Anda di halaman 1dari 16

Referat

PEMERIKSAAN PREMARITAL DAN PERENATAL

Oleh :
Adi Joyo Negoro, S.Ked
Arlivi, S.Ked
Berliani Shawindi Utami, S.Ked

Pembimbing :

dr. Bambang kurniawan, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Karena berkat rahmat dan petunjuknya-Nya penulis
dapat menyelesaikan referat berjudul “Pemeriksaan premarital dan prenatal”. Referat ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Obstetri dan
Ginekologidi Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Bambang Kurniawan, Sp.OG
selaku pembimbing yang telah membantu dan membimbing dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih terdapat kekruangan serta kesalahan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga referat ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam ilmu bidang
kedokteran obstetric dan ginekologi.

Bandar Lampung, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………ii
Daftar isi……………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….......1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Pembahasan…………………………………………………………...2
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….3
2.1 Pemeriksaan Premarital……………………………………………………….3
2.2 Tahapan Pemeriksaan Premarital……………………………………………..3
2.3 Manfaat Pemeriksaan Premarital……………………………………………..4
2.4 Prenatal………………………………………………………………………..4
2.5 Tahap-tahap Perkembangan Prenatal…………………………………………5
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Masa Prenatal…………………………………..7
2.7 Pemeriksaan Prenatal………………………………………………………….8
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perempuan yang telah menikah rentan mengalami masalah kesehatan reproduksi.


Permasalahan kesehatan reproduksi yang sering muncul adalah infeksi menular seksual
dan infertilitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perempuan untuk mencegah
permasalah kesehatan reproduksi adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan
pranikah (premarital care). Kegiatan pemeriksaan kesehatan pra nikah yang telah berjalan
di masyarakat saat ini hanya imunisasi tetanus toxoid (TT) yang dijadikan persyaratan
pelaporan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Sementara, masih banyak
pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan oleh calon pengantin. 2 Rendahnya
pengetahuan pasangan pranikah tentang pemeriksaan pranikah di Kota Padang diduga
menyebabkan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pranikah tidak terlaksana dengan baik.
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di negara berkembang.Sekitar 80% kematian maternal merupakan
akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan. Di
Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, dimana tahun 2015 sebesar
305 per 100.000 kelahiran hidup. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun
2014 menunjukkan jumlah AKI yang tercatat sebanyak 116 kasus. Pada tahun 2015 terjadi
penurunan menjadi 106 kasus kematian ibu dengan rincian penyebab kematian perdarahan
(36 kasus), hipertensi (14 kasus), infeksi (2 kasus), gangguan metabolisme (1 kasus) dan
lain-lain (53 kasus). Dari sembilan belas kabupaten kota, Kota Padang dan Pasaman Barat
menduduki posisi pertama jumlah kematian ibu terbanyak pada tahun 2015 yaitu 17
kematian.
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan
manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-
laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Perawatan prenatal , juga dikenal
sebagai perawatan antenatal , adalah jenis perawatan kesehatan preventif. Tujuannya
adalah untuk menyediakan pemeriksaan rutin yang memungkinkan dokter atau bidan
menangani dan mencegah potensi masalah kesehatan selama masa kehamilan dan untuk
2

mempromosikan gaya hidup sehat yang bermanfaat bagi ibu dan anak. Selama
pemeriksaan, wanita hamil menerima informasi medis atas perubahan fisiologis ibu dalam
kehamilan , perubahan biologis, dan nutrisi prenatal termasuk vitamin prenatal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2015 sekitar
830 wanita meninggal setiap hari akibat masalah kehamilan dan persalinan . Hanya 5 yang
tinggal di negara berpenghasilan tinggi. Sisanya tinggal di negara berpenghasilan rendah.
Sebuah studi meneliti perbedaan dalam persalinan awal dan berat badan rendah antara
wanita lokal dan imigran dan melihat perbedaan yang disebabkan oleh perawatan prenatal
yang diterima. Studi tersebut, antara 1997 dan 2008, mengamati 21.708 wanita yang
melahirkan di wilayah Spanyol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelahiran sangat
prematur (VPTB) dan berat badan lahir sangat rendah (VLBW) lebih sering terjadi pada
imigran daripada penduduk lokal (Castelló et al., 2012). Studi ini menunjukkan
pentingnya perawatan prenatal dan bagaimana perawatan prenatal universal akan
membantu orang-orang dari semua asal mendapatkan perawatan yang tepat sebelum
kehamilan / kelahiran .

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital)?
2. Bagaiamana pemeriksaan prenatal?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui dan memahami pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital)
2. Mengetahui dan memahami tahapan pemeriksaan kesehatan pranikah
(premarital)
3. Mengetahui dan memahami pemeriksaan prenatal
4. Mengetahui dan memahami tahapan tahapan perkembangan prenatal
5. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi masa prenatal

1.4 Manfaat Penulisan


Diharapkan melalui penulisan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada teman sejawat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai pemeriksaan premarital dan prenatal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Premarital


Pre marital screening check up atau tes pranikah merupakan serangkaian tes yang
harus dilakukan pasangan sebelum menikah. Di negara-negara lain, pre marital
screening sudah menjadi persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah. Hal
tersebut dikarenakan tidak semua orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik.
Seseorang yang tampak sehat dapat dimungkinkan memiliki sifat pembawa (carrier)
penyakit.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan genetik, penyakit menular dan
infeksi melalui darah. Pemeriksaan bertujuan untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak
menurun pada keturunannya di kemudian hari sehingga hidup sehat bersama keluarga
bisa tercapai. Waktu pelaksanaan pre marital screening yang disarankan adalah 6 bulan
sebelum calon mempelai menikah.

2.2 Tahapan pemeriksaan premarital


a) Pemeriksaan fisik secara lengkap
Pemeriksaan pre marital yang pertama terdiri atas pemeriksaan umum,
yakni uji pemeriksaan fisik secara lengkap. Hal ini dilakukan karena umumnya
status kesehatan dapat dilihat lewat tekanan darah. Umumnya, tekanan darah
tinggi dapat berbahaya bagi kandungan sebab membuat tumbuh kembang janin
dalam kandungan terhambat. Selain itu, pemeriksaan pre marital juga dapat
mengetahui apakah pasangan tersebut mempunyai beberapa riwayat penyakit
ataukah tidak, misalnya diabetes.
b) Pemeriksaan penyakit hereditas
Penyakit hereditas biasanya diturunkan dari kedua orang tua,
misalnya gangguan kelainan darah  (Thalassemia) yang membuat penderitanya
tidak bisa memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal.
c) Tes golongan darah dan rhesus
Pemerikaan ini penting dilakukan untuk mengetahui kecocokan antara
rhesus dengan efeknya terhadap ibu beserta sang anak. Rh-negatif pada
4

perempuan dan Rh-positif pada pria berisiko menimbulkan ketidaksesuaian yang


berakibat fatal pada anak.
d) Tes TORCH
TORCH adalah jenis penyakit yang ditimbulkan Toxoplasma, Rubella, dan
Herpes. Penularannya sendiri bisa datang dari konsumsi makanan mentah hingga
kontak dengan kotoran hewan peliharaan. Anda atau pasangan sebaiknya
melakukan tes ini untuk menghindari keguguran dan kelahiran prematur.
e) Pemeriksaan penyakit menular
Pemeriksaan yang ketiga meliputi pemeriksaan terhadap penyakit
menular, diantaranya seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV-AIDS.
Pemeriksaan tersebut penting sekali dilakukan, mengingat penyakit-penyakit
menular tersebut sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
f) Pemeriksaan organ reproduksi
Pemerikaan ini berkaitan dengan kesuburan serta organ reproduksi untuk
pria maupun wanita. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi
kesehatan organ reproduksi diri sendiri dan pasangan.
g) Pemeriksaan alergi
Walaupun seringkali dianggap sepele, melakukan pemeriksaan alergi
sangatlah penting karena alergi yang tidak disadari dari awal dan tidak ditangani
dengan tepat dapat berakibat fatal.

2.3 Manfaat pemeriksaan premarital

Beberapa keuntungan melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah, antara lain:


a) Mencegah berbagai macam penyakit pada calon bayi, seperti
penyakit thalassemia, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
b) Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal riwayat kesehatan diri
sendiri maupun pasangan, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari,
khususnya bagi riwayat keturunan yang dihasilkan.
2.4 Prenatal
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan
manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-
laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi
5

waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling
singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat
cepat dalam diri individu.
Menurut Elisabeth B. Hurlock masa pre-natal adalah masa konsepsi atau
pertumbuhan sampai dengan masa pertumbuhan, dan perkembangan individu yaitu pada
saat pembuatan telur pada ibu dan spermatozoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki
memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, perkembangan
pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologi berupa pembentukan struktur tubuh.

