Anda di halaman 1dari 11

ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No.

2, Desember 2019

Profil Indeks Pengembangan Ikatan-Silang Gelatin-Kitosan

Swelling Index Profile of Cross-link Gelatin-Chitosan

Nursalam Hamzah1*, Muhammad Fadhlurrahman2, Surya Ningsi1, Haeria1


1
Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jl. H.
M. Yasin Limpo No. 36, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
2
Mahasiswa Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan

Kontak*: nursalamhamzah@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK

Gelatin ikan menjadi sumber alternatif gelatin halal, tetapi memiliki sifat mekanik dan kekuatan gel yang
rendah. Ikat silang telah banyak digunakan pada modifikasi material, termasuk untuk membentuk kompleks gelatin-
kitosan. Ikat silang dapat meningkatkan kemampuan sifat mekanik dan kekuatan gel. Fokus penelitian ini adalah
mengamati karakteristik indeks pengembangan kompleks gelatin-kitosan yang diikat silang menggunakan
glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi dengan variasi konsentrasi. Penelitian dimulai dengan ekstraksi gelatin dari
sisik ikan Bandeng menggunakan metode basa-asam. Gelatin sisik ikan Bandeng dan gelatin komersil kemudian
digunakan sebagai sampel. Larutan gelatin, kitosan dan pengikat silang dicampurkan dan diinkubasi pada suhu 40oC
selama selama 24 jam. Campuran kemudian dikeringkan pemanasan suhu 70oC sampai sampel kering. Sampel
kemudian diuji indeks pengembangan dengan direndam dalam air selama 12 jam, volume pengembangan diamati
tiap jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kompleks gelatin-kitosan dapat diikat metode ikat silang dengan
glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi yang ditunjukkan dengan perubahan nilai indeks pengembangan. Sukrosa
teroksidasi dengan perbandingan sukrosa dan natrium periodat 1:3 menunjukkan nilai indeks pengembangan paling
baik.

Kata Kunci: Indeks Pengembangan, Gelatin, Kitosan, Ikat Silang, Komposit

ABSTRACT

Fish gelatin is an alternative for halal gelatin, but has low mechanical properties and gel strength.
Crosslinking has been widely used in material modification, including for forming gelatin-chitosan complexes.
Cross-linking can improve the mechanical and gel strength properties. The focus of this study is to observe the
characteristics of swelling index of a crosslinked gelatin-chitosan complex using glutaraldehyde and oxidized
sucrose with varying concentrations. The study began with extraction of gelatin from milkfish scales using an acid-
base method. Milkfish gelatin and commercial gelatin are then used as samples. Gelatin, chitosan and crosslinker
solutions were mixed and incubated at 40oC for 24 hours. Then the mixture is dried at temperature 70oC until the
sample is dry. The sample then tested for swelling index by immersing it in water for 12 hours, the swelling volume
is observed every hour. The results showed that the gelatin-chitosan complex can be cross-linked with
glutaraldehyde and oxidized sucrose, indicated by decrease of swelling index. Oxidized sucrose with sucrose and
sodium periodate ratio 1: 3 showed the favorable swelling index value.

Keywords: Swelling Index, Gelatin, Chitosan, Crosslinking, Composite

PENDAHULUAN tahun terakhir mengingat penyakit sapi gila,


Sumber utama pembuatan gelatin adalah dan larangan penggunaan kulit dan tulang
berasal dari babi, kulit dan tulang sapi, serta babi karena alasan agama (Hosseini, Rezaei,
alternatif baru seperti ikan. Gelatin ikan Zandi, & Ghavi, 2013). Gelatin yang berasal
menjadi sumber alternatif dalam beberapa dari sisik ikan merupakan salah satu bahan

77
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

alternatif potensial pengganti gelatin tulang infeksi luka, sehingga membatasi aplikasinya
babi dan tulang sapi yang pada umumnya dalam bidang biomedis (Stancu, et al., 2013;
dipakai di industri. Sisik ikan merupakan Koser, Chinn, & Saunders, 1938).
salah satu bagian terbesar produk yang belum Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan
dimanfaatkan secara maksimal sebagai hasil kombinasi dengan kitosan, suatu polisakarida
samping usaha industri perikanan laut yang yang diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan
menyebabkan limbah dan polusi pada memiliki keuntungan khusus seperti
lingkungan (Erizal, Perkasa, Abbas, & S., kemampuan pembentukan film,
2013). Gelatin dapat diperoleh dengan cara biokompatibilitas dan biodegradabilitas yang
sederhana dari limbah ikan (Tylingo, baik (Li, Ma, D., & Zhu, 2012; Jayasuriya &
Gorczyca, Mania, Szweda, & Milewski, Kibbe, 2010). Selain itu, kitosan juga
2016). memiliki aktivitas antibakteri (Wang, Hong,
Ikan bandeng merupakan salah satu ikan Chen, Lian, & Xiong, 2012; Wu, Ji, Chang,
dengan produksi yang besar khususnya di Yang, & Lee, 2012).
provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015 Kombinasi protein-polisakarida
(Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, menunjukkan aplikasi yang menjanjikan di
2016). Produksi ikan bandeng pastinya bidang biomedis karena biokompatibilitasnya,
menyisakan limbah, salah satunya ialah sisik kemampuan terurai secara hayati dan tidak
ikan itu sendiri. Padahal, sisik ikan, termasuk beracun (Jătariu (Cadinoiu), Popa, Curteanu,
Bandeng, pada dasarnya mengandung & Peptu, 2011). Ketika dicampur bersama,
kolagen/gelatin yang bernilai ekonomis gelatin dan kitosan dapat saling melengkapi
(Erizal, Perkasa, Abbas, & S., 2013). Saat ini, dan meningkatkan sifat-sifat seperti sifat
ketertarikan terhadap gelatin ikan masih kecil mekanik dan bioaktivitas antibakteri. Namun,
dikarenakan stabilitasnya yang rendah campuran fisik sederhana memiliki stabilitas
dibandingkan gelatin yang diperoleh dari dan kekuatan mekanik yang rendah, tetapi
hewan darat (Tylingo, Gorczyca, Mania, sifat ini cukup yang penting untuk banyak
Szweda, & Milewski, 2016). aplikasi. Oleh karena itu, metode seperti
Gelatin digunakan secara luas dalam ikatan silang kovalen antara molekul polimer
bidang medis seperti plester penyembuhan diperlukan untuk menambah stabilitas dan
luka, kulit artifisial, bahan rekayasa jaringan kekuatan mekanik (Jătariu (Cadinoiu), et al.,
dan bahan baku cangkang kapsul (Dragusin, 2013; Mishra, et al., 2011).
et al., 2012; Huang, et al., 2013). Tetapi, Kombinasi interaksi elektrostatik dan
gelatin memiliki sifat mekanik yang lemah, ikatan silang kovalen membentuk kompleks
kelarutan tinggi dalam media air dan tidak gelatin-kitosan dengan karakteristik mekanik
ada aktivitas antimikroba untuk mencegah yang kuat. Karakter kationik kitosan dalam

78
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

kondisi asam memberikan peluang untuk dan efektif dalam ikatan silang (Bigi, Cojazzi,
terbentuknya interaksi elektrostatik dengan Panzavolta, Rubini, & Roveri, 2001).
senyawa bermuatan negatif lainnya. Karena Glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi dapat
karakteristik ini, kitosan banyak digunakan membentuk ikatan silang dengan gugus asam
untuk produksi film yang aman dimakan serta amino rantai polipeptida, meningkatkan
bahan polimer bio-kompatibel (Aider, 2010; interaksi antar molekul protein gelatin (Bigi,
Rivero, García, & Pinnoti, 2010). Bracci, Cojazzi, Panzavolta, & Roveri, 1998).
Gelatin merupakan bahan yang diperoleh Salah satu karakter penting untuk menilai
dari kolagen dengan hidrolisis yang ada di kualitas kompleks gelatin-kitosan adalah
tulang dan kulit. Bahan ini dikenal karena indeks pengembangan. Penelitian ini
kemampuan pembentukan filmnya yang bermaksud memperbaiki sifat gelatin ikan
sangat baik, karena sifat penghalang yang sehingga memiliki kualitas lebih baik. Tujuan
baik untuk oksigen dan cahaya, yang dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
diaplikasikan pada cangkang kapsul keras efek sinergis dari penggabungan gelatin
(Hoque, Benjakul, & Prodpran, 2011). dengan kitosan dengan penambahan pengikat
Kitosan dan gelatin telah terbukti kompatibel silang glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi
karena pembentukan ikatan elektrostatik dan pada sifat indeks pengembangan.
hidrogen ketika kitosan bermuatan positif dan Pencampuran gelatin dengan kitosan menjadi
gelatin bermuatan negatif pada kondisi pH cara yang menjanjikan untuk memperoleh
yang sesuai. Untuk meningkatkan penghalang biopolimer dengan sifat baru (Qiao, Ma,
air dan sifat mekanik kompleks protein- Zhang, & Yao, 2017; Wang, et al., 2015;
polisakarida, zat-zat pengikat silang kimia Benbettaïeb, Karbowiak, Brachais, &
dapat ditambahkan (Farris, Song, & Huang, Debeaufort, 2015).
2010). Aldehid adalah salah satu golongan
METODE PENELITIAN
senyawa yang dapat mengikat silang gelatin
Ekstraksi Gelatin dari Sisik Ikan Bandeng
dan polisakarida (Huang, et al., 2019).
Sampel gelatin yang digunakan dalam
Pengikat-pengikat silang golongan aldehid
pembuatan kompleks gelatin kitosan adalah
yang umum digunakan termasuk
gelatin sisik ikan Bandeng. Proses ekstraksi
glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi (Bigi,
gelatin melalui lima tahapan yaitu sortasi,
Cojazzi, Panzavolta, Rubini, & Roveri, 2001;
pra-ekstraksi basa, pra-ekstraksi asam,
El-Feky, Zayed, Elshaier, & Alsharif, 2018).
ekstraksi dengan air, dan pengeringan. Sortasi
Sukrosa teroksidasi digunakan sebagai bahan
dimaksudkan untuk membersihkan bagian
pengikat silang karena selain hemat biaya,
kulit dan lemak, kemudian sampel
juga memiliki toksisitas yang rendah dan
dikeringkan. Sampel kering sebanyak 100 g
glutaraldehid karena mudah tersedia, murah

