BAB II
DINAMIKA FLUIDA
o
m A . A .S A B . B .S B ........................................... (2-1)
31
Sedangkan kecepatan rata-rata dari fluida dalam pipa V adalah laju aliran massa
yang dipengaruhi oleh densitas dan luas penampang pipa.
o
m 1
S S
V .dS ................................................................... (2-4)
.S
Diketahui bahwa penampang pipa berbentuk linkaran, maka luas penampang pipa
adalah :
1
S . .D 2 ........................................................ (2-7)
4
Persamaan (2-7) ke persamaan (2-6), maka diperoleh :
__ 2
A. V A D ......................................................... (2-8)
__
B
B. V B DA
mampat dimana V dan ρ berubah dengan berubahnya suhu dan tekanan pada
fluida maka diperlukan penggunaan kecepatan massa yaitu G. Sedangkan G tidak
tergantung pada suhu dan tekanan, bilamana aliran itu stedi ( m tetap) dan
penampangnya tidak berubah.
o
M .............................................................................. (2-9)
G V .
S
Contoh soal.
1. Bila 1800 liter per menit fluida mengalir melalui sebuah pipa 0,3 m yang
kemudian mengecil menjadi 0,15 m, hitunglah kecepatan rata-rata dikedua pipa
tersebut.
Penyelesaian:
4
Qm3 / dtk 30 x10 3
v15 1.68m / dtk
Sm 2
1
(0.15) 2
4
2. Tiga puluh gallon per menit minyak bumi mentah (crude oil) dengan spesifik
graviti 60oF/60oF = 0,887 mengalir melalui suatu sistem pemipaan seperti pada
gambar 16. Pipa A adalah pipa 2 inch sch.40, pipa B adalah pipa 3 inch sch.40
dan kedua pipa C masing-masing 1½ inch sch 40. Jumlah fluida yang mengalir
dalam pipa C adalah sama.
Hitunglah :
a. Berapakah laju aliran massa di dalam masing-masing pipa ?
b. Berapakah kecepatan linear rata-rata didalam masing-masing pipa ?
c. Berapakah kecepatan massa di dalam masing-masing pipa ?
33
__
240,7
Kecepata melalui pipa B adalah VB 3600 x 0,0513 1,30 ft / det
__
240,7
Vc 2,36 ft / det
2 x 3600 x 0,01414
13.300
Pipa B GB 259.000 lb / ft 2 jam
0,0513
34
Pipa C masing-masing
13.300
GA 470.000 lb / ft 2 jam
0,01414
PA P
dan B
A B
35
A .v A2 .v 2
dan B B
2. g C 2. g C
A .g .z A .g .z B
masing dan B
gC gC
kanan hf. Sehingga total energi yang terjadi pada aliran fluida dalam pipa adalah :
PA v2 g P v2 g
A A ZA B B B Z B hf ............... (2-11)
A 2.gc gC B 2.gc gC
Contoh .
Sebuah pipa yang mengalirkan minyak ( spgr = 0,887) berubah ukurannya dari
150 mm di bagian A ke 450 mm dibagian B. bagian A 4 m lebih rendah dari
bagian B dan tekanan masing-masing 0,9 bar dan 0,6 bar. Jika debit aliran melalui
pembuangan sebesar 0,15 m3/dtk, tentukan head turun dan arah aliran?
Jawab.
Kecepatan di tiap-tiap penampang aliran dinyatakan dengan V = Q/A
36
Qm 3 / dtk 0,15
vA 8,5m / dtk
Am 2
1
(0.15) 2
4
Qm 3 / dtk 0,15
vB 0,94m / dtk
Am 2
1
(0.45) 2
4
Dengan mengunakan bagian A yang lebih rendah sebagai Bidang Datum, maka
energi ditiap bagian adalah:
Aliran fluida terjadi dari arah A ke B , head turun bias didapatkan dengan
menggunakan A ke B datum A : 14.1 – head turun = 11.0 atau head turun 3,1 m
α dan β = 1 : hf = 0 : ZA = ZB = 0
37
_____
VB, X
___
VA
A
PA v A2 P v B2
B
2.gc 2.gc
PA PB v B2 v A2
2.gc
2
D 2
= 1,0 = 6,25 m/det.