2.5 Tahap-tahap Perkembangan Prenatal


a) Tahap Germinal (awal dua minggu pertama setelah pembuahan)
Tahap germinal (pra-embrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia.
Sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah adalah periode awal
kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama
dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki
dengan sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan dengan “pembuahan”
(fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita dan
menghasilkan satu bentuk sel baru, yang disebut zigot. Zigot ini kemudian
mebelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang disebut
blastokis. Setelah tiga hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena
jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel semakin mengecil, sebab blastokis tidak
mungkin lebih besar dari zigotnya yang asli.Pada saat terjadinya pembelahan,
blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba falopi.

b) Tahap Embrio (dua hingga delapan minggu konsepsi)


Fase embrio adalah dalam psikologi Islam disebut dengan ‘alaqah, yaitu
segumplan darah yang semakin membeku. Tahap ini terjadi dari 2-8 minggu sejak
masa pembuahan. Selama fase embrio, kecepatan dalam proses pembedaan sel
semakin intensif, sistem pendukung pada sel mulai terbentuk, dan organ tubuh
mulai terlihat.Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua periode
yaitu, cephalocaudal dan proximodistal.
Cephalocaudal ialah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala,
kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain,
kepala, pembuluh darah, dan jantung bagian-bagian dan organ-organ tubuh yang
6

paling penting lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan dan kaki.
Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal ialah proses
pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat
(tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagaian yang jauh dari pusat badan.
Periode embrio ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat
pada sistem saraf. Hal ini terlihat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat
dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian-
bagian badan lain. Muka, mulut, mata, telinga, lengan, dan kaki lengkap dengan
jari-jarinya sudah terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai
berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal
mulai terbentuk dan mulai berfungsi secraa sederhana.
c) Tahap Janin (sembilan minggu sampai lahir)
Ketika embrio yang berkembang menjadi janin sudah memiliki organ-organ
internal (jantung, paru-paru, usus besar dan sebagainya) dan eksternal (tangan,
kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin memanjang kira-kira 3 inci,
berat kira-kira ¾ ons dan sistem organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal
ini akan terus berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk
dilahirkan. Dalam peiode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih
proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan
lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial.
Pada periode ini secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan
kakinya serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam setelah janin dalam kandungan itu genap berumur
4 bulan, yaitu ketika janin telah berbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh
ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga
ditentukan hokum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang
beerhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat), kekayaan, batas
usia, dan lain-lain.
Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika
rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar,
bergerak-gerak, dibuka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu
jarinya.matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun
matanyamasih tertutup rapat. Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah
7

mampu mendengar atau responsif terhadap stimuli dari lingkungan eksternal,


terutama sekali terhadap pola-pola suara.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Prenatal
a) Genetis
Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang
tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi
yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun
akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia,
Old & Fieldman, 1998: 2004)
b) Lingkungan
Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-
masing pertumbuhan sistem organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif
yang rentan terhadap pengaruh lingkungan. Unsur-unsur dari lingkungan yang
menyebabkan gangguan/kerusakan dalam kehamilan antara lain:
1. Penyakit atau kondisi ibu.
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa
prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis seperti, kencig manis, TBC,
radang saluran kencing, penyakit kelamin, dan sebagainya dapat melahirkan bayi
yang cacat.
2. Gizi ibu.
Janin yang berkembang sangat bergantung pada gizi ibunya yang diperoleh
melaui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus
mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga
kesehtan bayi.
3. Keadaan.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai engaruh besar
terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu
hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan emosi lain yang mendalam,
maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan
sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis
dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relative aman
dan tenang.
8

4. Obat-obatan.
Salah satu obat yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi janin
adalah thalidomide. Pada embrio obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu
menelan thalidomide selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat
pertumbuhan lengan dan kaki janin. Obat-obat yang berbahaya lainnya adalah
alkohol, nikotin/rokok, barbiturates, amfetamin, kokain, dan marijuna.

