Anda di halaman 1dari 37

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pandangan Umum Tentang Kompresor


Kompresor (Compressors) adalah suatu mesin / alat yang dipergunakan
untuk menghasilkan gas / udara terkompresi / bertekanan tinggi dengan cara
memampatkannya. Untuk udara biasanya yang dihisap dari atmosfer, tetapi ada pula
yang dihisap pada tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan atmosfer.Siklus
kompresi dan perkembangan pengetahuan gas terkompresi telah menjadi dasar
kemajuan pada penggunaan dan penerapan kompressor sebagai mesin penghasil gas
terkompresi pada kurun waktu saat ini.
Penggunaan udara terkompresi telah dikenal sejak 3000 S.M di Babilonia,
yang pada waktu itu dipakai untuk tujuan metalurgi, dimana kapak perunggu telah
dibuat. Pemotongan dan pembentukan pedang dan golok dilakukan di Egypt, India,
dan Mesopotania. Seorang philosop Yunani, Plato ( 429 – 747 S.M. ), membuat
sebuah kompresor udara yang terbuat dari sebuah pipa dimana air turun menuju
vesel tertutup. Saat air mencapai puncak vessel, menghasilkan terkompresnya udara
yang terjebak di dalamnya hingga udara tersebut mencapai tekanan yang tinggi yang
cukup untuk meniup peluit. Selama abad 18 dan 19, kebutuhan akan udara
terkompresi oleh industri besi semakin berkembang. Pada tahun 1777, James Watt
merancang sebuah kompresor uap dengan diameter silinder 30 inch.Pada tahun 1829,
insinyur Inggris membuat paten atas kompresor dua tingkat pertama.Pada tahun
1830, Academie Francaise memberikan piagam kepada M. Thilorier yang
merancang kompresor tingkat banyak. Namun sistem pendinginan ( inter cooler )
baru ditemukan pada tahun 1849 oleh Baron Von Rathen. Pada awal abad 20
kebutuhan akan udara terkompresi di berbagai industri berkembang dengan amat
pesat, yang memacu penemuan kompresor turbo oleh Prof. Rateau dan Sir. C. A.
Parson.

[Type text]
Gas terkompresi juga sangat berperan dalam industri kimia, seperti pabrik soda yang
menghidrogenisasi batubara coklat pada tekanan sekitar 300 atm ; pada industri
amonia sintesis, dimana tekanan naik hingga 1000 atm; di industry polimerisasi
etilena dengan tekanan naik 2500 atm, dan di proses lainnya termasuk proses
pencairan gas.
Kompresor merupakan mengubah energi mekanik motor penggerak menjadi
energi fluida berupa tekanan. Fluida inkompresibeel ( Incompressible fluid ) adalah
fluida tak mampu mampat, artinya fluida tidak mengalami pengecilan volume jika
mendapat tekanan. Fluida kompressibel ( Compressible fluid ) adalah fluida mampu
mampat, artinya fluida mengalami pengecilan volume jika mendapat tekanan.

3.2 Bagian utama dan fungsi Komponen Kompresor

Gambar 3.1 Komponen Utama Kompresor Reciprocating

[Type text]
1. Frame
Frame atau base plate berfungsi untuk mendukung bagian kompressor diatas
pondasi.

Gambar 3.2 Frame

2. CrankShaft
CrankShaft atau poros engkol berfungsi untuk merubah gerak berputar atau
rotasi menjadi gerak lurus bolak-balik (translasi)

Gambar 3.3 CrankShaft

[Type text]
3. Cross head guide
Cross head guide berfungsi tempat kedudukan dan pengarahan gerakan cross
head.

Gambar 3.4 Cross head guide

4. Connecting rod
Connecting rod adalah batang yang menghubungkan antara crankshaft dan
cross head. Berfungsi untuk meneruskan gerakan atau gaya dari crankshaft ke
piston rod.

Gambar 3.5 Connecting rod

[Type text]
5. Cross head
Cross head bagian yang menghubungkan antara connecting rod dan piston
rod.

