“…sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu
Saw. pun ikut menelan pil pahit karena perbuatan segelintir prajurit
Allah Swt.
Nya?
Rasulullah Saw. mengalami luka yang cukup parah. Bagian wajah dan
kepala beliau berdarah, bahkan gigi beliau juga patah. Semua itu tak lain
Mereka sama sekali tidak berpikir kekuatan itu akan hilang dari umat
yang amat mereka cintai itu akan meninggal dunia, seperti manusia
lainnya. Jadi, wajar saja jika di tengah kealpaan mereka itu, berita
Rasulullah Saw. pada saat itu adalah sebagai pelajaran berharga. Umat
Islam dibuat membuka mata agar melihat kenyataan yang sama sekali
tidak boleh mereka lalaikan. Dalam arti kata, agar mereka tidak “berbalik
mereka.
kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada
Kelak, dampak positif dari pelajaran yang amat berharga ini benar-
benar dapat diarasakan umat islam, yaitu ketika mereka benar-benar harus
akidah yang teguh, dan kepasrahan yang penuh kepada Allah Swt.
Kesembilan, dalam Perang Uhud kita melihat pengorbanan luar
biasa yang dilakukan beberapa sahabat Rasulullah Saw. Para sahabat rela
anak panah musuh. Satu per satu mereka gugur diterjang senjata pasukan
terjadi?
Saw., juga kecintaan para sahabat terhadap beliau. Dua hal itulah yang
seorang Muslim tidak cukup mengaku beriman. Lebih dari itu, ia harus
menjadi orang yang lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan
hal yang wajib diimani. Dan, Allah juga anugerahkan hati agar manusia
Jika hati manusia tidak diisi dengan kecintaan kepada Allah Swt. dan
yang luhur.
Inilah salah satu poin paling utama yang ditekankan para pakar
pendidikan dan moral, serta banyak dibuktikan oleh berbagai fakta
mendasarnya hal itu! Dasar seperti apakah itu?! Mereka katakana mo-
Padahal, aturan tentang itu sudah digulirkan pada tahun 1933. Namun,
aturan yang dibuat sendiri. Tak pelak minuman keras tersebar di penjuru
negeri.
Coba sekarang bandingkan kejadian di Amerika Serikat itu dengan
minuman keras yang ada. Bahkan, cawan dan botol yang biasa mereka
Rasulullah Saw.
melihat apa yang terjadi pad Sa’d ibn Rabi’? Apakah ia masih hidup
Rasulullah Saw. Tolong katakan padanya bahwa Sa’d ibn Rabi’ berkata
katakana kepada mereka, ‘Sungguh tak ada maaf bagi kalian di sisi Allah
Jika saja akan kelak datang suatu hari ketika umat Islam dapat
selama ini melekat pada diri mereka, tentulah pada hari ketika hati
mereka dipenuhi cinta seperti itu mereka akan menjadi makhluk yang
sama sekali baru. Kemenangan yang gemilang akan dapat mereka raih
dan semua musuh akan dapat mereka taklukkan, seberat apapun aral
Saw., banyak mengkaji dan merenungi nikmat Allah Swt., serta tekun
tubuh meraka.
lebih dari satu jenazah dalam satu lubang di dalam kondisi darurat
hukumnya boleh. Tetapi, hal itu tidak berlaku dalam kondisi normal.
dapat memetik sebuah pelajaran lain dari peristiwa Uhud ini, bahwa
Selain itu, kita juga dapat melihat, betapa Rasulullah Saw. tidak
dan rasa sakit di tubuh mereka. Kala itu, taka da satu pun sahabat yang
Perang Uhud. Keberangkatan mereka kali ini dilandasi niat yang lulus
rampasan perang. Tujuan mereka saat itu hanya satu di antara dua
Pada tahun ke-3 Hijriah, utusan dari Kabilah ‘udhal dan Qarah datang
menemui Rasulullah Saw. Kepada beliau disampaikan bahwa suku mereka telah
mendengar berita tentang agama Islam. Sebab itu, mereka mengundang beberapa
orang untuk belajar agama yang baru itu. Rasulullah pun mengirimkan beberapa
sahabat, antara lain: Martsad ibn Abi Martsad, Khalid ibn Bakir, Ashim ibn Tsabit,
Khubaib ibn Adi, Zaid ubn Datsnah, dan Abdullah ibn Thariq radhiallahu anhum.
Ashim ibn Tsabit ra. ditunjuk sebagai pimpinan delegasi Rasulullah Saw.
Melalui jalur sanad yang berhulu pada Abu Hurairah ra., Iman Al-Bukhari
Mereka pun berangkat. Setibanya di sebuah tempat antara Asfan dan Mekah,
yang lebih dikenal khalayak sebagai kawasan Hudzail yang bernama Bani Lihyan,
kelompok kecil itu dibuntuti oleh hampir seratus orang prajurit pemanah. Para
berhasil menemukan beberapa butir kurma Madinah yang dibawa para sahabat
kami, kami berjanji tidak akan membunuh seorang pun di anatar kalian.”
Ashim ra. menyahut, “Aku tidak sudi berada di bawah jaminan orang kafir. Ya
Allah, beritahukan kepada Nabi-Mu apa yang terjadi pada kami semua.”
Kelompok kecil itu pun melakukan perlawanan terhadap hamper seratus orang
prajurit. Dalam peristiwa itu, Ashim ra. dan beberapa sahabt yang lain terbunuh.
Di antara mereka yang selamat hanya tiga orang, yaitu Khuabaib, Zaid, dan seorang