Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

1. Konsep Dasar Penyakit

a. Definisi Harga Diri Rendah

Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep & Sutini, 2014).

Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga , tidak berguna, tidak berdaya,psimis,
tidak ada harapan dan putus asa (Nurarif & kusuma, 2015).

Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan Rendah Diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri (Anna, 2015).

b. Definisi Skizofrenia

Skizofrenia adalah Sindrom Heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir
yang tidak teratur, Delusi, Halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta
adanya gangguan fungsi psikososial ( Nurarif & Kusuma, 2015).

Skizofrenia merupakan suatu sindrom klinis atau proses penyakit yang


mempengaruhi kognisi, persepsi, emosi, perilaku, dan fungsi sosial, tetapi skizofrenia
mempengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda. Salah satu gejala utama
psikosis skizofrenia ialah adanya halusinasi (Ari&Wahyu, 2013)

2. Konsep Keperawatan Jiwa

a. Perkembangan Keperawatn
Jiwa Pada masa ini suku bangsa yunani dan arab percaya bahwa gangguan jiwa
disebabkan karena tidak berfungsinya organ otak. Pengobatan pada masa ini telah
menggabungkan berbagai pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan,
mencukupi asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik,
mendengarkan musik dan melakukan aktivitas rekreasi. Perkembangan keperawatan
jiwa pada abad 21 lebih menekankan pada upaya preventif melalui pengembangan
pusat kesehatan mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit dan pelayanan day
care serta mengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan pada kelompok berisiko
tinggi dan pengembangan sistem management patient care dengan pendekatan multi
disipliner.

Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di indonesia sangat dipengaruhi


oleh faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda,
inggris dan jepang. Perkembangannya dimulai pada masa penjajahan Belanda
samapai pada masa kemerdekaan. Silahkan saudara mencari artikel tersebut dan
pahami dengan benar.

b. Definisi Sehat Jiwa

Menurut WHO:suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial dan mental yang
lengkap dan tidak hanya terbebas dari penyakit arau kecacatan. Atau dapat dikatakan
bahwa individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam kondisi fisik, mental dan
sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit) atau tidak dalam kondisi tertekan
sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul. Sehingga memungkinkan individu
untuk hidup produktif,dan mampu melakukan hubungan sosial yang memuaskan.

Menurut UU Kesehtan Jiwa 18 Tahun 2014 : adalah kondisi dimana seorang


individu dapat berkembang secara fisik, mental, spritual dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Coba anda
diskusikan dengan teman anda, carilah devinisi lain mengenai sehat jiwa menurut ahli
yang lain.

c. Ciri-ciri Sehat Jiwa (Mental)


Berikut ini akan dijelaskan ciri sehat jiwa menurut beberapa ahli, diantaranya:

1) Yahoda

Yahoda mencirikan sehat jiwa sebagai berikut:

(a) Memiliki sifat positif terhadap diri sendiri

(b) Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi

(c) Menyadari adanya integrasi dan hubungan anatar masa lalu dan sekarang

(d) Memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan dan tidak bergantung


pada siapapun

(e) Memiliki persepsi sesuai dengan kenyataan

(f) Mampu menguasai lingkungan dan beradaptasi

2) Maslow

Maslow mengatakan individu yang sehat jiwa memiliki ciri sebagai berikut:

(a) Persepsi Realitas yang akurat.

(b) Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

(c) Spontan.

(d) Sederhana dan wajar.

d. Paradigma Keperawatan Jiwa

Paradigm keperawatan adalah mengatur hubungn antara berbagai teori dan model
konseptual keperawatan guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori
sebagai kerangka kerja keperawatan.

e. Falsafah Keperawatan Jiwa

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.Falsafah
keperawatan bertujuan mengarahkan keperawatan yang dilakukan.
B. Manifestasi Klinis

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri individu mempunyai perasaan kurang percaya
diri.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalam meraih
sesuatu.

3. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada dibawah orang lain.

4. Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka menyendiri, dan
tidak ingin bertemu orang lain.

5. Rasa percaya diri kurang, merasa tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki.

6. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu – ragu dalam memilih
sesuatu.

7. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram sehingga memungkinkan untuk mengakhiri kehidupan.

8. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.

9. Perasaan negative mengenai tubuhnya sendiri.

10. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan
berbicara dengan nada lemah.

11. Pelahgunaan zat. ( Keliat, 2015).


C. Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaftif Respon maladaftif

Akualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Defersonalisasi


diri positif rendah identitas

Respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu
adaftif dan maladaftif (Fajariyah, 2012)

1. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif daAkualisasi diri adalah pernyataan diri
positif tentang latar belakang pengalaman nyata yang sukses diterima

2. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi
diri

3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaftif dengan konsep diri
maladaftif

4. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial


dan kepribadian dewasa yang harmonis

5. Defersonalisasi adalah perasaaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan oranglain.

D. Patofisiologi

Proses terjadinya Skizofrenia menurut Yosep & Sutini (2014) didalam otak terdapat
milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun
menerima pesan dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia
yang disebut neurotransmitters yang membawa pesan di ujung sambungan sel yang satu ku
ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang Skizofrenia, terdapat kesalahan
atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut. Bagi keluarga dengan penderita
Schizophrenia di dalamnya, akan mengerti dengan jelas apa yang dialami Klien
Schizophrenia dengan membandingkan otak dengan telepon. Pada orang yang normal, sistem
switch pada otak bekerja dengan normal. Sinyalsinyal persepsi yang datang dikirim kembali
dengan sempurna tanpa ada gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemekiran, dan
akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak

Klien Schizophrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan sehingga tidak


berhasil mencapai sambungan sel yang dituju.

Skizofrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga maupun Klien tidak menyadari
ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang
perlahan lahan ini yang akhirnya menjadi Skizofrenia yang tersembunyi dan berbahaya.

Gejala yang timbul secara perlahan-lahan ini bisa saja menjadi Skizofrenia acute. Periode
Skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi Halusinasi,
penyesatan pikiran (Delusi), dan kegagalan berpikir.

E. Pohon masalah

Perubahan persepsi
sensoori : Halusinasi Effect

Gangguan konsep diri :


Core problem
Harga Diri Rendah

Isolasi sosial : Menarik


diri Cause
F. Strategi Pelaksanaan

SP1P

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Klien

2. Bantu Klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

3. Bantu Klien memilih/menetapkan

4. kemampuan yang akan dilatih

5. Latih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian

SP2P

1. Latih Klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan klien

SP1K

1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien di rumah

2 Jelaskan tentang pengertian, tanda, dan gejala harga diri rendah

3. Jelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah

4. Demonstrasikan cara merawat Klien dengan harga diri rendah dan beri kesempatan
kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat.

SP2K

1. Latih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan masa harga diri rendah
langsung kepada keluarga.
SP3K

1. Buat perencanaan pulang bersama keluarga

G. Data Fokus

Fokus studi diarahkan kepada Klien Skizofrenia dengan masalah Keperawatan Harga Diri
Rendah, disertai dengan kriteria inklusi/eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yaitu
diataranya sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a) Klien yang mengalami skizofrenia

b) Mengalami Harga Diri Rendah

c) Bersedia menjadi responden

d) Dirawat di Rumah Sakit Jiwa Cisarua Provinsi Jawa Barat.

2. Kriteria eksklusi

a) Klien yang meninggal dunia

b) Klien tidak bersedia menjadi responden

c) Klien yang mengalami Skizofrenia dengan masalah Keperawatan lain selain


Harga Diri Rendah

H. Psikofarmakologi

1. Medikasi psikotropik (psikoaktif) mengeluarkan efeknya didalam otak, mengubah


emosi dan mempengaruhi perilaku.

2. Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimiawi yang membawa penghambat atau


penstimulasi dari satu neuron ke neuron lain melintasi ruang (sinaps) diantara mereka.

3. Terapi Elektrokonvulsif Tmescopy (ECT)


Penatalaksanaan medis :

1) Chlorpromazine (CPZ)

Indikasi : untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan


menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan titik diri
tergangggu, berdaya berat dalam

fungsi-fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan, dan perilaku yang


aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam kehidupan sehari-hari, tidak
mampu kerja, hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin.

Kontra indikasi : penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, dan
ketergantungan obat.

Mekanisme kerja : memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps di otak


khususnya system ekstra pyramidal.

Efek samping : sedasi, gangguan otonomik (hipotensi,


antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, mata kabur, kesulitan dalam buang air
kecil.

2) Haloperidol (HR/resperidone)

Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi


kehidupan sehari-hari.

Kontra indikasi : penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, dan
ketergantungan obat.

Mekanisme kerja : memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps di otak


khususnya system ekstra pyramidal.

Efek samping : sedasi, gangguan otonomik (hipotensi,


antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, mata kabur, kesulitan dalam buang air
kecil

4. Macam-macam terapi
1) Psikoterapi

Terapi kerja baik sekali untuk mendorong Klien bergaul lagi dengan orang
lain, Klien lain, Perawat dan Dokter. Maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia Menarik Diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Nurarif & Kusuma, 2015)

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu teraphy aktivitas kelompok


sosialisasi. Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling
relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri Harga Diri
Rendah adalah therapy aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy
aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah therapy yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulasi terkait dengan pengalaman atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. (Nurarif &
Kusuma, 2015)

I. Rencana Asuhan Keperawatan

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

Tabel Rencana tindakan , Diagnosa 1 (Anggarmadi,2014)

Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi


Gangguan Konsep Diri: Harga Tujuan umum : Bina hubungan saling percaya:
Diri Rendah
Klien tidak terjadi gangguan 1. Bina hubungan saling
konsep diri : harga diri rendah percaya
atau klien akan meningkatkan
2. Sapa klien dengan ramah,
harga dirinya setelah
baik verbal maupun non verbal
dilakukan 6 kali pertemuan.
3. Perkenalkan diri dengan
Tujuan khusus 1:
sopan
1. Klien dapat membina
4. Tanyakan nama lengkap
hubungan saling percaya
Tujuan khusus 2: klien dan nama panggilan
yang disukai klien
1. Klien dapat
mengidentifikasi kemampuan 5. Jelaskan tujuan pertemuan
dan aspek positif yang dimiliki
6. Tunjukkan sikap empati dan
2. Klien dapat menilai menerima klien apa adanya
kemampuan yang dapat
7. berikan perhatian kepada
digunakan.
klien
3. Klien dapat menetapkan
SP1P
atau merencanakan kegiatan
sesuai dengan kemampuan 1. Diskusikan kemampuan dan

yang dimiliki aspek positif yang dimiliki


Klien

2. Bantu Klien menilai


TUK 3 :
kemampuan yang masih dapat
1. Klien dapat melakukan digunakan
kegiatan sesuai kondisi dan
3. Bantu Klien
kemampuan
memilih/menetapkan
2. Klien dapat memanfaatkan
4. kemampuan yang akan
sistem pendukung yang ada.
dilatih

5. Latih kemampuan yang


TUK 4 : sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan
1. Keluarga mampu
kemampuan yang telah dilatih
menjelaskan tanda dan gejala
dalam rencana harian
harga diri rendah serta

2. mendemonstrasik an cara
merawat klien Harga Diri SP2P
Rendah
1. Latih Klien melakukan
kegiatan lain yang sesuai
dengan kemampuan klien
TUK 5 : 1. keluarga mampu
mempraktikan cara merawat
dengan harga diri rendah
SP1K
langsung kepada klien
1. Diskusikan masalah yang
dihadapi keluarga dalam
TUK 6 : 1. keluarga mampu merawat klien di rumah
membuat perencanaan pulang
2 Jelaskan tentang pengertian,
tanda, dan gejala harga diri
rendah

3. Jelaskan cara merawat klien


dengan harga diri rendah

4. Demonstrasikan cara
merawat Klien dengan harga
diri rendah dan beri
kesempatan kepada keluarga
untuk mempraktikkan cara
merawat.

SP2K 1. Latih keluarga


mempraktikkan cara merawat
klien dengan masa harga diri
rendah langsung kepada
keluarga.

SP3K 1. Buat perencanaan


pulang bersama keluarga

Anda mungkin juga menyukai