79
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

direndam larutan NaOH 1 N sebanyak 700 ml dilarutkan dalam air suling sebanyak 25 ml
selama 60 menit. Setelah perendaman basa, dalam Erlenmeyer (lihat tabel 1). Selanjutnya
sampel dicuci dengan dengan air suling 700 erlenmeyer dibungkus dengan aluminium foil
ml sebanyak 3 kali, disaring. Kemudian dan didiamkan pada suhu kamar selama 6
ampas sampel direndam larutan HCl 1 N jam. Kemudian barium klorida (BaCl2.2 H2O)
sebanyak 700 ml. Setelah perendaman asam, sebanyak 120 mg ditambahkan dalam larutan
sampel dicuci dan disaring sebagaimana pada suhu kamar selama 2 jam. Endapan
pencucian pada pra-ekstraksi basa. Kemudian disaring dan filtrat dipisahkan (El-Feky,
ampas direndam dengan air suling sebanyak Zayed, Elshaier, & Alsharif, 2018).
700 ml pada suhu 90oC selama 8 jam. Sampel Pembuatan Ikatan silang
kemudian saring. Filtrat dikeringkan dalam Larutan gelatin 50 ml dimasukkan ke
oven pada suhu 80oC, kira-kira selama 2 hari dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan
(Hamzah, Nurmi, Mukhriani, & Ismail, dengan larutan kitosan 50 ml lalu diaduk.
2019). Larutan sukrosa teroksidasi atau glutaraldehid
(lihat tabel 1) ditambahkan ke dalam
Modifikasi Gelatin-Kitosan Ikatan Silang
erlenmeyer dan diaduk. Kemudian campuran
Pembuatan larutan gelatin 5% dan kitosan
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 40oC
1%
selama 24 jam lalu dikeringkan dalam oven
Sampel gelatin yang digunakan adalah
pada suhu 70oC. Kompleks gelatin-kitosan
gelatin sisik ikan Bandeng dan Gelatin
selanjutnya dihaluskan (Patel, Srivastava,
Komersil. Larutan gelatin dibuat dengan cara
Singh, & Singh, 2018; El-Feky, Zayed,
melarutkan 5 g gelatin dalam 95 ml air suling
Elshaier, & Alsharif, 2018). Sebagai kontrol,
pada suhu 60°C dengan pengadukan
dibuat blangko campuran fisik tanpa bahan
kemudian didinginkan pada suhu kamar.
pengikat silang, kelompok BC dan KC (Qiao,
Larutan kitosan dibuat dengan melarutkan 1 g
Ma, Zhang, & Yao, 2017).
kitosan dalam 95 ml asam asetat 1% dan
dibiarkan selama semalam. Volume akhir Pengamatan organoleptik
larutan gelatin atau kitosan dicukupkan Identifikasi secara organoleptik dilakukan
hingga 100 ml dalam labu ukur dengan dengan cara diamati bentuk, warna dan bau
pelarut yang sesuai. dari gelatin sampel yang telah kering.
Pembuatan larutan sukrosa teroksidasi
Pengujian Indeks Pengembangan
Larutan sukrosa teroksidasi dibuat dengan
Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke
cara sukrosa dan natrium periodat dengan
dalam gelas ukur, dimampatkan dan dicatat
rasio mol 1:2 (SBC 1 dan SKC 1); 1:3 (SBC 2
volume sebagai volume awal (V0).
dan SKC 2) dan 1:4 (SBC 3 dan SKC 3),
Selanjutnya ditambahkan air suling sebanyak

80
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

Tabel 1. Kelompok percobaan


Kode Komposisi Bahan
Glutaraldehid Sukrosa teroksidasi Gelatin Gelatin Kitosan
25% Sukrosa Natrium Air Ikan 5% Komersil 1%
ml g periodat suling ml 5% ml
g ml ml
GBC 1 0,15 - - - 50 - 50
GBC 2 0,3 - - - 50 - 50
GBC 3 0,6 - - - 50 - 50
GKC 1 0,15 - - - - 50 50
GKC 2 0,3 - - - - 50 50
GKC 3 0,6 - - - - 50 50
SBC 1 - 0,25 0,31 ad 25 50 - 50
SBC 2 - 0,25 0,46 ad 25 50 - 50
SBC 3 - 0,25 0,62 ad 25 50 - 50
SKC 1 - 0,25 0,31 ad 25 - 50 50
SKC 2 - 0,25 0,46 ad 25 - 50 50
SKC 3 - 0,25 0,62 ad 25 - 50 50
BC - - - - 50 - 50
KC - - - - - 50 50

50 ml kemudian sampel dibiarkan dalam basa dan asam serta memecah ikatan
mengembang selama 12 jam. Volume kovalen dari kolagen sehingga sisik melunak.
pengembangan (V) diamati tiap jam. Indeks Gelatin sendiri sukar larut dalam basa dan
pengembangan (IP) dihitung dengan rumus asam. Basa dan asam dengan konsentrasi
(Hamzah, Nurmi, Mukhriani, & Ismail, tinggi membantu melunakkan sampel
2019): sehingga mempermudah dalam ekstraksi
𝑉 − 𝑉0 dalam air. Penggunaan air berguna
𝐼𝑃 = 𝑋 100%
𝑉0 melarutkan gelatin, dengan penambahan
Selain itu juga diujikan juga bahan
pemanasan untuk meningkatkan penetrasi dan
penyusunnya masing-masing yaitu kontrol
kelarutan gelatin dalam air. Pemanasan pada
Gelatin Bandeng, Komersil dan Kitosan, serta
suhu 90°C membantu memecah rantai heliks
Gelatin Standar Sapi (Gelatin from bovine
pada kolagen menjadi rantai gelatin. Gelatin
skin gel strength ~225 g Bloom).
merupakan turunan dari kolagen. Pemanasan

PEMBAHASAN yang terlalu lama akan memecah gelatin

Gelatin ikan bandeng yang digunakan menjadi sangat kecil, tetapi terlalu cepat

diperoleh dari ekstraksi gelatin sisik ikan menurunkan jumlah rendemen, sehingga

bandeng (Chanos chanos) dengan metode durasi dan suhu pemanasan perlu dikontrol

basa dan asam. Pra-ekstraksi dengan basa dan (Schrieber & Gareis, 2007).

asam bertujuan untuk melarutkan kontaminan Kompleks gelatin-kitosan dibentuk dengan

lemak, protein atau bahan lain yang larut metode ikat silang menggunakan

81
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

Tabel 2. Profil organoleptik kompleks gelatin-kitosan


Identifikasi
Kelompok
Bentuk Warna Bentuk
GBC 1 Kepingan Coklat Kehitaman Khas
GBC 2 Kepingan Coklat Khas
GBC 3 Kepingan Coklat Khas
GKC 1 Kepingan Coklat Kehitaman Khas
GKC 2 Kepingan Coklat Khas
GKC 3 Kepingan Coklat Khas
SBC 1 Kepingan Coklat Pucat Khas
SBC 2 Kepingan Coklat Pucat Khas
SBC 3 Kepingan Coklat Khas
SKC 1 Kepingan Coklat Pucat Khas
SKC 2 Kepingan Coklat Pucat Khas
SKC 3 Kepingan Coklat Khas
BC Kepingan Kuning pucat Tidak berbau
KC Kepingan Kuning pucat Tidak berbau
Gelatin Bandeng Kepingan Kuning pucat Tidak berbau
Gelatin Komersil Serbuk kasar Kuning pucat Tidak berbau
Gelatin Sapi Serbuk halus Kuning pucat Tidak berbau
Kitosan Serbuk kasar ringan Kuning pucat Tidak berbau

glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi. gelatin (Qian, Zhang, Chen, Ke, & Mo,
Glutaraldehid memiliki dua gugus karbonil 2011). Gelatin dan kitosan jika tidak diikat
sedangkan sukrosa teroksidasi yang silang juga akan saling berinteraksi melalui
dihasilkan dari oksidasi menggunakan ikatan hidrogen dan elektrostatik walaupun
natrium periodat menghasilkan senyawa interaksinya lemah. Dalam suasana asam,
dengan dua karbonil atau empat karbonil. Jika interaksi elektrostatik dapat terbentuk melalui
hanya salah satu dari unit gula yang interaksi antara gugus amin yang meng-ion
teroksidasi, maka membentuk dua gugus (NH3+) bermuatan positif dengan ion
karbonil, sedangkan jika dua unit gula maka karboksilat (COO-) yang bermuatan . Selain
membentuk empat gugus karbonil (Jalaja & itu, ikatan hidrogen juga dapat terbentuk antar
James, 2015). Setiap gugus karbonil dapat gugus polar dalam kitosan seperti amin (NH2)
bereaksi dengan gugus amin pada lisin dalam dan hidroksil (OH) dengan karboksilat
gelatin atau glukosamin (monomer kitosan) (COOH), amin atau hidroksil pada gelatin.
membentuk gugus imin (-C=N-) dengan Ikatan tersebut dapat pula dimediasi oleh air,
mekanisme reaksi Schiff base. Gugus karbonil gelatin mengandung air sekitar 10% (Qiao,
(C=O) juga bereaksi dengan gugus hidroksil Ma, Zhang, & Yao, 2017; Staroszczyk,
pada glukosamin membentuk struktur C–O– Sztuka, Wolska, Wojtasz-Pająk, &
C–O–C dengan mekanisme asetalisasi. Kołodziejska, 2014; Qian, Zhang, Chen, Ke,
Kompleks ikatan silang dapat terjadi antara & Mo, 2011). Besarnya ikatan kovalen,
gelatin-kitosan, kitosan-kitosan dan gelatin- hidrogen atau elektrostatik ini berpengaruh

82
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

Tabel 3. Indeks pengembangan kompleks gelatin-kitosan (IP)


Kelom- Volume Pengembangan pada jam ke- (ml)
IP (%)
pok 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
GBC 1 3,0 9,0 10,5 10,5 10,5 11,0 11,0 11,0 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 283,3
GBC 2 4,0 13,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 250
GBC 3 4,0 13,0 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5 262,5
GKC 1 3,5 10,0 11,5 11,5 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 242,9
GKC 2 4,5 13,0 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 244,4
GKC 3 5,0 16,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 260
SBC 1 4,0 8,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,5 10,5 10,5 10,5 162,5
SBC 2 6,0 9,0 10,0 10,0 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 75
SBC 3 5,0 9,0 11,0 11,0 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 130
SKC 1 4,0 8,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 150
SKC 2 4,5 9,0 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 9,5 111,1
SKC 3 4,0 10,0 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 11,0 11,0 11,0 11,0 11,0 175
BC 4,0 29,0 34,0 35,0 35,0 36,0 37,0 38,0 38,0 38,0 39,0 39,0 39,0 875
KC 4,0 20,0 24,0 24,5 25,0 25,0 25,5 25,5 26,0 26,0 26,5 26,5 26,5 562,5
B 5,0 6,0 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 40
K 3,0 9,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 233,3
S 3,0 19,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 566,7
C 19,0 34,0 34,0 34,0 34,0 34,0 34,0 34,0 34,0 34,5 34,5 34,5 34,5 81,6
Keterangan: B = Gelatin Ikan Bandeng, K = Gelatin Komersil, S = Gelatin Sapi, C = Kitosan
IP dihitung sebagai rasio volume pengembangan jam ke-12 terhadap ke-0
unit volume terkecil pengamatan adalah 0,5 ml

pada sifat fisik dari kompleks gelatin-kitosan. menghalangi terjadinya hidrasi oleh air.
Walaupun terdapat tiga jenis ikatan/interaksi, Gugus-gugus seperti amin dan hidroksil pada
ikat silang kovalen merupakan yang terkuat kitosan dan amin pada gelatin telah diikat
dan paling berpengaruh terhadap sifat fisik oleh glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi.
gelatin. Indeks pengembangan Hal ini dibuktikan juga pada nilai indeks
mengindikasikan terbentuknya ikat silang pengembangan blangko BC dan KC serta
(Uranga, et al., 2019). bahan baku gelatin komersil dan standar
Seluruh sampel ketika kering membentuk gelatin sapi yang sangat tinggi, yang
lapisan film yang tidak larut dalam air, menunjukkan ikat silang tidak terjadi pada
menjadi indikasi terbentuknya ikat silang. kompleks ini sehingga mudah terhidrasi oleh
Serbuk hasil ikat silang gelatin-kitosan air. Selain itu, struktur ikat silang yang
berwarna coklat hingga coklat kehitaman, kompak juga berefek pada ‘pembengkakan’
baik yang menggunakan glutaraldehid yang terjadi terbatas. Berbeda dengan yang
maupun sukrosa teroksidasi, yang berbeda tidak diikat silang dengan gelatin, struktur
dengan gelatin yang tidak diikat silang (lihat dapat ‘membengkak’ lebih bebas karena tidak
tabel 2). Nilai indeks pengembangan terbesar dibatasi oleh ikat silang. Perbedaan hasil pada
adalah pada kelompok ikat silang GBC 1 dan gelatin bandeng kemungkinan disebabkan
nilai terendah pada SBC 2. Nilai indeks oleh kualitasnya yang lebih rendah daripada
pengembangan yang kecil menunjukkan gelatin sapi sehingga lebih sukar untuk larut.
ikatan silang yang terbentuk tinggi dan
83
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

