BAB I
PENDAHULUAN
sulit untuk dihindari, karena melalui analisis ini memungkinkan penjabaran secara
optimal. Analisis struktural merupakan satu bentuk pisau bedah atau suatu alat
dari unsur struktural atau pembentuk karya sastra.Analisis struktural karya sastra
dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan” (Satinem, 2019:37).
sedetail, dan seteliti mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek
Dapat dikatakan bahwa naskah drama adalah jenis karya sastra yang
dipandang sebelah mata atau kurang popular dimata masyarakat. Salah satu karya
satsra yang butuh penanganan kompleks ialah naskah drama, naskah drama
tikaian dari emosi lewat lakuan dan dialaog drama lazimnya dipentaskan. Dengan
1
2
“Satu hal yang tetap menjadi ciri naskah drama adalah bahwa semua
kemungkinan itu harus disampaikan dalam bentuk dialog-dialog dari para tokoh.
Akibat hal inilah maka seandainya seorang pembaca yang membaca suatu naskah
drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut mau tidak mau harus
Seperti halnya karya sastra yang lain, naskah drama juga dibangun oleh
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Dalam upaya mendapatkan pemahaman yang
maksimal terhadapat suatu drama, untuk dapat mengungkapkan makna dari suatu
karya satra, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah unsur-unsur instrisik
yang lengkap. Unsur-unsur instrisik tersebut berupa alur, dialog, latar, penokohan,
tema dan amanat. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk suatu
secara tepat, sebab sebuah karya sastra merupakan totalitas unsur-unsurnya yang
saling berkaitan satu sama lain. Pemahaman secara utuh terhadap unsur-unsur
di sekolah masih terbilang kurang, oleh karena itu penelitian ini diharapkan
3
mampu menjadi referensi untuk guru membuat bahan ajar di sekolah terutama
Dalam penelitian ini, naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya
Putu Wijaya akan dijadikan objek kajian. Naskah drama Bila Malam Bertambah
Malam Karya Putu Wijaya akan dianalisis unsur-unsurnya (alur, tokoh, latar,
tema, amanat, dialog, dan teks samping), dan menggunakan pendekatan struktural.
(complex whole)”.Setiap objek, atau peristiwa adalah pasti sebuah struktur, yang
terdiri berbagai unsur, yang setiap unsurnya tersebut menjalin hubungan. Hanya
drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya. Pertama, ketika
peneliti melakukan penjajakan awal atau observasi awal dengan membaca naskah
Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya Termuat tema yang menarik
yaitu persoalan status sosial. Karena pada drama ini menceritakan seorang tokoh
naskah yang memiliki bentuk karakter tokoh yang kuat pada pemain atau tokoh-
tokohnya. Putu Wijaya membuat naskah drama Bila Malam Bertambah Malam ini
permasaslahan dalam naskah ini mulai dari kisah atara Gusti Biang dan Wayan,
serta antara Ngurah dengan Nyoman sehingga mewarnai naskah ini. Drama ini
Terdapat pesan moral dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya
Putu Wijaya yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk pemebelajaran moral
terhadap Tuhan dan sesama manusia, karya ini memiliki relevansi yang kuat
dengan Kompetensi Dasar 3.18 “Mengidentifikisai aalur cerita, babak demi babak,
dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton”, Kompetensi dasar 3.19
“Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton” di kelas XI
Putu wijaya(sang teroris mental) sudah sangat terkenal sebagai ahli di bidang
drama dan teater. Putu wijaya sudah menulis lebih 30 novel, 40 naskah drama,
sekitar 1000 cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah
menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan,Ia memipin Teater
Mandiri sejak 1971. Sangat banyak naskah drama yang ditulis beliau, di antaranya
Aeng, Anu, Bah, Demokrasi, Jangan Menangis Indonesia, Lautan Bernyanyi, dan
zetan.
ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan seni, Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi dan di media
sosial google internet, penelitian tentang analisis struktur dan relevansinya masih
kurang. Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan
analisis struktural naskah drama. Di antara penelitian itu adalah penelitian yang di
lakukan oleh Ahmad Yani (2012) dengan judul Analisis Struktural Naskah Drama
Jangan Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya. Selanjutnya Tiya Antoni (2015)
Panca Dahana. Afni Prawesti (2013) Analisis Struktural Semiotik Naskah Drama
Emilia Galotti Karya Gotthorld Ephram Lessing. Hasil dari penelitian ini
Menangis Indonesia Karya Putu Wijaya. Hasil dari penelitian ini tentu ada juga
ada dilakukan tetapi banyak penelitian tentang analisis struktural dalam novel dan
adalah: 1. “Kajian Struktural Novel Hujan Bulan juni Karya Sapardi Djoko oleh
Sekolah. Penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dari penelitian terdahulu
yang lebih banyak mengkaji unsur-unsurnya saja. Peneliti akan mengkaji unsur,
di SMA
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
yang nantinya akan menjadi guru Bahasa dan Satra Indonesia, meneliti hal ini
tentu harus mempersipakan diri dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
kemampuan menganalisis.
6
Beberapa hal yang telah dipaparkan tersebut menjadi alasan peneliti utuk
meneliti naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini
SMA?
