Anda di halaman 1dari 13

BRONKOPNEUMONIA

(Abdul Halim)
Anamnesis (menanyakan identitas)
- nama, usia, tempat tinggal, agama, suku, pendidikan, status
pernikahan, pekerjaan. *menyesuaikan pasien
(menanyakan keluhan utama)
- Ada keluhan apa sehingga datang berobat? (sesak nafas)
- Sejak kapan sesak nafas dirasakan?
- Apakah sebelumnya pernah mengalami sesak nafas?
- Apakah sesak nafas dipengaruhi oleh cuaca, aktivitas atau posisi
tubuh?
- Apakah sesak nafas dirasakan terus menerus atau hilang timbul?
- Apakah sesak nafas dirasakan semakin memberat?
- Apakah sesak nafas disertai dengan nafas berbunyi/mengi?
- Apakah sebelum sesak nafas terdapat riwayat tersedak?
(menanyakan keluhan tambahan)
- Selain sesak nafas, apakah ada keluhan lain yang dirasakan?
(demam, batuk, pilek, biru, malas menyusu)
- Sejak kapan keluhan tersebut dirasakan?
- Bagaimana pola demam?
- Apakah batuk disertai dahak? Jika iya, apa warna dahak tersebut?
- Apakah ada penyakit yang didapat sejak lahir (kelainan
kongenital)?
(menanyakan faktor predisposisi)
- Bagaimana riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A?
- Berapa berat lahir?
- Apakah lahir cukup bulan atau kurang bulan?
- Apakah ada riwayat alergi/atopi pada pasien?
- Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
- Apakah susu yang diberikan, ASI atau formula?
(menanyakan riwayat keluarga)
- Apakah ada yang mengalami keluhan serupa?
- Adakah ada riwayat alergi/atopi?
- Apakah ada riwayat TB (atau batuk kronik lainnya)?
- Adakah riwayat HIV?
(menanyakan riwayat pengobatan)
- Apakah sebelumnya pernah diobati?
- Apakah ada alergi obat pada pasien?
Pemeriksaan (menentukan keadaan umum dan tanda vital pasien)
Fisik - Derajat sakit: ringan/berat ?
- Kesadaran: composmentis/somnolen/sopor/koma ?
- Tekanan darah (N: 60/20 mmHg – 90/60 mmHg): ?
- Nadi (N: 80 – 100x/menit) : takikardi (>100x/menit)
- Suhu (N: 36,5 – 37,5 o C) : demam ( >38,5o C)
- Pernapasan (N: 40-50x/menit) : takipneu (> 50x/menit)
(pemeriksaan antropometri)
- Panjang/tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, lingkar lengan
atas
(pemeriksaan kepala)
- Pernapasan cuping hidung dan terdapat sekret
- Sianosis di sekitar bibir dan hidung
(pemeriksaan leher)
- Pembesaran kelenjar getah bening
(pemeriksaan toraks, jantung, paru): inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
- Bentuk dada?
- Gerakan pernapasan statis dan dinamis?
- Ada bunyi jantung abnormal/bising?
- Retraksi suprasternal, substernal, dan intercostal
- Pada pemeriksaan auskultasi paru, ditemukan suara nafas
vesikuler melemah dan ditemukan ronkhi basah halus nyaring
(pemeriksaan abdomen, hepar, lien): inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
- Hepatomegali? Splenomegali?
(pemeriksaan ekstremitas)
- Warna: sianosis/pucat?
- Capillary refill?
- Clubbing finger?
Pemeriksaan (pemeriksaan darah lengkap perifer)
Penunjang - Leukosit: normal (virus), leukositosis (bakteri)
- LED meningkat
- Hb menurun sedikit
(pemeriksaan foto toraks)
- Gambaran difus berupa bercak-bercak infiltrat, peningkatan
corakan peribronkial

GIZI BURUK
(Ade Putra)
Anamnesis Anamnesis Awal :
 Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
 Lama dan Frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan
muntah dan diare (encer/darah/lendir)
 Kapan terakhir berkemih
 Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin
Bila didapatkan hal tersebut diatas, sangat mungkin anak mengalami
dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera

Anamnesis Lanjutan :
 Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit
 Riwayat pemberian ASI
 Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari
terakhir
 Hilangnya nafsu makan
 Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru
 Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
 Batuk kronik
 Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
 Berat badan lahir
 Riwayat tumbuh kembang : duduk, berdiri, bicara, dan lain-lain
 Riwayat imunisasi
 Apakah ditimbang setiap bulan
 Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial
anak)
 Diketahui atau tersangka pasien HIV
Pemeriksaan Pemeriksaan Fisis :
Fisik  Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua
punggung kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakan
BB/TB-PB.
 Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-
hati menentukan status dehidrasi pada gizi buruk).
 Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang
lambat, nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun.
 Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksilar <
35.5° C).
 Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
 Sangat pucat
 Pembesaran hati dan ikterus
 Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda
asites, atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air
(abdominal splash)
 Bengkak pada punggung kaki. Jika dilakukan penekanan dengan
jari selama beberapa detik, cekungan akan menetap beberapa
waktu setelah jari dilepaskan.
 Bercak Bitot (biasanya terdapat juga serosis konjungtiva) = gejala
pada anak dengan defisiensi vitamin A.
Kwashiorkor :
 Perubahan mental sampai apatis
 Anemia
 Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut atau rontok
 Gangguan sistem gastrointestinal
 Pembesaran hati
 Perubahan kulit (dermatosis)
 Atrofi otot
 Edema simetris pada kedua punggung kaki dapat sampai seluruh
tubuh

Marasmus :
 Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat kurus
 Perubahan mental, cengeng
 Kulit kering, dingin dan mengendor, keriput
 Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang
 Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas
 Bradikardia (kadang-kadang)
 Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak yang sehat
 Marasmik-kwashiorkor : terdapat tanda dan gejala klinis
marasmus dan kwashiorkor secara bersamaan.
Pemeriksaan  Mengukur berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat
Penunjang badan ideal sesuai tinggi badan (BB/TB).
 Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT).
 Kadar gula, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap,
elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin.
 Tes mantoux
 Rontgen (dada AP dan Lateral)
 Pemeriksaan EKG

ASMA
(Mayya Fiqi Kamala)
Anamnesis Ada beberapa hal yang harus ditanyakan dari pasien asma antara lain:

1. Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam menjelang


dini hari?
2. Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk
setelah terpajan alergen atau polutan?
3. Apakah pada waktu pasien mengalami selesma (commond cold)
merasakan sesak di dada dan selesmanya menjadi berkepanjangan
(10 hari atau lebih)?
4. Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah
melakukan aktifitas atau olah raga?
5. Apakah gejala-gejala tersebut di atas berkurang/hilang setelah
pemberian obat pelega (bronkodilator)?
6. Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan
musim/cuaca atau suhu yang ekstrim (tiba-tiba)?
7. Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi,
konjunktivitis alergi)?
8. Apakah dalam keluarga (kakek/nenek, orang tua, anak, saudara
kandung. saudara sepupu) ada yang menderita asma atau alergi?
Pemeriksaan Pada pemeriksaan fisik dapat bervariasi dari normal sampai
Fisik didapatkannya kelainan. Perlu diperhatikan tanda-tanda asma dan
penyakit alergi lainnya.
Tanda asma yang paling sering ditemukan:
a. Mengi (Wheezing), namun pada sebagian pasien asma tidak
didapatkan mengi diluar serangan. Begitu juga pada asma yang
sangat berat berat mengi dapat tidak terdengar (silent chest),
b. Biasanya pasien dalam keadaan sianosis
c. Kesadaran menurun.
d. Takikardi
e. Batuk kronik berulang
f. Takipneu
g. Agitasi
h. Diaforesis
i. Ketidakmampuan berbicara ketika serangan
j. Pulpus paradoksus
k. Tanda-tanda alergi
l. Tanda-tanda sinusitis
Keadaan umum: Pasien tampak sesak nafas dan gelisah, pasien lebih
nyaman dalam posisi duduk.
Kepala : Biasanya tidak ditemukan kelainan (Normocephali)
Mata : Konjungtivis +
Hidung : Rinorea +

Secara umum pasien yang sedang mengalami serangan asma dapat


ditemukan hal- hal sebagai berikut, sesuai derajat serangan:

Paru:
a. Inspeksi: Pasien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hidung,
napas cepat, retraksi sela iga, retraksi epigastrium, retraksi
suprasternal), sianosis
b. Palpasi: Biasanya tidak ditemukan kelainan pada serangan berat
dapat terjadi pulsus paradoksus
c. Perkusi: Hipersonor
d. Auskultasi: Ekspirasi memanjang, terdengar mengi (wheezing),
suara lender
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis asma:
Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah tepi rutin: di dapatkan peningkatan eosinophil dan igE
b. Spesimen Sputum: di dapatkan adanya eosinophil, spiral
crushman, kristal charcot Leyden
2. Uji Alergi (Tes tusuk kulit /skin prick test)
Untuk menilai ada tidaknya alergi
3. Pemeriksaan uji fungsi paru (spirometry)
Dapat menentukan adanya sumbatan saluran respiratori atau
adanya restriksi pada parenkim paru. Dapat menilai berat obstruksi,
reversibilitas dan variabilitas.

4. Foto toraks
Untuk menyingkirkan penyakit selain asma. Dapat normal diluar
serangan, hiperinflasi saat serangan

MENINGITIS
(Natasya Kriswandhany)
Anamnesis 1. Perlu ditanyakan Trias klasik gejala meningitis: apakah terdapat
demam, sakit kepala, dan kaku kuduk?
2. Meningitis bakteri pada neonatus: apakah terdapat gejala panas
tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan
berkurang, dehidrasi dan konstipasi, biasanya selalu ditandai
dengan fontanella (ubun-ubun) yang mencembung?
3. Didahului infeksi pada saluran napas atas atau saluran cerna.
Tanyakan apakah sebelumnya anak sempat mengalami demam,
batuk, pilek, diare, dan muntah?
4. Untuk usia anak kurang dari 3 tahun jarang mengeluh nyeri
kepala. Pada bayi tanyakan apakah terdapat gejala berupa demam,
rewel (irritable), letargi, malas minum, high pitched-cry (tangisan
yang melengking), penurunan kesadaran, dan asupan makanan
yang buruk (poor feeding).
5. Tanda terdapat peningkatan tekanan intracranial: Tanyakan
apakah ada sakit kepala, diplopia dan muntah?
6. Tanda terdapat peningkatan tekanan intracranial dengan herniasi
otak: ptosis, kelumpuhan nervus VI, anisokor, bradikardi dengan
hipertensi dan apneu?
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan tanda vital: akan ditemui suhu tubuh meningkat
Fisik 2. Pemeriksaan fisik generalis: dapat ditemukan tanda-tanda penyakit
infeksi local berupa otitis, sinusitis, atau pneumonia.
3. Pemeriksaan GCS: dapat ditemukan penurunan status mental
(<14)
4. Tanda-tanda iritasi meningeal: Kaku kuduk, tanda rangsang
meningeal (bruzinski dan kernig). Tanda rangsang meningeal
mungkin tidak ditemukan pada anak berusia kurang dari 1 tahun.
5. Dapat ditemukan ubun-ubun besar yang menonjol. Kejang dan
defisit neurologis fokal berupa abnormalitas nervus kranial (III,
IV, VI, dan VII)
Pemeriksaan 1. Darah perifer lengkap dan kultur darah. Dilakukan pemeriksaan
Penunjang kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED),
kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur. Pada Meningitis
bakteri didapatkan peningkatan leukosit.
2. Pungsi lumbal sangat penting untuk menegakkan diagnosis dan
menentukan etiologi: didapatkan cairan keruh, jumlah sel 100-
10.000/mm3 dengan hitung jenis predominan polimorfonuklear,
protein 200-500 mg/dl, glukosa <40 mg/dl. Pada stadium dini
jumlah sel dapat normal dengan predominan limfosit. Apabila
telah mendapatkan antibiotic gambaran LCS dapat tidak spesifik
3. Pemeriksaan PCR digunakan untuk enterovirus dan herpes
simpleks
4. Pemeriksaan CT-Scan dengan kontras atau MRI (pada kasus berat
atau curiga ada komplikasi)