Gambar 3.6 Cross head

6. Silinder
Silinder berfungsi sebagai tempat kedudukan silinder liner dan jacket air.

Gambar 3.7 Silinder

[Type text]
7. Piston dan Piston Ring
 Piston

Sebagai elemen yang menangani udara atau udara pada proses


pemasukan (suction), kompresi (compression), dan pengeluaran
(discharge)

Gambar 3.8 Piston

 Piston Ring
Berfungsi mengurangi kebocoran gas atau udara permukaan torak
dengan dinding linier silinder

Gambar 3.9 Piston Ring

[Type text]
8. Piston Rod
Piston Rod adalah batang piston yang menghubungkan antara piston dengan
cross head.

Gambar 3.10 Piston Rod

9. Stuffing box
Stuffing box adalah tempat kedudukan carbon ring (sebagai penyekat
kebocoran).

Gambar 3.11 Stuffing Box

[Type text]
10. Compressor Valve
Compressor Valve berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran
udara atau gas kedalam/keluar silinder.

Gambar 3.12 Compressor Valve

11. Suction line


Suction line berfungsi sebagai saluran masuk silinder.

Gambar 3.13 Suction Line

[Type text]
12. Discharge line
Discharge line berfungsi sebagai saluran keluar silinder

Gambar 3.14 Discharge Line


.

13. Cylinder liner


Cylinder liner berfungsi sebagai lintasan gerakan piston selama proses
expansi, suction, kompresi, dan discharge.

Gambar 3.15 Cylinder Liner

[Type text]
14. Clearance gas
Clearance gas adalah ruangan celah pada bagian head end dan crank end
dalam silinder yang berfungsi untuk ruang kompresi udara atau gas.

15. Water jacket


Water jacket adalah ruangan pada silinder untuk sirkulasi air sebagai
pendingin.

Gambar 3.16 Water Jacket

16. Front and rear cylinder cover


Adalah tutup silinder bagian head end (front cover) dan bagian crank end
(rear cover) yang berfungsi untuk menahan udara atau gas tidak keluar.

3.3 Prinsip Kerja Kompresor


Prinsip kerja kompresor torak adalah sebagai berikut :
•Tenaga mekanik dari penggerak mula ditransmisikan melalui poros engkol dalam
bentuk gerak rotasi dan diteruskan ke kepala silang (cross head) dengan perantaraan
Batang penghubung (connecting rod).

[Type text]
•Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi yang diteruskan ke
torak melalui batang torak (piston rod).

•Gerakan torak bolak balik dalam silinder mengakibatkan perubahan volume dan
tekanan sehingga terjadi proses pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.

Secara sederhana prinsip kerja, perubahan tekanan dan volume dalam suatu
kompresor torak Simplex Single Acting dapat diuraikan dalam bentuk diagram P-V
sebagai berikut :

Gambar 3.17 Diagram P-V Kompresor Torak

[Type text]
Torak memulai langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan gas
dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di dalam
silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam
pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak
bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar
Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir gerakan torak pada
langkah kompresi dan pengeluaran.

Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya harus sama
dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Namun
dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar tidak membentur
kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan pada katup-katup.
Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah kompresinya, di atas
torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan tekanan sebesar Pd.
Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak kekanan), katup isap tidak
dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi sampai tekanannya turun
dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai terbuka dititik (4) ketika tekanannya
sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses
pengisapan ini berlangsung sampai titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat
dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs
melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah (1)
dan titik (4).

Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga cara
yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
A. Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga

[Type text]
temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini
dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga
temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal
(temperatur tetap). Proses isotermal mengikuti hukum Boyle.
Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin
untuk menjaga temperatur yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh
cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam
silinder.
B. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi
secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula.
Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses
kompresi.
C. Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya,
ada di antara keduanya dan disebut kompresi politropik.

3.4 Klasifikasi Kompresor


Kompresor torak dapat diklasifikasikan berasarkan:
1. Klasifikasi berdasarkan langkah kerja
 Kerja tunggal (single acting), pada proses kompresi hanya pada satu
sisi silinder atau pada ujung (kepala) torak saja.

[Type text]
 Kerja ganda (double acting), pada proses ini kompresi terjadi pada
kedua sisi yakni pada bagian muka atau depan dan bagian belakang
torak.
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi:
 Satu tingkat (single stage), kompresor hanya melakukan satu kali
perubahan tingkat tekan.
 Banyak tingkat (multi stage), kopresor terdiri dari beberapa silinder
dan melakukan beberapa kali perubahan tingkat tekan
3. Klasifikasi berdasarkan susunan silinder
 Mendatar (horizontal)
 Tegak (vertical)
 Miring
4. Klasifikasi berasarkan cara pendinginanya
 Pedingina air, pada system air disirkulasikan dengan cara
menggunakan sirip-sirip pada pipa sirkulasi (thermosypon)
ataumenggunakan pompa air (untk kapasitas kompresor yang besar)
 Pendinginan udara, pada system ini agar perpindahan panas
berlangsung baik maka konstruksi silinder dibuat dengan tujuan untuk
memperluas perpindahan panasnya.
5. Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak
 Langsung
 Menggunakan sabuk (belt
 Roda gigi
6. Klasifikasi berdasarkan penempatya
 Permanen (stationary)
 Dapat dipindah (portable)
7. Klasifikasi berdasarkan pelumasanya

[Type text]
 Menggunakan pelumas (lubricated type), dimana antara torak dan
silinder dilumasi dengan minyak pelumas dan juga pada bagian
packing rod
 Tanpa pelumas (non lubricated type), yang mana gas udara yang
dikompresi tidak boleh terkontaminasi ole pelumas, untuk
mengurangi gesekan antara torak dengan silinder dipasang rmelumasi
sendiri silider ring yang terbuat dari karbon atau teflon yang bersifat
melumasi sendiri (self lubricated).

 Jenis jenis Kompresor :


Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positve Displacement compressor, dan Dynamic compresor (Turbo). Positive
Displacement compressor terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan
Dynamic compressor terdiri dari Centrifugal, axial, dan ejector.

A. Kompresor Torak Resiprokal ( Reciprocating Compressor )


Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan
torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal.Pemasukan udara diatur oleh
katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat
terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil, sehingga udara luar
akan masuk ke dalam silinder secaraalami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak
ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi,
selanjutnya di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung
penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam
tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-
menerus hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan menghisap
dan mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus, pada

[Type text]
umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman
akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.

Gambar 3.18 Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)

B. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara


Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara
yang lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian
didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh
torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian)
udara tahap kedua lebih besar, temperatureudara akan naik selama terjadi kompresi,
sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin.
Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau
dengan sistem air bersirkulasi.
Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain,
untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih
tekanannya hingga 15 bar.

[Type text]
Gambar 3.19 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara

C. Kompresor Diafragma (Diaphragma Compressor)


Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak.Namun letak
torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma.Udara yang masuk dan keluar
tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal.
Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan
pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma banyak digunakan pada industri
bahan makanan, farmasi, obat - obatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak.
Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam
tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara
langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah membran
(diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembangkempis itulah yang akan
menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.

[Type text]
Gambar 3.20 Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)

D. Kompresor Putar ( Rotary Compressor )


Kompresor rotari baling-baling luncur Secara eksentrik rotor dipasang
berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk
dan keluar.Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang
pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan.Bahkan suaranya tidak berisik dan
halus dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan
mantap.Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung dalam
rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai berputar,
energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawandinding. Karena bentuk dari
rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran
ruangan dapat diperbesar atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya)
udara.

[Type text]
Gambar 3.21 Kompresor Putar (Rotary Compressor)

E. Kompresor Sekrup ( Screw Compressors )


Kompresor sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan
(engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk
cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua
rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan.Jika roda-
roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan sebagai
pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik.Roda-roda gigi kompresor sekrup
harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul
dapat menghisap dan menekan fluida.

Gambar 3.22 Kompresor Sekrup ( Screw Compressors )

[Type text]
F. Kompresor  Sayap Kupu-kupu ( Root Blower )
Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain
tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas
model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah tingkat
kebocoran yang tinggi.Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya
tidak dapat saling rapat betul.Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas
pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak
sendiri sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap
kupu itu.Dilihat dari konstruksinya, sayap kupu-kupu di dalam rumah
pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat
berputar tepat pada dinding.

Gambar 3.23 Kompresor  Sayap Kupu-kupu (Root Blower )

[Type text]
G. Kompresor Aliran (turbo compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara
yang besar.Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara
secara aksial dan ada yang secara radial.Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu
roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang
diperlukan.Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk tekanan.

Gambar 3.24 Kompresor Aliran (turbo compressor)

3.5 Perhitungan Daya,Kapasitas,Tenaga,dan Tekanan


 Kapasitas Sebenarnya
Dalam perhitungan kapasitas kompresor torak ditunjukan dalam
jumlah volume gas/udara yang sebernarnya yang masuk pada setiap tingkat
kompresor permenit dengan satuan Actual Cubic Feet per Minute (ACFM)
atau Inlet Cubic Feet per Minute (ICFM). Kapasitas kompresor dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:

[Type text]
Untuk Duplex Double Acting:
Q = Q HE+ QCE

π × D2 × S × π π × ( D2−d2 ) × S × n m3
Q = { 4 ×1728 }{
×VE HE +
4 × 1728 }
×VE CE × 2,
menit

Dimana:

Q HE m3
= Kapasitas gas masuk (inlet) sisi head end,
menit

Q VE m3
= Kapasitas gas masuk sisi crank end,
menit
Q = Kapasitas gas masuk
D = Diameter silinder, In
D = Diameter batang torak, In
S = Panjang langkah torak, In
n = Jumlah putaran permenit, Rpm
VE HE = Efisiensi volumentrik pada sisi head end, %
VE v E = Efisiensi volumentrik pada sisi crank end, %

 Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara kapasitas yang
masuk ke dalam silinder dengan kapasitas perpindahan torak. Efisiensi
volumetrik dipengaruhi oleh:
- Clearance silinder.
- Perbandingan tekanan.
- Faktor kompresibilitas.
Untuk kondisi sesungguhnya dimana terjadi losses pada katup masuk dan
keluar sebesar 3 %, maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

[Type text]
 Efisiensi volumentrik pada sisi head end
1
VE HE=97−r −C HE ×
Zs
Zd [
× r λ −1 ,%( )]
 Efisiensi volumentrik pada sisi crank end
1
VE CE =97−r −CCE ×
Zs
Zd [
× r λ −1 ,%( )]

Keterangan :
r = Perbandingan tekanan, dapat dihitung dengan persamaan :
Pd
r =
PS
Dimana :
Ps = Tekanan gas masuk (suction), Psia.
Pd = Tekanan gas keluar (discharge), Psia.
C HE = Clearence (volume sisa) silinder sisi head end, %
C CE = Clearence (volume sisa) silinder sisi crank end, %
k = Eksponen adiabatik, dihitung atau dari grafik.

Untuk gas campuran (gas mixture) dihitung dengan persamaan


Mcpmix
k mix=
Mcp mix−1,99

Dimana :
Cpmix = Molal heat specific, BTU/ lb mol °R
Zs = Faktor kompresibilitas gas campuran pada kondisi masuk.
Dapat ditentukan dari grafik kompresibilitas (Z) dengan menghitung :
 Temperatur tereduksi ( reduced temperature )

[Type text]
Ts
Tr =
Tc mix
Dimana :
Ts = Temperatur gas masuk (° R)
Tcmix = Temperatur kritis gas campuran ( ° R ¿
 Tekanan Tereduksi ( reduced pressure )

Ps
Pr =
Pc mix
Dimana :
Ps = Tekanan gas masuk ( psia)
Pcmix = Tekanan kritis gas campuran ( psia )
Zd = Faktor kompresibilitas gas campuran pada kondisi keluar
Dapat ditentukan dari grafik kompresibilitas (Z) dengan menghitung :
 Temperatur tereduksi

Td
Tr =
Tcmix
Dimana :
Td = Temperatur gas keluar (° R )
 Tekanan Tereduksi

Pd
Pr =
Pcmix
Dimana :
Pd = Tekanan gas keluar ( ° R )

[Type text]
 Daya Gas Kompresor (GHP)
Daya kompresor adalah daya poros yang digunakan untuk
memampatkan gas dalam silinder, yang dirumuskan : Daya = Kerja tiap
satuan waktu. Disini daya gas kompresor dihitung dengan proses politropik,
yaitu pemampatan gas yang berlangsung pada keadaan dimana seluruh
parameter berubah. (mendekati kondisi actual). Daya kompresor
reciprocating satu tingkat (Single Stage) dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

[Type text]
 Gas Horse Power (GHP) :

b.Compressor Horse Power (CHP)

[Type text]
3.6 Troubleshooting
A. Masalah Kompresor
Secara umum, masalah kompresor torak dipilah kedalam 3 ( tiga ) kategori
- Kehilangan Kapasitas ( Loss of Capacity ).
- Noise dan Vibration.
- Failure to run

1. Kehilangan Kapasitas
Jika kompresor tidak bisa memberikan tekanannya, biasanya ini
menggambarkan perbandingan antara jumlah yang telah dipindahkan dan jumlah
yang akan dipindahkan. Penyebab menurunnya kapasitas, bisa meliputi hal – hal
berikut :
 Suction filter tersumbat
Ini menyebabkan kompresor tidak bekerja tanpa beban, dan mengakibatkan
vakum disisi masuk ( tekanan dibawah atmosfir ).

Gambar 3.25 Suction filter


 Suction filter terbuka
Ini menyebabkan tidak ada kompresi gas.
 Gasket rusak
- Pada dudukan katup ( valve seat ).
- Pada cylinder head.
- Pada intercooler.

[Type text]
Gambar 3.26 Gasket Intercooler
 Kapasitas tidak cukup
Perhatian, tekanan sistem naik, kapasitas yang dipindahkan mesin menurun.
Umumnya, kapasitas menurun karena kerusakan katup.

2. Vibration dan Noise


Masalah kompresor torak adalah noise dan vibration, masing – masing
dijelaskan sebagai berikut :
a. Vibration
Yang dimaksud dengan vibration adalah getaran, getaran ini terutama terjadi
pada kompresor torak. Getaran pada kompresor ini adalah akibat adanya
bolak – balik torak ketika melakukan proses hisap dan kompresi.
Kemungkinan penyebab getaran yang lain adalah :
- Kontruksi pondasi yang kurang meredam getaran.
- Pemangkasan ( yang dipangkas ) tidak sesuai.
- Unloaders tidak berfungsi secara benar.

[Type text]
Gambar 3.27 Unloaders valve
- Pipe strain yang berlebihan.

Gambar 3.28 Akibat pipe strain yang berlebihan


- Piping design yang kurang tepat.

b. Noise
Seringkali noise yang digambarkan sebagai mekanika atau gesekan yang
berkaitan dengan suara. Pada kompresor torak, noise yang umum terjadi
adalah knocking noise. Menentukan sumber knocking sounds lebih sulit,
karena suara berjalan melalui mesin. Dalam kompresor torak, selalu ada
noise yang berkaitan dengan kompresor. Sumber noise bisa meliputi :
- Air noise dari motor.

[Type text]
- Aliran gas dalam pipa.
- Clicking of valves, dan
- Slight belt slap pada kompresor besabuk.
c. Cylinder Knock
Cylinder knock, adalah suara ketukan yang terdengar selama kompresor
beroperasi. Kebanyakan, knock dijumpai di dalam silinder kompresor. Knocking di
dalam silinder, umumnya meliputi :
- Torak yang longgar.

Gambar 3.29 Torak


- Head Clearance yang kurang cukup.
- Clearance torak – silinder terlalu besar.
- Cincin torak yang patah.

Gambar 3.30 Cincin torak yang patah

- Rider bands yang longgar.


- Katup yang longgar, bahkan mungkin patah.

[Type text]
- Kelembapan fluida kerja, atau “ liquid slugging “
Langkah sederhana yang bisa diambil untuk menganalisis adanya masalah cylinder
knocks adalah :
1. Jika knocks hanya terjadi saat idling, periksalah piston end clearance.
2. Jika knocks terjadi saat kompresor terbebani, periksalah keausan silinder.
- Torak atau cincin sudah usang.
- Periksalah kelonggaran torak, gantilah katup masuk dan katup lepas. Tahan
torak dengan penyangga, amati gerakan torak.
- Periksa end clearances, masih dalam batas izin atau tidak.

d. Frame atau Running Gears Knocks


Kemungkinan penyebab knocking pada compressor running gear meliputi :
1. Flywheel ( roda gila ) yang longgar atau sheave.