1.4Manfaat Penelitian
naskah drama
2. Bagi peneliti lain, yaitu bisa dijadikan sebagai bahan rujukan atau
BAB II
KAJIAN TEORETIK
Naskah drama dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang
ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin yang dapat
yaitu percakapan antar pelaku”. Selain percakapan para pelaku, naskah drama
pelaku.
adalah karangan yang masih ditulis tangan dan belum diterbitkan”. Naskah drama
drama ini dapat dijadikan sebagai bahan ajaran sastra yang dapat dipentaskan,
Naskah drama adalah karangan yang berisi dialog-dialog para tokoh yang
saling berkaitan(adanya kesatuan dan kepaduan) antara yang satu dengan yang
lainnya. Proses berpikir seseorang sangat erat kaitannya dengan ada tidaknya
8
9
sajak. Penuh irama dan kaya akan bunyi yang indah, namun sekaligus
menjadi ciri naskah drama adalah bahwa semua kemungkinan itu harus
tersebut biasanya lebih bersifat batin daripada fisik. Konflik yang dimunculkan
dalam sebuah drama harus mempunyai motif. Konflik dan motif tersebut akan
Sebagai salah satu karya jenis karya sastra, naskah sebuah drama dibangun oleh
strfisik yang berupa bahasa, dan struktur batin yang berupa semantik atau makna.
Babak adalah bagian dari naskah drama yang merangkum semua peristiwa
yang terjadi di suatu tempat pada urutan waktu tertentu. Suatu babak biasanya
atau perginya seseorang atau lebih tokoh cerita ke atas pentas. Sumardjo dan
dari tiga atau lima babak disebut drama panjang, sedangkan kalau drama itu
terdiri dari satu babak disebut drama pendek atau sering disebut drama satu
babak”.
10
a. Tragedi
tragedi adalah drma penuh kesedihan karena pelaku utama dari awal
mendalam karena maut menjemput tokoh utama. Oleh karena itu, tak
b. Komedi
Komedi atau suka cerita adalah drama penggeli hati. Drama ini penuh
c. Tragekomedi
d. Opera
musik. Lagu yang dinyanyikan pemain satu berbeda dengan lagu yang
namanya operet
e. Melodrama
f. Farce
merasa senang.
g. Tablo
h. Sendratari
Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari. Para
diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik. Tidak ada dialog,
sebagai sarana.
2. Berdasarkan Sarana
b. Drama Radio
Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa
dan dapat direkam dulu lalu disiarkan pada waktu yang diklehendaki.
c. Drama Televisi
tak dapat diraba. Drama televisi dapat disiarkan secara lansung , dapat
pula direkam dulu ditayangkan kapan saja sesuai dengan program mata
televisi.
d. Drama Film
Drama film hampir sama dengan drama televise. Bedanya, drama film
e. Drama Wayang
Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dan dialog. Karena itu,
Para tokoh digambarkan oleh wayang atau golek (boneka kecil) yang
f. Drama Boneka
naskah. Kalau toh ada naskah, naskah itu berupa kerangka cerita dan
pemain. Dengan cara seperti ini resiko gagal tentu ada sangat besar.
Resiko gagal itu menjadi kecil kalau para pemainnya sudah banyak
seperti yang ditulis dalam naskah. Dialog yang sudah dihafalkan itu
yang diperaninnya.
Naskah drama disebut juga drama naskah atau sastra lakon. Unsur yang
sastra. Struktur naskah drama mendasarkan analisisnya pada dua unsur pokok,
yaitu alur atau plot dan tokoh. Unsur-unsur pokok tersebut didukung oleh unsur-
unsur lain yaitu tema sebagai dasar cerita, latar,amanat, dialog, dan teks samping.
15
unsur drama adalah dialog, perwatakan, jangkauan ruang dan waktu, peristiwa dan
alur”. Dalam pembagian jangkauan ruang dan waktu dapat disamakan dengan
Menurut Waluyo (2006) drama naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai
salah satu genre sastra, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan)
dan struktur batin (semantic,makna). Wujud fisik sbuah naskah adlah dialog atau
Drama sebagai karya sastra ada yang menyebutnya sebagai drama naskah,
yakni sebagai salah satu jensi karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang
2.3.1 Alur/Plot
Istilah lain yang digunakan untuk plot atau kerangka cerita adlah alur.
Secara sederhana, plot atau alut dikatakan sebagai rangkaian atau urutan peristiwa
dalam cerita.
mengetahui wujud struktur sebuah karya, diperlukan kerja analisi. Dari sinilah
kita dapat mendeskripsikan plot (alur) suatu karya, kesamaan dan perbedaam
karya yamg lain. Alur dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis sudut yang
berbeda berdasarkan sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda pula berdasarkan
menggunakan alur ini secara runtun cerita dimulai dari tahap awal sampai
penyelesaian (penyesuaian, pengenalan, klimaks, dan akhir penyelesaian).
“Selanjutnya, Plot atau alur Sorot Balik (flash-back) urutan kejadian yang
dikisahkan dalam karya yang berplot regresif tidak bersifat tidak
kronologis, cerita tidak dimulai pada tahap awal (yang benar-benar
merupakan awal cerita secara logika), melainkan dari tahap tengah atau
bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Karya
yang berplot jenis ini, dengan demikian langsing menyuguhkan adegan-
adegan konflik, bahkan barangkali konflik yang telah meruncing.
Pembaca, belum lagi dibawa masuk mengetahui situasi dan pemasalahan
yang menyebabkan terjadinya konflik dan pertentangan itu. Yang
kesemuanya itu dikisahkan justru sesudah peristiwa-peristiwa yang secara
kronologis terjadi sesudahnya. Alur sebuah karya yang langsung
menghadapkan pembaca adegan-adegan konflik yang sudah meninggi,
langsung menerjunkan pembaca ketengah pusat pertentangan di sebut
sebagai plot in median res”
“Plot atau alur campuran. Secara mutlak berplot lurus kronologisny atau
sebaliknya sorot-balik. Secara garis besar plot mungkin progresif, tetapi
dalamnya betapapun kejadiannya, sering terdapat adegan-adegan sorot-
balik. Demikian pula sebaliknya. Bahkan sebenarnya, boleh dikatakan tak
mungkin ada sebuah cerita pun yang mutlak Flash-back. Hal itu
disebabkan jika demikian terjadi, pembaca akan sangat sulit untuk
dikatakan tidak bisa, mengikuti kisah yang diceritakan yang secara terus-
menerus dilakukan secara mundur. Pengkategorian plot sebuah karya
progresif atau flash-back, sebenarnya, lebih didasarkan pada mana yang
lebih menonjol. Hal itu disebabkan pada kenyataan pada umumnya
mengandung keduanya, atau berplot campuran; progresif-regresif. Untuk
mengetahui secara pasti kelompok peristiw (yang mendukung satu
kesatuan makna) yang tergolong progresif-kronologis atau soro-balik, kita
dapat melihat secara sintakmatik dan prakdigmatik semua peristiwa (motif
dan sekuen untuk istilah tersebut) yang ada dengan mengjajarkan
keduanya. Di samping itu kita dapat mencari dan mengetahui bagaiman
saling kaitan antar kejadian yang dikisahkan.”
Alur merupakan rentetan peristiwa dalam cerita atau kerangka dari awal
hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara tokoh yang berperan dalam
naskah. Konflik berkembang karena kontradiksi para pelaku. Sifat tokoh utama itu
brutal, tokoh pembela kebenaran kontra bandit, dan sebagainya. Konflik semakin
17
lama semakin meningkat untuk kemudian mencapai titik klimaks. Setelah klimaks
Alur dalam drama tidak diceritakan seperti halnya dalam novel, melainkan
rangkain beberap konflik yang dramatic. Rangkaian tersebut oleh Waluyo dibagi
menjadi lima bagian, yaitu Ekspotition atau pelukisan awal cerita, Komplikasi
atau pertikaian awal, Klimaks atau titik puncak cerita, Resolusi atau penyelesaian,
(4) Resolusi atau Penyelesain (Konflik mulai menurun atau mereda menuju
pemecahan)
2.3.2 Tokoh
Tokoh merupakan bagian penting dalam drama. Tanpa adanya tokoh cerita
tidak berjalan dan tidak akan terbentuk konflik-konflik. Konflik ini hanya
a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu
atau dua figure tokoh yang protagonist utama yang dibantu oleh tokoh-tokoh
b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang penentang dalam cerita yang juga dibantu
berikut:
a. Tokoh Sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Tokoh ini
merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh
b. Tokoh Utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat
juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh
tritagonis.
19
Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik,
seseorang yang berjati diri yang kualitasnya tidak semata-mata berkaitan dengan
ciri fisik, melainkan terlebih berwujud kualitas nonfisik. Tokoh dalam cerita
tokoh hendaknya tidak perlu asing bagi pembaca tetapi harus disadari pula bahwa
tokoh dalam cerita rekaan tidak sama persis dengan manusia pada dunia nyata.
Tokoh cerita rekaan tidak sepenuhnya bebas. Ia merupakan bagian dari suatu
keutuhan artistic, yakni karya sastra. Untuk mengetahui karakter seseorang tokoh
kita harus membaca cerita dengan penuh penghayatan dan penuh perhatian.
Tokoh harus memiliki watak yang kuat dan antara tokoh protagonos dan tokoh
“Latar atau tempat kejadian cerita sering pula disebut sebagai latar
Latar dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya
1. Latar Tempat
2. Latar Waktu
sebuah karya fiksi. Seperti malam hari, siang hari, subuh, atau sore hari.
adegan atau konflik. Seperti suasana gembira, sedih, tragsi, tegang, dan
2.3.4 Tema
latar. Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam
karyanya. Oleh karena itu, tema merupakan hasil konklusi dari berbagai peristiwa
yang terkait dengan penokohan dan latar. “Dalam sebuah drama terdapat banyak
2015:103).
“Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjadi
dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok
dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang
berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang
Sejalan dengan pendapat tersebut, bahwa tema adalah ide sebuah cerita
yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik secara langsung tersurat
merupakan ide atau gagasan pokok yang terandung dalam suatu karya sastra.
22
2.3.5 Amanat
Amanat adalah suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang. Amanat dapat terlihat di dalam tingkah laku tokoh. Melalu cerita,
sikap, dan tingkah laku tokoh diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari
menyimpulkan sendiri pesan moral yang diperoleh dari membaca naskah atau
karyanya. Amanat cerita pada dasarnyya tidak dapat keluar dari unsur yang
membangun suatu cerita. Ia erat kaitannya dengan tema cerita. Bila tem cerita
merupakan persoalan yang dibahas dalam cerita, maka amanat cerita merupakan
jalan keluar dari persoalan-persoalan yang terdapat dalam cerita tersebut. Dapat
juga dikatakan amanat cerita adalah pesan, nasihat, ujaran dan nila-nilai yang
terkandung dalam cerita. Tema bersifat sangat lugas, objektif dan khusus,
2.3.6 Dialog
ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik,
filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karakter tokoh cerita
(Alfian, 2014:42).
Sebagai ciri utama dalam drama, dialog dapat menentukan ciri drama
dalam keseluruhan. Ada dialog sengaja ditulis panjang-panjang, ada pula dialog
23
lugas, puitis, atau menggunakan dialek tertentu untuk membangun nilai estetis
tertentu. Di samping itu, karena tidak mempunyai narasi, naskah drama hanya
dapat diteliti melalui dialog-dialog. Oleh karena itu, dialog dalam naskah drama
seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang
ingin mementaskannya. Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan
tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata
lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar property yang harus disiapkan
Rokhmansyah (2014:43).
tentang tokoh, waktu, suasana penas, suara musik, keluar masuknya aktor atau
aktris, keras lembutnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog, dan
24
sebagainya. Teks samping ini biasanya ditulis dengan tulisan berbeda dari dialog
juga berguna sekali untuk memberikan petunjuk kapan actor harus diam,
pembicaraan pribadi, lama waktu sepi antar kedua pemain, jeda-jeda kecil atau
sutradara dalam penafsiran naskah. Petunjuk watak usia, dan keadaan sosial
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teks samping
atau petunjuk teknis adalah hal yang sangat terpenting dalam suatu karya sastra
khusunya drama. Teks samping merupakan petunjuk yang ditulis berbeda dari
dan saling berhubungan satu sama lain, sehingga menghasilkan naskah drama
yang utuh. Hubungan antarunsur tersebut yang menjadi inti dari analisis
sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan unsur-unsur yang lain. Analisis
unsur-unsur yang lain. Dengan kalimat lain, penokohantidak dapat dipahami tanpa
25
mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi
bentuk, bangunan, sedangkan sistem berasal dari kata systema (Latin), berarti
kaitannya satu dengan yang lain. Jadi, unsur-unsur pembentuk karya sastra tidak
dapat beridiri sendiri, tetapi saling terkait karena merupakan suatu sistem.
sastra.
unsur-unsur yang berbeda. Dalam hubungan inilah karya sastra dikatakan sebagai
memiliki ciri-ciri yang khas, otonom, tidak bisa digeneralisasikan. Setiap penilaian
prosa, puisi dan drama. Unsur-unsur prosa di antaranya: tema, peristiwa atau
kejadian, latar atau setting, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, sudut
pandang, dan gaya bahasa. Unsur-unsur puisi, di antaranya: tema, stilistika atau
gaya bahasa, imajinasi atau daya bayang, ritme atau irama, rima atau persajakan,
diksi atau pilihan kata, simbol, nada, dan enjambemen. Unsur-unsur drama, dalam
hubungan ini naskah drama, di antaranya: tema, dialog, perstiwa atau kejadian,
latar atau setting, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, dan gaya bahasa
(Ratna, 2018:93).
penelitian struktural ini peneliti melakukan analisis struktur karya sastra yang
dalam suatu karya sastra adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang terkait satu sama
lain dan membentuk keseluruhan cerita. Oleh sebab itu, dibutuhkan analisis
struktural untuk merombak setiap unsur yang terdapat didalamnya, yang mana
drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya silakukan dengan
Analisis Struktural Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya
Pendekatan Struktural
Unsur-unsur yang
membangun naskah drama.
Hubungan Antar
Unsur Naskah Drama
Simpulan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hal ini sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan unsur naskah drama dalam naskah Bila
Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya terbitan tahun 1970 dan
ini, metode deskriptif kualitatif lebih serasi digunakan dalam penelitian sastra
3.2.1 Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta atau angka
menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang berupa kata, frasa serta kalimat yang
berupa alur, penokohan, latar dan tema yang terdapat dalam naskah drama Bila
Sumber data ini adalah naskah drama Putu Wijaya yang berjudul Bila
Malam Bertambah Malam yang diterbitkan oleh Arefo Estrada pada Jun 04, 2011.
id.scribd.com/doc/57068714/Naskah-Drama-Putu-Wijaya-Bila-Malam-
Bertambah- Malam
28
29
relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Studi pustaka juga menjadi
unsur-unsur dan hubungan antarunsur serta relevansi naskah drama Bila Malam
Pengumpulan data sejalan dengan teori analisis konten atau analisis isi
serta memberikan tanda pada kata, frasa, kalimat atau dialog yang
b. Pencatatan Data
Pendekatan ini memandang dan menelaah sastra dari segi instrinsik yang
membangun karya sastra serta memperhatikan karya sastra sebagai satu system
tanda dengan menghubungan system tersebut dalam karya sastra itu sendiri
struktural dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya
teks teori sebagai sumber penelitian ini. Korpus di dalam penelitian bahasa
secara terperinci sesuatu aspek bahasa yang sebelumnya telah dibentuk oleh teori-
teori tertentu.
31
1. Alur
Perwatakan
4. Tema
5. Amanat
6. Dialog
Samping
32
dalam Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya Tabel 3.2 Korpus Penelitian
Kutipan Analisis
Kaitan antar unsur Bila Malam
Wijaya
samping)
Data yang terkumpul dari naskah drama Bila Malam Bertambah Malam
Karya Putu Wijaya, kemudian dikaji berdasarkan konsep analisis data. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
model alir. Menurut Miles dan Huberman dalam Wijaya (2018:54) teknik ini
meliputi, data reaction (reduksi data), dan display (penyajian data), dan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis data yaitu sebagai berikut.
1.) Reduksi data yang meliputi: identifikasi, klasifikasi, dan analisis. Langkah
ini peneliti lakukan dengan cara membaca keseluruhan isi naskah drama
2.) Penyajian data. Setelah data ditandai, kemudian data disajikan dalam suatu
3.) Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Setelah data reduksi dan disajikan
agar data yang diteliti benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dari segala
BAB IV
HASIL PENELITIAN
penelitian dan pembahasan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tujuan
penelitian adalah menganalisis dan mendeskripsikan (1) Unsur naskah drama Bila
tokoh,penokohan dan perwatakan, setting atau latar, tema, amanat, dialog dan
petunjuk teknis.(2) Hubungan antar unsur yang membangun naskah naskah drama
Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya. (3) Relevansinya terhadap
4.1.1 Unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu
Wijaya
4.1.1.1 Alur
Alur merupakan rentetan peristiwa dalam cerita atau kerangka dari awal
hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara tokoh yang berperan dalam
penyelesaian.
35
36
tokoh lain dalam cerita, peristiwa yang berbeda dalam waktu yang sama, atau
karena kelanjutan suatu peristiwa yang tidak memerlukan pergantian llatar. Lebih
Alur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya
tergolong bentuk alur Maju, karena diceritakan scara runtut dari awal hingga
akhir. Alur ini dimulai dengan pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa,
menuju pada adanya konflik, puncak konflik, dan penyelesaian. Naskah drama
Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya terdiri dari 4 babak yang
diawali dengan pelukisan situasi. Unsur-unsur alur meliputi pada bagian pertama
cerita diawali dengan situasion atau pelukisan dan pengenalan kejadian yang
karya Putu Wijaya berupa pembuka. Pada pembuka terdapat teks samping yang
tinggal. Adanya pengenalan latar cerita, dan munculnya tokoh Nyoman, Wayan
menimbulkan konflik. Pada naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya
Putu Wijaya terdapat pada saat Gusti Biang mengusir Nyoman kemudian Wayan
memberitahu Gusti Biang bahwa Nyoman adalah calon menantu dari ngurah.
37
WAYAN:
GUSTI BIANG:
WAYAN:
Cerita mengalir dari Nyoman yang akan meninggalkan bale megah itu.
terlahir di desa hidup miskin yang bukan keturunan bangsawan hanya seorang
ksatria kenceng. Keturunan raja-raja Bali yang tidak boleh dicemarkan oleh darah
sudra. Gusti Biang tidak perduli akan cinta baginya cinta-cinta hanya ada dalam
kidung-kidung Smarandanamu.
GUSTI BIANG:
38
dikatakan Wayan itu bukanlah kebohongan semata tapi benar keinganan Ngurah
sendiri. Gusti Biang sangat tidak setuju dan marah terbukti dari dialog (240)
GUSTI BIANG:
yang berpotensi menimbulkan konflik. Di mana Gusti Biang yang mengetahui niat
anaknya Ratu Ngurah untuk menikahi Nyoman tapi tentunya Gusti Biang tidak
kekompleksannya. Tahap ini dimulai pada saat Ngurah pulang dari perantauan
kemudian menyadari bahwa Nyoman telah diusir oleh ibunya. Terjadi perdebatan
antara Biang dan Ngurah mengenai niat Ngurah yang akan menikahi Nyoman
GUSTI BIANG :
NGURAH :
GUSTI BIANG:
NGURAH :
GUSTI BIANG :
rai.
Gusti Biang terus menghasut Ngurah agar tidak melamar Nyoman dan
mengatakan bahwa Sagung Rai lah yang pantas untuk dinikahinya. Ngurah tetap
bersikeras mengatakan bahwa dia tidak merasa derajatnya lebih tinggi dari
Sagung Rai dan leluhur-leluhur di puri itu akan hancur dan Ngurah akan dikutuk.
GUSTI BIANG :
menjadi menantuku!
NGURAH:
DENGAN BATINNYA)
NGURAH:
GUSTI BIANG:
cerita,. Konflik yang ada mencapai puncak dan tidak dapat dibendung lagi.
Klimaks dalam naskah ini terjadi ketika Wayan hendak keluar rumah lalu
membwa bedil dan membongkar rahasia ayah Ngurah bahwa ayahnya bukanlah
dialog:
WAYAN:
(DENGAN TEGAS)
Ngurah tidak percaya apa yang telah dikatakan oleh Wayan Ngurah
merasa nahwa Wayan telah menghina keluarganya, tapi Wayan dengan tegas tetap
NGURAH:
WAYAN:
dilupakan orang”.
44
NGURAH:
Ngurah masih tidak percaya dan mengusir Wayan namun sebelum pergi
Wayan bersikeras ingin bedil itu dikembalikan padanya, Ngurah pun ingin bukti
dari apa yang telah Wayan katakana sedangkan Gusti Biang selalu membantah
Ayahnya yang telah berhianat terhadap Nica. Dan pada akhirnya Wayan pun
Gusti Biang bahwa ayahnya seorang wandu dan Ngurah bukanlah anak dari
WAYAN:
yang sejati”.
WAYAN:
mendalam”.
Ngurah sangat bingung dia terus bertanya dan berteriak kepada Wayan
46
dan Gusti Biang tetapi Gusti Biang hanya terus menagis. Wayan menjelaskan
WAYAN:
TEMPAT)
Penyelesaian dalam naskah ini dimulai pada saat Gusti Biang mulai
47
malu menatap Wayan. Selain itu Gusti Biang memustuskan mengizinkan Ngurah
GUSTI BIANG:
itu padanya”.
WAYAN:
mengetahuinya”.
GUSTI BIANG:
WAYAN:
Biang?”
48
GUSTI BIANG:
sangat malu”.
WAYAN :
4.1.1.2 Tokoh
Pada jalinan naskah drama Bila Malam Bertambah Malam, terdapat dua
tokoh sebagi tokoh proyagonis. Tokoh-tokoh tersebut adalah Wayan dan Nyoman.
Dalam cerita tokoh Wayan lebih dominan membawa perkembagan cerita. Namun,
kedua tokoh tersebut masing-masing memiliki misi cerita sendiri yang ingin
Sedangkan Nyoman lebih terfokus pada sisi percintaan dan ketulusannya dalam
mengerjakan sesuatu.
Gusti Biang. kehadiran Gusti Biang dalam cerita inilah yang menentang keinginan
49
tokoh protagonis dan tritagonis untuk menyatukan cinta mereka. Gusti Biang
Tokoh sentral dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam adalah Gusti
Biang dan Nyoman. Mereka merupakan proses perputaran lakon. Gerak lakon
mereka merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah
tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau
penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral.
Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis, dalam cerita naskah drama Bila Malam
Bertambah Malam tokoh utama adalah Ratu Ngurah. Sedangkan tokoh pembantu,
yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai
cerita. Kehadiran tokoh pembantu menurut kebutuhan cerita, dalam cerita naskah
Tokoh harus memiliki watak yang kuat dan antara tokoh protagonist dan tokoh
(waluyo,2002:17-18).
Dimensi psikis, dan dimensi sosial. Keadaan fisik tokoh meliputi: umur, jenis
kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasminah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa,
50
berkenaan dengan fisik tokoh. Keadaan Psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran,
sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideology
dalam drama ini, di mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali
angkuh, dan egois. Dan dalam kehidupan sehari-harinya dia selalu marah-marah
terhadap kedua orang yang setia menemaninya. dan suka berpikiran negative.
Namun dia juga telah menuduh hartanya. Dengan sikapnya yang masih ingin
membuat dia sombong dan memandang rendah orang lain. Suka mengusir orang
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
seoarng abdi Gusti Biang. ia juga seorang lelaki tua yang dulu pernah menjadi
ajudan dan teman seperjuangan almarhum suami Gusti Biang yang telah gugur
pada saat pertempuran melawan Belanda. Selain itu, Wayan juga sebagai seorang
penengah antara tokoh antagonis dan protagonist dalam jalannya sebuah cerita
memiliki watak yang baik hati, setia, dan lucu. Dalam drama Bila Malam
Bertambah Malam ini Wayan sebagai sosok lelaki tua yang rela menjadi abdi
53
Gusti Biang karena rasa cintanya kepada Gusti Biang. Namun, ia juga lelaki yang
WAYAN:
GUSTI BIANG:
80)
WAYAN:
WAYAN :
WAYAN:
BERKATA)
WAYAN:
Tokoh Nyoman adalah seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18
tahun mengabdi dan tinggal di puri Gusti Biang. selama itu pula kebutuhan
oleh Gusti Biang. Nyoman Niti selalu setia melayani Gusti Biang, dia merawat
dengan baik dan tulus Gusti Biang, walaupun di dalam hati baiknya saat Gusti
Biang selalu menginjak-injak harga dirinya, hiangga dia tidak tahan dengan sikap
Gusti Biang dan pergi dari Puri terserbut. Terbukti, pada dialog:
NYOMAN:
dialog 11)
NYOMAN:
NYOMAN:
NYOMAN:
dialog 122)
NYOMAN:
NYOMAN:
Tokoh Ngurah adalah anak dari Gusti Biang, Namun Ngurah bukanlah
anak dari lelaki bangsawan yakni Gusti Rai. Tetapi, ia lahir dari buah cinta Gusti
mempunyai watak yang berbedaa dengan ibunya, dia mempunyai watak yang baik
terhadap semua orang tanpa memandang derajat, dia merupakan anak yang
NGURAH:
NGURAH: “Ibu, banyak sekali yang saya pikirkan.. (BMBM hlm 49,
dialog 267)
57
NGURAH:
NGURAH:
NGURAH:
diceritakannya, hanya beberapa tokoh yang sedikit diketahui keadaan fisiknya dari
GUSTI BIANG:
MENGGERUTU)
58
GUSTI BIANG:
dialog 9)
Keadaan fisik dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam ni tidak
kebebasan kepada sutradara yang akan mementaskan naskah drama ini, dalam hal
Seperti halnya dengan keadaan fisik, keadaan sosial tokoh tidak terungkap
dengan jelas dalam naskah. Beberapa keadaan tokoh yang ada dalam naskah
drama adalah sebagi berikut: Gusti Biang adalah seorang janda kaya bangsawan.
Nyoman adalah seorang gadis desa yang dibawa dan di sekolahkan oleh Gusti
NYOMAN:
GUSTI BIANG:
Wayan adalah anak buah Sagung Rai sekaligus pembantu dan ayah dari Ngurah di
WAYAN:
413)
Demikianlah uraian tentang tokoh dalam naskah drama ini. Dari cuplikan
dialog dapat dicermati bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. Selain itu, dapat
dicermati juga bagaimana tanggapan mereka terhadap masalah yang dihadapi, dan
cerita ini saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat dipahami fusngsinya
dalam cerita.
4.1.1.3 Latar
tempat, sistem sosial dan budaya, alat dan waktu yang di dalamnya segala
Latar ruang dalam pembahasan ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu latar
ruang luar dan latar ruang dalam. Latar ruang luar berupa wilayah di mana cerita
berlangsung, sedangkan latar ruang dalam adalah peristiwa yang digunakan dalam
tiap babak. Latar ruang luar tidak dimasukkan dalam pembahasan ini karena
penelitian hanya pada naskah drama, tidak termasuk pementasan sehingga seluruh
ceita perlu dianalisis. Latar ruang luar adalah Bali. Adanya campuran bahasa bali
61
dalam penyusunan naskah ini. Latar ruang dalam adalah kediaman Gusti Biang
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
8 dialog 37)
WAYAN:
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
Latar waktu cerita Bila Malam Bertambah Malam adalah malam hari
NYOMAN:
15)
WAYAN:
WAYAN:
109)
WAYAN:
413)
64
4.1.1.4 Tema
memahami apa yang ingin disampaikan pengarang melalui karya ciptanya. Tema
dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam terbagi menjadi dua, yaitu
Tema mayor naskah drama ini adalah persoalan status sosial. Karena pada
naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini jelas
GUSTI BIANG:
GUSTI BIANG:
WAYAN:
409)
Tema minor cerita ada beberapa hal yaitu pertama, sikap toleransi kepada
hak asasi manusia. Kedua perjuanganan cinta yang bertentangan dengan tradisi.
Tema minor pertama terlihat pada tidak adanya toleransi hak asasi manusia oleh
Gusti Biang terhdap Nyoman dan Wayan, yang sudah mengabdi terhadap Gusti
Biang namun tetap disalahkan, dicaci, difitnah dan diperhitungkan jumlah yang
dikeluarkan oleh Gusti Biang. perjuangan cinta Ngurah untuk mengawini Nyoman
cinta mereka mendapat peringatan dari Gusti Biang yang padahal Gusti Biang dan
Wayan juga dulu saling mencintai, namun Ngurah tetap bersikeras ingin menikahi
4.1.1.5 Amanat
Amanat dari naskah drama Bila Malam Bertambah Malam adalah sebagai
makhluk hidup yang bermasyarakat, tentunya tidak bisa dari terlepas dari makhluk
hidup lain. Berpikirlah positif kepada orang lain karena dapat membuat hidup
menjadi tenang karena terbebas dari rasa iri dan benci. Setinggi apa pun derajat,
kasta kita tidaklah benar untuk membeda-bedakan dan jangan memandang orang
lain dari sisi luarnya dari sisi luarnya saja, seseorang yang sederhana dan tidak
memiliki kasta tinggi bisa jadi ia memiliki hati yang baik, tulus dan ikhlas. Karena
penuh kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan sesuatu maka akan datang pula
kebaikan yang diperoleh. Dan janganlah kamu menyimpan rahasia sekecil apa
4.1.1.6 Dialog
satu alat untuk menyampaikan pikiran tokoh. Cerita Bila Malam Bertambah
Malam karya Putu Wijaya telah disesuaikan dengan latar Indonesia sehingga
dialog yang digunakan berbahasa Indonesia. Untuk memberikan kesan Bali Putu
Wijaya menggunakan kata-kata Bali. Seperti yang terlihat dalam kutipan berikut
ini:
WAYAN:
NYOMAN:
GUSTI BIANG:
Teks samping drama sebagai karya sastra memiliki kaidah struktur yang
pementasan bekerja. Petunjuk ini sering disebut dengan teks samping, Waluyo
(2006:30). Teks samping dalam teks drama Bila Malam Bertambah Malam dapat
“DI RUANG DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU. GUSTI
4.2 Hubungan Antar Unsur Naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam
dan saling berhubungan satu sama lain, sehingga menghasilkan naskah drama
yang utuh. Hubungan antar unsur yang membangun struktur naskah drama Bila
Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya sangat berfungsi dalam menciptkan
estetik dan artistic, sehingga struktur karya menjadi bulat dan utuh. Unsur-unsur
naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya saling mengisi.
sebuah media, yakni pengarang harus menciptakan cerita yang terdiri dari
peristiwa sebab akibat tersebut harus mutlak, supaya cerita lebih jelas dan tema
Tema yang mendasari cerita Bila Malam Bertambah Malam karya Putu
Wijaya adalah persoalan status sosial yang dialami oleh kalangan sudra akibar
yang lain yaitu unsur alur, latar dan tokoh. Para tokoh dalam drama ini
didukung oleh situasi yang tercipta dari latar waktu dan tempat. Dalam hal ini,
menciptakan interaksi dengan tokoh yang lain, sehingga para tokoh tersebut
berinteraksi satu sama lain. Interaksi-interaksi yang terjalin dari para tokoh ini
mengembangkan alur cerita dari tahap perkenalan sampai kepada konflik dan
pembicaraan adegan per adegan itu mengarah pada dirinya. Hal iu menciptakan
adanya interaksi antartokoh dalam drama ini. Dengan demikian jika dilihat dari
sudut ini cerita merupakan sarana untuk menyampaikan tema, makna, atau tujuan
penulisan naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya.
Hubungan anttar latar dengan alur, tema dan tokoh sangat erat. Tidak
pemilihan latar yang sesuai yang mampu mendukung. Dalam hal ini tema adalah
persoalan status sosial yang dilakukan oleh Gusti Biang terhadap Nyoman dan
Wayan yang hanya seorang pelayan di puri nya. Terlihat dengan jelas dari tema
tersebut bahwa Gusti Biang seorang bangsawan. Latar tempat ini adalah rumah
atau puri, di mana Gusti Biang seorang istri Bangsawan dan Nyoman Wayan
adalalah sudra.
Putu Wijaya ini memiliki karakteristik tokoh yang beragam sesuai dengan katar
kesatriaa, pemarah, kasar pamrih dan suka menuduh orang. Tokoh Wayan orang
biasa, kasta sudra,setia pada negara, sabar, setia, pemaaf. Tokoh Nyoman seorang
gadis desa, kasta sudra, miskin, tabah, sopan, berbakti. Tokoh Ngurah anak dari
Jika diibaratkan sebagai alat angkut atau kendaraan, yang berfungsi untuk
lain harus dalam posisi yang baik agar muatan sampai ke alamat (pembaca) dalam
keadaan baik. Demikian pula hal nya naskah drama Bila Malam Bertambah
Malam karya Putu Wijaya ini memiliki unsur yang baik hingga sampai ke alamat
yang dituju tepat pada waktunya (penyampaian makna tidak terhambat). Tanpa
adanya keterkaitan antara unsur alur, latar, penokohan dan tema, suatu kesatuan
tidak beridir sendiri melainkan menjadi bagian dari pengajaran Bahasa Indonesia.
penalaran, dan daya khayal (imajinasi); serta kepekaan terhdapad masyarakat dan
lingkungannya.
berupa unsur-unsur intrinsik dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam
karya Putu Wijaya yang dapat dikaitkan dengan Kompetensi Dasar (KD) kelas XI
semester Genap, yaitu 3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan
konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton. Kompetensi dasar 3.19
“Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton”. Kompetensi
mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar peserta didik
Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal lingkup materi yang saling
72
babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton.
Kompetensi dasar 3.19 “Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau
4.4 Pembahasan
menganalisis unsur-unsur dan hubungan antar unsur struktur naskah drama Bila
merupakan ciri khas yang otonom terlepas dari pencipta, pembaca, dam alam
sekitar karya tersebut. Adapun penelitian ini bersifat subjektipitas dari sipeneliti
sendiri, untuk itu sangat memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti naskah drama
Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dari bidang struktural dan
terperinci, maka struktur drama akan dijelaskan si sini. Unsur-unsur intrinsik itu
alur, tokoh, setting atau latar, tema, amanat dialog dan perunjuk teknis atau teks
73
samping. Unsur itu saling menjalin membentuk kesatuan dan saling terikat satu
dengan yang lain. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semua unsur itu dan
Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya mencakup: alur, tokoh, latar, tema,
amanat, dialog, dan teks samping, (2) Hubungan antar unsur naskah drama Bila
mengungkapkan bahwa:
1. Alur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya
tergolong alur maju. Terdiri dari 4 babak yang tiap babak mempunyai
2. Tokoh dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu
Wijaya terdiri dari, tokoh antagonis, yaitu: Gusti Biang, tokoh tritagonis
3. Latar ruang luar tidak dimasukkan dalam pembahasan ini karena penelitian
ceita perlu dianalisis. Latar ruang luar adalah Bali. Latar waktu malam
hari.
status sosial. Tema minor cerita yaitu: pertama, sikap toleransi kepada hak
tradisi.
74
5. Amanat dari naskah drama Bila Malam Bertambah Malam ini Amanat dari
hidup yang bermasyarakat, tentunya tidak bisa dari terlepas dari makhluk
hidup lain. Berpikirlah positif kepada orang lain karena dapat membuat
hidup menjadi tenang karena terbebas dari rasa iri dan benci. Setinggi apa
pun derajat, kasta kita tidaklah benar untuk membeda-bedakan dan jangan
memandang orang lain dari sisi luarnya dari sisi luarnya saja, seseorang
yang sederhana dan tidak memiliki kasta tinggi bisa jadi ia memiliki hati
yang baik, tulus dan ikhlas. Karena kedudukan sematanya bukanlah hal
dalam melakukan sesuatu maka akan datang pula kebaikan yang diperoleh.
Dan janganlah kamu menyimpan rahasia sekecil apa pun, suatu saat akan
terungkap juga.
Bertambah Malam.
8. Hubungan antar unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya
masing unsur memiliki peranan dan fungsi yang saling mendukung dengan
unsur-unsur lainnya.
alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
karya Putu Wijaya mencakup: alur, tokoh, latar, tema, amanat, dialog dan teks
samping, (2) Hubungan antar unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam
SMA.
Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya tergolong alur maju. Terdiri dari 4
selanjutnya. Tokoh dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya
Putu Wijaya terdiri dari, tokoh antagonis, yaitu: Gusti Biang, tokoh tritagonis
yaitu: Ratu Ngurah dan Wayan, dan tokoh protagonis: Nyoman. Latar ruang luar
tidak dimasukkan dalam pembahasan ini karena penelitian hanya pada naskah
drama, tidak termasuk pementasan sehingga seluruh ceita perlu dianalisis. Latar
ruang luar adalah Bali. Latar waktu malam hari Tema mayor naskah drama ini
adalah segala permasalahan persoalan status sosial. Tema minor cerita yaitu:
pertama, sikap toleransi kepada hak asasi manusia. Kedua perjuanganan cinta
sehinggan dialog yang digunakan campuran berbahasa bali. Amanat dari naskah
drama Bila Malam Bertambah Malam ini Amanat dari naskah drama Bila Malam
76
77
tidak bisa dari terlepas dari makhluk hidup lain. Menghargai satu sama lain.
Berpikirlah positif kepada orang lain karena dapat membuat hidup menjadi tenang
karena terbebas dari rasa iri dan benci. Setinggi apa pun derajat, kasta kita tidaklah
benar untuk membeda-bedakan dan jangan memandang orang lain dari sisi
luarnya dari sisi luarnya saja, seseorang yang sederhana dan tidak memiliki kasta
tinggi bisa jadi ia memiliki hati yang baik, tulus dan ikhlas. Teks samping banyak
terdapat dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam. Hubungan antar
unsur naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya cukup
padu.
memiliki peranan dan fungsi yang saling mendukung dengan unsur-unsur lainnya.
Dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini
memiliki unsur yang baik hingga sampai ke alamat yang dituju tepat pada
unsur alur, latar, penokohan dan tema, amanat, teks samping dan dialog suatu
dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di silabus 3.18 Mengidentifikasi alur
cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton.
Kompetensi dasar 3.19 “Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau
ditonton.
78
5.2 Saran
2. Bagi guru, agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai masukan
drama.
79
DAFTAR RUJUKAN
Dewi, Y. (2013). Peningkatan Aktivitas dan Kerja Sama Dalam Kuliah Drama
Pada Mahasiswa Semester III Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
PBS FKIP Universitas Jambi. Pena. Vol 3. No. 1 Juli 2013, 55.
Endraswara. (2011). Metode Pembelajaran Drama: Apresiasi, Ekspresi, dan
Pengkajian. Yogyakarta: CAPS.
Esten, M. (1989). Kesusastraan, Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:
Angkasa.