Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah keprawatan Jiwa

OLEH :

ALDFI AFIFAH NURPA

BT1801030

III B

AKADEMIK KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

1
2020

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabaroaktu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subehanallah wa Ta ala atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang
berjudul “Perspektid Keperawatan Jiwa”. Shalawat serta salam senang tiasa kita curahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah membawa
manusia dari alam yang gelap menuju alam yang terang benerang.

Saya menyampaikan bahwa makalah ini masih jauh dari harapan, oleh karena itu
saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.

Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyususnan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Watampone, 3 November 2020

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA.........................5
A. Pengertian Falsafah .......................................................................................5
B. Tujuan Perspektif Keperawatan Jiwa.............................................................5
C. Model-Model Keperawatan Jiwa ..................................................................6
D. Model Stres Adaptasi Dalam Keperawatan Jiwa...........................................8
BAB I PEUTUP.........................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

3
BAB I

PENDAULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan Jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien
atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart,
2007) . Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal (4) disebutkan setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Definisi sehat
menurut kesehatan duniaWorld Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera
yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakitatau kecacatan.
Manusia akan beradaptasi terhadap keseimbangan melalui mekanisme penanganan
yang dipelajari pada masa lampau. Apabila manusia berhasil beradaptasi dengan masa
lampau, berarti ia telah mempelajari aktivitas mekanisme penanganan yang adekuat untuk
beradaptasi terhadap kesulitan yang lebih kompleks dimasa mendatang dan bisa
menyebabkan terjadinya keadaan yang mernpunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan jiwa
atau gangguan jiwa
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses
keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap
tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari
diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar
untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya.
Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka penyusun penting mengambil masalah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian fasafah!
2. Menjelaskan tujuan perspektif keperawatan jiwa!

4
3. Menjelaskan model-model keperawatan jiwa!
4. Model stres adaptasi dalam keperawatan jiwa!
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut diatas, penyusun mengambil tujuan sebagai berikut :
1. Memahami pengertian falsafah
2. Memahami tujuan dan perspektif keperawatan jiwa
3. Meahami model-model stres keperawatan jiwa
4. Memahami srres adaptasi dalam keperawatan jiwa

BAB II

PEMBAHASAN

PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA

A. Pengertian
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (Poerwadarminta). Sedangkan falsafah
keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan
yang menjadi kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Falsafah keperawatan jiwa adalah
individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu dihargai.
Tujuan individu meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri.
Beberapa keyakinan mendasar dalam keperawatan jiwa meliputi hal – hal sebagai berikut :
(Depkes RI, 1998).
1. Individu memiliki harkat dan martabat sehingga setiap individu perlu dihargai.
2. Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
3. Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
4. Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.
5. Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
6. Semua perilaku individu adalah bermakna.
7. Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
8. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
9. Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
10. Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.

5
11. Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan yang
komprehensif.
12. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk
kesehatan fisik dan mentalnya.
13. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi
(meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri.
14. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada
Individu
B. Tujuan perspektif Keperawatan Jiwa
1. Mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
2. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan
manusia bio-psiko-sosial-spiritual.
3. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien
serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia
C. Model-Model Keperawatan Jiwa
Model adalah suatu cara untuk mengorganisasikan pengetahuan yang kompleks,
membantu praktisi, serta memberi arah dan dasar dalam menentukan bantuan yang
diperlukan. Model praktik keperawatan jiwa mencerminkan sudut pandang dalam
mempelajari penyimpangan perilaku dan proses terapeutik dikembangkan. Model praktik
dalam keperawatan kesehatan jiwa ini menggambarkan sebuah psikodinamika terjadinya
gangguan jiwa.
Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa menggambarkan serangkaian peristiwa,
sehingga gangguan jiwa terjadi. Oleh karenanya, diperlukan pengkajian mendalam terhadap
berbagai faktor penyebab gangguan jiwa, tanda dan gejala, serta urutan kejadian peristiwa.
Model praktik yang dikembangkan dalam keperawatan jiwa antara lain model
psikoanalisis, model interpersonal, model sosial, eksistensial, suportif, komunikasi, perilaku,
model medik, dan yang paling sering digunakan dalam keperawatan jiwa adalah model stres
adaptasi. (Yusuf, 2015)

Model Praktik Keperawatan Jiwa

Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran terapis dan pasien


Penyimpangan
Perilaku

6
Psikoanalitik Perilaku didasarkan pada Psikoanalisis Pasien mengungkapkan
(S. Frued, perkembangan dini dan menggunakan teknik semua pikiran dan mimpi
Erikson, Klein, resolusi konflik yang tidak asosiasi bebas dan serta
Horney, adekuat. analisis mimpi. Hal ini mempertimbangan
Fromm- menginterprestasi interprestasi terapis.
Reichmann, Pertahanan ego tidak perilaku, menggunakan
Menninger) adekuat untuk mengontrol transferen untuk Terapis tetap mengupayakan
ansietas. memperbaiki pengalaman perkembangan transferen,
masa lalu, dan serta menginterpretasikan
Gejala merupakan upaya mengidentifikasi area pikiran dan mimpi pasien
untuk mengatasi ansietas masalah melalui dalam kaitannya dengan
dan berkaitan dengan interpretasi resistensi konflik, transferen, dan
konflik yang tidak pasien. resistensi.
terselesaikan
Interpersonal Ansietas timbul dan dialami Hubungan antara terapis Pasien menceritakan ansietas
(Sullivan, secara interpersonal. dan pasien membangun dan perasaannya pada terapis.
Peplau) perasaan aman.
Rasa takut yang mendasar Terapis menjalin hubungan
adalah takut terhadap Terapis membantu pasien akrab dengan pasien,
penolakan. mengalami hubungan menggunakan empati
yang untukmerasakan perasaan
Seorang membutuhkan rasa penuh rasa percayadan pasien, dan menggunakan
aman dan kepuasan yang mencapai kepuasan hubungan sebagai suatu
diperoleh melalui hubungan interpersonal. pengalaman interpersonal
interpersonal yang positif korektif.
Sosial Faktor sosial dan Pasien kemudian dibantu Pasien secara aktif
(Szasz, lingkungan menciptakan untuk mengembangkan menyampaikan masalahnya
Caplan) stres, yang menyebabkan hubungan akrab di luar kepada terapis dan bekerja
ansietas, serta situasi terapi. Pasien sama dengan terapis untuk
mengakibatkan timbulnya dibantu untuk mengatasi menyelesaikan masalahnya.
gejala. sistem sosial. Mungkin Menggunakan sumber yang
digunakan intervensi ada di masyarakat.Terapis
Perilaku yang tidak krisis. Manipulasi menggali sistem sosial pasien
dapat diterima lingkungan dan dan membantu pasien
(menyimpang) diartikan menunjukkan dukungan menggunakan sumber yang
secara sosial dan sosial juga diterapkan. tersedia atau menciptakan
memenuhi kebutuhan sumber baru.
sistem sosial Dukungan kelompok
sebaya dianjurkan.
Eksistensial Hidup ini akan sangat Individu dibantu untuk Pasien bertanggung jawab
(Perls, Glesser, berarti apabila seseorang mengalami kemurnian terhadap perilakunya dan
Ellis, Rogers, dapat mengalami dan hubungan.Terapi sering berperan serta dalam suatu
Frankl) menerima diri (self dilakukan dalam pengalaman yang berarti
acceptance ) kelompok.Pasien untuk mempelajari tentang
sepenuhnya. Penyimpangan dianjurkan untuk diri yang sebenarnya.
perilaku terjadi jika menggali dan menerima
individu gagal dalam diri dan dibantu untuk Terapis membantu pasien
upayanya untuk mengendalikan untuk mengenal nilai diri.
menemukan dan menerima perilakunya.
diri. Menjadi diri sendiri Terapis mengklarifikasi
bisa dialami melalui realitas dari suatu situasi dan
hubungan murni dengan mengenalkan pasien tentang
orang lain. perasaan tulus dan
memperluas kesadaran

7
dirinya
Pasien secara aktif terlibat
dalam pengobatan.

Terapis menjalin hubungan


yang hangat dan penuh
empati
dengan pasien
Perilaku Perilaku dipelajari. Terapi merupakan proses Pasien mempraktikkan teknik
(Bandura, pendidikan. perilaku yang digunakan,
Pavlov, Peyimpangan terjadi karena mengerjakan pekerjaan
Wolpe, manusia telah membentuk Penyimpanyan perilaku rumah, dan penggalakan
Skinner) kebiasaan perilaku yang tidak dihargai; perilaku latihan.
tidak diinginkan. yang produktif dikuatkan. Pasien membantu
mengembangkan hierarki
Oleh karena perilaku dapat Terapi relaksasi dan perilaku.
dipelajari, maka perilaku latihan keasertifan
juga dapat tidak merupakan pendekatan Terapis mengajar pasien
dipelajari. perilaku. tentang pendekatan perilaku,
membantu mengembangkan
Perilaku menyimpang hierarki perilaku dan
terjadi berulang karena menguatkan perilaku yang
berguna untuk mengurangi diinginkan.
ansietas.
Jika demikian, perilaku lain
yang dapat mengurangi
ansietas dapat dipakai
sebagai pengganti
Medik Gangguan perilaku Diagnosis penyakit Pasien mempraktikkan
(Meyer, disebabkan oleh penyakit dilandasi oleh kondisi regimen terapi yang
Kraeplin, biologis. yang ada dan informasi dianjurkan dan melaporkan
Spitzer, historis serta pemeriksaan efek terapi kepada dokter.
Gejala timbul sebagai diagnostik. Pengobatan Pasien menjalani terapi
akibat dari kombinasi faktor meliputi terapi jangka panjang apabila
fisiologik, somatik dan diperlukan. Terapis
genetik, lingkungan, dan farmakologik, serta menggunakan kombinasi
sosial.Perilakumenyimpang berbagai teknik terapi somatik dan terapi
berhubungan dengan interpersonal interpersonal. Terapis
toleransi pasien terhadap menegakkan diagnosis
stres. penyakit dan menentukan
pendekatan terapeutik.
Stres adaptasi Sehat sakit diidentifikasi Mengidentifikasi faktor Membantu pasien lebih
(Gail sebagai hasil berbagai predisposisi, presipitasi, adaptif dalam menghadapi
Stuart)Frances) karakteristik individu yang penilaian terhadap stresor, stresor.
berinteraksi dengan faktor sumber koping, dan
lingkungan mekanisme koping yang
digunakan pasien.

D. Model Sters Adaptasi Dalam Keperawatan Jiwa


Model ini pertama kali dikembangkan oleh Gail Stuart pada tahun 1983. Menurut
Stuart, stress adaptasi memberikan asumsi bahwa lingkungan secara alami memberikan
berbagai strata sosial, dimana perawat psikiatri disediakan melalui proses keperawatan dalam

8
biologis, psikologis, sosiokultural dan konteks legal etis, bahwa sehat/sakit,
adaptif/maladaptif sebagai konsep yang jelas, tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier
termasuk di dalamnya empat tingkatan dalam penatalaksanaan psikiatrik meliputi peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, akut, dan krisis (Kusumawati, 2011). Model konsep
Stuart mengkaji pasien dari beberapa aspek yang meliputi faktor predisposisi, faktor
presipitasi, penilaian terhadap stress/ respon terhadap stress, mengkaji kemampuan yang
dimiliki dari beberapa aspek, melihat upaya-upaya yang telah dilakukan sampai dengan
menentukan pendekatan medis dan
pendekatan keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Model stress adaptasi
stuart memandang perilaku manusia dalam perspektif yang holistik terdiri dari biologis,
psikologis, sosiokultural dan aspek-aspek tersebut saling berintegrasi dalam perawatan.
Komponen biopsikososial dari model tersebut termasuk dalam faktor predisposisi, presipitasi,
penilaian terhadap stressor, sumber koping dan mekanisme koping (Stuart, 2009).

Soal!!
1. Individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu
dihargai disebut............
a. Falsafah
b. Falsafah praktik
c. Falsafah orientasi
d. Falsafah keperawatan
e. Falsafah keperawatan jiwa
2. Sigmund Freud meyakini bahwa perilaku didasarkan pada perkembangan dini dan
resolusi konflik yang tidak adekuat. Dimana pertahanan ego tidak adekuat untuk
mengontrol ansietas. Termasuk model....
a. Psikoanalitik
b. Interpersonal
c. Komunikasi
d. Eksistensi
e. Keperawatan
3. Pola komunikasi dianalisis dan umpan balik diberikan untuk mengklarifikasi area
masalah adalah model komunikasi dalam hal :.......
a. Proses terapeutik
b. Peran pasien
c. Konsep model
d. Peran terapis
e. Peran masyarakat

9
4. Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan, mengerjakan pekerjaan rumah, dan
penggalakan latihan. Termasuk peran.................
a. Peran masyarakat
b. Peran pasien
c. Peran tenaga kesehatan
d. Peran terapis
e. Peran keluarga
5. Model stress dan adaptasi pertama kali dikembangkan karena fakta menunjukkan
bahwa banyak pasien mengalami gangguan jiwa karena kegagalan beradaptasi.
Dikembangkan oleh seorang ilmuwan yang bernama...
a. Adolph Meyer
b. Clifford Beers
c. Sigmund Freud
d. Jung & Sullivan
e. Gail Stuart
6. Tujuan perspektif keperawatan jiwa adalah......
a. Mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan
b. Menganut pandangan holistik yaitu bio-psiko-sosial-spiritual
c. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik
d. a, b, dan c benar
e. a, b, dan c salah
7. Menurut Yusuf 2015 model praktif yang paling sering digunakan dalam keperawatan jiwa
adalah.....
a. Model stres adaptasi
b. Model sosial
c. Model psikoanalisis
d. Model interpersonal
e. Model sportif
8. Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.Dari pernyataan
tersebut pengertian falsafah yang benar di kemukakan oleh......
a. Plato
b. Poerwadarmita
c. John Dewey
d. Depkes RI
e. Florence

10
9. Yang bukan termasuk keyakinan mendasar dalam keperawatan jiwa menurut Depkes
RI adalah.....
a. Individu memiliki harkat dan martabat
b. Tidak semua orang memiliki kebutuhan dasar yang sama
c. Manusia adalah mahluk holistik
d. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan
e. Semua benar
10. Model konsep Stuart mengkaji pasien dari beberapa aspek kecuali.....
a. Faktor predisposisi
b. Faktor presipitasi
c. Penilaian terhadap stres
d. Mengkaji kemampuan yang dimiliki
e. Semua jawaban benar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa Keperawatan Jiwa adalah proses
interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang
berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007). Proses keperawatan bertujuan
untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga
mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat
diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Maka dari itu saya
sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi
sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah
berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalimah.2016.Modul Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia .

Risnasari, Norma. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Kediri (ID). Universitas Nusantara PGRI
Kediri.

12

Anda mungkin juga menyukai