Gambar 3.31 Flywheel (Roda gila)


2. Kelonggaran atau worn beatings.
3. Crosshead pin terhadap bushing clearance terlalu besar.

4. Mechanical packing yang longgar.

[Type text]
Gambar 3.32 Mechanical packing
5. Clearance yang berlebih antara crosshead dengan guide.
6. Connecting rod menghantam ujung batang torak pada crosshead (kepala silang).
7. Belt misaligned, menyebabkan motor rotor weave dan menjadi benjol.
8. Mesin yang tidak level, menyebabkan motor rotor “ weave “ secara aksial dan
benjol. Masalah ini sering berkaitan dengan ketelitian belt alignment.
9. Putaran kompresor yang kurang tepat
Knock pada putaran gear kompresor, paling sering disebabkan karena bagian yang
longgar atau clearance bantalan yang terlalu besar.

e. Squealing Noise
Squealing Noise, adalah suara nyaring yang terdengar pada kompresor pada
saat bekerja. Kemungkinan penyebab timbulnya squealing noise meliputi :
1. Motor atau bantaraln kompresor terlalu kencang.
2. Pelumas yang kurang.
3. Sabuk slip.
4. Gasket atau sambungan yang bocor.
3 Failure to Run
Ada kalanya mesin gagal berputar, yang harus diperiksa adalah hal – hal
sebagai berikut :
1. Sekring ( Fuse )terlalu kecil.
2. Voltage rendah.

[Type text]
3. Pressure switch differential di set terlalu dekat.
4. Saat starting, kompresor tidak unload.
5. Saat start, motor perlu daya yang cukup besar.
Pada saat pembebanan dan motor tidak bekerja, maka periksalah hal – hal sebagai
berikut :
1. Pressure switch contacts tidak mating.
2. Contacts yang buruk.
3. Motor rotor perlu daya yang cukup besar.
4. Thermal overloads perlu resetting.
5. Sekring ( fuse ) putus.

B. Menyelesaikan Masalah khas pada Kompresor


a. Tidak ada udara yang dipindahkan.
1. Intake tersumbat.
2. Suction filter tersumbat.
3. Unloader stuck.
4. Kerusakan katup.
5. Kebocoran berlebihan pada piping.
6. Keboroan pada gasket cylinder head, valve cage assembly, atau
intercooler.
b. Udara yang dipindahkan kurang.
1. Air demand exceeds rating of compressors.
2. Sebagian intake tersumbat.
3. Suction filter perlu dibersihkan.
4. Unloader stuck.
5. Katup rusak.
6. Kebocoran pada piping.
7. Kebocoran pada gasket cylinder head, valve assembly, atau intercooler.

[Type text]
8. Piston rings yang usang atau patah.
9. System pressure set terlalu tinggi.
10. Speed terlalu rendah.
11. Sabuk slip.
c. Tekanan kurang
Tekanan discharge pada kompresor berkurang dari normal disebabkan karena
hal – hal berikut :
1. Air demand exceeds rating of compressors.
2. Sebagian intake partially tersumbat.
3. Suction filter perlu dibersihkan.
4. Unloader bypassing.
5. Kebocoran pada piping dan sambungan.
6. Kebocoran pada gasket cylinder head, valve asembly, atau intercooler.
7. Piston rings yang usang atau patah.
8. Pressure gauge tidak terkalibrasi dengan tepat.
d. Temperatur Mesin saat bekerja terlalu panas
Temperatur mesin terlalu panas disebabkan oleh :
1. Sirip pendingin tertutup debu, atau water jacket berlumpur.
2. Tekanan sisi lepas diset terlalu tinggi.
3. Katup rusak, menyebabkan “ wire drawing ”.
4. Kompresor berputar balik.
5. Intercooler tidak berfungsi dengan baik.
e. Mesin terlalu lama untuk mencapai tekanan yang diinginkan
Mesin terlalau lama mencapai tekanan yang diinginkan disebabkan oleh :
1. Air demand meningkat.
2. Sebagian intake tersumbat.
3. Suction filter perlu dibersihkan.
4. Unloader partially bypassing.

[Type text]
5. Kerusakan katup.
6. Kebocoran pada sambungan pipa.
7. Piston rings yang usang atau patah.
8. Kompresor tidak berjalan pada speed nya.
9. Sabuk slip.

C. Permasalahan Pada Sistem Pelumas


Permasalahan pada sistem pelumasan adalah sebagai berikut :
1. Tekanan Pelumas Rendah.
2. Tekanan Pelumas Tinggi.
3. Konsumsi Pelumas Berlebihan.
4. Force – feed Lubricator.
5. Incorrect Delivery o Lubricator.
1. Tekanan Pelumas Rendah
Tekanan pelumas rendah disebabkan oleh :
a. Batas pelumas rendah.
b. Filter strainer berdebu
c. Kerusakan pada pompa atau relief valve.
d. Kerusakan relief valve pada header.
e. Bantalan usang, clearance berlebih.
f. Viscositas pelumas rendah.
g. Temperatur pelumas tinggi.
2. Tekanan Pelumas tinggi
Tekanan pelumas tinggi disebabkan oleh :
a. Kerusakan relief valve pada header.
b. Restriction pada laluan pelumas.
c. Grade pelumas tidak tepat.
d. Minyak pelumas dingin.

[Type text]
e. Pressure regulating valve di set terlalu tinggi.
3. Konsumsi Pelumas Berlebihan
Konsumsi pelumas berlebihan disebabkan oleh :
a. Batas pelumas dalam crankcase terlalu tinggi.
b. Penggunaan tingkat viscositas minyak pelumas tidak tepat.
c. Tekanan minyak pelumas terlalu tinggi.
d. Cincin torak dan cylinder sudah melampaui batas ijin.

4. Force – feed Lubricator


Gaya tekan pada pelumas yang kurang ( untuk pelumasan paksa ),
menyebabkan minyak pelumas tidak sampai ke lokasi yang harus dilumasi.
5. Incorrect Delivery of Lubricator
Terjadi karena hal – hal berikut :
a. Saat pengisian pelumas tidak ada ventilasi udara.
b. Batas minyak pelumas rendah.
c. Ventilasi pada lubricator reservoir tersumbat.
d. Oil check valve pada silinder rusak.
e. Kebocoran saluran atau fitting.
f. Perubahan pump stroke tidak benar.

3.7 Preventive Maintanance

Preventive maintenance merupakan maintenance rutin yang dilakukan untuk


mencegah terjadinya kerusakan sebelum usia pakai (life time) peralatan tersebut
berakhir. Preventive maintenance biasanya didasarkan pada jam operasional
peralatan. Jenis-jenis preventive maintenance dapat dikelompokkan atas:
1. Pelumasan

[Type text]
Pelumasan adalah tindakan pemberian oli terhadap komponen-komponen
bergerak, penggunaan oli pada umumnya untuk bagian-bagian peralatan yang
tertutup seperti gearbox. Pemberian oli terdiri dari penggantian dan penambahan.
Jenis oli yang digunakan setiap peralatan tidak ada yang sama tergantung pada
kondisi kerja peralatan dan jenis mesin tersebut.
2. Greasing
Merupakan proses penambahan dan penggantian grease, biasanya menggunakan
alat berupa pompa grease (pispot). Grease digunakan untuk bearing, bushing dan
poros.

3. Penggantian
Penggantian spare part rutin dilakukan sesuai dengan rancangan awal peralatan
tersebut, sesuai dengan usia pakainya. Penggantian spare part tersebut untuk
menjamin optimalisasi kerja unit secara keseluruhan. Seperti penggantian filter
pada scrubber, penggantian pada spark plug.
4. Penyetelan
Penyetelan dilakukan untuk mengembalikan peralatan ke kondisi semula, sehingga
kerja peralatan tersebut tetap optimal. Seperti penyetelan kerenggangan valve intake
dan roker arm.

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai