TINJAUAN PUSTAKA
[Type text]
Gas terkompresi juga sangat berperan dalam industri kimia, seperti pabrik soda yang
menghidrogenisasi batubara coklat pada tekanan sekitar 300 atm ; pada industri
amonia sintesis, dimana tekanan naik hingga 1000 atm; di industry polimerisasi
etilena dengan tekanan naik 2500 atm, dan di proses lainnya termasuk proses
pencairan gas.
Kompresor merupakan mengubah energi mekanik motor penggerak menjadi
energi fluida berupa tekanan. Fluida inkompresibeel ( Incompressible fluid ) adalah
fluida tak mampu mampat, artinya fluida tidak mengalami pengecilan volume jika
mendapat tekanan. Fluida kompressibel ( Compressible fluid ) adalah fluida mampu
mampat, artinya fluida mengalami pengecilan volume jika mendapat tekanan.
[Type text]
1. Frame
Frame atau base plate berfungsi untuk mendukung bagian kompressor diatas
pondasi.
2. CrankShaft
CrankShaft atau poros engkol berfungsi untuk merubah gerak berputar atau
rotasi menjadi gerak lurus bolak-balik (translasi)
[Type text]
3. Cross head guide
Cross head guide berfungsi tempat kedudukan dan pengarahan gerakan cross
head.
4. Connecting rod
Connecting rod adalah batang yang menghubungkan antara crankshaft dan
cross head. Berfungsi untuk meneruskan gerakan atau gaya dari crankshaft ke
piston rod.
[Type text]
5. Cross head
Cross head bagian yang menghubungkan antara connecting rod dan piston
rod.
6. Silinder
Silinder berfungsi sebagai tempat kedudukan silinder liner dan jacket air.
[Type text]
7. Piston dan Piston Ring
Piston
Piston Ring
Berfungsi mengurangi kebocoran gas atau udara permukaan torak
dengan dinding linier silinder
[Type text]
8. Piston Rod
Piston Rod adalah batang piston yang menghubungkan antara piston dengan
cross head.
9. Stuffing box
Stuffing box adalah tempat kedudukan carbon ring (sebagai penyekat
kebocoran).
[Type text]
10. Compressor Valve
Compressor Valve berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran
udara atau gas kedalam/keluar silinder.
[Type text]
12. Discharge line
Discharge line berfungsi sebagai saluran keluar silinder
[Type text]
14. Clearance gas
Clearance gas adalah ruangan celah pada bagian head end dan crank end
dalam silinder yang berfungsi untuk ruang kompresi udara atau gas.
[Type text]
•Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi yang diteruskan ke
torak melalui batang torak (piston rod).
•Gerakan torak bolak balik dalam silinder mengakibatkan perubahan volume dan
tekanan sehingga terjadi proses pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
Secara sederhana prinsip kerja, perubahan tekanan dan volume dalam suatu
kompresor torak Simplex Single Acting dapat diuraikan dalam bentuk diagram P-V
sebagai berikut :
[Type text]
Torak memulai langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan gas
dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di dalam
silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam
pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak
bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar
Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir gerakan torak pada
langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya harus sama
dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Namun
dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar tidak membentur
kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan pada katup-katup.
Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah kompresinya, di atas
torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan tekanan sebesar Pd.
Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak kekanan), katup isap tidak
dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi sampai tekanannya turun
dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai terbuka dititik (4) ketika tekanannya
sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses
pengisapan ini berlangsung sampai titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat
dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs
melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah (1)
dan titik (4).
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga cara
yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
A. Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga
[Type text]
temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini
dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga
temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal
(temperatur tetap). Proses isotermal mengikuti hukum Boyle.
Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin
untuk menjaga temperatur yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh
cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam
silinder.
B. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi
secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula.
Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses
kompresi.
C. Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya,
ada di antara keduanya dan disebut kompresi politropik.
[Type text]
Kerja ganda (double acting), pada proses ini kompresi terjadi pada
kedua sisi yakni pada bagian muka atau depan dan bagian belakang
torak.
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi:
Satu tingkat (single stage), kompresor hanya melakukan satu kali
perubahan tingkat tekan.
