Anda di halaman 1dari 13

Halaman 1

MUST PRO
Empluk Jepara Theatre

SIGN 1
Opening: nampak ditengah panggung sebuah makam tua, lampu
semakin terang... munculah gunungan dari sela-sela makam
dan terdengar prolog orgil.
Intro musik tegang
“Rusaknya dunia... karna ulah manusia alam seakan tak peduli
sebab ia tak lagi di perhatikan, manusia bangga dengan salah dan
dosanya, serakah, takabur, egois. (musik berhenti pelan)
Intro petikan gitar
Dunia adalah titipan harta, tahta, wanita hanya sementara.
Semua itu adalah titipan yang suatu saat nanti akan dipertanyakan
sedangkan akhirat hanya bersifat lama saja, sebab tuhanlah yang
maha kekal “ manusia semakin gila yang miskin mencari jalannya
sendiri, ia bunuh tuhan sebab ia anggap tuhan tak adil baginya,
yang kaya semakin lupa, ia membunuh tuhan, dengan kekuasaan
yang seolah tak henti batasnya, maka kembalilah kalian ... sebab
kalian berjalan dijalan dan tujuan yang sama. “
(Nada Beda) “jangan hiraukan aku. Sebab aku hanya orang gila.
Yang berceloteh ngawur.

(datang kemal dengan wajah dan pakaian kusut seperti setahun tak
pernah dicuci tangan kanannya memegang pena, sedang tangan
kirinya memegang buku lusuh yang penuh dengan rumus dan
angka-angka keberuntungan)

1. Kemal : (menyapa orgil) “rupanya kamu lebih dulu datang kemari


daripada aku jito..rajin sekali kamu”
2. Jito : “saya belum makan sejak dari pagi, sampai saat ini, tapi
saya masih kenyang ”
3. Kemal : kau mana tahu, bedakan lapar atau kenyang, bahkan
pada dirimu sendiri kau lupa.??apa lagi pada penciptamu.
Halaman 2

4. Jito : kamu mau seperti aku .?? bebas.. tanpa beban, sama
halnya ayam, burung, kebo atau tumbuhanrumput barang kali.
5. Kemal : bicaramu seperti orang waras saja jito.
6. Jito : aku memang waras, kamu gila (mengejek)
7. Kemal : (hanya tersenyum) terserah kamu saja. Kamu bebas
disini, semoga di akhirat nanti, kau se bebas ini.
8. Jito : Tanpa beban..?
9. Kemal : tanpa beban (jwab jito)
10. Jito : (berdiri bak pahlawan yang menang bertarung) tak
memikirkan hutang, tak paham pangkat jabatan, tak butuh harta
yang menyilaukan mata. Tak tergiur indahnya wanita..(tertawa
lepas)
11. Kemal : (tersenyum) beruntung kamu jito..beruntung sekali
kamu..(tertawa)
12. Jito : boleh aku pinjam otakmu ..??
13. Kemal : jangan .. otakku kotor.. isinya hanya angka, ambisi
hutang yang menumpuk, kamu gak akan kuat... biar aku saja.
14. Jito: Kasihan ..orang waras yang tragis kamu, kenapa tak jadi
kucing saja, atau sapi..
15. Kemal : (marah) cangkemuu.
16. Jito : (ngece) weeee (tertawa)

(Kemal seperti melihat seseorang yang melintas)

17. Kemal : hai..hai.. kamu..


18. Madi : maksudmu aku..?
19. Kemal : bukan .. itu.. yang berbaju kuning..
20. Madi : mana..? tidak ada orang .. disini hanya ada aku..
21. Kemal : oh ya sudah .. kamu saja ..kemari..(melambai)
22. Madi : Ada apa ..?? seperti ada yang serius.
23. Kemal : hust.. jangan keras-keras , ini hanya kita berdua, kamu
dan aku.
24. Madi : baiklah hanya kamu dan aku.. emmhh.. dan tuhan
25. Kemal : eh .. jangan.. cukup..kamu dan aku.
26. Madi : ada apakah gerangan..??
27. Kemal : beri aku 2 nomor saja.. please..(memohon) bantu aku..
Halaman 3