50
υB = υA A
DB 20
(v B2 v A2 ) 998(6,25 2 1,0 2 )
PB PA 100 100 18,99 81,01 kN / m 2
2.gc 2.(1,0)
-
b).Gaya yang bekerja pada fluida didapatkan dengan menggabungkan persamaan
gaya terhadap faktor koreksi momentum β yaitu :
38
o
m __ __
ΣF= ( A. V A B. V B )
gC
Dan gaya terhadap arah komponen kecepatan (gaya mekanik, gaya kinetik dan
gaya potensial).
Σ F = PA.SA + PB.SB + FW + Fg
Untuk arah x, maka Fg = 0
o
m __ __
Sehingga : ( A. V A B. V B ) = PA.SA + PB.SB + FW + Fg
gC
gC = 1 , maka
o __ __
m ( A, x. V A, x B , x. V B , x ) PA,x.SA,x + PB,x.SB,x + FW,x
SA,X dan SB,X adalah luas permukaan SA dan SB yang diproyeksikan ke bidang
yang tegak lurus terhadap arah aliran awal. Oleh karena aliran aliran masuk pada
__ __
arah x, V A,X =V A
o __ __
FW,y = m ( B , y . V B , y A, y . V A, y ) PA,y.SA,y + PB,y.SB,y
terhadap fluida itu adalah WP – hfp. Dalam prakteknya sebagai pengganti hfp
Contoh soal :
Suatu larutan yang spgr nya 1,84, ditarik dari tanki penimbun dengan
menggunakan sebuah pompa, melalui pipa 3 in sch.40. Efisiensi pompa adalah
60%. Kecepatan pada pipa isap ialah 3 ft/dt. Pompa membuang melalui pipa 2 in
sch.40 ke suatu tangki yang tinggi. Ujung pipa buang terletak pada ketinggian 50
ft diatas permukaan larutan didalam tangki umpan. Rugi gesekan didalam
keseluruhan sistem pipa adalah 10 ft-lb f/lb. Berapakah tekanan yang harus
diberikan oleh pompa ? dan berapakah daya pompa itu ?
Penyelesian :
Diketahui :
PA v2 g P v2 g
a). A A Z A .WP B B B Z B hf
A 2.gc gC B 2.gc gC
v B2 g
.WP Z B hf
2.gc gC
Karena aliran menggunakan pipa masuk 3 in dan pipa keluar 2 in, maka
digunakan ratio antara kecepatan isap pompa dan kecepatan buang pompa
dengan luas penampang pipa isap dan pipa buang.
Dari lampiran 6 (buku OTK jld 1) :
Luas penampang pipa 3 in SA = 0,0513 ft2
Luas penampang pipa 2 in SB = 0,0233 ft2
__
3 x 0,0513
V B 6,61 ft / det
0,0233
6,612 g
0,60.W P 50 10
2.(32,17) gC
60,68
.W P 101.1 ft lbf / lb
0,60
Untuk mendapatkan tekanan yang diberikan pompa dapat di tinjau seputar pompa
sendiri, dalam hal ini kedudukan pompa sebelum dan sesudah adalah sama,
sehingga ZA = ZB
__ 2 __ 2
PB PA VAVB
W P .
2.g C
0
m A . A .S A (62,37 x1,84) x 3 x 0,0513 17,66 ft / det
42
17,66 x 101,1
.P 3,25 hp
550
2.3. Aliran Fluida Tak Mampu Manpat dalam Pipa
Aliran fluida dalam pipa sangat penting, oleh karena itu masalah ini akan
di bahas terutama untuk aliran yang stedi.
1. Distribusi tegangan geser dalam pipa
Untuk aliran stedi dari fluida yang viskos yang densitasnya tetap, yang
berkembang penuh dalam pipa horizontal. Aliran yang mengalir pada satu-
dimensi yaitu arah x, maka total gaya yang terjadi pada aliran adalah:
Σ F = PA.SA + PB.SB + FW + Fg …………………………..(2-14)
Dimana :
PA, PB = Tekanan masuk, tekanan keluar
SA, SB = Penampang masuk, penampang keluar
FW = Gaya bersih dinding saluran pada fluida
Fg = Komponen gaya gravitasi
Bayangkan elemen fluida itu berbentuk piring, kosentrik dengan sumbu
tabung. Jari-jari piring itu r, dan panjangnya dL, seperti dapat dilihat gambar
18. andaikan elemen itu terisolasi sebagai benda bebas. Umpamakan tekanan
fluida pada permukaan sebelah hulu p dan pada permukaan hilir p + dp. Oleh
karena fluida itu mempunyai viskositas, tentulah terdapat suatu gaya geser
yang melawan aliran pada tepi piring itu. Sekarang kita terapkan persamaan
momentum antara kedua permukaan piring itu. Oleh karena aliran itu
berkembang penuh, b a dan Vb Va sehingga F 0. besaran yang
akan disubstitusikan ke dalam Pers (2-14) ialah
S a S b r 2 pa p p a S a r 2 p pb S b (r 2 )( p dp )
τ
Aliran p -(p+dP)
rw r
y
43
dL
Gambar. 20. Elemen Fluida dalam aliran stedi melalui pipa
Gaya geser Fs = Fw yang bekerja pada tepi elemen itu ialah hasil-kali antara
tegangan geser dengan luas silinder, atau ( ( 2rdL ) . Oleh karena saluran itu
horizontal, F g ialah nol.
Setelah disederhanakan dan dibagi r 2 dL , didapatkan
F r 2 p r 2 ( p dp) (2rdL ) 0 …........................... (2-15)
Juga, bila r 0, r 0. hubungan linear sederhana antara dan r dalam pers (2-
18) ditunjukkan dalam gambar 21.
Atau
p
h fs ………….......................................................................(2-20)
Sekarang, kita eliminasi p dari Pers. (2-17) dan (2-18) dan kita dapatkan
hubungan antara h fs dan w sebagai berikut:
2 w 4 w
h fs L L ………............................................................(2-21)
rw D
Di mana D ialah diameter pipa
Faktor gesek.
Suatu parameter umum lain, yang sangat berguna dalam mempelajari aliran
turbulen, ialah factor gesek (friction factor), yang ditandai dengan lambang f, dan
didefiniskan sebagai rasio antara tegangan geser pada dinding dengan hasil-hasil
2 w p s L V 2
h fs L 4f ……..................................................(2-23)
rw D 2gc
Sehingga
p s g c D
f …………..............................................................................(2-24)
2LV 2
local u hanya bergantung pada jari-jari r. demikian pula, elemen luas dS ialah luas
cincin tipis, yang jari-jarinya r dan lebar dr. luas cincin elemen ini ialah.
dS = 2πr dr .............................................................................(2-25)
Distribusi kecepatan yang dikehendaki ialah u sebagai fungsi dari r.
Suatu cara langsung untuk mendapatkan distribusi kecepatan untuk fluida
Newton ialah dengan menggunakn definisi vsikositas yang penulisannya adalah ;
.g C
.............................................................................(2-
du / dr
26)
Tanda negative pada persamaan itu menunjukkan bahwa u dalam pipa itu makin
kecil bila r makin besar. Dengan eliminasi dari pers (2-18) dan (2-26)
didapatkan persamaan diferensial biasa yang menghubungkan u dan r.
du .g C .g
W C …………………………………………(2-27)
dr rW .
du
0
rW . r dr
rW
W . gC
u ( rW2 r 2 ) .............................................................. (2-28)
2.rW .
Nilai maksimum kecepatan local ditandai dengan u max dan terdapat pada pusat
pipa. Nilai u max didapatkan dari Pesr.(2-28) dengan mengganti r dengan 0,
sehingga :
W . g C . rW
u max ......................................................................... (2-29)
2.
Bila Pers.(2-28) debagi dengan Pers. (2-29), kita peroleh hubungan berikut ini
sebagai rasio antara kecepatan local dengan kecepatan maksimum.
2
u r
1
r
........................................................................ (2-30)
u max W
Bentuk persamaan (2-28) itu menunjukkan bahwa dalam aliran laminar, distribusi
kecepatan terhadap jari-jari ialah berupa parabola dengan puncaknya terletak pada
47
dari Pers. (2-28) dan .rW2 untuk S ke dalam Pers .(2-4) menghasilkan :
rW
__
g W .g C .rW
V W3. C (r r 2 ).rdr
2
W ............................. (2-31)
rW . 0
4.
Oleh Karena itu suku energi kinetic dalam persamaan Bernoulli untuk aliran
laminar haruslah V 2 / g c .
Factor koreksi momentum . Terhadap aliran laminar menggunakan persamaan :
2
1 u
S S __ dS ........................................................................... (2-34)
V
4
Hasilnya ialah bahwa .
3
48
(2-4) dan dihitung dari Pers. (2-36). Dalam prakteknya, masih diperlukan
koreksi untuk efek lubang-masuk dan energi-kinetik.
Aliran laminar fluida non-newton.
Oleh karena adanya perbedaan dalam hubungan tegangan-geser dan
gradient (landaian) kecepatan, bentuk profil kecepatan zat cair non-Newton
berbeda dari profil untuk zat cair Newton. Dalam situasi aliran Newton yang lebih
rumit itu profil kecepatan harus ditentukan dengan eksperimen.
Kecepatan aliran fluida non-newton yang bervariasi terhadap jari-jari pipa
Dapat digunakan rumus :
49
1/ n'
g rW11 / n ' r 11 / n '
u W . C ………………………………. (2-
rW . K ' 1 1 / n'
39)
K’ dan n’ adalah masing-masing indeks konsistensi aliran dan indeks prlaku
aliran.
Bila K’ dianggap sama, maka nilai n’ untuk : fluida pseudoplastik n = 0,5, fluida
Newton n’ = 1,0, dan untuk fluida dilatan n’ = 2,0.
2.5 Faktor kekasaran Pipa
Kekasaran (roughness) dari suatu pipa/tabung ditandai dengan k dan
disebut dengan parameter kekasaran (roughness parameter). Dari satu analisa
dimensi, f merupkan fungsi NRe dan kekasaran relative k/D, dimana D adalah
diameter pipa. Hubungan ketiga variabel itu f , NRe dan k/D dapat dilihat pada
gambar 5-9. (buku OTK, jld 1).
Rugi- rugi Gesek fluida dalam aliran Fluida
Dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan tentang rugi gesek pada
dinding pipa selain rugi gesek tersebut beberapa rugi gesek yang ditimbulkan
dalam aliran fluida adalah:
Rugi gesek karena penampang membesar dengan tiba-tiba.
Jika penampang saluran tiba-tiba membesar, arus fluida akan memisah
dari dinding dan membesar keluar sebagai jet (semprotan) ke bagian yang
membesar itu. Jet itu pula hingga mengisi seluruh penampang saluran yang lebih
besar itu. Ruang diantara jet yang membesar itu dan dinding saluran akan
dipenuhi oleh fluida yang berada dalam gerakan vorteks yang merupakan ciri dari
pemisahan lapisan batas. Gesekan yang cukup besar akan terjadi di dalam ruang
itu. Efek itu dapat digambarkan pada gambar 5-13 (buku OTK, jld 1).
. Rugi gesek hfe yang diakibatkan oleh perluasan penampang secara tiba-
tiba ini sebanding dengan tinggi tekan kecepatan fluida dalam saluran yang kecil,
dan dapat dituliskan sebagai
2
V
h fe K e a …………………......................................... (2-40)
2g c
50
o __ __
( PA .S A PB .S B ) m ( B .V B A V A ) ………………........................ (2-
41)
PA PB BVB AV A
2 2
h fe ……………….................................. (2-42)
2g c
51
(V A V B ) 2
h fe …………………............................................ (2-43)
2gc
Jika jenis aliran kedua bagian itu tidak sama, kita harus melakukan koreksi
terhadap α dan β. Umpamanya, jika aliran dalam pipa yang beasar bersifat
laminar, dan yang di dalam pipa kecil turbulen, maka αb harus dianggap 2 dan βb
ialah 4/3 sebagaimana dalam pers. (2-41) dan (2-42).
Dimana Sa adalah luas penampang pada bagian hulu, dan Sb luas penampang pada
bagian hilir.
Pengaruh Pipa sambung dan katup.
Pipa-pipa sambung (fitting) dan katup (valve) bersifat menghambat aliran
normal dan menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek-pendek
yang mempunyai banyak pipa sambung, rugi gesek yang disebabkan oleh pipa
sambung itu mungkin lebih besar dari yang berasa dari bagian pipa yang lurus.
Rugi gesek hff yang disebabkan oleh pipa sambung dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
__ 2
VA ............................................................................ (2-48)
h ff K f
2. g C
53
Dalam menuliskan persamaan Bernouli untuk rakitan ini tanpa ada pompa ,
station a pada pipa masuk dan b pada pipa keluar maka dinyatakan dengan:
p a pb g L 2
V ……………….(2-50)
( z a z b ) 4 f K c K e K ff
gc D 2gc