DEMAM TIFOID
(Abinda Nabila Auliyatunnisa)
Anamnesis 1. Demam:
a. Lama demam: biasanya lebih dari 1 minggu
b. pola demam : pada pasien typhoid biasanya demam naik
perlahan (step ladder) dan terutama menjelang sore. Demam
sulit turun walaupun diberikan obat penurun panas.
2. Keluhan saluran cerna: nyeri perut, mual, muntah, mencret, atau
mungkin juga terjardi konstipasi dan perut kembung.
3. Keluhan lainnya adalah anak bisa mengalami delirium, malaise,
letargi, anorexia dan nyeri kepala.
4. Tanyakan juga kebiasaan makan anak pada orang tuanya ; apakah
sering jajan di luar atau tidak, terutama pada anak usia sekolah.
5. Tanyakan juga keadaan lingkungan tempat tinggal karna
berhubungan dengan higienitas.
Pemeriksaan 1. Keadaan umum tampak sakit sedang – berat
Fisik 2. Coated tongue di bagian tengah, hepatomegali, splenomegali,
distensi abdominal, bradikardi, dan ruam maculopapular.
3. Pada demam tifoid berat dapat di jumpai penurunan kesadaran,
kejang dan ikterus.
4. Dapat timbul dengan tanda yang ang tidak tipikal terutama pada
bayi muda sebagai penyakit demam akut yang disertai syok dan
hipotermi.
Pemeriksaan 1. Kultur :
Penunjang a. Darah: biasanya pada minggu pertama, untuk memeriksa ada
atau tidak bacteremia. Trombositopenia,
aneosinofilia,leukopenia, leukositosis, dan kenaikan LED.
b. Tinja: biasanya pada minggu kedua atau ketiga ( sensitivitas <
50%)
c. Urin: biasanya pada minggu kedua atau ketiga (sensitivitas 20-
30%)
2. Pemeriksaan PCR terhadap S.Typhi (sensitivitas 90%)
3. Pemeriksaan serologis terhadap antibodi S.Typhi, hasil terbaik
terdapat pada anak yang demam >5 hari.
a. Serologi widal : kenaikan titer S.typhi tIter O 1:200 atau
kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvelesens
b. Kadar IgG dan IgM (typhi-dot)
INFEKSI SALURAN KEMIH
(Titania Krisanda)
Anamnesis 1. Pada neonatus: tanyakan apakah pada anak nya terdapat gejala
gagal tumbuh, kesulitan makan, dan demam?
2. Pada usia 1 bulan sampai 2 tahun: apakah anak mengalami gejala
kesulitan makan, gagal tumbuh, diare, muntah dan demam yang
tidak dapat dijelaskan, tidak dapat menahan untuk berkemih
(urgency), dysuria, sering berkemih (frekuency) atau nyeri perut
atau pinggang?
3. Apakah terdapat nyeri? Pada area mana letak nyeri? Apakah
menjalar atau tidak ?
4. Apakah terdapat edema/bengkak?
5. Bagaimana warna urin nya?
6. Adakah keluhan saat berkemih?
7. Apakah ada keluhan disfungsi seksual seperti ereksi menurun?
8. Apakah terdapat luka pada daerah sekitar glans penis atau leher
penis?
Pemeriksaan 1. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan hipertensi
Fisik 2. Nyeri ketok sudut kostovertebral, nyeri tekan suprasimfisis,
kelainan pada genitalia eksterna seperti fimosis, sinekia vulva,
hipospadia, epispadias, dan kelainan pada tulang belakang seperti
spina bifida
3. Palpasi ginjal kanan dan kiri
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Urinalisis meliputi leukosituria (petunjuk adanya
Penunjang bacteriuria), nitrit, leukosit esterase, protein, dan darah
2. Pada bayi dan anak kecil demam yang ridak dapat dijelaskan
diberikan antibiotik dan dilakukan pemeriksaan urinalisis
menggunakan katerisasi
3. Tes dipstick urin: mendeteksi adanya leukosit esterase, enzim
yang terdapat di dalam lekosit neutrophil, nitrit +
4. Pemeriksaan darah: leukositosis, peningkatan nilai absolut
neutrophil, peningkatan laju endap darah (LED), C-reactive
protein (CRP) +
5. Pemeriksaan ultrasonografi dan CT-Scan ataupun MRI digunakan
untuk menilai fungsi dan anatomi traktus urinarius.

KEJANG DEMAM SIMPLEKS DAN KOMPLEKS


(Minchatul Maula)
Anamnesis 1. Demam
a. Ada atau tidak
b. Sudah berapa lama?
c. Sudah diberi obat?
d. Suhunya berapa? (Sebelum dan setelah Kejang)
2. Kejang
a. Ada atau tidak
b. Sebelumnya pernah kejang? (didahului demam atau tidak, usia
berapa)
c. Bentuk kejang (parsial satu sisi atau umum)
d. Berapa lama? (<15 menit atau >15 menit)
e. Frekuensinya? (1x atau >1x dalam 24 jam)
3. Riwayat pada keluarga
a. Riwayat kejang?
b. Riwayat Kejang demam?
c. Riwayat Epilepsi?
4. Untuk menyingkirkan penyebab lain:
Sebelumnya kenapa? Karena biasanya KD disebabkan oleh infeksi diluar
intracranial (ex: ISPA, ISK, OMA, Faringitis)
Pemeriksaan 1. Keadaan Umum
Fisik a. Keadaan umumnya gimana?
b. Kesadarannya gimana?
2. Tanda Vital
a. Suhunya berapa?
3. Pemeriksaan umum (Untuk menyingkirkan kemungkinan
diagnosis yang lain dan mengetahui penyebab demamnya)
a. Kepala :
1. Bentuknya?
2. UUB sudah menutup belum?
b. Mata :
1. Konjungtiva anemis?
2. Sklera ikterik?
c. Hidung :
1. Adakah sekret?
d. Telinga :
1. Ada penurunan pendengaran?
2. Ada serumen?
3. Nyeri tekan tragus?
e. Tenggorokan :
1. Tonsil hiperemis?
f. Antropoetri
4. Pemeriksaan Neurologis (biasanya semua baik-baik saja)
a. Motorik :
1. pergerakan, tonus, kekuatan, reflek fisiologis, reflek
patologis
b. Tanda rangsang meningeal :
1. kaku kuduk, brudzunski I dan II, Kerniq, Laseque
c. Pemeriksaan Nervous kranialis
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Hematologi (Darah Perifer)
Penunjang a. Leukosit? (bisa meningkat karena infeksi)
b. Trombosit?
2. Pemeriksaan Urin
a. Apakah ada darah?
b. pHnya?
c. Apakah terdapat protein?
3. Lumbal pungsi
Dengan indikasi:
a. Kejang pertama kali
b. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
c. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan klinis

Tingkat rekomendasi untuk pungsi lumba; berdasarkan usia:


a. Usia <12 bulan : Sangat dianjurkan
b. Usia 12-18 bulan : Dianjurkan
c. Usia >18 bulan :Tidak rutin dilakukan

Tingkat rekomendasi untuk pungsi lumbal berdasarkan usia anak:


a. Sangat dianjurkan pada anak <12 bulan
b. Dianjurkan pada anak 12 - 18 bulan.
c. Tidak rutin dilakukan pada anak >18 bulan.

TUBERKULOSIS
(Tuffahati Sacharissa Syaefic)
Anamnesis 1. Berat Badan Turun atau Tidak naik: dalam kurun waktu 2
bulan sebelumnya atau terjadi gagal tumbuh (failure to thrive)
meskipun telah di berikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam
waktu 1-2 bulan.
2. Demam lama (>2 minggu) dan / atau berulang tanpa sebab
yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria,
dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam
saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak apabila tidak
disertai dengan gejala-gekala sistemik/umum lain.
3. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non-remisi (tidak pernah
reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain
batuk telah dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan
pemberian antibiotika atau obat asma (sesuai indikasi).
4. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain
Gejala gejala tersebut menetap walau sudah di berikan terapi
yang adekuat.
5. Riwayat kontak positive, dengan pasien TB dewasa
6. Berkeringat saat malam hari
7. Tidak nafsu makan
Pemeriksaan 1. Demam, tanpa sebab yang jelas
Fisik 2. Berat Badan menurun/gagal tumbuh
3. Pembengkakan kelenjar, limfe, aksila, inguinal yang spesifik
4. Pembengkakan tulang/sendi, punggung,panggul, lutut,
falang
Pemeriksaan 1. Uji tuberkulin, bermanfaat untuk membantu menegakan diagnosis
Penunjang TB pada anak, khususnya jika riwayat kontak dengan pasien TB
tidak jelas. Hasil positif uji tuberkulin tidak bisa membedakan
antara infeksi dan menunjukan adanya infeksi dan sakit TB
2. Darah tepi lengkap, peningkatan LED dan leukosit dapat di
sebabkan oleh infeksi, kemudian peningkatan neutrophil dapat
menunjukan adanya infeksi bakteri.
3. Foto toraks, Namun gambaran foto toraks pada TB tidak khas
kecuali gambaran TB milier. Secara umum, gabaran radiologis
yang menunjang TB adalah sebagai berikut:
a) Pembesaran kelejar hilus atau paratakreal dengan/tanpa
infiltrate (visualisasinya selain dengan foto toraks AP, harus
di sertai foto toraks lateral)
b) Konsolidasi segmentl/lobar
c) Efusi pleura
d) Milier
e) Astelektasis
f) Kavitas
g) Pemeriksaan histopatologi (PA/patologi anatomi)
4. Pemeriksaan PA, akan menunjukan gambaran granuloma dengan
nekrosis perkijuan di tegahnya dan dapat pula di temukan
gambaran sel datia Langerhans dana tau kuman TB, (Kemenkes RI
2016).
DIARE
(Natasya Puspita Dewi)
Anamnesis 1. Diare
a. frekuensi buang air besar (BAB) anak (berapa kali sehari)
b. lamanya diare terjadi (berapa hari)
c. bagaimana konsistensi tinja
d. bagaimana warna dan bau
e. berapa volume tinja (diukur dengan gelas aqua 240ml)
f. apakah ada darah dalam tinja
2. Demam
a. Demam sejak kapan
b. Demam nya terus menerus atau naik turun
c. Jika ada pengukur suhu tanyakan berapa suhu nya
3. Mual dan muntah
a. Sejak kapan mual muntahnya
b. Faktor pencetus (seperti habis makan)
c. Apakah mual selalu disertai muntah
d. Apa saja isi muntahnya
4. Dehidrasi
a. Kapan BAK terakhir
b. Apakah frekuensi BAK seperti biasa
c. Warna BAK pekat / tidak
5. Bagaimana frekuensi anak menyusu (jika masih menyusu), apakah
seperti biasa, menurun atau meningkat
6. Riwayat penyakit sebelumnya
7. Riwayat pengobatan sebelumnya
8. Riwayat penyakit keluarga
9. Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).
Pemeriksaan 1. Pengukuran panjang badan : berat badan menurun, lingkar lengan
Fisik mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.
2. Keadaan umum : pasien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
3. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada
anak umur 1 tahun lebih.
4. Mata : cekung, kering, sangat cekung.
5. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
gerak peristaltik meningkat > 35 x/menit, nafsu makan menurun,
mual, muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.
6. Sistem Pernafasan : cek frekuensi nafas
7. Sistem Kardiovaskuler : cek nadi
8. Kulit : warna kulit, turgor, suhu, kemerahan pada daerah perianal.
Cek CRT Normal < 3 detik.
9. Sistem Saluran Kemih : volume urin / 24 jam
Pemeriksaan 1. Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa
Penunjang darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
2. Urine: Urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika.
3. Pemeriksaan Tinja: Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
tinja. PH dan kadar glukosa dalam tinja diuji dengan kertas lakmus
dan tablet clinitest, apabila terdapat intoleransi glukosa. Kultur dan
uji resistensi.

DENGUE FEVER HEMORRHAGIC


(Natasya Puspita Dewi)
Anamnesis 1. Hari pertama demam, biasanya demam mendadak tanpa sebab
yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari
2. Penilaian adanya tanda bahaya yang meliputi nyeri perut, muntah,
persisten, perdarahan mukosa, letargi, dan adanya kegelisahan
3. Ada diare atau tidak
4. Ada kejang atau tidak
5. Ada nyeri kepala atau tidak
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan tanda vital: suhu nadi pernapasan
Fisik 2. Terdapat pembesaran hati
3. Terdapat asites
4. CRT >2 detik
5. Uji Torniquet / Rumple Leed
Pemeriksaan 1. Darah lengkap
Penunjang a. Hemoglobin
b. Trombositopenia
c. Hematokrit
d. Leukosit
e. Limfosit Plasma Biru
2. Uji Serologi
a. IgG dan IgM Dengue
b. NS1
3. Urin: Volume urin, input : output

Anda mungkin juga menyukai