28. Madi : wong edan..kau samakan aku dengan jito..? gendeng..!!


29. Kemal : oh.. tenang.. saya sudah muak minta nomer padanya,
selalu boncos tidak pernah tembus.
30. Jito : saya juga sudah muak, bosen tiap hari yang ia tanyakan
berapa nomer malam ini, jito.. Berapa nomer malam ini..? saya ini
bukan kalender..?? hah
31. Madi : tunggu dulu, saya kok bingung, saya tidak bisa
membedakan mana yang waras dan mana yang bento..
32. Kemal : eh ..tidak perlu kau bahas, mana yang waras mana
pula yang gendheng, yang terpenting adalah kau, berikan aku 2
nomor jitu.
33. Madi : buat apa to kang..cari jalan yang halal saja..
34. Kemal : (memotong pembicaraan madi) sssstt.. stop ini
kuburan bukan masjid atau majlis taklim... kok malah khotbah..
lekas ..berikan aku 4/2 angka jitu.
35. Madi : tapi..?
36. Kemal : ayolah.. aku melihat aura-aura positip yang terpancar
dari jiwa keberuntunganmu (merem) ya...jiwa-jiwa rupiah yang
brutal..aroma-aroma harta yang melimpah (mengendus) hem..
keberungan yang harum
37. Koor ; (jito/madi) (melihat dengan penasaran)
38. Madi : (pergi begitu saja)
39. Kemal : (melek) lhoo.. kok ilang,?? (ke jito) kemana tadi..??
40. Jito : pergi..pulang..beli tanggalan.
41. Kemal : alamat ini (ke jito yang hanya kedipkan mata) laki-laki
jelek berbaju kuning. Laki-laki itu (9) berbaju kuning berarti (5)
dan jelek itu (0) yahhh..(sumringah) berarti malam ini 950, karna
kita ber 3 maka akan aku sisipkan angka 3 di belakangnya 9530,
yeaah.. aku kaya (tertawa).
42. Jito : (gembira) yeeaah.. bertambah satu kawanku.

SIGN 2 : (Pemabuk, Orgil, Kemal) intro kendang

Ikan hiu berenang dikali ,membeli ikan dipasar baru, minum ciu biar
heppi, bisa lupakan tentang dirimu.
Halaman 4

44. Siler : (Sempoyongan seolah ia telah habis 7 botol ciu) gak


jelas.....gak jelas....heh, Kemal.....kamu masih cari uang
dengan cara gak jelas itu?? Hah...Togel.

45. Kemal : (Hanya mengelak dan menghindar)

46. Siler : Malam ini kau...habis berapa duit...??? hah...???

Di jalan tadi aku ketemu anak dan istrimu, dia berpesan


kepadaku, katanya jika aku ketemu kau....kau disuruh
pulang...(dan seperti ingat pesan lagi). Emh... dan lagi
katanya...beras dan keperluan dapur habis. (minum)

47. Siler : Begitulah amanat singkat yang saya sampaikan ke


paduka (bergaya bak hamba, tertawa)

48. Kemal : (emosi) ah...kenapa beras dan keperluan dapur ikut


habis juga...., sudah jatuh ketimpa tangga. (menuju Siler)

Ler...kamu ada uang gak...?? Pinjam sini...besok kalau nomor


aku tembus tak ganti 2 kali lipat, sumpah (dua jari)

49. Siler : (sedikit mengejek) Udah abis....beli ini...(tertawa)

50. Kemal : hah...kere, lagian kamu juga, duit kok diceh...ceh...

Buat beli minuman gendeng, muspro...mubazir...dosa.

51. Siler : Oh...oh... tunggu dulu sobat....tapi ini


jelas...kelihatan....tuh...kelihatan kan....masih banyak,
daripada kamu duit kamu habis buat beli tulisan dan angka-
angka gak jelas itu....mana...? ....mana? buktinya...? kamu
masih saja kere.

52. Kemal : Tapi aku merugikan diriku sendiri, tidak merugiakn


kau dan orang lain.

53. Siler : Aku juga merugikan diriku sendiri. (berdiri sempoyongan)

Ini semua gara-gara surti (marah). Surti ...kenapa kau harus


menikah dengan laki-laki lain, lihat...lihat aku Surti, aku jadi
seperti ini gara-gara kau....(menangis di pundak orgil, sesekali
Halaman 5

Orgil memberikan tisue) ( mendekati Kemal) coba katakan


padaku, apa aku termasuk laki-laki yang lemah..??

54. Kemal : Tidak...aku laki-laki lemah itu...aku gagal menjadi


suami yang baik, aku berpikir dengan menikah, maka aku
akan menajdi manusia yang bahagia di dunia, membahagiakan
anak dan istriku, tapi semua itu berbalik, kini mereka
menderita, kemiskinan membuat kami terlempar jauh dari
keluarga, terbuang, dikucilkan, dibenci.

55. Kemal : Tak satupun saudaraku mendekat, apalagi


membantu....aku ingin punya rumah, mobil, menyekolahkan
anak-anaku hingga jadi orang sukses tidak kere sepertiku.
(menuju Siler) coba katakan kepada siapa lagi aku
menggantungkan hidup, hanya ini satu-satunya harapanku.
(menunjukkan kitir) ini satu-satunya.

56. Orgil : (menyahut) berdoa....berdoa...kepada Tuhan...biar


beruntung

57. Kemal : Apa bedanya berdoa dan pasang togel. Sama-sama


berharap agar tujuan yang kita harapkan terwujud. (berdiri)
Tuhan mewujudkan doa kita melalui nomor togel 4 angka plus
(tertawa).

58. Siler : Sinting...kamu benar-benar sinting...(tertawa)

59. Kemal : Kita sama-sama sinting, sama juga seperti dia


(nunjuk Orgil)

60. Jito : bertambah lagi kawanku...

61. Koor : Tertawa lepas

62. Kemal : (menuju Orgil) nah...no...beri aku empat angka


jitu...agar aku bisa ubah nasibku...

63. Siler : Bener...no..biar dia bisa belikan aku sekrat bir, dan
melupakan Surti (tertawa)

64. Orgil : Yang waras ...bertanya ke yang gila, dunia sudah terbalik
Halaman 6

65. Jito : (berdiri dan hampir ngomong tapi dicut kemal/siler)


bertambah lagi kawanku

SCAN 3 (Pencari jangkrik dan segerombolan penghuni kuburan)

(Muncul pencari jangkrik) intro kendang

66. Mahrus : Mas Kemal....oh...di sini to..??Kebetulan mas...

67. Kemal : iya ada apa Rus...seperti ada yang penting gitu..?

68. Mahrus : Itu, tadi dicari Mbak Yanti, katanya...

69. Kemal : Stop. Tunggu dulu, kamu mau bilang, saya disuruh
pulang dan persediaan dapur mulai menipis gitu kan...!!!

70. Mahrus : Wah...hebat...Mas Kemal bisa tau apa yang ada


dalam pikiran saya, kayak dukun.

71. Siler : Bukan hebat Rus...tadi saya juga ketemu Yanti istri
Kemal, dan sama apa yang kamu katakan tadi di suruh
pulang, sebab persediaan dapur menipis (tertawa mengejek)

72. Kemal : Sudah Ler...kamu gak usah mengejek aku begitu


(kembali ke Mahrus) lagian kamu ngapain di sini Rus..?? di sini
itu tempat berkumpulnya orang2 gendeng.

73. Mahrus : Ouh...aku nyari jangkrik kang...dan sekalian


menyampaikan amanatnya mbk yanti.

74. Koor : (tertawa mengejek)

75. Siler : Nyari jangkrik di kuburan...??

76. Jito : (berdiri) bertambah lagi kawanku (tertawa)

77. Mahrus : dulu di ujung sawah sana kang, sebelum semua


menjadi gedung dan pabrik, sekarang jangkrik-jangkrik itu
entah kemana, jujur aku kangen suaranya kang.

78. Kemal : buat apa susah-susah cari jangkrik...?? cari duit


saja, nanti tak kasih tau caranya.
Halaman 7

79. Mahrus : Hobi kang...hobi saya saat kecil dulu, lha mas Kemal
sendiri ngapain di sini ??

80. Kemal : Oh...kalau saya...emh....saya...(canggung)

81. Siler : Nyari togel Rus, nomor jitu, biar beruntung katanya.

82. Mahrus : ouh...hobi juga...??

83. Kemal : lebih tepatnya pelarian Rus...sekarang jelas....

Jito, sakit jiwanya, gila karena dulu dia orang yang kaya raya
hingga akhirnya bangkrut, hartanya ludes, dan istrinya yang
cuantiik...pergi entah kemana, makanya ia jadi gendeng.

84. Jito : tapi.. bukan hobi lhooo yaa...Aku...jadi gila togel begini
karna aku miskin, pendapatanku tak seberapa, saudara-
saudaraku menjauh, acuh tak acuh. Tak ada warisan, tak ada
modal, dunia serasa sempit, kejam, (menghiba),
makanya...aku berharap dengan sedikit uang, akan aku sulap
menjadi jutaan bahkan milyaran, akan aku balas mereka.

85. Mahrus : Mas Kemal kan bisa bekerja, sekarang banyak


pabrik, mas Kemal bisa saja jualan.

86. Kemal : kau yakin dengan berjualan kebutuhanku bisa


terpenuhi.?

87. Mahrus : mungkin saja...

88. Kemal : baik... berikan aku modal....tak banyak...10 juta cas

89. Mahrus : (hanya geleng kepala)

90. Kemal : (tertawa) pertama kau bilang “mungkin saja”, lalu


setelah aku minta tolong padamu kau “geleng-geleng kepala”
bijaksana sekali kamu Mahrus...sangat bijaksana (sambil
tepuk tangan)

91. Siler : (mendekati Mahrus) lalu ...apa kau...mau berceramah


juga tentang minuman ini Mahrus (angkat botol)..?Kau mau
bilang “Kang Siler...kenapa Kang Siler tidak minum air kendi
saja” begitu..?? (tertawa dan tos ke Kemal)
Halaman 8

92. Mahrus : boleh saya tau alasannya ??

93. Siler : sama seperti Kemal (tos) intinya pelarian Rus.


Perempuan yang aku damba-dambakan, parasnya yang cantik,
bodynya yang (mengecap jari) semlohai, putih, bersih, mata
yang indah, rambutnya terurai rapi. Oh...sempurna....

Kau tau (nada yang beda) dua hari lagi kami menikah, dua hari
lagi...aku menikmati ciptaan Tuhan yang indah itu, tapi
keparat (membanting botol) laki-laki jahanam, anak
konglomerat itu mengubah segalanya, harta membutakan
mata hati Lastri, ia ...yang seharusnya jadi milikku, berpindah
ke pelukan jahanam itu. (menenggak minuman) hanya ini yang
bisa melupakan dia Rus.

94. Mahrus : Alhamdulillah....untungnya kalian tidak bunuh diri...!

95. Koor : (Siler/Kemal/jito) aku sudah mencoba mengakhiri


hidupku.

96. Kemal : Tapi aku takut....sepertinya...kematian sangat


menakutkan.....

Pernah suatu hari, dengan seutas tali mengolong


leherku...pikiran buntu, di otak dan hatiku hanya ada
penyesalan.....ya...aku menyesal dilahirkan di dunia hanya
untuk menanggung derita maka aku berniat utnuk mengakhiri
drama ini, persetan dengan dunia, persetan dengan dengan
keluargaku...saat kakiku bersiap menendang kursi dan tali itu
benar-benar menjerat leherku, tiba-tiba handphone aku
berbunyi, lalu...aku berpikir...tidak ada salahnya kan jika aku
angkat telepon untuk terakhir kalinya...kau...kau...tahu...suara
siapa yang terdengar....yah...anakku yang bungsu, ia masih
kecil...aku hafat suara itu. Suaranya begitu lucu...ia
berkata...Papa...pulang pada...aku...lapar...(menangis). Aku
urungkan niatku untuk bunuh diri, lalu aku pulang...aku peluk
erat anak istriku (menangis) maafkan papa nak....(makin
menjadi).
Halaman 9

97. Siler : (sodorkan minuman ke Kemal)

Minumlah sedikit..kau...akan lebih tenang...

98. Kemal : (mengambil bir dan meminumnya setenggak)

99. Siler : aku teringat pesan bapakku “Nak...jika kau mati bunuh
diri maka kau tak akan pernah masuk surga” lalu aku
bertanya kepada bapakku...”apakah di surga aku bisa bertemu
Lastri ??” dan bapak menjawab. “Jangankan satu Lastri,
seribu Lastri bisa kau dapatkan di surga, maka dari itu aku
urungkan niatku untuk akhiri hidupku...mau minum ??
(menawari Mahrus)

100. Mahrus : Oh...tidak kang terima kasih saya tidak minum


khamr.

101. Siler : Hei...ini bukan khomer...ini anggur, lihat tulisannya.


Anggur cap orang tua...bukan khamer.

102. Kemal : (membaca) Oh...ya benar Siler ini anggur, anggur


cap orang tua.

103. Mahrus : Khomer itu semacam minum-minuman keras yang


memabukkan kang, Menghilangkan akan

104. Siler : Sstt....Sstt....jangan bilang begitu...gak boleh.


Dosa....

105. Kemal : Ah...aku punya ide...(merangkul Mahrus) daripada


kau berceramah di majlis gendeng ini, bagaimana jika kau
sumbangkan dua angka jitu kepadaku.

106. Mahrus : Wah...saya gak tau...gak mudeng.

107. Orgil : Dia itu orang alim, lempeng galeng, gak mudeng
tentang togel, gak tau rasanya khomer, dia orang baik, tak
seperti kalian....busuk, penghuni neraka (tertawa).

108. Koor : (Siler/Kemal) jancok (hampir pukul Orgil)

109. Mahrus : E...e...eh. nanti dulu Kang Siler....Sabar.....


Halaman 10

Mabuk boleh tapi harus tetap sadar...oke...slow... tenang.

110. Kemal : tapi ucapanya itu bikin merah telinga.

111. Siler : Pengin tak....(menyerang dan dilerai Mahrus) hewha

112. Mahrus : Sudah...sudah...jalan kita beda, kita sama-sama


hidup dengan cara kita masing-masing. Tuhanlah yang berhak
menilai, bukan saya, lek Jito atau orang lain, baik menurut
kita, belum tentu baik bagi Tuhan. Begitu juga sebaliknya.

113. Siler : jadi...kau tidak membenciku..??

114. Mahrus : Tidak...saya tidak berhak membenci siapapun.

115. Kemal : Begitu juga aku...??

116. Mahrus : Siapapun kang...Lek Siler, tetaplah menjadi


peminum yang baik hati, berbudi luhur, (mendekati kemal)
Mas Kemal jadilah penjudi, bandar togel yang dermawan,
dikenal di masyarakat dengan baik....dosa itu urusan kita
sama Tuhan. Bukankah....membenci manusia sama dengan
membenci ciptaannya bisa kualat aku kang...he..he...

117. Siler : (mendekati Orgil) bener kamu lek Jito...dia benar-


benar orang baik, tidak sama dengan orang-orang munafik
pada umumnya.

118. Jito : (bangga) lho,, jelass,, saya,, orang waras..

119. Kemal : Hebat kamu Rus...jarang-jarang aku berjumpa


dengan orang yang punya pikiran semulia kamu.

120. Mahrus : Lho...lho...lho...waduh, ini kok malah memujiku


to...haduh...salah kaprah ini...

(semua mengendus seolah ada bau wangi yang menggoda,


diiringi dengan kedatangan Ningsih yang lenggak lenggok
menirukan irama jazz kasanova)

121. Ning : (Selesai dandan menutup bedak) malam akang-


akang semuanya...(tersenyum menggoda)
Halaman 11

Ehm...kalian pada dingin gak sih...ada yang punya uang...??


Malam ini ...aku...kedinginan ada...dari kalian yang sudi
menemani.

122. Koor : (semua berkumpul)

123. Kemal : Jelas-jelas gak beres, wanita berjalan tengah malam


sendirian di tempat sepi dan menghampiri sekerumunan laki-
laki tettt...kamu bukan perempuan baik-baik.

124. Koor : (kecuali ning) bertambah satu lagi kawanku.

125. Siler : (mendekat dan memeriksa) betul...kaki-kakinya


masih menempel di tanah, perfumnya casablanka bukan
melati/kemenyan (menghirup aroma di depan Ning)

126. Ning : (menghempaskan Siler) tadinya aku tidak mau


disebut dengan sebutan yang....sgh...risi didengarnya, pelacur,
wanita jalang, gembrik, pekerja sek komersial atau apalah-
apalah....keadaan yang memaksaku seperti ini. Orang tuaku
bercerai, keduanya menghilang entah rimbanya, adik-adiku
kelaparan, mereka butuh makan, kini aku tulang punggung
bagi mereka (menghampiri Mahrus yang terus menghindar)
coba jawab apa aku salah...??

127. Mahrus : (menghindar) di sini gak ada yang salah Mbak, maaf,
baik Mas Kemal, Kang Siler atau lek Jito, bahkan anda
sekalipun.

Kita ini sedang berperang, perang melawan hawa nafsu kita.

128. Ning : (Kagum mendekati Mahrus) menikahlah


denganku...??

129. Mahrus : (menghindar) Emh...maaf, sudah larut malam,


waktunya pulang. Selamat malam semuanya .
assalamualaikum,(berlari keluar)

130. Ning : (tertawa kecil) sudah kuduga, pelacur sepertiku tak


pantas menikah dengan laki-laki yang baik (tersenyum kecut
dan mendekati Kemal)
Halaman 12

131. Kemal : E...(takut) e...permisi, anak dan istriku pasti


menungguku aku harus bergegas pulang, kalian lanjutkan
saja...permisi.

132. Orgil : (mendekat) aku waras,, duitku banyakk (nunjukin


daun)

133. Ning : (melotot marah) apa kamu ???

134. Orgil : bertambah satu lagi kawanku (lari keluar )

(tinggal Siler dan Ning saling bertatapan mata ) intro lagu


romantis

135. Siler : Sudah lama aku tak menatap bola mata seindah ini
kau meningkatkan pada gadisku yang minngat.

136. Ning : aku adalah aku, dan bukan dia, ataupun kau, jangan
samakan aku dengan siapapun.

137. Siler : (melepas tatapan mata itu dan kembali minum)


Sudahlah aku trauma dengan wanita seindah kamu aku takut
kau sama brengseknya dengan wanitaku
138. Ning : (bersandar di punggung ) tak ada alasan untuk
menghianati siapapun, aku lelah .. aku ingin kembali ke jalan
yang benar ,mudahkan aku.
139. Siler : (berbalik ) menikahlah denganku . !!
140. Ning : tingalkan minumanmu , cintailah sepenuh hatimu.
141. Siler : tingalkan profesimu , cintai aku apa adanya.
142. Ning : Tapi...aku tidak sepenuhnya percaya, kau bisa
tinggalkan minumanmu. Kau sangat menikmatinya
143. Siler : jika aku telah menemukan pengganti perempuanku yang
hilang untuk apa aku lari ke minuman, bukankah kau...lebih
memabukkan...?
Dan .. apakah .. kau bisa lari dari profesimu . ?? aku ragu.. !!
144. Ning : jika kau menafkahiku , untuk apa aku harus menjajakan
tubuhku, baiklah.. jika kau masih ragu, lupakan tentang pertemuan
kita.. anggap saja ini mimpi indah .. (berlalu)
Halaman 13

145. Siler : (menghentikan langkah Ningsih) tunggu, aku sudah


kehilangan satu wanitaku, dan takkan ku biarkan kehilangan untuk
kedua kalinya
146. Ning : kau berjanji . ??
147. Siler : janjiku tidak di bawah ktab suci tapi, dapat ku pertanggung
jawabkan
148. Ning : besok kita menikah,
149. Siler : besok.?? Kenapa tidak malam ini
150. Ning : jam ini.?
151. Siler : menit ini juga.!
152. Ning : detik ini .?
153. Siler : (gandeng tangan Ningsih ) sekarang (mengajak berlari )
Intro petikan gitar
154. orgil : (masuk) kita berjan dengan takdir kita, yang tertulis. Tapi kita
bisa mengubahnya asal ada niat, untuk ubah nasab kita, drama ini
akan segera berakhir, ningsih dan siler telah menikah dan kembali
ke jalan yang benar. Kemal mulai dengan usahanya, meski
modalnya dari togel tapi itu janjinya.. mahrus jadi ustads santrinya
banyak, cuman istrinya masih satu tidak poligami dan madi jadi
TKI di mesir, angon onta.. saya sendiri belom waras, masih
menikmati kebebasan yang hakiki ( tertawa kecil) ayoo... siapa lagi
yang ingin jadi temanku..(hehe) (angkat gunungan) drama ini
sudah berakhir.. para aktor dan artisnya.. bersalaman, kostum
mereka tanggalkan, dan lampu segera dimati..kan ( lampu padam)
............. TAMAT ...........

Naskah ini dibuat oleh A. Kholif Zen dan ditokohi oleh anggota Teater
Empluk Jepara.

Jepara, Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai