http://www.lexlibrum.id
p-issn: 2407-3849 e-issn: 2621-9867
available online at http://lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/95/pdf
Volume 4 Nomor 1 Desember 2017 Page: 589 – 596
doi: http://doi.org/10.5281/zenodo.1257783
Abstrak
Penyelesaian sengketa terhadap permasalahan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di
Kota Batam dilakukan melalui jalur mediasi adalah merupakan salah satu pilihan penyelesaian per-
masalahan yang dilakukan melalui jalur non-litigasi atau diluar pengadilan. Dengan adanya Un-
dang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang mengatur perlindungan terhadap
pekerja untuk mendapatkan hak-haknya sebagai pekerja juga terdapat Undang-Undang No. 2 Tahun
2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Kedua UU ini sebagai acuan bagi pe-
ngusaha maupun pekerja agar menemukan hasil kesepakatan yang sama-sama menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
Abstrack
The resolution of disputes over termination of employment problems (layoffs) that occurred in the
city of Batam conducted through the mediation is one of the options for solving the problem through
non-litigation or out-of-court. In Labor Law No. 13 of 2003 concerning employment which provides
protection to workers to obtain their rights as workers is also provided by law no. 2 of 2004 on the
settlement of industrial relations disputes. Both of these laws are a reference to both employers and
workers to find the results of a mutually beneficial agreement for both parties.
589
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 1, Desember 2017, hal. 589 - 596
Banyaknya perusahaan asing yang berdiri langan pekerjaan. Pada tahun 2017 ini saja su-
lama danbanyak di Kota Batam Khususnya ti- dah 31 (tiga puluh satu) perusahaan yang tutup.
dak terlepas dari permasalahan ataupun perseli- Ada 1.889 (seribu delapan ratus delapan puluh
4
sihan hubungan industrial. sengketa antara pe- Sembilan) pekerja yang dirumahkan.
ngusaha dan juga pekerja pasti ada. Perjalanan Banyaknya perusahaan-perusahaan yang
adalm berbisnis tidak selamanya mulus seperti tutup di batam mengakibatkan pekerja kehila-
apa yang dibayangkan. Belakangan ini sering ngan pekerjaan dan pendapatan untuk memenu-
terjadi demo buruh terhadap perusahaan yang hi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya pemutusan
ada. Demo yang terjadi di Indonesia serempak hubungan kerja tak tidak bisa dibendung karena
diolakukan oleh para pekerja atau buruh salah perusahaan yang tutup dan tidak bisa mempe-
satu yang menjadi tuntutan pekerja adalah untuk kerjakan pekerjanya seperti semula. Dalam hal
menaikkan upah yang selama ini dirasa sangat ini pekerja juga mempunyai hak untuk men-
kurang dikarenakan semakin tingginya kebutu- dapatkan perlindungan hukum atas kewajiban-
han pokok khususnya batam sebagai daerah in- kewajibannya yang selama ini sudah dijalankan
dustri yang terkenal kebutuhan hidup sehari-hari terhadap perusahaan yang telah lama mengabdi
juga tinggi dibanding kota lain di Indonesia. dan bekerja pada perusahaan tersebut. Keadaan
Dimana pada masa-masa sulit perekono- yang terjadi bukan hanya kemauan dari perusa-
mian Indonesia permaslaahan ketenagakerjaan haan karena beberapa faktor yang akhirnya pe-
menjadi sesuatu yang krusial. semakin tingginya rusahaan harus menutup perusahaan.
kebutuhan lapangan kerja di Indonesia dihadap- Seperti yang disebutkan didalam Pasal 1
kan kepada sulitnya perekonomian Indonesia yang ayat 25 bahwa PHK adalah pengkahiran hubu-
baru saja dilanda krisis global, tidak hanya ngan ketja karena suatu hal tertentu yang meng-
dihadapkan kepada masalah pengangguran, In- akibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
donesia juga dihadapkan kepada kasus-kasus pekerja/buruh dan pengusaha.
