“HUKUM ASURANSI”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik iman maupun islam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian dari Asuransi?
b) Apa unsur-unsur dalam asuransi?
c) Apa dasar hukum asuransi?
d) Apa manfaat yang diberikan oleh Asuransi ?
e) Apa yang dimaksud dengan asuransi menurut sifat pelaksanaan?
f) Apa yang dimaksud dengan usaha dalam asuransi?
g) Apa yang dimaksud dengan polis asuransi?
2
BAB 2 PEMBAHASAN
3
3) Obyek Asuransi
Obyek Asuransi kerugian adalah harta kekayaan dan kepentingan
yang melekat atas harta kekayaan.
Obyek Asuransi Jiwa adalah jiwa manusia yang menyatu dengan
badannya.
Objek Asuransi Sosial adalah Jiwa dan Raga manusia.
4) Tujuan Asuransi
Membeikan perlindungan (protection) terhadap harta kekayaan,
jiwa dan/atau raga manusia dari ancaman bahaya/peristiwa yang
tidak pasti dan sebelumnya tidak dapat diketahui aakan terjadi
5) Resiko dan Premi
Risiko(risk) adalah ancaman bahaya atau peristiwa yang tidak
pasti terjadi terhadap obyek asuransi milik tertanggung, dan
tertanggung bersedia membayar sejumlah premi kepada
penanggung.
6) Evenemen dan Ganti Kerugian/santunan
Evenemen adalah istilah yang diadopsi dari Bahasa Belanda
“evenement” yang artinya peristiwa tidak pasti, yang menurut
pengalaman manusia normal tidak pasti kan terjadi/saat terjadinya
itu tidak dapat dipastikan. Apabila evenemen itu terjadi, maka dia
berubah menjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian resiko
yang menjadi beban penanggung berubah menjadi ganti kerugian
yang wajib dipenuhi oleh Penanggung.
7) Syarat-syarat khusus
Syarat khusus pada asuransi yang dimaksud adalah “apakah benda
asuransi telah dibebani dengan hak tanggungan”, penanggung
dapat berhadapan dengan pihak siapa pemilik/pemegang hak
tangggungan.
Misal syarat khusus pada asuransi jiwa adalah Premi dibayar,
Asuransi Jiwa Berjalan, Premi tidak dibayar, Asuransi tidak
berjalan.
4
8) Polis Asuransi
Surat perjanjian/akta yang dibuat secara tertulis antara
Tertanggung dan Penanggung yang menyatakan telah terjadi
Asuransi.
2.3. Dasar Hukum Asuransi
1) Pasal 24 s/d pasal 308 KUH Dagang
2) Pasal 1774 KUH Perdata
3) Peraturan Perundang-undangan diluar KUH Dagang & KUH
Perdata :
a) UU No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
b) UU No.33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggung Wajib
Kecelakaan Penumpang
c) UU No.34 tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan lalu
Lintas Jalan.
2.4. Manfaat dari Asuransi
a) Memberikan rasa aman & perlindungan
b) Berfungsi sebagai tabungan/sumber pendapatan lain
c) Merupakan alat penyebaran resiko, apabila peristiwa tidak tertentu
terjadi
d) Sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.
2.5. Asuransi menurut Sifat Pelaksanaan
1. Asuransi Sukarela
Merupakan pertanggungan yang dilakukan dengan cara sukarela,
yang semata-mata dilakukan atas suatu keadaan ketidakpastian,
atau kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas suatu yang
dipertanggungkan, misalnya Asuransi Kebakaran, Asuransi
Kendaraan Bermotor, Asuransi Pendidikan & asuransi kematian.
2. Asuransi Wajib
Merupakan asuransi yang yang bersifat wajib, yang dilakukan
oleh pihak-pihak terkait, dimana pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
5
Pemerintah, misalnya Jaminan Sosial Tenaga Kerja(Jamsostek) &
Asuransi Kesehatan.
3. Asuransi Kredit
Asuransi yang selalu berkaitan dunia Perbankan yang menitik
beratkan pada Asuransi Jaminan Kredit berupa Benda Bergerak,
sewaktu waktu dapat tertimpa resiko yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi pemilik barang maupun pemberi kredit khususnya
bank, meliputi Asuransi Pengangkutan Laut dan Asuransi
Kendaraan Bermotor.
2.6. Usaha Asuransi
a. Asuransi Kerugian (Non Life Insurance)
Merupakan usaha memberikan dalam penanggulangan resiko atas
kerugian, kehilangan manfaat & tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti;
Asuransi Kebakaran
Obyeknya benda tetap, contoh : bangunan,rumah. Semua
kerugian yang timbul tersebut merupakan beban tanggung
jawab tertanggung yang wajib dipenuhi kepada pihak
ketiga. Kewajiban mengganti kerugian kepada pihak ketiga
inilah yang diasuransikan.
Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi kendaraan bermotor adalah asuransi kerugian
yang tidak mendapat pengaturan khusus dalam KUHD.
Resiko yang ditangung oleh penanggung yaitu
kerugian&kerusakan kendaraan bermotor dan
tanggungjawab tertanggung terhadap pihak ketiga. Obyek
benda bergerak, kendaraan bermotor, kapal.
Asuransi Laut
Asuransi laut, salah satu asuransi kerugian yang diatur
secara lengkap dalam KUHD. Berkembangnya Asuransi
6
Laut karena pelaksanaan pengangkutan atau pelayaran
melalui laut yang penuh dengan ancaman bahaya laut.
Asuransi Tanggungjawab
Wujud tanggungjawab seseorang adalah penggantian
kerugian akibat perbuatan yang merugikan orang lain.
7
Fungsi Polis :
Merupakan bukti perjanjian Pertanggungan
Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada
tertanggung untuk menggantikan kerugian yang mungkin
dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak
terduga sebelumnya dengan prinsip :
Untuk mengembalikan tertanggung kepada
kedudukan semula sebelum mengalami kerugian
Untuk menghindarkan tertanggung dari
kebangkrutan.
8
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Asuransi merupakan upaya yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kemungkinan timbul kerugian akibat terjadi peristiwa
yang tidak pasti dan tidak diinginkan. Melalui perjanjian asuransi
risiko kemungkinan terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian
yang mengancam kepentingan tertanggung itu dialihkan kepada
perusahaan Asuransi kerugian selaku penanggung. Sebagai
imbalannya, tertanggung bersedia membayar sejumlah premi yang
telah disepakati. Dengan demikian, tertanggung yang
berkepentingan merasa aman dari ancaman kerugian, sebab jika
kerugian itu betul-betul terjadi penanggunglah yang akan
menggantinya.
Tertanggung sebagai pihak mempunyai kepentingan
terterntu dalam kegiatan usaha atau hubungan dengan pihak lain
dalam masyarakat. Kepentingan yang dimaksud adalah tanggung
jawab akibat perbuatannya terhadap pihak ketiga, misalnya
perbuatan yang merugikan orang lain atau perbuatan tidak mampu
membayar hutang kepada pihak kreditur. Risiko tanggung jawab
terhadap pihak ketiga inilah yang dialihkan kepada penanggung.
Dalam bahasa inggris, tanggung jawab ini disebut third party
lialibility. Dalam kenyataannya, bentuk asuransi yang
menanggung kerugian yang timbul dari tanggung jawab
tertanggung terhadap pihak ketiga diperlukan sekali.
9
DAFTAR PUSTAKA
HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 1:
Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta.
Referensi Utama : Hardcopy diktat Hukum Bisnis Bab 1 dan 2 karya Hj.Dharliana
Hardjowikarto S.E.,S.H.,M.M.,M.H.
10