Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

COVID - 19

Disusun oleh :

LAELUL HIDAYAH

Tingkat 3A

STIKES AHMAD DAHLAN CIREBON

Jalan walet No. 21 telp/fax (0231) 201942 cirebon

Tahun ajaran 2020/2021


1. Definisi
Virus corona adalah kelompok besar virus yang menyebabkan berbagai jenis
penyakit mulai dari batuk, gangguan ringan pada sistem pernafasan, infeksi paru-
paru yang berat, hingga bisa terjadi kematian.

2. Epidemiologi
Prevalensi coronavirus disease 2019( covid -19) meningkat secara cepat diseluruh
dunia word health organization (who) menetapkan penyakit covid – 19 sebagai
pandemi global.

3. Etiologi
Penyebab virus corona yaitu
1. Percikan air liur pengidap ( batuk dan bersin ).
2. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
3. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena
percikan air liur pengidap virus corona.
4. Tinja atau peses (jarang terjadi)

4. Tanda dan gejala

1) Demam
2) Batuk, pilek
3) Letih, lesuh
4) Sakit tenggorokan
5) Gangguan sesak nafas

5. Patofisiologi
Diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah
memasuki sel, encoding genome akan terjadidan memfasilitasi ekspresi gen yang
membantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus ccorona 2 pada inang.
Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen atau delesi, akan akan menyebabkan
outbreak dikemudian hari.

6. Pemeriksaan diagnostik / penunjang


a. pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT –scan toraks, USG toraks, pada
pencitraan dapat menunjukan : opasitas bilateral, konsolidasi
subsegmental, lobar atau kolaps paru atau nodul, tampilan graundglass.
b. pemeriksaan spesimen saluran nafas atau bawah
 Saluran nafas atas dengan swab tenggorokan (nasofaring dan
orofaring )
 Saluran nafas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila
menggunakan endotrakeal tube dapat berupa asirat endotrakeal)
a. Bronkoskopi
b. Fungsi fleura sesuai kondisi
c. Pemeriksaan kimia darah
d. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran nafas
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah 26,27 kultur darah
untuk bakteri dilakukan , idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun,
jangan menunda terapi antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah 26
e. Pemeriksan feses dan urin ( untuk investasigasi kemungkinan penularan ).

7. Penatalaksanaan
a. Isolasi pada semua kasus
Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang.
b. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)26
c. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit 27
d. Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasiendengan, distress nafas
hipoksemia atau syok.terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan
target SpO2 90% pada pasien tidak hamil dan 92-95% pada pasien
hamil
e. Kenali kegagalan nafas hipoksemia berat
f. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok pasien dengan
SARI yang harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress nafas
atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit.
g. Pemberian antibiotik empiris
h. Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya
jika memang diperlukan
i. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana
pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.
j. Observasi ketat
k. Pahami komorbid pasien

8. diagnosa keperawatan
1. ansietas
2. defisit pengetahuan
9. Intervensi

Diagnosa Intervensi

Ansietas Penurunan kecemasan:


Observasi
a. Identifikasi tingkat kecemasan
b. Identifikasi penyebab kecemasan
terapeutik
a. Jelaskan semua prodsedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
b. Dengarkan dengan penuh perhatian
c. Gunakan pendekatan yang menenangkan dan
bina hubungan saling percaya
d. Temani pasien untuk memberikan keamanan
dan mengurangi takut
e. Motivasi keluarga untuk memberi support
f. Instrusikan pasien dengan menggunakan
tehnik relaksasi
g. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
h. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
keteganggan kolaborasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
untuk mengurangi kecemasan

Defisit pengetahuan Manajemen edukasi dan informasi:


Observasi
a. Identifikasi penyebab kurangnya pengetahuan
b. Identifikasi kebutuhan edukasi dan informasi
Terapeutik
a. Memberikan informasi dan edukasi sesuai
kebutuhan perawatan
b. Menjelaskan tentang perawatan selama pasien
dirawat
c. Perlu kerjasama antara pasien dan petugas
d. Melibatkan pasien atau keluarga dalam setiap
tindakan
Kolaborasi
a. Edukasi tentang penyakit dan pengobatan
b. Edukasi tentang aturan dan cara minum obat
c. Edukasi tentang diet
10. Daftra pustaka

Zhou F, Yu T, Du R, Fan G, Liu Y, Liu Z, et al. Clinical course and risk factors
for mortality of adult inpatients with covid – 19 in Wuhan China : a retrospective
cohort study. Lancet. 2020;6736(20) :1-9
IDI – Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesian. Diakses pada 2020. Outbereak
pneumonia vius wuhan.
Sahin AR. 2019 Novel virus corona ( COVID -19) Outbreak: A Review of the
current literature. Eurasian J Med investing. 2020;4(1):1-7
Relmen, E. (2020). Business insider singapore. Cited jan 28th 2020. Available
on:https://www.businessinsider.sg/deadly-china-wuhan-virusspreading-human to-
human-2020- 1/?r=US&IR=T.
WHO, (2020), WHO Director-General’s remarks at the media briefing on 2019-
nCov on 11 February 2020, Cited Feb 13rd 2020. Available on:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-generals. remarks-at-the-
media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-2020.(feb 12th 2020)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia edisi 1, 2016, pokja SIKI DPP PPNI, jakarta selatan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia ( PPNI), Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia edisi 1, 2018, pokja SIKI DPP PPNI, Jakarta selatan

*Tambahkan peran perawat dalam mengatasi masalah covid,

*perbaiki lg peragraf ny

Anda mungkin juga menyukai