Disusun Oleh :
Nama: Ayu Dearmas Purba
Nim: 3193331009
Kelas: B Geografi 2019
Kartografi adalah seni ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta sekaligus
mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1974).
FUNGSI PETA:
1. menunjukkan lokasi suatu tempat atau kenampakan alam di permukaan bumi misalnya ibu
kota negara benua gunung laut dan sebagainya
2. memberikan gambaran mengenai luas dan bentuk kenampakan di permukaan bumi misalnya
luas areal hutan persawahan dan bentuk benua
3. menunjukkan ketinggian tempat misalnya ketinggian Kota Bandung adalah 700 m diatas
permukaan laut
4. menentukan arah dan jarak berbagai tempat misalnya Jakarta terletak di sebelah barat laut
Bandung dengan jarak kurang lebih 180 KM
5. menyajikan persebaran gejala sosial di permukaan bumi misalnya persebaran industri tekstil di
Jawa Tengah dan persebaran permukaan di Kota Padang
6. untuk perencanaan wilayah memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang
karakter suatu wilayah sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan sebagai alat
menjelaskan penemuan penelitian dan menjelaskan perencanaan yang diajukan
7. untuk kegiatan penelitian yaitu sebagai alat bantu untuk melakukan survei menemukan data
dan laporan penelitian
Tujuan pembuatan peta
Karakteristik peta
Masa prasejarah kartografi merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta pertama kali peta
dibuat oleh bangsa Babylonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300
SM. peta kuno tersebut berupa sebuah ukiran peta kota suci bangsa Babylonia yaitu nippur yang
dibuat pada periode kassite abad (14 sampai 12 SM) . salah satunya menggambarkan Babylonia
di sungai Euphrats yang dikelilingi oleh daratan Assyria, Urratu, dan beberapa kota lainnya yang
juga dikelilingi oleh “sungai pahit” (Bitter River Oceanus) yang memiliki 7 pulau di sekitarnya.
Pemetaan masa Yunani dan Romawi mencapai kejayaannya setelah Claudius Ptolemaeus
(ptolemy sekitar 1885 -165 M) menemukan adanya garis lintang peta dunia yang dihasilkannya
menggambarkan dunia lama dengan pembagian garis lintang Latitude sekitar 60° derajat lintang
utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S)
Erastothenes sekitar 250 SM membuat kontribusi besar untuk kartografi ia mengukur lingkar
bumi dengan akurasi yang besar.
sepanjang periode pertengahan peta peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama
yang dikenal dengan peta T-O. pada bentuk peta seperti ini Jerusalem dilukiskan di tengah-
tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta.
Pada zaman penjajahan (exploration Age) dari abad ke-15 hingga 17 kartografer kartografer
Eropa menyalin peta-peta yang sudah ada sebelumnya sebagian sudah diberikan secara turun-
temurun selama berabad-abad dan menggambarkan peta mereka sendiri berdasarkan pengamatan
yang dilakukan para penjelajah dan teknik survei yang baru.
Pada abad 15 terdapat penemuan penemuan berbagai alat cetak peta, berupa papan kayu yang
sudah diukir, lempeng tembaga yang diukir (abad 16)informasi yang diberikan semakin
berkembang.
Geographic Information System GIS muncul pada periode 1970- 80-an menggeser paradigma
pembuatan peta-peta secara tradisional berupa kertas menuju pemetaan yang menampilkan
gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan informasi geografi.
perkembangan perpetaan di Indonesia
Kegiatan perpetaan di nusantara dilakukan sejak 8 abad lalu pada masa kerajaan Majapahit
sekitar tahun 1292 ditemukan bukti adanya peta administratif pada masa pemerintahan Raden
Wijaya.
Sejarah mencatat tentang peta Indonesia paling awal diperkirakan dibuat pada abad ke-15 ketika
Laksamana Cheng Ho dari Cina membuat peta navigasi pelayaran di wilayah negeri (Mapitek,
2009).
Pada masa kedatangan bangsa Portugis yang melakukan ekspedisi mencari rempah-rempah ke
pulau Jawa dan kepulauan Maluku pada tahun 1511. Setelah itu, bangsa Eropa lainnya
berdatangan ke wilayah nusantara ini untuk melakukan hal yang sama.
Pada akhir abad 16 Belanda mulai melakukan survei dan pemetaan wilayah nusantara akibat
ditutupnya pelabuhan di daerah jajahan Portugis di Semenanjung Malaka bagi orang Belanda.
Pada pertengahan abad 19 orang Indonesia mulai memainkan peran penting dalam pembuatan
peta yakni tidak lagi sekadar sebagai pemberi informasi melainkan lebih aktif dalam survei dan
pembuatan peta dengan bekerja di dinas topografi.
SUMBER
Liesnoor Setyowati, Dewi. 2014. Kartografi
Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak
(Anggota IKAPI).