SUBLIMASI-ADSORPSI
OLEH :
5B FARMASI
DOSEN PENGAMPU :
LOVERA ANGGRAINI, M.
Si.
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2021
PRAKTIKUM IV
SUBLIMASI-ADSORPSI
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
dan mempraktekkan pemisahan campuran menggunakan metode
sublimasi.
2. Tujuan pada percobaan pemisahan kontaminan amoxicillin dengan
metode adsorpsi adalah untuk mengetahui pengaruh pH terhadap
adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2.
B. PRINSIP PERCOBAAN
1. Sublimasi merupakan metode yang dilakkan untuk memurnikan
suatu zat padatan berdasarkan titik lelehnya. Metode perubahan
yang menyebabkan murninya suatu zat padat bila telah mencapai
titik tertentu. Sehingga zat pengotor dapat terurai dari zat yang
disublimasi.
2. Adsorpsi atau penyerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika
suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau
cairan (zat penyerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu
lapisan tipis atau film (zat teryerap, adsorbat) pada permukaannya.
C. DASAR TEORI
1. SUBLIMASI
Sublimasi merupakan proses pemurnian suatu zat dengan
jalan memanaskan campuran, sehingga dihasilkan sublimat
(sublimat merupakan kumpulan materi pada tempat tertentu yang
terbentuk pada pemanasan zat yang dapat berubah langsung dari
fase padat ke fase gas dan kembali ke fase padat). Pemanasan yang
dilakukan terhadap senyawa organik akan menyebabkan terjadinya
perubahan fase, salah satunya antara lain apabila zat pada
temperatur kamar berada dalam keadaan padat, pada temperatur
tertentu akan langsung berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase
cair terlebih dahulu(Syafurjaya, 2011) Sublimasi merupakan cara
yang digunakan untuk pemurnian senyawa-senyawa organik yang
berbentuk padatan.
Filtrat Residu
- diukur adsorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis
pH 3 = 0,673
pH 5 = 0,680
pH 7 = 0,543
pH 9 = 0,600
pH 11= 0,590
F. HASIL PENGAMATAN
1. SUBLIMASI
2. ADSORPSI
- Tabel pengamatan
Panjang Gelombang
No. pH Adsorbans
Maximum (nm)
1. 3 0,673
2. 5 0,680
3. 7 0,543 240
4. 9 0,600
5. 11 0,590
- Analisis Data
a. pH 3
Co−Ce
Qe = m xV
(0,890−0,673)nm
= 0,1 gram x 50 mL
= 108,5 mL/gram
b. pH 5
Co−Ce
Qe = m xV
(0,890−0,680)nm
= 0,1 gram x 50 mL
= 105 mL/gram
c. pH 7
Co−Ce
Qe = m xV
(0,890−0,543)nm
= 0,1 gram x 50 mL
= 173,5 mL/gram
d. pH 9
Co−Ce
Qe = m xV
(0,890-0,600)nm
= 0,1 gram x 50 mL
= 145 mL/gram
e. pH 11
Co-Ce
Qe = m xV
(0,890-0,590)nm
= 0,1 gram x 50 mL
= 150 mL/gram
100
0
0 2 4 6 8y = 6.1150x + 93.1325
pH R² = 0.445
G. PEMBAHASAN
1. SUBLIMASI
Pada praktikum sublimasi dengan menggunakan sampel padatan
iodin dan zat pengotor karbon akttif langkah pertama yang dilakukan
ialah menimbang padatan iodin sebanyak 3,0004 gram menggunakan
neraca analitik. Kemudian menghaluskan padatan iodin menggunakan
mortar dan alu sampai halus, Setelah ditumbuk dihasilkan serbuk
iodin berwarna hitam halus. Setelah itu memasukkan serbuk iodin ke
dalam cawan porselin. Dan menambahkan zat pengotor berupa karbon
aktif ke dalam cawan porselin. Selanjutnya menghomogenkan
campuran iodin dan zat pengotor dengan cara memutar cawan yang
berisi campuran dan menyusun alat untuk proses sublimasi yaitu
dengan meletakkan kawat kasa diatas kaki tiga dan menyalakan
bunsen. Kemudian memanaskan campuran homogen dengan menutup
cawan menggunakan kaca arloji yang berisi es batu, Fungsi
penambahan es batu adalah untuk membantu memudahkan dalam
proses pemanasan dan pembentukan kristal dibawah kaca arloji.
Setelah 1 jam 15 menit semua sampel dalam cawan porselin menguap,
dan bunsen dimatikan. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi
dalam cawan porselin dan dihasilkan kerak di bawah kaca arloji juga
pada dinding cawan porselin. Kemudian ditunggu hingga
dingin.Sambil menunggu dingin ditimbang beaker glass 100 ml
menggunakan neraca analitik dan dihasilkan massa sebesar 63,3780
gram. Setelah dingin padatan diambil menggunakan spatula dan
dimasukkan ke dalam beaker glassuntuk ditimbang. Setelah ditimbang
dihasilkan massa sebesar 64, 8153 gram. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa massa kristal hasil sublimasi adalah 1,4373 gram
dengan warna silver dan berbentuk jarum/ pecahan beling.
2. ADSORPSI
Adsorpsi adalah proses pemisahan dimana komponen tertentu
yang terdapat pada suatu fase fluida berpindah atau diserapoleh
permukaan zat padat (adsorben). Peristiwa adsorpsi ini terjadi karena
adanya gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorben padat.
Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian obat amoxicillin
dengan menggunakan adsorban TiO2. Dilakukannya pemurnian
amoxicillin disebabkan oleh penggunaan obat tersebut yang berlebih
dikalangan masyarakat sehingga perlu diadakan pemurnian terhadap
kandungan amoxicillin.
TiO2 yang digunakan pada percobaan ini adalah TiO2 dalam
bentuk anatase. Hal ini disebabkan oleh TiO2 anatase memiliki
keunggulan yaitu memiliki konduktifitas dan luas permukaannya
besar sehingga laju reaksi yang terjadi berjalan dengan cepat. Larutan
amoxicillin yang dibuat berkonsentrasi 30 ppm dengan pH yang
berbeda yaitu dari pH 3,5,7,9 dan 11. Hal ini dimaksudkan agar dapat
diketahui pengaruh pH terhadap adsorpsi amoxicillin.
Larutan amoxicillin dengan pH beda-beda itu dibuat dengan
mereaksikan larutan dengan NaOH dan HCl pada 5 wadah yang
berbeda pula. Selanjutnya dilakukan pengadukkan selama 30 menit.
Tujuan dari pengadukkan adalah untuk melarutkan TiO2 dan proses
adsorpsi terjadi secara maksimal. Selanjutnya dilakukan penyaringan
agar terpisah antara filtrat dan residu. Lalu, diukur adsorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis agar mengetahui kadar
amoksisilin yang teradsorpsi. Berdasarkan hasil pengamatan adsorban
paling tinggi pada pH 7. Hal ini disebabkan karena amoxicillin
merupakan senyawa basa organik dimana proses adsorpsi bekerja
dengan baik pada larutan yang bersifat basa dimana jumlah ion H+
lebih sedikit dibandingkan dengan ion -OH, jika adsorpsi dilakukan
pada suasana asam maka ion H+ akan menghambat proses adsorpsi
karena yang akan ion H+ sendiri yang akan di adsorpsi. Tidak begitu
baik adsorbsinya di pH 3 dan 5 karena jika berada di pH asam atom
H+ akan lebih banyak dan tidak seimbang dengan atom -OH.
Sedangkan apabila adsorbsi dilakukan pada pH basa maka ion -OH
akan menghambat proses adsorbsi karena ion -OH sendiri akan
diadsorbsi.
H. KESIMPULAN
1. SUBLIMASI
Sublimasi merupakan proses pemurnian suatu zat dengan jalan
memanaskan campuransehingga dihasilkan sublimat (sublimat
merupakan kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk pada
pemanasan zat yang dapat berubah langsung dari fase padat ke fase
gas dan kembali ke fase padat).Prinsip kerja sublimasi yaitu perbedaan
tekanan uap digunakan untuk memisahkan / memurnikan senyawa
padat yang dapat menyublim pada tekanan kamar, hanya cukup
langsung dipanaskan saja, maka senyawa tersebut akan langsung
menyublim. Dari praktikum sublimasi iodin dengan zat pengotor
karbon aktif sebelum dilakukan sublimasi warna iodin hitam
berbentuk serbuk halus dan warna karbon aktif hitam bertekstur kasar
dihasilkan kristal berwarna silver dengan bentuk jarum/ pecahan
beling selama 1 jam 15 menit yang memilki massa 1,4373 gram.
2. ADSORPSI
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan
bahwa amoxicillin dapat teradsorpsi dengan baik pada larutan dengan
pH 7 karena jumlah ion H+ lebih sedikit dibandingkan jumlah ion OH -.
Daya adsorpsi maksimum persatuan massa absorben diperoleh pada
pH 7 yaitu 173,5 mL/gram
DAFTAR PUSTAKA
Malang
Siregar, K., dkk., 2006, Pengeringan Beku Dengan Metode Pembekuan Vakum
Dan Lempeng Sentuh Dengan Pemanasan Terbalik Pada Proses Sublimasi
Untuk Daging Buah Durian, Buletin Agricultural Engineering BEARING,
Vol: 2 (1)
Arfi F., Hermanyah A. dan Admin A., 2016, Pembentukan Hidrogen dari Air
Secara Fotokatalitik Oleh Serbuk TiO2 yang didoping Nitrogen, Jurnal
Kimia Valensi, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 2(2).
Hamsinah, Jufri, dan Ermina P., 2016, Formulasi dan Evaluasi Granul
Gastroretentive Mukoadhesif Amoksisilin , Jf Fik Uinam, 4(3).
Poerwadi, B., Farid F. M., Mutiara D. A., Rama O. dan Rizka Z., 2017, Sintesis
Adsorben Zeolite Alam Aktif dengan Bantuan Microwave untuk Adsorpsi
CO2, Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan, 1(1).
Saleh, A., Dede A. P., dan Riky Y., 2015, Pengaruh Komposisi Adsorben
Campuran (Zeolit-Semen Putih) dan Waktu Adsorpsi Produk Gas Metana
Terhadap Kualitas Biogas sebagai Bahan Bakar Alternatif, Jurnal Teknik
Kimia, 21(3).
Ye, S. Y., Shu H., Chen S., Lei J., Yanyi W., Zhongjie Z. and Wei S., 2018,
Morphological, Release dan Antibacterial Performances of Amoxicillin-
Loaded Cellulose Aerogels, Molecules, doi:10.3390/molecules 23082082.