Anda di halaman 1dari 25

Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada Pasien Nyeri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri adalah fenomena yang sering ditemukan dalam kehidupan dan

suatu tanda adanya kerusakan dalam tubuh. Setiap individu pasti pernah

mengalami nyeri dalam tingkat tertentu. Nyeri merupakan pengalaman

sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan

kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam ragam yang

menyangkut kerusakan, atau digambarkan terjadinya kerusakan. Rasa nyeri

akan disertai respon stres yang antara lain berupa meningkatnya rasa cemas,

denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang berlanjut atau

tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stres yang berkepanjangan,

yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun,

mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan

retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan

(Hartwig&Wilson, 2011).

Nyeri tercatat sebagai keluhan yang paling banyak membawa pasien

keluar masuk untuk berobat ke Rumah Sakit, diperkirakan prevalensi nyeri

kronis adalah 20% dari populasi dunia, di Eropa tercatat jumlah pasien nyeri

sebanyak 55% (JMJ, 2014). Murphy dalam Lumunon, Sengkey & Angliadi

(2015), melaporkan prevalensi nyeri akut di inggris mencapai 42% dengan


angka kejadian pada pria sebanyak 17% dan wanita sebanyak 25%. Sembilan

dari 10 orang Amerika berusia 18 tahun atau lebih dilaporkan menderita nyeri

minimal sekali dalam satu bulan dan sebanyak 42% merasakannya setiap hari

(Latief dalam Sinardja, 2013). Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari

Word Health Organization (WHO) (2015), jumlah pasien nyeri pembedahan

meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 tercatat terdapat 140 juta

pasien atau sekitar 1,9% di seluruh dunia, pada tahun 2012 terjadi

peningkatan sebesar 148 juta pasien atau sekitar 2,1%, Sedangkan menurut

Fabbian, Giorgi, Palam, Menegatti, Gallerani & Manfredini (2014),

prevalensi nyeri di Italia di alami oleh 21% pasien penyakit kanker, 33%

pasien penyakit cardiovaskuler, 23% pasien penyakit Pulmo, 24% pasien

dengan penyakit pembuluh darah, 16% pasien dengan gangguan

musculoskeletal, 18% pasien dengan penyakit saraf, 4% pasien penyakit kulit,

15% pasien penyakit ginjal, 16% pasien dengan penyakit gangguan

metabolik, 10% pasien penyakit hepatik, 9% pasien dengan penyakit dan

gangguan pankreas, 12% pasien dengan penyakit dan gangguan lambung dan

11% pasien dengan penyakit dan gangguan pada usus.

Jumlah prevalensi nyeri secara keseluruhan belum pernah di teliti di

Indonesia, namun diperkirakan nyeri kanker dialami oleh sekitar 12,7 juta

orang atau sekitar 5% dari penduduk Indonesia (WHO, 2014), angka kejadian

nyeri rematik di Indonesia mencapai 23,6-31,3% (Purastuti dalam Fanada &

Muda 2012), sedangkan nyeri punggung bawah (LBP) sebanyak 40%


penduduk dengan jumlah prevalensi pada laki-laki sekitar 18,2% dan wanita

13,6% (Wulandari, Maja & Khosama, 2013).

Nyeri secara serius jika tidak ditangani dapat menyebabkan

ketidakmampuan dan imobilisasi pada individu, sehingga kondisi tersebut

akan merusak kemampuan individu untuk melakukan aktifitas perawatan diri,

menyebabkan isolasi sosial, depresi serta perubahan konsep diri (Potter &

Perry, 2015). Pasien dalam merespon terhadap nyeri yang dialaminya dengan

cara berbeda-beda misalnya berteriak, meringis, menangis dan sebagainya,

maka perawat harus peka terhadap sensasi nyeri yang dialami oleh pasien

(Asmadi dalam Saifullah, 2015). Perawat harus mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang memadai dalam semua aspek keperawatan mencangkup

pemeliharaan suhu tubuh normal, pernafasan yang optimal, bebas dari cidera,

terutama meminimalkan nyeri dan ketidaknyamanan (Baradero dalam

Saifullah, 2015).

Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri

diantaranya dengan terapi farmakologis yang menggunakan berbagai macam

obat, dan terapi non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologis yang

dapat perawat lakukan pada saat mengatasi nyeri pada pasien yaitu dengan

relaksasi otot progresif. Menurut Jain (2011), dalam melakukan relaksasi otot

progresif terdapat komponen gerakan seperti latihan pernapasan dan relaksasi

otot, dimana komponen ini menghasilkan manfaat terapi seperti detak jantung

yang tenang, menurunkan nyeri dan menurunkan tingkat hormon stres.


