupkan pemanas pada tangki gangguan hingga air pada
tangki gangguan mencapai suhu tertentu. Menyalakan pompa pada tangki gangguan cadangan dan
mengatur kran pada tangki gangguan dan tangki umpan hingga aliran overflow,kemudian
mengukur suhu keluar PTHB setiap selang waktu 40 detik sampai memperoleh data konstan.
Dari percobaan dapat diperoleh nilai-nilai: τP = 635,2941 detik; K P = 0,530161; τ = 415,1812
detik; K1 = 0,653526; K2 = 0,346474; TS = 41O C; T(t) = 41+48(0,653526)(1-e -t/T).

Kata Kunci: Laplace, Pemanas, Horizontal, Berpengaduk

vii
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagai unit pengolahan
yang terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Adapun tujuan
pengoperasian pabrik secara keseluruhan adalah mengubah (mengonversi)
bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya
pabrik akan selalu mengalami gangguan (disturbance) dari lingkungan
eksternal. Selama beroperasi, pabrik harus terus mempertimbangkan aspek
keteknikan, keekonomisan, dan kondisi sosial agar tidak terlalu signifikan
terpengaruh oleh perubahan-perubahan eksternal tersebut.
Di dalam pabrik kimia itu sendiri prosesnya menggunakan gabungan dari
beberapa unit proses seperti reaktor, pompa, tangki, heat exchanger, dan lain-
lain, yang tersusun secara sistematis dan proporsional untuk mengubah bahan
baku menjadi produk (yang mempunyai nilai lebih) dengan cara seekonomis
mungkin.
(Stephanopoulus,1984)

Perubahan atau fluktuasi control variable di dalam suatu pabrik


mempengaruhi kinerja proses. Kelakuan dinamis dari control variable sangat
penting untuk diketahui guna mendukung tercapainya tujuan proses. Selain itu,
kelakuan dinamika proses juga bermanfaat dalam perancangan sistem
pengendalian proses. Dalam percobaan ini, diambil kasus dinamika suhu pada
Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk (PTHB). Pada PTHB diperlakukan
pengendalian seperti suhu, aliran umpan, aliran produk, panas yang masuk, dan
lain-lain.
Dalam penelitian dan praktik industri, pemahaman mengenai dinamika
suatu proses kimia telah berkembang dan terbentuk karena faktor-faktor berikut:
1. Struktur proses kimiawi menjadi sangat kompleks, yang menuntut
perhatian profesi keteknikan untuk mengkaji atau merancang pengendalian
proses keseluruhan pabrik dari pada per satu unit operasi. Perancangan

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 1
BASANADO BARINGBING 121180069
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)
sistem instrumentasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
perancangan proses kimia itu sendiri.
2. Perancangan instrumentasi sistem proses yang dituntut untuk memenuhi:
a. Tujuan dan sasaran sistem kontrol.
b. Pemilihan cara pengukuran, manipulasi serta rangkaian yang tepat.
c. Identifikasi sistem komputerisasi dan instrumentasi yang tepat.

3. Pertumbuhan komputer digital yang sangat cepat sehingga dapat merombak


praktik instrumentasi proses kimia dan telah menerapkan sistem
instrumentasi yang modern.

Dalam praktiknya, sebagai contoh suhu keluaran pada heat exchanger.


Suhu keluaran dari alat ini tidak akan sesuai dengan suhu yang dikehendaki (set
point) karena akan ada gangguan baik dari arus input maupun fluida itu sendiri.
Maka dari itu diperlukan suatu pengontrol yang dapat mendeteksi suhu keluaran
heat exchanger yang sebenarnya. Alat pengontrol ini kemudian akan memberi
sinyal kepada controller untuk melakukan tindakan supaya set point dapat
tercapai. Tindakan ini dapat berupa dengan mengatur valve dan sebagainya.
(Smith, 1997)

Banyak peralatan di dalam industri yang bekerja secara terintegrasi, maka


dari itu diperlukan suatu pengontrol agar kerja alat dapat berjalan dengan
semestinya. Pengetahuan tentang hal ini sangat penting bagi seorang process
engineering. Oleh karena itu, perlu dipelajari tentang dinamika sebuah proses.
Dalam hal ini akan dipelajari dinamika suhu dalam Pemanas Tangki Horizontal
Berpengaduk (PTHB).
I.2 Tujuan Percobaan
1. Menyusun pemodelan matematis untuk mempelajari dinamika suhu pada
sistem tangki berpengaduk berbentuk silinder horizontal.
2. Mempelajari dinamika respon suhu (T) terhadap perubahan input
(gangguan).
3. Menghitung harga K1, K2, KP, 𝜏𝑝 , dan 𝜏.

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 2
BASANADO BARINGBING 121180069
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)
I.3 Tinjauan Pustaka
I.3.1 Macam-macam Variabel Proses
Variabel-variabel yang terlibat dalam proses operasi pabrik adalah F
(laju alir), T (temperatur), P (tekanan), dan C (konsentrasi). Variabel-
variabel tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel
input dan variabel output.
1. Variabel Input
Variabel input adalah variabel yang menandai efek lingkungan pada
proses kimia yang dituju. Variabel ini juga diklasifikasikan dalam 2
kategori, yaitu:
a. Manipulated (adjustable) variable, jika harga variabel tersebut dapat
diatur dengan bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
b. Disturbance variable, jika harga tidak dapat diatur oleh operator atau
sistem pengendali, tetapi merupakan gangguan.
2. Variabel Output
Variabel output adalah variabel yang menandakan efek proses kimia
terhadap lingkungan yang diklasifikasikan dalam 2 kelompok:
a. Measured output variables, jika variabel dapat diketahui dengan
pengukuran langsung .
b. Unmeasured output variables, jika variabel tidak dapat diketahui
dengan pengukuran langsung (Stephanopoulus,1984).

