HIPOKSIA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Paru RSUD Deli Serdang
Lubuk Pakam
Oleh:
Pembimbing:
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai yang terjadi akibat berkurangnya tekanan
oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen dalam cairan tubuh. Kelebihan karbondioksida
pernafasan sendiri, yang menyebabkan peningkatan sinyal inspirasi dan ekspirasi yang
dari darah meningkat, ini juga mengeluarkan ion hidrogen dari darah karena pengurangan
menurunkan transpor oksigen dari paru ke jaringan termasuk anemia, dimana jumlah total
oksigen, dan penurunan aliran darah ke jaringan dapat disebabkan oleh penurunan curah
Akibat dari hipoksia, terjadinya perubahan pada sistem syaraf pusat. Hipoksia
akut akan menyebabkan ganggua judgement, inkoordinasi motorik dan gambaran klinis
yang mempunyai gambaran pada alkoholisme akut. Jika keadaan hipoksia berlangsung
kelambatan waktu reaksi dan penurunan kapasitas kerja. Begitu hipoksia bertambah
parah, pusat batang otak akan terkena, dan kematian biasanya disebabkan oleh gagal
pernafasan. Bila penurunan PaO2 disertai hiperventilasi dan penurunan PaCO2 resistensi
TINJAUAN PUSTAKA
Hipoksia adalah keadaan disaat tubuh sangat kekurangan oksigen sehingga sel gagal
umum dari cedera kematian sel namun tergantung pada beratnya keadaan hipoksia. Pada
ekadaan hipoksia sel dapat mengalami adaptasi, cedera, atau kematian. 3 Berdasarkan
jenisnya hipoksia dibagi menjadi 4, yaitu : hipoksia hipoksik, hipoksia anemic, hipoksia
oksigen yang masuk paru-paru. Sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah, dan gagal
untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan /
obstruksi di saluran pernafasan, baik oleh sebab alamiah atau oleh trauma / kekerasan
(hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa oksigen yang cukup untuk
terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi dibandingkan afitias oksigen dengan heoglobin. 4
Jenis Hipoksia stagnan, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah
sirkulasi, seperti pada heart failure atau embolisme, baik emboli udara vena maupun
emboli lemak.
Sedangkan hipoksia histotokik, iala keadaan hipoksia yang disebabkan karena
jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen, salah satu contohnya pada keracunan
sianida. Sianida dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh
jaringan secara radikal, terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme
Hipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan akibatnya sel-
sel tidak cukup memperoleh oksigen sehingga metabolisme sel akan terganggu. Hipoksia
jumlah absolut oksigen yang diangkut per unit volume darah akan berkurang. Saat
darah yang anemi melewati kapiler, sejumlah oksigen dilepaskan : pada saat ini
3) Respiratory Hypoxia
Pada penyakit paru stadium lanjut, biaa ditemukan darah arteri tanpa
c) Shunting aliran darah melalui paru dari kanan ke kiri oleh perfusi dari
Ketika seseorang mendaki pada ketinggian 3000 meter dengan cepat, PaCO2
alveolar turun mrnjadi kira – kira 60 mmHg, dan dapat muncul gangguan memori
dan gangguan serebral lainnya. Pada ketinggian diatas 3000 meter, saturasi arteri
turun dengan cepat dan gejala – gejala yang timbul lebih serius. Pada ketinggian
5000 meter, orang yang tidak terlatih tidak mampu lagi berfungsi secara normal.
5) Hipoksia sekunder akibat shunting ekstrapulmoner dari kanan ke kiri
kongenital seperti Tetralogi Fallot, transposisi dari arter – arteri besar, dan
100%.5
6) Circulatory Hypoxia
Circulatory hypoxia yang menyeluruh terjadi pada gagal jantung dan sebagian
besar syok.5
sirkilatorik lokalisata dapat disebabkan oleh obstruksi arterial organic atau akibat
arteri organik. Hipoksia setempat juga dapat terjadi dari obstruksi vena serta
peningkatab perfusi, hipoksoa jaringan akan terjadi dan PaO2 vena akan menurun.
metabolisme agak berbeda dari hipoksia jenis lainnya; kulit teraba hangat dan
kemerahan karena peningkatan aliran darah yang melepaskan banyak panas dan
sianosis menjadi tidak terlihat. Contoh klasik dari peningkatan kebutuhan oksigen
jaringan.
merubah resistensi vaskuler pada circulatory beds, secara langsung dan atay
darah vena cenderung memiliki tegangan oksigen yang tinggi. Kadaan ini
oleh tindakan operasi itu sendiri misalnya karena obat pelumpuh otot, karena
Gangguan pada susunan saraf pusat khususnya di pusat-pusat yang lebih tinggi,
inkoordinasi motorik, dan gambara klinis menyerupai alkoholisme akut. Bila hipoksia
terjadi untuk waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan, mengantuk, apatis, kurang
dipengaruhi dan kematian terjadi karena gagak nafas. Akibat berkurangnya PaO2,
meningkat dan aliran darah ke otak menurun. Sehingga hipoksia semakin luas.
mengakibatkan shunt darah dari daerah yang sedikit ventilasi ke daerah paru yang
ventilasinya lebih baik. Namun hipoksia juga meningkatkan resistensi vascular paru
oksigen, keadaan hipoksia meningkatkan piruvat yang diubah menjadi asam laktat
selanjutnya tidak dapat diubah lagi, mengakibatkan asidosis metabolic. Energi total
yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat akan banyak berkurang dan jumlah
Komponen penting dari sistem respirasi dalam merespon hipoksia terdapat di sel
–sel kemosensitif di carotid dan aortic bodies, dan pusat respirasi batang otak.
Stimulasi sel 0 sel ini karena hipoksia akan meningkatkan ventilasi dengan pelepasan
CO2 dan pada akhirnya terjadi alkalosis respiratorik. Ketika alkalosis respiratorik
difus yang terjadi pada hipoksia menyeluruh, meningkatkan cardic output. Pada
jantung kongestif. Pada pasien dengan penyakit jantung iskemik, PaO2 yang menurun
kiri. Salah satu dari mekanisme kompensasi yang penting pada hipoksia kronik adalah
meningkatnya konsentrasi Hb dan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, dalam hal
penderita trauma kepala/karena suatu penyakit, maka terjadi relaksasi oto – oto
termasuk oto lidah akibatnya bila posisi penderita terlentang maka pangkal lidah akan
(regurgitasi). Hal ini merupakan ancaman terjadinya sumbatan jalannafas oleh aspirat
yang padat dan aspirasi pneumonia oleh aspirasi cair, sebab keadaan ini pada
5) Hipoventilasi alveolar.7
tidak wajar atau bila tidak dapat meningkat dalam usaha memberikan kompensasi
bagi peningkatan produksi CO2 atau pembentukan rongga tidak berfungsi pada
otot respirasi timbul bila otot – otot inspirasi terutama diafragma tidak mampu
sudah cukup memadai. Tanda – tanda awal kelelahan otot – otot inspirasi
seringkali mendahului penurunan yang cukup berarti pada ventilasi alveolar yang
berakibat kenaikan PaCO2. Tahap awal berupa pernafasan yang dangkal dan
cepat yang diikuti oleh aktivitas otot-otot inspirasi yang tidak terkoordinasi
berupa alterans respirasi (pernafasan dada dan perut bergantian), dan gerakan
abdominal paradox (gerakan dinding perut ke dalam pada saat inspirasi) dapat
itu langkah yang pertama adalah membuka jalan nafas dan menjaganya agar tetap
bebas, setelah jalan nafas bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harus
dicari penyebab lain. Penyebab lain yang terutama adalah gangguan mekanik
ventilai dan depresi susunan syaraf pusat. Untuk inspirasi agar diperoleh volume
udara yang cukup diperlukan jakan nafas yang bebas, kekuatan otot inspirasi yang
kuat, dinding thorak yang utuh, rongga pleura yang negatif dan susunan syaraf
yang baik. Bila ada gangguan dari unsur – unsur mekanik diatas maka akan terjadi
intrakranial, yang dapat menurunkan kesadaran dan menekan pusat nafas, bila
disertai hipoksemia keadaan akan semakin buruk. Penekanan pusat nafas akan
oksigenasi. Gangguan ventilasi dan oksigenasi juga dapat terjadi akibat kelainan
mmHg), parameter oksigeasi dengan PaO2 (N: 80 100 mmHg). SaO2 (N: 95-
100%).6
Kulit : sianosis.5
gas-gas darah arteri. Saturasi hemoglobin akan oksigen (SpO2) kuramg dari 90%
yang biasanya sesuai dengan tegangan oksigen arterial (PaO2) kurang dari 60 mmHg
pernafasan terjadi karena PaO2 kurang dari 60mmHg pada udara ruangan, atau pH
kurang dsri 7,35 dengan PaCO2 lebih besar dari 50mmHg. Dimana daya
1) Sistem pernafasan yang utuh yang akan memberikan oksigen untuk menjenuhi
hemoglobin
2) Kadar hemoglobin
Post Mortem
a. Pemeriksaan Luar
B. Sianosis , adalah warna kebiruan dari kulit dan membran mukosa yang
atau hemoglobin tereduksi pada pembuluh darah kecil. Sianosis terjadi jika
b. Pemeriksaan Dalam
C. Paru mengalami edema. Hal ini disebabkan dari efek hipoksia pada
paru berat maka akan tampak buih berwarna merah muda keluar
dari hidung dan mulut, bila udem paru ringan maka pemeriksaan
maupun hipoksia.
sputum.
pembekuan darah.
Keterangan :
PaO2 : merupakan indikator klinis untuk mengetahui status
darah. Spesimen darah yang biasa digunakan diambil dari darah vena.
hemoglobin pada laki – laki sekitar 14-18 gr/dL, sedangkan wanita 12-
dalam darah dengan nilai normal laki – laki 4,5 – 5,5 juta/mm3 darah,
Penilaian dari pengelolaan jalan nafas harus dilakukan dengan cepat, tepat dan
cermat.Tindakan ditujukan untuk membuka jalan nafas dan menjaga agar jalan nafas
tetap bebas dan waspada terhadap keadaan klinis yang menghambat jalan nafas.
Membuka jalan nafas tanpa alat dilakukan dengan cara pertama Chin lift yaitu dengan
empat jari salah satu tangan diletakkan dibawah rahang ibu jari diatas dagu, kemudian
secara hati-hati dagu diangkat ke depan. Manuver Chin lift ini tidak boleh menyebabkan
posisi kepala hiperekstensi. Dan cara kedua Jaw Thrust yaitu dengan mendorong angulus
mandibula kanan dan kiri ke depan dengan jari-jari kedua tangan sehingga barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua
telapak tangan menempel pada kedua pipi penderita untuk melakukan immobilisasi
kepala. Tindakan jaw thrust dan head tilt disebut airway manuver.
Jalan nafas nasofaringeal : alat di pasang lewat salah satu lubang hidung sampai ke
faring yang akan menahan jatuhnya pangkal lidah agar tidak menutup hipofaring. Untuk
sumbatan yang berupa muntahan, darah, sekret, benda asing dapatdilakukan dengan
menggunakan alat penghisap atau suction. Ada 2 macam kateter penghisap yang sering
digunakan yaitu rigid tonsil dental suction tip atau soft catheter suction tip. Untuk
menghisap rongga mulut dianjurkan memakai rigid tonsil/dental tip sedangkan untuk
menghisap lewat pipa endotrakheal atau trakheostomi menggunakan soft catheter tip.
Benda asing misalnya daging atau patahan gigi dapat dibersihkan secara manual dengan
jari-jari. Bila terjadi tersedak umumnya didaerah subglotis, dicoba dengan cara back
blows,abdominal thrust.
o Terapi Oksigenasi
- PaO2 isitirahat 55-59 mmHg atau saturasi O2 89% paa salah satu keadaan :
Edema karena CHF, P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gel p >3mm
1. Pasien dengan gangguan jalan nafas yang berat & keluhan utama dipsneu,
risiko terbakar.
diisi air)
Keterangan :
Bila terjadi kegagalan pernafasan maka oksigen yang sampai ke jaringan akan mengalami
yang terlalu dalam, sisa obat pelemas otot, obat narkotik), suatu penyakit (radang otak,
radang syaraf, stroke, tumor otak,edema paru, gagal jantung, miastenia gravis),
Prinsip penanganan hipoksia adalah dengan membebaskan jalan nafas dengan mencari
penyebabnya, bisa dengan cara Chin lift, Jaw thrust, jalan nafasorofaringeal, jalan nafas
Dalam Darah Dan Cairan Tubuh, Pengaturan Pernafasan. edisi 7 ba. Jakarta; 1994.
2. Kurt J.I. Harrison, Prinsip - Prinsip Ilmu Penyakit Dalam : Hipoksia, Polisitemia Dan
3. Ganong M.D. Fisiologi Kedokteran : Penyesuaian Pernafasan Pada Orang Sehat Dan
4. Ganong M.D. Fisiologi Kedokteran : Penyesuaian Pernafasan Pada Orang Sehat Dan
5. Sylvia Anderson Price LMW. Fisiologis Proses-Proses Penyakit : Tanda Dan Gejala
Kedokteran : Sumbatan Jalan Nafas, Gawat Nafas Akut. Jakarta: Direktorat Jenderal
8. Elvira Dwita. High - Altitude Illness. Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
219-226
11. Porth CM. Alterations in Respiratory Function: Disorders of Gas Exchange. In: