Anda di halaman 1dari 12

ASURANSI KERUGIAN

Disusun untuk memenuhi nilai salah satu tugas mata kuliah

Manajemen Resiko Bisnis

Yang diampu oleh:

Ibu Juwita ,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok :13
Kelas :Manajemen 3L

Anggota :
Dian Agustina (118020386)
Ayu Damayanti (118020392)
Anggi S Putri (118020400)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Manajemen Resiko Bisnis pada
Program Studi Manajemen pada kesempatan kali ini penulis mengangkat judul makalah
mengenai“Asuransi Kerugian.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita serta memahami seluruh isi dan maksud dari makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara
penulisan, maupun mengenai isinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, Oktober2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Asuransi 2
2.2 Tujuan Asuransi 2
2.3 Penggolongan Asuransi 2
2.4 Pengertian Asuransi Kerugian 3
2.5 Manfaat Asuransi Kerugian 3
2.6 Macam-macam Asuransi Kerugian 4
2.7 Resiko dan Ketidakpastian 4
2.8 Prinsip Asuransi 5
2.9 Polis Asuransi 6
2.10 Premi Asuransi 6
2.11 Pengaturan perasuransian di Indonesia 6
2.12 Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi 6
BAB III PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar
terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam
dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan
mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga
atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang
akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau
meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi
masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah
yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini
juga menawarkan program asuransi syariah.

1.2 Rumusan Masalah


1.      Apa pengertian dari asuransikerugian?
2.      Apa saja manfaat asuransikerugian?
3.      Apa yang dimaksud dengan risiko dan ketidakpastian?
4.      Apa saja prinsip dalam asuransi?
5.      Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?
6.      Pengaturan perasuransian di Indonesia ?
7.      Perizinan pendirian perusahaan asuransi ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1.      Mengetahuipengertian dari asuransikerugian.
2.      Mengetahui saja manfaat asuransikerugia.
3.      Mengetahui yang dimaksud dengan risiko dan ketidakpastian.
4.      Mengetahui saja prinsip dalam asuransi.
5.      Mengetahui yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi.
6.      Mengetahui Pengaturan perasuransian di Indonesia.
7.      Mengetahui Perizinan pendirian perusahaan asuransi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi


Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari
risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut adalah
beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :
1.      Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang penanggung
mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
2.      Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
3.      Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana
besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi
masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan
perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event).

2.2 Tujuan Asuransi


Menurut Prof. Ny. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, S. H., asuransi itu mempunyai
tujuan, pertama-tama ialah: mengalihkan segala resiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa
yang tidak diharapkan terjadi kepada orang lain yang mengambil resiko untuk mengganti
kerugian. Pikiran yang terselip dalam hal ini ialah, bahwa lebih ringan dan mudah apabila
yang menanggung resiko dari kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu
orang saja, dan akan memberikan suatu kepastian mengenai kestabilan dari nilai harat
bendanya itu jika ia akan mengalihkan resiko itu kepada suatu perusahaan, dimana dia sendiri
saja tidak berani menanggungnya.
Sebaliknya seperti yang dikemukakan oleh Mr. Dr. A. F. A. Volman  bahwa orang-orang lain
yang menerima resiko itu, yang disebut penanggung bukanlah semata-mata melakukan itu
demi prikemanusiaan saja dan bukanlah pula bahwa dengan tindakan itu kepentingan-
kepentingan mereka jadi korban untuk membayar sejumlah uang yang besar mengganti
kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa itu.
Para penanggung itu adalah lebih dapat menilai resiko itu dalam perusahaan mereka, daripada
seseorang tertanggung yang berdiri sendiri, oleh karena itu biasanya didalam Praktek para
penanggung asuransi yang sedemikian banyaknya, mempunyai dan mempelajari pengalaman-
pengalaman mereka tentang penggantian kerugian yang bagaimana terhadap sesuatu resiko
yang dapat memberikan suatu kesempatan yang layak untuk adanya keuntungan.

2.3 Penggolongan Asuransi


1.       Asuransi Kerugian/ Umum
Asuransi keugian/umum(general Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan

2
bagi berbagai resiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan.
2.       Asuransi jiwa
Asuransi jiwa(life Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap
kehilangan jiwa sseorang. Atau dengan kata lain suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi dalam penanggulangan resiko yang berkaitan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan, meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa seperti
asuransi berjangka(term Insurance), asuransi seumur hidup(whole Life Insurance),
edowmwnt insurance, anuitas, dan asuransi industry(industrial insurance).
3.       Asuransi social
Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan perundangan tersendiri yang
berdifat wajib serta didalamya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan
perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat. Karenaya system ini
disebut asuransi sosial.

2.4 Pengertian AsuransiKerugian


Beberapa pengertian asuransi kerugian diantaranya :
  Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari
risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain.
  Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa
penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti
kerugian kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita oleh pihak yang
tertanggung.
  Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang
menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau
bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa :
-          Kehilangan nilai pakai
-          Kekurangan nilainya
-          Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka waktu
perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang
dipertanggungkan.

2.5 Manfaat Asuransi Kerugian


Manfaat Asuransi Kerugian atau istilahnya adalah general insurance yaitu asuransi
yang akan mengganti kemungkinan kerugian yang terjadi pada harta benda dan juga seluruh
aset Anda.
Sebagai Gambaran adalah asurasi mobil, kebakaran rumah atau toko, asuransi mesin-mesin,
pabrik dan sebagainya.
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1.    Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau
kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan
berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
2.    Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan dan
premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan
secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk
mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak
merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi

3
periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.
3.    Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4.    Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak
penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus
(sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5.    Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung
dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
6.    Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa
diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).

2.6 Macam-MacamAsuransiKerugian
Asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
a)    Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.
b)   Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan
asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan
atau kerusakan saat pelayaran.
c)    Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedalam
kedua asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan
lain sebagainya.

2.7 Risiko dan Ketidakpastian


Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai
ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini
adalah jenis-jenis risiko:
1.    Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak
terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.
2.    Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat kerugian.
3.    Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko individu ini
masih dipilah menjadi 3 jenis :
a.    Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat
ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau
orang yang ia asuransikan.
b.    Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang atau dicuri.
Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi
yang diperoleh dari harta yang dimilikinya.
c.    Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau
lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada para
pekerjanya.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan

4
perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara
yang dapat dilakukan, antara lain:
1.    Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul sebelum
kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisa
menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.
2.    Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3.    Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat
ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-
kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.
4.    Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5.    Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul
beban risiko.

2.8 Prinsip Asuransi


1.    Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko
yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan
sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria
insurable interest:
a.    Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya.
b.    Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang
memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
c.    Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suaatu
kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan
akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
d.   Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan
dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.
2.    Utmost Good Faith (itikad baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik. Antar pihak
tertanggung dan penanggung harus saling mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban dari
kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure.
3.    Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang
menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti nyawa
yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity berkaitan dengan
ganti rugi finansial.
4.    Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa secara
berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan
aktif dari suatu sumber baru dan independent.
5.    Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya
mengalami suatu peristiwa kerugian.

5
6.    Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang memiliki
kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung
meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.

2.9 Polis Asuransi


Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah
pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1.    Nomor polis
2.    Nama dan alamat tertanggung
3.    Uraian risiko
4.    Jumlah pertanggungan
5.    Jangka waktu pertanggungan
6.    Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7.    Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8.    Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi,
nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.

2.10 Premi Asuransi


Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang
berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi tergantung
pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan jumlah nilai
pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang
sudah dituangkan dalam polis asuransi.

2.11 Pengaturan Perasuransian di Indonesia


Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan
pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini :
1.    UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
2.    PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian
3.    Keputusan menteri keuangan, antara lain:
a.    Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Perusahaan
Asuransi dan Reasuransi
b.    No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
c.    No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Asurasni dan Reasuransi
d.   No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan
Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi

2.12 Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi


Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut PP
Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1.    Persetujuan Prinsip
Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu perusahaan
yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktu persetujuan prinsip dibatasi
selama-lamanya satu tahun.
2.    Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian selesai,

6
dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang
menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau
bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa :
-          Kehilangan nilai pakai
-          Kekurangan nilainya
-          Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka waktu
perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang
dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat
memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang
lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan
dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan
kegiatan usaha.

3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini memiliki
banyak manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah kami uraikan dalam materi
makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Cetakan IV. Citra Umbara, Bandung. 2010
Latumaerisa, Julius R. 2011. Bank dan lembaga keuangan lain. Jakarta:s

Anda mungkin juga menyukai