Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

TEORI LEININGER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Konsep Dasar Keperawatan
Dosen pembimbing : Marwanti. S.Kep.,Ns.M.,M.Kep.

DI SUSUN OLEH :

1. ATIKA K.N 1902082


2. OKSYANA NURUL.I 1902101
3. RAMADHANI D.N 1902104
4. TRI WALUYO

Kelas 1C

Prodi D3 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan
tentang Teori Leninger.
    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Konsep Dasar
Keperawatan ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Konsep Dasar Keperawatan tentang
Teori Leininger ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca maupun penulis.

   
                                                                                     Klaten, 19 Oktober 2019
                                                                                             Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................................6
A. Biografi Medeleine M.Leininger...............................................................................................................6
B. Teori Model Keperawatan Menurut Medeleine Leininger......................................................................8
C. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring......................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.............................................................................................................................................17
A. Saran......................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi, pengetahuan tentang keperawatan sangat penting. Terutamameliputi
pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini,
perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi,
pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmu-
ilmu dasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan
masalah dan juga sebagai pembuat keputusan.

Ilmu keperawatan selalu berkembang dari waktu ke waktu kerena ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Tugas penting yang dihadapi profesi
keperawatan dalam memperkembangkan sebuah teori. Oleh karena itu, tujuan pembuatan makalah ini
adalah agar kami dan pembaca mengetahui secara rinci memahami tentang teori Leininger

B. Rumusan Masalah
Bagaimana mahasiswa mampu memahami tentang teori Leininger dengan konsep utama
keperawatan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mempelajari tentang teori Leininger

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami biografi medeleine leininger.dari teori Leininger

b. Mahasiswa mampu memahami dasar perkembangan teori model keperawatan menurut


medeleine leininger teori leininger

c. Mahasiswa mampu mempelajari hubungan teori model leininger dengan konsep caring sumber
sumber teori Leininger

d. Mahasiswa mampu memahami teori Leininger dengan konsep utama keperawatan

4
D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami mengenai dan memahami sejarah perkembangan eori Leininger

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Medeleine M.Leininger
Madeleine Leininger lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan
pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari perempuan. Pada tahun
1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program
diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver.
I. Riwayat Pendidikan

Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang pemimpin


dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia.
Madeleine Leininger merupakan seorang perawat professional pertama yang menyandang
gelar Ph.D dibidang cultural dan social antrophology.
Adapun riwayat pendidikan dan karirnya adalah sebagai berikut :
 Pada Tahun 1948, dia menyelesaikan sekolahnya di diploma keperawatan St ‘Anthony
Denver.
 Pada tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan
keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha,
Nebraska.
 Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolic
of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program
pendidikan jiwa pertama di Amerika.
 Tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana
di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik, yang
di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di
seluruh dunia.
 Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama yang mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau dalam
mencari penyelesaian masalah yang tidak cukup adekuat terhadap intervensi kejiwaan
tradisional yang menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda.

6
 Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of
Colorado, dan untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalkan di dunia
keperawatan.
 Tahun 1969-1974, sebagai dekan, professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.
 Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
 Tahun 1981, sebagai professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University.
Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
o Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
o The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
o Gershenson’s Research Fellowship Award.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis, pengembang
teori, penelitidan pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25
buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne
State University digunakan juga sebagai bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di
seluruh dunia dan telah mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah
keperawatan transkultural, perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang
keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent
Achievement.
II. Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Lahirnya Konsep Teori Medeleine Leininger

Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep teori Medeleine Leininger antara lain di karenakan
salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Hal inilah yang mendorong beliau untuk
menjadi seorang perawat.

Kemudian Pada saat beliau bekerja sebagai perawat spesialis di klinik anak Cincinnati Amerika.
Disinilah ia menemukan adanya kesulitan pada waktu memberikan asuhan keperawatan pada anak-
anak dari berbagai macam budaya yang berbeda. Kemudian ia mulai meneliti suatu teori yang bisa
membantu memecahkan masalah ini.

7
B. Teori Model Keperawatan Menurut Medeleine Leininger
I. Konsep Utama Teori Medeleine Leininger
Pada akhir 1970-an M. Leininger membuat model konseptual tentang pemberian
traskultural. Konsepnya “sunrise model” di publikasikan di berbagai buku dan artikel jurnal
dan menarik banyak perhatian dari berbagai penjuru dunia (Leninger, 1984). Yang kemudian
diakui publik pada tahun 1998. Setelah menyelesaikan pendidikannya sebagai perawat
psikiatrik, Leninger melanjutkan studinya di bidang antropologi kultural. Sebagai ahli
antropologi ia melakukan banyak praktik kerja di berbagai kultur dan subkultur. Bersama
dengan sejumlah rekan kerja, ia melakukan penelitian terhadap fenomena pemberian asuhan
dan perilaku pemberian asuhan lebih dari tiga puluh budaya yang berbeda diseluruh dunia.
Hal ini menghasilkan di kembangkannya konsep kerangka kerja pemberian asuhan
transkultural, yang mengakui adanya perbedaan (diversitas), dan persamaan (universalitas)
dalam pemberian asuhan di budaya yang berbeda. Hal ini mengarah pada di kembangkannya
teori-teori universalitas dan diversitas dalam asuhan kultural.
Definisi tentang keperawatan menurut Leininger, adalah seni humanistik yang dapat
dipelajari dan ilmu yang berfokus pada personalisasi perilaku asuhan (individu dan
kelompok), fungsi, dan proses yang diarahkan pada peningkatan,dan pemeliharaan perilaku
sehat atau pemulihan dari penyakit yang memiliki signifikasi fisik, psiko kultural dan social
atau makna dari mereka mendapatkan bantuan dari perawat professional atau dari orang yang
memiliki kompetensi peran serupa” (Leininger,1984, hal 4-5)
Beberapa inti dari model teorinya adalah :
1. Asuhan
Asuhan berarti membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang
memiliki kebutuhan yang memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup
dan kondisinya.
2. Budaya
Budaya dapat diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai nilai kelompok tertentu,
berdasarkan cara hidup dan pemberian asuhan yang di putuskan, dikembangkan , dan
dipertahankan, oleh anggota kelompok tersebut.
3. Asuhan transkultural
Dalam pemberian asuhan transkultural, perawat secara sadar mempelajari norma-
norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan

8
dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya,
memperbaiki cara hidup atau kondisinya, dan belajar menerima batasan-batasan.

4. Diversitas asuhan kultural


Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang kemungkinan
tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan. Keanekaragaman ini terjadi
berdasarkan nilai-nilai, norma-norma, dan cara hidup kultur atau subkultur tertentu. Dalam hal
ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat muncul dari nilai- nilai, norma-norma, dan cara hidup
kultur atau sumber kultur tertentu. Dalam hal ini berbagai kebiasaan dan ritual dapat muncul
dari nilai-nilai dan norma-norma budaya tertentu tentang kematian, kesehatan, seksualitas, dan
lain sebagainya.
5. Universalitas asuhan kultural

Bertentangan dengan konsep sebelumnya, universalitas asuhan kultural merujuk pada


persamaan atau karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.
Menurut Leininger, karakteristik universal ini dapat berupa tindakan-tindakan seperti
tersenyum, dan memberikan bantuan berkaitan dengan kebutuhan primer.

II. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan


1.      Manusia
Menurut pendapat Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup, dan nilai serta
norma-norma dari berbagai budaya dan subkultur, individu memiliki opini dan pandangan
tentang sehat, sakit, asuhan, sembuh, ketergantungan, dan kemandirian yang berasal dari
budaya tersebut. Setiap manusia hidup di dalam dan dengan budayanya dan meneruskan
pengetahuan tersebut terhadap generasi berikutnya. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki
atribut fisik dan psikologis, maka hal tersebut merupakan atribut sosial atau secara lebih
spesifik merupakan atribut budaya atau etnik dari individu.
2.      Lingkungan
Menurut Leininger, lingkungan di tentukan oleh cara orang-orang atau kelompok atau
masyarakat tertentu memberi bentuk pada unsur lingkungan sosial mayoritas, ekonomi,
budaya dan fisik. Menurut pendapatnya, sistem layanan budaya juga merupakan faktor
lingkungan spesifik yang terdiri dari dua sub sistem :
 Layanan kesehatan formal (Profesional) :

9
semua layanan yang menjadi bagian dari sistem layanan kesehatan regular, termasuk
layanan medis, layanan keperawatan, dan fisioterapi.
 Layanan kesehatan informal,
mencakup semua konsep dan ritual yang terlibat dalam bantuan sukarela, pengobatan
tradisional, ritual dan kebiasaan etnik, pengobatan alternative.

3.      Sehat dan sakit


Menurut Leininger, ia menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep yang di
tentukan dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit berbeda-beda antar-budaya,
oleh sebab itu pengetahuan tentang budaya di perlukan agar mampu memahami makna yang
diberikan oleh kelompok budaya tertentu terhadap sehat dan sakit.
4.      Keperawatan
Dalam deskripsinya tentang keperawatan yang ia sebutkan sebagai
keperawatan transkultural atau keperawatan etnik, Leininger menekankan aspek-aspek
sebagai berikut :
a) Keperawatan sebagai seni keterampilan dan humanistik
b)  Keperawatan berpusat pada individu

c) Tujuan dari keperawatan adalah untuk mempertahankan kesejahteraan, dan


memberikan bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit, sambil
mempertimbangkan perbedaan budaya.

Menurut Leininger, perbedaan budaya dapat dipertimbangkan dengan cara :


 Preservasi Asuhan Kultural
Preservasi asuhan kultural berarti bahwa keperawatan melibatkan penghargaan yang penuh
terhadap pandangan budaya dan ritual pasien serta kerabatnya.
 Adaptasi Asuhan Kultural
Bertentangan dengan preservasi asuhan kultural, adaptasi asuhan kultural melibatkan
negosiasi dengan pasien dan kerabatnya dalam rangka menyesuaikan pandangan dan ritual
tertentu yang berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan.
 Rekonstruksi Asuhan Kultural
Rekonstruksi asuhan kultural melibatkan kerjasama dengan pasien dan kerabatnya
dalam rangka membawa perubahan terhadap perilaku mereka yang berkaitan dengan sehat,
sakit, dan asuhan dengan cara yang bermakna bagi mereka.
10
Dalam model sunrice-nya, Leininger menampilkan visualisasi hubungan antara
berbagai konsep yang signifikan ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat dari Leininger
sebagai bentuk dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan
asuhan merupakan jantung dari keperawatan dan merupakan karakteristik dasar dari
keperawatan. Tindakan membantu diidentifikasi sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leininger, bantuan tersebut baru benar – benar efektif jika latarbelakang budaya pasien
dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya

11
C. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring
Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain,
menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk, serta
memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena
transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.
Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong
klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Bersikap caring
untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi
keperawatan.
Leininger menggunakan metode ethnomethods sebagai cara untuk melakukan
pendekatan dalam mempelajari ”care” karena metode ini secara langsung menyentuh
bagaimana cara pandang, kepercayaan dan pola hidup yang dinyatakan secara benar. Pada
tahun 1960-an, Leininger mengembangkan metode ethnonursing untuk mempelajari fenomena
keperawatan secara spesifik dan sistematik.
Ethnonursing berfokus pada sistematika studi dan klasifikasi pelayanan keperawatan,
nilai-nilai, praktik-praktik secara kognitif atau secara subjektif yang dikenal sebagai
designated cultured ( atau cultural representatives) melalui bahasa lokal, pengalaman-
pengalaman, keyakinan-keyakinan, dan sistem value tentang fenomena keperawatan yang
aktual dan potensial seperti kesehatan dan faktor-faktor lingkungan.
Walaupun keperawatan telah menggunakan kata-kata ”care” dan ”caring” untuk
menggambarkan praktek keperawatannya selama lebih dari satu abad, definisi dan
penggunaannya seringkali masih rancu dan hanyalah berbentuk klise tanpa ada pengertian
yang spesifik bagi klien atau bahkan bagi perawat itu sendiri. „walau demikian, konsep caring
adalah satu bahasan yang paling sedikit dimengerti dan dipelajari dari pada bidang ilmu
pengetahuan dan area penelitian lainnya. Melalui definisi bahwa teori keperawatan
transkultural dan ethnomethodes yang berfokus pada “emic” (insiders‟ views) seseorang dapat
semakin dekat pada pengertian ”care” itu sendiri, karena ethnomethodes bersumber pada
people-centered data dan tidak berasal dari opini peneliti tersebut (outsiders‟ views),
kepercayaan dan prakteknya. Tujuan penting dari teori ini adalah bagaimana teori ini dapat
mendokumentasikan, mengetahui, memprediksikan dan menjelaskan secara sistematis data

12
dilapangan tentang fakta universal dan perbedaan yang ada terkait dengan pelayanan
professional, pelayanan secara umum dan pelayanan keperawatan. Tujuan secara umum teori
keperwatan transkultural adalah untuk menentukan people‟s emic terhadap ”care” sesuai
dengan keyakinan dan praktek pelayanan dan mempelajari sumber pengetahuan ini
menggunakan persfektif etika keperawatan. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa
”care” adalah cocok dan masuk akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.
Leininger meyakini bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara unik membedakan
keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.”
Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :
1)      Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan manusia,
dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
2)      Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan dan
penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan secara
kultural.
3)      ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang waktu.
4)      Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis
dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology yg
berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.
Leininger menyatakan bahwa care adalah fenomena yang luas dan eklusive yang
sering muncul pada pola hidup masyarakat yang dapat dijadikan landasan bagi perawat dalam
menerapkan “care” pada terapi tertentu dalam rangka menjaga kondisi sehat, mencegah
penyakit, proses penyembuhan dan membantu orang menghadapi kematian. Lebih lanjut lagi,
perhatian utama pada thesisnya adalah jika seseorang mengerti secara keseluruhan mengenai
kosep ”care”, orang tersebut dapat memprediksi kesejahteraan individu, keluarga dan
kelompoknya.
Jadi “care” menurut sudut pandang Leininger merupakan salah satu konsep yang
paling kuat dan fenomena distinctive bagi keperawatan. Sebagaimana bentuk dan konsep care
itu sendiri, sehingga harus benar-benar di dokumentasikan, dimengerti dan digunakan agar
”care” menjadi petunjuk utama bagi terapi keperawatan dan penjelasan tentang praktek-
praktek keperawatan.
Leininger (1991) telah mengembangkan bentuk yang relevan dengan teori tetapi hanya
beberapa hal yang didefinisikan :
13
1. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, dukungan atau perilaku lain
yang berkaitan atau untuk individu lain / kelompok dengan kebutuhan untuk meningkatkan
kondisi kehidupan manusia.
2. Caring adalah tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung individu
lain/kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.

3. Kultur/Culture adalah berkenaan dengan mempelajari, membagi dan transmisi nilai,


kepercayaan, norma dan praktik kehidupan dari sebuah kelompok yang dapat menjadi
tuntunan dalam berfikir, mengambil keputusan, bertindak dan berbahasa.
4. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan
dan pola ekspresi yang mana membimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu lain atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, meingkatkan kondisi
kehidupan atau kematian serta keterbatasan.
5. Nilai kultur berkenaan dengan pengambilan keputusan tentang suatu cara yang hendak
dijalani sesuai dengan adat kebiasaan yang dipercayai dalam periode waktu tertentu.
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang
berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan
pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan
pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan
implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa
seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan
kultur ( orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan
saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling
berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan
kekeluargaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi
kesejahteraan dan kondisi sakit.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem
sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor
pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat :
pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan
baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial. Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan
visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang
dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang
keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu
didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat
benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan
dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

A. Saran
Pembelajaran tentang teori Leininger dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami
tentang teori model Leininger dengan konsep Caring sehingga dapat meningkatkan perubahan
positif dalam aspek bio-sosio-spiritual.

15
DAFTAR PUSTAKA
 Asmadi, S.Kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.
 Christensen Paula J. & Kenney Janet W (2009), Proses Keperawatan : Aplikasi model
konseptual edisi 4, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.
 Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in
Canada. 1st Canadian Ed, Prentice Hall Health. Toronto.
 Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice : A Nursing
Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia
 http:// www.sejarah-online.org / situs untuk mempelajari sejarah lewat internet
 http:// www.infoperawat.com situs untuk mempelajari tentang dunia keperawatan

16

Anda mungkin juga menyukai