1000

900
SBC 1
SBC 2
800
SBC 3
SKC 1
700
SKC 2
Rasio Pengembangan (%)

SKC 3
600
GBC 1
GBC 2
500
GBC 3
GKC 1
400
GKC 2
GKC 3
300
BC
KC
200
Gelatin Bandeng
Gelatin Komersil
100
Gelatin Sapi
Kitosan
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Durasi Pengembangan (jam)

Gambar 1. Kurva indeks pengembangan terhadap waktu

Kompleks gelatin-kitosan ikat silang berpengaruh signifikan terhadap penurunan


glutaraldehid (GBC dan GKC) memiliki nilai volume pengembangan, baik itu yang
indeks pengembangan berkisar antara 242- mengunakan gelatin ikan Bandeng (GBC 1,
283%, atau mengembang sekitar dua kali GBC 2 dan GBC 3) maupun gelatin komersil
lipat. Efektifitas pengikatan glutaraldehid (GKC 1, GKC 2 dan GKC 3). Kemungkinan
terhadap gelatin sisik ikan Bandeng dan konsentrasi glutaraldehid yang digunakan
gelatin komersil relatif sama besar. Menurut sudah cukup tinggi sehingga peningkatan
Bigi dkk (2001), semakin tinggi konsentrasi konsentrasi tidak berpengaruh terhadap
glutaraldehid yang digunakan sebagai bahan indeks pengembangan. Gugus amin atau
pengikat silang maka volume hidroksil pada gelatin dan kitosan telah
pengembangannya akan semakin rendah bereaksi seluruhnya sehingga molekul
(Bigi, Cojazzi, Panzavolta, Rubini, & Roveri, pengikat silang berikutnya tidak lagi dapat
2001). Hasil penelitian Bigi berbeda dengan mengikat gelatin dan kitosan.
hasil penelitian ini. Kenaikan konsentrasi Indeks pengembangan untuk kompleks
pengikat silang glutaraldehid tidak gelatin-kitosan yang diikat sukrosa

84
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

teroksidasi memiliki nilai berkisar 75-175%. penurunan laju volume pengembangan pada
Nilai volume pengembangan untuk kelompok jam berikutnya merupakan hal yang umum
SBC 2 dan SKC 2 (dibuat dari sukrosa dan (Uranga, et al., 2019). Kelompok SBC 2
natrium periodat dengan perbandingan 1 : 3 menunjukkan hasil indeks pengembangan
mol) lebih rendah dibandingkan dengan yang paling baik karena memiliki
kelompok lainnya. Kemungkinan hasil peningkatan volume yang paling rendah yaitu
tersebut dipengaruhi oleh rasio bahan sebesar 75%.
pengikat silang yang digunakan. Menurut
KESIMPULAN
Jalaja dan James (2015), untuk
Berdasarkan penelitian yang telah
menyempurnakan oksidasi dari sukrosa
dilakukan dapat simpulkan bahwa kompleks
teroksidasi dibutuhkan tiga ekivalen natrium
gelatin-kitosan dapat diikat silang dengan
periodat sehingga menghasilkan empat
glutaraldehid dan sukrosa teroksidasi.
karbonil (tetraaldehid) (Jalaja & James,
Kompleks gelatin kitosan yang diikat silang
2015). Dibandingkan dengan dialdehid yang
menggunakan sukrosa teroksidasi dengan
hanya memiliki dua gugus karbonil,
perbandingan sukrosa dan natrium periodat 1
tetraaldehid pada sukrosa teroksidasi dapat
: 3 (SBC 2), menunjukkan nilai indeks
berikatan silang dengan gelatin dan kitosan
pengembangan yang paling baik.
lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan
penurunan volume pengembangan pada DAFTAR PUSTAKA
kelompok SBC 2 dan SKC 2 karena Aider, M. (2010). Chitosan application for
digunakan rasio sukrosa dan natrium periodat active bio-based films productionand
potential in the food industry: review. LWT
sebesar 1:3. Food Science Technology, 43, 837–842.
Gelatin yang diikat silang mampu bertahan Benbettaïeb, N., Karbowiak, T., Brachais, C.-
H., & Debeaufort, F. (2015). Coupling
dalam air mendidih, titik leleh gel meningkat, tyrosol, quercetin or ferulic acid and
kemampuan mengembang menurun, dan electron beam irradiation to cross-link
chitosan–gelatin films: A structure–
resistensi terhadap tekanan mekanik function approach. European Polymer
meningkat (Schrieber & Gareis, 2007). Journal, 67, 113-127.
Bigi, A., Bracci, B., Cojazzi, G., Panzavolta,
Kemampuan mengembang menurun S., & Roveri, N. (1998). Drawn gelatin
dikarenakan gelatin yang diikat silang, films with improved mechanical
properties. Biomaterials, 19, 2335–2340.
kerapatan jaringan polimernya meningkat dan Bigi, A., Cojazzi, G., Panzavolta, S., Rubini,
berkurangnya ruang kosong yang tersedia K., & Roveri, N. (2001). Mechanical and
thermal properties of gelatin films at
sehingga membuat sulitnya proses difusi dari different degrees of glutaraldehyde
molekul pelarut (Cui, Jia, Guo, Liu, & Zhu, crosslinking. Biomaterials Volume 22
Issue 8, 763-768.
2014). Peningkatan volume pengembangan Cui, L., Jia, J., Guo, Y., Liu, Y., & Zhu, P.
yang sangat signifikan pada jam pertama dan (2014). Preparation and characterization of
IPN hydrogels composed of chitosan and
85
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

gelatin cross-linked by genipin. Huang, X., Zhang, Y. Q., Zhang, X. M., Xu,
Carbohydrate Polymers Volume 99, 31-38. L., Chen, X., & Wei, S. C. (2013).
Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya. Influence of radiation crosslinked
(2016). Peta Sentra Produksi Perikanan carboxymethyl-chitosan/gelatin hydrogel
Budidaya. Kementerian Kelautan dan on cutaneous wound healing. Mater. Sci.
Perikanan Republik Indonesia. Eng. C., 33(8), 4816-4824.
Dragusin, D. M., Vlierberghe, S. V., Dubruel, Jalaja, K., & James, N. R. (2015).
P., Dierick, M., Hoorebeke, L. V., Electrospun gelatin nanofibers: A facile
Declercq, H. A., . . . Stancu, I. C. (2012). cross-linking approach using oxidized
Novel gelatin-PHEMA porous scaffolds sucrose. International Journal of
for tissue engineering applications. Soft Biological Macromolecules Volume 73,
Matter, 8(37), 9589-9602. 270-278.
El-Feky, G. S., Zayed, G. M., Elshaier, Y. A., Jătariu (Cadinoiu), A. N., Danu, M., Peptu, C.
& Alsharif, F. M. (2018). Chitosan-Gelatin A., Ioanid, G., Ibanescu, C., & Popa, M.
Hydrogel Crosslinked With Oxidized (2013). Ionically and covalently cross-
Sucrose for the Ocular Delivery of Timolol linked hydrogels based on gelatin and
Maleate. Journal of Pharmaceutical chitosan. Soft Mater, 11(1), 7616-7627.
Sciences Volume 107 Issue 12, 3098-3104. Jătariu (Cadinoiu), A. N., Popa, M., Curteanu,
Erizal, Perkasa, D. P., Abbas, B., & S., S. G. S., & Peptu, C. A. (2011). Covalent and
(2013). Sintesis Kopolimer Ikatan Silang ionic co-cross-linking—an original way to
Gelatin Sisik Ikan-Kitosan Menggunakan prepare chitosan-gelatin hydrogels for
Iradiasi Gamma. Jurnal Ilmiah Aplikasi biomedical applications. J. Biomed. Mater.
Isotop dan Radiasi Vol. 9 No. 2, 101-112. Res. A., 98(3), 342-350.
Farris, S., Song, J., & Huang, Q. (2010). Jayasuriya, A. C., & Kibbe, S. (2010). Rapid
Alternative reaction mechanism for biomineralization of chitosan
thecross-linking of gelatin with microparticles to apply in bone
glutaraldehyde. J Agric Food Chem, 58, regeneration. J. Mater. Sci.: Mater. Med.,
998–1003. 21(2), 393-398.
Hamzah, N., Nurmi, Mukhriani, & Ismail, A. Koser, S. A., Chinn, B. D., & Saunders, F.
(2019). Karakter Indeks Pengembangan (1938). Gelatin as a Source of Growth-
Gelatin Taut Silang dengan Sukrosa Promoting Substances for Bacteria. J.
Teroksidasi dan Glutaraldehid. ad-Dawaa' Bacteriol, 36(1), 57-65.
: Journal of Pharmaceutical Sciences Li, X., Ma, X. X., D., F. D., & Zhu, C. H.
(DJPS), 2(1), 22-28. (2012). New suitable for tissue
Hoque, M., Benjakul, S., & Prodpran, T. reconstruction injectable
(2011). Properties of film from chitosan/collagen-based hydrogels. Soft
cuttlefish(Sepia pharaonis) skin gelatin Matter, 8(14), 3781-3790.
incorporated with cinnamon, clove andstar Mishra, D., Bhunia, B., Banerjee, I., Datta, P.,
anise extracts. Food Hydrocolloids, 25, Dhara, S., & K., M. T. (2011).
1085–1097. Enzymatically crosslinked carboxymethyl-
Hosseini, S. F., Rezaei, M., Zandi, M., & chitosan/gelatin/nano-hydroxyapatite
Ghavi, F. F. (2013). Preparation and injectable gels for in situ bone tissue
functional properties of fish gelatin– engineering application. Mater. Sci. Eng.
chitosan blend edible films. Food C., 31(7), 1295-1304.
Chemistry Volume 136 Issue 3-4, 1490- Patel, S., Srivastava, S., Singh, M. R., &
1495. Singh, D. (2018). Preparation and
Huang, T., Tu, Z.-c., Shangguan, X., Sha, X., optimization of chitosan-gelatin films for
Wang, H., Zhang, L., & Bansal, N. (2019). sustained delivery of lupeol for wound
Fish gelatin modifications: A healing. International Journal of
comprehensive review. Trends in Food Biological Macromolecules Volume 107
Science & Technology Volume 86, 260- Part B, 1888-1897.
269.

86
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019

Qian, Y., Zhang, K., Chen, F., Ke, Q., & Mo, Tylingo, R., Gorczyca, G., Mania, S.,
X. (2011). Cross-linking of gelatin and Szweda, P., & Milewski, S. (2016).
chitosan complex nanofibers for tissue- Preparation and characterization of porous
engineering scaffolds. J Biomater Sci scaffolds from chitosan-collagen-gelatin
Polym Ed, 22(8), 1099-1113. composite. Reactive and Functional
Qiao, C., Ma, X., Zhang, J., & Yao, J. (2017). Polymers Volume 103, 131-140.
Molecular interactions in gelatin/chitosan Uranga, J., Puertas, A. I., Etxabide, A.,
composite films. Food Chemistry Volume Dueñas, M. T., Guerrero, P., & Caba, K. d.
235, 45-50. (2019). Citric acid-incorporated fish
Rivero, S., García, M., & Pinnoti, A. (2010). gelatin/chitosan composite films. Food
Correlations between structural, barrier, Hydrocolloids Volume 86, 95-103.
thermal and mechanical properties of Wang, Y. F., Hong, Q. F., Chen, Y. J., Lian,
plasticized gelatin films. Innovative Food X. X., & Xiong, Y. F. (2012). Surface
Sci Emerging Technol, 11(2), 369–375. properties of polyurethanes modified by
Schrieber, R., & Gareis, H. (2007). Gelatine bioactive polysaccharide-based
Handbook: Theory and Industrial polyelectrolyte multilayers. Colloids Surf.
Practice. Germany: Wiley-VCH. B., 100, 77-83.
Stancu, I. C., Lungu, A., Dragusin, D. M., Wang, Y., Wang, Y., Guo, X., Xiong, Y.,
Vasile, E., Damian, C., & Iovu, H. (2013). Guoa, M., & Wang, X. (2015). Microbial
Porous Gelatin-Alginate-Polyacrylamide Transglutaminase and Tyrosinase
Scaffolds with Interpenetrating Network Modified Gelatin-Chitosan Material. Soft
Structure: Synthesis and Characterization. Materials, 13(1), 32-38.
Soft Mater., 11(4), 384-393. Wu, H. D., Ji, D. Y., Chang, W. J., Yang, J.
Staroszczyk, H., Sztuka, K., Wolska, J., C., & Lee, S. Y. (2012). Chitosan-based
Wojtasz-Pająk, A., & Kołodziejska, I. polyelectrolyte complex scaffolds with
(2014). Interactions of fish gelatin and antibacterial properties for treating dental
chitosan in uncrosslinked and crosslinked bone defects. Mater. Sci. Eng. C., 32(2),
with EDC films: FT-IR study. 207-214.
Spectrochimica Acta Part A: Molecular
and Biomolecular Spectroscopy Volume
117, 707-712.

87

Anda mungkin juga menyukai