Banyak tingkat (multi stage), kopresor terdiri dari beberapa silinder
dan melakukan beberapa kali perubahan tingkat tekan
3. Klasifikasi berdasarkan susunan silinder
Mendatar (horizontal)
Tegak (vertical)
Miring
4. Klasifikasi berasarkan cara pendinginanya
Pedingina air, pada system air disirkulasikan dengan cara
menggunakan sirip-sirip pada pipa sirkulasi (thermosypon)
ataumenggunakan pompa air (untk kapasitas kompresor yang besar)
Pendinginan udara, pada system ini agar perpindahan panas
berlangsung baik maka konstruksi silinder dibuat dengan tujuan untuk
memperluas perpindahan panasnya.
5. Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak
Langsung
Menggunakan sabuk (belt
Roda gigi
6. Klasifikasi berdasarkan penempatya
Permanen (stationary)
Dapat dipindah (portable)
7. Klasifikasi berdasarkan pelumasanya
[Type text]
Menggunakan pelumas (lubricated type), dimana antara torak dan
silinder dilumasi dengan minyak pelumas dan juga pada bagian
packing rod
Tanpa pelumas (non lubricated type), yang mana gas udara yang
dikompresi tidak boleh terkontaminasi ole pelumas, untuk
mengurangi gesekan antara torak dengan silinder dipasang rmelumasi
sendiri silider ring yang terbuat dari karbon atau teflon yang bersifat
melumasi sendiri (self lubricated).
[Type text]
umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman
akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.
[Type text]
Gambar 3.19 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
[Type text]
Gambar 3.20 Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
[Type text]
Gambar 3.21 Kompresor Putar (Rotary Compressor)
[Type text]
F. Kompresor Sayap Kupu-kupu ( Root Blower )
Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain
tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas
model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah tingkat
kebocoran yang tinggi.Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya
tidak dapat saling rapat betul.Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas
pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak
sendiri sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap
kupu itu.Dilihat dari konstruksinya, sayap kupu-kupu di dalam rumah
pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat
berputar tepat pada dinding.
[Type text]
G. Kompresor Aliran (turbo compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara
yang besar.Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara
secara aksial dan ada yang secara radial.Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu
roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang
diperlukan.Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk tekanan.
[Type text]
Untuk Duplex Double Acting:
Q = Q HE+ QCE
π × D2 × S × π π × ( D2−d2 ) × S × n m3
Q = { 4 ×1728 }{
×VE HE +
4 × 1728 }
×VE CE × 2,
menit
Dimana:
Q HE m3
= Kapasitas gas masuk (inlet) sisi head end,
menit
Q VE m3
= Kapasitas gas masuk sisi crank end,
menit
Q = Kapasitas gas masuk
D = Diameter silinder, In
D = Diameter batang torak, In
S = Panjang langkah torak, In
n = Jumlah putaran permenit, Rpm
VE HE = Efisiensi volumentrik pada sisi head end, %
VE v E = Efisiensi volumentrik pada sisi crank end, %
Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara kapasitas yang
masuk ke dalam silinder dengan kapasitas perpindahan torak. Efisiensi
volumetrik dipengaruhi oleh:
- Clearance silinder.
- Perbandingan tekanan.
- Faktor kompresibilitas.
Untuk kondisi sesungguhnya dimana terjadi losses pada katup masuk dan
keluar sebesar 3 %, maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
[Type text]
Efisiensi volumentrik pada sisi head end
1
VE HE=97−r −C HE ×
Zs
Zd [
× r λ −1 ,%( )]
Efisiensi volumentrik pada sisi crank end
1
VE CE =97−r −CCE ×
Zs
Zd [
× r λ −1 ,%( )]
Keterangan :
r = Perbandingan tekanan, dapat dihitung dengan persamaan :
Pd
r =
PS
Dimana :
Ps = Tekanan gas masuk (suction), Psia.
Pd = Tekanan gas keluar (discharge), Psia.
C HE = Clearence (volume sisa) silinder sisi head end, %
C CE = Clearence (volume sisa) silinder sisi crank end, %
k = Eksponen adiabatik, dihitung atau dari grafik.
Dimana :
Cpmix = Molal heat specific, BTU/ lb mol °R
Zs = Faktor kompresibilitas gas campuran pada kondisi masuk.