Berdasarkan studi pendahuluan di RSU kabupaten pada bulan

Februari 2019 pada 10 orang pasien yang merasakan nyeri dengan respon

berteriak dan meringis tanpa diberikan tindakan relaksasi otot progresif

dalam menurunkan nyeri. Dalam upaya mengatasi nyeri, biasanya pasien

diberi terapi analgetik tetapi pasien melaporkan keluhan nyeri masih

dirasakan.

Berdasarkan data di atas bahwa terapi relaksasi otot progresif dalam

sebagai terapi nonfarmakologi yang merupakan intervensi keperawatan

mandiri dalam membantu menurunkan nyeri pada pasien. Tulisan ini

mencoba untuk membahas terapi relaksasi otot progresif pada pasien yang

mengalami nyeri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil

dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif

pada pasien nyeri?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif pada pasien nyeri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi nyeri

b. Mengidentifikasi terapi relaksasi otot progresif

c. Mengidentifikasi pengaruh antara terapi relaksasi otot progresif

dengan penurunan nyeri


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Studi literature ini menggunakan tradisional review dimana hasilnya

ditemukan pada jurnal yang ada untuk mengkaji lebih dalam keterkaitan

terapi relaksasi otot progresif pada pasien nyeri.

B. Kriteria Penelitian

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada studi literature ini adalah :

a. Jurnal tertulis dalam bahasa indonesia

b. Dipublish pada januari 2015 – desember 2019

c. Merupakan hasil penelitian

d. Berisi terkait terapi relaksasi otot progresif pada pasien nyeri

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada studi literature ini adalah :

a. Penelitian tidak dilakukan di indonesia

b. Tidak full paper


Google Scholar PubMed Portal Garuda

Eligible dengan
87 2 4
kriteria inklusi

eligible untuk
8 0 0
untuk dianalisis

Total 8 artikel

Skema 2.1 Pemilihan Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Ekslusi

C. Sumber Penelitian

Studi literature ini dilakukan melalui mesin pencarian artikel google scholar,

portal garuda dan pubmed.

D. Strategi Penelusuran Publikasi Penelitian

Studi literature yang ditemukan dalam lima tahun terakhir terakhir terkait

artikel nasional di google scholar. Pencarian artikel menggunakan kata kunci

“relaksasi otot progresif” AND “nyeri”. pencarian dalam google scholar

didapatkan 87 artikel.
E. Cara Seleksi Penelitian

Records identified through Additional records


identification

database searching (n = identified through other


87) sources (n = 6)

Records after duplicates


screening

removed (n = 4 )

Records excluded : titles


Records screened (n = 89) and abstracts not relevent
eligibility

(n = 81 )

Full text articles assessed


for eligibility (n = 8 )
included

Skema 2.2 Diagram Prisma


F. Strategi Analisis Penelitian

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis yaitu compare. Compare

adalah peneliti melakukan rangkuman atau ringkasan dan kemudian

melakukan kritik dari kesamaan artikel yang ada untuk dibuat dalam suatu

tulisan artikel yang baru.


BAB III

HASIL

A. Uraian Hasil Pencarian

Pada studi literature ini penulis melakukan identifikasi yaitu mencari

jurnal menggunakan mesin pencarian google scholar, portal garuda dan

pubmed. Kata kunci yang di gunakan pada saat melakukan pencarian yaitu

“relaksasi otot progresif” AND “nyeri”. pencarian jurnal yang

dipublikasikan dari tahun 2015 – 2019. Penulis melakukan tahap

screening, jurnal yang ditemukan di google scholar 87 jurnal, portal

garuda 4 jurnal, pubmed 2 jurnal. Dari hasil tersebut diseleksi dari judul

ada persamaan atau tidak. Setelah itu jurnal di seleksi lagi apakah jurnal

tersebut masuk ke kriteria inklusi atau eksklusi. Selanjutnya melakukan

eligibility, jurnal yang masuk kekriteria inklusi yaitu 8 jurnal dan kriteria

eksklusi 81 jurnal. Tahap yang terakhir yaitu included yaitu melakukan

review jurnal yang telah diseleksi.


B. Tabel Hasil Pencarian

Tabel 3.1 kumpulan jurnal relaksasi otot progresif

Tempat Besar Kelompok Metode / alat


Studi / penulis Usia Outcome
penelitian sampel Intervensi Kontrol ukur

Iwayan Supetran Rumah Sakit 12 - Kelompok Tidak ada Pre experimental Hasil penelitian, nyeri sebelum
(2016)
Daerah responden intervensi kelompok design dengan dilakukan intervensi sebagian

Madani Palu diberikan kontrol pre dan posttest besar responden mengalami
Efektifitas
Penggunaan Teknik relaksasi design, teknik nyeri sebanyak 12 responden
Relaksasi Otot
otot pengambilan (100%) dan tidak nyeri 0
Progresif Dalam
progresif purposive responden (%). Setelah
Menurunkan
Tingkat Nyeri sampling, alat dilakukan intervensi,
Pasien Gastritis Di
ukur kuesioner responden mengalami tidak
Rumah Sakit Daerah
dan skala analog nyeri yang signifikan,
Madani Palu
deskriptif sebanyak 9 responden (75%),
mengalami nyeri, sebanyak 3

responden (25%). Dengan

signifikansi p value = 0,002 α

< 0,05. Kesimpulan dari

penelitian ini teknik relaksasi

otot progresif sangat efektif

dalam menurunkan tingkat

nyeri pasien gastritis di Ruang

Jambu Rumah Sakit Daerah

Madani
Chandra SMK Negeri 35 Remaja Kelompok Tidak ada Quasi Hasil penelitian, nilai
Sulistyorini, Siti 17 responden intervensi kelompok eksperiment intensitas nyeri sebelum
Mukaromah, Femi Samarinda diberikan kontrol design dengan dilakukan intervensi yaitu 5,00
Tari Pongsibidang relaksasi pre dan posttest dan nilai setelah dilakukan
(2018) otot design, teknik intervensi yaitu 3,00. Dengan
Efektivitas progresif pengambilan nilai p value = 0,000 α < 0,05.
Relaksasi Otot accidental Kesimpulan dari penelitian ini
Progresif Terhadap sampling, alat relaksasi otot progresif efektif
Penurunan ukur numeric mengurangi intensitas nyeri
Intensitas Nyeri rating scale dismenore
Dismenore Pada
Remaja Putri

Aprina, Noven RSUD Dr. H. 20 - Kelompok Tidak ada Quasi Hasil penelitian, nilai
Ilham Yowanda, Abdul responden intervensi kelompok eksperiment intensitas nyeri sebelum
Sunarsih (2016) Moeloek diberikan kontrol design dengan dilakukan intervensi yaitu 5,20
Relaksasi Progresif Provinsi relaksasi pre dan posttest dan nilai setelah dilakukan
terhadap Intensitas Lampung otot design, teknik intervensi yaitu 3,60. Dengan
Nyeri Post Operasi progresif pengambilan nilai p value = 0,000 α < 0,05.
BPH (Benigna accidental Kesimpulan dari penelitian ini
Prostat Hyperplasia) sampling, alat ada pengaruh rata-rata
ukur numeric intensitas nyeri yang bermakna
rating scale pada pasien post op BPH
(Benigna Prostat Hyperplasia)
yang sudah dilakukan tindakan
teknik relaksasi progresif.
Puspa Kirana Dewi, Puskesmas 43 - Kelompok Tidak ada Quasi Hasil penelitian, nyeri sebelum
Siti Patimah, Ir Ir Cibeureum responden intervensi kelompok eksperiment dilakukan intervensi sebagian
Khairiyah (2018) Kota diberikan kontrol design dengan besar responden mengalami
Tasikmalaya relaksasi pre dan posttest nyeri ringan sebanyak 3 orang
Pengaruh Relaksasi otot design, teknik (7,0%) , nyeri sedang 39 orang
Otot Progresif progresif pengambilan (90,7%) dan nyeri tidak
Terhadap Penurunan purposive terkontrol 1 orang (2,3%).
Nyeri Punggung sampling, alat alat Setelah dilakukan intervensi,
Bagian Bawah Ibu ukur numeric responden mengalami nyeri
Hamil Trimester III rating scale ringan yang signifikan,
sebanyak 41 orang (95,3%),
tidak nyeri sebanyak 1 orang
(2,3%), dan nyeri sedang
sebanyak 1 orang (2,3%).
Dengan signifikansi p value =
0,000 α < 0,05. Kesimpulan
dari penelitian ada pengaruh
relaksasi otot progresif
terhadap penurunan skala nyeri
punggung bagian bawah pada
ibu hamil trimester III.
Ikrima Rahmasari RSUD Dr. 110 - 55 30 Quasi Terdapat perbedaan yang
(2015) Moewardi responden responden responden eksperiment signifikan pada kedua
Surakarta kelompok kelompok design dengan kelompok. Pada kelompok
Relaksasi Otot intervensi kontrol Pre test and post intervensi terjadi penurunan
Progresif Dapat menerima dilakukan test design with nyeri setelah diberikan
Menurunkan Sakit relaksasi intervensi control group, intervensi relaksasi otot
Kepala di RSUD Dr. otot relaksasi teknik progresif secara signifikan.
Moewardi Surakarta progresif, otot pengambilan Dengan hasi nilai signifikansi
yang progresif, simple random p value = 0,000 α < 0,05
dilakukan hanya sampling, alat
selama ± diberikan ukur numeric
10 menit ± 10 pain scale
1 hari menit 1
selama 3 hari
hari
Fitri Yani (2018) Pondok 16 Remaja Kelompok Tidak ada Pre experimental Hasil penelitian, nilai
Pesantren responden intervensi kelompok design dengan intensitas nyeri sebelum
Pengaruh Pemberian Batang diberikan kontrol pre dan posttest dilakukan intervensi yaitu
Teknik Relaksasi Kabung Kota relaksasi design, teknik 14,50 dan nilai setelah
Otot Progresif Padang otot pengambilan dilakukan intervensi yaitu
Terhadap Penurunan progresif systematic 5,12. Dengan nilai p value =
Nyeri Haid Pada sampling, alat 0,000 α < 0,05. Kesimpulan
Remaja Di Pondok ukur numeric dari penelitian ini relaksasi
Pesantren Batang rating scale otot progresif dapat
Kabung Kota menurunkan nyeri dismenorea
Padang pada Santri wati di Pondok
Pesantren Batang Kabung
Kota Padang

Nindi Nur Aulia Universitas 21 19-22 Kelompok Tidak ada Quasi Hasil penelitian, nyeri sebelum
(2018) ‘Aisyiyah responden tahun intervensi kelompok eksperiment dilakukan intervensi sebagian
Yogyakarta diberikan kontrol design dengan besar responden mengalami
Pengaruh Teknik relaksasi pre dan posttest nyeri sedang sebanyak 12
Relaksasi Progresif otot design, teknik orang (5,71%) dan nyeri berat
Terhadap Tingkat progresif pengambilan terkontrol sebanyak 9 orang
Nyeri Haid purposive (42,9%). Setelah dilakukan
(Dismenorrhea) sampling, alat intervensi, responden
Pada Mahasiswi Di ukur Visual mengalami nyeri ringan yang
Universitas Analog Scale signifikan sebanyak 10 orang
‘Aisyiyah (VAS) (47,6%), tidak nyeri sebanyak
Yogyakarta 2 orang (9,5%), nyeri sedang
sebanyak 7 orang (33,3%), dan
nyeri berat terkontrol sebanyak
2 orang (9,5%). Dengan
signifikansi p value = 0,000 α
< 0,05. Kesimpulan dari
penelitian ada pengaruh
sebelum dan sesudah
dilakukan nya teknik relaksasi
progresif terhadap tingkat
nyeri haid (dismenorrhea).
Cita Widya RSI Sakinah 30 20 – 45 Kelompok Tidak ada Pre experimental Hasil penelitian, nyeri sebelum
Romadhona (2018) Mojokerto responden tahun intervensi kelompok design dengan dilakukan intervensi sebagian
diberikan kontrol pre dan posttest besar responden mengalami
Pengaruh Teknik relaksasi design, teknik nyeri sedang sebanyak 14
Relaksasi Otot
Progresif Terhadap otot pengambilan orang (46,7%) dan nyeri berat
Perubahan Derajat
progresif consecutive sebanyak 16 orang (23,3%).
Nyeri Pada Pasien
Post-Op Sectio sampling, alat Setelah dilakukan intervensi,
Caesarea
ukur numeric responden mengalami nyeri
rating scale sedang yang signifikan
sebanyak 17 orang (56,7%),
nyeri ringan sebanyak 6 orang
(20,0%), dan nyeri berat
sebanyak 7 orang (23,3%).
Dengan signifikansi p value =
0,000 α < 0,05. Kesimpulan
dari penelitian ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif
terhadap perubahan derajat
nyeri pada pasien post op
sectio caesarea di Rumah Sakit
Islam Sakinah Mojokerto
C. Uraian Hasil Temuan

Penulis mendapatkan 8 jurnal untuk direview. Dari 8 jurnal

tersebut terdapat perbedaan mulai dari responden, jumlah responden, jenis

penelitian, jenis pendekatan penelitian, cara pengambilan sampling, alat

ukur, waktu penelitian dan tempat penelitian.

Jurnal pertama, berjudul Efektifitas Penggunaan Teknik Relaksasi

Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Pasien Gastritis Di

Rumah Sakit Daerah Madani Palu. Nama penulis Iwayan Supetran.

Tempat penelitian di Rumah Sakit Daerah Madani Palu. Besar sampel 12

responden. Usia kelompok tidak dicantumkan dijurnal. Metode penelitian

yang digunakan Pre experimental design dengan pendekatan pre dan

posttest design, teknik pengambilan purposive sampling, alat ukur yang

digunakan kuesioner dan skala analog deskriptif. Hasil penelitian, nyeri

sebelum dilakukan intervensi sebagian besar responden mengalami nyeri

sebanyak 12 responden (100%) dan tidak nyeri 0 responden (%). Setelah

dilakukan intervensi, responden mengalami tidak nyeri yang signifikan,

sebanyak 9 responden (75%), mengalami nyeri, sebanyak 3 responden

(25%). Dengan signifikansi p value = 0,002 α < 0,05. Kesimpulan dari

penelitian ini teknik relaksasi otot progresif sangat efektif dalam

menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit

Daerah Madani.
Jurnal kedua, berjudul Efektivitas Relaksasi Otot Progresif

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri.

Nama penulis Chandra Sulistyorini. Tempat penelitian di SMK Negeri 17

Samarinda. Besar sampel 35 responden. Usia kelompok remaja. Metode

penelitian yang digunakan Quasi eksperiment design dengan pendekatan

pre dan posttest design, teknik pengambilan accidental sampling, dan alat

ukur yang digunakan numeric rating scale. Hasil penelitian, nilai

intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi yaitu 5,00 dan nilai setelah

dilakukan intervensi yaitu 3,00. Dengan nilai p value = 0,000 α < 0,05.

Kesimpulan dari penelitian ini relaksasi otot progresif efektif mengurangi

intensitas nyeri dismenore.

Jurnal ketiga, berjudul Relaksasi Progresif terhadap Intensitas

Nyeri Post Operasi BPH (Benigna Prostat Hyperplasia). Nama penulis

Aprina. Tempat penelitian di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung. Besar sampel 20 responden. Usia kelompok tidak dicantumkan

dijurnal. Metode penelitian yang digunakan Quasi eksperiment design

dengan pendekatan pre dan posttest design, teknik pengambilan accidental

sampling, alat ukur yang digunakan numeric rating scale. Hasil penelitian,

nilai intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi yaitu 5,20 dan nilai

setelah dilakukan intervensi yaitu 3,60. Dengan nilai p value = 0,000 α <

0,05. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh rata-rata intensitas nyeri

yang bermakna pada pasien post op BPH (Benigna Prostat Hyperplasia)

yang sudah dilakukan tindakan teknik relaksasi progresif.


Jurnal keempat, berjudul Pengaruh Relaksasi Otot Progresif

Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bagian Bawah Ibu Hamil Trimester

III. Nama penulis Puspa Kirana Dewi. Tempat penelitian di Puskesmas

Cibeureum Kota Tasikmalaya. Besar sampel 43 responden. Usia kelompok

tidak dicantumkan dijurnal. Metode penelitian yang digunakan Quasi

eksperiment design dengan pendekatan pre dan posttest design, teknik

pengambilan purposive sampling, dan alat alat ukur yang digunakan

numeric rating scale. Hasil penelitian, nyeri sebelum dilakukan intervensi

sebagian besar responden mengalami nyeri ringan sebanyak 3 orang

(7,0%) , nyeri sedang 39 orang (90,7%) dan nyeri tidak terkontrol 1 orang

(2,3%). Setelah dilakukan intervensi, responden mengalami nyeri ringan

yang signifikan, sebanyak 41 orang (95,3%), tidak nyeri sebanyak 1 orang

(2,3%), dan nyeri sedang sebanyak 1 orang (2,3%). Dengan signifikansi p

value = 0,000 α < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ada pengaruh relaksasi

otot progresif terhadap penurunan skala nyeri punggung bagian bawah

pada ibu hamil trimester III.

Jurnal kelima, berjudul Relaksasi Otot Progresif Dapat

Menurunkan Sakit Kepala di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Nama

penulis Ikrima Rahmasari. Tempat penelitian di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Besar sampel 110 responden. Usia kelompok tidak dicantumkan

dijurnal. Metode penelitian yang digunakan Quasi eksperiment design

dengan pendekatan Pre test and post test design with control group, teknik

pengambilan simple random sampling, dan alat ukur yang digunakan


numeric pain scale. Hasil penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan

pada kedua kelompok. Pada kelompok intervensi terjadi penurunan nyeri

setelah diberikan intervensi relaksasi otot progresif secara signifikan.

Dengan hasi nilai signifikansi p value = 0,000 α < 0,05.

Jurnal keenam, berjudul Pengaruh Pengaruh Pemberian Teknik

Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di

Pondok Pesantren Batang Kabung Kota Padang. Nama penulis Fitri Yani.

Tempat penelitian di Pondok Pesantren Batang Kabung Kota Padang.

Besar sampel 16 responden. Usia kelompok remaja. Metode penelitian

yang digunakan Pre experimental design dengan pendekatan pre dan

posttest design, teknik pengambilan systematic sampling, dan alat ukur

yang digunakan numeric rating scale. Hasil penelitian, nilai intensitas

nyeri sebelum dilakukan intervensi yaitu 14,50 dan nilai setelah dilakukan

intervensi yaitu 5,12. Dengan nilai p value = 0,000 α < 0,05. Kesimpulan

dari penelitian ini relaksasi otot progresif dapat menurunkan nyeri

dismenorea pada Santri wati di Pondok Pesantren Batang Kabung Kota

Padang.

Jurnal ketujuh, berjudul Pengaruh Pengaruh Teknik Relaksasi

Progresif Terhadap Tingkat Nyeri Haid (Dismenorrhea) Pada Mahasiswi

Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Nama penulis Nindi Nur Aulia.

Tempat penelitian di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Besar sampel 21

responden. Usia kelompok 19 - 22 tahun. Metode penelitian yang

digunakan Quasi eksperiment design dengan pendekatan pre dan posttest


design, teknik pengambilan purposive sampling, dan alat ukur yang

digunakan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian, nyeri sebelum

dilakukan intervensi sebagian besar responden mengalami nyeri sedang

sebanyak 12 orang (5,71%) dan nyeri berat terkontrol sebanyak 9 orang

(42,9%). Setelah dilakukan intervensi, responden mengalami nyeri ringan

yang signifikan sebanyak 10 orang (47,6%), tidak nyeri sebanyak 2 orang

(9,5%), nyeri sedang sebanyak 7 orang (33,3%), dan nyeri berat terkontrol

sebanyak 2 orang (9,5%). Dengan signifikansi p value = 0,000 α < 0,05.

Kesimpulan dari penelitian ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan

nya teknik relaksasi progresif terhadap tingkat nyeri haid (dismenorrhea).

Jurnal kedelapan, berjudul Pengaruh Teknik Relaksasi Otot

Progresif Terhadap Perubahan Derajat Nyeri Pada Pasien Post-Op Sectio

Caesarea. Nama penulis Cita Widya Romadhona. Tempat penelitian di

RSI Sakinah Mojokerto. Besar sampel 30 responden. Usia kelompok 20 –

45 tahun. Metode penelitian yang digunakan Pre experimental design

dengan pendekatan pre dan posttest design, teknik pengambilan

consecutive sampling, dan alat ukur yanng digunakan numeric rating

scale. Hasil penelitian, nyeri sebelum dilakukan intervensi sebagian besar

responden mengalami nyeri sedang sebanyak 14 orang (46,7%) dan nyeri

berat sebanyak 16 orang (23,3%). Setelah dilakukan intervensi, responden

mengalami nyeri sedang yang signifikan sebanyak 17 orang (56,7%), nyeri

ringan sebanyak 6 orang (20,0%), dan nyeri berat sebanyak 7 orang

(23,3%). Dengan signifikansi p value = 0,000 α < 0,05. Kesimpulan dari


penelitian ada pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap perubahan

derajat nyeri pada pasien post op sectio caesarea di Rumah Sakit Islam

Sakinah Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai