Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini Angka Kematian Ibu masih menjadi sorotan utama dalam
bidang pelayanan kebidanan. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan
program lanjutan dari MDGs yang di dalamnya merumuskan target capaian
pembangunan berkelanjutan. Target SDG’s pada sistem kesehatan nasioanl antara
lain: pada tahun 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per
100.000 kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah
dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya
hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per KH, menjamin akses
semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi , termasuk keluarga
berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrase kesehatan reproduksi ke dalam
strategi dan program nasional.

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kematian ibu hanya merupakan salah satu isu kesehatan dalam lingkup
pelayanan kebidanan di komunitas, isu-isu kesehatan lain adalah angka kematian bayi
(AKB) yang meliputi BBLR, kemudian gizi pada balita, kesehatan reproduksi remaja
yang meliputi kehamilan remaja, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
penyakit menular seksual serta perilaku dan aspek sosial budaya yang berpengaruh
pada pelayanan kesehatan.

Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan


kesehatan dasar di masyarakat di wilayah kerjanya berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk, agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal (Permenkes RI 44,
2016). Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembengunan kesehatan di wilayah kerjanya dan berfungsi
menyelenggarakan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Puskesmas melaksanakan
tugas dinas kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya, antara lain
kegiatan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota dan upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat
setempat (local specific) (Permenkes RI 75, 2016).

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan social


kemasyarakatan, bahkan merupakan unsur penentu dalam kesejahteraan penduduk.
Lingkungan yang sehat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat tetapi juga untuk kenyamanan hidup, serta meningkatkan
efisiensi kerja dan belajar. Peran perilkau kesehatan perlu mendapat perhatian tinggi
karena kebiasaan perilaku kesehatan yang tidak mendukung hidup sehat mempunyai
kecenderungan berkembangnya berbagai penyakit seperti pneumonia, tuberkulosis,
kanker, bahkan HIV/AIDS (Profil Kesehatan Indonesia 2016).

Berdasarkan data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian


Kesehatan RI tahun 2017, kasus pneumonia pada balita tahun 2015 sebesar 63,45%
meningkat menjadi 65,27% pada tahun 2016. Kasus TBC tahun 2015 sebesar 129 per
100.00 penduduk menjadi 136 per 100.000 penduduk. Kasus AIDS tahun 2015
sebesar 7.185 menjadi 1.491 di tahun 2016, sedangkan jumlah kasus HIV positif
tahun 2015 sebesar 30.935 menjadi 41.250 kasus. Penyakit-penyakit ini berhubungan
dengan lingkungan hidup yang kurang sehat, daya tahan tubuh yang rendah, dan
perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tingkat pendidikan, sosial ekonomi,
ketersediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti air bersih dan pembuangan
sampah, serta ketersediaan makanan bergizi.

Bidan Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga terutama ibu
dan anak serta masyarakat di suatu wilayah tertentu. Menurut Saunders (1991)
komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial. Pelaksanaan
pelayanan kebidanan komunitas dilakukan dengan memberi asuhan kebidanan
keluarga melalui serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari ilmu
kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan
ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
pendekatan asuhan kebidanan. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas
didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia,
masyarakat/lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada
konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya
taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilaini, Niken dkk, 2009).

Pelayanan kebidanan komunitas di Indonesia menempatkan bidan sebagai


ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan. Oleh karena itu, praktek asuhan
kebidanan komunitas sangat penting sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa
kebidanan dalam mengelolah daerah binaan. Untuk mewujudkan terselenggaranya
proses pembelajaran sebagai salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh
mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas Airlangga, maka dilaksanakan
praktik kebidanan komunitas di RT. 04 RW. 09 Kelurahan Kapasan Kecamatan
Simokerto wilayah kerja Puskesmas Tambakrejo, Surabaya sejak tanggal 19
November samapai 01 Desember 2018.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan komunitas

di Puskesmas dan wilayah binaan yang menjadi tanggung jawab puskesmas.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik asuhan kebidanan komunitas


semester 7 diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mengidentifikasi profil dan upaya kesehatan Puskesmas.


2. Melakukan pengkajian wilayah binaan.
3. Mengidentifikasikan situasi wilayah binaan dalam lingkup KIA-KB dengan
analisis PRA dan analisis Gender.
4. Menyusun Plan of Action (POA) berdasarkan hasil identifikasi wilayah binaan.
5. Melaksanakan MMRW (Musyawarah Masyarakat Rukun Warga) di wilayah RW
09 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto Kota Surabaya.
6. Melaksanakan kegiatan/intervensi asuhan kebidanan komunitas berdasarkan
POA.
7. Melaksanakan dan mendokumentasikan asuhan kebidanan keluarga di komunitas
pada masa remaja/pranikah, masa prakonsepsi, kehamilan fisiologis, persalinan
fisiologis, nifas fisiologis, neonatus, bayi dan balita, kesehatan reproduksi dan
gynekologi, pelayanan kontrasepsi pada pasangan usia reproduksi, serta asuhan
kebidanan patologis.
8. Melaksanakan evaluasi hasil praktik asuhan kebidanan komunitas daerah binaan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengaplikasikan konsep kebidanan komunitas secara nyata kepada


masyarakat
2. Pembelajaran model profesional dalam menerapkan asuhan kebidanan komunitas
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika dan masalah yang terjadi di masyarakat.
4. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan interpersonal.

1.3.2 Bagi Masyarakat di Wilayah Binaan

1. Mengetahui gambaran status kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya.


2. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya.
3. Memiliki kesadaran dalam upaya meningkatkan status kesehatan di lingkungan
tempat tinggalnya.
4. Ikut berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
di lingkungan temapt tinggalnya.

1.3.3 Bagi Puskesmas

Meningkatkan kinerja Puskesmas Tambakrejo setelah adanya evaluasi


terutama di bidang cakupan kesehatan dari adanya kegiatan praktik komunitas oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.

1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tolak ukur keberhasilan Program Studi Kebidanan Universitas


Airlangga Surabaya sehubungan dengan asuhan kebidanan komunitas. Sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan model praktik kebidanan komunitas selanjutnya.
BAB 2
PENGKAJIAN
2.1.1 Gambaran Umum
Data yang ditampilkan pada bab ini merupakan hasil pengkajian menggunakan
formulir pengkajian dan atau kuesioner yang dilakukan pada tanggal 19 - 21
November 2018 oleh mahasiswa Program Sarjana Kebidanan Universitas Airlangga
sebanyak 9 orang di RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto. Wilayah
RT 04 RW 9 KelurahanKapasan Kecamatan Simokerto Kota Surabaya terdiri dari 1
gang. Berdasarkan hasil survey didapatkan jumlah penduduk RT 04 RW 9 Kelurahan
Kapasan sebanyak 27 KK dengan jumlah warga asli sebanyak 89 jiwa dan tidak ada
warga pedatang maupun musiman. Jumlah KK yang terkaji oleh mahasiswa sebanyak
27 KK dengan jumlah kader ada 7 orang. Kegiatan posyandu balita dilakukan setiap
hari Sabtu pada minggu pertama. Sedangkan posyandu lansia dilaksanakan setiap
minggu pada hari sabtu. Kegiatan lain yang ada di RT 04 yaitu posyandu balita setiap
satu bulan sekali pada minggu pertama hari kamis, Bina Keluarga Balita (BKB)
diadakan pada minggu kedua pada hari selasa, posyandu lansia dilakukan setiap hari
sabtu, pengajian ibu-ibu yang diadakan 4 kali dalam sebulan setiap malam kamis, dan
pengajian bapak-bapak dilakukan setiap minggu malam jum’at.
Batas-batas geografis RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan sebagai berikut:
Sebelah Utara : RT 1 RW 9
Sebelah Selatan : ITC
Sebelah Timur : RT 5 RW 9
Sebelah Barat : RT 3 RW 9
2.1.2 Data Kependudukan
1) Jumlah KK berdasarkan status kependudukan
Jumlah KK berdasarkan status kependudukan dari 89 jiwa penduduk, terdiri
dari 84 (98%) penduduk asli.

Distribusi Jenis Kelamin 2) Distribusi


penduduk
berdasarkan
jenis kelamin

48%
52%

Laki-laki Perempuan
Gambar 2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah RT 04 RW
09 Kelurahan Kapasan

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa dari 89 jiwa penduduk,


terdiri dari 46 jiwa (52%) penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 43 jiwa (48%)
penduduk berjenis kelamin perempuan.

3) Distribusi penduduk berdasarkan kategori usia

Distribusi penduduk berdasarkan kategori usia


>70 tahun

60-69 tahun

50-59 tahun

40-49 tahun

30-39 tahun

20-29 tahun

10-19 tahun

0-9 tahun

0 2 4 6 8 10 12 14

Laki-Laki Perempuan

Gambar 2.2 Distribusi penduduk berdasarkan kategori usia di Wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Kapasan

Berdasarkan gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk RT 04 RW


09 sebanyak dari 89 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 43 jiwa dan
penduduk laki-laki sebanyak 46 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak pada rentang usia
10 sampai dengan 19 tahun yaitu sebanyak 18 jiwa (20,2%).
4) Distribusi penduduk berdasarkan agama

Agama
Islam

100%

Gambar 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di wilayah RT 04


RW 09 Kelurahan Kapasan.
Berdasarkan gambar 2.3 dapat dijelaskan sebagian besar penduduk beragama
islam, yaitu 89 jiwa (100%).
5) Distribusi penduduk berdasarkan suku

Suku

11%

Jawa
Madura

89%

Gambar 2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Kapasan
Berdasarkan gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar penduduk
merupakan suku jawa, yaitu 79 jiwa (89%) dari 89 jumlah total penduduk.

6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan

6%
16%

Tidak sekolah
SD
SMP
37% SMA
22% PT

19%

Gambar 2.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Kapasan

Berdasarkan gambar 2.5 dapat dijelaskan bahwa dari 89 penduduk, paling


banyak adalah penduduk yang memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu 33 penduduk
(37%) dan paling sedikit adalah penduduk yang memiliki pendidikan terakhir
Perguruan Tinggi yaitu 5 penduduk (6%).

7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

Lain-lain
3%
Tidak bekerja
Wiraswasta 23%
21%

Swasta
21%
Belum bekerja
32%

Gambar 2.5 Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Kapasan
Berdasarkan gambar 2.5 dapat dijelaskan bahwa dari 89 jiwa penduduk
bekerja sebagai swasta sebanyak 18 orang (22%), wiraswasta sebanyak 18 orang
(21%), dan lain-lain 3 orang (3%), penduduk di RT 4 RW 9 tidak bekerja yaitu
sebanyak 20 orang (24%) dan belum bekerja sebanyak 28 orang (33%).

8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan

25%

<UMR
≥UMR

75%

Gambar 2.6 Distribusi Penduduk berdasarkan penghasilan di Wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Kapasan

Berdasarkan gambar 2.6 dapat dijelaskan bahwa dari 27 KK penduduk terdiri


dari, penghasilan yang dibawah UMR yaitu 20 KK (75%) dan yang diatas UMR yaitu
7 KK (25%).

2.1.3 Data Kesehatan


1. Status kesehatan
SEHAT SAKIT

6%

94%

Gambar 1.1 Status Kesehatan di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Kapasan

Di RT 4 yang berjumlah 89 jiwa terdapat 6% yang sedang sakit. Sakit yang


diderita di antaranya adalah hipertensi, asam urat, myoma, dan kolestrol. Adapun
riwayat penyakit yang pernah diderita beberapa penduduk wilayah RT 4 adalah
hypertensi dalam kehamilan, TBC, common cold, typhoid, hipertensi, gastritis,
appendicitis dan obesitas.
2. Data pemilihan tempat berobat

DUKUN 0%

TIDAK PERIKSA 26%

BIDAN 0%

RUMAH SAKIT 12%

DOKTER UMUM 18%

PUSKESMAS 44%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

TEMPAT BEROBAT

Gambar 1.2 Pemilihan tempat berobat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Kapasan

Seluruh penduduk RT 4 RW 09 kecamatan Simokerto dengan jumlah 89 jiwa,


sebagian besar sudah berobat di Fasilitas kesehatan. Sebanyak 44% berobat ke
puskesmas/pustu, 18% berobat ke dokter umum dan 12% berobat ke rumah sakit.
Akan tetapi beberapa warga memilih untuk tidak memeriksakan dirinya saat sakit.
3. Pembiayaan kesehatan masyarakat
UMUM BPJS LAIN-LAIN

25%

75%

Gambar 1.3 Pembiayaan kesehatan masyarakat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan


Kapasan

Berdasarkan gambar 2.8 dapat dijelaskan bahwa pembiayaan kesehatan


masyarakat RT 4 sebanyak 67 jiwa (75%) menggunakan BPJS dan 22 jiwa (25%)
menggunakan pembiayaan kesehatan umum.

4. Transportasi ke tempat berobat


JALAN KAKI KENDARAAN UMUM KENDARAAN PRIBADI

4%

16%

80%

Gambar 1.4 Transportasi ke tempat berobat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan


Kapasan

Berdasarkan gambar 1.4 didapatkan penduduk di RT 4 RW 09 Kecamatan


Simokerto menggunakan kendaraan pribadi menuju tempat berobat sebanyak 80%
dan 4% di antaranya hanya berjalan kaki menuju tempat berobat dengan alas an jarak
antara rumah dan tempat berobat dekat.

5. Indikator keluarga sehat


Sales
PRA SEHAT SEHAT TIDAK SEHAT

11%

44%

44%

Gambar 1.5 Indikator keluarga sehat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Kapasan

Berdasarkan gambar 1.5 didapatkan penduduk di RT 4 RW 09 Kecamatan


Simokerto tergolong pra sehat sebanyak 12 KK (45%), hal ini di antaranya karena
penduduk wilayah RT 4 masih banyak kebiasaan merokok, kurangnya keikutsertaan
JKN, dan bayi balita yang tidak rutin dipantau pertumbuhannya tiap bulan.
6. Data Kematian
Di wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Kapasan dalam satu tahun terakhir tidak
terdapat kematian bayi, kematian ibu dan kematian karena kecelakaan.

2.1.4 Data Sosial Budaya


1. Organisasi yang diikuti

ORGANISASI DI RT 4
LAIN-LAIN 12
KELAS BALITA 4
KELAS BUMIL 3
POSYANDU LANSIA 5
POSYANDU 3
KARANG TARUNA 8
KERJA BAKTI 17
RAPAT RT/RW 9
ARISAN PKK 19
PENGAJIAN 35
0 5 10 15 20 25 30 35 40

ORGANISASI DI RT 4
Gambar 2.1 Organisasi masyarakat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Simokerto

Penduduk di wilayah RT 4 banyak yang mengikuti kegiatan pengajian yang


diadakan setiap hari rabu malam untuk perempuan dan setiap hari kamis malam untuk
pria.
2. Mitos kesehatan
Masyarakat RT 4 RW 19 Kelurahan Kapasan memiliki kepercayaan berupa mitos
untuk ibu hamil dan ibu nifas di antaranya
Ibu hamil: Tidak boleh keluar rumah saat magrib
Tidak boleh pijet
Tidak boleh makan kambing
Ibu nifas: Membawa gunting
Pantangan makan ikan selama 2 minggu postpartum
Pantangan makan telur selama 1 minggu postpartum

2.1.5 Akses Pelayanan Kesehatan


1. Fasilisas kesehatan berobat keluarga

Lain-lain 0%

Tdk Periksa 26%

Dr praktik Mandiri 15%

Dukun 0%

PKM 48%

Klinik 4%

RS 7%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Series 1

Gambar 3.1 Fasilitas kesehatan keluarga di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan


Simokerto

Sebanyak 13 KK (48%) memilih berobat ke Puskesmas dan sebanyak 7 KK


(28%) memilih untuk tidak memeriksakan keluarganya di fasilitas kesehatan.
2. Waktu tempuh ke tempat berobat
≤ 1/2 jam > 1/2 jam – 1 jam > 1-2 jam 4. > 2 jam

35%

65%

Gambar 3.2 Waktu tempuh ke tempat berobat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan


Simokerto

Waktu yang dibutuhkan keluarga untuk menjangkau fasilitas kesehatan yaitu


sebagian besar membutuhkan waktu ≤1/2 jam dari rumah mereka (65%).
3. Jarak ke tempat berobat
< 1 km ≥ 1-3 km > 3-5 km > 5 km

5%

30%

65%

Gambar 3.3 Jarak ke tempat berobat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Simokerto

Keluarga yang menuju ke fasilitas kesehatan dengan jarak ≥ 1-3 km sebanyak


13 KK (65%) dan > 3-5 km sebanyak 6 KK (5%).
4. Transportasi keluarga ke tempat berobat
Jalan kaki Kendaraan Pribadi Transportasi umum

5%

20%

75%

Gambar 3.4 Transportasi ke tempat berobat di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan


Simokerto

Keluarga yang memilih kendaraan pribadi untuk menjangkau fasilitas


kesehatan di antaranya 15 KK (75%) dan yang memilih untuk jalan kaki menuju
fasilitas kesehatan sebanyak 1 KK (5%).
5. Keluarga mendapat penyuluhan kesehatan
PERNAH BELUM

22%

78%

Gambar 3.5 Keluarga mendapat penyuluhan kesehatan di Wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Simokerto

Sebanyak 21 KK (78%) pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan dan masih


ada 6 KK yang belum mendapatkan. Penyuluhan kesehatan di dapatkan dari tenaga
kesehatan maupun dari instansi terkait.

6. Anggota keluarga yang jadi kader


YA TIDAK

20
7

1
0
MEN J AD I K AD ER K AD ER AK TI F MEN D AP AT P EL ATIH AN

Gambar 3.6 Anggota keluarga yang menjadi kader di Wilayah RT 04 RW 09


Kelurahan Simokerto

Anggota keluarga yang menjadi kader dari 27 KK terdapat 7 KK yang


anggotanya menjadi kader. Dari ketujuh kader tersebut telah menjadi kader aktif.

7. Pelatihan yang didapat kader


Lain-lain 4

Pengisian KMS 0

Senam lansia 2

Senam hamil 0

Deteksi tumbang bayi & balita 0

Imunisasi 0

Sistem 5 meja dalam posyandu 1

Deteksi ibu hamil berisiko 0

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

jenis pelatihan

Gambar 3.7 Pelatihan yang didapat kader di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan


Simokerto

Sebanyak 7 orang kader di RT 4 yang mendapatkan pelatihan. Pelatihan yang


didapatkan kader di RT 4 di antaranya 2 orang mendapatlan pelatihan senam lansia, 1
orang mendapatkan pelatihan system 5 meja posyandu dan pelatihan lain-lain
sebanyak 4 orang.
8. Kegiatan kader
Kader posyandu bayi balita Kader posyandu lansia
Kader KB Lain-lain

43% 43%

14%

Gambar 3.8 Kegiatan kader di Wilayah RT 04 RW 09 Kelurahan Simokerto

Kegiatan yang dilakukan kader di antaranya kader KB sebanyak 1 orang


(14%), kader posyandu bayi baita dan kader posyandu lansia masing-masing
sebanyak 3 orang (43%).

2.1.6 Data Kehamilan

1) Jumlah ibu hamil= 2 orang


2) Usia ibu hamil
Dari 2 data ibu hamil, didapatkan Ny. K 32 tahun hamil ke 2 dengan UK 23 minggu
dan Ny.N 38 tahun hamil ke 3 dengan UK 37 minggu.
3) Ibu hamil yang memiliki buku KIA
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan ibu hamil yang memiliki buku KIA
sebanyak 2 orang (100%).

3) Pemanfaatan Buku KIA


Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan ibu hamil yang memiliki buku KIA
membaca dan membawa saat periksa (100%).
4) Status Imunisasi TT
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan status TT ibu hamil adalah TT5
(100%).

5) Status Gizi Berdasarkan LILA


Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa status gizi ibu hamil adalah
normal (100%).
6) Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan kedua ibu hamil sudah mendapatkan
stiker P4K dan stiker di tempel di depan pintu rumah ibu (100%).
7) BPJS untuk Calon Bayi
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan kedua ibu hamil belum mempunya
BPJS untuk calon bayi.
8) Riwayat Kehamilan yang Lalu
a. Ny. K
N K
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
o. et

Su
Hi La Pe
am Ana Peny Peno Jen Peny Tem Se PB / Ma
UK du kta ny
i k ke ulit long is ulit pat ks BB ti
p si ulit
ke

1. 40 Sp
Bida PM 3400 5
1 1 mg - ont - L - Ya - pil
n B / 50 thn
g an

2 HAMIL INI

b. Ny. N
N K
Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
o. et

Su
Hi La Pe
am Ana Peny Peno Jen Peny Tem Se PB / Ma
UK du kta ny
i k ke ulit long is ulit pat ks BB ti
p si ulit
ke

1. Sp sed
9 Dokt 3300 19
1 1 - ont - RS P - Ya - erh
bln er / 50 thn
an ana

2. 1 2 9 - Dokt SC Olig RS L 3300 6 - Ya Tid sed


bln er o / 52 thn ak erh
kel
ana
uar

3. HAMIL INI

9) Frekuensi Pemeriksaan
Pada kehamilan ini, Ny.K telah memeriksakan kehamilan di klinik sebanyak 4x yaitu
pada TM 1 2x dan TM 2 2x. Sedangkan Ny. N telah periksan kehamilan di Puskesmas
dan RS sebanyak 9x yaitu pada TM 1 2x, TM 2 3x, dan TM 3 4x.
10) Skor KSPR
Berdasarkan hasil pengkajian, terdapat seorang ibu hamil risiko sangat tinggi dengan
skor KSPR 12.
11) Hasil Lab
Berdasarkan hasil pengkajian, hasil lab kedua ibu hamil tidak ada yang rekatif (PITC,
RPR, HBSAg, Albumin, Reduksi). Pemeriksaan Hb kedua ibu hamil juga menunjukkan
hasil tidak anemis.
2.1.7 Data Ibu Nifas

a) Jumlah ibu nifas di RT 4 adalah 1 orang yaitu nifas hari ke 24, dengan riwayat persalinan
SC atas indikasi bekas SC kurang dari 2 tahun.
b) Riwayat Kunjungan nifas :
KN 1 (1-3 hari) : 1x
KN 2 (4-28 hari) :1x
KN 3 (29-42 hari) : 1x
Ibu melakukan kunjungan nifas di Rumah Sakit.
c) Selama nifas tidak ada penyulit, hanya bermasalah saat menyusui. Sejak melahirkan ibu
menyusui ditambah susu formula. Riwayat anak pertama ibu juga tidak menyusui ASI
eksklusif.
d) Untuk rencana menyusui ibu mengatakan hanya sampai cuti selesai atau tidak sampai 6
bulan
e) Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan cara menyusui kurang
f) Ibu tidak berencana menggunakan kontrasepsi
2.1.8 Data Neonatus

a) Jumlah neonatus di RT 4 adalah 1 orang berusia 24 hari.


b) Bayi lahir dengan Seksio Caesar pada usia kehamilan aterm atas indikasi bekas Caesar <
2 tahun.
c) Berat badan lahir normal, BB/PB saat ini normal.
d) Riwayat kunjungan
KN 1 : 1 x
KN 2 : 1 x
KN 3 : 1 x
e) Cara perawatan tali pusat masih menggunakan alcohol
f) Pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir di rumah adalah cukup
g) Bayi sudah mendapatkan imunisasi hepatitis B uniject
h) Bayi tidak mendapat ASI Eksklusif karena sudah mendapat tambahan susu formula sejak
lahir
Data Bayi (29 hari-11 bulan 29 hari)
a) Jumlah bayi 1 orang, umur 10 bulan, berjenis kelamin perempuan.
b) Bayi lahir pada umur kehamilan cukup bulan atau 9 bulan, dengan jenis persalinan
seksio sesar di Rumah Sakit.
c) Bayi tidak dilakukan IMD pasca melahirkan
d) Ukuran Antropometri bayi saat dikaji normal
e) Status gizi bayi sesuai BB/U berdasarkan KMS adalah normal (hijau muda-hijau tua),
sedangkan sesuai PB/U juga normal.
f) Bayi memiliki buku KMS
g) Status imunisasi bayi belum mendapat imunisasi IPV, campak dan MR, dengan
keterangan bayi masih sakit.
h) Makanan yang di berikan pada 0-6 bulan adalah ASI + PASI.
i) Cara pembuatan MPASI yang di berikan adalah hasil buatan sendiri.
j) Bayi pernah dilakukan KPSP di Puskesmas dengan hasil normal.

2.1.9 Data Balita ( 12 bln-4 tahun 11 bulan 29 hari)

a) Jumlah balita RW 9 RT 04 tahun 2018 yaitu sebanyak 6 orang


b) Jenis kelamin balita
1
17%

83%

Laki- Laki Perempuan

Gambar 2. 044 Jumlah Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di RW 9 RT 4 Kelurahan


Kapasan Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya

Berdasarkan gambar diatas, didapatkan bahwa balita RW 9 RT 04 di


Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya terdiri dari 04 (25%)
orang perempuan dan 9 (75%) orang laki-laki. Berdasarkan data tersebut, dapat
diketahui bahwa Balita dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada
perempuan.
c) Kepemilikan buku KIA/KMS

Memiliki Buku KMS


Tidak Memiliki Buku KMS

Memiliki Buku
KMS
100%

Gambar 2. 045 Jumlah


Kepemilikan KMS pada Balita
RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya
Berdasarkan gambar diatas, didapatkan bahwa seluruh balita di RW 9 RT
04 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya memiliki KMS yaitu
sebanyak 6 orang (100%).
d) ASI untuk usia 12-24 bulan

17%

ASI
Tidak ASI

83%

Gambar 2. 045 Jumlah Balita Usia 12-24 bulan RT 4 RW 9 Kelurahan Kapasan


Kecamatan Simokerto yang masih ASI

Berdasar gambar diatas didapatkan bahwa balita usia 12-24 bulan yang
masih ASI sebanyak 1 anak (17%) sedangkan yang sudah tidak ASI sebanyak 5
anak (83%).

e) Vitamin A (Warna merah)

33%

Dapat
Tidak dapat

67%
Gambar 2. 045 Jumlah Balita RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan
Simokerto, Kota Surabaya yang mendapat Vitaman A (warna merah)

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa dari 6 balita, sebanyak 4 anak


(67%) mendapat vitamin A (warna merah) sedangkan 2 anak (33%) tidak
mendapat vitamin A. alasan yang diberikan ibu adalah tidak pernah diberi dari
posyandu.
f) Penimbangan Berat Badan
Semua Balita di RT 4 RW 9 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto
rutin mengikuti penimbangan berat badan di Posyandu satu bulan sekali.
g) Status Imunisasi
1) ORI Difteri

3 ORI Difteri
50% 50%
Tidak ORI Difteri

Gambar 2. 045 Balita RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto


Kota Surabaya yang dilakukan Imunisasi ORI Difteri

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa dari 6 balita yang sudah
dilakukan ORI Difteri sebanyak 3 anak (50%), dan 3 anak (50%) belum dilakukan
ORI Difteri.
2) Booster Campak dan Pentabio (18 bulan)
33%

campak
tidak campak

67%

Gambar 2. 045 Jumlah Balita RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan


Simokerto, Kota Surabaya yang mendapat imunisasi booster campak.

Dari gambar diatas didapatkan data bahwa dari 6 balita 2 (33%) diantaranya
tidak/belum mendapat imunisasi booster campak karena dari keterangan ibu BB
kurang dan sering sakit.
Sedangkan untuk booster pentabio umur 18 bulan sudah dilakukan semua
kecuali 1 balita karena belum genap 18 bulan.

h) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan Balita (Status Gizi)

33%

sangat kurang
kurang
normal
lebih

67%

Gambar 2. 045 Status gizi pada Balita RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan


Simokerto, Kota Surabaya berdasarkan Berat Badan/Umur
Berdasarkan gambar diatas didapatkan bahwa status gizi 2 dari 6 balita atau
33% nya berdasarkan berat badan per usia dalam kategori sangat kurang atau
Bawah garis Merah (BGM).

sangat pendek
pendek
normal
tinggi

100%

Gambar 2. 045 Status gizi pada Balita RW 9 RT 04 Kelurahan Kapasan Kecamatan


Simokerto, Kota Surabaya berdasarkan Panjang Badan/Umur

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa status gizi berdasarkan


panjang badan per usia 6 balita (100%) berstatus normal atau tidak mengalami
stunting.

i) Deteksi dini penyimpangan perkembangan


Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa dari 6
balita, 5 keluarga balita tidak pernah melakukan deteksi dini untuk anak balitanya,
sedangkan 1 keluarga balita pernah melakukan dengan hasil normal dan tidak ada
penyimpangan perkembangan. Hasil KPSP yang telah dilakukan semuanya sesuai
atau tidak ada penyimpangan perkembangan anak.

j) Makanan yang diberikan saat usia 0-6 bulan


ASI
50% 50% ASI+PASI
PASI

Gambar 2. 045 Makanan yang diberikan saat usia 0-6 bulan pada Balita RW 9 RT
04 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa makanan yang diberikan


kepada Balita saat usia 0-6 bulan adalah ASI eksklusif 3 anak (50%), dan ASI
dengan PASI 3 anak (50%).
k) Makan makanan keluarga
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan 5 anak sudah makan makanan
keluarga sedangkan 1 anak belum makan makanan keluarga, hanya makan biskuit
dan bubur.
l) Komposisi makanan setiap hari
Makanan yang dikonsumsi setiap balita rata-rata sudah memenuhi unsure
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
m) Masalah pemberian makanan
Sebanyak 3 dari 6 balita mempunyai masalah dalam pemberian makanan
antara lain tidak mau makan sayur, sangat pilih-pilih makanan serta muntah saat
diberi nasi.

2.1.10 Data Pra Sekolah

a. Jumlah anak pra sekolah = 2 orang


b. Status Gizi
Berdasarkan hasil pengkajian, anak pra sekolah di RT 04 mempunyai status gizi
normal.

c. Aktifitas
Anak pra sekolah di RT 04 keduanya sedang menjalani pendidikan Taman Kanak-
Kanak.
d. Imunisasi ORI Difteri
Dari 2 anak pra sekolah yang ada di RT 04, keduanya telah mendapatkan imunisasi
ORI Difteri
e. KPSP
Keluarga anak pra sekolah di RT 04 tidak pernah melakukan deteksi dini
penyimpangan perkembangan anak.

2.1.11 Data Klimakterium dan Menopause

a) Jumlah Menopause = 5 orang


b) Status Menstruasi
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa seluruh penduduk di RT 4 RW 9 Kelurahan
Kapasan dengan usia 47 – 58 tahun sudah tidak mengalami menstruasi setelah lebih dari 1
tahun, hanya satu orang ibu yang berhenti haid selama <1 tahun.
c) Status Hubungan Seksual

Tidak Aktif
40%

Aktif
60%

Gambar Status Keaktifan Hubungan Seksual di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan Kecamatan


Simokerto Kota Surabaya
Sebanyak 60% ibu menopause di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan masih aktif melakukan
hubungan seksual, namun 40% sudah tidak aktif hubungan seksual dikarenakan pasangan
yang sudah meninggal dan berada di tempat yang jauh.

d) Masalah Pramenopause
Masalah yang ditemui pada ibu pra menopause di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan yaitu nyeri
sendi, namun ibu dapat mengatasi masalah tersebut dengan istirahat yang cukup.
e) Pengetahuan Tentang Menopause

Kurang Baik
40% 40%

Cukup
20%

Gambar Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Menopause di RW 9 RT 4 Kelurahan


Kapasan Kecamatan Simokerto Kota Surabaya
Sebagian besar ibu menopause di RT 4 memiliki pengetahuan yang cukup hingga
kurang tentang menopause, dikarenakan kurangnya informasi/ penyuluhan tentang
menopause.

2.1.12 Data lansia perempuan


a) Jumlah Lansia
3.5

2.5

1.5

0.5

0
Laki-laki Perempuan

Gambar 2.43 Jumlah lansia Menurut Jenis Kelamin di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan


Kecamatan Simokerto Kota Surabaya
Jumlah lansia di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto sebanyak
3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.
b) Pemeriksaan Kesehatan pada lanjut Usia

Tidak
25%

Ya
75%

Gambar 2.44 Distribusi pemeriksaan kesehatan pada lansia di RW 9 RT 4 Kelurahan


Kapasan Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

Berdasarkan gambar 2.43 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 75% lansia memeriksakan
ksehatannya di pelayanan kesehatan dan hanya 38 % yang tidak memeriksakan ke pelayanan
kesehatan seperti puskesmas pembantu granting.

c) Kondisi Kesehatan Lansia


Sehat; 1

Gambar 2. 45 Kondisi Kesehatan Penduduk Lanjut Usia di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan


Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa semua lansia di RW 9 RT 4 Kelurahan


Kapasan Kecamatan Simokerto Kota Surabaya dalam keadaan sehat. Perlu ada pelaksanaan
yang mendukung kesehatan penduduk lanjut usia sehingga dapat mempertahankan kesehatan
dan meningkatkan usia harapan hidup.

d) Ragam Penyakit yang Dialami Oleh Lanjut Usia

Hipertensi; 1

Rematik; 2

Gambar 2.46 Distribusi Penyakit pada Lansia di RW 9 RT 4 Kelurahan Kapasan Kecamatan


Simokerto Kota Surabaya

Berdasarkan gambar 2.44 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 2 orang menderita penyakit
rematik, serta 2 orang menderita penyakit hipertensi namun rutin memeriksakan kesehatan.

e) Pemenuhan Kebutuhan Lanjut Usia


Dibantu Sebagian Mandiri
50% 50%

Gambar 2.47 Distribusi Bantuan pemenuhan pada lansia di RW 9 RT 4 Kelurahan Simokerto


Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

Berdasarkan gambar 2.45 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 50% lansia dapat
melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri dan 50 % masih memerlukan bantuan
seperti tidak bisa berjalan karena nyeri tungkai.
f) Posyandu lansia
Seluruh lansia di RT 4 RW 9 Kelurahan Kapasan sebanyak 4 orang rutin mengikuti posyandu
lansia setiap hari sabtu, dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan, pembagian makanan
tambahan (PMT), dll.
g) Perilaku Hidup Tidak Sehat
Tidak ada perilaku hidup tidak sehat pada lansia perempuan di RT 4 RW 9 Kelurahan
Kapasan seperti merokok dan minum minuman keras.
h) Pemenuhan Gizi
Asupan nutrisi yang di konsumsi oleh lansia sehari-hari di di RT 4 RW 9 Kelurahan Kapasan
mengandung gizi yang lengkap antara lain karbohidrat, protein, vitmin dan mineral.

2.1.10 Data Remaja


Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan total 9 remaja.
1. Jumlah remaja berdasarkan jenis kelamin
jenis kelamin

perempuan
44% laki-laki

56%

Gambar 2.17 Jumlah remaja berdasarkan jenis kelamin di Wilayah RT 04 RW 9


Kelurahan Kapasan
Berdasarkan data diatas dari 9 remaja yang telah dikaji, sebanyak 4 remaja
berjenis kelamin laki-laki (44%) dan 5 remaja berjenis kelamin perempuan (56%).
2. IMT remaja

Status Gizi Remaja


6

Gambar 2.16 Distribusi status gizi remaja di Wilayah RT 04 RW 9


Kelurahan Kapasan

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan 2 remaja dengan IMT underweight, 5


remaja dengan IMT normal, dan remaja dengan IMT overweight dan obesitas
masing-masing 1.

3. Status Sekolah
Status sekolah

11%

Ya Tidak

89%

Gambar 2.19 Diagram status sekolah remaja di Wilayah RT 04 RW 9


Kelurahan Kapasan

Dari 9 remaja, 8 diantaranya bersekolah dan 1 tidak bersekolah dikarenakan


memilih untuk bekerja.

4. Imunisasi ORI Difteri


ORI Difteri

44% Sudah Belum


56%

Gambar 2.20 Diagram imunisasi ORI Difteri di wilayah RT 04 RW 9


Kelurahan Kapasan
Dari data diagram diatas, 5 remaja telah melakukan imunisasi ORI Difteri
dan 4 sisanya belum melakukan imunisasi ORI Difteri

5. Status Menstruasi
Berdasarkan data yang telah dikaji, 5 remaja perempuan telah mengalami
menstruasi dengan rata-rata usia menarche pada usia 14 tahun. Keluhan yang ada
pada saat menstruasi yaitu dismenorea. Remaja putri juga mengalami keputihan
yang masih dalam batas normal.
6. Mengikuti kegiatan masyarakat
Mengikuti kegiatan masyarakat

44%
Ya Tidak
56%

Gambar 2.21 Diagram diagram keikutsertaan remaja di Wilayah RT


04 RW 9 Kelurahan Kapasan

Berdasarkan diagram, 4 remaja aktif mengikuti kegiatan masyarakat yaitu Karang


Taruna pada saat menjelang 17 agustus. Selebihnya remaja tidak mengikuti
kegiatan masyarakat apapun.

7. Perilaku Menyimpang

Perilaku Menyimpang
10

Gambar 2.22 Jumlah remaja berdasarkan jenis kelamin di Wilayah RT 04


RW 9 Kelurahan Kapasan

Berdasarkan data dari diagram diatas, 8 remaja tidak merokok dan 1 remaja
merokok namun jarang, 8 remaja tidak meminum minuman keras dan 1
meminum minuman keras, semua remaja tidak pernah memakai narkoba, 5 dari
remaja tidak melihat pornografi dan 4 melihat pornografi,

8. Informasi yang diterima


Informasi yang Diterima

Narkoba
4% Merokok
11%
Seks Bebas
30%
Kespro
7%
IMS
Alkohol
15% HIV
Sadari
19%
15%

Gambar 2.23 Informasi yang diterima remaja di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan


Kapasan
Berdasarkan data diatas dari 9 remaja di RT 4 RW 9 kelurahan Kapasan yang
telah dikaji, sebagian besar informasi kesehatan sudah diperoleh oleh remaja di
sekolah.

9. Pemberian tablet Fe

PEMBERIAN Tablet Fe

33% Ya
Tidak

67%

Gambar
2.24 Pemberian tablet Fe untuk remaja di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan
Berdasarkan data diatas dari 9 remaja di RT 4 RW 9 kelurahan Kapasan yang
telah dikaji, sebanyak 5 remaja perempuan (67%) dari semua remaja sudah
mendapatkan tablet Fe namun 2 meminumnya secara teratur, 1 tidak meminum
dengan teratur, 1 tidak meminum tablet Fe yang telah diberikan, dan 2 tidak
mendapatkan tablet Fe.
10. Data remaja yang melakukan SADARI
Lima remaja perempuan di RT 4 RW 9 kelurahan Kapasan tidak
melakukan pemeriksaan sadari.
2.1.11 Data Wanita usia subur (WUS)

1. Jumlah Wanita Usia Subur (WUS)

Jumlah WUS di wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan sebanyak 9 orang


2. Status Gizi
STATUS GIZI WUS

25%

38% UNDER WEIGHT (>18,5) (2) NORMAL (18,50-24,99) (3)

OVER WEIGHT (≥ 25,00) (0) OBESITAS (≥ 30.00) (3)

38%

Gambar 2.25 Distribusi status gizi WUS di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan


Kapasan Surabaya.

Berdasarkan Gambar 2.25 didapatkan bahwa sebanyak 2 WUS (25%)


underweight, 3 WUS (38%) obesitas, dan 3 WUS (37%) memiliki status gizi normal.

3. Riwayat Pernikahan dan Riwayat Hamil


Riwayat Pernikahan dan Hamil
7

Gambar 2.26 Data riwayat pernikahan dan riwayat hamil WUS di wilayah RT
04 RW 9 Kelurahan Kapasan

4. Pelaksanaan SADARI
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 8 WUS tidak pernah melakukan
SADARI
5. Status menstruasi
Selurus wanita usia subuh di RT 04 RW 9 di kelurahan Kapasan telah mengalami
menstruasi dan rata-rata tidak memiliki keluhan saat menstruasi. Hanya sebagian kecil
yang mengalami keputihan dan masih dalam batas wajar, juga tidak terjadi perdarahan
diluar siklus menstruasi.

6. Golongan darah
Lima WUS memiliki golongan darah O, 1 memiliki golongan darah B, dan 3 orang
WUS lainnya tidak mengetahui golongan darahnya. Dari pengkajian yang telah
dilakukan semua WUS juga belum pernah memeriksakan darah ke Laboratorium untuk
mendeteksi penyakit.

7. Status TT
Status TT

11%
TT 3
TT 4
22% TT 5

67%

Gambar 2.27 Distribusi status TT WUS di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan


Surabaya.
Berdasarkan Gambar 2.21 didapatkan bahwa sebanyak 1 WUS (11%)
memiliki status TT3, 2 WUS (22%) memiliki status TT4, dan 6 WUS (67%) memiliki
status TT5.

8. Data wanita usia subur yang melakukan IVA/papsmear


Dari hasil pengkajian pada WUS, didapatkan bahwa semua wanita usia subur
belum pernah melakukan IVA/pap smear untuk mendeteksi pra kanker serviks

2.1.12 Data Pasangan Usia Subur (PUS)


1. Jumlah PUS

Jumlah PUS di wilayah RT 03 RW 9 Kelurahan Kapasan sebanyak 18 orang.


2. Usia pertama menikah

USIA PERTAMA MENIKAH

21%

<20 tahun (4) 20-30 tahun (15)

79%

Berdasarkan diagram
diatas sebanyak 4 PUS (21%) pertama menikah pada usia dibawah 20 tahun, dan
sebanyak 15 PUS (20-30%) pertama menikah pada usia antara 20-30 tahun. Semua
PUS telah melebihi masa 1 tahun pernikahan.
3. Jumlah anak

JUMLAH ANAK

42% 1-2 (15) >2 (11)

58%

Gambar 2.22
Distribusi jumlah
anak yang dimiliki
PUS di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan Kapasan Surabaya
Berdasarkan Gambar 2.22 didapatkan bahwa sebanyak 15 pasangan (58%)
memiliki 1-2 anak, dan PUS yang memiliki > 2 anak berjumlah 11 pasangan (42%)
4. Keikutsertaan KB
KEIKUTSERTAAN KONTRASEPSI

28%
YA (13) TIDAK (5)

72%

Gambar 2.23 Distribusi keikutsertaan KB di Wilayah RT 04 RW 9


Kelurahan Kapasan Surabaya

Berdasarkan Gambar 2.23 didapatkan bahwa sebanyak terdapat 13 PUS (72%)


yang menggunakan kontrasepsi, sedangkan 5 PUS (28%) tidak menggunakan
kontrasepsi dengan alasan tidak diperbolehkan suami, merasa sudah tidak mungkin
punya anak lagi, sudah tua dan tidak cocok dengan efek samping kontrasepsi.
5. Metode Kontrasepsi

METODE KB

IUD (2)
17% MOW (0)
25%
Sederhana (0)
Kondom (0)
Suntik (7)
Pil (3)
Implan (0)

58%

Gambar 2.24 Distribusi metode KB di Wilayah RT 04 RW 9 Kelurahan


Kapasan Surabaya

Berdasarkan Gambar 2.24 didapatkan bahwa sebanyak 2 PUS (17%)


menggunakan metode KB IUD, sebanyak 7 PUS (58%) menggunakan metode KB
suntik, dan sebanyak 3 PUS menngunakan metode pil (25%) dan 5 PUS sisanya
tidak menggunakan kontrasepsi.

Dari hasil pengkajian diketahui bahwa suntik KB 3 bulan merupakan metode


kontrasepsi yang paling banyak digunakan.
6. Informasi yang didapat

INFORMASI YANG DIDAPAT

7%

22%

24%

29%
17%

IMS (3) Kanker Serviks (10) Kanker Payudara (7) Papsmear/IVA (12) Sadari (9)

Gambar 2.25 Distribusi informasi yang didapatkan di Wilayah RT 04


RW 9 Kelurahan Kapasan Surabaya

Berdasarkan Gambar 2.25 didapatkan bahwa sebagian besar PUS sudah


mendapat informasi kesehatan berupa IMS, kanker serviks, kanker payudara,
IVA/papsmear, dan sadari.
7. IVA/Pap Smear

IVA/PAP SMEAR

35% Sudah (6)


Belum (11)

65%

Gambar 2.26 Distribusi pemeriksaan IVA/pap smear di Wilayah RT 04 RW


9 Kelurahan Kapasan Surabaya

Berdasarkan Gambar 2.26 didapatkan bahwa yang sudah melakukan iva/ pap
smear sebanyak 6 orang (35%) dan yang belum melakukan iva/ pap smear
sebanyak 11 orang (65%).

8. Data pasangan usia subur yang melakukan SADARI


Sebanyak 13 dari 18 jumlah PUS di RT 4 RW 9 kelurahan Kapasan tidak
melakukan pemeriksaan sadari.

Anda mungkin juga menyukai