PENDAHULUAN
Sampai saat ini Angka Kematian Ibu masih menjadi sorotan utama dalam
bidang pelayanan kebidanan. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan
program lanjutan dari MDGs yang di dalamnya merumuskan target capaian
pembangunan berkelanjutan. Target SDG’s pada sistem kesehatan nasioanl antara
lain: pada tahun 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per
100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah
dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya
hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per KH, menjamin akses
semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi , termasuk keluarga
berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrase kesehatan reproduksi ke dalam
strategi dan program nasional.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kematian ibu hanya merupakan salah satu isu kesehatan dalam lingkup
pelayanan kebidanan di komunitas, isu-isu kesehatan lain adalah angka kematian bayi
(AKB) yang meliputi BBLR, kemudian gizi pada balita, kesehatan reproduksi remaja
yang meliputi kehamilan remaja, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
penyakit menular seksual serta perilaku dan aspek sosial budaya yang berpengaruh
pada pelayanan kesehatan.
Bidan Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga terutama ibu
dan anak serta masyarakat di suatu wilayah tertentu. Menurut Saunders (1991)
komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial. Pelaksanaan
pelayanan kebidanan komunitas dilakukan dengan memberi asuhan kebidanan
keluarga melalui serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari ilmu
kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan
ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
pendekatan asuhan kebidanan. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas
didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia,
masyarakat/lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada
konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya
taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilaini, Niken dkk, 2009).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
48%
52%
Laki-laki Perempuan
Gambar 2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah RT 04 RW
09 Kelurahan Kapasan
60-69 tahun
50-59 tahun
40-49 tahun
30-39 tahun
20-29 tahun
10-19 tahun
0-9 tahun
0 2 4 6 8 10 12 14
Laki-Laki Perempuan
Agama
Islam
100%
Suku
11%
Jawa
Madura
89%
6%
16%
Tidak sekolah
SD
SMP
37% SMA
22% PT
19%
Pekerjaan
Lain-lain
3%
Tidak bekerja
Wiraswasta 23%
21%
Swasta
21%
Belum bekerja
32%
Penghasilan
25%
<UMR
≥UMR
75%
6%
94%
DUKUN 0%
BIDAN 0%
PUSKESMAS 44%
TEMPAT BEROBAT
25%
75%
4%
16%
80%
11%
44%
44%
ORGANISASI DI RT 4
LAIN-LAIN 12
KELAS BALITA 4
KELAS BUMIL 3
POSYANDU LANSIA 5
POSYANDU 3
KARANG TARUNA 8
KERJA BAKTI 17
RAPAT RT/RW 9
ARISAN PKK 19
PENGAJIAN 35
0 5 10 15 20 25 30 35 40
ORGANISASI DI RT 4
Gambar 2.1 Organisasi masyarakat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Simokerto
Lain-lain 0%
Dukun 0%
PKM 48%
Klinik 4%
RS 7%
Series 1
35%
65%
5%
30%
65%
5%
20%
75%
22%
78%
20
7
1
0
MEN J AD I K AD ER K AD ER AK TI F MEN D AP AT P EL ATIH AN
Pengisian KMS 0
Senam lansia 2
Senam hamil 0
Imunisasi 0
jenis pelatihan
43% 43%
14%
Su
Hi La Pe
am Ana Peny Peno Jen Peny Tem Se PB / Ma
UK du kta ny
i k ke ulit long is ulit pat ks BB ti
p si ulit
ke
1. 40 Sp
Bida PM 3400 5
1 1 mg - ont - L - Ya - pil
n B / 50 thn
g an
2 HAMIL INI
b. Ny. N
N K
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
o. et
Su
Hi La Pe
am Ana Peny Peno Jen Peny Tem Se PB / Ma
UK du kta ny
i k ke ulit long is ulit pat ks BB ti
p si ulit
ke
1. Sp sed
9 Dokt 3300 19
1 1 - ont - RS P - Ya - erh
bln er / 50 thn
an ana
3. HAMIL INI
9) Frekuensi Pemeriksaan
Pada kehamilan ini, Ny.K telah memeriksakan kehamilan di klinik sebanyak 4x yaitu
pada TM 1 2x dan TM 2 2x. Sedangkan Ny. N telah periksan kehamilan di Puskesmas
dan RS sebanyak 9x yaitu pada TM 1 2x, TM 2 3x, dan TM 3 4x.
10) Skor KSPR
Berdasarkan hasil pengkajian, terdapat seorang ibu hamil risiko sangat tinggi dengan
skor KSPR 12.
11) Hasil Lab
Berdasarkan hasil pengkajian, hasil lab kedua ibu hamil tidak ada yang rekatif (PITC,
RPR, HBSAg, Albumin, Reduksi). Pemeriksaan Hb kedua ibu hamil juga menunjukkan
hasil tidak anemis.
2.1.7 Data Ibu Nifas
a) Jumlah ibu nifas di RT 4 adalah 1 orang yaitu nifas hari ke 24, dengan riwayat persalinan
SC atas indikasi bekas SC kurang dari 2 tahun.
b) Riwayat Kunjungan nifas :
KN 1 (1-3 hari) : 1x
KN 2 (4-28 hari) :1x
KN 3 (29-42 hari) : 1x
Ibu melakukan kunjungan nifas di Rumah Sakit.
c) Selama nifas tidak ada penyulit, hanya bermasalah saat menyusui. Sejak melahirkan ibu
menyusui ditambah susu formula. Riwayat anak pertama ibu juga tidak menyusui ASI
eksklusif.
d) Untuk rencana menyusui ibu mengatakan hanya sampai cuti selesai atau tidak sampai 6
bulan
e) Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan cara menyusui kurang
f) Ibu tidak berencana menggunakan kontrasepsi
2.1.8 Data Neonatus
83%
Memiliki Buku
KMS
100%
17%
ASI
Tidak ASI
83%
Berdasar gambar diatas didapatkan bahwa balita usia 12-24 bulan yang
masih ASI sebanyak 1 anak (17%) sedangkan yang sudah tidak ASI sebanyak 5
anak (83%).
33%
Dapat
Tidak dapat
67%
Gambar 2. 045 Jumlah Balita RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan
Simokerto, Kota Surabaya yang mendapat Vitaman A (warna merah)
3 ORI Difteri
50% 50%
Tidak ORI Difteri
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa dari 6 balita yang sudah
dilakukan ORI Difteri sebanyak 3 anak (50%), dan 3 anak (50%) belum dilakukan
ORI Difteri.
2) Booster Campak dan Pentabio (18 bulan)
33%
campak
tidak campak
67%
Dari gambar diatas didapatkan data bahwa dari 6 balita 2 (33%) diantaranya
tidak/belum mendapat imunisasi booster campak karena dari keterangan ibu BB
kurang dan sering sakit.
Sedangkan untuk booster pentabio umur 18 bulan sudah dilakukan semua
kecuali 1 balita karena belum genap 18 bulan.
33%
sangat kurang
kurang
normal
lebih
67%
sangat pendek
pendek
normal
tinggi
100%
Gambar 2. 045 Makanan yang diberikan saat usia 0-6 bulan pada Balita RW 9 RT
04 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya
c. Aktifitas
Anak pra sekolah di RT 04 keduanya sedang menjalani pendidikan Taman Kanak-
Kanak.
d. Imunisasi ORI Difteri
Dari 2 anak pra sekolah yang ada di RT 04, keduanya telah mendapatkan imunisasi
ORI Difteri
e. KPSP
Keluarga anak pra sekolah di RT 04 tidak pernah melakukan deteksi dini
penyimpangan perkembangan anak.
Tidak Aktif
40%
Aktif
60%
d) Masalah Pramenopause
Masalah yang ditemui pada ibu pra menopause di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan yaitu nyeri
sendi, namun ibu dapat mengatasi masalah tersebut dengan istirahat yang cukup.
e) Pengetahuan Tentang Menopause
Kurang Baik
40% 40%
Cukup
20%
2.5
1.5
0.5
0
Laki-laki Perempuan
Tidak
25%
Ya
75%
Berdasarkan gambar 2.43 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 75% lansia memeriksakan
ksehatannya di pelayanan kesehatan dan hanya 38 % yang tidak memeriksakan ke pelayanan
kesehatan seperti puskesmas pembantu granting.
Hipertensi; 1
Rematik; 2
Berdasarkan gambar 2.44 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 2 orang menderita penyakit
rematik, serta 2 orang menderita penyakit hipertensi namun rutin memeriksakan kesehatan.
Berdasarkan gambar 2.45 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 50% lansia dapat
melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri dan 50 % masih memerlukan bantuan
seperti tidak bisa berjalan karena nyeri tungkai.
f) Posyandu lansia
Seluruh lansia di RT 4 RW 9 Kelurahan Kapasan sebanyak 4 orang rutin mengikuti posyandu
lansia setiap hari sabtu, dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan, pembagian makanan
tambahan (PMT), dll.
g) Perilaku Hidup Tidak Sehat
Tidak ada perilaku hidup tidak sehat pada lansia perempuan di RT 4 RW 9 Kelurahan
Kapasan seperti merokok dan minum minuman keras.
h) Pemenuhan Gizi
Asupan nutrisi yang di konsumsi oleh lansia sehari-hari di di RT 4 RW 9 Kelurahan Kapasan
mengandung gizi yang lengkap antara lain karbohidrat, protein, vitmin dan mineral.
perempuan
44% laki-laki
56%
3. Status Sekolah
Status sekolah
11%
Ya Tidak
89%
5. Status Menstruasi
Berdasarkan data yang telah dikaji, 5 remaja perempuan telah mengalami
menstruasi dengan rata-rata usia menarche pada usia 14 tahun. Keluhan yang ada
pada saat menstruasi yaitu dismenorea. Remaja putri juga mengalami keputihan
yang masih dalam batas normal.
6. Mengikuti kegiatan masyarakat
Mengikuti kegiatan masyarakat
44%
Ya Tidak
56%
7. Perilaku Menyimpang
Perilaku Menyimpang
10
Berdasarkan data dari diagram diatas, 8 remaja tidak merokok dan 1 remaja
merokok namun jarang, 8 remaja tidak meminum minuman keras dan 1
meminum minuman keras, semua remaja tidak pernah memakai narkoba, 5 dari
remaja tidak melihat pornografi dan 4 melihat pornografi,
Narkoba
4% Merokok
11%
Seks Bebas
30%
Kespro
7%
IMS
Alkohol
15% HIV
Sadari
19%
15%
9. Pemberian tablet Fe
PEMBERIAN Tablet Fe
33% Ya
Tidak
67%
Gambar
2.24 Pemberian tablet Fe untuk remaja di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan
Berdasarkan data diatas dari 9 remaja di RT 4 RW 9 kelurahan Kapasan yang
telah dikaji, sebanyak 5 remaja perempuan (67%) dari semua remaja sudah
mendapatkan tablet Fe namun 2 meminumnya secara teratur, 1 tidak meminum
dengan teratur, 1 tidak meminum tablet Fe yang telah diberikan, dan 2 tidak
mendapatkan tablet Fe.
10. Data remaja yang melakukan SADARI
Lima remaja perempuan di RT 4 RW 9 kelurahan Kapasan tidak
melakukan pemeriksaan sadari.
2.1.11 Data Wanita usia subur (WUS)
25%
38%
Gambar 2.26 Data riwayat pernikahan dan riwayat hamil WUS di wilayah RT
04 RW 9 Kelurahan Kapasan
4. Pelaksanaan SADARI
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 8 WUS tidak pernah melakukan
SADARI
5. Status menstruasi
Selurus wanita usia subuh di RT 04 RW 9 di kelurahan Kapasan telah mengalami
menstruasi dan rata-rata tidak memiliki keluhan saat menstruasi. Hanya sebagian kecil
yang mengalami keputihan dan masih dalam batas wajar, juga tidak terjadi perdarahan
diluar siklus menstruasi.
6. Golongan darah
Lima WUS memiliki golongan darah O, 1 memiliki golongan darah B, dan 3 orang
WUS lainnya tidak mengetahui golongan darahnya. Dari pengkajian yang telah
dilakukan semua WUS juga belum pernah memeriksakan darah ke Laboratorium untuk
mendeteksi penyakit.
7. Status TT
Status TT
11%
TT 3
TT 4
22% TT 5
67%
21%
79%
Berdasarkan diagram
diatas sebanyak 4 PUS (21%) pertama menikah pada usia dibawah 20 tahun, dan
sebanyak 15 PUS (20-30%) pertama menikah pada usia antara 20-30 tahun. Semua
PUS telah melebihi masa 1 tahun pernikahan.
3. Jumlah anak
JUMLAH ANAK
58%
Gambar 2.22
Distribusi jumlah
anak yang dimiliki
PUS di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan Surabaya
Berdasarkan Gambar 2.22 didapatkan bahwa sebanyak 15 pasangan (58%)
memiliki 1-2 anak, dan PUS yang memiliki > 2 anak berjumlah 11 pasangan (42%)
4. Keikutsertaan KB
KEIKUTSERTAAN KONTRASEPSI
28%
YA (13) TIDAK (5)
72%
METODE KB
IUD (2)
17% MOW (0)
25%
Sederhana (0)
Kondom (0)
Suntik (7)
Pil (3)
Implan (0)
58%
7%
22%
24%
29%
17%
IMS (3) Kanker Serviks (10) Kanker Payudara (7) Papsmear/IVA (12) Sadari (9)
IVA/PAP SMEAR
65%
Berdasarkan Gambar 2.26 didapatkan bahwa yang sudah melakukan iva/ pap
smear sebanyak 6 orang (35%) dan yang belum melakukan iva/ pap smear
sebanyak 11 orang (65%).