Anda di halaman 1dari 11

a.

Definisi

Sindrom Behcet adalah penyakit multisistem berupa proses inflamasi vasculitis yang

langkah dan tidak diketahui etiologinya, manifestasi klinis berupa ulkus oral rekuren, ulkus

genital rekuren, lesi kulit, lesi mata, gangguan persendian, saluran cerna, sistem saraf pusat,

dan vaskuler.

Sindrom Behcet mulai dikenal tahun 1908 oleh Bluthe yang menjelaskan trias iritis, ulkus

mukokutan dan genital. Pada tahun 1930, seorang oftamologis Yunani, Benediktos

Adamantiades, pertama kali melaporkan pasien dengan artritis, ulkus mulut dan genital,

flebitis, da iritis relaps dengan hipopion.

Pada tahun 1937, Hulusi Behcet, dermatologis Turki menduga virus sebagai etiologinya

dan melaporkan 3 pasien ulkus mulut, genital dan uveitis hipopion. Nama lain sindrom Behcet

adalah Adamantiades-Behcet’s disease; nama sindrom Behcet lebih dipilih oleh International

Associations and Societies of Behcet.

b. Epidemiologi

Prevalensi sindrom Behcet di dunia sekitar 0,1/1000 sampai 1/10.000 dengan kebanyakan

kasus terdapat di negara asia. Sindrom Behcet umumnya ada di negara yang berbatasan

dengan rute jalur sutera di Asia Timur seperti Jepang, Korea, China, Irak, Iran, Turki.

Prevalensi sindrom Behcet tertinggi di negara-negara Timur Tengah, seperti Turki yang

mencapai 370/100.000 penduduk dan di Iran 80/100.000. di negara asia yang lain seperti Saudi
Arabia, Korea, Cina dan Jepang memiliki prevalensi sekitar 13,5 sampai 85/100.000 dengan

laporan kasus paling banyak terdapat di Asia Timur.

Di negara Barat prevalensi sekitar 0,12 sampai 0,64/100.000. Sindrom Behcet biasanya mulai

pada usia 30-40 tahun, rasio wanita dan pria hampir sama.

c. Etiologi dan Patogenesis

Sindrom Behcet merupakan peyakit kronis, relaps, vasculitis sistemik yang tidak

diketahui etiologinya. Mekanisme imun (autoimun) dan faktor genetik (HLA-B5) dan HLA-DRS

alloantigen) dianggap memiliki peran.

Beberapa studi menerangkan agen infeksius seperti HSV-1 dan Streptococcus sanguls sebagai

faktor pencetus.

Gambar 1. Patofisiologi Sindrom Behcet


d. Manifestasi Klinis

Ulkus aftosa rekuren merupakan manifestasi klinis pertama pada 70% pasien sindrom

Behcet. Lesi rongga mulut muncul bersamaan gejala sistemik lain atau beberapa tahun

sebelumnya (the hallmark of the disease).

Predileksi ulkus yaitu membrane mukosa bibir, gingiva, mukosa bukal, dan lidah. Pada

stadium awal, muncul area sirkuler kemerahan yang setelah 1-2 hari timbul ulkus bulat atau

oval dangkal berdiameter 2-10 mm, berbatas diskret eritematosa, kadang tampak

pseudomembran yang menutupi permukaan ulkus. Lesi dapat sembuh dalam 10-14 hari tanpa

sikatrik.

Gambar 2. Ulkus Aftosa

Manifestasi lain adalah ulserasi mukosa genital, diikuti lesi pada mata. Di daerah genital

dapat timbul ulkus aftosa serupa di mulut, biasanya lebih besar dan lebih dalam, punched-out,

terjadi pada 57-93% pasien.

Pada sebagian besar pasien, ulkus genital lebih jarang kambuh disbanding ulkus mulut.

Ulkus genital sindrom Behcet tidak menular dan tidak menyebar melalui hubungan seksual.

Pada pria, lesi sering di skrotum, jarang di batang penis dan ujung penis.
Pada wanita, lesi ditemukan di labia mayor, labia minor, vulva, perineum, dan kulit

perianal.

Gambar 3. Ulserasi Genital

Lesi pada mata merupakan morbiditas paling penting pada sindrom Behcet, timbul 2-3

tahun setelah onset, ditandai dengan kelainan pada kedua mata seperti penglihatan kabur,

nyeri pada mata, fotofobia, mata merah dan berair.

Serangan berulang uveitis anterior dan posterior dapat menyebabkan kebutaan.

Iridosiklitis dan hipopion sering dijumpai pada kamera okuli anterior namun sementara, dan

jarang menimbulkan sekuele jangka Panjang.

Manifestasi klinis struktur okuli posterior antara lain karioretinitis, arteritis atau flebitis

pembuluh darah retina, papillitis optik, dan perdarahan vitreous humour. Selain itu, dapat

terjadi konjungtivitis, ulkus konjungtiva, episkleritis, dan skleritis.

Pada kasus berat dapat timbul sinekia posterior, katarak, glaukoma, ablasio dan atrofi

retina. Pada kasus jarang dapat timbul ulkus aftosa okuler.


Gambar 4. Uveitis pada Pasien Sindrom Behcet

Lesi kulit tampak pada 38-99% kasus sindrom Behcet, paling sering eritema nodosum di

ekstremitas bawah yang menyerupai eritema nodosum sekunder. Pada pemeriksaan histologi

lesi kuli sindrom Behcet tampak jumlah granuloma histiotik lebih sedikit daripada eritema

nodosum.

Kelainan sistemik lain adalah artralgia, eritema, dan swelling. Persendian yang sering

terlibat adalah siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki. Inflamasi cairan sinovial didominasi

oleh sel polimorfik dan membentuk sedikit bekuan musin. Kadang ditemukan destruksi

ataupun atrofi tulang dan kartilago. Ulkus saluran cerna seperti di ileus terminal, kolon dan

mukosa rektal, menimbulkan gejala klinis muntah, nyeri perut, kembung, diare, dan konstipasi.

Gejala neurologi ditemui pada 25% pasien, biasanya dalam 2-5 tahun, seperti

meningoensefalitis, gejala serebral, piramidal, dan ekstrapiramidal.

Perubahan psikiatrik termasuk perubahan kepribadian. Gangguan vena dapat ditemui

seperti tromboflebitis superfisial dan deep vein thrombosis, yang jarang seperti dural sinus

trombosis dan sindrom Budd-Chiari. Gangguan arteri pada 12% pasien, di antaranya oklusi
arteri dan aneurisma yang biasanya mengenai arteri pulmonal, femoralis, poplitea, subklavia,

dan karotid.

e. Diagnosis

Belum ada pemeriksaan laboratorium spesifik untuk diagnosis sindrom Behcet, Diagnosis

ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis yang mengacu pada International Classification

Criteria of Behcet’s Disease tahun 1990, yaitu kriteria mayor berupa ulkus oral rekuren

setidaknya tiga kali dalam setahun disertai dengan minimal 2 kriteria minor, antara lain ulkus

genital rekuren, lesi pada mata, lesi kulit, atau hasil tes patergi (uji hiperaktivitas kulit) positif.

Cara diagnosis lain berdasarkan system skoring Revised International Criteria for Behcet

Disease (ICBD). Skor ≥ 4 menunjukkan sindrom Behcet.

Tabel 1. Revised International Criteria for Behcet Disease (ICBD)

f. Pemeriksaan Penunjang
Tes Pathergy merupakan tes hipersensitivitas kulit yang simple dimana lengan bawah bagian

volar ditusuk (pricked) dengan jarum kecil yang steril. Terbentuknya pustul kecil yang

kemerahan di tempat tusukan jarum, menunjukkan bahwa tes +.

Pada pemeriksaan histopatologi pada lesi mukokutaneus sindrom Behcet menunjukkan reaksi

vaskuler neutrofilik dengan pembengkakan endotelial, ekstravasasi eritrosit dan

leukositoklasia, atau vasculitis leukositoklasia dengan nekrosis fibrinoid dinding vaskuler.

Reaksi vaskuler neutrofilik dianggap temuan histopatologi utama.

g. Tatalaksana

Tujuan terapi adalah mempercepat proses penyembuhan dan mencegah gejala sisa,

mempertahankan remisi agar tidak muncul lesi baru.


a. obat anti-gout(kolkisin)

Berfungsi untuk mengurangi frekuensi dari ulkus apthous,uveitis,retinal vaskulitis

mekanisme kerjanya yaitu dengan mengurangi motilitas dan produksi asam laktat dar leukosit

b. Obat-obatan imunosupresif

Azathioprine dan cyclophosphamide digunakan pada kasus berat dan kasus relaps. Terapi

sesuai dengan keterlibatan organ

c. Kortikosterois Sistemik

Kasus ini diberi pengobatan sistemik metilprednisolon 2 x 8 mg selama 10 hari, dikurangi

menjadi 1 x 8 mg, dan cefadroxil 2 x 500 mg. Penggunaan kortikosteroid bertujuan untuk

mengurangi inflamasi dan mengurangi derajat keparahan lesi.

d. Antibiotik

Cefadroxil adalah antibiotik bakterisid golongan sefalosporin generasi pertama spektrum luas

untuk agen infeksius, seperti Streptococcus sp.

e. Obat kumur povidone iodine 1% dapat meningkatkan higienitas rongga mulut.Triamcinolone

asetonide 0,1% adalah kortikosteroid potensi sedang yang efektif mempercepat

penyembuhan lesi dengan efek samping minimal.

f.Antibiotik dan steroid topical


Untuk ulkus genitalia, terapi topikal gentamisin dan mometason 4 kali sehari berpotensi

mempercepat penyembuhan lesi, juga sabun povidone iodine 10% untuk membilas setelah

buang air kecil.

h. Komplikasi

Morbiditas dan mortalitas meningkat seiring tingkat keterlibatan sistem organ. Penyebab

utama morbiditas sindrom Behcet adalah uveitis yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

Prognosis sindrom Behcet membaik dengan terapi sedini mungkin, dan pengobatan agresif

seperti imunosupresan. Sindrom Behcet merupakan penyakit multisistemik berulang, jika tidak

ditangani dengan baik dapat menimbulkan sekuele dan memperparah penyakit.

i. Prognosis

Prognosis penyakit ini tergantung dari manifestasi klinis. Vaskulitis retina, aneurisma dan

sindroma neuro-Behcet memiliki prognosis yang lebih buruk.

Dengan pola hidup yang sehat, pasien dengan sindroma Behcet dapat memiliki kualitas

kehidupan yang normal dan dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
1. Davatchi F, Moghimi N, Mousavi M, Fatemi A. Treatment of Behçet’s disease. Chron Dis J.

2013; 1(1): 42-54.

2. International Study Group for Behcet's Disease. Criteria for diagnosis of Behcet's

disease. Lancet. 1990.

3. Kokturk A. Review article: Clinical and pathological manifestations with differential diagnosis

in Behcet's disease. Pathology Research International. 2012; 2012:1-9.

4. McGraw-Hill, Fitzpatrick’S Dermatology In General Medicine. 9th ed. New York: pp.2567–

2579. 2019.

5. Orhan I, Yilmaz F, Eken M. Laryngeal ulceration in Behçet’s disease. International Journal of

Phonosurgery and Laryngology. 2012; 2(1): 49-51.

6. . Orteu C. Behçet’s disease and the skin. Behçet’s Syndrome Society. 2013.

7. Zeidan MJ, Saadoun D, Garrido M, Klatzmann D, Six A, Cacoub P. Behcet’s disease

physiopathology: a contemporary review. Autoimmun Highlights. 201; 7(4): 1-12.

Anda mungkin juga menyukai