PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan akan masalah gizi.
Masalah gizi terbagi dua, yaitu kelebihan (kegemukan dan obesitas) dan
kekurangan (gizi kurang dan gizi buruk) zat gizi. Kegemukan dapat terjadi
pada berbagai kelompok usia dan jenis kelamin, begitu pula gizi kurang dan
gizi buruk. Orang sering kali menyamakan pengertian kegemukan dengan
obesitas, namun kedua istilah tersebut merupakan hal yang berbeda walaupun
sama-sama menggambarkan kelebihan berat tubuh. Kegemukan adalah
kondisi berat tubuh melebihi berat tubuh normal, sementara obesitas adalah
kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan
wanita masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh (Rimbawan
2004).
Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan
pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan
adalah sekitar 25 - 30 % pada wanita dan 18 - 23 % pada pria. Wanita dengan
lemak tubuh lebih dari 30 % dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25 %
dianggap mengalami obesitas. Dengan kata lain seseorang yang memiliki
berat badan 20 % lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang
normal, dianggap mengalami obesitas. Kelainan fraksi lipid karena lemak
berlebih akan menimbulkan penyakit yang menggangu kesehatan. Penyakit ini
sering di sebut dengan penyakit dislipidemia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari dislipidemia?
2. Apa saja penyakit yang diakibatkan dari dislipidemia?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dislipidemia?
4. Apa saja gejala dari penyakit dislipidemia?
5. Bagaimanakah epidemiologi dari penyakit dislipidemia?
6. Bagaimanakah etiologi dari penyakit dislipidemia?
7. Bagaimanakah patofisiologi dari penyakit dislipidemia?
8. Bagaimanakah pengobatan dari dislipidemia?
9. Apa saja makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita
dislipidemia?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami mengenai materi dislipidemia pada
mata kuliah patologi manusia lanjut.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami pengertian dislipidemia
b. Mahasiswa memahami apa saja penyakit yang diakibatkan dari
dislipidemia.
c. Mahasiswa memahami apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
dislipidemia.
d. Mahasiswa memahami apa saja gejala dari penyakit dislipidemia.
e. Mahasiswa memahami epidemiologi dari penyakit dislipidemia.
f. Mahasiswa memahami etiologi dari penyakit dislipidemia.
g. Mahasiswa memahami patofisiologi dari penyakit dislipidemia.
h. Mahasiswa mengetahui pengobatan dari dislipidemia.
i. Mahasiswa mengetahui apa saja makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan bagi penderita dislipidemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DISLIPIDEMIA
a. Kolesterol total
Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol
total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat,
konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penelitian genetik,
eksperimental, epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa
peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis
penyakit jantung koroner (PJK).
c. Trigliserida
Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan
penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol
HDL. Peningkatan kadar trigliserida juga merupakan faktor resiko indefenden
untuk terjadinya Penyakit Jantung Koroner, faktor yang mempengaruhi
tingginya trigliserida:
Obesitas ,berat badan lebih
Inaktivitas fisik
Merokok
Asupan alcohol berlebihan
Diet tinggi karbohidrat ( >60 % asupan energi)
Penyakit DM tipe 2, gagal ginjal kronik, sindrom nefrotik
Kelainan genetic(riwayat keluarga )
KLASIFIKASI DISLIPIDEMIA
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai
berikut:
a) Dislipidemia Primer
Yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat
menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
b) Dislipidemia Sekunder
Yaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia
yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan,
anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida
disebabkan oleh DM, konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard
infark, dan kehamilan. Dan dislipidemia dapat disebabkan oleh gagal
ginjal akut, penyakit hati, dan akromegali.
B. MACAM-MACAM PENYAKIT AKIBAT DISLIPIDEMIA
a. Arterosklerosis
Merupakan radang pada pembuluh darah manusia akibat akumulasi
kolesterol di dalam dinding pembuluh darah arteri, mengakibatkan
penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah yang dapat
menghambat aliran darah ke berbagai organ. Aterosklerosis adalah proses
umum yang melibatkan banyak pembuluh darah di tubuh, termasuk di
jantung, otak, dan ginjal.
b. Hipertensi
Merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik > 140mmHg dan tekanan darah diastolik > 90mmHg. Sebuah
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg adalah definisi yang diterima
untuk hipertensi sistolik, sedangkan tekanan lebih dari 90 mmHg sering
didefinisikan sebagai hipertensi diastolik. Tingkat tekanan darah harus
konsisten, bukan sekadar rekaman sporadis. Untuk menentukan apakah
hipertensi hadir, yang terbaik adalah mengukur tekanan darah sendiri,
yang diperoleh di luar pemeriksaan rutin kedokter, yaitu dianjurkan 1
bulan sekali. Gejala : sakit kepala, migrain, rasa berat di tengkuk, mata
berkunang-kunang, lemah, muka pucat, suhu tubuh sedikit rendah.
Nyeri perut
Pusing
Stroke
Nyeri Dada
Sakit Kepala
Sesak Napas
Penyakit Jantung
E. EPIDEMIOLOGI DISLIPIDEMIA
F. ETIOLOGI DISLIPIDEMIA
Etiologi dislipidemia diklasifikasikan menjadi dislipidemia primer dan
dyslipidemia sekunder. Dislipidemia primer merupakan dislipidemia yang
disebabkan oleh faktor keturunan. Sedangkan dislipidemia sekunder
merupakan dislipidemia yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, riwayat
keluarga, hormon, obesitas, menu makanan terlalu banyak lipid, kurang
aktivitas tubuh, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, diabetes, dan lain-lain.
1. Terapi diet
Pada pasien dislipidemia harus diterapkan diet seimbang yang
mengandung semua nutrient dalam jumlah yang memadai.
a. Tujuan diet yang diberikan untuk pasien dengan kondisi dislipidemia:
Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan.
Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
Menurunkan asupan kolesterol makanan.
Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan
asupan karbohidrat sederhana.
b. Syarat diet yang diberikan:
Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan
aktivitas fisik, bila kegemukan, penurunan berat badan dapat
dicapai dengan asupan energi rendah dan meningkatkan aktivitas
fisik.
Lemak sedang, <30% dari kebutuhan energy total. Lemak jenuh
untuk tahap I, <30% dari kebutuhan energi total dan tahap II, <7%
dari kebutuhan energi total. Lemak tak jenuh ganda dan tunggal
untuk dyslipidemia tahap I maupun II adalah 10–15 % dari
kebutuhan energi total. Kolesterol < 300 mg untuk dyslipidemia
tahap I dan < 200 mg untuk tahap II.
Protein cukup, yaitu 10–20 % dari kebutuhan energi total.
Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras
tumbuk atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan
untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
Garam rendah 2 - 3 g/hari, 600 - 800 mg Na.
Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas
2. Intervensi gizi
Intervensi gizi biasa dilakukan dengan memberikan edukasi gizi yang
melibatkan alih pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi pada
pasien. Pengetahuan gizi merupakan pencapaian pada Status gizi yang baik
dan sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi setiap orang.
Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, setiap individu memiliki pola makanan
yang mengandung zat gizi yang dapat digunakan oleh tubuh. Pengetahuan
gizi dapat memegang peranan penting terhadap tata cara penggunaan pangan
dengan baik sehingga akan mencapai kebutuhan gizi yang seimbang. Tingkat
pengetahuan gizi akan dapat menentukan perilaku seseorang untuk
memperbaiki pola konsumsi makanan yang umumnya dipandang lebih baik
dan dapat diberikan sedini mungkin (Suharjo, 1989).
Rendahnya tingkat pengetahuan gizi akan dapat mengakibatkan sikap
acuh tak acuh terhadap penggunaan bahan makanan tertentu, walaupun
bahan makanan tersebut cukup tersedia dan mengandung zat gizi.
Pengetahuan gizi setiap induvidu biasanya didapatkan dan setiap pengalaman
yang berasal dari berbagai sumber, contoh media massa atau media cetak,
media elektronik, buku, petunjuk dari kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat
ditingkatkan dengan cara membentuk keyakinan pada diri sendiri sehingga
seseorang dapat berperilaku sesuai dengan kehidupan sehari-hari (Yuwono,
1999).
3. Latihan jasmani
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan kadar HDL, menurunkan trigliserida, menurunkan LDL dan
menurunkan berat badan.
4. Farmakologis
Bila terapi Non Farmakologi tidak berhasil maka kita dapat memberikan
bermacam-macam obat normolipidemia tergantung dari jenis dislipidemia
yang kita dapat. Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah
kemampuan dari pada obat obat tersebut dalam mempengaruhi KHDL,
Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan juga diperhatikan pengaruh atau efek
samping dari pada obat-obat tersebut. Obat-obatan tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa bahan pangan yang dapat
dikonsumsi pada penderita hipertensi dan dislipidemia adalah sebagian
besar adalah bahan pangan yang berserat tinggi. Karena bahan makanan
yang berserat tinggi dapat mengurangi rasa lapar kita setelah makan
sehingga dapat mencegah makan makanan yang berlemak banyak.
Makanan yang tidak boleh dikonsumsi adalah makanan yang mengandung
minyak yang banyak dan santan kental.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Mancini GBJ . Clinical evidence for atherosclerotic lesion regression J. Drug Dev,
1992: 2, 21-27.