2.7 Pemeriksaan Prenatal

Prenatal screening atau skrining kehamilan adalah suatu upaya untuk mengetahui
dan mengevaluasi kondisi bayi di dalam kandungan. Penyakit kelainan genetis seperti
down syndrome dan atau penyakit yang diturunkan orang tua dapat diketahui lebih dini
lewat skrining kehamilan ini. Skrining kehamilan atau prenatal screening
direkomendasikan untuk wanita yang hamil di atas usia 35 tahun atau orang yang memiliki
riwayat penyakit genetik. Perlu diketahui, pemeriksaan ini tidak memberikan jawaban
pasti ya atau tidak, tetapi mengidentifikasi adanya peningkatan risiko sebuah kondisi
tertentu pada bayi sehingga tes diagnostic definitive dapat dilakukan.Tes skrining saat
hamil hanya bisa memberi tahu risiko atau kemungkinan adanya kondisi tertentu pada
janin. Bila hasil tes skrining positif, maka diperlukan lagi tes diagnosis untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Metode yang biasanya dilakukan adalah dengan menggunakan gelombang


suara frekuensi tinggi atau dikenal dengan nama USG (Ultrasonografi). USG saat ini
merupakan sebuah teknik pemeriksaan yang relatif aman karena tidak mengandung sinar
radiasi seperti rontgen. Cara pemeriksaan USG ada 2, yaitu transvaginal (melalui vagina)
dan transabdominal (melalui permukaan perut). Pemeriksaan USG sebaiknya dilakkan
minimal tiga kali sepanjang kehamilan, yaitu setiap trimester.

a) Trimester pertama
1. Pemeriksaan dini kelainan komosom. Pada bayi yang diduga memiliki
kelainan down syndrome, akan terdeteksi secara dini pada saat trimester
pertama.
2. Menentukan usia kehamilan.
3. Jumlah bayi, apakah bayi yang dikandung kembar atau kehamilan tunggal.
4. Mengidentifikasi kelainan pada janin.
9

5. Tes skrining trimester pertama bisa dimulai sejak kehamilan 10 minggu, yang
merupakan kombinasi antara ultrasonografi (USG) janin dan tes darah ibu.
a. USG
Tes ini dilakukan untuk menentukan ukuran dan posisi bayi. Selain itu
juga membantu menentukan adanya risiko janin mengalami cacat lahir,
dengan mengamati struktur tulang dan organ bayi.USG nuchal translucency
(NT) adalah pengukuran peningkatan atau ketebalan cairan di bagian belakang
leher janin pada usia kehamilan 11-14 minggu dengan USG. Bila ada cairan
lebih banyak dari biasanya, berarti ada risiko Down syndrome pada bayi yang
lebih tinggi.
b. Tes darah
Selama trimester pertama, dilakukan dua jenis tes serum darah ibu,
yaitu Pregnancy-associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon hCG
(Human chorionic gonadotropin). Ini merupakan protein dan hormon yang
diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika hasilnya tidak normal,
berarti ada peningkatan risiko kelainan kromosom.
Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit menular
pada bayi, atau disebut dengan tes TORCH. Tes ini merupakan akronim dari
lima jenis infeksi menular yaitu toksoplasmosis, penyakit lain (termasuk HIV,
sifilis, dan campak), rubella (campak Jerman), sitomegalovirus, dan herpes
simplex.Selain itu, tes darah juga akan digunakan untuk menentukan golongan
darah dan Rh (rhesus) Anda, yang menentukan hubungan Rh Anda dengan
janin yang sedang tumbuh.
c. Chorionic villus sampling
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang dilakukan
dengan mengambil potongan kecil dari plasenta. Tes ini biasanya dilakukan
antara minggu ke 10 dan 12 kehamilan.Tes ini biasanya merupakan tes
lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak normal. Tes ini dilakukan
untuk lebih memastikan adanya kelainan genetik pada janin seperti Down
syndrome.
b) Trimester kedua
1. Mendeteksi perkembangan janin dan kelainan struktur bayi
2. Pengukuran dimensi bayi, apakah sesuai dengan perkmbangan normal atau
perlu dilakukan tindakan lain
10

3. Posisi plasenta untuk mencegah risiko pendarahan


4. Jumlah cairan ketuban
5. Panjang mulut Rahim, untuk mencegah risiko pendarahan, nyeri, atau
gangguan lain saat hamil.
6. Pemeriksaan Rahim dan mioma untuk mengukur risiko terhadap janin
a. Tes darah
Tes darah saat hamil trimester kedua mencakup beberapa tes darah yang
disebut multiple markers. Tes ini dilakukan untuk mengetahui adanya risiko
cacat lahir atau kelainan genetik pada bayi. Tes ini sebaiknya dilakukan pada
minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.
Tes darah tersebut meliputi:
 Kadar alpha-fetoprotein (AFP). Ini adalah protein yang biasanya
diproduksi oleh hati janin dan terdapat dalam cairan yang mengelilingi
janin (cairan amnion atau ketuban), dan menyilang plasenta ke dalam
darah ibu. Tingkat AFP yang tidak normal mungkin meningkatkan
risiko seperti spina bifida, sindrom Down atau kelainan kromosom
lainnya, cacat di perut janin, dan kembar.
 Kadar hormon yang diproduksi plasenta, antara lain hCG, estriol, dan
inhibun.
b. Tes gula darah
Tes gula darah digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Ini
merupakan kondisi yang bisa berkembang selama kehamilan. Kondisi ini
dapat meningkatkan kelahiran secara caesar karena bayi dari ibu dengan
diabetes gestasional biasanya memiliki ukuran yang lebih besar.Tes ini juga
bisa dilakukan setelah hamil jika wanita memiliki kadar gula darah tinggi
selama kehamilan. Atau jika Anda memiliki kadar gula darah rendah setelah
melahirkan.
Ini merupakan serangkaian tes yang dilakukan setelah Anda minum cairan
manis yang mengandung gula. Jika Anda positif memiliki diabetes gestasional,
Anda memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi dalam 10 tahun berikutnya,
dan Anda harus mendapatkan tes lagi setelah kehamilan.

c. Amniocentesis
11

Selama amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk diuji.


Ini berisi sel janin dengan susunan genetik yang sama seperti bayi, serta
berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh bayi. Ada beberapa jenis
amniosentesis. Tes amniosentesis genetik untuk kelainan genetik, misalnya
spina bifida. Tes ini biasanya dilakukan setelah minggu ke 15 kehamilan. Tes
ini dianjurkan jika:
 Skrining tes saat hamil menunjukkan hasil yang tidak normal.
 Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
 Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
 Memiliki riwayat jeluarga dengan kelainan genetik tertentu.
c) Trimester ketiga
1. Menilai perkembangan bayi dan persiapan melahirkan
2. Memeriksa ada tidaknya kelainan kongenital mayor
3. Skrining Strepococcus Group B

Strepococcus Group B (GBS) adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan


infeksi serius pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir. GBS pada wanita sehat sering
ditemukan di daerah mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, dan vagina.
GBS di vagina umumnya tidak berbahaya bagi wanita terlepas dari sedang hamil
atau tidaknya. Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir yang belum
memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. GBS dapat menyebabkan infeksi serius
pada bayi yang terinfeksi saat lahir. Tes ini dilakukan dengan mengusap vagina dan
rektum ibu hamil pada usia kehamilan ke 35 sampai 37 minggu. Jika hasil skrining
GBS positif, Anda akan diberikan antibiotik saat dalam proses persalinan untuk
mengurangi risiko bayi terkena infeksi GBS.
BAB III
KESIMPULAN

Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal riwayat kesehatan diri sendiri


maupun pasangan, sehingga masalah dalam kehamilan dapat dihindari ataupun diantisipasi,
khususnya bagi riwayat keturunan yang dihasilkan. Pemeriksaan pranikah tidak hanya
sebagai sarana untuk mencegah gangguan pada saat kehamilan melainkan pemeriksaan
pranikah sudah termasuk sebagai syarat untuk menikah.
13

DAFTAR PUSTAKA

1. Anderson, Cynthia L. 2009. Fetal Chromosomal Abnormalities: Antenatal Screening


and Diagnosis. University of Texas Medical Branch.
2. Erdanela S, Vitri Y. Pengetahuan calon pengantin tentang pemeriksaan kesehatan
pranikah di kota padang, sumatera barat, jurnal FK Baiturrahmah 2019.
3. Febrian R, Budiati T. Pengetahuan kesehatan reproduksi dan motivasi untuk
melakukan pemeriksaan pranikah, jurnal FIK UI 2013.
4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia 2014.
5. Menteri Kesehatan RI, 2014. PERMENKES RI No.97 Tahun 2014 Tentang
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan
seksual.
6. PROMKES P2P RI. 2018. Pentingnya Kesehatan Pra Nikah, diakses pada 10
September 2020, dari http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemerikaan-kesehatan-
pra-nikah
7. WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In
Health Facilities, Switzerland
8. WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy
experience, UK

Anda mungkin juga menyukai