pemutusan hubungan kerja atau selanjutnya akan PHK diatur dalam Pasal 150 -170 Undang
2
disingkat dengan PHK. Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketena-
Perlindungan hukum dalam PHK yang gakerjaan. PHK berdasarkan ketentuan Pasal
terpenting adalah menyangkut kebenaran status 150 Undang Undang Ketenagakerjaan menye-
pekerja dalam hubungan kerja serta kebenaran butkan bahwa:
alasan PHK. Alasan yang terpakai dasar untuk Ketentuan mengenai PHK dalam undang-
menjatuhkan PHK yang didapat bagi dua ke- undang ini meliputi PHK yang terjadi di
lompok, yaitu alasan yang diizinkan dan alasan badan usaha yang berbadan hukum atau
yang tidak diizinkan untuk di PHK, yang perlu tidak, milik orang perseorangan, milik
dapat diperhatikan adalah ketentuan apabila pe- persekutuan atau milik badan hukum, baik
kerja tertangkap melakukan kesalahan besar da- milik swasta maupun milik Negara, mau-
pat di PHK tanpa izin. Hal ini adalah bertenta- pun usaha-usaha social dan usaha-usaha
3
ngan dengan hak asasi manusia. lain yang mempunyai pengurus dan mem-
Permasalahan ekonomi juga membawa pekerjakan orang lain dengan membayar
dampak bagi perusahaan-perusahaan yang ada upah atau imbalan dalam bentuk lain.
di Batam. Sesuai data dari Dinas Tenaga Kerja PHK merupakan peristiwa yang tidak
(Disnaker) Batam, sejak tahun 2014 sudah 184 diharapkan terjadinya khususnya bagi pe-
(seratus delapan puluh empat) perusahaan yang kerja, karena pemutusan hubungan kerja
tutup. Meskipun tidak semuanya dari perusaha- itu akan memberikan dampak karena pe-
an galangan kapal, namun dampak dari penutu- mutusan hubungan kerja itu akan membe-
pan 37 (tiga puluh tujuh) perusahaan sekitar rikan dampak psycologis, ekonomis, fi-
23.000 (dua puluh tiga ribu) warga Batam kehi- nansial bagi pekerja dan keluarganya.
590
Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi … Pristika Handayani
tersebut bahwa hubungan kerja sebagai bentuk atau antara serikat pekerja dengan persatuan pe-
hubungan yang telah lahir atau tercipta setelah ngusaha atau antara pekerja individu dengan
adanya perjanjian kerja antara pekerja dengan 7
persatuan pengusaha.
pengusaha. Hubungan kerja yang dianut di In-
donesia adalah sistem hubungan industrial yang B. Permasalahan
mempunyai kedudukan yang sangat strategis da- Bagaimana penyelesaian sengketa melalui
lam pelaksanaan pembangunan nasional karena mediasi terhadap pemutusan hubungan kerja di
dapat menciptakan rasa kebersamaan antara pe- kota Batam?
ngusaha dengan pekerja, tidak selamanya hubu-
ngan antara pengusaha dan pekerja berjalan de- C. Pembahasan
ngan baik. Hal ini dimungkinkan adanya perse- Perselisihan antar serikat pekerja adalah
lisihan, karena manusia sebagai mahkluk sosial perselisihan antar serikat pekerja dengan serikat
dalam berinteraksi sedah pasti terdapat persama- pekerja lain dalam satu perusahaan, karena tidak
an dan perbedaan dalam kepentingan maupun adanya kesesuaian paham mengenai keanggota-
pandangan, sehingga selama pelaksanaan hubu- an, pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikat
ngan kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh 8
pekerjaan.
5
tidak tertutup kemungkinan terjadi PHK. Dengan demikian UU No.2 tahun 2004
Pertentangan, perselisihan dan perdebatan mengenal 4 jenis perselisihan yaitu;
argumentatif merupakan salah satu upaya yang a. Perselisihan hak (perselisihan hak timbul
dilakukan manusia untuk mempertahankan pen- karena tidak dipenuhinya hak; di mana
dirian dan pengakuan dalam proses pencapaian hal ini timbul karena perbedaan pelaksa-
suatu kepentingan. Perselisihan terjadi karena naan atau perbedaan penafsiran terhadap
ada beberapa kepentingan yang saling berbentu- ketentuan UU, PK, PP atau PKB)
ran. perilaku yang kontra produktif semakin me- b. Perselisihan kepentingan (perselisihan
nimbulkan kecenderungan terhadap masing-ma- kepentingan timbul karena tidak adanya
sing individu yang sedang bertikai untuk tetap kesesuaian pendapat mengenai pembua-
bertahan dan berusaha saling menguasai dengan tan dan atau perubahan syarat-syarat ker-
segala upaya yang ada, baik secara fisik (keke- ja dalam PK, PP atau PKB).
rasan), kekuasaan, konfrontasi, diplomasi, nego- c. Perselisihan PHK (perselisihan PHK
siasi maupun dengan menggunakan prosedur timbul apabila tidak adanya kesesuaian
hukum formal yang telah disediakan oleh Nega- pendapat mengenai pengakhiran hubu-
6
ra melalui forum litigasi. ngan kerja yang dilakukan salah satu
Penyelesaian yang bisa ditempuh antara pihak).
pihak pengusaha dan pekerja selain litigasi ada- d. Perselisihan antara Serikat Pekerja/Seri-
lah secra non litigasi atau diselelaikan diluar kat Buruh dalam satu perusahaan (perse-
pengadilan. Salah satu penyelesaian yang bisa lisihan antara SP/SB dalam satu perusa-
dilakukan oleh kedua agar permasalahn tidak haan karena tidak adanya kesesuaian pa-
berlarut dan mendapatkan hasil kesepakatan ham mengenai keanggotaan, pelaksana-
atau win-win solution yaitu dengan cara media- an hak dan kewajiban keserikatan).
si. Pengaturan penyelesaian perselisihan me-
Perselisihan perburuhan terjadi antara pe- lalui bipartit dapat dilakukan baik bagi pengu-
kerja dengan pengusaha secara individu atau an- saha swasta maupun perusahaan dilingkungan
tara serikat pekerja dengan individu pengusaha badan usaha milik negara. Sedangkan pihak
yang berperkara adalah pekerja atau buruh seca-
5
ra perorangan maupun organisasi serikat pekerja
Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja atau serikat buruh dengan pengusaha. Pihak
Grafindo Persada, Jakarta 2010, hal. 63
6
D.Y. WITANTO, Hukum Acara Mediasi Dalam Perka- 7
ra Perdata Di Lingkungan Peradilan Umum Dan Pera- Abdussalam, Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perbu-
dilan Agama Menurut PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang ruhan), Restu Agung: Jakarta, 2009, hal. 129
8
Prosedur Mediasi Di Pengadilan, Alfabeta: Bandung, Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
2011, hal.2 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
591
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 1, Desember 2017, hal. 589 - 596
11
yang berperkara dpat juga terjadi antara serikat yang bersengketa.
pekerja atau serikat buruh dengan serikat peker- Mediasi adalah kegiatan menjembatani
ja atau serikat buruh lain dalam satu perusahaan antara dua pihak yang bersengketa guna meng-
setiap perselisihan hubungan industrial pada hasilkan kesepakatan (agreement). Kegiatan ini
awalnya diselesaikan secara musyawarah untuk dilakukan oleh mediator sebagai pihak yang ikut
mufakat oleh para pihak yang berselisih (bipar- membantu mencari berbagai alternatif penyele-
tit). Dalam hal perundingan oleh para pihak saian sengketa. Posisi mediator dalam hal ini
yang berselisih (bipartit) gagal, maka salah satu adalah mendorong para pihak untuk mencapai
pihak atau kedua pihak mencatatkan perselisi- kesepakatan yang dapat mengakhiri perselisi-han
hannya pada instansi yang bertanggungjawab dan persengketaan. Mediator tidak dapat memaksa
dibidang ketenagakerjaan yaitu undang-undang para pihak untuk menerima tawaran penyelesaian
nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perse- sengketa darinya. Para pihak yang menentukan
lisihan hubungan industrial. kesepakatan-kesepakatan apa yang mereka
Secara konvensional, penyelesaian seng- inginkan. Mediator hanya membantu mencari
keta biasanya dala dunia bisnis seperti dalam alternatif dan mendorong mereka seca-ra bersama-
12
perdagangan, perbankan, peroyek pertambangan sama ikut menyelesaikan sengketa.
minyak dan gas, energi, infrastruktur dan seba- Mediasi adalah penyelesaian perselisihan
gainya yang dilakukan melalui proses litigasi. hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pi-
Dalam proses litigasi menempatkan para pihak hak, dan perselisihan antar serikat pekerja dalam
saling berlawanan satu sama lain, selain itu pe- suatu perusahaan melalui musyawarah yang di-
nyelesaian sengketa secara litigasi merupakan tengahi oleh seorang atau lebih mediator yang
sarana akhir (ultimum remedium) setelah alter- netral.
natif penyelesaian sengketa lain tidak mem- Mediator adalah pegawai instansi peme-
9 rintah yang bertanggung jawab di bidang kete-
buahkan hasil.
nagakerjaan yang memenuhi syarat-syarat seba-
Pengertian Mediasi gai mediator yang ditetapkan oleh Menteri un-
Mediasi (mediation) adalah proses nego- tuk bertugas melakukan mediasi dan mempu-
siasi pemecahan masalah, dimana pihak luar nyai kewajiban memberikan anjuran tertulis ke-
yang tidak memihak (impartial) bekerjasama pada para pihak yang berselisih untuk menyele-
dengan pihak yang bersengketa untuk mencari saikan perselisihan hak, perselisihan kepenti-
kesepakatan bersama. Mediator tidak berwe- ngan, perselisihan pihak, dan perselisihan antar
nang untuk memutus sengketa, tetapi hanya serikat pekerja dalam suatu perusahaan.
membantu para pihak untuk menyelesaikan per-
10
soalan-persoalan yang dikuasakan kepadanya. Macam-macam Penyelesaian Perselisihan
Mediasi berasal dari bahasa Latin, me- Hubungan Industrial
diare yang berarti berada di tengah. Makna ini 1. Di Luar Pengadilan :
menunjukkan peran yang ditampilkan pihak ke- a. perundingan bipartit
tiga sebagai mediator dalam menjalankan tugas- b. mediasi
nya menengahi dan menyelesaikan sengketa an- c. konsiliasi
tara para pihak. “Berada di tengah” bermakna, d. arbitrase
bahwa mediator harus berada posisi netral dan 2. Pengadilan Hubungan Industrial
tidak memihak dalam menyelesaikan sengketa.
Mediator harus mampu menjaga kepentingan Syarat-Syarat Mediator
para pihak yang bersengketa secara adil dengan Syarat-syarat sebagai mediator adalah se-
kedudukan atau posisi yang sama, sehingga me-
nimbulkan kepercayaan (trust) dari para pihak 11
Susanti Adi Nugroho, Mediasi Sebagai Alternatif Pe-
nyelesaian Sengketa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
9 Telaga Ilmu Indonesia, Jakarta, 2009, hal.. 213.
Suyud Margono, ADR & Arbitrase Proses Pelembagaan 12
dan Aspek Hukum, Ghalia Indonesia: Bogor 2004, hal.12 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum
10
Khotibul Umam, Penyelesaian sengketa Di Luar Pe- Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional, Kencana Pre-
ngadilan, Pustaka Yustisia: Yogyakarta, 2010, hal.10 nada Media, Jakarta, 2009, hlm. 6.
592
Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi … Pristika Handayani
13
bagai berikut: 6. Keterangan yang diperlukan oleh media-
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan tor terkait dengan seseorang yang karena
Yang Maha Esa jabatannya harus menjaga kerahasian,
2. Warga Negara Indonesia maka harus ditempuh prosedur sebagai-
3. Berbadan sehat menurut surat ketera- mana dimaksud dalam peraturan perun-
ngan dokter dang-undangan yang berlaku.
4. Menguasai Peraturan perundang-Unda- 7. Mediator wajib merahasiaan semua kete-
ngan di Bidang Ketenagakerjaan rangan yang diminta.
5. Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan 8. Keterangan yang dimaksud adalah mem-
tidak tercela bukakan buku dan memperlihatkan su-
6. Berpendidikan sekurang-kurangnya Stra- rat-surat, yaitu antara lain buku tentang
ta satu (S-1) dan upah atau surat perintah lembur dan lain-
7. Syarat lain yang ditetapkan Menteri. lain yang dilakukan oleh orang yang di-
tunjuk mediator.