Dapat ditentukan dari grafik kompresibilitas (Z) dengan menghitung :
Temperatur tereduksi ( reduced temperature )
[Type text]
Ts
Tr =
Tc mix
Dimana :
Ts = Temperatur gas masuk (° R)
Tcmix = Temperatur kritis gas campuran ( ° R ¿
Tekanan Tereduksi ( reduced pressure )
Ps
Pr =
Pc mix
Dimana :
Ps = Tekanan gas masuk ( psia)
Pcmix = Tekanan kritis gas campuran ( psia )
Zd = Faktor kompresibilitas gas campuran pada kondisi keluar
Dapat ditentukan dari grafik kompresibilitas (Z) dengan menghitung :
Temperatur tereduksi
Td
Tr =
Tcmix
Dimana :
Td = Temperatur gas keluar (° R )
Tekanan Tereduksi
Pd
Pr =
Pcmix
Dimana :
Pd = Tekanan gas keluar ( ° R )
[Type text]
Daya Gas Kompresor (GHP)
Daya kompresor adalah daya poros yang digunakan untuk
memampatkan gas dalam silinder, yang dirumuskan : Daya = Kerja tiap
satuan waktu. Disini daya gas kompresor dihitung dengan proses politropik,
yaitu pemampatan gas yang berlangsung pada keadaan dimana seluruh
parameter berubah. (mendekati kondisi actual). Daya kompresor
reciprocating satu tingkat (Single Stage) dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
[Type text]
Gas Horse Power (GHP) :
[Type text]
3.6 Troubleshooting
A. Masalah Kompresor
Secara umum, masalah kompresor torak dipilah kedalam 3 ( tiga ) kategori
- Kehilangan Kapasitas ( Loss of Capacity ).
- Noise dan Vibration.
- Failure to run
1. Kehilangan Kapasitas
Jika kompresor tidak bisa memberikan tekanannya, biasanya ini
menggambarkan perbandingan antara jumlah yang telah dipindahkan dan jumlah
yang akan dipindahkan. Penyebab menurunnya kapasitas, bisa meliputi hal – hal
berikut :
Suction filter tersumbat
Ini menyebabkan kompresor tidak bekerja tanpa beban, dan mengakibatkan
vakum disisi masuk ( tekanan dibawah atmosfir ).
[Type text]
Gambar 3.26 Gasket Intercooler
Kapasitas tidak cukup
Perhatian, tekanan sistem naik, kapasitas yang dipindahkan mesin menurun.
Umumnya, kapasitas menurun karena kerusakan katup.
[Type text]
Gambar 3.27 Unloaders valve
- Pipe strain yang berlebihan.
b. Noise
Seringkali noise yang digambarkan sebagai mekanika atau gesekan yang
berkaitan dengan suara. Pada kompresor torak, noise yang umum terjadi
adalah knocking noise. Menentukan sumber knocking sounds lebih sulit,
karena suara berjalan melalui mesin. Dalam kompresor torak, selalu ada
noise yang berkaitan dengan kompresor. Sumber noise bisa meliputi :
- Air noise dari motor.
[Type text]
- Aliran gas dalam pipa.
- Clicking of valves, dan
- Slight belt slap pada kompresor besabuk.
c. Cylinder Knock
Cylinder knock, adalah suara ketukan yang terdengar selama kompresor
beroperasi. Kebanyakan, knock dijumpai di dalam silinder kompresor. Knocking di
dalam silinder, umumnya meliputi :
- Torak yang longgar.
[Type text]
- Kelembapan fluida kerja, atau “ liquid slugging “
Langkah sederhana yang bisa diambil untuk menganalisis adanya masalah cylinder
knocks adalah :
1. Jika knocks hanya terjadi saat idling, periksalah piston end clearance.
2. Jika knocks terjadi saat kompresor terbebani, periksalah keausan silinder.
- Torak atau cincin sudah usang.
- Periksalah kelonggaran torak, gantilah katup masuk dan katup lepas. Tahan
torak dengan penyangga, amati gerakan torak.
- Periksa end clearances, masih dalam batas izin atau tidak.
[Type text]
Gambar 3.32 Mechanical packing
5. Clearance yang berlebih antara crosshead dengan guide.
6. Connecting rod menghantam ujung batang torak pada crosshead (kepala silang).
7. Belt misaligned, menyebabkan motor rotor weave dan menjadi benjol.
8. Mesin yang tidak level, menyebabkan motor rotor “ weave “ secara aksial dan
benjol. Masalah ini sering berkaitan dengan ketelitian belt alignment.
9. Putaran kompresor yang kurang tepat
Knock pada putaran gear kompresor, paling sering disebabkan karena bagian yang
longgar atau clearance bantalan yang terlalu besar.
e. Squealing Noise
Squealing Noise, adalah suara nyaring yang terdengar pada kompresor pada
saat bekerja. Kemungkinan penyebab timbulnya squealing noise meliputi :
1. Motor atau bantaraln kompresor terlalu kencang.
2. Pelumas yang kurang.
3. Sabuk slip.
4. Gasket atau sambungan yang bocor.
3 Failure to Run
Ada kalanya mesin gagal berputar, yang harus diperiksa adalah hal – hal
sebagai berikut :
1. Sekring ( Fuse )terlalu kecil.
2. Voltage rendah.
[Type text]
3. Pressure switch differential di set terlalu dekat.
4. Saat starting, kompresor tidak unload.
5. Saat start, motor perlu daya yang cukup besar.
Pada saat pembebanan dan motor tidak bekerja, maka periksalah hal – hal sebagai
berikut :
1. Pressure switch contacts tidak mating.
2. Contacts yang buruk.
3. Motor rotor perlu daya yang cukup besar.
4. Thermal overloads perlu resetting.
5. Sekring ( fuse ) putus.
[Type text]
8. Piston rings yang usang atau patah.
9. System pressure set terlalu tinggi.
10. Speed terlalu rendah.
11. Sabuk slip.
c. Tekanan kurang
Tekanan discharge pada kompresor berkurang dari normal disebabkan karena
hal – hal berikut :
1. Air demand exceeds rating of compressors.
2. Sebagian intake partially tersumbat.
3. Suction filter perlu dibersihkan.
4. Unloader bypassing.
5. Kebocoran pada piping dan sambungan.
6. Kebocoran pada gasket cylinder head, valve asembly, atau intercooler.
7. Piston rings yang usang atau patah.
8. Pressure gauge tidak terkalibrasi dengan tepat.
d. Temperatur Mesin saat bekerja terlalu panas
Temperatur mesin terlalu panas disebabkan oleh :
1. Sirip pendingin tertutup debu, atau water jacket berlumpur.
2. Tekanan sisi lepas diset terlalu tinggi.
3. Katup rusak, menyebabkan “ wire drawing ”.
4. Kompresor berputar balik.
5. Intercooler tidak berfungsi dengan baik.
e. Mesin terlalu lama untuk mencapai tekanan yang diinginkan
Mesin terlalau lama mencapai tekanan yang diinginkan disebabkan oleh :
1. Air demand meningkat.
2. Sebagian intake tersumbat.
3. Suction filter perlu dibersihkan.
4. Unloader partially bypassing.
[Type text]
5. Kerusakan katup.
6. Kebocoran pada sambungan pipa.
7. Piston rings yang usang atau patah.
8. Kompresor tidak berjalan pada speed nya.
9. Sabuk slip.
[Type text]
e. Pressure regulating valve di set terlalu tinggi.
3. Konsumsi Pelumas Berlebihan
Konsumsi pelumas berlebihan disebabkan oleh :
a. Batas pelumas dalam crankcase terlalu tinggi.
b. Penggunaan tingkat viscositas minyak pelumas tidak tepat.
c. Tekanan minyak pelumas terlalu tinggi.
d. Cincin torak dan cylinder sudah melampaui batas ijin.
[Type text]
Pelumasan adalah tindakan pemberian oli terhadap komponen-komponen
bergerak, penggunaan oli pada umumnya untuk bagian-bagian peralatan yang
tertutup seperti gearbox. Pemberian oli terdiri dari penggantian dan penambahan.
Jenis oli yang digunakan setiap peralatan tidak ada yang sama tergantung pada
kondisi kerja peralatan dan jenis mesin tersebut.
2. Greasing
Merupakan proses penambahan dan penggantian grease, biasanya menggunakan
alat berupa pompa grease (pispot). Grease digunakan untuk bearing, bushing dan
poros.
3. Penggantian
Penggantian spare part rutin dilakukan sesuai dengan rancangan awal peralatan
tersebut, sesuai dengan usia pakainya. Penggantian spare part tersebut untuk
menjamin optimalisasi kerja unit secara keseluruhan. Seperti penggantian filter
pada scrubber, penggantian pada spark plug.
4. Penyetelan
Penyetelan dilakukan untuk mengembalikan peralatan ke kondisi semula, sehingga
kerja peralatan tersebut tetap optimal. Seperti penyetelan kerenggangan valve intake
dan roker arm.
[Type text]