I.3.2 Fungsi Perubahan Dinamis


Dalam analisis dinamika proses, variabel proses dan sinyal control
merupakan fungsi waktu. Ada beberapa fungsi yang dapat mewakili
perubahan atau dinamika yang terjadi pada input dalam respon sistem order
satu.
1. Fungsi Step
Fungsi step adalah fungsi yang bernilai nol pada saat t < c dan bernilai
1 pada saat t ≥ c.

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 3
BASANADO BARINGBING 121180069
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)

Gambar 1.1 Fungsi step

Fungsi ini dinotasikan dengan f(t) = u(t-c), dimana c merupakan nilai t


yang menandai perubahan nilai fungsi dari 0 ke 1. Adapun transformasi
Laplace pada fungsi ini, sebagai berikut:

−𝐴 −𝑠𝑡 ∞
𝐹(𝑠) = ∫ 𝐴𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡 = 𝑒 |
𝑠 0
0
−𝐴
= (0 − 1 )
𝑠
−𝐴
=
𝑠
2. Fungsi Ramp
Fungsi ramp adalah fungsi dimana input mengalami kenaikan secara
linier dengan waktu mulai dari nol. Fungsi input pada fungsi ramp
adalah:
𝑋 (𝑡 ) = 𝑟 𝑡

Dimana r merupakan slope dari fungsi ramp tersebut. Adapun


transformasi Laplace dari persamaan tersebut:

𝑋(𝑠 ) = 𝑟/𝑠 2

3. Fungsi Sinusoidal
Fungsi sinusoidal ini adalah fungsi yang menyatakan respon
mengalami osilasi akibat perubahan dinamiknya sebelum mencapai nilai
steady barunya. Fungsi ini dinotasikan dengan :
𝑋 (𝑡) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡)
Dimana A merupakan amplitudo dan 𝜔 adalah frekuensi

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 4
BASANADO BARINGBING 121180069
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)
(radian/waktu). Transformasi Laplace dari persamaan ini adalah:
𝐴𝜔
𝑋 (𝑠 ) =
𝑠2 + 𝜔2
(Hermawan,Y.D., 2008)
I.3.3 Sistematika Transformasi Laplace
Penyelesaian persamaan diferensial dengan menggunakan
transformasi Laplace beranggapan bahwa kondisi awal merupakan keadaan
tunak (steady state) dan semua variabel dinyatakan dalam prosedur
penyelesaian term deviasi.

Sistematika transformasi Laplace:


1. Menyusun persamaan diferensial neraca massa dan neraca panas yang
terjadi pada sistem dalam keadaan steady dan unsteady.
2. Membuat term deviasi dari setiap variabel steady dan unsteady.
3. Mengubah persamaan diferensial menjadi bentuk Laplace dengan
variabel s.
4. Membuat hubungan antara variabel output dan variabel input.
5. Meng-invers persamaan yang telah terbentuk menjadi bentuk waktu (t)
untuk memperoleh respon output.

Dalam percobaan ini fungsi dan transformasi Laplace tersebut digunakan


untuk menghitung dan mengetahui perubahan dinamik pada suhu air
didalam sistem PTHB. PTHB atau Pemanas Tangki Horizontal
Berpengaduk sendiri merupakan Chemical Process Industries (CPI) dimana
sistem ini terdiri dari beberapa unit prose, antara lain: tangki, pompa

Gambar 1.2 Neraca panas dalam PTHB

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 5
BASANADO BARINGBING 121180069
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)
pengangkut, dan pemanas. PTHB biasanya digunakan pada perusahaan
bioethanol yang fungsinya untuk mengontrol suhu atau mereaksikan suatu
zat (Stephanopoulus, 1984).

Neraca panas pada keadaan unsteady:


Panas masuk – Panas Keluar + Panas Koil = Panas Akumulasi
dV.ρ.Cp.T(t)
F(i). σ. Cp . Ti (t) − F(i). σ. Cp . T(t) + he. Ae[Te (t) − T(t)] = .. (1)
dt
dT(t)
F(i). σ. Cp . Ti (t) − F(i). σ. Cp . T(t) + he. Ae[Te (t) − T(t)] = V. ρ. Cp. (2)
dt
dT(t)
F(i).σ.Cp .Ti (t) F(i).σ.Cp .T(t) he.Ae[Te (t)−T(t)] V.ρ.Cp. dt
− + = ........... (3)
F.ρ.Cp F.ρ.Cp F.ρ.Cp F.ρ.Cp.dt
he.Ae V dT(t)
𝑇𝑖 (𝑡) − 𝑇(𝑡)+ FρC [ Te(t) – T(t) ] = F dt
..............................................(4)
p

V
Dimana : τp = F
...................................................................................... (5)
he.Ae
Kp = FρCp
................................................................................. (6)

maka persamaan (4) menjadi:


dT(t)
Ti (t) − T(t) + Kp [Te (t) − T(t)] = τp dt
...............................................(7)
dT(t)
Ti (t) − T(t) + Kp Te (t) − Kp T(t) = τp dt
.............................................(8)
dT(t)
Ti (t) + Kp Te (t) − (1 + Kp )T(t) = τp dt
..............................................(9)
dT(t)
Ti (t) Kp Te (t) (1+Kp ) τp
+ − T ( t) = dt
.................................................... (10)
1+Kp 1+Kp 1+Kp 1+Kp

Ti (t) Kp Te (t) p τ dT(t)


+ − T(t) = 1+K ........................................................ (11)
1+Kp 1+Kp p dt

Jika,
1
1+Kp
= 𝐾1 ............................................................................................. (12)
Kp
= 𝐾2 ............................................................................................. (13)
1+Kp
τp
1+Kp
= τ................................................................................................ (14)

Subtitusi persamaan (12), (13), dan (14) ke persamaan (11), maka menjadi:
dT(t)
K1.Ti(t) + K2.Te(t) – T(t) = τ ......................................................... (15)
dt

Asumsi:

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 6
BASANADO BARINGBING 121180069
MAKALAH SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI HORIZONTAL
BERPENGADUK
(M-6)
 steady state
 term deviasi: Ti’(t) = Ti(t) + Ti(s) ............................................ (16)
Te’(t) = Te(t) + Te(s) ........................................... (17)
T’ = T(t) – T(s) .................................................. (18)
Subtitusi persamaan (16), (17), (18) ke persamaan (15) menjaadi:
d[T(t) − T(s)]
K1.[Ti(t) + Ti(s)] + K2. [Te(t) + Te(s)] - [T(t) – T(s)] = τ ...... (19)
dt

Jika,
[Ti(t) + Ti(s)] = Ti’(t) ............................................................................ (20)
[Te(t) + Te(s)] = Te’(t) .......................................................................... (21)
[T(t) – T(s)] = T’ .................................................................................. (22)
Subtitusi persamaan (20), (21), dan (22) ke persamaan (19) maka menjadi:
dT’(s)
Ti(t).K1 + Te(t).K2 - T’(t) = τ. dt
......................................................... (23)
Transformasi Laplace persamaan (23) menjadi:
Ti(s).K1 + Te(s).K2 - T’(s) = τs.T’(s) ...................................................... (24)
Ti(s).K1 + Te(s).K2 = T’(s).(τs+1) .......................................................... (25)
K1 𝑇𝑖 ′(s)+K2 .Te ′(s)
T′ (s) = (τs+1)
....................................................................... (26)
K K
T′ (s) = (τs+1
1
T′ (s) + (τs+1
) i
2
𝑇 ′(s) ......................................................... (27)
) 𝑒

Jika suhu koil dibuat konstan, Te(s) = 0, maka persamaan 27 menjadi:


K
T′(s) = 1 Ti ′(s) .............................................................................. (28)
(τs+1)

Gambar 1.3 Neraca panas dalam PTHB

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067 7
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)

Gambar 1.4 Penyederhanaan neraca panas dalam PTHB


Jika gangguannya fungsi step, persamaan 28 menjadi:
1 K M
T′(s) = (τs+1) .................................................................................... (29)
S

Diselesaikan dengan penyelesaian limit,


𝐾1 .𝑀 𝐴 𝐵
1 = 1 + 𝑆 ................................................................................. (30)
𝜏(𝑆+ )𝐵 𝐵+
𝜏 𝜏

𝐾1. 𝑀 1
𝐴 = 𝑙𝑖𝑚 1 . (𝑆 + 𝜏 ) .................................................................... (31)
𝑠→1/𝜏 𝜏(𝑠+𝜏 )𝑠

𝐴 = −𝐾1 𝑀 ........................................................................................... (32)


𝐾1 .𝑀
𝐵 = 𝑙𝑖𝑚 1 . 𝑆 ................................................................................ (33)
𝑠→0 𝜏(𝑠+𝜏 )𝑠

𝐴 = 𝐾1 . 𝑀............................................................................................. (34)
−𝐾1 .𝑀 𝐾1 .𝑀
𝑇 ′ (𝑠 ) = 1 + ............................................................................ (35)
(𝑠+ ) 𝑠
𝜏

𝑇 ′ (𝑠) = −𝐾1 . 𝑀. 𝑒 −𝑡/𝜏 + 𝐾1 𝑀 .............................................................. (36)


𝑇 ′ (𝑠) = 𝐾1 . 𝑀(1 − 𝑒 −𝑡/𝜏 ) ................................................................... (37)
𝑇(𝑡) − 𝑇(𝑠) = 𝐾1 . 𝑀(1 − 𝑒 −𝑡/𝜏 ).......................................................... (38)
𝑇(𝑡) = 𝑇(𝑠) + 𝐾1 . 𝑀(1 − 𝑒 −𝑡/𝜏 ).......................................................... (39)
I.4 Hipotesis
Semakin tinggi suhu gangguan (Tis new) maka semakin tinggi pula suhu
steadynya (Tsnew).

DWI NUR AFNI 121180057 8


SHABRINA TAMIMI 121180067
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Bahan dan Alat


II.1.1 Bahan
a. Air
II.1.2 Alat
a. Stopwatch
b. Gelas beker
c. Gelas ukur
II.2 Rangkaian Alat

Gambar 2.1 Rangkaian alat dinamika suhu pada PTHB

Keterangan gambar II.1:


a. PTHB g. Termometer
b. Tangki Umpan h. Pompa
c. Tangki Umpan Cadangan i. Pemanas
d. Tangki Gangguan j. Kran Umpan
e. Tangki Gangguan Cadangan k. Kran Gangguan
f. Pengaduk Elektrik i. Kran Keluaran PTHB

DWI NUR AFNI 121180057 9


SHABRINA TAMIMI 121180067
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
II.5 Cara Kerja
1. Percobaan pendahuluan
Percobaan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui volume air pada
PTHB dengan cara mengisi PTHB dengan air hingga penuh yang ditandai
dengan mengalirnya air menuju tangki umpan cadangan. Setelah itu
dilanjutkan dengan membuka kran buangan PTHB sambil menampung dan
mengukur air yang keluar dari PTHB dan mencatat volume yang terukur.
2. Percobaan kondisi tunak
Percobaan ini dilakukan dengan cara mengisi air pada tangki umpan
dengan menyalakan pompa pada tangki umpan cadangan. Menunggu aliran
pada tangki umpan overflow, lalu mengatur bukaan kran menuju PTHB
hingga alirannya konstan. Kemudian mengukur suhu awal air pada tangki
umpan. Menyalakan pemanas, pengaduk, dan stopwatch secara bersamaan,
kemudian mengamati suhu air keluar pada PTHB setiap 60 detik sampai
suhu konstan.
3. Percobaan kondisi dinamik
Tahap yang pertama adalah mengisi air pada tangki gangguan dan
menyalakan pemanas gangguan sampai suhu 77oC dan menyalakan pompa.
Kemudian membuka kran gangguan bersamaan dengan menutup kran pada
tangki tunak dan menyalakan stopwach. Lalu mengamati suhu air keluar
pada PTHB setiap 10 detik samapai suhu konstan.
II.6 Bagan Alir Percobaan
1. Percobaan Pendahuluan
Mengisi PTHB dengan air hingga penuh

Membuka kran buangan PTHB dan menampung air yang keluar dari
PTHB

Mengukur volume air yang telah ditampung

Gambar 2.2 Bagan alir percobaan pendahuluan

DWI NUR AFNI 121180057 10


SHABRINA TAMIMI 121180067
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
2. Percobaan Kondisi Tunak

Mengalirkan air dari tangki umpan cadangan ke tangki umpan hingga


overflow menggunakan pompa

Mengatur bukaan kran tangki umpan

Melakukan pengukuran suhu awal pada tangki umpan

Menghidupkan pemanas pada PTHB dan mengukur suhu keluar PTHB


setiap 60 detik sampai suhu konstan

Gambar 2.3 Bagan alir percobaan kondisi tunak

3. Percobaan Kondisi Dinamik

Mengalirkan air dari tangki gangguan cadangan ke tangki gangguan sampai


penuh menggunakan pompa

Menghidupkan pemanas pada tangki gangguan hingga air pada tangki


gangguan mencapai suhu 77oC.

Menutup kran pada tangki umpan 1 bersamaan dengan membuka kran


pada tangki gangguan

Mengukur suhu air keluar PTHB setiap 10 detik sampai memperoleh data
suhu konstan

Gambar 2.4 Bagan alir percobaan kondisi dinamik

DWI NUR AFNI 121180057 11


SHABRINA TAMIMI 121180067
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Percobaan


Volume tangki (V) = 13,5 liter
Kapasitas panas cairan (Cp) = 4,2 J/gram℃
Densitas air () = 0,995945 gr/cm3
Laju alir volumetric (F) = 21,25 cm3/s
Luas permukaan coil pemanas (Ae) = 188,5 cm2
Koefisien konveksi (he) = 2500 W/m2℃
Panas yang diberikan coil (Qe) = 420 W
Suhu gangguan (Tc) = 77 ℃

A. Kondisi tunak No waktu (s) suhu (˚c)


1 0 29
Tabel 3.1 Hubungan waktu dan suhu pada
2 kondisi
60tunak 31
3 120 31,5
No waktu (s) suhu (˚c) 4 180 32,5
1 0 29 5 240 33,5
2 60 31 6 300 34,5
3 120 31,5 7 360 35
8 420 35,5
4 180 32,5
9 480 36
5 240 33,5 10 540 36,5
6 300 34,5 11 600 36,5
7 360 35 12 660 37
8 420 35,5 13 720 37,5
14 780 38
9 480 36
15 840 38
10 540 36,5 16 900 38
11 600 36,5 17 960 38,5
12 660 37
13 720 37,5
14 780 38
15 840 38
16 900 38
17 960 38,5
18 1020 38,5
19 1080 38,5
20 1140 38,5
21 1200 39
22 1260 39
23AFNI 1320
DWI NUR 39121180057
SHABRINA
24 TAMIMI
1380 40121180067 12
BASANADO
25 BARINGBING
1440 40121180069
26 1500 40
27 1560 40
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
B. Kondisi dinamik
Tabel 3.2 Hubungan antara waktu dan suhu pada kondisi dinamik

No Waktu(s) Suhu (˚C) 38 370 63,6


1 0 41 39 380 63,5
2 10 41 40 390 64
3 20 41,5 41 400 64
4 30 42 42 410 64
5 40 43 43 420 65
6 50 44 44 430 65
7 60 44,5 45 440 66
8 70 45 46 450 66
9 80 45,5 47 460 66
10 90 46 48 470 67
11 100 47 49 480 67
12 110 48 50 490 67
13 120 49 51 500 68
14 130 50 52 510 68
15 140 51 53 520 69
16 150 51 54 530 69
17 160 52 55 540 69
18 170 52 56 550 69
19 180 54 57 560 70
20 190 54 58 570 70
21 200 54 59 580 70,5
22 210 55 60 590 71
23 220 55 61 600 71
24 230 56 62 610 71,5
25 240 56 63 620 71,5
26 250 57 64 630 72
27 260 57 65 640 72
28 270 58 66 650 73
29 280 58 67 660 73
30 290 59 68 670 73
31 300 59 68 670 73
32 310 60 69 680 73,5
33 320 60 70 690 74
34 330 61 71 700 74
35 340 61 72 710 74
36 350 62 73 720 74
37 360 62 74 730 74

No AFNI
DWI NUR Waktu (s) Suhu (0C)
121180057
Waktu
SHABRINA TAMIMI 121180067
13
No
BASANADO (s)
BARINGBINGSuhu 121180069
(˚C)
1 0 41
2 10 41
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)

75 740 74,5
76 750 75
77 760 75,5
78 770 75,5
79 780 76
80 790 76
81 800 76
82 810 76,5
83 820 76,5
84 830 77
85 840 77
86 850 77,5
87 860 77,5
88 870 78
89 880 78
90 890 78
91 900 78
92 910 78

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067
14
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
III.3 Pembahasan
Dalam percobaan dinamika suhu pada Pemanas Tangki Horizontal
Berpengaduk (PTHB) dapat disusun persamaan matematis untuk mengetahui
suhu steady pada PTHB setelah diberi suhu gangguan. Persamaan matematis
ini dapat disusun melalui transformasi Laplace dengan asumsi suhu yang
diberikan oleh pemanas dan laju alir adalah konstan.
Suhu air di dalam PTHB mencapai kondisi steadynya (untuk keadaan
tunak) pada 41oC. Dapat dilihat dari gambar 3.1, kecenderungan data adalah
mengikuti persamaan polinomial orde ganjil. Persamaan yang cocok untuk data
dalam kondisi tunak haruslah polinomial berorde ganjil dikarenakan untuk
waktu yang tak terhingga tidak mungkin suhu dalam PTHB akan mengalami
penurunan karena panas yang terakumulasi tidak diambil dari PTHB. Hal ini
dapat dilihat dari gambar 3.2.

Grafik Hubungan antara Waktu dan Suhu


Kondisi Tunak
44
42
40
38
Suhu (C)

36 -------- Y data
34 -------- Y hitung
32
30 y = 3E-09x3 - 1E-05x2 + 0.0173x + 29.959
28 R² = 0.9902
0 500 1000 1500 2000
Waktu (detik)

Gambar 3.1 Grafik hubungan antara waktu dan suhu pada kondisi tunak

Orde 2 Orde 3 Orde 4 Orde 5


Gambar 3.2 Grafik untuk masing-masing orde

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067
15
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
Sebenarnya suhu steady untuk kondisi tunak dapat mencapai lebih dari
41oC. Hal ini dikarenakan suhu yang diberikan oleh pemanas tidak konstan.
Dalam hal ini suhu konstan untuk pemanas tidak dapat dipastikan waktunya.
Maka dari itu dipilih 5 data pengulangan yang sama diasumsikan sebagai suhu
konstan PTHB.
Pada kondisi ke-2 dalam percobaan ini, dimaksudkan untuk memberi
gangguan pada PTHB yang sudah mencapai kondisi tunaknya. Tepat setelah
PTHB mencapai suhu tunaknya, umpan suhu tinggi langsung dialirkan ke
PTHB. Suhu gangguan yang diberikan pada PTHB sebesar 77oC. Dapat dilihat
pada gambar 3.3, persamaan yang diperoleh dari hasil transfomasi Laplace
adalah persamaan eksponensial. Data yang diperoleh berdasarkan hasil
percobaan juga mengikuti tren persamaan eksponensial dengan eror sebesar
6,4% (jika dibandingkan dengan y hitung dari persamaan transformasi
Laplace). Dapat disimpulkan bahwa semakin besar suhu gangguan maka suhu
steady pada PTHB pun akan semakin besar.

Grafik Hubungan antara Waktu dan Suhu


Kondisi Dinamik
90
80
70
60 -------- Y hitung
Suhu (C)

50
40
-------- Y data
⁄415,1812
30 Y𝑒=−𝑡41
(1 − )
+ 48(0,653526)(1 – e-t/415,1812)
20
10
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (detik)

Gambar 3.3 Grafik hubungan antara waktu dengan suhu pada kondisi
dinamik
Pada percobaan kondisi dinamik ini, cukup sulit untuk menjaga suhu
gangguan agar tetap konstan. Pasalnya, selain suhu gangguan yang harus dijaga
konstan, laju alir umpan menuju PTHB pun harus dijaga konstan yakni dengan

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067
16
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
memastikan level cairan pada tangki umpan adalah sama setiap saat.
Sedangkan tangki umpan mendapat aliran air dari hasil keluaran PTHB yang
suhunya lebih rendah dari suhu tangki dinamik. Seharusnya disediakan tangki
umpan cadangan yang selalu dipanaskan untuk mengatur suhu air di dalam
tangki umpan dinamik.
Selain itu, derajat bukaan kran pada tangki umpan tunak dan tangki umpan
dinamik tidak dapat diketahui dengan pasti. Seharusnya derajat bukaan kran
antara tangki umpan tunak dan tangki umpan dinamik adalah sama karena
tangki umpan dinamik sebenarnya merupakan tangki umpan yang sama dengan
tangki umpan tunak, hanya saja suhunya lebih tinggi.
Dalam percobaan ini, beberapa sifat termodinamik air dianggap konstan,
seperti viskositas dan densitas. Untuk range perubahan suhu yang kecil, sifat
ini dapat diabaikan. Namun untuk range suhu yang cukup besar, sifat ini perlu
diperhitungkan.

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067
17
BASANADO BARINGBING 121180069
Makalah Seminar
Praktikum Dasar Teknik Kimia
Dinamika Suhu Pada Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk
(M-6)
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Semakin besar suhu gangguan yang diberikan ke PTHB, suhu steady state
yang baru akan lebih besar dibandingkan suhu steady tanpa gangguan.
2. Persamaan garis pada kondisi tunak
𝑦 = 3. 10−9 𝑥 3 − 1. 10−5 𝑥 2 + 0,0173𝑥 + 29,959
3. Fungsi baru kondisi dinamik
𝑌 = 41 + 48(0,653526)(1 − 𝑒 −𝑡 ⁄415,1812 )
4. Dari perhitungan diperoleh
𝜏𝑝 = 645,2941 𝑠
𝐾𝑝 = 0,530161
𝜏 = 415,1812 𝑠
𝐾1 = 0,653526
𝐾2 = 0,436474

IV.2 Kritik dan Saran


Rangkaian alat dinamika suhu pada pemanas tangki horizontal
berpengaduk yang ada di laboratium dasar teknik kimia kurang tepat.
Terutama pada bagian kran menuju PTHB. Pada percobaan ini, diinginkan
laju alir yang tetap menuju PTHB baik dari tangki kondisi tunak maupun
dinamik. Akan tetapi, derajat bukaan pada kedua tangki tidak dapat diukur
secara pasti sehingga laju alir meuju PTHB dari tangki tunak dan dinamik
akan berbeda. Hal ini tentu mempengaruhi waktu untuk mencapai keadaan
steady.

DWI NUR AFNI 121180057


SHABRINA TAMIMI 121180067
18
BASANADO BARINGBING 121180069
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Y.D. 2008. “Matematika Untuk Analisis Sistem Dinamik”. Jurusan


Teknik Kimia-FTI : UPN “Veteran” Yogyakarta.
Smith, Carlos A., Corripio, A. B. 1997. “Priciples and Practice of Automatic
Process Control”. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Stephanopoulus, G. 1984. “Chemical Process Control : An Introduction to Theory
and Practice”. Prentice-Hall, Inc: New Jersey.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

DINAMIKA SUHU PADA PEMANAS TANGKI

HORIZONTAL BERPENGADUK

(PTHB)

A. Mencari nilai 𝜏𝑝, Kp, dan F


v
𝜏𝑃 =
𝐹1

𝑐𝑚 3
= 13500 3 = 635,2941𝑠
21,5 𝑐𝑚 ⁄𝑠
ℎ𝑒. 𝐴𝑒
𝐾𝑃 =
𝐹1 . 𝜌. 𝐶𝑃

2500 𝐽⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. 𝑚 2 . ℃. 0,01885𝑚 2


= = 0,530161
21,25 𝑐𝑚 3 ⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. 0,0995945 𝑔⁄𝑚𝑙. 4,2 𝐽⁄𝑔. ℃
415𝑐𝑚 3
𝐹1 = = 20,75 𝑐𝑚 3 ⁄𝑑𝑒𝑡
20𝑑𝑒𝑡
430𝑐𝑚 3
𝐹2 = = 21,50 𝑐𝑚 3 ⁄𝑑𝑒𝑡
20𝑑𝑒𝑡
430𝑐𝑚 3
𝐹3 = = 21,50 𝑐𝑚 3 ⁄𝑑𝑒𝑡
20𝑑𝑒𝑡
𝐹𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 21,25 𝑐𝑚 3 ⁄𝑑𝑒𝑡

B. Mencari nilai τ, K1,dan K2


𝜏𝑝 635,2941𝑠
𝜏= = = 415,1812 𝑠
1 + 𝐾𝑃 1 + 0,530161
1 1
𝐾1 = = = 0,653526
1 + 𝐾𝑃 1 + 0,530161
𝐾𝑃 0,530161
𝐾2 = = = 0,346474
1 + 𝐾𝑃 1 + 0,530161
C. Mencari Persamaan Garis Grafik Standar
1. Kondisi Tunak
Tabel 1. Hubungan antara waktu dengan suhu pada kondisi tunak
Waktu x Suhu y x2 x3 x4 x5 x6 xy x2y x3y
60 31 3,6E+03 2,2E+05 1,3E+07 7,8E+08 4,7E+10 1860 1,1E+05 6,7E+06
120 31,5 1,4E+04 1,7E+06 2,1E+08 2,5E+10 3,0E+12 3780 4,5E+05 5,4E+07
180 32,5 3,2E+04 5,8E+06 1,0E+09 1,9E+11 3,4E+13 5850 1,1E+06 1,9E+08
240 33,5 5,8E+04 1,4E+07 3,3E+09 8,0E+11 1,9E+14 8040 1,9E+06 4,6E+08
300 34,5 9,0E+04 2,7E+07 8,1E+09 2,4E+12 7,3E+14 10350 3,1E+06 9,3E+08
360 35 1,3E+05 4,7E+07 1,7E+10 6,0E+12 2,2E+15 12600 4,5E+06 1,6E+09
420 35,5 1,8E+05 7,4E+07 3,1E+10 1,3E+13 5,5E+15 14910 6,3E+06 2,6E+09
480 36 2,3E+05 1,1E+08 5,3E+10 2,5E+13 1,2E+16 17280 8,3E+06 4,0E+09
540 36,5 2,9E+05 1,6E+08 8,5E+10 4,6E+13 2,5E+16 19710 1,1E+07 5,7E+09
600 36,5 3,6E+05 2,2E+08 1,3E+11 7,8E+13 4,7E+16 21900 1,3E+07 7,9E+09
660 37 4,4E+05 2,9E+08 1,9E+11 1,3E+14 8,3E+16 24420 1,6E+07 1,1E+10
720 37,5 5,2E+05 3,7E+08 2,7E+11 1,9E+14 1,4E+17 27000 1,9E+07 1,4E+10
780 38 6,1E+05 4,7E+08 3,7E+11 2,9E+14 2,3E+17 29640 2,3E+07 1,8E+10
840 38 7,1E+05 5,9E+08 5,0E+11 4,2E+14 3,5E+17 31920 2,7E+07 2,3E+10
900 38 8,1E+05 7,3E+08 6,6E+11 5,9E+14 5,3E+17 34200 3,1E+07 2,8E+10
960 38,5 9,2E+05 8,8E+08 8,5E+11 8,2E+14 7,8E+17 36960 3,5E+07 3,4E+10
1020 38,5 1,0E+06 1,1E+09 1,1E+12 1,1E+15 1,1E+18 39270 4,0E+07 4,1E+10
1080 38,5 1,2E+06 1,3E+09 1,4E+12 1,5E+15 1,6E+18 41580 4,5E+07 4,8E+10
1140 38,5 1,3E+06 1,5E+09 1,7E+12 1,9E+15 2,2E+18 43890 5,0E+07 5,7E+10
1200 39 1,4E+06 1,7E+09 2,1E+12 2,5E+15 3,0E+18 46800 5,6E+07 6,7E+10
1260 39 1,6E+06 2,0E+09 2,5E+12 3,2E+15 4,0E+18 49140 6,2E+07 7,8E+10
1320 39 1,7E+06 2,3E+09 3,0E+12 4,0E+15 5,3E+18 51480 6,8E+07 9,0E+10
1380 40 1,9E+06 2,6E+09 3,6E+12 5,0E+15 6,9E+18 55200 7,6E+07 1,1E+11
1440 40 2,1E+06 3,0E+09 4,3E+12 6,2E+15 8,9E+18 57600 8,3E+07 1,2E+11
1500 40 2,3E+06 3,4E+09 5,1E+12 7,6E+15 1,1E+19 60000 9,0E+07 1,4E+11
1560 40 2,4E+06 3,8E+09 5,9E+12 9,2E+15 1,4E+19 62400 9,7E+07 1,5E+11
1620 41 2,6E+06 4,3E+09 6,9E+12 1,1E+16 1,8E+19 66420 1,1E+08 1,7E+11
1680 41 2,8E+06 4,7E+09 8,0E+12 1,3E+16 2,2E+19 68880 1,2E+08 1,9E+11
1740 41 3,0E+06 5,3E+09 9,2E+12 1,6E+16 2,8E+19 71340 1,2E+08 2,2E+11
1800 41 3,2E+06 5,8E+09 1,0E+13 1,9E+16 3,4E+19 73800 1,3E+08 2,4E+11
1860 41 3,5E+06 6,4E+09 1,2E+13 2,2E+16 4,1E+19 76260 1,4E+08 2,6E+11
29760 1167 3,7E+07 5,3E+10 8,0E+13 1,3E+17 2,0E+20 1E+06 1,5E+09 2,1E+12

Dengan menggunakan metode least square


∑𝑦 = 𝑛𝑎 + ∑𝑥𝑏 + ∑𝑥 2 𝑐 + ∑𝑥 3 𝑑
∑𝑥𝑦 = ∑𝑥𝑎 + ∑𝑥 2 𝑏 + ∑𝑥 3 𝑐 + ∑𝑥 4 𝑑
∑𝑥 2 𝑦 = ∑𝑥 2 𝑎 + ∑𝑥 3 𝑏 + ∑𝑥 4 𝑐 + ∑𝑥 5 𝑑
∑𝑥 3 𝑦 = ∑𝑥 3 𝑎 + ∑𝑥 4 𝑏 + ∑𝑥 5 𝑐 + ∑𝑥 6 𝑑
31 29760 3,7E + 07 5,3E + 10 𝑎 1167
29760 3,7E + 07 5,3E + 10 8,0E + 13 𝑏 1E + 06
[ ]𝑥[ ] = [ ]
3,7E + 07 5,3E + 10 8,0E + 13 1,3E + 17 𝑐 1,5E + 09
5,3E + 10 8,0E + 13 1,3E + 17 2,0E + 20 𝑑 2,1E + 12

Dengan menggunakan metode Cramer:


31 29760 3,7E + 07 5,3E + 10
29760 3,7E + 07 5,3E + 10 8,0E + 13
|𝐷| = [ ] = 2,6E+38
3,7E + 07 5,3E + 10 8,0E + 13 1,3E + 17
5,3E + 10 8,0E + 13 1,3E + 17 2,0E + 20

1167 29760 3,7E + 07 5,3E + 10


1E + 06 3,7E + 07 5,3E + 10 8,0E + 13
∆1 = [ ] =7,7E+39
1,5E + 09 5,3E + 10 8,0E + 13 1,3E + 17
2,1E + 12 8,0E + 13 1,3E + 17 2,0E + 20
31 1167 3,7E + 07 5,3E + 10
29760 1E + 06 5,3E + 10 8,0E + 13
∆2 = [ ] =4,4E+36
3,7E + 07 1,5E + 09 8,0E + 13 1,3E + 17
5,3E + 10 2,1E + 12 1,3E + 17 2,0E + 20
31 29760 1167 5,3E + 10
29760 3,7E + 07 1E + 06 8,0E + 13
∆3 = [ ] = -3E+33
3,7E + 07 5,3E + 10 1,5E + 09 1,3E + 17
5,3E + 10 8,0E + 13 2,1E + 12 2,0E + 20
31 29760 3,7E + 07 1167
29760 3,7E + 07 5,3E + 10 1E + 06
∆4 = [ ] =8,2E+29
3,7E + 07 5,3E + 10 8,0E + 13 1,5E + 09
5,3E + 10 8,0E + 13 1,3E + 17 2,1E + 12

∆1
𝑎 = |𝐷| =29,959
∆2
𝑏 = |𝐷| =0,0173
∆3
𝑐 = |𝐷| =-1E-05
∆4
𝑑 = |𝐷| =3E-09

Sehingga persamaan garisnya menjadi:

𝑦 = 3. 10−9 𝑥 3 − 1. 10−5 𝑥 2 + 0,0173𝑥 + 29,959


 Mencari y hitung dan % kesalahan
Untuk data ke-1
𝑥 = 60 → 𝑦 = 3. 10−9 𝑥 3 − 1. 10−5 𝑥 2 + 0,0173𝑥 + 29,959
31,5 31,9 1,2
32,5 32,7 0,6
33,5 33,5 0,1
34,5 34,2 1,0
35 34,8 0,6
35,5 35,4 0,4
36 35,9 0,4
𝑦 = 3. 10−9 (60)3 − 1. 10−5 (60)36,52 36,3
+ 0,0173(60) 0,5
+ 29,959
36,5 36,7 0,6
𝑦 = 30,95 37 37,1 0,3
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝑦ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 37,5 31 − 30,95
37,4 0,2
%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | 𝑥100% = | | 𝑥100 = 0,1%
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎 38 31
37,7 0,7
Dengan cara yang sama, untuk nilai x selanjutnya38diperoleh 38,0 0,1 berikut:
hasil sebagai
38 38,2 0,5
Tabel 2 Hasil perhitungan y hitung dan % kesalahan
38,5 38,4 0,2
y data y hitung % Kesalahan 38,5 38,6 0,3
31 31,0 0,1 38,5 38,8 0,7
31,5 31,9 1,2 38,5 38,9 1,1
32,5 32,7 0,6 39 39,1 0,2
33,5 33,5 0,1 39 39,2 0,6
34,5 34,2 1,0 39 39,4 1,0
35 34,8 0,6 40 39,6 1,1
35,5 35,4 0,4 40 39,7 0,7
36 35,9 0,4 40 39,9 0,2
36,5 36,3 0,5 40 40,1 0,3
36,5 36,7 0,6 41 40,3 1,6
37 37,1 0,3 41 40,6 1,0
37,5 37,4 0,2 41 40,9 0,3
38 37,7 0,7 41 41,2 0,5
38 38,0 0,1 41 41,5 1,3
38 38,2 0,5 % Kesalahan 0,6
38,5 38,4 0,2
38,5 38,6 0,3
38,5 38,8 0,7
Grafik 38,9
38,5 Hubungan1,1 antara Waktu dan Suhu pada
39 39,1 Kondisi
0,2 Tunak
44 39 39,2 0,6
42 39 39,4 1,0
40 40 39,6 1,1
38 40 39,7 0,7
Suhu (C)

36 40 39,9 0,2 -------- Y data


34 40 40,1 0,3 -------- Y hitung
32 41 40,3 1,6
30
41 40,6 1,0 y = 3E-09x3 - 1E-05x2 + 0.0173x + 29.959
28 R² = 0.9902
41
0
40,9 500 0,3 1000 1500 2000
41 41,2 0,5 Waktu (detik)
41 41,5 1,3
% Kesalahan 0,6 Waktu dan Suhu pada Kondisi Tunak
Gambar 1 Grafik Hubungan antara
2. Kondisi Dinamik
Suhu masuk (𝜏𝑖𝑠 ) = 29oC
Suhu steady (𝜏𝑠 ) = 41 oC
Suhu gangguan (𝜏𝑖𝑠 𝑛𝑒𝑤) = 77 oC
Magnitude (µ) = (77 − 29)oC = 48oC
Persamaan garis 𝑦 = 𝜏𝑠 + 𝜇. 𝐾1 (1 − 𝑒 −𝑡 ⁄𝜏 )
𝑦 = 41 + 48(0,653526)(1 − 𝑒 −𝑡 ⁄415,1812 )

 Mencari y hitung dan % kesalahan


Untuk data ke-1
x = 10 → y = 41 + 48(0,653526)(1 − 𝑒 −𝑡 ⁄415,182 )

y = 41 + 48(0,653526)(1 − 𝑒 −10 ⁄415,182 )

y = 41,7465
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎 − 𝑦ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = | | 𝑥100%
𝑦𝑑𝑎𝑡𝑎
41 − 41,7456
=| | 𝑥100% = 1,82%
41

Dengan cara yang sama, untuk nilai x selanjutnya diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil perhitungan y hitung dan % kesalahan
No Waktu (x) y data y hitung %kesalahan
1 10 41 41,7465 1,8
2 20 41,5 42,4753 2,4
3 30 42 43,1867 2,8
4 40 43 43,8812 2,0
5 50 44 44,5592 1,3
6 60 44,5 45,2210 1,6
7 70 45 45,8671 1,9
8 80 45,5 46,4978 2,2
9 90 46 47,1135 2,4
10 100 47 47,7145 1,5
11 110 48 48,3012 0,6
12 120 49 48,8740 0,3
13 130 50 49,4332 1,1
14 140 51 49,9790 2,0
15 150 51 50,5118 1,0
16 160 52 51,0320 1,9
17 170 52 51,5398 0,9
18 180 54 52,0355 3,6
19 190 54 52,5194 2,7
20 200 54 52,9918 1,9
21 210 55 53,4529 2,8
22 220 55 53,9031 2,0
23 230 56 54,3426 3,0
24 240 56 54,7716 2,2
25 250 57 55,1904 3,2
26 260 57 55,5992 2,5
27 270 58 55,9983 3,5
28 280 58 56,3879 2,8
29 290 59 56,7682 3,8
30 300 59 57,1395 3,2
31 310 60 57,5019 4,2
32 320 60 57,8557 3,6
33 330 61 58,2011 4,6
34 340 62 58,5383 5,6
35 350 62 58,8675 5,1
36 360 62 59,1888 4,5
37 370 63,6 59,5024 6,4
38 380 63,5 59,8086 5,8
39 390 64 60,1076 6,1
40 400 64 60,3994 5,6
41 410 64 60,6842 5,2
42 420 65 60,9623 6,2
43 430 65 61,2338 5,8
44 440 66 61,4988 6,8
45 450 66 61,7575 6,4
46 460 66 62,0100 6,0
47 470 67 62,2565 7,1
48 480 67 62,4972 6,7
49 490 67 62,7321 6,4
50 500 68 62,9615 7,4
51 510 68 63,1854 7,1
52 520 69 63,4039 8,1
53 530 69 63,6173 7,8
54 540 69 63,8256 7,5
55 550 69 64,0289 7,2
56 560 70 64,2274 8,2
57 570 70 64,4211 8,0
58 580 70,5 64,6103 8,4
59 590 71 64,7949 8,7
60 600 71 64,9752 8,5
61 610 71,5 65,1512 8,9
62 620 71,5 65,3229 8,6
63 630 72 65,4906 9,0
64 640 72 65,6543 8,8
65 650 73 65,8141 9,8
66 660 73 65,9701 9,6
67 670 73 66,1224 9,4
68 680 73,5 66,2711 9,8
69 690 74 66,4162 10,2
70 700 74 66,5579 10,1
71 710 74 66,6962 9,9
72 720 74 66,8312 9,7
73 730 74 66,9630 9,5
74 740 74,5 67,0916 9,9
75 750 75 67,2172 10,4
76 760 75,5 67,3398 10,8
77 770 75,5 67,4595 10,6
78 780 76 67,5764 11,1
79 790 76 67,6904 10,9
80 800 76 67,8018 10,8
81 810 76,5 67,9105 11,2
82 820 76,5 68,0166 11,1
83 830 77 68,1202 11,5
84 840 77 68,2213 11,4
85 850 77,5 68,3200 11,8
86 860 77,5 68,4164 11,7
87 870 78 68,5104 12,2
88 880 78 68,6023 12,0
89 890 78 68,6919 11,9
90 900 78 68,7794 11,8
91 910 78 68,8649 11,7
% kesalahan rata-rata 6,4
90
80
70
60
Suhu (C)

50
40
-------- Y hitung
-------- Y data
30
20 Y = 41 + 48(0,653526)(1 – e-t/415,1812)
10
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (detik)

Gambar 2 Hubungan antara Waktu dan Suhu pada Kondisi Dinamik

Tabel 4 Transformasi Laplace

Anda mungkin juga menyukai