Disini mediator adalah sebagai pegawai 9. Jabatan-jabatan tertentu menurut peratu-
negeri sipil atau PNS maka selain syarat-syarat ran perundang-undangan harus menjaga
yang ada dalam Pasal ini harus dipertimbangkan kerahasiannya, maka permintaan ketera-
pula ketentuan yang mengatur tentang pegawai ngan kepada pejabat dimaksud sebagai
negeri sipil pada umumnya. saksi ahli harus mengikuti prosedur yang
ditentukan.
Mekanisme Kerja Mediator 10. Dalam hal tercapainyanya kesepakatan
1. Mediator dalam mengerjakan tugasnya penyelesaian perselisihan hubungan in-
mempunyai waktu selambat-lambatnya 7 dustrial melalui mediasi, maka dibuat
(tujuh) hari kerja setelah menerima pe- perjanjian bersama yang ditandatangani
limpahan penyelesaian perselisihan, me- oleh para pihak dan disaksikan oleh me-
diator harus sudah mengadakan peneli- diator serta didaftarkan ke Pengadilan
tian tentang duduknya perkara dan se- Hubungan Industrial pada Pengadilan
gera mengadakan siding mediasi. Negeri di Wilayah hukum, pihak-pihak
2. Mediator dapat memanggil saksi atau mengadakan perjanjian bersama untuk
saksi ahli untuk hadir dalam sidang me- mendapatkan akta bukti pendaftaran.
diasi guna diminta dan didengar ketera-
ngannya. Apabila tidak tercapai kesepakatan penyele-
3. Saksi atau saksi ahli yang memenuhi saian perselisihan hubungan industrial mela-
panggilan berhak menerima penggantian lui mediasi
biaya perjalanan dan akomodasi yang 1. Mediator mengeluarkan anjuran tertulis
besarnya ditetapkan dengan keputusan 2. Anjuran tertulis dalam waktu selambat-
Menteri. lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak
4. Saksi ahli yang dimaksudkan adalah se- sidang mediasi pertama harus sudah di-
seorang yang mempunyai keahlian khu- sampaikan kepada para pihak.
sus di bidangnya termasuk pegawai pe- 3. Para pihak harus sudah memberikan ja-
ngawas ketenagakerjaan. waban secara tertulis kepada mediator
5. Barang siapa yang diminta keterangan- yang isinya menyetujui atau menolak an-
nya oleh mediator guna penyelesaian juran tertulis dalam waktu selambat-lam-
perselisihan hubungan industrial berda- batnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah
sarkan undang-undang, wajib memberi- menerima anjuran tertulis.
kan keterangan termasuk membukakan 4. Pihak yang tidak memberikan pendapat-
buku dan memperlihatkan surat-surat nya dianggap menolak anjuran tertulis.
yang diperlukan. 5. Dalam hal para pihak menyetujui anju-
ran tertulis, maka dalam waktu selambat-
13
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak anju-
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
593
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 1, Desember 2017, hal. 589 - 596
594
Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi … Pristika Handayani
Daftar Pustaka
Buku:
Abdussalam, Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan), Restu Agung: Jakarta, 2009.
Abdul Hakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra Aditya Bakti: Jakarta, 2009.
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Sinar Grafindo, Jakarta, 2009.
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.
D.Y. WITANTO, Hukum Acara Mediasi Dalam Perkara Perdata Di Lingkungan Peradilan Umum
Dan Peradilan Agama Menurut PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di
Pengadilan, Alfabeta: Bandung, 2011.
Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Jakarta: Rajawali Grapindo Persada, 2008.
Khoidin, Hukum Arbitrase Bidang Perdata, Aswaja Pressindo: Yogyakarta, 2013.
Khotibul Umam, Penyelesaian sengketa Di Luar Pengadilan, Pustaka Yustisia: Yogyakarta, 2010.
Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2010.
Susanti Adi Nugroho, Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Telaga Ilmu Indonesia, Jakarta, 2009.
Suyud Margono, ADR&Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Ghalia Indonesia: Bogor
2004.
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,
Kencana Prenada Media, Jakarta, 2009.
Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Internet:
https://www.jawapos.com/read/2016/11/27/67000/selama-45-tahun-715-perusahaan-asing-hidup-di-
batam.
595
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 1, Desember 2017, hal. 589 - 596
596