PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 10 Januari 2020, etiologi penyakit ini diketahuai pasti yaitu
termasuk dalam virus ribonucleid acid ( RNA) yaitu virus corona jenis
baru betacorona virus dan satu kelompok dengan virus corona penyebab
salah satu pasar seafood atau live market di Wuhan, provinsi Hubei
Tiongkok. (Handayani,2020).
terjadi melalui droplet saluran nafas dan kontak erat dengan penderita.
adalah 2-14 hari, sementara gejalanya baru akan terlihat pada hari ke 5.
Diantaranya gejala infeksi saluran napas atas atau bawah, demam, fatique,
myalgia dan sesak nafas diserati bukti laboratorium pemeriksaan real time
infeksi saluran napas atas umumnya prognosis baik, tapi bila terdapat
(Handayani,et.al,2020).
deman, fatique, batuk kering, myalgia dan sesak. Tingkat keparahan pada
penyakit ini dapat dialami oleh lasia (Lanjut usia) dan penderita yang
2. Merokok
virus corona.
karenanya.
4. Obesitas
5. Cardiovaskuler
6. Golongan Darah
Tidak heran jumlah kasus positif Covid-19 di dunia tembus lebih dari 80
orang, diabetes 25.936 orang, obesitas 5.614 orang dan gagal ginjal 13.693
sembuh. (Arnani,2020).
sembuh sebanyak 7.167 kasus, dan total kasus meninggal dunia sebanyak
sakit ginjal sebesar 13,5 kali risiko kematian lebih tinggi dibandingkan
pada pasien covid-19. Itu penyakit lima besar, sisanya penyakit kanker,
dan liver 3,3 kali lipat lebih tinggi sebabkan kematian. Pasien dengan satu
komorbid saja bisa menyebabkan risiko kematian lebih tinggi 6,5 kali lipat
dari pada orang yang tidak memiliki komorbid, sedangkan dua komorbid,
menjadi 15 kali lipat, yang tiga atau lebih komorbid naik lagi menjadi 29
bahkan fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga
yang lebih buruk dan lebih kompleks. Hal ini terjadi karena terdapat
gangguan episodic kronis lain atau kondisi progresif kronis lain.
menginfeksi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan
(PSBB), mencuci tangan secara rutin, menggunakan sabun dan air atau
cairan pembersih tangan berbahan alcohol, selalu jaga jarak aman dengan
orang lain yang batuk atau bersin, kenakan masker jika pembatasan fisik
tidak dimungkinkan, jangan sentuh mata, hidung atau mulut, saat batuk
atau bersin tutup mulut dan hidung dengan lengan atau tisu, jangan keluar
rumah jika merasa tidak enak badan jika demam, batuk atau kesulitan
dari bulan maret 2020 sampai pada saat ini, tetapi belum ada tanda-tanda
pemerintah mampu mengendalikan penularannya. Hal ini terlihat dari
corona itu. Bahkan masih ada penambahan lebih dari 5.000 pasien dalam
(Dwianto,2020).
laboratorium (test). Ketika hasil test RT- PCR( real time- polymerase
Jika setelah dilakukan karantina selama 14 hari tidak muncul gejala, maka
erat muncul gejala maka harus segera diisolasi dan diperiksa swab (RT-
PCR). (Permenkes,2020).
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) juga
pemerintah yaitu vaksin Sinovac yang berasal dari China. Guru Besar
hanya sebesar 65,3 persen. Artinya, dari 100 orang yang mendapatkan
vaksin, idealnya 65 orang membentuk antobodi menangkal virus corona.
Meski begitu, jika 100 orang tidak divaksin, maka seluruhnya akan
Desember 2020 diperoleh data sebanyak 335 pasien, dari jumlah tersebut
gejala yang sudah berat atau pasien yang mengalami penurunan kondisi
karena kesiapan alat medis dan tenaga kesehatan yang belum memadai
pada saat itu. Pada September 2020 di RSPAU dr. S. Hardjolukito mulai
dengan tingkat keparahan penyakit. Skripsi ini penting dan perlu dilakukan
pandemik covid-19 yang sedang terjadi saat ini dan salah satu faktor
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Hardjolukito.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hardjolukito, Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis
saja yang terjadi pada pasien covid-19 dan mengerti akan tingkat
c. Peneliti
selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian.
1 Gunawan Arif Pengaruh komorbid Penelitian hanya Penelitian ini juga Dengan Hasil penelitian menunjukkan
et.al (2020). hipertensi terhadap terfokus pada kasus sama-sama mengumpulkan hipertensi dapat memperburuk
severitas pasien pasien dengan meneliti tentang artikel-artikel ilmiah kondisi pasien covid-19 hingga
coronavirus desease komorbid hipertensi. komorbid pada terpublikasi tentang 2,5 kali lipat.
2019. pasien covid-19. pengaruh komorbid
hipertensi terhadap
pasien covid-19 .
2 Raden Analisis factor risiko Penelitian ini adalah Penelitian ini juga Penelitian analitik Hasil penelitian ini
Muhammad Ali kematian dengan untuk menganalisis sama-sama observasional dengan menunjukkan bahwa 358
Satria,(2020) penyakit komorbid penyakit komorbid meneliti tentang desian studi pasien terinfeksi covid-19 dan
covid-19 sebagai factor risiko penyakit retrospekstif. dikonfirmasi dengan usap
kematian akibat komorbid pada hidung dan/atau tenggorokan
covid-19 di RS pasien covid-19. 66% meninggal karena covid-
Bhakti Dharma 19, laki-laki, usia lanjut,
Husada Surabaya. diabetes dan hipertensi
merupakan factor risiko
kematian pada covid-19.
3 Handayani Wuri Faktor-faktor resiko Penelitian ini Penelitian ini juga Metode penelitian ini Hasil penelitian ada hubungan
Ratna (2020) yang berhubungan membahas tentang sama-sama adalah studi antara umur, jenis kelamin,
dengan covid-19. factor resiko, membahas literarature dengan infeksi nosocomial, dari
karakteristik, tentang factor judul penelitian penderita dan rumah sakit,
komorbid dan komorbid pada berbahasa Inggris penyakit komorbid (hipertensi,
penyakit covid-19 pasien covid-19 tahun 2020 dengan diabetes melitus, penyakit
rancangan penelitian cardiovascular dan PPOK),
analitik dengan data tanda dan gejala covid-19
yang mendukung (p<0,05).Tidak ada hubungan
factor-faktor risiko antara Riwayat merokok
covid-19. dengan gejala covid-19
(p<0,05).
4 Stefani Agustin Tatalaksana pasien Penelitian ini Pada penelitian Penulisan artikel ini Terapi pasien covid-19 dengan
P, 2020 covid-19 dengan membahas tentang ini sama-sama menggunakan metode komorbid diabetes mellitus tipe
komorbid Diabetes kasus pasien dengan membahas studi literature review 1 yaitu dengan cara pompa
Mellitus komorbid Diabetes tentang kasus yang bersumber dari insulin atau insulin basal bolus
Mellitus komorbid pada buku, jurnal yang merupakan regimen yang
pasien covid-19. internasional dan optimal. Insulin analog
website. merupakan rekomendasi first
line, dan terapi insulin harus
secara perorangan, sedangkan
diabetes mellitus tipe 2 dapat
diterapi dengan obat anti
diabetes non insulin untuk
pasien covid-19 dengan gejala
ringan-sedang, untuk pasien
dengan gejala demam atau
sedang menggunakan terapi
glukokortikoid dapat
menggunakan insulin sebagai
first line. Insulin intravena
digunakan untuk pasien dalam
kondisi kritis.
5 Mariatul Analisis Penelitian ini hanya Penelitian ini Desain penelitian Analisis pengetahuan keluarga
Fadilah, 2020 pengetahuan menganalisis tentang sama-sama yang digunakan pada terhadap penyakit komorbid di
keluarga terhadap pengetahuan membahas penelitian ini adalah era covid-19 sebelum dan
penyakit komorbid keluarga terhadap tentang komorbid quasi eksperimental sesudah seminar online
di era covid-19 penyakit komorbid pada pasien pre dan post test didapatkan rata-rata presentase
melalui seminar di era covid-19 covid-19. design yang bertujuan sebelum seminar online 9,96%
online . melalui seminar untuk mengetahui dan presentase pengetahuan
online perubahan setelah yaitu 9,97%. Kategori
pengetahuan keluarga pengetahuan dikategorikan
terhadap penyakit baik jika mempunyai skor ≥0.
penyerta di era covid-
19 melalui seminar
online. Pengumpulan
data dilakukan dengan
menggunakan
kuesioner sebelum
dan sesudah seminar
online.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Komorbid Covid- 19
a. Definisi Komorbid
formasi balik (menciptakan kata baru dari bentuk yang telah ada)
Dictionary,2019).
Seseorang dengan komorbid disebut sebagai beresiko
(Maharani,2020).
Covid 19 adalah..............
1. Diabetes Mellitus
3. Penyakit ginjal
5. Hipertensi
6. Tuberkulosis
9. Tumor/kanker/keganasan
harus sangat menjaga diri dan lebih disiplin pakai masker, jaga
takikardia, (Ratia,2020).
2. Pada paru-paru
1. Batuk
5. Emboli paru
menyebabkan kematian.
Terdapat darah dan protein pada urine pasien. Artinya ada tanda
5. Badai sitokin
supaya mati. Pada orang normal bila ada virus atau kuman akan
(Krisna.2020).
berbagai sumber :
1. Kerusakan Organ
Guillain-Barre.
Nama terakhir merupakan kondisi yang menyebabkan
3. Masalah Psikologis
4. Kelelahan Kronis
(Wicaksosno,2020).
19 .
dan hingga saat ini belum ada laporan pada pasien OTG. Lalu
kalau orang itu jadi terinfeksi, apakah long covid masih bisa, ya
masih. Vaksin mencegah infeksi. Begitu tidak sakit ya tidak
terinfeksi.(Mela,2020).
seperti daya tahan tubuh manusia, usia dan faktor komorbid. Komorbid
2,5 x lebih parah daripada penderita covid biasa yang tidak memiliki
komorbid.
1. Uncomplicated illness
2. Pneumonia ringan
berat
3. Pneumonia Berat
diventilasi.
diventilasi.
tidak diventilasi).
7,5<OSI<12,3
OSI>12.3.
5. Sepsis
A. Pasien Dewasa
B. Pasien Anak
salah satu suhu tubuh abnormal atau jumlah sel darah putih
abnormal.
6. Syok Septik
A. Pasien Dewasa
mmol/L.
B.Pasien Anak
Handayani,2020).
B. Kerangka teori
C. Kerangka konsep
(x) (y)
Keterangan :
: Diteliti
D. Hipotesis
A. Jenis Penelitian
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena
yang diuji.
B. Desain penelitian
mengenai situasi yang ada dengan cara mengamati antara variabel bebas
C. Variable penelitian
1. Variabel Bebas (Dependen)
penyakit.
bulan Desember 2020. Sedangkan pengambilan data juga pada waktu yang
E. Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua pasien positif covid-19 di RSPAU dr.
Kriteria :
No Variabel Defenisi Oprasional Alat Ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
ukur
1 Komorbid Penyakit penyerta yang ada Lembar Mengisi 1. Ringan Ordina
Hipertensi pada pasien hipertensi yang Check list Check list 2. Sedang
tertera pada Rekam Medis dengan cara pertanyaan 3. Berat
dengan diagnose sesuai ICD mengisi komorbid
10 ( International Statistical sesuai data hipertensi
of Disease and Related RM
Health Problems) 10.
2 Komorbid Penyakit penyerta yang ada Lembar Mengisi 1. Ringan Ordi
Diabetes pada pasien diabetes melitus Check list Check list 2. Sedang al
melitus yang tertera pada Rekam dengan cara pertanyaan 3. Berat
Medis dengan diagnose mengisi komorbid
sesuai ICD 10 sesuai data diabetes
( International Statistical of RM melitus
Disease and Related Health
Problems) E14
3 Komorbid Penyakit penyerta yang ada Lembar Mengisi 1. Ringan Ordi
CKD pada pasien CKD yang Check list Check list 2. Sedang al
tertera pada Rekam Medis dengan cara pertanyaan 3. Berat
dengan diagnose sesuai ICD mengisi komorbid
10 ( International Statistical sesuai data CKD
of Disease and Related RM
Health Problems) N18
A. Komorbid
1. Ringan
Pada kategori ringan adalah dilihat dari tidak adanya gejala sampai
2. Sedang
3. Berat
1. Ringan
Pada kategori ringan adalah dilihat dari Uncomplicated illness
2. Sedang
3. Berat
Pada kategori berat adalah dilihat dari adanya sepsis sampai syok
H. Instrument penelitian
lembar check list yang dimana pada saat pengisian mencentang setiap
variabel tingkat keparah penyakit di isi dengan mengisi lembar check list.
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Pengkodean (coding)
Pengkodean adalah memberi kode jawaban dengan angka atau
ada.
c. Tabulasi
d. Analisis
J. Analisa data
1. Analisis data
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
Rumus spearman-rank
6 ∑ d 2i
ρ=1− 2
n(n −1)
Keterangan:
❑
Ρ = koefisien korelasi peringkat spearmand i = selisih antara
kedua peringkat dari setiap pengamatan
n = jumlah pengamatan
K. Jalannya penelitian
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksaan
3. Tahap akhir
L. Etika penelitian
mencatat data pasien Covid-19 pada buku register dan petugas Rekam
Medis tentang materi yang akan diperlukan, antara lain sebagai berikut :
lembar persetujuan.
3. Confidentality (kerahasiaan)
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Data dalam penelitian
4. Menghormati privasi